Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasmin Azahra
"Pandemi Covid-19 membentuk ruang gerak menjadi terbatas dengan suasana tempat yang sama setiap harinya sehingga memicu kejenuhan di dalam diri seseorang. Rekreasi terkena imbas pandemi Covid-19 yang menyebabkan jangkauan dan gaya dalam berekreasi berubah dari skala ramai dan berkerumun menjadi kecil karena akses yang terbatas dan banyaknya destinasi berilibur yang tutup hingga gulung tikar. Staycation menjadi gaya berlibur yang dilakukan saat Pandemi Covid-19 sebagai bentuk berlibur yang aman dari paparan virus dan keterbatasan akses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi dan tempat staycation saat Pandemi Covid-19 bagi pelaku staycation yang dapat ditinjau dari konsep 4A pariwisata (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, dan Ancillary). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner terbuka berupa isian dan pilihan untuk pelaku staycation serta melakukan wawancara lebih lanjut kepada responden yang bersedia. Penelitian ini dilakukan dengan analisis spasial deksriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa staycationers mencari penginapan yang memiliki kemudahan berkendara jika dilihat dari waktu tempuh, kerapatan jalan, dan ketersediaan transportasi umum sehingga menciptakan waktu yang minim dalam berpergian. Jasa penginapan dengan penerapan protokol kesehatan menjadi poin penting dalam melakukan staycation di tengah Pandemi. Adapun karakteristik tempat penginapan yang dicari adalah yang memiliki pemandangan kamar, konsep/tema penginapan, fasilitas indoor dengan kebutuhan teknologi yang memadai, dan letaknya berdekatan dengan gerai makanan

The Covid-19 pandemic has shaped the space for movement to be limited with the same atmosphere every day, triggering saturation in a person. Recreation was affected by the Covid-19 pandemic which caused the range and style of recreation to change from crowded and crowded scale to small due to limited access and the number of destinations that closed to go out of business. Staycation is a vacation style carried out during the Covid-19 Pandemic as a form of vacation that is safe from exposure to viruses and limited access. This study aims to determine the location and place of staycation during the Covid-19 Pandemic for staycation actors which can be reviewed from the concept of 4A tourism (Attractions, Amenities, Accessibility, and Ancillary). The data collection method used is an open questionnaire in the form of fillings and options for staycation actors and conducting further interviews with willing respondents. This study was conducted by descriptive spatial analysis. The results showed that staycationers are looking for lodgings that have ease of driving when viewed from travel time, road density, and the availability of public transportation, thus creating minimal time in traveling. Lodging services with the implementation of health protocols are an important point in carrying out a staycation in the midst of a Pandemic. The characteristics of the lodging place sought are those that have room views, lodging concepts / themes, indoor facilities with adequate technological needs, and are located close to food outlets "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Rizki Maulana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tiga struktur Theory of Planned Behavior meliputi attitude, subjective norms, dan perceived behavior serta Perception of COVID-19 Risk dan Risk Aversion Attitude dalam keputusan perjalanan wisatawan camping/glamping di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 258 responden yang merupakan penduduk Indonesia yang berusia minimal 17 tahun dan sudah pernah melakukan wisata camping/glamping pada masa pandemi. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dalam mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dari ketiga konstruk TPB serta hubungan pengaruh signifikan negatif dari variabel Risk Aversion Attitude dalam mempengaruhi intensi berwisata kemah/glamping. Namun Perception of COVID-19 Risk tidak terbukti berpengaruh signifikan baik terhadap intensi berwisata maupun sifat berwisata kemah/glamping serta Risk Aversion Attitude tidak terbukti berpengaruh signifikan dengan sifat berwisata kemah/glamping. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya perbedaan pandangan akan risiko, dalam hal ini risiko kesehatan.

