Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152673 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyono
"Perkembangan industri otomotif di Indonesia banyak dimotori oleh prinsipal asing dari negara Jepang. Pada awalnya prinsipal otomotif asing masuk ke Indonesia dengan pola joint venture dengan mitra lokal, karena adanya regulasi pemerintah yang mcngharuskan prinsipal asing untuk bekerja soma dengan mitra lokal yang kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh mitra lokal. Seiring dengan perkembangan perekonomian, pemerintah memperboiehkan perusahaan asing memiliki saham mayoritas.
Permasalahan yang dihadapi oleh pihak manajemen saat ini yaitu adanya potensi ancaman pemutusan hubungan joint venture dengan pihak prinsipal sebagai pemegang merek. Sementara itu perusahaan tidak memiliki merek sendiri untuk produk dengan kontribusi penjualan terbesar yaitu aki baik untuk sepeda motor maupun mobil. Hal ini dapat berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan, untuk itu perlu diantisipasi dengan melakukan brand extension pada produk aki.
Strategi brand extension dipilih sebab memberikan keuntungan berupa meminimalkan biaya perkenalan produk baru dan meningkatkan kemungkinan sukses (Aakcr, 1990; Keller, 1998). Keuntungan ini sebagian besar disebabkan oleh kontribusi awareness dan asosiasi dari parent brand kepada produk baru (Keller, 1998: Kapferer, 2001). Namun disamping itu, kerugian yang ada pun cukup besar bila stratcgi ini mengalami kegagalan, karena dapat merusak brand equity parent brand, sehingga diperlukan perencanaan yang matang terlebih dahulu melalui riset pasar (Gurhan-Canli & Maheswaran, 1998; Swaminathan, Fox & Reddy, 2001).
Saat ini porsi terbesar penjualan komponen otomotif after- market PT Astra Otoparts Tbk dihasilkan oleh merek-merek joint venture scpcrti GS dan Kayaba.
Merek-merek lokal selain ASPIRA seperti TDW (kanvas rem) dan FSCM (rantai motor), kurang memiliki brand awareness dimata konsumen. Selama ini merekmerek tersebut hanya berfokus pada satu jenis produk raja, sedangkan ASPIRA sejak awal dibentuk telah menawarkan berbagai jenis produk seperti kanvas rem, rantai motor, saringan udara dan lain-lain untuk berbagai merek kendaraan bermotor.
Penelitian dilakukan dengan desain riset eksploratif dan deskriptif dengan metode survey. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 175 responden secara non- probability sampling berupa judgemental sampling Namun dari 175 responden tersebut yang lolos dari proses screening hanya 146 responden. Analisis dilakukan untuk mengetahui brand awareness dan brand associations merek ASPIRA, selain itu juga digunakan multiple regression untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kesuksesan brand extension merek ASPIRA pada aki sepeda motor dan mobil dan faktor-faktor yang berpengaruh akibat dan strategi brand extension pada produk aki sepeda motor dan mobil terhadap parent brand ASPIRA.
Tingkat brand awareness untuk merek ASPIRA yang telah dicapai secara keseluruhan cukup tinggi, di mana brand awareness untuk kendaraan roda dua sebesar 98,6% dan untuk kendaraan roda empat hanya sebesar 72%. Ini menunjukkan bahwa ASPIRA lebih dikenal sebagai suku cadang otomotif untuk kendaraan roda dua.
Asosiasi yang melekat di banal( konsumen mengenai merek ASPIRA adalah mute dan kualitas yang bagus, produk Astra, harganya murah dan tersedia dimanamans. Asosiasi-asosiasi tersebut membentuk brand image yang hampir sesuai dengan brand identity ASPIRA dengan tag line "Jaminan Kualitas Astra".
Pada brand extension aki sepeda motor, keberhasilan brand extension produk aki sangat dipengaruhi oleh varibel persepsi atas kualitas parent brand (QUALITY) dan persepsi konsumen atas pengalihan kemampuan dan karakteristik dari parent brand kepada kategori produk extension (TRANSFER). Scdangkan pada brand extension aki mobil, dipengaruhi oleh variabel persepsi alas kualitas parent brand (QUALITY) dan tingkat kesulitan dalam menghasilkan produk extension dibandingkan produk parent brand (DIFFICULT).
