Ditemukan 146464 dokumen yang sesuai dengan query
Rheina Audy Farrasati
"Penelitian ini didasarkan pada pentingnya memahami keberfungsian sosial ibu tunggal bekerja dilihat dari aspek pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan dalam menjalani peranannya. Dalam upaya memenuhi kedua aspek tersebut, ibu tunggal menemui permasalahan. Cara yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan tersebut dikenal sebagai coping mechanism. Urgensi penelitian ini adalah memberikan gambaran pemahaman tentang salah satu aspek terkait perempuan dalam dunia kerja, yang dapat membantu perumusan kebijakan terkait job requirement dan job design pekerja perempuan kerja dan dapat membantu pengembangan dan perencanaan karir pekerja perempuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-November 2021, masa pandemi Covid-19, menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif untuk memahami keberfungsian sosial ibu tunggal yang bekerja di masa pandemi Covid-19 serta mekanisme kopingnya dalam menghadapi permasalahan. Pengambilan data melalui wawancara secara daring melalui video call dengan 17 informan. Informan terbagi 3 kelompok, pertama informan utama yakni ibu tunggal, informan pendukung – relasi keluarga yakni anak dari informan utama, dan informan pendukung – relasi kerja yakni rekan kerja informan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi ini menyebabkan kebutuhan ibu tunggal meningkat yaitu pada kebutuhan pangan, uang transportasi, dan kebutuhan rumah tangga. Peningkatan juga terjadi pada tanggung jawab atas perannya sebagai pekerja akibat kebijakan ‘bekerja dari rumah’/work from home- WFH. Namun penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keberfungsian sosial ibu tunggal dapat berjalan dengan baik walaupun terjadi peningkatan kebutuhan dan tanggungjawab peran, karena para informan masih mampu memenuhi keduanya. Penelitian inipun mengungkapkan bahwa permasalahan yang dihadapi para informan di masa pandemi yakni jenuh bekerja, masalah peningkatan beban pekerjaan, dan kekhawatiran beraktivitas di luar rumah. Menghadapi permasalahan tersebut, para informan ibu tunggal bekerja ini melakukan lima mekanisme koping/coping mechanism dalam 3 kategori. Tiga mekanisme dalam kategori pertama, problem-focused coping yaitu dengan mengatur keuangan, tidak keluar rumah apabila tidak ada hal mendesak, dan melakukan hobi untuk menyegarkan pikiran. Satu mekanisme dalam kategori kedua, emotion-focused coping yakni meminta dukungan dari teman dan keluarga. Satu bentuk mekanisme dalam kategori ketiga avoidance-focused coping, yakni bersantai menunda tanggung jawab dengan menonton acara dan mendengarkan musik.
This research underpinned by importance of the social functioning of working single mothers from the aspect of meeting their daily needs and in carrying out their roles. In an effort to fulfill these two aspects, single mothers encounter problems. The way to deal with this problem is known as a coping mechanism. This research can see how women in the world of work, can assist related parties in formulating policies related to job requirements and job design for female workers and can assist in the development and career planning of women workers.This research was conducted during the Covid-19 pandemic, namely in February-November 2021 using a descriptive type approach to understand the social functioning of single mothers who work during the Covid-19 pandemic and their coping mechanisms in dealing with problems. Collecting data through nterview using video calls with 17 informants. Informants were divided into 3 groups, first is the main informant, namely single mothers, second is supporting informants - family relations, namely the children of the main informants, and third is supporting informants - work relations, namely co-workers of the main informants. The results showed that the needs of single mothers increased during a pandemic such as food needs, transportation, and household needs. An increase in responsibilities of their roles is also seen as a result of WFH policies. However, in addition to an increase in these 2 aspects, the social functioning of single mothers can run well because they are still able to fulfill both aspects of social functioning. The problems faced during the pandemic are the increase of feeling surfeited because of working, increasing workload because of pandemic and its policy , and worry about doing activities outside the house. In dealing with her problems, single mothers do what is known as a coping mechanism. The method consists of 3 methods, first problem-focused coping, namely managing finances, not leaving the house if there is nothing urgent, and doing hobbies to refresh the mind. Second is emotion-focused coping which asking for support from friends and family. Third, avoidance-focused coping, namely relaxing in order to procrastinate by watching shows and listening to music."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zefanya Calista Nataliady
