Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99330 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hafiidh Mu`izz
"Penggunaan metode pembayaran DRG diperkenalkan pertama kali di Amerika Serikat tahun 1984 yang bertujuan untuk mengendalikan biaya kesehatan, memudahkan administrasi, dan meningkatkan mutu pelayanan. Namun dalam penerapannya timbul dampak yang tidak diinginkan salah satunya adalah readmisi. Sebagai salah satu negara yang menerapkan metode pembayaran DRG, Indonesia memiliki risiko yang sama akan terjadinya readmisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian readmisi di berbagai negara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode literature review yang diperoleh dari 5 online database yaitu JSTOR, ProQuest, PubMed, ScienceDirect, dan Scopus. Terdapat 54 studi yang terpilih dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan terdapat tiga kriteria definisi readmisi di berbagai negara yaitu rentang waktu 30 hari setelah kepulangan, kode diagnosis primer untuk mendeteksi kasus readmisi, dan perawatan yang dilakukan di rumah sakit yang sama. Tingkat readmisi terendah ditemukan pada studi yang dilakukan di Taiwan dengan tingat readmisi sebesar 1,23%. Sedangkan tingkat readmisi tertinggi ditemukan pada studi yang dilakukan di Brazil dengan tingkat readmisi sebesar 42,6% Ditemukan 16 faktor yang berpotensi berhubungan dengan readmisi dan 6 diantaranya menunjukkan hubungan yang bermakna yaitu usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, komorbiditas, length of stay, dan jarak rumah sakit. Untuk mengurangi readmisi, upaya yang dilakukan di negara Taiwan dan Amerika Serikat adalah dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja rumah sakit dengan pengukuran tingkat readmisi dan pengenaan sanksi finansial bagi rumah sakit yang terbukti melakukan readmisi.

The use of the DRG payment method was first introduced in the United States in 1984 which aims to control health costs, facilitate administration, and improve service quality. However, in its application, unwanted impacts arise, one of which is readmission. As one of the countries that implement the DRG payment method, Indonesia has the same risk of readmission. This study aims to determine the description of readmissions in various countries. The study was conducted using the literature review obtained from 5 online databases, namely JSTOR, ProQuest, PubMed, ScienceDirect, and Scopus. There are 54 studies selected in this study. The results showed that there were three criteria for the definition of readmission in various countries, namely the period of 30 days after discharge, the primary diagnosis code to detect readmission cases, and treatment carried out in the same hospital. The lowest readmission rate was found in a study conducted in Taiwan with a readmission rate of 1.23%. While the highest readmission rate was found in a study conducted in Brazil with a readmission rate of 42.6%. There were 16 factors potentially related to readmission and 6 of them showed a significant relationship, namely age, gender, socioeconomic status, comorbidities, length of stay, and hospital distance. To reduce readmissions, efforts made in Taiwan and the United States are to evaluate hospital performance by measuring readmission levels and imposing financial sanctions for hospitals that are proven to have readmissions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliana Zailani
"ABSTRAK
BOR yang rendah, biaya satuan rawat inap yang makin meningkat serta rasio tempat tidur per penduduk yang masih rendah, merupakan hal yang mendasari perlunya perbaikan mutu admisi rumah sakit. Penelitian potong lintang digunakan untuk mengetahui besaran masalah ketidaktepatan admisi. Sebagai instrumen pengukuran ketepatan admisi digunakan Protokol Evaluasi Ketepatan Admisi yang mengacu pada Evaluation Appropriateness Protocol for Appropriateness Admission. Rancangan penelitian kasus kontrol dipilih unluk melihat faktor penyebab dan peranannya.
Tujuan
Mengetahui besaran masalah ketidaktepatan admisi dan faktor penyebabnya, serta mengembangkan model diagnostik prakiraan ketidaktepatan admisi.
Metodologi dan Cara Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang rawat inap bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Bedah RSCM bulan Nopember 2000 sampai dengan Mei 2001.Uji validasi dan reliabilitas dilakukan pada tahap persiapan. Besar sampel penelitian potong lintang 323. Besar sampel penelitian kasus kontrol dengan sampel 570, 190 kasus dan 380 kontrol. Sampel diambil secara acak dari populasi penelitian yang terpilih.