Dampak brand extension terhadap parent brand untuk responden sepeda motor dipengaruhi oleh faktor dominasi dan parent brand ASPIRA (DOMINANCE), karena di pasar spare part roda dua merek ASPIRA mempunyai dominasi yang tinggi sehingga semakin besar dominasi tersebut maka semakin positif pula dampaknya terhadap parent brand. Sedangkan untuk responden mobil, faktor yang berpengaruh besar dan positif adalah tingkat kecocokan antara produk roda empat sebelumnya dengan produk aki mobil (FIT). Hal ini dikarenakan produk spare part mobil tidak seluas spare part sepeda motor untuk jenis produknya, sehingga konsumen masih dapat menimbang tingkat kecocokan dengan produk sebelumnya.

Foreign principals especially from Japan support many of Indonesia automotive industries. Foreign automotive principals cooperated with local partners in the form of joint venture company early; because there is government regulation that foreign principal should cooperate with its local partners and the majority of shares of the local partner. Nowadays, government allows foreign companies hold the majority of the outstanding shares.
Many local partners often face some potential problems such as the cancellation of joint venture engagement with the principal who hold the brand of the product. However, local company does not have their own brand for their products with the largest selling, such as battery for motorcycle or cars. This may cause negative impacts for the company performance itself, which should be anticipated with the making of brand extension for the battery products.
Brand extenion strategy is chosen because it has many advantages like minimize the introduction cost and increase success posibility. (Raker, 1990; Keller, 1998). But it also has disadvantages if this strategy fails, because it can be hurt brand equity of the parent brand, so it needs a good planning with a market reserach. (Giirhan-Canli & Maheswaran, 1998; Swaminathan, Fox & Reddy, 2001).
The biggest sales contribution for after market automotive parts in PT Astra Otoparts Tbk are conducted by joint venture brands such as GS and Kayaba. Local brands other than ASPIRA like TDW dan FSCM still don't have brand awareness. So far these brands only focus on single product, whereas ASPIRA served many product like brake, motorcycle chain, air filter etc for many kind of cars and motorcycle brands.
This research is conducted with survey method by exploratory research and descriptive research. This survey is conducted by disseminate questionaires to 175 respondents with non probability sampling (judgemental sampling). From 175 respondents, only 146 respondents are valid. This analysis is conducted to know ASPIRA's brand awareness and brand association, it also uses multiple regression to know the main factors that influence the sucessful of ASPIRA brand extension in the motorcycle and car battery and the main factors that influence the impact of brand extension strategy towards ASPIRA parent brand.
The Brand awareness level for ASPIRA is quite high, however, the brand awareness for two wheels vehicle is 98,6% and for four wheels vehicle is 72%. It shows that ASPIRA are well known as a automotive parts for.two wheels vehicle.
Associations that attach in the consumer mind about ASPIRA are good quality, Astra product, cheap and easily to find. These associations make brand image which almost the same with ASPIRA brand identity with the tag line: "Astra Quality Guarantee".
For the battery motorcycle brand extension, the success factors are much influenced by the variabels of perception towards parent brand quality (QUALITY) and consumer perception of the transfer ability and characteritics from parent brand to the catergory product extension (TRANSFER). However, for the car's brand extension, the success factors are much influenced by the variabels of perception towards parent brand quality (QUALITY) and the difficulty level to produce the extension product compares with the parent brand product (DIFFICULT).
