Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117651 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deny Djukardi
"Kondisi pasar monopoli adalah kondisi pasar ideal yang selalu menjadi tujuan setiap perusahaan. Monopoli itu sendiri dapat diartikan sebagai sendirian menjual. PERTAMINA sebagai perusahaan produsen penghasil minyak pelumas saat ini masih mempunyai hak istimewa sebagai satu satunya perusahaan yang dapat menyalurkan kebutuhan pelumas yang berasal dari bahan baku mineral di dalam negeri yang diatur melalui Keppres No. 18 tahun 1988. Kondisi monopoli yang dinikmati PERTAMINA tersebut bukanlah sebagai kondisi hasil prestasi PERTAMINA, sehingga tidaklah menutup kemungkinan akan hilangnya hak istimewa yang telah diberikan Pemerintah kepada PERTAMINA.
Apabila kondisi hak istimewa monopoli tersebut telah benar-benar dicabut oleh Pemerintah, maka PERTAMINA akan masuk kedalam situasi pasar yang benar-benar bersaing sehingga diperlukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat tetap mempertahankan keberadaannya di pasar pelumas Indonesia. Peran Komunikasi Pemasaran cukup panting dalam memasarkan suatu produk karena merupakan salah satu alat untuk menyebarkan informasi mengenai produk tersebut.
Istilah komunikasi pemasaran sebenarnya berasal dari salah satu elemen bauran pemasaran yaitu promosi. Bauran promosi terdiri dari, periklanan promosi penjualan, penjualan personal dan publisitas yang mencerminkau aktifitas komunikasi dalam pemasaran. Karena beberapa elemen tersebut tidak bisa berdiri sendiri, maka perlu keterpaduan atau kesatuan dari beberapa elemen tersebut.
Mengingat selama ini PERTAMINA mendapatkan hak istimewa monopoli di bidang pemasaran pelumas, maka PERTAMINA sedikit mengabaikan peran komunikasi pemasaran dalam memasarkan produknya. Promosi yang dilakukan PERTAMINA hanyalah bersifat situasional saja, PERTAMINA tidak memiliki target audiece yang pasti dan tidak terjadwal dengan baik.
Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut, kecil kemungkinan PERTAMINA dapat bertahan di era pasar persaingan bebas yang tidak lama lagi akan tercipta Apalagi dengan adanya fenomena perubahan pemasaran saat ini yang mengarah kepada apa yang disebut individualized marketing, database marketing, bahkan cyber marketing. Konsekuensinya komunikasi pemasaran perlu ditangani dengan sentuhan pribadi dan sikap sangat peduli kepada konsumen. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestty Perwitasarie
"Salah satu produk Petrokimia PERTAMINA yang dipasarkan di dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor adalah Purified Therepthalic Acid (PTA). Purified Terephthalic Acid (PTA) adalah bahan baku industri Polyester Fiber (serat tekstil) dan Polyethylene Therepthalate (PET).
Di dalam negeri, semula PTA dihasilkan oleh kilang PERTAMINA Unit Pengolahan III Plaju, Palembang Sumatera Selatan sejak 1986. Namun saat ini sudah terdapat lima produsen PTA di dalam negeri. Supply produksi kelima perusahaan penghasil PTA tersebut mencapai 2,09 juta Mton/ tahun, sedangkan kebutuhan di dalam negeri hanya sekitar 1,4 juta Mton/tahun. Sehingga terjadi over supply sebanyak 0,69 juta Mton/tahun.
Selain dipasarkan di dalam negeri PTA tersebut juga dipasarkan ke luar negeri, khususnya China, karena China merupakan market PTA terbesar, yang konsumsinya mencapai 11.000.000 Mton/tahun. Sementara kemampuan supply-nya dari local production, masih berada dibawah angka tersebut. Sehingga untuk memenuhinya, China mengimpor dari negara lain, termasuk Indonesia. Namun, perkembangan terakhir, untuk mengantisipasi kebutuhan PTA yang begitu tinggi di China, China sendiri juga melakukan investasi untuk membangun pabrik-pabrik PTA.
China yang merupakan market ekspor PTA PERTAMINA terbesar, diperkirakan pada tahun 2004 akan mulai mengurangi supply PTA impor seiring dengan mulai beroperasinya plant-plant PTA baru di China dengan kapasitas yang cukup besar. Sehingga pada akhirnya pada tahun 2007 ekspor PTA ke China diperkirakan akan tertutup karena kebutuhan yang ada telah mampu dipenuhi oleh produksi lokal.
Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan demand PTA dari China, yang artinya juga penurunan market ekspor PTA PERTAMINA, pada tahun 2003 manajemen PERTAMINA mengeluarkan kebijakan untuk kembali mengelola pasar domestiknya sekaligus melakukan penetrasi ke pasar-pasar domestik. Untuk menindaklanjuti kebijakan manajemen, PERTAMINA kembali mengelola pasar dan melakukan penetrasi di pasar-pasar domestik. Pada tahun 2003 fungsi pemasaran PERTAMINA untuk produk Petrokimia gencar melakukan pendekatan kepada konsumen PTA PERTAMINA. Hasil yang diperoleh cukup nyata, pasar dalam negeri mengalami peningkatan. Konsumen PTA PERTAMINA yang semula hanya dua, kemudian meningkat menjadi enam konsumen.
Agar mampu bersaing tentu saja PERTAMINA membutuhkan strategi komunikasi pemasaran yang tepat dalam memasarkan produk PTA ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keberlakuan teori komunikasi pemasaran pada produk industri, dalam hal ini PTA PERTAMINA, guna menyusun rekomendasi yang dapat digunakan dalam mempertahankan loyalitas konsumen lama dan melakukan penetrasi guna memperluas pasar dalam negeri.
Kerangka konsep yang digunakan berhubungan dengan definisi dan lingkup strategi komunikasi pemasaran, khususnya pemasaran produk industri. Untuk mensistematika organisasi pemikiran dalam menyusun perencanaan komunikasi pemasaran penulis menggunakan model SOSTAC + 4M, yaitu model yang dapat digunakan untk mempertemukan kepentingan marketing planning dengan marketing communication.
Metode penelitian yang digunakan berupa kajian deskriptif-kualitatif, yang berusaha menggambarkan, memaparkan situasi dan kondisi, tetapi tidak mencari atau menjelaskan hubungan, juka bukan mengkaji hipotesis atau membuat prediksi. Pencarian data dilakukan melalui metode wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen serta data pendukung lainnya.
Temuan yang dihasilkan dari penelitian berupa deskripsi strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PERTAMINA dalam memasarkan produk PTA PERTAMINA di pasar domestik. Seperti kegiatan personal selling, advertising, dan exhibition.
Strategi yang dilakukan PERTAMINA ini tidak banyak berbeda dengan perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. Namun untuk dapat bertahan dalam lingkungan persaingan, tentu saja PERTAMINA harus iebih memperhatikan komponen-komponen komunikasi pemasaran lainnya, sebab untuk mencapai tujuan penetrasi di pasar dalam negeri yang telah mengalami persaingan cukup ketat, elemen-elemen strategi, taktik dan action pemasaran mutlak dikembangkan.

One oif PERTAMINA products on the market as well for export is purified Therepihalic Acid (PTA), Industrial Main Component For Polyester Fiber and Polyethylene Therepthalate (PET)
In Indonesia, PTA originally was produced by kilang PERTAMINA Unit Pengolahan III Plaju, Palembang Sumatera Selatan since 1986, but now there are five companies that can produce it. The total supply production for those five companies can reach 2,09 million Mton/year, while Indonesian market only need 1,4 million Mton/year, resulting in over supply as much as 0,69 million Mton/year.
Besides being used domestically, PTA is also being exported to many countries, especially to China, since they are the biggest market for PTA, which can consume up to 11 million Mton/year. With their ability to produce such number is still impossible, they have to rely on importing from other countries, such as Indonesia. However, in the recent development, China is trying to anticipate their high need of PTA by investing in the development of PTA factories.
China, as PT PERTAMINA biggest market, will reduce its PTA import supply starting on 2004 since they will start to operate their newly build PTA factories. The end of 2007 will close export of PTA to China closed since they would be able to fulfill their need from local production.
Headed for anticipating this, on 2003 PERTAMINA's management issued a new regulation to reuse their domestic market as well as penetrating new domestic market. On 2003, PERTAMINA's marketing function for Petrochemical product made a continuous approach to PTA consumer. The result was staggering, since domestic market had a positive increase from originally two consumers into six.