Hasil penelitian
Uji validasi menghasilkan sensitivitas 87,5%,spesifisitas 66,6%, LR 2,65
Rasio ketidaktepatan admisi di RSCM 31, 6%
Variabel yang berperan terhadap ketidaktepatan admisi, variabel Rujukan (OR 7,564; CI95% 3,781; 15, 131) dari Faktor rujukan, variabel Jaminan pihak ketiga dari Faktor Jaminan Pihak ketiga (OR 4,089; CI95%2, 193-7, 625); variabel perencanaan pemeriksaan atau tindakan medis (OR 3,26; CI 95% 1,194; 8,897)dan variabel pelaksanaan asuhan keperawatan (OR 2,309; CI95% 1,481-3,599) dari faktor Pelayanan Provider; variabel Waktu admisi dari Faktor sikap pasien.(ORO, 115,CI 95% 0,072;0,814 )Variabel Kelengkapan pemeriksaan medis (or 1,475 95%Cl 0,949; 2,291) dari Ketersediaan Geografis(OR 3,405; 95%CI 0,895; 12,949) meskipun perannya secara statistik tidak bermakna, tetap diikutkan dalam permodelan dengan pertimbangan dibutuhkan secara teori dan kenyataan.
Permodelan logistik regresi yang dihasillkan dikembangkan dengan pembobotan dan skoring faktor, untuk memperoleh model diagnostik yang lebih mudah dalam penentuan probabilitas ketidaktepatan admisi.
Ketidaktepatan admisi dipengaruhi oleh faktor rujukan, faktor pelayanan provider, faktor pola pembiayaan dan faktor sikap pasien.

ABSTRACT
The low rate of HOR and the increasing of inpatient unit cost and the tow rate of heal/population become the basic reasons for improving the quality of hospital admission. Admission research has to he performed for quality improvement. By means epidemiological approach a cross-sectional design was used to determine inappropriate admission and case-control study to reveal risk factor and its consequences.
The Aim of Study
The general aim of this study is to obtain information on the rate of inappropriate admission problem in RSCM and the influencing factors and to search out o model tier predicting diagnostics of inappropriate admission
Method
Population taken for research was the inpatients in inpatient installation A and B of RSCM from December 2001 to May 2002. Research performed in two stages i.e.
Preliminary study was taken to ensure the validation and reliability instrumentation research stages, which consist of two sub stages i.e.:
Cross-sectional study in search of the proportion of admission inappropriateness according to the Appropriateness Admission Evaluation Protocol, and
Case-control study to test the hypotheses
Samples for arts, sectional study were 323 patients and 570 were taken as samples to ease control study. where 190 patient were for case study and 3817 were taken as control.
Result and Discussion
Sensitivity and specificity were ST.5 and 66.6 percents
Kappa coefficient was 0,56 - 0.74 percents so that it was concluded that there was a good agreement.
Cross-sectional study indicated that inappropriate admission (proportion) was 31.6 percents.
Multivariate analysis results revealed that a model designed from independent and dependent variables can he constructed with inferences such as:
Referral Factors:
Patients without referral has a risk of 7.6 higher than patients with referral
Provider Factors:
Imperfect medical examination planning or medical procedure scheduling has o risk of admission inappropriateness 3.3 higher than proper medical arrangement Patient's Perception Factors:
Patients admitted with perception of emergency have a risk of admission inappropriateness -115 lower than patient with out emergency admission
Payment Scheme Factors:
Patient covered by the insurance company has o risk of admission inappropriateness of 4.1 higher than patients paying with other payment scheme.
Inappropriate admission s influenced by several factor, service provider's factor, payment scheme factor and patient's perception factor.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
D573
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Djupuri
"LATAR BELAKANG: Salah satu strategi yang digunakan oleh pemerintah dalam penanggulangan kekurangan gizi adalah dengan promosi kesehatan yang dilakukan di Posyandu, untuk itu ingin diketahui apakah ada hubungan antara kunjungan ke Posyandu dengan kejadian kurang energi protein.
METODOLOGI: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan memanfaatkan data sekunder hasil penelitian Baseline Survey A Longitudinal Study on Nutritional Status of Children at Early Child Development Project areas in Indonesia, dengan sampel anak usia 6-23 bulan di 4 Kabupaten di Jawa Barat. Data dianalisa dengan menggunakan analisa regresi logistik.
HASIL: Kejadian KEP di 4 Kabupaten Jawa Barat tahun 1998 rata-rata adalah 35,9%, dan Kabupaten Indramayu adalah kabupaten dengan kejadian KEP tertinggi yaitu 40,9%. Kejadian KEP berhubungan dengan status pekerjaan ibu (OR 0,76; 95% Interval kepercayaan 0,59;0,98), jumlah balita dalam keluarga (OR=2,01; 95% Interval kepercayaan 1,22;3,31), umur anak (ORR3,48 95% Interval kepercayaan 2,71;4,47 dan OR==1,35 ;1,05;1,73) dan kejadian sakit dalam sebulan terakhir (OR=1,44; 95 Interval kepercayaan 1,31;1,83), sementara itu tidak ditemukan adanya hubungan antara kunjungan ke Posyandu dengan kejadian KEP (OR=0,88;95% Interval kepercayaan 0,69;1,13 dan OR=0,97; 0,73;1,28)
KESIMPULAN : Hasil Analisa menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kunjungan ke Posyandu dengan kejadian KEP, baik sebelum maupun setelah dikendalikan dengan variabel Iainnya.