The impact of brand extension towards parent brand for motorcyle are influenced by the dominancy factors of parent brand ASPIRA in the product category (DOMINANCE), because in the motorcycle parts ASPIRA have a high dominance so higher dominancy means more positive impact to the parent brand. While for car brand extension, the most influence and positive factor is the level of fit between the extension product and the current product (FIT). This is because of the car spare parts doesn't have a wide variety range of product, so consumers could still compare the fit level with the previous product.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfat Hista Saputra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh para investor industri suku cadang komponen sepeda motor ketika berinvestasi di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Indonesia untuk menunjang keputusan manajemen perusahaan melakukan investasi pada industri komponen suku cadang sepeda motor dan Internal Quality Audit Assesment Point (IQAAP) pada perusahaan akan mempengaruhi keputusan para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Metode Penelitian yang dipergunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah dengan studi kasus pada PT Trix Indonesia. Dengan menggambarkan pohon analisis AHP yang didasarkan pada rantai nilai dan kerangka five factors analsys dari Porter, diperoleh beberapa faktor dan subfaktor yang di kategorikan dalam tingkat 1, tingkat 2 dan tingkat 3. Data kuesioner dan teknik wawancara langsung sebagai data primer diperoleh dari pendapat para responden yang merupakan para pakar di sektor industri komponen suku cadang sepeda motor, setelah itu data kuantitas dari hasil perhitungan kuesioner dihitung dengan menggunakan software expert choice AHP. Berdasarkan hasil perhitungan AHP diperoleh bobot faktor terbesar dalam memutuskan investasi di Indonesia adalah keputusan top manajemen (0,454%) dan diperingkat ke 2 yaitu ketersediaan modal. (0,179%).
Hasil kajian penelitian ilmiah ini menunjukkan bahwa sebenarnya masalah kebijakan Pemerintah Indonesia bukan merupakan faktor utama tetapi keputusan top manajemen yang menjadi faktor utama pada suatu perusahaan untuk memutuskan berinvestasi di Indonesia. Untuk itu saran dari penelitian ini untuk Pemerintah Indonesia dan sektor swasta agar lebih banyak membuka komunikasi dan hubungan yang erat dengan para investor komponen suku cadang sepeda motor dari Jepang. Sehingga mereka dapat melihat kesempatan bisnis yang sangat baik di Indonesia dibandingkan Thailand dan dapat mumutuskan secara internal rencana pengembangan investasi perusahaannya ke Indonesia di sektor industri komponen suku cadang sepeda motor.

The purpose of this research is to understand problems facing among spare motor vehicle investors during their investment in Indonesia. The decision to invest in Indonesia is depend on the government investment regulation and Internal Quality Audit Assessment Point (IQAAP) of company. The method of this research is taken on example of PT Trix Indonesia case. The analysis AHP tree is based on value chain and five factor analysis concept from Porter, from derives several factors and sub factors which categories into three levels. Questioner data and interview approach as data primer come from professional respondence in spare part industry. Then, the data quantity from the questions is being collected by using expert choice software program AHP. Base on expert choice calculation, the number one factor analysis for investment decision in Indonesia is occupied by top management decision (0.454%) follow by capital ability (0.179%).
The result of this research shows that the major factors for investors? decision to invest in Indonesia is basically not the government regulation factors but top management decision factors. Therefore this research sugest that Indonesia government and private sectors have to maintain good communication and relationship with Japanese investors in motor vehicle spare part industries. With this kind of relationship will ease the investors to see that Indonesia is consider better for doing investment compare to Thailand."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24465
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Haris Budiman
"ASPIRA merupakan merek yang dikeluarkan oleh PT. Astra Komponen Indonesia, dan mencakup berbagai jenis suku cadang sepeda motor seperti: kampas rem, shock breaker, hingga oli. Merek ASPIRA sebelum bulan Februari tahun 2001, merupakan satu-satunya merek yang dicap sebagai komponen asli untuk sepeda motor merek Honda. Namun sejak bulan Februari 2001, menyusul dengan perubahan kepemilikan saham di PT. Astra Honda Motor, yang Sebelumnya saham mayoritas dimiliki oleh PT. Astra lnternasional dan sisanya dimiliki Honda Jepang, selanjutnya menjadi 50% milik :PT. Astra Internasional dan 50% milik Honda Jepang. maka pihak PT. Astra Honda Motor mulai mengeluarkan produk komponen sepeda motor merek Honda dengan menggunakan merek Honda Genuine Part.