"Penelitian ini membahas mengenai keberfungsian sosial yang dimiliki ibu bekerja di Divisi Redaksi PT. X dengan sistem penghargaan berupa kompensasi finansial dan non finansial yang diberikan PT. X. Penelitian ini dilakukan di salah satu industri media terbesar di Indonesia yang saat ini sedang mengalami disrupsi digital dan dilakukan pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk melihat gambaran secara jelas mengenai keberfungsian sosial yang dimiliki ibu bekerja di PT. X dengan adanya sistem penghargaan yang diberikan terlepas dari masalah yang dialami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. X mengalami perubahan sistem penghargaan karena disrupsi digital yang mengakibatkan menurunnya kondisi finansial perusahaan. Namun, PT. X tetap memastikan terpenuhinya beberapa kebutuhan pekerja sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dengan begitu, ibu bekerja di Divisi Redaksi PT. X merasa mampu menjalankan kedua perannya, memenuhi kebutuhannya, serta memiliki perasaan positif terhadap perannya yang didukung oleh sistem penghargaan yang diberikan dalam bentuk kompensasi. Kemampuan menjalankan peran tersebut tidak terbatas hanya karena kompensasi finansial, tetapi juga kompensasi non finansial yang mendukung. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa ibu bekerja tetap mempertahankan pekerjaannya di PT. X.
This research discusses the social functioning of working mothers in the Editorial Division of PT. X, with a reward system comprising financial and non-financial compensation provided by PT. X. The research is conducted at one of Indonesia's largest media industries, currently undergoing digital disruption, and is carried out in 2024. This study uses a qualitative approach with descriptive research to clearly depict the social functioning of working mothers at PT. X, given the reward system despite the challenges faced. The results show that PT. X has changed its reward system due to digital disruption, leading to a decline in the company's financial condition. However, PT. X still ensures that some worker needs are met according to the company's capabilities. Thus, working mothers in the Editorial Division of PT. X feel capable of fulfilling both their roles, meeting their needs, and having a positive feeling towards their roles supported by the reward system in the form of compensation. The ability to fulfill these roles is not limited to financial compensation but also supported by non-financial compensation. This is one reason why working mothers continue to maintain their jobs at PT. X."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rifatul Mahmudah
"Pandemi COVID-19 memberi berbagai dampak bagi banyak manusia di dunia. Pembatasan sosial sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 ternyata menimbulkan masalah sosial bagi kehidupan masyarakat. Salah satu upaya untuk mengatasi persoalan sosial tersebut bagi masyarakat rentan adalah dengan upaya perlindungan sosial. Bantuan sosial non-reguler yang dikeluarkan pemerintah menjadi salah satu bentuk perlindungan sosial agar masyarakat miskin dan rentan tidak semakin terpuruk kondisinya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif yang membahas mengenai upaya pemerintah dalam memberikan bantuan sosial dilihat dari upaya pada ranah politik, administratif dan operasional. Penelitian dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara terhadap 15 orang yang terdiri atas pemerintah baik pemerintah pusat, DKI Jakarta, dan penerima manfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pada ranah politik lebih banyak ditentukan oleh rapat tingkat tinggi di jajaran presiden dan menteri. Pada ranah administratif, penyusunan petunjuk teknis pada keputusan dirjen, gubernur bahkan perjanjian kerjasama merupakan langkah untuk menerjemahkan kebijakan yang dirumuskan pada ranah politik menjadi lebih teknis sehingga dapat menjadi acuan pada pelaksanaan agar tujuan dapat tercapai. Pada ranah operasional, keterlibatan para aparat birokrasi dalam pelaksanaan menjadi kunci dalam melakukan intervensi. Kerjasama lintas sektoral juga menjadi hal kunci dan upaya menerapkan pendekatan terintegrasi sesuai prinsip kebijakan perlindungan sosial.