In order to make them competitive, PERTAMINA needs a precise communication strategic in marketing PTA product. Research was done in order to analyze the use of communication theory in marketing industrial product, in this case PERTAMINA's PTA, to build a recommendation which can be used to maintain customers loyalty and broaden domestic penetration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Bayuputro
"Dunia telah berubah dengan cepat seiring dengan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi, terutama teknologi informasi. Wujud yang signifkan adalah dengan hadirnya Internet yang telah berkembang pesat di seluruh dunia serta merubah cara hidup, berinteraksi, dan terutama berbisnis, khususnya dalam mengkomunikasikan strategi pemasaran perusahaan. Dengan diperkenalkannya world wide web (www), Internet mampu menyediakan informasi tanpa batas ke seluruh dunia, sekalikgus memungkinkan terjadinya interaksi bisnis secara serentak tanpa adanya batas-batas negara, wilayah, serta waktu. Penggunaan internet secara komersil mewujudkan timbulnya pemasaran di internet serta perdagangan secara elektronik (e-commerce).
Trakindo adalah sebuah perusahaan yang telah berdiri dan berkembang sejak tahun 1970 dan memfokuskan diri pada penjualan produk dan layanan jasa pemeliharaan serta penyewaan alat-alat berat. Melalui situs web perusahaan www.trakindo.co.id yang telah diimplementasikan sejak tahun 1996, Trakindo berupaya untuk mencapai tujuannya sesuai dengan visi-nya untuk menjadi "The Customer Service Company".
Penelitian ini dilakukan terhadap (1) pihak internal Trakindo, sebagai penggambaran konsep situs serta strategi komunikasi perusahaan dan komunikasi pemasaran dengan menggunakan media internet, serta orientasi di masa depan; dan (2) pihak eksternal Trakindo yang terdiri dari. akademisi dan praktisi pemasaran, terutama komunikasi pemasaran online, untuk memberikan tanggapan, masukan dan kritik atas implementasi situs web yang selama ini dijalankan oleh Trakindo.
Untuk membahas fokus kajian tersebut, digunakan pemikiran dari Torn Vassos mengenai prediksi perkiraan kesuksesan pemasaran di Internet dengan nama The Internet Marketing Bullseye Model, serta pemikiran dari Rayport dan Jaworski mengenai Elemen Kunci dalam mendesain Situs Web yang Efektif. Dalam pengaplikasian pemikiran tersebut pada fokus kajian yang diambil, kedua hal tersebut menggambarkan tahap-tahap dalam menyusun .konsep situs web serta implikasi dari implementasi situs web dilihat dari sudut pandang praktisi.
Secara garis besar, pihak Trakindo telah menjalankan tahapan-tahapan dalam imlementasi ?situs web sebagai alat komunikasi perusahaan dan pemasaran penawaran (produk dan jasa), namun hasil yang diharapkan dari implementasi tersebut tidak terdefinisikan dengan baik. Oleh karena itu diusulkan suatu gambaran konsep serta rekomendasi yang searah dengan visi dan misi Trakindo.
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan penelitian untuk menambah referensi dan wawasan baru baru dalam studi tentang komunikasi pemasaran melalui media internet, terutama untuk memperdalam kaidah-kaidah komunikasi pemasaran di media internet yang jarang ditemui dalam beberapa penelitian. Dilain pihak penulis juga merasa bahwa perlu adanya pemahaman dari pembaca dan pemerhati komunikasi pemasaran di internet untuk memahami lebih jauh peran media internet dalam komunikasi pemasaran, terutama bagi produk-produk non Consumer goods."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hermawan
Jakarta: Erlangga, 2012
658.802 AGU k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Widiawati Octavianti
"Brand atau merek dari suatu organisasi lebih dari sebuah nama. Merek juga menyangkut beberapa hal, termasuk di dalamnya posisi organisasi dalam pasar, bagaimana cara kerjanya, komunikasi internal dan eksternal, dan tingkah laku para karyawannya. Kesemuanya tergambar dalam merek perusahaan. Karenanya banyak perusahaan yang rela untuk mengalokasikan dana perusahaan untuk dapat membuat nama baru atau mempertahankan nama yang sudah ada. Terdapat berbagai cara untuk melakukan hal tersebut.
