Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65838 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry Rustam
"Keberhasilan perekonomian Jepang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dan peran perusahaan-perusahaan Jepang. Dalam kinerja perusahaan Jepang ada hal-hal khusus yang sangat spesifik Jepang. Kekhususan nilai-nilai Jepang tersebut merupakan daya tarik yang sangat besar bagi penelitian sejarah sosial budaya ekonomi Jepang, terutama dalam meneliti perusahaannya. Untuk memahami secara lebih mendalam pelaksanaan manajemen Jepang, haruslah dipahami terlebih dahulu keterkaitan sejarah, kebudayaan, dan sosial masyarakat yang menjadi dasar keberhasilan dan ketahanan manajemen Jepang menghadapi setiap tantangan dan perkembangan perekonomian yang tidak selalu bagus.
Dalam hasil penelitian ini dipaparkan hubungan antara sejarah sosial budaya masyarakat Jepang dengan nilai-nilai ekonomi yang mendasari kebiasaan perusahaan. Dari hubungan tersebut dapat dikatakan sebuah tesis, ialah bahwa perusahaan Jepang melaksanakan manajemennya berdasarkan kebiasaan atau budaya perusahaan yang diadopsi dari nilai-nilai sosial budaya masyarakat Jepang masa-masa sebelumnya. Penelitian mengenai keberhasilan Jepang dipusatkan pada bidang sejarah ekonomi karena benar-benar merupakan dasar dalam hubungannya dengan kebijaksanaan nasional Jepang.
Berdasarkan uraian dan tesis tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: kekhususan nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang. Untuk mendapatkan jawaban permasalahan penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang nilai-nilai utama yang berasal dari budaya masyarakat Jepang yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif. lnformasi yang berhasil dikumpulkan diolah, dikelompokkan, dan kemudian disajikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan. Sedangkan tipe penelitian adalah deskriptif analisis. Gambaran setiap fenomena kinerja perusahaan dicari saling keterkaitannya.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ternyata nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang merupakan budaya perusahaan yang berasal dari nilai-nilai budaya yang sudah ada dalam masyarakat Jepang sejak zaman dahulu, yang diterapkan secara spesifik dalam manajemen perusahaan Jepang, yang secara harmonis dikombinasikan dengan nilai-nilai estetika sehingga dapat terus dipertahankan. Juga didapatkan bahwa bangsa Jepang ternyata merupakan bangsa yang sangat terorganisir, membentuk satu homogenus yang terkendali oleh nilai-nilai budaya masyarakatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Rustam
"ABSTRAK
Keberhasilan perekonomian Jepang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dan peran perusahaan-perusahaan Jepang. Dalam kinerja perusahaan Jepang ada hal-hal khusus yang sangat spesifik Jepang. Kekhususan nilai-nilai Jepang tersebut merupakan daya tarik yang sangat besar bagi penelitian sejarah sosial budaya ekonomi Jepang, terutama dalam meneliti perusahaannya.
Untuk memahami secara lebih mendalam pelaksanaan manajemen Jepang,haruslah dipahami terlebih dahulu keterkaitan sejarah, kebudayaan, dan sosial masyarakat yang menjadi dasar keberhasilan dan ketahanan manajemen Jepang menghadapi setiap tantangan dan perkembangan perekonomian yang tidak selalu bagus.
Dalam hasil penelitian ini dipaparkan hubungan antara sejarah sosial budaya masyarakat Jepang dengan nilai-nilai ekonomi yang mendasari kebiasaan perusahaan. Dan hubungan tersebut dapat dikatakan sebuah tesis, ialah bahwa perusahaan Jepang melaksanakan manajemennya berdasarkan kebiasaan atau budaya perusahaan yang diadopsi dari nilai-nilai sosial budaya masyarakat Jepang masa-masa sebelumnya. Penelitian mengenai keberhasilan Jepang dipusatkan pada bidang sejarah ekonomi karena benar-benar merupakan dasar dalam hubungannya dengan kebijaksanaan nasional Jepang.
Berdasarkan uraian dan tesis tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: kekhususan nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang.