Associated Between Visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition among Children 6-23 Months in 4 Districts in West Java, 1998BACKGROUND: A part of national strategy for tackling under nutrition problem with health promotion in Integrated Health Service Post. This study aims to know associated between visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition
METHODS: The research design used cross-sectional. Data used were secondary data from Baseline Survey a longitudinal Study on Nutritional Status of Children at Early Child Development Project areas in Indonesia by Centre for Food and Nutrition Studies University of Hasanuddin collaboration with Directorate of Community Nutrition, Ministry of Health. Data were then analysed using the logistic regression.
RESULTS: Prevalence of PEM in four district in West Java 1998 was 35,9 %, and Indramayu the district with the highest the prevalence of protein energy malnutrition (PEM), 40,9%.PEM associated with mother occupation status (OR=-0,76; 95%CI 0,59;0,98), the number of under five years old in house (OR=2,01; 95%CI 1,22;3,3I), child-aged (OR=3,48 95% CI 2,71;4,47 and OR=1,35 95%C1 1,05;1,73)and the last month the incidence of child illness(OR=1,44; 95 CI 1,31;1,83) and no asssociated between visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition (OR=0,88;95% CI 0,69;1,13 and OR=0,97;95% CI 0,73;1,28)
CONCLUSION: Data analysis revealed no found associated between visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masni Asbudin
"Puskesmas adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan dasar bagi seluruh anggota masyarakat, yang dewasa ini telah merata di seluruh pelosok tanah air. Dalam rangka untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal maka Puskesmas harus dapat memantapkan mutu pelayanan perlu mempertahankan jangkauan dan pemerataan pelayanan tersebut.
Puskesmas Marga Mulya merupakan salah satu Puskesmas di Kota,Bekasi yang mempunyai jumlah kunjungan cenderung mengalami penurunan pada tahun 2002 Wilayah kerja Puskesmas Marga Mulya terletak di tengah-tengah Kota Bekasi dan berdekatan dengan Rumah Sakit Umum Daerah, dengan latar belakang sebagian besar penduduknya berpendidikan SMA keatas (57%).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran demand terhadap pelayanan kesehatan dasar Puskesmas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Puskesmas Marga Mulya Kota Bekasi tahun 2002, dan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitianrrya cross sectional (potong lintang).
Responded adalah sejumlah keluarga yang anggota keluarganya menderita sakit satu bulan terakhir dan memanfaatkan pelayanan kesehatan modem, dengan jumlah responden 270 orang yang di pilih secara acak dan rancang bertingkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, harga/ biaya, jarak, waktu tunggu berhubungan bermakna dengan demand terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas, jumlah anggota keluarga, jaminan pemeliharaan kesehatan/asuransi, dan kebutuhan tidak berhubungan bermakna dengan demand terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Dari hasil univariat menunjukkan bahwa tingkat demand terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas Marga Mulya Kota Bekasi tahun 2002 adalah 51,1%. Proporsi terbanyak alasan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Marga Mulya adalah merasa pengobatan tidak cocok dan alasan lain yang menonjol adalah lokasi saran pelayanan kesehatan lain lebih dekat dengan tempat tinggal.
Pada analisa multivariat menunjukkan babwa variabel harga/biaya dan jarak berperan dalam demand terhadap pelayanan kesehatan, dan variabel independent yang paling dominan berhubungan dengan demand terhadap pelayanan kesehatan adalah variabel jarak
Saran sehubungan dengan basil penelitian ini agar demand terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas marga Mulya Iebih baik dimasa yang akan datang, maka untuk menjaring masyarakat yang berada jauh dari Puskesmas perlu didirikan Puskesmas pembantu di RW IIl atau RW X dengan melengkapi sarana penunjang.
Kepustakaan 38 (1968-2001)

Demand For Marga Mulya Health Centre, Bekasi 2002.Puskesmas, one of the basic health service for community, have been widely Iocated in all areas. To improve health status of community, Puskesmas needs to maintain service quality and achieve its service coverage target
Puskesmas Marga Mulya is one of The Health Centre in Bekasi the level of patient visits tends to decline in 2001. The service area of Puskesmas Marga Mulya extends at centre of Bekasi and next to The District Public Hospital with the most background of people are up to senior high school (57 % ).
The goal of this research is to describe demand for Marga Mulya Health Centre and its determinants. The study is a cross sectional study using quantitative method.