Accenture adalah sebuah perusahaan konsultan manajemen dan teknologi yang meliputi konsultasi, teknologi, alih daya dan modal ventura. Penggunaan nama perusahaan Accenture digunakan sejak bulan Januari 2001 dimana sebelumnya perusahaan ini dikenal dengan nama Andersen Consulting. Perubahan nama ke Accenfure bukan sekedar hanya sebuah perubahan nama dari sebuah organisasi semata, akan tetapi juga menjadi harapan-harapan baru dari perusahaan ini.
Merek, dalam hal ini Accenture akan selalu hadir setiap kali organisasi bertemu dengan para pelanggannya. Berbicara tentang merek perusahaan, maka komunikasi pemasaran akan selalu memainkan peranannya. Komunikasi dan pemasaran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pemasaran adalah komunikasi dan komunikasi adalah bagian dari pemasaran. Selain itu, komunikasi antara perusahaan kepada konsumen mereka, baik konsumen aktual maupun konsumen potensial merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan mengenalkan nama atau merek dari perusahaan yang baru.
Merek (brand) merupakan nama, istilah, tanda, simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Bagi para karyawan accenture, perubahan nama tersebut tentunya telah di ketahui jauh hari sebelum nama baru tersebut digunakan. Tetapi bagaimana dengan konsumen pada umumnya dan klien perusahaan pada pada khususnya. Bagaimanakah respon mereka terhadap perubahan nama tersebut. Serta bagaimana strategi komunikasi pemasaran prerusahaan yang diterapkan untuk mengenalkan nama perusahaan tersebut.
Untuk mengetahui respon dari konsumen mengenai perubahan nama perusahaan maka dilakukan suatu survey yang respondennya merupakan orang-orang yang pernah berhubungan atau bekerjasama dengan perusahaan jasa konsultan selama satu tahun terakhir.
Dari hasil yang didapat dari survey yang dilakukan di kantor-kantor responden, ternyata 90% dari para responden mengetahui perubahan nama Andersen Consulting menjadi accenture. Serta sebagian dari para responden menjawab bahwa proses perubahan nama tersebut telah terkomunikasi dengan baik. Selain itu, beberapa responden juga menjawab bahwa image dari perusahaan yang baru akan naik, diantaranya karena dengan perusahaan yang baru maka akan lebih mandiri dan lebih terspesialisasi dibandingkan pada saat perusahaan bergabung dengan perusahaan induk.
Tetapi di sisi lain, sebaiknya accenture juga membuat situs untuk perusahaan kecil dan menengah yang selama ini kurang mendapat porsi cukup jika dilihat dari event yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan membuat situs tersebut maka perusahaan tidak akan turun imagenya, dan sera dapat mengapai usaha ekonomi kecil dan menengah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjetjep Suparman
"Pariwisata Indonesia merupakan sektor unggulan dalam perekonomian nasional. Sektor ini diproyeksikan menjadi penghasil devisa non-migas terbesar pada akhir Repelita VII, melalui peningkatan jumlah wisman ke Indonesia. Salah satu negara potensial bagi promosi pariwisata Indonesia adalah Taiwan. Akan tetapi, promosi yang dilakukan belum memberikan hasil yang optimal. Melalui studi ini, kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata Indonesia di Taiwan diungkap dan diulas dengan menggunakan kerangka analisa proses komunikasi pemasaran. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode desk research.
Kesimpulan studi ini adalah bahwa promosi pariwisata Indonesia di Taiwan perlu dilakukan secara terpadu dan koordinatif. Materi pesan harus dikemas secara spesifik sesuai dengan target market Taiwan dan sebaiknya menggunakan bahasa Mandarin untuk menghindari -communication-barrier. Hal ini harus didukung dengan peningkatan jumlah pemandu wisata yang mampu berbahasa Mandarin.
Saluran komunikasi "word of mouth" temyata lebih efektif karena bersifat dua arah, sehingga peran repeater dan biro wisata menjadi sangat penting. Selama ini, terbatasnya dana, materi promosi dan summber daya manusia di P31 menyebabkan kesinambungan promosi belum berjalan dengan baik. Sehingga efek program komunikasi pemasaran menjadi tidak optimal.