Untuk mendapatkan jawaban permasalahan penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang nilai-nilai utama yang berasal dari budaya masyarakat Jepang yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif. Informasi yang berhasil dikumpulkan diolah, dikelompokkan, dan kemudian disajikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan. Sedangkan tipe penelitian adalah deskriptif analisis. Gambaran setiap fenomena kinerja perusahaan dicari saling keterkaitannya.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ternyata nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang merupakan budaya perusahaan yang berasal dari nilai-nilai budaya yang sudah ada dalam masyarakat Jepang sejak zaman dahulu, yang diterapkan secara spesifik dalam manajemen perusahaan Jepang, yang secara harmonis dikombinasikan dengan nilai-nilai estetika sehingga dapat terus dipertahankan. Juga didapatkan bahwa bangsa Jepang ternyata merupakan bangsa yang sangat terorganisir, membentuk satu homogenus yang terkendali oleh nilai-nilai budaya masyarakatnya. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Gusagis Khomanur Ngaziz
"The thesis entitled "American Cultural Values Underlying the IBM Company" discusses the subject matter relating to operationalization of selected American cultural values in the IBM corporate culture and its development to the success of the said company. The hypothesis of the said subject matter is : "The success of the large American enterprises is based on their cultural values rooted in selected American cultural values and operationalized in their business institutions consistently and accompanied by full commitment of the management of their companies and their employees".
Supported by the approach to the theory of the American culture, and the theory of corporate culture, and by using qualitative research methodology, in particular verstehen and interpretive method, the writer tried to prove the truth of such hypothesis, and his inference had been proved. Thus it is very clear that the sacred cultural values made as a guidance for a nation having a profound influence on the nation concerned, so that whatever they do always reflects the values they believe in. In preserving such values, the community concerned selectively operationalizes them in various existing institutions pursuant to their need."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susy D. Hermanses
"Budaya perusahaan merupakan pedoman perusahaan yang bersifat abstrak, namun dapat dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh para anggotanya. Sebagai bank yang pernah menjadi pelopor dalam hal teknologi ATM, Bank Niaga sedang memansuki babakan baru dalam kehidupannya. Siring dengan terjadinya perubahan kepemilikan, maka komposisi manajemen puncak juga mengalami perubahan pada bank yang didirikan oleh para pejuang, pengusaha dan kaum intelektual ini.
Kini, Bank Niaga berstatus sebagai bank take over (BTO) atau bank yang berada dalam pengawasan pemerintah c.q. BPPN dalam rangka penyehatan perbankan. Status ini membawa berbagai konsekuensi yang satu diantaranya adalah adanya perubahan nilaa-nilai budaya perusahaan. Adanya perubahan nilai-nilai tersebut, merupakan suatu keadaan yang tidak terelakkan. Yang patut disadari adalah bahwa jangan sampai perubahan itu berkembang kea rah yang negative.
Untuk itu, pemimpin tetap memegang peranan penting sebagai pemersatu perusahaan. Pemimpin, selain diharapkan jadi suri tauladan juga diharapkan dapat bersosialisasi atau berkomunikasi hingga ke jajaran paling bawah. Hal ini penting dilakukan agar setiap karyawan dapat mengerti dan memahami sasaran dan tujuan perusahaan, serta yang paling penting adalah kalangan bawah itu tetap merasa bahwa mereka ikut diajakn bertanggungjawab atas keberlangsungan perusahaan.
Disadari pula ada beberapa hal yang tidak dapat diterapkan oleh manajemen baru saat ini, karena focus utama tertuju pada hidup dan matinya Bank Niaga. Namun di tengah-tengah upaya memfokuskan diri, tetap diharapkan nilai-nilai budaya perusahaan yang sudah tertanam dapat dijadikan sebagai bekal dalam melewati berbagai aral melintang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T38346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Trenggono
"Penelitian tentang budaya organisasi (organizational culture) umumya dilakukan berdasarkan dua pendekatan. Pertama, pendekatan yang memperlakukan budaya secara tunggal sebagai konteks dimana budaya merupakan faktor yang sangat menentukan fungsi suatu organisasi, menentukan perilaku para anggota organisasi dan bertujuan agar organisasi berjalan dengan lebih baik. Kedua, pendekatan yang memandang budaya secara sekaligus, baik sebagai konteks maupun sebagai proses.
Tujuan dari studi ini ingin memahami bagaimana kejadian-kejadian dalam organisasi diciptakan, ditransmisikan, dimiliki dan dipahami bersama secara interaktif dan komunikatif dalam organisasi. Dengan pemikiran yang demikian budaya merupakan proses komunikasi itu sendiri. Telaah dalam pendekatan ini menekankan pada pemahaman atas suatu realitas-realitas organisasi yang tercermin dalam kinerja komunikasi atau kinerja budaya organisasi yang dalam penelitian ini meliputi antara lain: ritual, simbol kewenangan, passion dan hubungan sosial.