Respondent is the head the family who got sick in the last one month and used the modern health service, total sample is 270 respondents selected using multistage random sampling
The result of research showed education, job, status of economy, price or cost, and waiting time were signifantly associated with the demand for Marga Mulya Health Centre while the numbers of the family members, insurance and need had not associated with the demand for health service at Puskesmas.
The result from univariat analysis showed 51,] % of respondents had gone to Marga Mulya Health Centre. The main reason was location.
Multivariat analysis showed that location and price or cost play important roles to demand. Location was the main factor influenced demand for Marga Mulya Health Centre.
The recommendations of the study are improving the service quality in order to screening community which Iived far away from community health centre, sub health centre should be build at RW 3 or RW 10 with completing support facilities.
References 38 (1968-2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinal Fendy
"Penelitian ini bertititik tolak dari seringnya para pelanggan mengeluh bahwa proses pelayanan pasien yang akan dirawat di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang , lama dan bolak balik. Alur proses pelayanan di rumah sakit merupakan dasar dalam memahami kegiatan-kegiatan pelayanan di rumah sakit sebagai suatu sistem dimana komponen-komponen kegiatan terkait satu sama lain dan merupakan satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alur proses pelayanan, lamanya waktu pelayanan, faktor-faktor yang berhubungan dengan alur proses pelayanan dan berdasarkan temuan-temuan, dilakukan analisis untuk mengetahui titik-titik kritis (critical paths) dari alur proses, akhirnya dilakukan metode simulasi untuk memperbaiki titit-titik kritis, sehingga lebih efisien dan efektif.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dan informasi mengenai alur proses pelayanan dan faktor-faktor yang berhubungan, diperoleh melalui wawancara mendalam dan data sekunder, sedangkan data waktu pelayanan diperoleh melalui observasi dan pencatatan jumlah waktu pelayanan sejak dokter membuat keputusan rawat sampai pasien berbaring di tempat tidur ruangan rawat inap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur proses pelayanan ini mempunyai beberapa putaran (loops) dan akan memperpanjang proses pelayanan. Rata-rata keseluruhan waktu pelayanan adalah 56,7 menit.
Alur proses pelayanan ini berhubungan dengan struktur organisasi, penugasan dan kegiatan-kegiatan pelatihan sumber daya manusia serta fasilitas tempat kerja. Kegiatan yang merupakan titik-titik kritis adalah pengurusan administrasi keuangan, pengambilan spesimen darah rutin dan menunggu di IGD/poliklinik. Metode simulasi untuk perbaikan titik-titik kritis dilakukan, alur proses yang menghemat waktu pelayanan sebanyak 15,2 menit disarankan.

Analysis of Flowchart of Inpatient Care at Yos Sudarso Hospital, Padang Frequent complains of customer that service process for inpatient care at Yos Sudarso Hospital, Padang are as follows: a long waiting time and had to go back and forth from one unit to another. Flowchart of service process at the hospital is an interrelated activities of services as a system with its components act as a unity to achieve an integrated purpose in delivering services to customers.
The objective of this research is to understand the flowchart of inpatient process, duration of service time and its related factors to flowchart of inpatient process. Based on the findings, analysis will be done to know the critical paths of service process, and finally simulation methode is done to improve the critical paths to be more efficient and effective.
The design of research is qualitative approach. Data and information related to flowchart of inpatient process was obtained from in-depth interviews and secondary data, while data of service time was collected from observation and the total time was calculated starting from the moment of doctor's decision for inpatient care until the patients stayed on bed.
Results showed that the flowchart of service process had several loops and caused longer service process. The average service time was 56,7 minutes. Factors which influence flowchart of service process are: organization design, assignment of man power, training activities and facilities of working area. The
critical paths are: administration and budget time, routine blood specimen time, and waiting time at emergency care or polyclinic. A simulation model to improve the critical paths is conducted, the new flowchart will reduce service time to 15,2 minutes.
Bibliography : 26 (1985-2000)"
Universitas Indonesia, 2001
T1826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiah
"Sesuai dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi dewasa ini baik( dari segi kependudukan, pembangunan fisik, teknologi, budaya dan perkembangan ekonomi maupun politik maka puskesmas sebagai unit pelaksana dari Dinas Kesehatan sudah sewajarnyalah mempunyai suatu rencana strategik yang sesuai dengan wilayah kerjanya, sehingga semua kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang memuaskan termasuk kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Untuk menyusun rencana strategik dari Puskesmas Tanjung Hulu, dilakukan penelitian operasional dengan analisis kuatitatif, dan penyusunan strategi ini melalui beberapa tahap, yaitu tahap I (input stage) yang terdiri dari analis lingkungan eksternal dan internal dari Puskesmas Tanjung Hulu yang dilakukan oleh Consensus Decision Making Group (CDMG), yang terdiri dari Kepala Dinas TK II , Kepala Puskesmas, Dokter Gigi, Perawat Gigi, Bidan dan Koordinator Posyandu. Kemudian tahap II (matching stage). CDMG melakukan analisis dengan matriks internal-eksternal ( IE Matrix) dan matrix SWOT. Selanjutnya tahap III (decision stage) dengan menggunakan matriks QSPM untuk menentukan strategi yang terbaik yang harus dijalankan oleh Puskesmas Tanjung Hulu untuk mutu layanan kesehatan gigi tsb.
