Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187526 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandra Mustika Ratu
"

Banyak remaja putri mengalami perbedaan pemahaman tentang pengetahuan dan praktik menstruasi dan masalah gangguan menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan praktik mengenai menstruasi dan permasalahannya pada remaja perempuan. Studi deskriptif dengan desain cross-sectional telah dilakukan pada penelitian ini kepada 393 remaja perempuan berusia 12-18 tahun di Kecamatan Ciracas dengan menggunakan teknik convinence sampling. Instrumen yang digunakan ialah instrumen karakteristik demografi, pengetahuan tentang menstruasi, serta praktik saat menstruasi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan studi literatur. Pengambilan data dilakukan secara online dan analisis data menggunakan software SPSS IBM Versi 23. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik remaja berada di usia rata-rata 15.81, rata-rata menarche 12.39, sedang menjalani SMA (69%), beragama islam (95.4%), dan mendapat informasi menstruasi dari ibu dan saudara perempuan (62.3%). Hasil analisis univariat ditemukan bahwa sebagian besar remaja memiliki pengetahuan umum menstruasi yang baik. Dismenorea merupakan gangguan yang mayoritas diketahui (76.6%) dan upaya perawatan diri diketahui paling banyak dengan beristirahat yang cukup (80.4%). Sebanyak 41.5% remaja tidak mengetahui dampak dari gangguan menstruasi. Praktik saat menstruasi yang dilakukan oleh remaja mayoritas baik (66.2%) dan sisanya buruk. Praktik melakukan aktivitas fisik dan melacak siklus menstruasi jarang dilakukan oleh kebanyakan remaja. Hasil penelitian ini menyarankan agar perawat bersama dengan pihak sekolah maupun orangtua, dapat  memberikan edukasi serta program mengenai menstruasi yang dapat membantu para remaja perempuan dalam menjalani menstruasi yang sehat, nyaman, dan terhindar dari kesalahpahaman informasi yang mungkin bisa terjadi.


Knowledge and practice regarding menstruation often results in differences understanding among adolescent girls. This study aims to get an overview of knowledge and practices regarding menstruation and its problems among adolescent girls. A descriptive study with a cross-sectional design was conducted in this study of 393 adolescent girls, aged 12-18 years in Ciracas Subdistrict by using convinence sampling. The instrument used was a demographic characteristics, knowledge about menstruation, and menstrual practices developed by researchers based on literature studies. Data collection was done online and analyzed using SPSS Version 23. The results of this study showed adolescents were in the average age of 15.81, the average menarche were 12.39, were in high school (69%), Muslim (95.4% ), and get menstrual information from mothers and sisters (62.3%). The results of the univariate analysis found that most teenagers had good general knowledge of menstruation. Dysmenorrhoea is the most known of menstrual disorders (76.6%) and self-care strategy are known most with adequate rest (80.4%). 41.5% of adolescents do not know the effects of menstrual disorders. The practice during menstruation carried out by the majority of teenagers is good (66.2%) and the rest is bad. The practice of doing physical activity and tracking the menstrual cycle is rarely practiced by most teenagers. The results of this study suggest that nurses, together with the school and parents, can provide education and programs regarding menstruation that can help young women in serve menstruation that is healthy, comfortable, and avoid misunderstandings of information that might occur.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Awaliya Fitri
"Anemia merupakan kondisi konsentrasi hemoglobin (hb) darah lebih rendah dari
normal, dan telah memengaruhi berbagai populasi termasuk remaja putri. Remaja putri
usia 10-14 tahun memiliki risiko tinggi untuk mengalami anemia yang dapat
memengaruhi perkembangan kognitif dan motorik seperti gangguan kapasitas fisik dan
kinerja dalam belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi anemia
dan faktor-faktor yang berhubungan berdasarkan status menstruasi, perilaku konsumsi
makanan hewani, perilaku konsumsi makanan berlemak, status gizi, perilaku konsumsi
tablet tambah darah, status pendidikan, status pekerjaan ayah, dan daerah tempat tinggal
pada remaja putri usia 10-14 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data
sekunder Riskesdas 2018 dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian
menyatakan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri usia 10-14 tahun di Indonesia
sebesar 25,4%. Variabel yang berhubungan dengan kejadian anemia pada penelitian ini
adalah status menstruasi (p value= 0,035) dan konsumsi makanan hewani (p value=
0,002). Perlu adanya program edukasi dan konseling remaja putri mengenai kesehatan
seperti gizi seimbang dan anemia agar remaja putri lebih sadar akan kesehatannya.

