Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lady Ivone
"ABSTRAK

Keberadaan kawasan kumuh tidak saja berdampak buruk terhadap penduduk yang tinggal didalamnya, tetapi juga terhadap masyarakat yang ada disekitarnya. Kawasan kumuh memunculkan eksternalitas negatif dalam bentuk kejahatan, masalah kesehatan bahkan konflik. Penelitian ini bertujuan membuktikan secara empiris apakah kawasan permukiman kumuh berpengaruh terhadap peluang munculnya tindak kejahatan, masalah kesehatan dan konflik pada wilayah perkotaan (urban areas) di Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan data cross section tahun 2014. Data yang digunakan adalah data PODES 2014 dan data luas permukiman dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dengan menggunakan metode Logit, hasil estimasi menunjukkan bahwa permukiman kumuh berpengaruh terhadap peluang munculnya  beberapa tindak kejahatan seperti pencurian, penipuan, penganiayaan, peredaran narkoba dan pembunuhan. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa permukiman kumuh berpengaruh terhadap peluang munculnya penyakit difteri.


ABSTRACT

 


The existence of slums does not only have a negative impact on the population living inside, but also on the people around them. Slums create negative externalities in the form of crime, health problems and even conflicts. This study explaining whether slum areas affect the chances of crime, health problems and conflicts in urban areas in Indonesia. The analysis was carried out using cross section data in 2014. The data used were PODES 2014 data and extensive residential data from the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR). Using the Logit Probit method, the estimation results show that slums affect the chances of several crimes such as theft, fraud, abuse, drug trafficking and murder. The estimation results also show that slums affect the chance of diphtheria.

 

"
2019
T52655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meila Husna
"Penerapan desentralisasi seharusnya memberikan dampak yang positif pada kemajuan daerah. Sejak penerapannya tahun 2001, desentralisasi di Indonesia semakin dalam dan luas diterapkan. Menggunakan kebijakan penataan permukiman kumuh sebagai pendekatan studi akan dilihat dampak dari desentralisasi dan seberapa persisten dampak tersebut hadir. Hasil estimasi dengan menggunakan RD-DiD menunjukkan bahwa penerapan desentralisasi berkorelasi negatif dengan penataan permukiman kumuh di kawasan Jabodetabek. Luas permukiman kumuh lebih besar 45% dibandingkan dengan tahun sebelum desentralisasi atau daerah yang tidak terdesentralisasi. Dengan demikian dalam aspek penataan permukiman kumuh desentralisasi dapat dikatakan tidak berjalan efektif bahkan cenderung membuat keadaan lebih buruk.

The implementation of decentralization should have a positive impact on regional progress. Since its implementation in 2001, decentralization in Indonesia has become deeper and wider. Using the slum settlement policy as a study approach this study will examine the impact of decentralization and how persistent these impacts are. The estimation results using RD-DiD shows that the implementation of decentralization has a negative correlation with the arrangement of slums in the Jabodetabek area. The area of ​​slums is 45% greater than the year before decentralization or a non-decentralized area. Thus in the aspect of structuring the slums, decentralization can be said that it does not work effectively and even tends to make things worse."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meviradria Octovanya
"ABSTRAK
Salah satu hambatan dari perkembangan perkotaan adalah permukiman
kumuh. Permukiman kumuh tidak hanya terjadi dikota-kota besar, tetapi juga kota
sedang seperti Kota Tanjungpinang. Pemanfaatan wilayah pesisir khususnya
perairan pesisir untuk permukiman dan kegiatan ekonomi sudah menjadi budaya
masyarakat Melayu yang sudah berlangsung sejak dulu. Permasalahan pada
permukiman sepanjang pesisir tersebut adalah keterbatasan lahan yang tersedia di
daerah permukiman pelantar menyebabkan permukiman ke arah laut tidak dapat
dihindari dari permasalahan lingkungan dan keterbatasan infrastruktur.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi
ketersediaan dan pemenuhan infrastruktur dasar permukiman pada permukiman
kumuh di Kota Tanjungpinang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif menggunakan alat fishbone dan SWOT, dimana data-data yang telah
diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dan observasi.
Tiga dari tujuh lokasi permukiman kumuh dijadikan sampel pada lokasi penelitian
ini.
Hasil penelitian menunjukkan prioritas permasalahan pada permukiman
kumuh di Kota Tanjungpinang adalah minimnya ketersediaan air bersih, tidak
tersedianya sarana dan prasarana persampahan dan saluran pembuangan air limbah
(sanitasi) yang kurang memadai. Sehingga pemenuhan infrastruktur dasar di
permukiman kumuh Kota Tanjungpinang adalah dengan pengembangan sistem
jaringan terpadu yang berupa penyediaan air bersih dan sistem persampahan.
Kedua, pengembangan kegiatan pendukung, sarana dan prasarana. Terakhir adalah
pelibatan masyarakat permukiman dalam penataan kawasan permukiman kumuh.