Dari hasil penelitian ini, pada pemilihan alternatif strategi dengan berdasarkan hasil matriks IE, memperlihatkan posisi Puskesmas Tanjung Hulu pada Sel I yang berarti pada posisi Grow and Built dengan strategi yang dianjurkan adalah strategi intensif sebagai strategi utama dan diikuti oleh strategi integratif sebagai pendamping.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Puskesmas Tanjung Hulu mempunyai potensi yang bagus untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi yang bermutu dengan dukungan kekuatan diatas rata-rata dan memiliki karakteristik internal yang kuat, walaupun terdapat kelemahan dan ancaman dalam fasilitas dan kemampuan penduduk. Sehingga diperlukan suatu strategi yang sedikit menggunakan fasilitas dan relatif lebih murah, yaitu dengan upaya promotif dan preventif dengan memaksimalkan peran serta masyarakat.
Sebagai saran untuk tindak lanjutnya, maka strategi yang terpilih harus di laksanakan secara optimal dengan mengorganisasikan strategi-strategi terpilih tersebut sesuai dengan prioritasnya tanpa melupakan adanya monitoring dan evaluasi apabila terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya.

The Strategic Plan for Quality of Dental Health ServiceTeeth He at Puskesmas Tanjung Hulu, Pontianak City in the year 2000-2005According to development and transition that happened lately from the people aspect, fisicly construction, technology, culture and economic development or politic, there for Puskesmas as the performer unit from healthcare service is properly to have strategic plan that suitable with the work district, so all the activity that realized can be reach the satisfying result including the mouth and teeth service activity.
To arrange the strategics plan of the Puskesmas Tanjung Hulu, doing an operational research with qualitative analysis, and to arrange this strategy is passing several stages, that is : stage I (input stage) covers the external and the internal environment analysis of Puskesmas Tanjung Hub through the Consensus Decision Making Group (CDMG), that consist Chief of Dinas Kesehatan Tk II, the Chief of Puskesmas, the Dentist, Dental nurses, Midwife and the Coordinator of The Posyandu. And stage II (matching stage), CDMG doing analysis with internal-external matrix (IE matrix) and SWOT matrix. Then stage III (decision stage) by using QSPM matrix to decide the best strategy have be done by the Puskesmas Tanjung Hulu to the quality service of dental health.
From the result of this research, on the selection of alternative strategy based on the the result of IE matrix, shows that the Puskesmas Tanjung Hulu position on Sel I, means that Grow and Built position which is suggested strategy is intensive strategy as the main strategy and followed by integrative strategy as side strategy.
This research concluded that the Puskesmas Tanjung Hulu had a good potency to give well quality dental health services with the strength supported above the equally and have a strong internal characteristic, even though there is weakness and intimidation in facility and people potency. There for needed one strategy that use few facility and cheaper, that is with promotive and preventive expendient by using the society helps.
As the follow up suggestion, then the selected strategy must performed optimally with organizing the selected strategics according to the priority without forgetting monitoring and evaluating when it unsuitable with the accomplishment."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fauzia
"Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas merupakan salah satu profil puskesmas yang berisi informasi tentang keadaan umum dan gambaran upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan puskesmas. Informasi ini sangat besar perannya sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan di tingkat puskesmas maupun di tingkat kota/kabupaten. Salah satu komponen input yang sangat vital dalam sistem pencatatan adalah petugas. Dari hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa kinerja petugas pengelola LBI puskesmas di Kota Jambi masih rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas pengelola LBI puskesmas di Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah petugas pengelola LBI semua puskesmas yang ada di Kota Jambi. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan kuesioner. Cheklist digunakan untuk mendata kinerja petugas.
Penelitian ini memperlihatkan hubungan yang bermakna antara variabel kepemimpinan dengan kinerja petugas pengelola LBI, sedangkan variabel independen lainnya tidak bermakna.