Anemia is a condition of hemoglobin (hb) concentration lower than normal, and
has affected various populations including adolescent girls. Adolescent girls ages 10-14
years have a high risk for anemia which can affect cognitive and motoric development
such as impaired physical capacity and work performance. This study aims to determine
the prevalence of anemia and related factors based on menstrual status, consumption of
animal foods behavior, consumption of fatty food behavior, nutritional status, iron
supplements consumption behavior, education status, father's employment status, and
area of residence in adolescents girls ages 10-14 years in Indonesia. This study uses
secondary data obtained from Riskesdas 2018 with a cross sectional study design. The
results of the study stated that the prevalence of anemia in adolescent girls ages 10-14
years in Indonesia was 25.4%. Variables that have a significant relationship with the
incidence of anemia in this study are menstrual status (p value = 0.035) and consumption
of animal foods (p value = 0.002). It needs educational programs and counseling on health
for adolescent girls such as balanced nutrition and anemia, so they can aware for their
health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfina Abbiya Hermawan
"Masa remaja adalah masa terjadinya pubertas yang memicu timbulnya dorongan seksual untuk melakukan aktivitas seks pranikah. Dampak perilaku seksual pranikah remaja meliputi kehamilan remaja, meningkatnya kasus aborsi, dan penyebaran penyakit menular seksual. Dampak tersebut dapat dicegah bila mempunyai pengetahuan tentang alat kontrasepsi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan terkait alat kontrasepsi dan perilaku seksual pranikah pada remaja putri di Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan teknik consecutive sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 426 remaja putri pada beberapa kecamatan di Bandung. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia responden yaitu 17.5 tahun, bersekolah di SMA (70.7%), tidak berpacaran (67.4%), beragama Islam (91.1%), teman sebayanya berperilaku seksual pranikah (71.4%), terkadang (78.6%) terpapar konten seksual melalui internet (41%) tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi buruk (61%), serta lebih banyak perilaku seksual pranikah tidak berisiko (52.1%). Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kontrasepsi dan status berpacaran cenderung mendorong perilaku seksual pranikah.

Adolescent stage is a phase when puberty that causes sexual urges to do premarital sex activities takes place. The impacts of premarital sexual behavior in adolescents includes teenage pregnancies, increasing cases of abortion, and outspread of sexual transmitted diseases. Those impacts can be prevented if teenagers have knowledge about contraceptive methods. This research is conducted with the purpose to see the description of knowledge level of contraceptive methods and premarital sexual behavior in adolescents in Bandung. This research used cross-sectional approach with consecutive sampling technique. The sample of this research are 426 adolescent girls from a few sub-districts in Bandung. The result of this research shows that the average age of the respondents are 17.5 years old, currently in high school (70.7%), are not in a relationship (67.4%), have Islamic faith (91.1%), have peers that engage in premarital sexual behavior (71.4%), sometimes (78.6%) exposed to sexual content through internet (41%), have a bad knowledge level of contraceptive methods (61%), and also more engage in safe premarital sexual behavior (52.1%). This research shows that knowledge about contraceptive and relationship status tend to encourage premarital sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
El Alsha Andini
"Anemia merupakan masalah kesehatan besar, termasuk di Indonesia. Remaja putri berisiko lebih tinggi mengalami anemia. Karakteristik meal patterning menggambarkan konsumsi makanan yang dilakukan, sehingga dapat berhubungan dengan asupan nutrisi dan masalah kesehatan, termasuk anemia. Penelitian merupakan studi cross-sectional pada 335 remaja putri berumur 12-18 tahun yang bersekolah di Jawa Barat. Karakteristik meal patterning didapatkan dari hasil 24-hour recall yang diambil pada dua hari berbeda, yaitu hari kerja dan akhir pekan. Meal patterning terdiri dari frekuensi makan, jarak antar makan dan melewati waktu tiga makanan utama dengan satu kejadian makan didefinisikan sebagai konsumsi makanan ge;50 kcal dan terpisah ge; 15 menit diantaranya. Anemia adalah keadaan kadar hemoglobin 4 kali p=0,043, AOR 2,4, 95 CI:1,03-5,84 pada hari kerja masing-masing memiliki kecenderungan mengalami anemia 2,7 dan 2,4 kali dibandingkan dengan remaja dengan frekuensi makan kurang dari itu.