Sehingga di pasar yang dulunya hanya mengenal merek ASPIRA sebagai satu-satunya merek onderdil asli untuk sepeda motor Honda, kini dikenal pula merek Honda Genuine Part. Hal ini tentu saja mempenganihi persepsi konsumen dalam memilih onderdil asli untuk sepeda motor Honda-nya.
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu (1) Mendeskripsikan tingkat kekuatan merek ASPIRA di benak konsumen, (2) Mendeskripsikan persepsi konsumen produk suku cadang sepeda motor terhadap nilai dari produk-produk merek ASPIRA, (3) Menguji seberapa besar dan kekuatan hubungan antara variabel-variabel pembangun merek ASPIRA dengan variabel pengetahuan konsumen terhadap merek tersebut dan ( 4) Memberikan rekomendasi untuk strategi pemasaran bagi merek ASPIRA dalam rangka meningkatkan pengetahuan terhadap merek ASPIRA berdasar pengetahuan tentang hubungan-hubungan antara variabel tersebut.
Obyek yang diteliti meliputi hubungan antara variabel-variabel pembangun merek ASPIRA dengan variabel-variabel pengetahuan merek konsumen (brand knowledge). Penelitian ini terutama untuk lima jenis suk.ll cadang sepeda motor yang memiliki angka penjualan tinggi untuk merek ASPIRA yaitu kampas rem, piston, gear depan/belakang, kabel, dan ring set. Model yang digunakan adalah model ekuitas merek berbasis konsumen (Customer-based brand equity). Model ini dikemukakan oleh Kevin Lane Keller dalam buk.'Unya betjudul "Strategic Brand Management" yang diterbitkan tahun 1998. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (I) Statistik deskriptif sederhana. (2) Uji Chi-Square dan (3) Uji Korelasi kanonik.
Hipotesa dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel unsur pembangun merek (unsur-unsur merek, stimulus pemasaran dan leverage dari perusahaan) dan kelompok variabel pengetahuan terhadap merek (brand knowledge) meliputi tingkat kekuatan dan persepsi terhadap merek.
Dari hasil penelitian, tingkat kekuatan (brand recall) merek ASPIRA relatif kuat. Hal ini dapat dilihat dari jurnlah responden yang menyebutkan merek ASPIRA di urutan pertama (top of mind) lebih besar dibanding yang menyebut di urutan ke-2 atau ke-3. Kekuatan ini juga dapat dilihat relatif besar jika dibanding merek lain, merek ASPIRA menempati urutan pertama sebagai top of mind yaitu mencapai 38 orang, sedang di urutan kedua (13 orang) adalah Astra dan ututan ketiga (10 orang) yaitu Honda Genuine Part. Merek ASPIRA juga relatif dikenal luas oleh pengguna sepeda motor dari berbagai merek sepeda motor.
Image merek ASPIRA relatif baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian, secara keseluruhan, 85% responden memberikan penilaian positif (setuju hingga sangat setuju) terhadap persepsi niiai (perceived value) dari produk merek ASPIRA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maria Anggia
"Tight competition on the motorcycle industry has shown by the distribution of numerous motorcycle brands in Indonesia. The variety of brand names in nowadays market puzzles the customers. In order to survive and get the biggest share, motorcycle producers have to develop new products that are unique and differ from their competitors. Honda motorcycle has been leading the market Indonesia for more than 30 years. However, PT Astra Honda Motor, as the sole agent and distributor of Honda motorcycle, should take heed since its main competitor Yamaha has grown in the market significantly. The objective of this research, which focuses on customer-based of brand equity, is to illustrate the strength of Honda?s brand equity comparing with other competitors specifically Yamaha and Suzuki. Brand equity is said to be high if the customers recognize the brand and they have strong associations, advantageous, and recognize the uniqueness or superiority of the brand. Customer-based brand awareness roots on brand awareness and brand image. This research is using quantitative descriptive approaches. There are two types of research designs that have been conducted, i.e. exploratory research and conclusive research. Exploratory research has main intention to acknowledge, discover and understand the idea and problems, particularly to picture how customers associate the big three motorcycle brands with a number of associations, product related or non-product related. Conclusive research is used to help writer for choosing, evaluating and selecting the best steps to manage problems. Literature studies used for analysis research output concentrate on customer-based brand equity illustrated by Keller, with the basis of brand awareness and brand image in place of brand associations, both productrelated and non-product related. Research