Penelitian ini merekomendasikan agar kompetensi kepemimpinan kepala puskesmas selalu ditingkatkan. Berbagai cara dapat dilakukan untuk itu, termasuk memperbaiki sistem reward & punishment yang berkaitan dengan kepemimpinan mereka, mengembangkan sistem umpan balik kepemimpinan baik dari atas maupun bawahan mereka. Dinas Kesehatan Kota diharapkan membuat rencana pelatihan periodik bekerja sama dengan Bapelkes. Petugas pengelola LBI diharapkan bekerja dengan cara kerja tim. Pendekatan kerja tim ini selanjutnya perlahan-lahan menjadi budaya kerja yang kokoh yang menuju kepemimpinan bersama untuk setiap kegiatan di puskesmas.
Terhadap penelitian selanjutnya, direkomendasikan bahwa validitas dan reliabilitas instrumen pengetahuan, motivasi dan yang lainnya harus lebih tajam.
Daftar bacaan : 54 ( 1955 - 2001 ).

Related Factors to the Achievement of the Community Heath Center's Employees in the City of Jambi, year 2002.Health Center Integrated Reporting & Recording System (SP2TP) is one important source for profile, which describe health programs and activities have been done. This information are use in decision making and policy formation at health center's it self and district as well. One crucial input factor in the reporting system is human resource. The reporting staff performances on LBI reported before were still below expectation.
This study had objectives to described the LBI performance and factors related to it, at all puskesmas of the City of Jambi. The study used quantitative approach using crossectional design. The sample are all LBI staff of puskesmas at the City of Jambi. Data were collected using interview method guided by sructured questionnaire. To check list was used to record staff performance.
This study shows that leadership variable is significantly related to staff Performance, while other variables show non significant relationship.
This study reccommends that leadership competency of the puskesmas head should always be improved. Many approaches can be done, including improving reward & punishment system in relation to leadership, feed-back mechanism of their leadership from their supervisor as well as from subordinates. The District of Health Office should plan continuous training on leadership in collaboration with local Bapelkes institution. For the LBI staff, they should always maintain team work approaches in reporting-recording the LBI. This team work approach in the LBI reporting system can then be expanded on to other health center activities, as time will show, a collective leadership develops into a strong culture within puskesmas.
Regarded to continuing study for researchers, it is recommended that validity & reliability of insruments of knowledge, motivation and others should be focused.
Literature: 54 (1965 - 2001).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deharnita
"Dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih cepat, profesional dan bermutu diperlukan kesiapan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan secara profesional serta dukungan sarana dan prasarana yang mencukupi, Berdasarkan hal diatas, Departeman Kesehatan bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) memperkenalkan "Buku KIA". Penggunanan "Buku KIA" merupakan upaya terobosan untuk menciptakan komunikasi dua arah antara petugas kesehatan dan kader dengan ibu hamil atau ibu balita dalam untuk menvampaikan pesan-pesan kesehatan dengan jalan melaksanakan pengisian yang baik dan lengkap.
Tujuan Penelitian ini diperolehnya gambaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengisian "Buku KIA" oleh kader kesehatan di Kota Solok.
Penelitian dilakukan melalui pendekatan kwantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi, sebagai respondennya adalah 102 kader yang sudah mendapat pelatihan mengenai "Buku KIA", Pengolahan data dan analisis univariat, bivariat, multivariat mengunakan komputer. Analisis bivariat dilakukan dengan uji T dan uji korelasi, sedangkan analisis multivariat mengunakan analisa regresi linear berganda dengan metode backward.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata pengisian "Buku KIA" 23,07%, dari analisis bivariat variabel independen yang mempunyai hubungan bermakna dengan pengisian "Buku KIA" adalah pendidikan, pengetahuan, pelatihan, pemanfaatan buku pedoman, pembinaan. Analisis multivariat menunjukan tiga variabel independen yang menjadi prediktor pengisian "Buku K1A" yaitu pendidikan, pengetahuan, pembinaan, dari ketiganya yang paling dominan adalah pembinaan.
Dalam meningkatkan pengisian "Buku KIA" oleh kader perlu dilakukan beberapa upaya yaitu menambah jumlah kader yang mempunyai buku pedoman atau buku pegangan, melaksanakan pelatihan dan pembinaan secara berkala oleh tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader.
Daftar bacaan : 30 (1977-2001)

Factors Related to the Filling Rate of "Maternal and Child Health Handbook" by Health Cadres in Kota Solok, 2001In the efforts to improve the health status of mothers and children, also to fulfill public demand on a fast, good. and professional health service, readiness of the medical personnel, supported by adequate infrastructure, is needed, In accordance with the above matter, Minis try of Health Republic of Indonesia, in cooperation with JICA (Japan International Cooperation Agency), introduce the use of "Maternal and Child Health Handbook [NCH Handbook)" It is a breakthrough to create a two-way communication between health personnel and cadres with pregnant women or mothers of underfives, to deliver health messages this can be achiered, by filling the book completely.