The COVID-19 pandemic has had various impacts on many people around the world. As an effort to prevent the spread of the COVID-19 virus, social restrictions turned out to be the cause of social problems in people's lives. One of the efforts to overcome these social problems for vulnerable people is social protection. Non-regular social assistance is a form of social protection so that the poor and vulnerable people do not get worse under challenging times. This research is a descriptive study with qualitative methods that discusses the government's efforts to provide social assistance in the political, administrative, and operational domains. This research was conducted by study of documentation and interviews with 15 informants from the government, and beneficiaries. The study results show that activities in the political sphere are determined mainly by high-level meetings in the ranks of the president and ministers. In the administrative sphere, the preparation of technical guidelines is a step to translate policies formulated in the political sphere into more technical ones so that they can be used as a reference for implementation to achieve goals. In the operational sphere, the involvement of the street-level bureaucracy in execution is the key to conducting interventions. Cross-sectoral collaboration is also crucial to implement an integrated approach according to the social protection policy principles."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Irawati Diah Astuti
"Janda dan ibu tunggal di Indonesia kerap mendapatkan stigmatisasi yang negatif. Mereka dicurigai melakukan berbagai aktivitas seksual yang tidak lazim serta menjadi objek gosip, predasi seksual pria, kecemburuan seksual para perempuan bersuami, dan fitnah. Representasi mereka di media juga selalu lekat dengan stigmatisasi negatif tersebut. Oleh karena itu, mereka membutuhkan support group sebagai tempat berkumpul dan bersatu untuk saling mendukung. Di era digital, mereka membuat komunitas online melalui media sosial untuk menciptakan ruang publik baru yang berbeda dengan ruang publik dominan. Penelitian ini mengeksplorasi komunitas Single Moms Indonesia di media sosial sebagai bentuk counterpublic para janda. Menggunakan strategi penelitian etnografi digital, peneliti menemukan bahwa 1) para janda memiliki berbagai cara dalam menggunakan komunitas Single Moms Indonesia sebagai sebuah counterpublic, 2) komunitas online bisa menjadi ruang aman bagi janda, 3) counterpublic di ruang online bisa berlanjut hingga ke ruang offline, 4) komunitas Single Moms Indonesia melakukan berbagai upaya untuk membantu para janda mengatasi stigma masyarakat, dan 5) di komunitas online para janda harus menerapkan berbagai regulasi dan filter agar mereka bisa aman dan nyaman dari gangguan masyarakat
Widows and single mothers are routinely stigmatised in everyday Indonesian social life. They are suspected of engaging in a variety of unusual sexual activities as well as being the object of gossip, male sexual predation, sexual jealousy of women, and slander. Their representation in the media has always been closely tied to the stigmatization. Therefore, they need a support group as a place to gather and unite to support each other. In the digital era, these women create online communities through social media to create new public spaces that are different from dominant public spaces. This research explores the Single Moms Indonesia community on social media as a form of counterpublic for widows. Using a digital ethnographic research strategy, I am able to find out that 1) widows and single mothers have various ways of using the Single Moms Indonesia community as a counterpublic, 2) online communities can be safe spaces for widows, 3) counterpublic in online spaces can continue to offline spaces, 4) Single Moms Indonesia communities make various efforts to help widows overcome stigma, and 5) in online communities, widows must implement various regulations and filters so that they can be safe and comfortable from public disturbances."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Arie Muhammad Prasojo
"Di tengah pandemi COVID-19, dana sosial seperti donasi online berperan penting bagi masyarakat dikarenakan dampak ekonomi yang tidak bisa terelakkan. Pandemi mengubah cara masyarakat untuk berdonasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjadi bagian dari upaya tersebut dengan memeriksa secara empiris mengenai proyek amal, fitur IT dan religiositas yang mendorong sikap orang untuk terlibat dalam kampanye penggalangan dana yang diluncurkan di banyak komunitas, memberikan pemahaman yang lebih mengenai tanggapan donatur. Penelitian ini mengadopsi teori motivasi sebagai kerangka teori dan melakukan studi kuantitatif menggunakan data primer. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling menggunakan survei online kepada warga negara Indonesia dengan umur 18-60 tahun. Sebanyak 180 responden terkumpul yang kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Charitable Projects, internet technology features, dan religiosity berpengaruh positif secara signifikan terhadap attitude toward online donation for those affected by COVID-19, sedangkan trust in charities organizations tidak signifikan berpengaruh di Indonesia. Penelitian ini secara empiris mendukung bahwa Proyek Amal, Fitur IT dan Religiositas memainkan peran penting dalam memprediksi sikap donor untuk berdonasi secara online.