Selain itu, urrtuk meningkatkan daya tarik promosi perlu dibuat, diversifikasi produk paket wisata bagi wisatawan Taiwan dan pengkajian terhadap kemungkinan pembukaan jalur penerbangan langsung ke beberapa destinasi wisata potensial selain Bali, kemudahan pengurusan keimigrasian, dan pemberian berbagai insentif terutama bagi wisman yang sudah menjadi repeater. Pengembangan lain yang juga dipandang perlu adalah membentuk pusat infarmasi pariwisata Indonesia yang menerbitkan newsletter secara berkala dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti intemet, dan produk-produk wisata baru yang variatif & inovatif agar lebih kompetitif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi
"Kegiatan komunikasi pemasaran terpadu (imc) dalam mengelola komunikasi merek Studi Deskriptif Pada Kegiatan Pilar IMC dalam Mengelola Komunikasi Merek "12 Jalur Destinasi" Wisata Pesisir Jakarta Utara.

Integrated marketing communication (imc) on strategic management of brand communications programmes Descriptive Studies IMC Pilars on Strategic Management of Brand Communications "12 Jalur Destinasi" North Jakarta Coastal Tourism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31046
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karla M. Nashar
"Sektor properti di Indonesia semakin menunjukkan keberadaannya sebagai salah satu sektor yang terns tumbuh dan menjanjikan keuntungan bagi mereka yang terlibat di dalamnya. Salah satu sub-sektor properti yang paling dominan pertumbuhannya adalah mal dan trade center. Tingginya tingkat pertumbuhan ini telah menimbulkan tingkat persaingan di antara para pengelola pusat perbelanjaan tersebut.
Penelitian ini mencoba melihat fenomena event yang banyak diseleng-garakan oleh pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta. Dengan menggunakan sudut pandang experiential marketing dari Bernt Schmitt, penulis mencoba menganalisis kaitan antara pengalaman yang dirasakan oleh seseorang yang menghadiri event tersebut dengan tingkat loyalitas yang dimilikinya setelah menyaksikannya.
Mengambil objek penelitian Jazzy Friday di Pasar Festival Jakarta, penelitian ini membatasi pokok permasalahan ke dalam 3 hal, yaitu (a) bagaimana event Jazzy Friday digunakan sebagai bagian dari strategi komunikasi pemasaran terpadu Pasar Festival; (b) bagaimana Holistic Experience dapat mempengaruhi loyalitas pengunjung event Jazzy Friday; dan (c) faktor-faktor SEMs mana yang paling mempengaruhi loyalitas pengunjung event Jazzy Friday. Sedangkan metodologi yang digunakan adalah eksplanatif supaya dapat menemukan alasan dari yang melatar¬belakangi fenomena tersebut.
Adapun kesimpulan umum dari penelitian ini bahwa sebagai salah satu media komunikasi dari Pasar Festival, Jazzy Friday belum digunakan secara optimal. Terdapat beberapa haI yang hams ditingkatkan demi menciptakan loyalitas yang tinggi dari para pengunjung. Salah satu hal yang paling mendasar adalah menyangkut konsep awal dari event itu sendiri yang merupakan landasan panting bagi keseluruhan program tersebut.

The property sector in Indonesia has shown its existence as one of the most constantly growing sectors and also promising benefit for those whose involve in this business. One of the most dominant sub sectors in property is mall and trade center. The high growth of this sub sector has caused the increasing level of competition among those shopping centers management.
This research tries to explore the phenomena of event which held by many shopping centers in Jakarta. Using the experiential marketing point of view from Bernt Schmitt. the writer wish to analyze the correlation between the experience customers achieved while attending the event, with the level of loyalty they have after attending the event.
With Jazzy Friday at Pasar Festival Jakarta as the research object, the main problem of this research is limited into three points, i.e: (a) how Jazzy Friday event is used as a part of integrated marketing communication strategy at Pasar Festival; (b) how the holistic experience could influence the loyalty level of Jazzy Friday's visitors; and (c) which of SEMs factors has the most influence to the loyalty level of Jazzy Friday's visitors. The descriptive explanative methodology is used in order to provide the specific description in detail about the real condition of the implementation of Jazzy Friday itself
The general conclusion of this research is that as one of communication medias in Pasar Festival, Jazzy Friday has not been used in its optimal capacity. There are many aspects that should be improved to create the high level of loyalty of their visitors. One of these basic aspects is the concept of the event itself, which is a very important foundation for the entire program."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvi Jatmiko
"Komunikasi pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam memasarkan produk atau jasa sebuah perusahaan. Unsur-unsur komunikasi pemasaran yang sering digunakan seperti setting, advertising, sales promotion, direct marketing, publicity and pubtic relations, sponsorship, exhibition. Corporate identity, packaging, point of sates dan word of mouth atau biasa dikenal dengan Marketing Mix.
