Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88732 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bhisma Diwangkara
"Konsumsi kopi di Indonesia naik empat kali lipat sejak tahun 1990 dan generasi muda seperti milenial dan Gen-Z di Indonesia mulai berpindah dari mengonsumsi teh ke mengonsumsi kopi. Peristiwa ini telah menyebabkan revolusi industry kopi di Indonesia dengan bermunculannya berbagai macam merek kopi grab-n-go. Penelitian ini fokus kepada satu merek kopi grab-n-go yaitu Kopi Kenangan. Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari keterikatan emosional konsumen Indonesia dengan Kopi kenangan terhadap consumer-based brand equity dari Kopi Kenangan. Penilitian ini menggunakan model penelitian yang menggambarkan hubungan antara keterikatan emosional konsumen terhadap berbagai layanan media sosial dan consumer-based brand equity melalui kredibilitas merek dan kepuasan konsumen. Sebanyak 150 responden valid berhasil dikumpulkan melalui metode convenience sampling. Hasil dari penelitian ini membuktikan hubungan dari keterikatan emosional konsumen dengan sebuah merek terhadap consumer-based brand equity yang di mediasi oleh kredibilitas merek dan kepuasan konsumen dengan menganalisis data menggunakan PLS-SEM. Penelitian ini mengimplikasikan dan memberikan saran kepada merek kopi grab-n-go lainnya untuk meningkatkan consumer-based brand equity mereka dengan memperbesar kredibilitas merek, kepuasan konsumen, dan keterikatan emosional dengan sebuah merek.

Coffee consumption in Indonesia have quadrupled since 1990 and younger generations like millennials and Gen-Z are increasingly switching from tea to coffee consumption. This has led to the revolution of the coffee industry in Indonesia with the emergence of the so-called “grab-n-go” coffee shops. This research focuses one brand of grab-n-go coffee which is Kopi Kenangan. The purpose of this research is to investigate the effect of Indonesian consumers’ emotional brand attachment with Kopi Kenangan towards the consumer-base brand equity of the brand. This research utilizes the framework that depicts the relationship between consumers’ emotional attachment to social media brands and its consumer-based brand equity through brand credibility and consumer satisfaction. A total of 150 valid respondents were collected through a convenience sampling method. The result of this research proves the relationship between emotional brand attachment and consumer-based brand equity but is significantly mediated by brand credibility and consumer satisfaction by analyzing the data using PLS-SEM. This study implies and makes suggestions for other grab-n-go coffee brands to improve their consumer-based brand equity by enhancing brand credibility, consumer satisfaction, and emotional brand attachment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zannaria Adi Tasya
"Popularitas platform transportasi online yang terus meningkat adalah bukti bahwa konsumen memiliki pengalaman pribadi dengan merek-merek ini. Mengingat pentingnya platform transportasi online di masyarakat, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengalaman merek dalam membangun ekuitas merek berbasis konsumen (CBBE) secara langsung maupun melalui mediasi dari faktor lain pada aplikasi transportasi online di Indonesia. Survei online terhadap 300 pengguna layanan aplikasi transportasi online di Indonesia memberikan data uji empiris. Hipotesis penelitian ini diuji menggunakan Structural Equation Modelling - Partial Least Squares (SEM-PLS). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh tidak langsung pengalaman merek terhadap ekuitas merek berbasis konsumen sehingga pengalaman merek memberikan pengaruh yang sepenuhnya dimediasi oleh keterikatan merek emosional terhadap ekuitas merek berbasis konsumen. Secara keseluruhan, keterikatan merek emosional memiliki efek langsung dalam membangun ekuitas merek berbasis konsumen. Sedangkan faktor lain seperti kredibilitas merek dan kepuasan konsumen memediasi keterikatan merek emosional dalam membangun ekuitas merek berbasis konsumen. Pengaruh langsung juga terjadi pada variabel keterikatan merek emosional, kredibilitas merek dan kepuasan konsumen yang memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap ekuitas merek berbasis konsumen. Penelitian ini memperkaya literatur yang ada tentang faktor-faktor yang membangun ekuitas merek dan diharapkan dapat memberikan gambaran pada perusahaan transportasi online untuk meningkatkan ekuitas merek mereka dan memperoleh informasi tentang bagaimana membangun hubungan antara konsumen dengan merek.