The purpose of this research is to obtain the description of the filling pattern of "Maternal and Child Health Handbook" by health cadres in Kota Solok and factors asociated with it.
The research was done quantitatively in a cross-sectional manner. Data collection was done by through interview and observation.The respondents werw 102 cadres that have been trained regarding the use of "Maternal and Children Health Handbook". Data processing and analysis was done by univariate, bivariate, and multivariate analysis by using computer. The bivariate analysis was done by T-test and correlation test white multivariate analysis was done by using multiple linear regression with backward elimination method.
The results of research indicated that the averag filling rate in of the "Maternal and Child Health Handbook" is 23.07%.Variables that had significant correlation with the filling rate in of "Maternal and Child Health Handbook" were education, knowledge, training, use of guidance handbook, and supervision. The multivariate analysis indicated three significant predictor of the filling rate of the "Maternal and Child Health handbook". i.e education, knowledge. and supervision, among there variables was the most dominant factor_
Some efforts to increase the filling rate in of the "Maternal and Child Health Handbook". by cadres are by increasing the number of cadres that have guidance handbook and performing periodic training and supervision by health personnel to increase the knowledge and skill of the cadres
Bibliography : 30 ( 1977-2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulansari Sabana
"Di rumah sakit swasta Immanuel Kodya Bandung dengan kapasitas 381 tempat tidur, telah dilakukan program Rumah Sakit Sayang Ibu yang dimulai sejak tahun 1996.
Tujuan penelitian adalah diperolehnya gambaran pelaksanaan program RSSI di RS Immanuel yang akhir-akhir ini kegiatannya menurun.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang merupakan studi kasus, dimana sasaran penelitian diambil secara purposif.
Hasil Penelitian adalah sebagai berikut :
- Pelaksanaan RSSI menggunakan langkah yang ditentukan sendiri, hal ini karena belum adanya kesiapan dari tingkat Propinsi.
- Bila dilihat dari pendekatan sistem (Input, Proses dan Output).
Dari segi Input:
Ketenagaan tersedia lengkap yaitu ada 6 orang Dokter spesialis, 6 orang Dokter umum, 57 orang Bidan dan 2 orang tenaga administrasi. Sarana dan prasarana sudah cukup memadai, hanya penunjukan pelaksana RSSI tidak dikukuhkan dengan surat keputusan Direktur, sehingga ada beberapa anggota tim yang belum berfungsi. Kelemahan yang lain yaitu dalam hal pengguna an metoda dan tidak adanya dana khusus program.
Dari segi Proses :
Rumah sakit telah mencoba melaksanakan pelatihan penggunaan protap, melakukan pembinaan petugas tapi belum secara optimal dan berkesinam bungan. Belum pemah dilakukan penambahan tenaga ataupun peralatan selama RSSI berlangsung karena RS ini telah mempunyai ketenagaan dan peralatan yang lengkap.
Dari segi Output :
Karena pelaksanaan kegiatan tidak optimal maka output yang dihasilkan kurang, antara lain notulen tidak tersedia lengkap, demikian pula dengan pencatatan dan pelaporannya.

Evaluation on the Implementation of Loving Mother Hospital At Immanuel Hospital, Bandung Municipality, year 1997 -1998Loving Mother Hospital Program has been implemented at the Immanuel Hospital With capacity of 381 beds, since year 1996.
The aim of this research is to obtain and overview of the implementation of loving mother program at Immanuel hospital, which showed declination in its activities.
Research Method : The research pattern is qualitative research, using case study, and the target takening purposive.
Results : - The implementation of loving mother hospital program at this hospital used its own steps, due to the weakness of The Provincial guidance. The Hospital creates its own steps and policies. It can be seen in its basic steps, which has not followed The Ministry of Health steps.
The target of this research was divide into three parts:
I. On the basic of inputs :
The number of the obstetric and gynecologic ward staff was sufficient , its components were 6 obstetric gynecology specialists, 6 General Practitioner, 57 midwives and 2 administrative personnel. Equipment and its support has fulfilled the loving Baby Hospital needs, there were still lack of method and funds. And another weakness is that the loving Mother Hospital team have not been strengthen by the Director of the hospital decree, so that the member of the team have not been working properly.
On the basis of the process: The hospital tried to implement training to enhance the uses of standard operating procedure, tried to guide staff properly, but it failed, because it was not implement optimally and continuosly. No equipment and personal preparation has been made, because Immanuel hospital had more than enough equipment and personnel.