Anemia is a major health problem, including in Indonesia. Adolescent girls have higher risk for being anemic. Meal patterning characteristics shows how meal consumed, thereby may associated with nutrition intake and health problem, including anemia. This was a cross sectional study among 335 adolescent girls aged 12 18 years old in West Java. Meal patterning characteristics is measured from 24 hour recall which taken repeated on two different days, weekday and weekend. Meal patterning consisted of meal frequency, meal spacing, and meal skipping in three main meal which one eating occasion defined by consumption of ge 50 kcaland sepearted ge 15 menit each. Anemia is condition of hemoglobin level 4 times on weekday have risk 2.7 and 2.4 times each rather than which ate less frequent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Shabira Anjani
"Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyrakat dan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasian di puskesmas. Contoh kegiatan PIO yaitu dengan membuat media edukasi dalam bentuk video, leaflet, atau poster. Salah satu informasi yang dapat disampikan adalah mengenai terapi non farmakologi. Terapi non faramakolgi adalah terapi yang bertujuan untuk mencegah, mengobat, atau mengatasi masalah kesehatan tanpa melibatkan penggunaan obat. Penyakit yang memiliki tingkat prevelensi tinggi di puskesmas antara lain demam, flu, batuk dan diare. Oleh karena itu, tugas khusus ini bertujuan untuk memberikan informasi pada pasien di Puskesmas Kecamatan Ciracas mengenai terapi non-farmakologi untuk demam, flu, batuk dan diare pada anak. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pemberian informasi obat yaitu dengan media edukasi video yang akan diputar di ruang tunggu Puskesmas Kecamatan Ciracas. Video berdurasi 1-2 menit dan dilengkapi dengan animasi yang menarik serta informasi yang singkat, jelas, dan mudah dipahami. Terapi Non farmakologi demam dapat dilakukan dengan mengkompres dengan air hangat, memperbanyak asupan cairan, dan istirhat yang cukup. Untuk penanganan batuk dan flu dengan menghindari pemicu dan menkonsumsi air atau racikan hangat. Terapi non-farmakologi diare dengan memperbanyak minum untuk mencegah dehidrasi, mengkonsumi oralit, memilih makanan yang tepat, dan menjaga kebersihan. Saat berkonsultasi obat dengan apoteker tanyak 5-O obat sebagai bentuk dari GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Apabila kondisi tidak membaik maka dapat berobat ke fasiliat kesehatan terdekat.

Puskesmas is a first level health care facility that prioritize in promotional and preventive care for the community and individuals in their area. An example of pharmaceutical service in Puskesmas is providing drug information. The information that are given can be in the form of media such as videos, posters, or leaflets. An example information that may be given to the patients are about non-pharmacological therapies. Non-pharmacological therapy is a therapy that aimed at preventing, treating, or addressing health problems without involving the use of medicines. Usually the diseases that may be treated with non-pharmacological approach are those that are light and uncomplicated, such as cold, flu, cough, and diarrhea. Therefore, this paper aims is to provide information to patients in Puskesmas Ciracas on non-pharmacological therapy for fever, flu, cough and diarrhea in children. The implementation method is by creating an educational video that will be played in the waiting room of Puskesmas Ciracas. The duration of the video is 1-2 minutes long and contains exciting animations as well as brief, clear and easy-to-understand information. Non-pharmacological therapy of fever can be done with warm water compress, increase fluid intake, and sufficient rest. Treating cough and flu can be done by avoiding triggers and consuming warm water. Non-pharmacological approach of treating diarrhea by drinking enough fluid to prevent dehydration, consuming oralit, choosing the right food, maintain hygiene. When consulting drug with a pharmacist, make sure to ask The 5-O as a form of GeMa CerMat. If child condition does not improve, are advised to seek medical hel at the nearest facility."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Windurenny Jacinta
"Praktek Higiene menstruasi merupakan komponen kebersihan diri yang memegang peranan penting dalam status perilaku kesehatan remaja, termasuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktek higiene menstruasi pada remaja putri kelas 7 dan 8 di SMPN 141 Jakarta Selatan, dan menggunakan desain cross sectional dengan jenis penelitian kuantitatif. Total sampel sebanyak 132 responden yang sudah mengalami menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden tentang menstruasi masih rendah (52,3%) dan sikap responden terhadap menstruasi pun negatif (51,5%) sehingga tidak mengherankan jika hanya 49,2% responden yang memiliki praktek higiene menstruasi baik. Dari hasil uji statistik dari semua variabel independen hanya sikap yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktek higiene menstruasi (nilai P= 0,036).