on top mind awareness describes that Honda?s cub type motorcycle has been the brand with the top of mind awareness. In the research of brand associations, Honda has the strongest product association, i.e. fuel saver, strong and durable engine, tough in any road conditions, advance and innovative technology, comparative price and quality, high resale value, spare parts are available in many outlet, affordable service or maintenance cost, broad service networks, sympathetic and helpful customer service, and high availability of leasing. Besides, from the perspective of non-product association, Honda has strongly associated with well-known brand mark, film or opera soap actors and actresses are fit to be the advertising model, familiar, pleasant, humble, charismatic and extrovert. Honda has positive associations on its customers. Though, Yamaha has achieved much more non-product associations. Therefore, PT Astra Honda Motor has to be more innovative on its product and technology, strong engine but still efficient, to generate Honda?s competitive advantage, more aggressive on promotion activities, both in media activities and marketing events, maintain good relationship with Honda motorcycle clubs and bloggers which have important roles in spreading information and positive image of Honda. Honda should also be more intelligent in selecting its endorser. The endorser should be well known among the wide society and has good influence towards products.

Tingginya persaingan dalam industri sepeda motor saat ini ditandai dengan bermunculannya berbagai merek sepeda motor di Indonesia. Banyaknya merek yang ada di pasar saat ini tentu saja dapat membingungkan konsumen. Oleh karena itu, untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan merek, para produsen sepeda motor harus membangun merek yang unik dan berbeda dari merek lainnya. Meskipun merek Honda adalah merek yang selama puluhan tahun telah mendominasi pasar sepeda motor di Indonesia, namun PT Astra Honda Motor selaku pemilik merek Honda harus berhati-hati karena merek Yamaha sebagai pesaing utama Honda terus mengalami peningkatan pangsa pasar yang cukup signifikan. Tujuan dilakukannya penelitian terhadap ekuitas merek berbasis konsumen pada sepeda motor merek Honda terhadap Yamaha dan Suzuki ini adalah untuk melihat kekuatan ekuitas merek Honda tersebut. Ekuitas merek dikatakan tinggi apabila konsumen menyadari keberadaan merek dan konsumen memiliki asosiasi yang kuat, menguntungkan, dan menyadari keunikan atau keunggulan merek tersebut. Ekuitas merek berbasis konsumen bersumber pada brand awareness dan brand image. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Ada dua jenis desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu (i) Desain riset exploratory research, yang bertujuan untuk mengetahui, menggali, memahami ide dan masalah, terutama untuk mengetahui bagaimana konsumen mengasosiasikan ketiga merek sepeda motor yang menjadi objek penelitian, dengan berbagai asosiasi, baik produk (product-related association) maupun non produk (non product-related associations); (ii) Desain riset conclusive research, yang bertujuan membantu penulis untuk menentukan, mengevaluasi dan memilih tindakan yang terbaik untuk mengatasi permasalahan. Telaah pustaka yang digunakan sebagai panduan untuk menganalisis hasil penelitian berfokus pada ekuitas merek berbasis konsumen yang dijelaskan oleh Keller, yang bersumber pada kesadaran merek dan citra merek yang melihat asosiasi merek, baik yang berhubungan dengan produk, maupun yang tidak berhubungan dengan produk. Hasil penelitian terhadap top of mind awareness menunjukkan bahwa merek yang menjadi top of mind awareness untuk sepeda motor jenis CUB adalah merek Honda. Sedangkan hasil penelitian secara keseluruhan pada asosiasi yang berhubungan dengan produk menunjukkan bahwa merek Honda paling kuat asosiasinya dengan berbagai asosiasi produk, seperti irit bahan bakar, mesin kuat dan tahan lama, tangguh di segala medan, teknologi mutakhir dan inovatif, harga sebanding dengan kualitas sepeda motornya, nilai jual kembali yang tinggi, suku cadang asli mudah didapat, biaya perawatan yang terjangkau, tempat servis banyak dan ada dimana-mana, pelayanan customer service yang ramah dan sangat membantu, serta pembelian secara kredit mudah dilakukan. Sementara itu dari segi asosiasi non-produk, merek Honda paling kuat diasosiasikan dengan logo merek yang mudah dikenali, tokoh artis sinetron/film paling cocok menjadi bintang iklan, sangat mudah dikenali dari penampilannya, berwibawa, ramah, rendah hati, karismatik dan ekstrovert (terbuka). Meskipun merek Honda memiliki asosiasi