Amid the COVID-19 pandemic, social funds such as online donations play an important role for the community due to the unavoidable economic impact. The pandemic is changing the way people donate. This study aims to be part of that effort by empirically examining the intrinsic and extrinsic motivations that drive people's attitudes to engage in fundraising campaigns launched in many communities, providing a better understanding of donor responses. This study adopts motivation theory as a theoretical framework and conducts a quantitative study using primary data. Data were collected by purposive sampling method using an online survey of Indonesian citizens aged 18-60 years. A total of 180 respondents were collected which were then processed and analyzed using Partial Least Square- Structural Equation Method (PLS-SEM). The results showed that Charitable Projects, internet technology features, and religiosity had a significant positive effect on attitudes toward online donation for those affected by COVID-19, while trust in charities organization had no significant effect in Indonesia. This study empirically supports that Charity Projects, IT Features and Religiosity play an important role in predicting donor attitudes to donate online."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Riki Reyhan Pendrian
"Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia telah membuat perubahan besar dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, termasuk pendidikan di Indonesia. Penyelesaian skripsi bagi mahasiswa sarjana keperawatan tingkat akhir, menjadi sumber stres tersendiri, ditambah dengan kondisi pandemi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat stres dan mekanisme koping yang digunakan oleh mahasiswa keperawatan tingkat akhir dalam menyusun skripsi pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross- sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 123 mahasiswa program studi sarjana keperawatan reguler dari dua perguruan tinggi negeri di Jakarta yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Perceived Stress Scale - 10 yang dikembangkan oleh Cohen et al., (1983) dan untuk mengetahui mekanisme koping digunakan kuesioner Ways of Coping Questionnaire yang dikembangkan oleh Lazarus & Folkman (1984) kemudian direvisi oleh Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, dan Becker. Hasil penelitian menunjukkan, mayoritas mahasiswa mengalami stres sedang (75,6 %), serta 1,6 % mahasiswa mengalami stres berat. Kemudian mayoritas mahasiswa menggunakan mekanisme koping berfokus pada masalah (70,7%) dengan domain problem focused (mean 59,59 dan sd ± 9.105, dengan mean of mean score 3,9537). Hasil ini perlu mendapatkan perhatian mengingat dampak stres yang ditimbulkan pada mahasiswa dapat menurunkan indeks prestasi, lebih jauh dapat menyebabkan depresi dan tindak bunuh diri. Namun apabila dilihat dari tingkat stresnya, mahasiswa keperawatan dapat memanajemen stres nya dengan baik, meskipun mayoritas mengalami stres sedang namun mahasiswa masih dapat fokus mengerjakan skripsi yang ditunjukkan dengan banyak nya penggunaan mekanisme berfokus pada masalah dibanding berfokus pada emosi.