Penelitian budaya organisasi ini dilakukan berdasarkan pendekatan kedua pada organisasi Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). BPIS merupakan suatu badan pengelola BUMN-BUMN mencakup antara lain: IPTN, PAL, PINDAD, INTI, LEN, DAHANA, KRAKATAU STEEL (KS), INKA, BOMA BISMA INDRA (BBI) DAN BARATA.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan kajian dilakukan secara kualitatif. Cara pegumpulan data yang dilakukan terutama melalui wawancara mendalam (depth interview) terhadap informan-informan kunci (key informants) dalam struktur organisasi BPIS, dari Wakil Kepala, 4 (empat) Deputi, 4 (empat) Kepala Biro dan 4 (empat) Kepala Bagian. Selain itu dalam pengumpulan data dilakukan pula dengan cara Seminar, Lokakarya-iokakarya, Diskusi-diskusi dan Dokumentasi.
Temuan penelitian yang paling utama adalah bahwa dalam organisasi BPIS masih melekat nilai-nilai paternalistik yang polanya berorientasi pada kepemimpinan yang terpusat dan ketokohan serta kepahlawanan BJ Habibie sebagai Kepala BPIS. Dalam hal ini, ciri-ciri yang terlihat adalah terutama dalam proses pengambilan keputusan banyak tergantung kepada Kepala BPIS. Selain itu, hubungan para pimpinan BPIS dengan perusahaan-perusahaan yang dikelolanya bersifat penuh kewenangan, direktif dan instruktif. Meskipun demikian, di sisi yang lain, dalam organisasi BPIS sudah tampak berkembang nilai-nilai yang berorientasi pada keterbukaan dan kebebasan, baik dalam hubungan kerja antara pimpinan dengan bawahan dan di antara karyawan satu dengan yang lain yang sejajar, serta pada hubungan-hubungan yang bersifat sosial. Hal ini didukung pula oleh simbol-simbol dalam organisasi yang berorientasi keterbukaan dan kebebasan, seperti pemanfaatan waktu yang fleksibel, penggunaan dan pemanfaatan perlengkapan dan fasilitas serta media komunikasi secara bebas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Megani
"Sikap positif karyawan terhadap perusahaan adalah hal
yang paling penting, yang harus dimiliki oleh sebuah badan
usaha , karyawan merupakan roda utama keberhasilan perusahaan.
Salah satu upaya yang dilakukan Humas PT National Gobel
guna membentuk sikap positif karyawan, melalui rangkaian
kegiatan komunikasi persuasif dalam menanamkan nilai-nilai
perusahaan yaitu Falsafah "Pohon Pisang " beserta ketujuh
Prinsip penjabarannya, Prinsip Utama dan Motto Perusahaan.
Tujuan pene litian ini adalah untuk melihat usaha-usaha
yang dilakukan Humas PT National Gobel dalam menjalankan
fungsi internal relations-nya, ketika menanamkan nilai-nilai
perusahaan sebagai upaya memperkuat budaya perusahaan. Juga
akan ditinjau keterlibatan serta hal-hal yang menjadi hambatan
Humas dalam melakukan kegiatannya; disamping itu, dibahas Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kwantitatif
dengan teknik penarikan sampel purposive sampling (penarikan
sampel secara sengaja), dengan dua metode pengumpulan
data yaitu ' survai dan wawancara mendalam terhadap pihak Humas
PT National Gabel yang dianggap berkompeten dalam memberikan
informasi penelitian, yang terdiri dari kepala Humas dan dua
orang stafn ya, disamping dikumpulkan pulaata dari para
karyawan PT National Gobel mengenai pengetahuan dan sikapnya
terhadap perusahaan , dengan mengajukan kuesioner .
Dari penelitian ini diketaui Bahwa, ada dasarnya PT
National Gobel telah melakukan kegiatan komunikasi persuasif
dalam men anamkan nilai-nila i perusahaan (Falsafah, Prinsip
Utama dan Motto Perusahaan) sesuai dengan 4 (empat) tahap
yang dikemukakan oleh· Cutlip dan Center. Namun demikian ,
PT National Gobel kurang memandang pentingnya kegiatan penelitian,
perencanaan dan evaluasi. Hal ini umum terjadi pada
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk perusahaan
besar nasional.