On the basis of the outputs : The activity result was unsatisfied due to less Implementation of some activities, for example : meetings were not recorded completely, the reporting and recording system was not done properly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khafifah Any
"ABSTRAK
Pelayanan farmasi klinik di rumah sakit sebagai salah satu sistem memegang peranan yang cukup penting dalam meningkatkan pelayanan di rumah sakit, terutama dalam pengobatan dan perawatan pasien, baik dilihat dari sudut kepentingan pasien maupun kepentingan rumah sakit sendiri.
Perkembangan layanan farmasi di RSUD Pasar Rebo saat ini menuju pelayanan farmasi klinik yang merupakan suatu pelayanan diberikan oleh apoteker untuk memastikan bahwa pasien menerima dosis optimum dari obat yang tepat untuk kondisi spesifik melalui bentuk sediaan yang rasional dengan interval pemberian yang tepat, mengidentifikasi serta mengatasi masalah interaksi obat, yang bekerjasama dengan petugas kesehatan di rumah sakit terutama dokter dan perawal yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan obat yang tepat dan aman bagi pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana gambaran pelayanan farmasi klinik yang dilaksanakan di RSUD Pasar Rebo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif, menggunakan design suatu telaah kasus karena hanya melakukan penelaahan terhadap proses yang sedang berjalan. Analisa data dilakukan dengan menelaah data melalui trianggadasi data wawancara, observasi dan data sekunder berupa dokumen, kemudian dianalisis sesuai kebutuhan berdasarkan teori yang berkenaan dengan materi penelitian, pelaksanaan di rumah sakit lain, data di sajikan dengan Cara tekstular dan tabulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan farmasi klinik di RSUD Pasar Rebo sudah dilaksanakan sebagian antara lain : distribusi obat pasien secara unit dose wawancara sejarah pengobalan pasien, ward round dan diskusi, peninjauan resep, informasi obat dan konseling pasien, dengan keterlibatan dan kerjasama yang baik diantara para petugas seperti dokter, apoteker dan perawat pada pengobatan dan perawatan pasien.
Disimpulkan bahwa untuk meningkatkan pelayanan farmasi klinik di RSUD Pasar Rebo perlunya peningkatan dari komponen input antara lain: SDM, sarana, prosedur dan kebijakan manajernen rumah sakit.
Saran yang diusulkan: perlu ada kebijakan tertu!is dari manajemen RS untuk penggunaan obat rasional, meningkatkan kemampuan klinis dan apoteker RS, perlu peningkatan pengetahuan bagi perawat akan obat-obatan dan informasi tertulis berupa brosur/ leaflet, untuk meningkatkan kepatuhan pasien dan ketepatan dalam minum obat perlu digunakan informasi berupa poster mengenai obat yang umum digunakan.
Diharapkan dengan perkembangan layanan farmasi menuju pelayanan farmasi -klinik di RSUD Pasar Rebo dapat meningkatkan peran apoteker dalam tim pengobatan dan perawatan pasien, yang akhirnya ketepatan dan keamanan obat pasien lebih terjamin.

ABSTRACT
The Developing of Pharmaceutical Services in RSUD Pasar Rebo is Aiming the Pharmaceutical Clinic ServiceClinical Pharmacy Service in Hospital holds an important role in developing hospital service, especially in treatment and medication to the patients. This can be seen whether from patient's need point of view or hospital's need point of view.
The developing of pharmaceutical services in RSUD Pasar Rebo nowadays is aiming the pharmaceutical clinic service. This service is given by a pharmacist for assuring that the patients get the optimum dose and the right interval of of time for giving the medication, identifying and solving the problem of drug interaction and cooperating with other Health team especially the Physicians and Nurses for improving the use of the right and safe medicienes for the patients.
This research is aimed to get the description of the Clinical Pharmacy's service in RSUD Pasar Rebo. This observation is an analytical description using the design of studying the case that is taking place right now. Data was analyzed by using the interview, observation and secondary data - document - based on the theory that suitable with the research material, practice in other Hospital, data text and table.
The results showed that Clinical Pharmacy Service in RSUD Pasar Rebo has been practiced, and it applied in Unit Dose system, inter view with the patient about his medication's history, ward round with discussion, prescription's controlling, drug information and patient's counseling. This involved cooperation between the Health Team in medication and treatment patients.
The conclusion by developing the components of the service, Manpower, facilities, the system and the regulation of Hospital Management, will develop the Clinical Pharmacy Service in RSUD Pasar Rebo.
The suggestion are a need for written regulation from the Hospital Management for using Rational Drugs, augmenting the clinical capability of Hospital Pharmacist, ad+vance the knowledge of the nurses about drugs and written information such as leaflet or brochures, to increase patient compliance with information such as poster about general medication.
Hopefully, with the developing the system of Clinical Pharmacy Service in RSUD Pasar Rebo can expand the role Pharmacist in a Team of patient's medication.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>