Menstrual hygiene practices are components of personal hygiene plays an important role in the status of adolescent health behaviors, including avoiding any interference with the function of reproduction. This study aims to describe the relationship of knowledge and attitudes to menstrual hygiene practices in young women in grades 7 and 8 in SMPN 141 Jakarta selatan, and using cross-sectional design of the type of quantitative research. Total sample of 132 respondents who had experienced menstruation. Results showed respondents' knowledge about menstruation is still low (52.3%) and respondents attitudes towards menstruation was negative (51.5%) so it is not surprising that only 49.2% of respondents who have a good menstrual hygiene practices. From the results of statistical tests of all the independent variables only attitude that has a significant association with menstrual hygiene practices (P = 0.036)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharra Ati Kurnia Dewi
"Salah satu cara untuk menekan jumlah kerugian dan korban adalah mempersiapkan warga untuk menghadapi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya kebakaran. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat di Kecamatan Ciracas tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran di pemukiman padat penduduk. Sejumlah 88 orang masyarakat Kecamatan Ciracas berusia 18-40 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Pengetahuan masyarakat berhubungan dengan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, pengalaman menghadapi bencana dan pernah tidaknya mengikuti peyuluhan/ pelatihan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memilki tingkat pengetahuan yang kurang tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran (46,6%). Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, pekerjaan, pengalaman menghadapi bencana, dan pengalaman mendapat penyuluhan berhubungan dengan tingkat pengetahuan masyarakat. Perawat komunitas bekerja sama dengan Pemerintah dan BNPB setempat dapat merancang program sosialisasi dan penyuluhan terkait pengelolaan bencana, jalur evakuasi serta melakukan simulasi bencana kebakaran secara berkala.

One of the ways to reduce the number of losses and victims was by preparing citizens for disasters. This study determined the level of public knowledge related to disaster preparedness, especially fire disaster. This cross-sectional study aimed to identify the level of public knowledge in Kecamatan Ciracas about fire disaster preparedness in a densely populated residential. A number of 88 people aged 18-40 years in Kecamatan Ciracas participated in this study. Public knowledge was associated by gender, occupation, education, experience of dealing with disaster and experience of joining counseling / training.
The results showed that participants have lack of knowledge about fire disaster preparedness (46.6%). This study showed that the level of education, occupation, experience of dealing with disasters, and the experience got counseling related to the level of public knowledge. Community nursing with the Government and local BNPB can make socialization and counseling programs related to disaster management, evacuation paths and also simulated the fire disaster on periodic a scale.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinarisa
"ABSTRAK
Angka kematian dan kecacatan pada wanita karena gangguan sistem reproduksi semakin meningkat. Penyakit infeksi disistem reproduksi dapat disebabkan karena kebersihan yang kurang dari wanita saat menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh Pendidikan kesehatan Menstrual Hygiene PMH terhadap sikap remaja putri dalam menjaga kebersihan selama menstruasi. Penelitian ini adalah penelitian quasi-experiment dengan pre-test and post-test with control group. Sejumlah 98 remaja putri di Sekolah Menengah Pertama SMP berpartisipasi dalam penelitian, 48 orang pada kelompok intervensi diberikan PMH melalui ceramah, demostrasi langsung menggunakan phantom dan pemberian booklet serta pengisian self-report selama menstruasi. Kuesioner yang digunakan adalah Adolescent Menstrual Attitude Questionnaire untuk mengukur sikap remaja putri. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh PMH terhadap sikap remaja putri dalam menjaga kebersihan diri selama menstruasi p=0,001 95 CI 223,38 ndash; 234,17 . PMH meningkatkan sikap remaja putri dan membantu remaja untuk memahami kebersihan diri selama menstruasi. Penelitian ini merekomendasikan PMH digunakan oleh perawat dalam penyuluhan kesehatan di Unit Kesehatan Sekolah UKS.