The ever-growing popularity of transportation online platforms is evidence that consumers have personal experiences with these brands. Given the prominence of transportation online platforms in society, this study aims to analyze the effect of brand experience in building consumer-based brand equity (CBBE) directly or requiring mediation from other factors in online transportation applications in Indonesia. An online survey of 300 users of online transportation application services in Indonesia provides data of empirical testing. The research hypotheses were tested using Structural Equation Modelling - Partial Least Squares (SEM-PLS). The results showed an indirect effect of brand experience on consumer-based brand equity so that brand experience gave a fully mediated effect of emotional brand attachment to consumer-based brand equity. Overall, emotional brand attachment has a direct effect on building consumer-based brand equity. Meanwhile, other factors such as brand credibility and consumer satisfaction mediate emotional brand attachment in building consumer-based brand equity. A direct effect also occurs in the variables of emotional brand attachment, brand credibility, and consumer satisfaction which have a positive and significant relationship to consumer-based brand equity. This study enriches the existing literature on the factors that build brand equity and is expected to provide an overview of online transportation companies to increase their brand equity and obtain information on how to build relationships between consumers and brands."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hana
"Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap produk tiruan dari produk bermerek mewah, yaitu kesadaran akan merek, kepuasan pribadi, kesadaran akan nilai, inferensi harga-kualitas, pengaruh sosial, dan gengsi suatu merek. Berdasarkan data dari 212 konsumen dapat diketahui bahwa kesadaran akan nilai, inferensi harga-kualitas, dan pengaruh sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap terhadap produk tiruan dari produk bermerek mewah. Sedangkan kesadaran akan merek, kepuasan pribadi, dan gengsi suatu merek tidak memiliki pengaruh yang siginifikan tehadap sikap terhadap produk tiruan dari produk bermerek mewah. Sikap terhadap produk tiruan dari produk bermerek mewah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi pembelian produk tiruan dari produk bermerek mewah.

This paper examines the factors that influence the attitudes towards counterfeit luxury brand, which are brand conscious, personal gratification, value conscious, price-quality inference, social influence, and brand prestige. Based on data collected from 212 consumers, value conscious, price-quality inference, and social influence were found to significantly influence attitudes towards counterfeit luxury brand. There was no significant relationship with brand conscious, personal gratification, and brand prestige. Attitudes towards counterfeit luxury brand were found to influence intention to purchase counterfeit luxury brand."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29949
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farriza Septiarani
"Beragam strategi branding banyak dilakukan oleh pemasar agar brand mereka dapat di kenal khalayak masyarakat luas dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Salah satu strategi yang sedang populer adalah penggunaan strategi brand partnership di dalam luxury brand yang sedang mengalami pertumbuhan secara global. Namun, sayangnya masih belum banyak perusahaan yang dapat menemukan co-brand yang sesuai untuk membuat strategi tersebut efektif. Hal tersebut terjadi karena telah ditemukan bahwa perceived fit atas co-brand dapat mempengaruhi perilaku konsumen, sehingga perceived fit yang terdiri dari brand image fit dan product category fit memiliki peran yang penting dalam kesuksesan strategi brand partnership ini. Sehingga penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh brand partnership antara luxury brand dan non-luxury brand dengan fokusnya dilihat dari peran brand image fit dan product category fit terhadap purchase intention konsumen dalam sektor pakaian dan sepatu mewah. Model yang dikembangkan kemudian diuji menggunakan SPSS berdasarkan data yang diperoleh melalui survei kepada konsumen barang mewah dengan kisaran usia antara 18 hingga 29 tahun berdomisili di Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan strategi brand partnership, faktor yang dapat mempengaruhi purchase intention konsumen adalah product category fit saja dan tidak diperlukan adanya brand image fit. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya juga dibahas pada penelitian ini.