Kurangnya mutu personal dari pihak Humas PT National
Gobel menyebabkan majalah perusahaan "Berita National" yang mampu dijadikan media paling efektif, sebagai penghubung
antara pihak manajemen dan karyawan dalam upaya menanamkan
nilai-nilai p~rusahaan tidak berhasil . dimanfaatkan. Disisi
lain, seharusnya media internal ini mampu menciptakan daya
tarik dan keingintahuan karyawan terhadap nilai-nilai perusahaan
yang merupakan wujud dari budaya perusahaan (corporate
crilture).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa aspek Pengetahuan
(kognitif) dan besaran engalaman personal berp engaruh kuat
dalam pembe ntukan sikap· positif (aspek afektif ) karyawan
terhadap nilai-niiai perusa haan , seperti dikemukakan oleh
Allport; sikap diorganisir dari pengalaman."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Made Gunawan
"ABSTRAK
Dunia Perbankan Indonesia sesudah deregulasi perbankan dan keuangan Oktober 1988 menunjukkan perubahan dan perkembangan yang sangat mendasar. Orientasi bankir dari product oriented berubah menjadi customer oriented. Jaringan perbankan menjadi sangat luas sampai ke pelosok tanah air, dengan dampak positif masyarakat menjadi bank-minded serta dana perbankan menjadi melimpah. Dampak negatifnya terjadi persaingan tidak sehat antara bank-bank, bajak membajak tenaga profesional dan meningkatnya jumlah kredit macet serta peristiwa pembobolan bank oleh orang dalam bekerjasama dengan oknum luar.
Bank Sentral mencoba untuk menanggulangi hal ini dengan mengeluarkan peraturan mengenai prinsip ke hati-hatian (prudential regulation), peraturan mengenai orang-orang yang tidak boleh menjadi pemegang saham bank dan beberapa peraturan preventif lainnya.
Disamping ketentuan-ketentuan yang berlaku dunia perbankan juga mencoba memagari diri dengan membentuk apa yang disebut budaya perusahaan (budaya kerja).
Untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai budaya perusahaan, maka perlu dilakukan penelitian di lingkungan perbankan sendiri.
Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif, sumber datanya diperoleh dari PT. Bank Antardaerah di Surabaya serta teknik pengumpulan datanya dipergunakan daftar pertanyaan setengah terbuka.
Hasil temuan menunjukkan bahwa PT. Bank Antardaerah secara diam-diam pada dasarnya telah mempunyai budaya perusahaan.
Penulis menyarankan kepada pimpinan bank tersebut agar budaya perusahaan yang telah berjalan selama ini terus dibina dan diarahkan agar dapat menjadi alat yang ampuh dalam meningkatkan produktivitas dan pelayanan serta mampu menangkal dampak negatif daripada deregulasi."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Budihartono
"Pelayanan publik telah menjadi fokus perhatian masyarakat, terutama seiring dengan kebijakan pemerintah tentang desentralisasi (otonomi daerah). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan salah satu aspek penting dari pelayanan publik yaitu kualitas pelayanan dengan alat penguji servqual model. Selanjutnya menjelaskan budaya organisasi yang berkembang dengan alat organizational culture profile (OCP). Pada bagian akhir menjelaskan peran budaya organisasi (korelasi) dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan studi kasus untuk meneliti aspek budaya organisasi, selanjutnya kualitas pelayanan dilakukan dengan metode survei dan untuk peranan (korelasi) budaya dengan kualitas pelayanan menggunakan metode statistik korelasi.
PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang, merupakan PDAM pertama di Indonesia yang mendapatkan ISO 9002 di bidang pengolahan air minum, yang merupakan salah satu bentuk komitmen pelayanan kepada pelanggan.
Populasi penelitian mencakup pelanggan dan pegawai pada tingkat middle level management yang terdiri dari kepala unit organisasi satuan, bagian, bidang, wilayah, cabang dan IKK dan staf yang terdiri dari tingkat kepala sub bagian, seksi, bidang serta staf non struktural.
Pengambilan sampel untuk masing-masing jenis penelitian adalah sebagai berikut: Untuk penelitian kualitas pelayanan dilakukan dengan menggunakan proportional stratified random Sampling sebanyak 100 orang responden. Sedangkan untuk penelitian budaya organisasi menggunakan random berstrata secara tidak proporsional (disproportioned stratified random sampling) pada kantor pusat, dan unit-unit seperti: kantor wilayah, cabang dan IKK yang berjumlah 120 orang sampel terdiri dari 20 orang di tingkat middle level management dan 100 orang di tingkat staf.