This study aims to determine the effect of the three Theory of Planned Behavior structures including attitude, subjective norms, and perceived behavior as well as Perception of COVID-19 Risk and Risk Aversion Attitudes in travel decisions for camping/glamping tourists in Indonesia. The data used in this study amounted to 258 respondents who are Indonesian residents who are at least 17 years old and have taken camping/glamping tours during the pandemic. This study uses Structural Equation Modeling (SEM) in processing data. The results of this study indicate that there is a positive relationship between the three TPB constructs and a significant negative relationship with the Risk Aversion Attitude variable influencing the intention to go camping/glamping. However, Perception of COVID-19 Risk has not been shown to have a significant effect on both the intention to travel and the nature of camping/glamping tours and Risk Aversion Attitude has not been proven to have a significant effect on the nature of camping/glamping tours. This indicates that there are different views on risk, in this case health risks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aditya
"Bangkitnya sektor pariwisata setelah pulih dari pandemi membantu kondisi ekonomi menjadi lebih baik. Pengunjung tempat wisata kerap mencari informasi pariwisata terlebih dahulu sebelum mengunjungi tempat wisata tersebut. Media sosial TikTok menjadi salah satu pilihan yang paling sering digunakan calon pengunjung untuk mencari informasi pariwisata karena faktor pemenuhan kebutuhan (gratifikasi). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis atribut pemenuhan kebutuhan media sosial yang memengaruhi sikap penggunaan media sosial sebagai sumber informasi pariwisata serta faktor yang memengaruhi niat menggunakan media sosial untuk mencari informasi terkait pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods yang mengombinasikan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner penelitian secara online dan pendekatan kualitatif melalui wawancara dengan lima narasumber untuk melakukan validasi seluruh hipotesis. Penelitian ini dilakukan terhadap 500 responden yang pernah menggunakan media sosial TikTok untuk mencari informasi pariwisata. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan metode Covariance-Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) menggunakan AMOS 26. Untuk mencari tahu faktor-faktor gratifikasi yang dirasakan oleh pengguna saat menggunakan aplikasi TikTok dan keinginan menggunakan aplikasi, penelitian ini menggunakan Uses and Gratification Theory (UGT) dan Theory of Planned Behavior (TPB). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut gratifikasi ease of use, informativeness, dan personalization memengaruhi attitude penggunaan aplikasi. Sementara itu, atribut gratifikasi entertainment memengaruhi langsung use intention pengguna dalam mencari informasi pariwisata. Selanjutnya, diketahui bahwa use intention memengaruhi visit intention pengguna terhadap suatu tempat wisata. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penyedia layanan media sosial berbasis user generated content (UGC) di Indonesia terutama dalam konteks pariwisata.

The rise of the tourism sector after recovering from the pandemic is helping the economy to get better. Tourist often look for tourism information before visiting the attractions. Social media (TikTok) is the most often choice used by visitors to find tourism information because of the gratification factor. This study aims to analyze the attributes of social media gratification that affect the attitude of using social media as a source of tourism information and the factors that influence the intention to use social media to seek information related to tourism. This study uses a mixed methods approach that combines quantitative approach and qualitative approach. This research was conducted on 500 respondents who had used TikTok social media to find tourism information. Data processing and analysis were carried out using the Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) method using AMOS 26. To find out the factors of gratification felt by users when using the TikTok application and the desire to use the application, this study used the Uses and Gratification Theory (UGT) and Theory of Planned Behavior (TPB). The results of this study indicate that the ease of use, informativeness, and personalization gratification attributes affect the attitude of using the application. Meanwhile, the entertainment gratification attribute directly affects the user's use intention in seeking tourism information. Then, it is known that use intention affects the user's visit intention towards a tourist place. This research is expected to be useful for social media service providers based on user generated content (UGC) in Indonesia, especially in the context of tourism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriska Fitria Mafliyanti
"ABSTRAK
Kunjungan wisatawan menuju daerah tujuan wisata didasari oleh dua hal, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Salah satu faktor pendorongnya yaitu motivasi. Motivasi memiliki 4 tipe, yaitu fisik, budaya, interpersonal, dan status. Keempat motivasi ini menjadi dasar dalam perbedaan kunjungan wisatawan di tiap-tiap atraksi yang jenis kawasannya berbeda, yaitu homogen dan heterogen. Kawasan homogen dalam penelitian ini yaitu kawasan Candi Prambanan dan kawasan heterogennya yaitu kawasan Keraton Yogyakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuota sampling dan wawancara. Data yang diambil berupa motivasi wisatawan. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis data, motivasi di tiap-tiap atraksi pada kawasan yang jenisnya berbeda kemudian menghasilkan perbedaan bentuk pola pergerakan di antara kedua kawasan.