ABSTRACT
One of the obstacles of urban development is the slums. Slums are not only
happening in big cities, but also cities like Tanjungpinang. Tanjungpinang has
characteristic as coastal area. Utilization of coastal areas, especially coastal waters
for settlements and economic activities has become a culture of Malay society that
has been going on since the first. The problems with settlements along the coast are
the limitations of available land in abandoned settlement areas causing marine
settlements inevitably from environmental problems and infrastructure
constraints. Based on the Decree of the Mayor Number 337 of 2014 on slum
dwellings in Tanjungpinang City, 7 locations of slum settlements in Tanjungpinang
City with an area of 150.41 Ha.
This study aims to analyze and identify the availability and fulfillment of
basic infrastructure of settlements in slum settlements in Tanjungpinang City. The
research method used is descriptive method using Fishbone and SWOT tools, where
the data have been obtained by using questionnaire, in-depth interview and
observation. Three of the seven slum dwellings were sampled at the site of this
study.
The result of the research shows the priority of problems in slum settlements in
Tanjungpinang City is the lack of clean water supply, the unavailability of facilities
and infrastructure of waste and sewerage (sanitation). So that the fulfillment of
basic infrastructure in slums Tanjungpinang City is by developing an integrated
network system in the form of water supply and waste systems. Second, the
development of supporting activities, facilities and infrastructure. Last is the
involvement of settlement communities in the settlement of slum areas."
2017
T48622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Chandra Rudi Parulian
"Pelayanan air minum pada wilayah perkotaan belum menjangkau seluruh masyarakat. Pelayanan air minum perpipaan dilaksanakan oleh operator penyedia layanan air minum daerah lebih memprioritaskan masyarakat yang memiliki willingness to connect dan willingness to payment yang tinggi, sehingga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tidak mendapatkan akses layanan air minum. Tujuan penelitian menganalisis kondisi pemenuhan kebutuhan air minum, mengevaluasi faktor sosial, ekonomi dan lingkungan yang berpengaruh terkait pemenuhan akses air minum, menganalisis prinsip inklusif dalam kebijakan pemerintah yang berpengaruh pada efektivitas pemenuhan akses air minum, dan membuat model kebijakan inklusif dalam penyediaan akses air minum yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah bivariat, multivariat dan multitidimensional scalling. Hasil penelitian menunjukan, MBR memiliki willingnes to payment yang tinggi, tetapi memiliki willingness to connect yang rendah karena terkendala biaya pasang baru yang cukup tinggi. Model kebijakan inklusif yang berkelanjutan dianalisis dengan public choice teory dengan memberikan subsidi biaya keringanan pasang baru dengan penyebarluasan secara aktif