Penelitian ini akan membahas tentang strategi dan implementasi berbagai unsur marketing communication mix dengan mengambil studi kasus TNT International Express Indonesia. Untuk sampai pada pembahasan tersebut digunakan metode penelitian kasus dengan teknik pengumpulan data melalui in depth reporting, observasi, dan dokumentasi, dengan teknik analisis data penjodohan pola (pattern matching) yang dilengkapi dengan analisis evaluatif kualitatif-deskriptif.
Hasil studi kasus secara umum menunjukan kesesuaian antara pola-pola konseptual yang diprediksikan berdasarkan teori-teori yang relevan dengan pola-pola temuan empirik studi kasus, baik yang menyangkut profil organisasi TNT International Express Indonesia secara menyeluruh maupun yang Iebih khusus mengenai komunikasi pemasaran TNT International Express Indonesia.
Dari kesesuaion pola-pola tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pertama, kegiatan komunikasi pemasaran TNT International Express Indonesia pada dasarnya sudah mempunyai strategic planning yang baik namun pada tahap implementation terdapat beberapa kegiatan-kegiatan yang tidak sejalan dengan strategic planning sudah dibuat.
Hal ini disebabkan karena pembuatan strategic planning untuk komunikasi pemasaran TNT International Express Indonesia dibuat oteh TNT International Express Regional Asia Pasific di Singapura atas dasar market anatysis dan tanpa marketing research tentang kondisi pasar di Indonesia.
Kedua, Kegiatan komunikasi pemasaran TNT lnternational Express Indonesia hanya berfokus pada brand building dan peningkatan revenue perusahaan TNT International Express Indonesia seakan-akan melupakan faktor-faktor Community developmeni dimana merupakan unsur penting dalam sebuah strategy untuk mencitrakan perusahaan sebagai pemimpin pasar sesuai dengan visi dan misi TNT International Express Indonesia.
Ketiga. Kegiatan komunikasi pemasaran TNT Iniernaiional Express Indonesia yang begitu banyak. hanya dikerjakan oleh seorang Marketing Manager dan Stafnya. Hal ini membuat kegiaian-kegiaian yang sifatnya menciptakan brand awareness melalui kegiatan-kegiatan yang seharusnya diliput oleh media seperti exhibitions dan talk show di radio atau TV tidak tercipta.
Dari kesimpulan tersebut diatas. maka untuk meningkatkan kinerja penerapan strategi komunikasi pemasaran TNT international Express Indonesia sebaiknya dipertimbangkan pola komunikasi pemasaran yang terpadu dengan mengindahkan aspek perencanaan dan keterpaduan berbagai unsur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspitasari
"Telekomunikasi mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Teknologi Voice over Internet Protocol sebagai salah satu aplikasi dalam internet yang digunakan untuk berkomunikasi melalui telepon mulai dikenal di Indonesia, di antaranya melalui produk yang menggunakan kartu, balk prabayar maupun pascabayar, dan juga produk VoIP bernama TELKOMGloba| 017, yang dlluncurkan sebagai varian geneiasi baru setelah TELKOMSave, yang diposisikan sebagal VoIP kelas Premium.
Kehadiran TELKOMGlobal 017 secara langsung dihadapkan pada SLI 001 dan SLI 008 yang selama bertahun-tahun eksis melayani sambungan Iangsung internasional. Dengan positioning produk hemat dan berkualitas, TELK0MGIobal mulai meraih pangsa pasar sebesar 20%, dan bertujuan untuk meraih sebesar 40% dari total pangsa pasar berdasarkan menit call.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan oleh PT Telkom sebagai suatu bentuk kesadaran merespons pasar yang sangat kompetitif dan mulai mengarah pada quality-sensitive. Penelitian dilakukan di Jakarta, yang masuk dalam lingkup Divisi Regional II. Metode penelitian merupakan penggabungan dari metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatlf dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner melalui teknik penarikan sampel yang non random yaitu snowball sampling.
Responden adalah pengguna 017 yang sekaligus memiliki referensi pengalaman menggunakan SLI 001 dan/atau SLI 008. Penulis tidak memiliki kerangka sampel, dan sekaligus sulit menemukan responden yang memenuhi kriteria tersebut di atas, sehingga snowball sampling menjadi pilihan.