ABSTRACT
WHO reported that the women mortality and morbidity due to reproductive system disorders increased in last decade. One of the cause the reproductive tract infection is unhygiene during menstruation. The research rsquo s goal is to measure the effectiveness Menstrual Hygiene Education MHE toward the adolescent girls rsquo attitude during menstrual period. This research design is a quasi experiment with pre test and post test with control group. 98 adolescent girls from junior high school has participated in this research, 48 respondents in intervention group have been given the MHE packages including lectures, direct demonstration using phantom, booklet and self report during menstruation. The questionnaire that used is Adolescent Menstrual Attitude Questionnaire. The results showed that MHE there was influence of adolescent girls rsquo attitude in monitoring personal hygiene during menstruation p 0,001 95 CI 223,38 ndash 234,17 . MHE improved the attitude and helps the adolescents girls to understand personal hygiene during menstruation. This research recommend MHE can to be used by nurses for health education in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Astuti
"Malnutrisi merupakan masalah kesehatan global yang terutama terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Remaja putri dikarakteristikkan dengan pertumbuhan fisik yang cepat dan terjadinya perubahan komposisi tubuh rentan mengalami malnutrisi. Asupan nutrisi yang berlebih atau kurang merupakan salah satu faktor penyebab malnutrisi. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional untuk mengetahui malnutrisi pada remaja putri usia 16-18 tahun dan asosiasinya dengan asupan energi serta zat gizi makro di Jakarta. Subyek penelitian berjumlah 63 orang. Status nutrisi diukur dengan menggunakan Indeks massa tubuh (kg/m2) terhadap usia. Metode pengambilan data asupan menggunakan kombinasi 24-Hour Food Recall dan Food Record. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 20,6% subyek mengalami malnutrisi dan 75-90% subyek tidak memenuhi asupan energi serta makronutrien sesuai AKG. Dari hasil uji Fisher’s didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi, karbohidrat, lemak, dan protein dengan malnutrisi (nilai p>0,05). Hal ini disebabkan status nutrisi dan pola asupan juga dipengaruhi aktivitas fisik, aspek sosial dan budaya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Malnutrition is major global health problem affecting developing countries, such as Indonesia. Adolescent girls are characterized by growth spurt and alteration of body composition that potentially being malnourished. Excess or less on nutrition intake can cause malnutrition. A cross-sectional study was conducted. The aim of this study is to know malnutrition among adolescent girls aged 16-18 years and its association with energy and macronutrient intake in Jakarta. Total samples were 63 subjects. Nutritional status was determined by BMI-for-aged chart. Methods of assesing dietary intake were combined 24-Hour Food Recall dan Food Record. Result showed that 20.6% subjects are malnutrition and 75-90% not meeting their minimal nutrition requirement based on AKG. Fisher‟s test showed there was no significance association between malnutrition with energy, carbohydrate, fat, and protein intake (p value >0.05). Physical activity, social and culture aspects were not analyzed in this study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Safira
"Keputihan merupakan sekresi vagina yang terinfeksi mikroorganisme patogen sehingga terjadi perubahan pada karakteristik lendirnya. Wanita di Indonesia, termasuk di dalamnya remaja putri, rentan terhadap kejadian keputihan. Hal ini dipengaruhi oleh cara perawatan organ reproduksi wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang perawatan organ reproduksi wanita dan angka keluhan keputihan pada remaja putri di SMA Negeri 1 Bogor. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dengan populasi 521 siswi dengan rentang usia 15-18 tahun dan diambil sampel sebanyak 81 orang dengan metode pengambilan sampel kuota.
Hasil menunjukkan mayoritas remaja putri memiliki pengetahuan yang buruk tentang perawatan organ reproduksi wanita dan memiliki keluhan keputihan. Penelitian ini menyarankan diadakannya penyuluhan kesehatan reproduksi, memasukkan pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum sekolah menengah, dan menegakkan standar kebersihan di lingkungan sekolah.

Leucorrhea is an abnormal vaginal discharge, which caused by the infection of pathogenic microorganism and resulting the characteristic changes of mucus secretion. Women in Indonesia, including the teenage girls, are vulnerable to the incidence of leucorrhea. This phenomenon is affected by the treatment of female reproductive organs. The purpose of this study was to determine the knowledge level of female reproductive organs hygiene and the number of leucorrhea complaint of the teenage girls at SMA Negeri 1 Bogor. This study used the descriptive survey method. The populations were 521 female student of SMA Negeri 1 Bogor age 15 to 18 years old and only 81 students were chosen as a sample using quota sampling method.
The result showed that the majority of the teenage girls have a bad knowledge level about the female reproductive organs hygiene and have a high rate of leucorrhea complaint. This study recommends the school to hold a seminar about the female reproductive health, includes the reproductive health education into the school's curriculum, and improve the standard of hygiene in the school environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>