The COVID-19 pandemic that has occurred throughout the world has made major changes in the order of social life, including education in Indonesia. Completion of theses for undergraduate nursing students has become a source of stress in itself, coupled with pandemic conditions. This study aims to identify the description of stress levels and coping mechanisms used by final year nursing students in writing thesis during the COVID-19 pandemic. This study used a descriptive research design with a cross- sectional approach. The sample used in this study was 123 regular undergraduate nursing students from two state universities in Jakarta who were selected by purposive sampling technique. The instrument used to measure stress levels is the Perceived Stress Scale - 10 developed by Cohen et al., (1983) and to determine the coping mechanism used the Ways of Coping Questionnaire developed by Lazarus & Folkman (1984) and then revised by Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, and Becker. The results showed that the majority of students experienced moderate stress (75.6 %), and 1.6% of students experienced severe stress. Then the majority of students used problem-focused coping mechanisms (70.7%) with a problem focused domain (mean 59.59 and sd ± 9.105, with a mean of mean score of 3.9537). These results need attention considering the impact of stress on students can reduce the achievement index, further can cause depression and suicide. However, when viewed from the level of stress, nursing students can manage their stress well, even though the majority experience moderate stress, but students can still focus on working on their thesis which is indicated by the many use of problem- focused mechanisms rather than focusing on emotions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aliffia Nuraini
"Pandangan tradisional tentang pembagian tugas domestik yang dibebankan kepada perempuan masih melekat di Indonesia. Meskipun perempuan sudah diberikan kebebasan untuk dapat berkarier di sektor publik, hal tersebut kemudian menimbulkan masalah yang menjadikan perempuan memikul peran ganda dalam kesehariannya, yakni peran domestik dan peran publik. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami tantangan apa saja yang dihadapi oleh ibu bekerja selama masa pandemi Covid-19 yang mengharuskannya bekerja dari rumah secara mendalam. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode critical-phenomenology dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Partisipan berjumlah sepuluh orang ibu bekerja dari rumah yang bekerja pada perusahaan/lembaga di Indonesia yang berbeda, serta dengan latar belakang yang juga berbeda. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu bekerja memiliki tantangan pada sektor domestik, yakni pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak, dan suami yang tidak berperan. Dalam merespon tantangan domestik tersebut, ibu bekerja melakukan pekerjaan tersebut serta mengalihtugaskan kepada pihak lain, seperti keluarga juga pekerja rumah tangga. Temuan selanjutnya, ibu bekerja kesulitan menghadapi kedua peran karena batasan yang semakin kabur pada sektor publik, jam kerja selama bekerja dari rumah tidak tentu dan adanya tugas tambahan. Sehingga ibu bekerja cenderung melakukan kedua pekerjaan tersebut dengan tumpang-tindih, yang kemudian menyebabkan kelelahan yang berdampak pada stres kerja pada pekerjaan publik. Studi ini merekomendasikan bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang suportif, memberikan fasilitas jasa konseling, serta cuti ayah/cuti keluarga guna mengurangi dampak negatif yang dirasakan ibu bekerja pada pekerjaannya di sektor publik selama bekerja dari rumah.
The traditional view of the distribution of domestic tasks borne by women is still inherent in Indonesia. Even though women have been given the freedom to be able to have a career in the public sector, this then creates problems that make women assume a dual role in their daily lives, namely the domestic role and the public role. Therefore, this study aims to understand the challenges faced by working mothers during the Covid-19 pandemic which required them to work from home in depth. This research uses a qualitative approach with a critical - phenomenology method using semi-structured interviews. Ten participants worked from home at different companies/institutions in Indonesia, with diverse backgrounds. Data analysis using data reduction, data presentation, and drawing conclusions. This research shows that working mothers have challenges in the domestic sector, namely house care, child care, and husbands who do not play a role. In responding to these domestic challenges, working mothers do the work and outsource it to other parties, such as families as well as domestic workers. Further findings, working mothers have difficulty dealing with both roles due to increasingly blurred boundaries in the public sector, working hours while working from home are uncertain and there are additional tasks. So working mothers tend to overlap the two jobs, which then causes fatigue which results in work stress in public works. This study recommends that companies create a supportive work environment, and provide counseling service facilities, as well as paternity/family leave to reduce the negative impact that working mothers feel on their work in the public sector while working from home."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Syarafina