Several kinds of branding strategies have been used a lot by marketers for the objective of making their brand acknowledged by the society and to increase profit. Nowadays, one of the popular strategies is the use of brand partnership strategy in the luxury brand that is having a tremendous global growth in the market. However, it turns out that there are still companies that could not find the suitable co brand that can make this strategy work effectively. It happened because studies said that perceived fit about the co brand can influence consumer behavior. Thus, perceived fit, which includes brand image fit and product category fit, has important roles on the success of this strategy. Therefore, this research is aimed to see the influence of brand partnership between luxury brand and non luxury brand, focusing on the role of brand image fit and product category fit toward consumer rsquo s purchase intention in luxury clothing sector. Constructed model will be tested with SPSS based on data gained using online survey which consists of people who consumed Luxury Goods aged between 18 and 29 years old and residing in Jabodetabek. The result shows that to use brand partnership strategy, factors that influence consumer rsquo s purchase intention would only be the product category fit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S70080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritsah Qur`anis
"Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan dengan merek yang kuat di dunia. Namun, dengan kompetisi yang semakin ketat antar maskapai penerbangan internasional, peran merek sangat berpengaruh terhadap niat beli pelanggan. Maka dari itu, Garuda Indonesia membutuhkan strategi ekuitas merek yang kuat untuk meningkatkan Purchase Intention pelanggan untuk penerbangan internasional. Dalam pembuatan strategi tersebut, diteliti pengaruh faktor-faktor Customer Based Brand Equity (CBBE) terhadap Purchase Intention pelanggan. Selain itu, digunakan Importance-Performance Analysis untuk mendapatkan action items beserta prioritas pelaksanaan untuk setiap action items. Hasil penelitian ini merupakan strategi ekuitas merek bagi Garuda Indonesia guna meningkatkan Purchase Intention pelanggan, sehingga dapat bersaing dengan merek maskapai penerbangan internasional lainnya yang beroperasi di Indonesia.

Garuda Indonesia has become one of the strongest airline brand in the world. However, with the very intense competition between competitors in international flights airlines, brand has an important role in customers purchase intention. Therefore, Garuda Indonesia needs a strong brand equity strategy to increase customers purchase intention for its international flights. To create such strategy, this research examines the impact of Customer Based Brand Equity (CBBE) factors on customers Purchase Intention. Importance-Performance Analysis method is also used to obtain action items along with the execution priority of each action items. The research outcome can become a brand equity strategy for Garuda Indonesia in increasing customers purchase intention, so that they can compete with other international airlines brand that operates in Indonesia"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angeline Lucille Maurilla
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh halal brand personality terhadap repurchase intention dan menganalisis dimensi halal brand personality yang paling mempengaruhi repurchase intention merek kosmetik Wardah di wilayah Jakarta. Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survei dan studi kepustakaan. Survei dilakukan terhadap 100 responden wanita yang pernah membeli kosmetik Wardah sebanyak satu kali, mengetahui produk halal, mengetahui kosmetik merek Wardah merupakan produk halal dan berdomisili di Jakarta. Hasil penelitian menemukan terdapat pengaruh halal brand personality terhadap repurchase intention sebanyak 59, dengan dimensi sophistication pada halal brand personality menjadi dimensi yang paling mempengaruhi repurchase intention.

This research aims to analyze the effect of halal brand personality on repurchase intention and analyze the halal dimension of brand personality that most influence repurchase intention of Wardah cosmetic brand in Jakarta. This type of research was quantitative research with survey for data collection techniques and literature study. The survey was conducted on 100 female respondents who bought Wardah cosmetics once, knew halal product, knew Wardah brand cosmetics as halal product and domiciled in Jakarta. The result of the research found that there is influence of halal brand personality to repurchase intention as much as 59, with dimension of sophistication on halal brand personality found as the dimension that most influence repurchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghazian Ramadhan Aryanto
"Melalui pengalaman sebuah merek dapat memberikan sebuah memori yang mengesankan dan bertahan lama di ingatan konsumen. Strategi yang dapat digunakan adalah melalui brand experience. Pengalaman juga digunakan oleh konsumen sebagai sumber infomasi untuk keputusan di masa depan, salah satunya adalah keputusan untuk membeli kembali repurchase intention . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand experience dari film Marvel terhadap repurchase intention konsumen. Penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive, dan melibatkan 100 responden yang merupakan konsumen film Marvel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang terbentuk antara brand experience dengan repurchase intention.