Drinking water supply in urban areas have not yet reached all community groups. Piped drinking water services carried out by drinking water service operators prioritize community groups who have high willingness to connect and willingness to pay, So that the Low-Income Communities (MBR) in slum areas in urban areas do not get access to drinking water. The aim of this research is to analyze the conditions for fulfilling drinking water needs for MBR, evaluate the social, economic and environmental factors that influence the fulfillment of access to drinking water, evaluate inclusive principles in government policy which influence the effectiveness of fulfilling access to drinking water, and create an inclusive policy model in providing sustainable access to drinking water. Research methods used are bivariate, multivariate and multidimensional scaling. Research results show that MBR in the research location area has a high willingness to pay, but has a low willingness to connect because it is constrained by the fairly high cost of new installations. The sustainable inclusive policy model is analyzed using public choice theory by providing subsidies for the cost of new installations accompanied by active dissemination of information."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roselynne Anggraini
"Perubahan pada lingkungan makanan dapat mempengaruhi pola makan hingga meningkatkan resiko obesitas. Penelitian ini bertujuan mengeksplor lingkungan makanan (paparan promosi makanan dan pemilihan tempat belanja) dalam kaitannya perubahan pola makan perempuan dewasa di area kumuh perkotaan. Studi cross-sectional pada 200 perempuan usia 19-50 tahun telah dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu. Pola makan di evaluasi dengan Analisis Cluster dan Analisis Factor. Studi ini menunjukkan bahwa pola makan perempuan dewasa di area kumuh perkotaan tidak berasodiasi dengan promosi makanan (durasi menonton TV dan frekuensi melihat penawaran spesial), melainkan berasosiasi dengan pemilihan tempat belanja.

Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to examine the association of food marketing exposure and food store choice toward dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200 women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban slum women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Luthfiana Sufyan
"Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan pangan mencerminkan pola makan pada populasi dari bermacam kalangan usia, termasuk wanita sebagai penyedia pangan dalam rumah tangga. Studi kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh pola makan yang dibentuk oleh pilihan pangan. Pengumpulan data yang utama diperoleh dari wawancara mendalam kepada delapan belas (n=18) wanita dengan BMI status yang berbeda berdasarkan laporan individu. Analisis isi diterapkan pada data analisis. Para wanita melaporkan keputusan pembelian makanan dibatasi oleh makanan yang tersedia di area sekitar tempat tinggal dan menu pilihan anak. Kecenderungan pada makanan yang murah, enak, siap saji dan banyak mengarahkan wanita pada konsumsi tinggi lemak, karbohidrat, gula dan garam. Toko makanan yang banyak tersedia mengelilingi area tinggal memenuhi permintaan terhadap makanan kurang sehat tersebut. Promosi ke rumah oleh karyawan supermarket meningkatkan akses pada minyak. Studi ini memberikan wawasan untuk membantu mengembangkan metode advokasi dan edukasi yang berguna untuk perencanaan program gizi pada wanita di area kumuh perkotaan.

Studies shown food environment reflects dietary practices among various age populations, including women as household food gatekeepers. The present qualitative study aims to elicit current dietary practices shaped by food choice. Main data collection was obtained from in-depth interviews to eighteen (n=18) women with different self-reported BMI status. Observation and focus group discussion were carried on to attain insights on communal activities and practices. Content analysis was applied. Women reported that purchasing decision was limited to food available nearby and children?s preferred menu. Preference to foods that was cheap, convenient, tasty and plentiful led women to consume foods high in fats, carbohydrates, sugars and salts. Food stores that were massively available surrounding the residents satisfied the demands on such kinds of unhealthy foods. Door to door promotion by convenience store crews, increase access of cooking oil. This study provides insights to foster healthier food choice among urban slum women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalimar
"Permukiman kumuh muncul ketika masyarakat tidak dapat mengakses tempat tinggal yang layak huni dan tidak memiliki kemampuan untuk membeli rumah ataupun melakukan pemeliharaan terhadap bangunan yang mereka tempati. Dalam rangka mengatasi permasalahan terkait dengan permukiman kumuh, pemerintah melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) melakukan penataan kawasan yang bertujuan meningkatkan kualitas permukiman kumuh menjadi lebih baik. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian yang bertujuan untuk menganalisis kinerja DPRKP dalam melakukan penataan kawasan permukiman kumuh di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan teori kinerja organisasi yang terdiri dari lima indikator yaitu macro efficiency, micro efficiency, equality, happiness, dan capabilities. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan mixed methods melalui survei dan wawancara mendalam. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kinerja DPRKP DKI Jakarta dalam melakukan penataan kawasan permukiman kumuh masuk ke dalam kinerja kategori baik. Namun, terkait anggaran, alternatif pembiayaan dan koordinasi dengan dinas lain terkait penataan kawasan permukiman kumuh masih harus diperbaiki dan evaluasi kembali.