"Penelitian bertujuan untuk melihat peran keberfungsian keluarga terhadap individu dewasa muda di situasi pandemi COVID-19. Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dan non-eksperimental. Peneliti mengumpulkan data secara daring melalui yang berisi alat ukur keberfungsian keluarga (FAD) dan alat ukur (GSES). Partisipan penelitian merupakan 411 individu usia dewasa muda, laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18 - 25. Berdasarkan analisis statistik regresi berganda, keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi dewasa muda pada masa pandemi COVID-19 Ditemukan pemecahan masalah dan komunikasi merupakan dimensi yang berperan signifikan. Oleh karena itu, diharapkan pada situasi pandemi COVID-19, keluarga dapat berfungsi dengan baik dan memiliki kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi yang efektif untuk memengaruhi
This study aims to examine the role of family functioning on general self-efficacy of young adults in the COVID-19 pandemic situation. Researchers used quantitative and non- experimental research. Data collected online through google form that contained family functioning measurement tool (FAD) and general self-efficacy measurement tool (GSES). Participants were 411 young adult, male and female with an age range of 18 - 25. Based on multiple regression statistical analysis, family functioning significantly predicts the general self-efficacy of young adults during the COVID-19 pandemic . It was found that problem solving and communication are dimensions that play a significant role. Therefore, it is hoped that in the COVID-19 pandemic situation, families can function well, have effective problem solving and communication skills to influence the general self-efficacy of young adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Manullang, Herna Rosalin
"Latar Belakang: The World Health Organization (WHO) telah menetapkan Corona Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi. Untuk mengendalikan penyebaran virus SAR-CoV-2, pemerintah telah membuat berbagai kebijakan. Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang berpotensi menyebabkan penularan virus SAR-COV-2, salah satunya di sektor pertambangan. Di masa pandemi COVID-19, pengelolaan keselamatan pertambangan dihadapkan pada bahaya baru yaitu virus SARS-COV-2 dengan risiko penularan yang sangat cepat, yang memerlukan peningkatan pengelolaan keselamatan pertambangan dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengelolaan keselamatan pertambangan di perusahaan batubara sebelum dan saat pandemi COVID-19. Metode: Menggunakan desain cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan pada perusahaan batubara pada periode Oktober hingga Desember 2021. Sampel sebanyak 35 perusahaan dianalisis dengan menggunakan data kuantitatif yaitu telaah dokumen laporan RKAB 2017 hingga 2021. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran pengelolaan keselamatan pertambangan dengan capaian pengelolaan keselamatan pertambangan saat pandemi COVID-19 (2020-2021) lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 (2017-2019 Kesimpulan: Dalam hal ini terbukti pandemi COVID-19 mempengaruhi pengelolaan keselamatan pertambangan, bahkan perusahaan yang tidak melakukan kegiatan penambangan karena kasus terpapar COVID-19.
Background: The World Health Organization (WHO) has declared Corona Disease 2019 (COVID-19) as a pandemic. To control the spread of the SAR-CoV-2 virus, the government has made various policies. The workplace is one of the locations that has the potential to cause the transmission of the SAR-COV-2 virus, one of which is in the mining sector. During the COVID-19 pandemic, mining safety management was faced with a new danger, namely the SARS-COV-2 virus with a very rapid risk of transmission, which required improved management compared to before the COVID-19 pandemic occurred. Objective: This research is aimed to see how mining safety management in coal companies before and during the COVID-19 pandemic. Methods: Using a cross sectional design, with quantitative and qualitative approaches. The study was conducted on coal companies in the period from October to December 2021. A sample of 35 companies was analyzed using quantitative data, namely document review from the 2017 to 2021 RKAB reports. Result: Based on the research that has been done, an overview of mining safety management in the process of mining activities is obtained. Mining safety management achievement data during the COVID-19 (2020-2021) pandemic is lower than before the COVID-19 pandemic (2017-2019 Conclusion: In this case it is proven that the COVID-19 pandemic affects mining safety management, even companies that do not perform mining activities due to cases of being exposed to COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ade Putra
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library