ABSTRACT
Tourist arrival to the tourist destinations is based on two things, the push and pull factors. One of the push factor is tourist motivation. Tourist motivation has 4 types, physical motivation, cultural motivation, interpersonal motivation, and status motivation. These four types of motivation become the basic of the tourist arrival differences in each attraction of different types of areas, such as homogeneous and heterogeneous. The homogeneous area in this research is Candi Prambanan area and the heterogenous area in this research is Keraton Yogyakarta area. To collect the data, this research is used quota sampling along with interview method. The data that is collected is tourist motivation. Based on the data collecting and data analysist, motivation in each of attractions of different type of areas then lead to the difference in forming the tourist travel pattern between the two regions that describe tourist movement. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sela Melenia Puspa A
"Daerah wisata ramah muslim di Indonesia semakin berkembang seiring dengan peningkatan jumlah populasi umat muslim. Indonesia merupakan salah satu negara terbaik yang menyediakan wisata ramah muslim tingkat dunia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, menyatakan akan terus mengembangkan daerah wisata ramah muslim yang dapat menyediakan layanan dan fasilitas untuk wisatawan muslim, namun tidak lepas dari wisatawan non-Muslim. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perbandingan persepsi wisatawan muslim dan non-Muslim terhadap revisit intention. Pada penelitian ini juga menggunakan variabel moderasi religious faith untuk wisatawan muslim dan non-Muslim. Peneliti melakukan pengambilan sampel data menggunakan self-administered questionnaire dan mendapatkan 285 responden yang diolah menggunakan SEM-PLS dengan software SmartPLS 4.0. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pelaku industry pariwisata untuk memaksimalkan potensi dan keunggulan yang dimiliki oleh provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.

The development of Muslim-friendly tourist destinations in Indonesia is growing in line with the increasing Muslim population. Indonesia is one of thebest countries that provides world-class Muslim-friendly tourism. The Ministry of Tourism and Creative Economy of the Republic of Indonesia states that it will continue to develop Muslim-friendly tourist areas that can provide services and facilities for Muslim travelers while also welcoming non-Muslim tourists. This research was conducted to analyze the comparative perceptions of Muslim and nonMuslim tourists towards revisit intention. The study also incorporates the moderating variable of religious faith for both Muslim and non-Muslim tourists. The researcher collected data samples using a self-administered questionnaire and obtained 285 respondents, which were analyzed using SEM-PLS with SmartPLS 4.0 software. The findings of this research can be used as a reference for tourism industry practitioners to maximize the potential and advantages of West Java, Central Java, East Java, DKI Jakarta, West Nusa Tenggara, West Sumatra, and South Sulawesi provinces."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dina Salsabila
"Penelitian ini secara garis besar bertujuan untuk mengetahui pengaruh Covid-19 anxiety dan job insecurity terhadap burnout pada pekerja sektor pariwisata di Indonesia dengan peranan financial well-being sebagai variabel moderasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan cross-sectional design dan metode purposive sampling dalam proses pengumpulan data primer. Hasil temuan diperoleh dari data yang terkumpul sebanyak 171 responden yang merupakan pekerja sektor pariwisata. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan pendekatan structural equation modelling (SEM). Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Covid-19 anxiety dan job insecurity berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat burnout pada pekerja sektor pariwisata di Indonesia. Sementara itu, financial well-being tidak memiliki peran moderasi terhadap hubungan antara Covid-19 anxiety dan job insecurity terhadap burnout. Penelitian ini dilakukan pada saat pandemi Covid-19, oleh karena itu penyebaran kuisioner dilaksanakan dengan self-report measures melalui media LinkedIn, Telegram, dan Instagram.

This study broadly aims to determine the effect of Covid-19 anxiety and job insecurity on burnout in tourism sector workers in Indonesia with the role of financial well-being as a moderating variable. This study is a quantitative study that uses a cross-sectional design and purposive sampling method in the primary data collection process. The findings are generated from data collected from 171 respondents in the tourism sector using a structural equation modeling (SEM) approach. The findings in this study indicate that Covid-19 anxiety and job insecurity have a significant effect on burnout levels in tourism sector workers in Indonesia. Meanwhile, financial well-being does not have a moderating role in the relationship between Covid-19 anxiety and job insecurity on burnout. This research was conducted during the Covid-19 pandemic, therefore the distribution of the questionnaire was using self-report measures through LinkedIn, Telegram, and Instagram platform."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kreshna Adhika Danuputra
"Penting melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwisata domestik pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan meneliti pengaruh dari keberanian mengambil risiko dan kepatuhan individu terhadap protokol kesehatan terhadap intensi berwisata pada mahasiswa di era pandemi COVID-19. Keduanya sudah diteliti oleh penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keduanya memiliki korelasi yang signifikan terhadap intensi berwisata. Dalam penelitian cross-sectional yang dilakukan kepada mahasiswa, peneliti berusaha untuk mengetahui hubungan antara keberanian mengambil risiko dan kepatuhan  protokol kesehatan sebagai prediktor dan intensi berwisata domestik sebagai outcome. Pengukuran intensi berwisata domestik menggunakan alat ukur intensi berwisata yang diadopsi, pengukuran risk-taking menggunakan skala DOSPERT dimensi kesehatan/keamanan yang diadaptasi, lalu pengukuran kepatuhan protokol kesehatan menggunakan kuesioner kepatuhan protokol kesehatan. Pengukuran telah dilakukan kepada 131 mahasiswa 18-25 tahun berdomisili Jabodetabek. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan korelasi yang signifikan di antara risk-taking dan kepatuhan protokol kesehatan terhadap intensi berwisata domestik. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini menggunakan alat ukur yang lebih valid dan reliabel, demografi partisipan yang lebih fokus, dan menggunakan metode penelitian dengan kontrol lebih besar.