yang positif di dalam benak konsumen, namun merek Yamaha memperoleh asosiasi non-produk yang jenis lebih banyak dari Honda. Oleh karena itu, PT Astra Honda Motor hendaknya lebih inovatif dalam menghasilkan produk dengan teknologi yang lebih inovatif, yaitu mesin yang kencang namun tetap irit bahan bakar sehingga dapat menambah keunggulan daya saing Honda, lebih agresif dalam menjalankan aktivitas promosinya, baik melalui media, maupun event-event marketing, dan menjalin hubungan baik dengan klubklub sepeda motor Honda dan para blogger yang memiliki peran penting dalam penyebaran informasi dan citra positif merek Honda serta lebih bijaksana dalam memilih endorser yang telah dikenal baik di kalangan masyarakat luas dan memberi pengaruh positif pada produk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26605
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardyan Yudha
"Pada iklim pasar yang sangat kompetitif, kesetiaan merek (brand loyalty) menghasilkan banyak manfaat seperti memberikan hambatan pasar bagi pesaing dan meningkatkatkan penjualan. Salah satu cara untuk menciptakan kesetiaan merek pada pelanggan adalah dengan meningkatkan kontak antara pelanggan dengan sebuah merek, sales encounter sendiri merupakan salah satu usaha pemasaran yang mengedepankan kontak langsung dengan pelanggan yang cocok diterapkan untuk produk dengan tingkat involvement tinggi seperti sepeda motor. Salesperson merupakan aktor utamanya.
Peneliti memfokuskan penelitian pada persepsi konsumen, yakni sejauh mana dan bagaimana kemampuan salesperson dalam menggelar proses sales encounter dapat mempengaruhi perilaku konsumen, dan menciptakan brand loyalty. Studi kasus terhadap pengaruh sales encounter sepeda motor merek Honda melibatkan 120 orang reponden melalui kuesioner yang memuat 6 konstruk variabel sebagai instrumen utama penelitian yaitu salesperson task competence, salesperson interaction competence, customer encounter satisfaction, salesperson loyalty, brand attitude dan brand loyalty.

In a highly competitive market, brand loyalty generates many benefits such as providing market barriers for competitors and increasing sales. One way to create brand loyalty is to increase a contact between customer and the brand, sales encounter itself is a marketing efforts that provide a direct contact with the customer and it is suitable for products with a high level of involvement such as motorcycles. Salesperson is the main actor.
This study focus on customer perceptions, which is, how the ability of the salesperson to held the sales encounter can influence consumer behavior, and create brand loyalty. Case studies of the effect of the sales encounter of Honda motorcycles involved 120 respondents through a questionnaire containing six constructs variables as the main instrument of research such as salesperson task competence, salesperson interaction competence, customer encounter satisfaction, salesperson loyalty, brand attitude and brand loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafsanjani
"Dalam industri pertambangan terdapat banyak alat berat sebagai penunjang aktivitas di pertambangan. Setiap alat pertambangan memiliki mesin yang perlu dilakukan peggantian suku cadang secara berkala untuk menjaga kinerjanya tetap optimal. Pada lokasi tambang Tokatindung terdapat banyak populasi alat berat yang menggunakan mesin merek Cummins. PT. Altrak 1978 yang bergerak di bidang alat berat dan menjadi distributor resmi untuk mesin merek Cummins di Indonesia bertanggung jawab atas ketersedian suku cadang dan jasa service. Perlu adanya konsep dan metode perencanaan yang tepat sasaran. Untuk membuat perencanaan yang tepat sasaran perlu adanya data populasi mesin merek Cummins yang berada di lokasi tambang Tokatindung menggunakan metode survei dan observasi langsung. Setelah mendapatkan data populasi tersebut maka ditentukan serta dihitung jenis dan spesifikasi filter yang digunakan setiap bulannya berdasarkan maintenance book dari pabrikan. Setelah mendapatkan data penggunaan filter setiap bulannya, maka dihitung perencanaan stok filter yang harus disiapkan menggunakan metode stok pengaman dan level stok. Jumlah populasi mesin merek Cummins yang ada di lokasi tambang Tindung sebanyak 17 mesin. Dengan aplikasi delapan unit excavator, tujuh unit genset, satu unit crane, dan satu unit pompa air pemadam.Terdapat 45 jenis dan spesifikasi filter berbeda yang digunakan untuk 63 kali periodik service 250 jam, 28 kali periodik service 500 jam, dan 27 kali periodik service 1000 jam setiap tiga bulan.Terdapat total 649 buah filter yang harus distok untuk menjadi safety stock untuk men.