Through an experience, brand can provide the consumer with memorable and long lasting memory. We can provide that experience by using brand experience. Consumer uses the experience as a valuable information for his her decision in the future, such as repurchase intention. This study intend to examines the effect of brand experience that Marvel film provides on consumer repurchase intention. This study use non probability sampling with purposive technique, and conducted on 100 respondents. Drawing on the result of this study demonstrate that there is a correlation beetwen brand experience and repurchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindiya Kirana
"Customer-based brand equity (ekuitas merek berbasis konsumen) adalah efek diferensial dalam respon konsumen terhadap stimulus pemasaran yang bersumber dari pengetahuan konsumen terhadap merek (Keller, 1998). Ada tiga hal penting dalam defmisi ini, yaitu: efek diferensial, pengetahuan terhadap merek, dan respon konsumen terhadap aktivitas pemasaran.
Obyek dari penelitian ini adalah hubungan antara variabel-variabel pembangun, atau stimulus pemasararan dihubungkan dengan defmisi diatas, merek-merek private label Hero dan
variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero, sebagai efek diferensial atau manfaat jika dihubungkan dengan defmisi diatas. Private label yang
dikembangkan Hero sendiri terdiri dari enam merek dan cakupannya meliputi kategori produk-produk makanan dan non-makanan dengan klasifikasi komoditi dan premium. Enam
merek private label Hero tersebut adalah: Herosave, Nature's Choice, First Choice, Fresh Choice, Reliance, dan Innosense.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan pengenalan konsumen Hero terhadap merek-merek private label Hero Supermarket dan persepsi terhadap manfaat dan nilai merek-merek private label tersebut, 2) Menguji hubungan dalam model penelitian antara variabel-variabel
pembangun merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek
{brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah preferensi terhadap peritel, variabel-variabel dalam kelompok pengetahuan merek {brand knowledge), yaitu: tingkat pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero {brand recognition), dan penilaian konsumen terhadap nilai merek-merek private label Hero {brand image), variabel-variabel dalam kelompok unsur-unsur pembangun merek, yaitu; unsur-unsur merek {brand
element), stimulus pemasaran, dan leverage dari asosiasi sekunder dengan peritel Hero. Kemudian dikembangkan dua buah hipotesa tentang hubungan antara variabel, yaitu: 1).
Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel unsur pembangun merek dan kelompok variabel tingkat pengetahuan merek {brand knowledge), 2). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel tingkat pengetahuan merek {brand knowledge) dan variabel preferensi terhadap peritel Hero.
Dari hasil uji dengan menggunakan analisa korelasi kanonik, yang bersumber dari jawaban 162 responden dari 4 gerai supermarket Hero di Jakarta, terhadap hipotesa pertama membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel-variabel yang diuji. Serta melalui analisa terhadap struktur fungsi kanonik diperoleh hasil bahwa variabel terpenting dalam pembentukan hubungan korelasi kanonik adalah variabel leverage dari peritel Hero dan tingkat pengenalan merek konsumen. Sedangkan untuk hipotesa kedua dengan menggunakan analisis korelasi majemuk dan parsial membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel-variabel
yang diuji.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero adalah tiga merek, dengan Herosave sebagai merek yang paling dikenali, serta empat merek hanya dikenali minoritas responden. Kemudian mayoritas responden setuju bahwa merek-merek private label Hero memberikan manfaat bagi konsumen (harga, ragam produk, dan kualitas) dan menanggapi positif bahwa merek-merek private label Hero memberikan nilai yang sebanding atau lebih baik dibandingkan merek-merek yang biasa dibeli.
Dari basil penelitian tersebut digunakan untuk memberikan beberapa rekomendasi untuk pengembangan strategi merek untuk private label Hero, terutama mengenai obyektif
pengembangan merek-merek private label Hero, target konsumen, positioning, brand architecture merek-merek private label Hero, dan program customer relationship-nya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Rachma Muffidah
"Penelitian mengenai penggunaan media cerita dalam dunia pemasaran FMCG sudah cukup banyak dilakukan. Meski demikian, penelitian spesifik yang membahas penggunaan short brand story di kemasan fast moving consumer goods (FMCG) belum banyak dilakukan dan bahkan belum ada di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari short brand story terhadap purchase intention dengan perceived brand quality sebagai mediator. Short brand story (SBS) dibedakan menjadi self-transcendence dan self- enhancement. Penelitian ini diikuti oleh 432 partisipan yang berusia minimal 18 tahun secara daring. Alat ukur dari Schiffman dan Wisenblit (2015) digunakan untuk mengukur purchase intention dan perceived brand quality dari Boulding dan Kirmani (1993). Analisis Process dari Hayes menemukan bahwa SBS memengaruhi perceived brand quality secara positif. Di saat yang bersamaan, perceived brand quality juga memengaruhi purchase intention secara positif, sehingga efek mediasi dinyatakan hadir dalam penelitian ini. Selain itu, perhitungan statistik juga menemukan bahwa short brand story tipe self-transcendence memiliki perceived brand quality dan purchase intention yang lebih tinggi dibandingkan tipe self - enhancement. Hasil dari penelitian ini memberikan masukan kepada produsen fast moving consumer goods (FMCG) untuk menghadirkan inovasi terbaru terkait pemasaran produknya.