It is important to research the factors that influence students' domestic travel intentions. This study aims to answer this need by examining the effect of risk-taking and individual compliance with health protocols on student travel intentions in the COVID-19 pandemic. Both have been investigated by previous research showing that they have a significant correlation to travel intentions. In this study conducted on university students, researchers sought to determine the relationship between risk-taking and obedience to health protocols as predictors and domestic travel intentions as an outcome. The measurement of domestic travel intentions uses the travel intention measurement tool, the risk-taking measurement uses the adapted health/safety dimension DOSPERT scale, and the measurement of health protocol obedience uses a health protocol obedience questionnaire. Analysis has been done to 131 students 18-25 years old who live in jabodetabek. The results showed that there was no significant correlation between risk-taking and health protocols compliance on domestic travel intentions. Further research on this topic is needed using more valid and reliable measuring instruments, more focused participant demographics, and using research methods with greater control."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gagas Abdul Nasheem
"Adanya kebutuhan untuk melakukan pekerjaan secara work from office ini mendorong para karyawan untuk melakukan perjalanan di masa pandemi. Adanya kebutuhan perjalanan ini mendorong penggunaan moda transportasi umum. Selain itu, penggunaan moda transportasi umum menjadi kebutuhan prioritas dalam melakukan perjalanan jika tidak memiliki moda transportasi pribadi. Survei kuesioner dilakukan untuk mengetahui profil demografis para karyawan sebagai pengguna moda transportasi umum. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan bagaimana perilaku perjalanan yang terbentuk oleh karyawan work from office pada masa pandemi. Analisis statistik partial least square digunakan untuk melihat hubungan antara variabel karakteristik pelaku perjalanan, karakteristik perjalanan, dan kualitas moda transportasi umum terhadap perilaku perjalanan. Perilaku perjalanan yang terbentuk pada penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku perjalanan dipengaruhi oleh adanya penyesuaian frekuensi perjalanan sesuai dengan kebutuhan dan dominasi pemilihan moda transportasi umum adalah Kereta Rel Listrik (KRL) dan moda transportasi lanjutan berjalan kaki dan ojek online. Setelah dilakukan analisis partial least square, diketahui bahwa perilaku perjalanan dipengaruhi oleh karakteristik pelaku perjalanan dan kualitas moda transportasi umum sementara karakteristik perjalanan tidak berpengaruh terhadap perilaku perjalanan.

The need to do work from office encourages employees to travel during the pandemic. This need for travel encourages the use of public transportation modes. In addition, the use of public transportation is a priority when traveling if you do not have a private mode of transportation. A questionnaire survey was conducted to determine the demographic profile of the employees as users of public transportation modes. Descriptive analysis is used to explain how travel behavior is formed by work from office employees during the pandemic. Statistical analysis of partial least squares was used to see the relationship between the variables of travellers' characteristics, travel characteristics, and the quality of public transportation modes on travel behavior. The travel behavior formed in this study shows that travel behavior is influenced by the adjustment of the frequency of travel according to the needs and dominance of the choice of public transportation modes, namely Electric Rail Train (KRL) and advanced modes of transportation on foot and online motorcycle taxis. After doing a partial least square analysis, it is known that travel behavior is influenced by the characteristics of travellers and the quality of public transportation modes while travel characteristics have no effect on travel behavior."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferrel Oktavenus Rizalsan
"Pariwisata merupakan salah satu sumber pemasukan devisa negara terbesar dan terus menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hal ini memberikan peran besar bagi industri pariwisata untuk mampu berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, pandemi Covid-19 di 2020 memberikan dampak negatif pada ekonomi secara global. Pariwisata menjadi salah satu sektor ekonomi yang terdampak secara luas. Kebijakan pembatasan yang diberlakukan pemerintah berdampak langsung terhadap kegiatan pariwisata secara nasional. Risiko penularan Covid-19 menjadi ketakutan baru bagi wisatawan yang ingin berwisata. Akibatnya terjadi penurunan wisatawan yang cukup drastis dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas terkait pengaruh risiko yang diterima wisatawan selama pandemi dan pengaruhnya terhadap niat bepergian dari wisatawan. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan uji deskriptif dan uji regresi sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perceived risk berhubungan dan berpengaruh terhadap travel intention pada wisatawan Gen Z di daerah Jabodetabek. Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk menentukan kebijakan yang sesuai pada strategi pemulihan sektor pariwisata.