In the mining industry there are many heavy equipment to support mining activities. Every mining tool has a machine that needs to be replaced periodically to maintain optimal performance. At the Tokatindung mine site there is a large population of heavy equipment using Cummins brand engines. PT. Altrak 1978, which is engaged in heavy equipment and became the official distributor for Cummins brand engines in Indonesia, is responsible for the availability of spareparts and service. There needs to be concepts and planning methods that are right on target. To make plans that are right on target, it is necessary to have population data of Cummins brand engines that located at Tokatindung using survey method and dirrect observation. After getting the population data, it is necessary to determine and calculate the type and specifications of the filter that used every month based on the maintenance book from the manufacturer. After getting the filter usage data every month, the calculated filter stock plan must be prepared using the safety stock and stock level methods. The total population of Cummins brand engines at the Tindung mine site are 17 engines. With the application of eight excavator units, seven generator units, one crane unit, and one fire water pump unit. There are 45 different types and specifications of filters used for 63 times of periodic 250 hour service, 28 times of periodic 500 hours of service, and 27 times of periodic service. 1000 hours every three months. There are a total of 649 filters that must be stocked to become safety stock to get a service level percentage of 90% availability of filter spare parts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rietsi Arvitricia
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh brand origin dan branding strategy terhadap brand attitude. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen melalui strategi brand extension pada produk batik. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan brand attitude diantara brand origin dan branding strategy terhadap brand extension produk pakaian batik. Brand origin dalam penelitian terbagi atas dua yaitu merek global dan merek lokal sedangkan branding strategy terbagi atas tiga yaitu branded house- same identity, branded house- different identity dan endorsed brand. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan brand attitude antara merek global dengan merek lokal sedangkan diantara branding strategy tidak ditemukan perbedaan yang signiftkan. Selanjutnya peneliti juga menemukan adanya perubahan brand attitude terhadap parent brand saat sebelum dengan setelah dilakukan manipulasi brand extension produk pakaian batik. Peneliti menemukan adanya efek yang positif terhadap brand attitude bagi parent local brand dan efek yang negatif terhadap parent global brand. Strategi brand extension pada produk batik lebih tepat dilakukan terhadap merek lokal dibandingkan merek global.

ABSTRACT
This study discusses the effect of brand origin and branding strategy to brand attitude. This study uses an experimental method through brand extension strategiy on batik clothing products. The purpose of this study was to see the difference between brand attitude of brand origin branding strategy towards brand extension batik clothing products. In this study, brand origin is divided into two which is global brands and local brands, while branding strategy is divided into three branded house - same identity, branded house - different identity and endorsed brand. The results of this study found that there were differences in brand attitude between global brand and local brands on the contrary, branding strategy were not found significant differences in between. Further researchers also found no change in attitude toward the parent brand as before and after brand extension manipulation on batik clothing products. Researcher also found a positive effect on brand attitude for local parent brand and a negative effect on the global parent brand. Brand extension strategy is more appropriate on batik products made to the local brands compared to global brands."
2012
T44133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>