Slum settlements arise when people cannot access a decent place to live in and do not have the ability to buy a house or carry out maintenance of the building they occupy. In order to overcome problems related to slum settlements, the government through the Office of Public Housing and Settlement Areas (DPRKP) carried out regional arrangements aimed at improving the quality of slum settlements for the better. This prompted the conduct of research aimed at analyzing the performance of the DPRKP in structuring slum areas in DKI Jakarta. This study uses the theory of organizational performance which consists of five indicators, namely macro efficiency, micro efficiency, equality, happiness, and capabilities. Researchers used mixed methods collection techniques through surveys and in-depth interviews. The research findings show that the performance of the DKI Jakarta DPRKP in structuring slum areas falls into the good category of performance. However, regarding the budget, alternative financing and coordination with other agencies related to structuring slum areas, they still need to be repaired and re-evaluated."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ardelia Suhartono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik umum dan praktik pemberian makan bayi, aksesibilitas pangan anak dan untuk mendeskripsikan faktor-faktor (individu dan sosial-lingkungan) yang mempengaruhi ibu untuk mempraktikkan pemberian makan bayi. Pada tahap pertama (kuantitatif) yang didesain secara potong lintang, 76 responden direkrut dengan cara pengambilan sampling total. 14 ibu tidak bekerja dengan praktik pemberian makan bayi yang baik dan kurang diklasifikasikan dengan Indeks Pemberian Makan Bayi dan Anak di wawancara secara mendalam. Mayoritas praktik pemberian makan bayi yang dilakukan oleh ibu tidak sesuai dengan panduan WHO. Pada periode awal umur bayi, faktor sosial-lingkungan ibu lebih dirasa mempengaruhi ibu. Sedangkan, ketika usia anak meningkat, kedua faktor dirasa mempengaruhi dalam praktik pemberian makan bayi.

This study aimed to assess general characteristics and infant feeding practices (IFP) following WHO guideline, child's food accessibility and to describe factors (personal and socio-environmental) influenced mothers to practice infant feeding. In the 1st phase (quantitative) designed as a cross sectional study, 76 respondents were recruited through total sampling. Meanwhile, 14 non-working mothers with good or poor IFP classified using Infant and Child Feeding Index were in-depth interviewed. Most of the IFP do not comply WHO guideline. At the early period of child's age, mothers' socio-environmental factors much felt to influence IFP. Meanwhile, when the child's age is increasing, both factors influenced them to practice infant feeding.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Muhammad Arifin
"Konsolidasi tanah perkotaan (KTP) di berbagai kota dan ibukota negara dunia sudah banyak berhasil dilaksanakan, namun hingga kini di Kota Jakarta masih belum terealisasi. Salah satu faktor penentu berhasilnya penetapan lokasi berawal dari adanya kesediaan, minat awal dan kesepakatan masyarakat. Sasaran utama KTP di wilayah perkotaan adalah dalam rangka peremajaan permukiman kumuh. Salah satu lokasi permukiman kumuh berat yang terdapat di Wilayah DKI Jakarta adalah RW 014 Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Kota Administrasi Jakarta Pusat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah masyarakat perkotaan di Jakarta, khususnya masyarakat yang bertempat tinggal pada kawasan permukiman kumuh berat di RW 014 Kelurahan Kebon Melati bersedia untuk menerima program KTP, berapa besar prosentase yang bersedia dan tidak bersedia, variabel-variabel apa saja yang berpengaruh dan apakah adanya jaminan mendapatkan satuan unit rumah susun, relokasi dan ganti rugi biaya relokasi berpengaruh positif terhadap kesediaan masyarakat untuk menerima program konsolidasi tanah perkotaan (dalam bentuk rencana pembangunan rumah susun).
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei dengan menggunakan kuesioner yang berasal dari 100 sampel responden. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis regeresi berganda model logit untuk mengetahui variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap kesediaan masyarakat untuk menerima program konsolidasi tanah perkotaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesediaan masyarakat untuk ikut program KTP cukup tinggi, yakni sebesar 64%. Adapun variabel-variabel yang signifikan berpengaruh adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, asal daerah, jumlah keluarga, luas tanah, jumlah lantai bangunan, lama tinggal, umur bangunan, jumlah kamar, adanya jaminan mendapatkan SHMRSS dan adanya jaminan ganti rugi biaya relokasi.
Untuk mendapatkan tingkat kesediaan yang lebih tinggi, perlu dilakukan berbagai upaya (misal kegiatan sosialisasi) yang lebih baik oleh pemerintah. Selain itu, pelaksanaan program KTP dalam bentuk rencana pembangunan rumah susun perlu pendekatan paradigma baru sehingga dapat dilaksanakan dan tepat sasaran.