Untuk menguji peranan budaya organisasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan, kepada seliap responden pegawai perusahaan diberikan 2 perrnasalahan yaitu: yang berkaitan budaya organisasi dan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan. Untuk aspek budaya organisasi menggunakan instrumen organizational culture profile (OCP) dengan rnetode pengumpulan data q-short dengan ipsatve scoring. Sedangkan aspek kualitas pelayanan menggunakan instrumen pilihan atas preferensi dengan skala liked (1 -5) yang berhubungan dengan gap 1 sampai dengan gap 4 sesuai konsep servqual.
Berdasarkan hasil penelitian pada aspek budaya organisasi, aspek kualitas pelayanan dan aspek peranan atau tingkat korelasi keduanya dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan belum memenuhi harapan pelanggan balk dari sisi jenis pelayanan, seperti: administratif, tarif, dan teknik (K3) air, maupun dan sisi dimensinya tangibel, reliability, responsiveness, assurance dan empathy.
a). Pelayanan teknik yang berhubungan dengan Kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air merupakan jenis pelayanan yang masih mendominasi persoalan pelayanan dengan indikator skor rata-rata gap negatif paling besar).
b). Dimensi daya langgap (responsiveness) merupakan dimensi yang paling bermasaiah dalam memenuhi harapan pelanggan, hal ini tercermin dari skor rata-rata negatif tertinggi.
2. Penyebab dari kondisi di alas, adalah masih terdapat gap (kesenjangan) antara persepsi harapan pelanggan dengan persepsi middle level management dan staf atas kualitas pelayanan. Hal ini terbukli dari terjadinya gap 5, yang merupakan akumulasi dari terjadinya gap 1 sampai dengan gap 4 dalam proses internal perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian budaya organisasi dari 54 atribut (OCP) dengan factor analysis disarikan menjadi 9 (sembilan) faktor utama yang membangun budaya perusahaan yang diamali. Faktor-faktor mama tersebut adalah: 1). Faktor Kejujuran; 2). Faktor Berorientasi pada Hasil; 3). Faktor Adaptabilitas; 4). Cepat Menangkap Peluang; 5). Faktor. Otonomi; 6). Faktor rerorientasi pada Tindakan; 7). Faktor Menjadi Berhati-hati; 8). Faktor Berorientasi pada Peraturan; dan 9). Menghadapi Konflik Secara Langsung.
Berdasarkan analisis faktor-faktor mana tersebut di atas dengan metode statistik (t-rest), (One way Anova) dan dengan membandingkan budaya yang intended (ingin ditanamkan ) top level management kepada deliberate pada middle level management, maka dapat dinyatakan bahwa: Corporate culture PRAM Tirta Kerta Raharja Kabupalen Tangerang lemah dan tidak berkualilas.
Dengan teknik statistik korelasi antara variable 54 OCP dengan gap 1 sampai dengan gap 4 pada aspek kualitas pelayanan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Secara umum korelasinya (< 0,50) atau lemah (tidak kuat);
2). Dari 54 (lima puluh empat) atribut hanya terdapat 6 (enam) atribut yang berkorelasi secara signifikan 2 (dua) diantaranya berasal dari middle level management dan sisanya 4 (empat) berasal dari staf
Lingkungan strategis (faktor eksternal) yang berubah secara turbulence lebih dominan pengaruhnya terhadap kualitas pelayanan dibandingkan dengan faktor budaya organisasi (faktor internal). Hal ini disebabkan oleh karateristik perusahaan daerah yang lebih berorientasi pada peraruran yang mereduksi kemampuan adaptifnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasosong, Indra
"Cultural of organization represent component able to cause why a strategy earn implementation success at one particular company. Successful Organizational is adaptation organization able to be cultural to environment, place where the organization operated.
Social responsibility is obligation of company to formulate to policy, taking decision and execute an action giving benefit to society. In attainment of organizational target among others is organizational strategy, organization chart and organizational system, power in organizational culture and organization. Therefore arising out main problem, what is there relation which significant between organizational culture with social responsibility of company?
Theory the lifted is theory - theory of organizational culture and theory - social responsibility theory is and also continued with research method. This research cope to lay open relation between organizational culture with social responsibility of company in industrial area by using method of descriptive analyze and take population as sample or non sampling probability.
Instrument the used is statement according to scale of Lingkert with score 5,4,3,2 and 1. By conducting spreading 65 questioners from 215 employees during period April 2004 in industrial area of Cikarang, Bekasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.B. Susanto
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1997
658 SUT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>