A lot of studies on the use of story media in FMCG marketing have been done quite a lot previously. However, a study that discusses the use of short brand stories in FMCG packaging has not been widely carried out and is not even available yet in Indonesia. Therefore, this study was conducted to see the effect of short brand stories on purchase intentions with the perceived brand quality acts as a mediator. Short brand stories are differentiated into self-transcendence and self-enhancement. This study was conducted online and attended by 432 participants who are at least 18 years old minimum of age. Purchase intention is measured using measurement scale adapted from Schiffman and Wisenblit (2015) and perceived brand quality is measured using measurement scare adapted from Boulding and Kirmani (1993). Process analysis from Hayes found that SBS positively influenced perceived brand quality, and at the same time, perceived brand quality positively influenced purchase intention. Therefore, the mediation effect is presented in this study. In addition, the statistics measurement also found that the self-transcendence type short brand story has a higher perceived brand quality and purchase intention than the self-enhancement type. The results of this study provide input to fast moving consumer goods (FMCG) producers in presenting the latest innovations related to product marketing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsyad Burhani
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan brand equity di dalam suatu produk private label dan bagaimana pengaruh brand equity tersebut terhadap minat beli konsumen. Variabel-variabel yang diuji di dalam penelitian ini adalah brand awareness, brand association, perceived quality, perceived risks, dan brand loyalty sebagai variabel independen. Brand equity sebagai variabel mediasi dan purchase intention sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan sebanyak 285 responden yang didapatkan dengan metode pengumpulan data online self-administered survey dan offline store intercept survey. Responden yang memenuhi kriteria adalah responden yang pernah mengunjungi Carrefour, serta mengetahui, dan pernah menggunakan produk private label Carrefour. Metode analisis data menggunakan regresi dan pengujian variabel mediasi menggunakan teknik Causal Step yang dikembangan oleh Baron dan Kenny 1986. Software yang digunakan adalah SPSS 22. Hasil penelitian ini, semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel mediasi. Variabel mediasi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Variabel mediasi memediasi secara parsial untuk semua hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen, kecuali untuk variabel independen perceived risks terhadap variabel dependen, variabel mediasi memediasi secara penuh.

The purpose of this study is to find the factors that influence the formation of brand equity in a private label product and how does the influence of brand equity toward consumer purchasing intention. The variables tested in this research are brand awareness, brand association, perceived quality, perceived risks, and brand loyalty as independent variables. Brand equity as a mediation variable and purchase intention as a dependent variable. This study used 285 respondents obtained with online self administered survey and offline store intercept survey. Respondents who meet the criteria are respondents who have visited Carrefour, know and have used private label Carrefour products. The methods of data analysis ini this research, used regression and the Causal Step technique developed by Baron and Kenny 1986 . This research used SPSS 22. The results of this study, all independent variables significantly influence the mediation variable. Mediation variable significantly influence the dependent variable. Mediation variable mediate partially for all relationships between independent variables toward dependent variable, except for independent variable perceived risks toward dependent variables, mediation variable is fully mediating."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>