Tourism is one of the largest sources of foreign exchange income for the nation and continues to show positive growth. This gives a huge role for the tourism industry to be able to contribute to Indonesia's economic growth. However, the Covid-19 pandemic in 2020 has had a negative impact on the global economy. Tourism is one of the most widely affected economic sectors. The travel restriction policy imposed by the government has a direct impact on tourism activities nationally. The risk of Covid-19 transmission is a new anxiety for tourists who want to travel. As a result, there was a drastic decrease in tourist visits compared to the previous year. Therefore, this study aims to discuss the influence of perceived risk by tourists during the pandemic and its effect on travel intention of the tourists. This research uses quantitative methods with descriptive tests and simple regression tests. The results of this study indicate that the perceived risk variable is related and has an effect on travel intention in Gen Z tourists in Jabodetabek area. This research is expected to help to determine the appropriate policy on the tourism sector recovery strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Faiz Mutiara Sari
"Kecamatan Duren Sawit merupakan kecamatan yang memiliki kasus positif virus COVID-19 terbanyak dan terhitung sampai saat ini. Hal ini menjadikan penduduk yang tinggal di dalamnya perlu memperhatikan pergerakannya ketika beraktivitas di luar tempat tinggalnya, termasuk dalam kegiatan berbelanja kebutuhan pangan. Dalam memilih lokasi belanja kebutuhan pangannya, penduduk memiliki pilihan tersendiri termasuk yang berkaitan dengan pencegahan penularan virus COVID-19 yang masih mewabah. Penetapan pilihan tersebut merupakan proses pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen dalam menghadapi pandemi COVID-19 sebagai hambatan dalam pemilihan lokasi belanja kebutuhan pangan berdasarkan karakteristik konsumennya, dan menganalisis perilaku keruangan yang terbentuk ketika berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan observasi lapangan dan wawancara mendalam melalui teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa preferensi konsumen berdasarkan karakteristik dan motivasinya, cenderung untuk memilih pasar tradisional sebagai lokasi belanja kebutuhan pangan sayur dan buah karena seringnya konsumen berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Serta perilaku keruangan yang terbentuk dalam menghadapi ancaman terpaparnya virus COVID-19 yang mewabah dalam kegiatan berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut antara lain adalah dengan berbelanja di bagian luar pasar, berbelanja dengan durasi waktu yang lebih cepat dari biasanya, dan berbelanja di waktu-waktu tertentu yang mereka anggap tidak ramai oleh pengunjung.

Duren Sawit District is a district that has the most positive cases of the COVID-19 virus and has been counted to date. This makes the residents who live there need to pay attention to their movements when doing activities outside their house, including shopping for food needs. In choosing locations for their food needs, residents have their own choices, including those related to preventing the spread of the COVID-19 virus. Determining the choice is a decision-making process. This study aims to determine consumer preferences in dealing with the COVID-19 pandemic as a barrier in choosing location for food needs based on consumer characteristics, and to analyze the spatial behavior that is formed when shopping at their preferred shopping locations. This study used qualitative methods with field observations and in-depth interviews through purposive sampling techniques. The results of this study explain that consumer preferences based on their characteristics and motivation tend to choose traditional markets as the location for shopping for their vegetable and fruit food needs because consumers often shop at their preferred shopping locations. As well as spatial behavior that is formed in facing the threat of exposure to the COVID-19 virus in shopping activities at the shopping location that chosen before, there are including shopping outside the market, shopping with a shorter time than usual, and shopping at certain times that they consider not crowded with visitors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>