Urban land consolidation (ULC/KTP) in various cities and the capital of the world countries have successfully implemented many, but until now in Jakarta is yet to be realized. One key success factor in determining of the location came from willingness, initial interest and agreement society. The main target KTP in the urban areas in order to rejuvenate the slums. One of the locations that are heavy slums in Jakarta area is RW 014 Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Central Jakarta Administration City.
The purpose of this study was to determine whether the urban community in Jakarta, especially people living in slum areas heavy in RW 014 Kelurahan Kebon Melati willing to accept the KTP program, how much percentage are willing and not willing, what are the variables that influential and whether the guarantee of getting the apartment unit, relocation and compensation costs relocation a positive effect on people's willingness to accept urban land consolidation program (in the form of public housing development plan).
This study uses a survey approach using a questionnaire derived from the 100 sample respondents. The analysis used is descriptive analysis and qualitative analysis regeression multiple logit models to determine the variables that influence thought on people's willingness to accept urban land consolidation program.
The results showed that the level of people's willingness to participate in the KTP program it is pretty high, which amounted to 64%. The variables that significantly influence are age, gender, occupation, region of origin, family size, land area, number of floors of the building, length of stay, age of building, number of rooms, the guarantee and the guarantee of getting SHMRSS and compensation relocation costs.
To get a higher level of willingness, to do various efforts (eg. socialization) better government. In addition, the implementation of KTP program in the form of public housing development plans need to approach a new paradigm that can be implemented and on target."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T36069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia
"Tujuan dari studi potong lintang ini adalah untuk membandingkan konsumsi pangan wanita usia reproduktif (19-49 tahun) yang gemuk dan normal di daerah Kebon Melati, Mangga Dua Selatan dan Pegangsaan yang termasuk daerah kumuh di Jakarta Pusat. Asupan energi total, karbohidrat dan protein jumlahnya lebih tinggi secara signifikan pada wanita yang gemuk sedangkan pada asupan protein dan densitas energi tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Selain itu ditemukan juga dua pola pangan yang secara subyektif diberi nama: pola "lebih sehat" dan pola "kurang sehat". Namun demikian tidak dapat disimpulkan mana di antara kedua pola tersebut yang menjadi pola konsumsi pada wanita yang gemuk dan normal karena tidak ditemukan hubungan antara antara pola konsumsi pangan dengan status kegemukan. Dalam studi ini juga ditemukan bahwa hubungan antara asupan energi dan status kegemukan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor individu lainnya.

The objective of this cross sectional study was to compare food consumption among obese and normal women of reproductive age (19-49 years) in Kebon Melati, Mangga Dua Selatan and Pegangsaan as representative of urban slum areas in Central Jakarta. Energy, carbohydrate and fat intakes in obese women were significantly higher, while protein intake and energy density were not statistically significant. Two dietary patterns were also found, subjectively named: the "more healthy" pattern and the "less healthy" pattern, but it cannot be concluded which of the dietary patterns characterized the diets of obese and normal women since there was no significant association between the dietary patterns and obesity status. This study also found that association of energy intake and obesity was not influenced by other factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>