Metode pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada sejumlah subjek penelitian, baik mereka yang mengenal produk ini maupun yang sudah mengenal dan menggunakan produk ini. Wawancara mendalam juga dilakukan terhadap manajemen Telkom dan Indosat untuk mendapat gambaran mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan.
Kerangka pemikiran menggunakan konsep komunikasi pemasaran terpadu (KPT atau Integrated Marketing Communication) yang dikemukakan terutama oleh Joseph Sirgy, yang mengatakan bahwa karakteristik utama dari konsep ini adalah keterpaduan dan koordinasi yang mengarahkan semua tujuan darl komunikasi pemasaran. Sirgy mengalakan perlunya ada orientasl strategis yang diacu oleh semua fungsi komunikasi pemasaran, baik iklan, personal selling, promosi penjualan, penjualan langsung, maupun humas. Selain itu Sirgy menambahkan perlu ada kontinuitas dari keseluruhan aktivitas komunikasi pemasaran, kontinuitas itu menyangkut fisik maupun dalam term psikologis.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa ternyata tools komunikasi pemasaran relatif tidak efektif, mengacu pada temuan data yang menyebutkan bahwa sebagian terbesar responden belum pernah mendapatkan atau terpapar oleh alat komunikasi pemasaran.
Temuan berikutnya mengatakan bahwa sebagian besar responden menggunakan TG-017 karena itu merupakan kebijakan di kantor mereka. Pertanyaan lebih mendalam kepada sejumlah responden menghasilkan temuan bahwa kebijakan di kantor didorong oleh aktivilas kunjungan personal (presentasi personal, Sebagai bagian dan personal selling) yang dilakukan petugas Telkom ke sejumlah perusahaan. Inl berarti bahwa alat komunikasi pemasauan dalam bentuk personal selling menghasilkan efek tidak langsung yang relatif signifikan dibandingkan dengan alat komunikasi pemasaran lainnya.
Kemudian ditemukan sejumlah informasi menarik, bahwa sekretaris berperan penting sebagai inisiator dari penggunaan produk ini, pada beberapa perusahaan bahkan ditemukan bahwa sekretaris juga berfungsi sebagai influencer terhadap penggunaan produk ini. Pada beberapa perusahaan berskala kecll-menengah, sekretaris bahkan berfungsi sekaligus sebagai decision maker dan user.
Sejumlah alat komunikasi pemasaran seperti iklan baik di media lini alas maupun lini bawah, nampaknya memang belum menjadi priorltas bagi Telkom, sehingga tidak mengherankan apabila sebagian besar orang tidak mengenal produk ini, atau pengenalannya akan produk ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kebijakan kantor.
Ditemukan bahwa perlu ada pengkajian ulang terhadap penetapan strategi segmentasi, targeting dan pengaturan positioning produk ini. Berikutnya juga ditemukan bahwa kesulitan untuk masalah koordinasi gerak dan keterpaduan dikarenakan struktur organisasi yang relatif rumit. Implikasi teoritis dari tiadanya koordlnasi dan garis komando yang jelas, menurut Sirgy dapat membuat terbatasnya cakupan dan frekuensi penyerapan pasar seoara optimum. Ini dapat dipahami mengingat koordinasi dalam setiap langkah komunikasi menyebabkan setiap pihak yang terlibat mengacu pada satu orientasi strategis yang sama, sehingga masing-masing plhak dapat berjalan bersama, dan tidak pergi ke arah yang berbeda. Keterarahan, menurut Sirgy membuat hasil dari komunikasi pemasaran menjadi maksimal.
Rekomendasi teoritls, melakukan penelilian lanjutan mengenai persepsi konsumen pada level yang lebih Ianjut dengan mellbatkan cakupan sampel yang lebih luas, selain juga mengukur efektivitas setiap alat komunikasi yang dijalankan oleh Telkom. Rekomendasi praktis, Telkom perlu mengkaji ulang strategi segmentasi, targeting dan positioning yang ada, menglngat SLI O08 sekarang menjadi ancaman yang sangat nyala dalam positioning ?hemat" yang dilekatkan pada TG-017. Semenlara itu kehadiran Telkom SLI 007 juga harus diantisipasl lebih hati-hati, agar pertama produk ini dapat diserap pasar, kedua, agar produk ini tidak justru mematikan TG-017."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>