Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183760 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsaura Humane Ittihadia
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan presentasi diri dengan kesejaheraan subjektif mahasiswa yang menggunakan media sosial. Memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi dapat membantu melindungi mahasiswa dari afek negatif terhadap situasi yang membuat stress, depresi, serta tertekan. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif adalah presentasi diri yang dilakukan lewat media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis survei. Sampel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode probability sampling dengan teknik stratified random sampling, sedangkan untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 92 mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2020 dan 2021. Berdasarkan hasil uji korelasi kendall’s tau-b, terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara presentasi diri dan kesejahteraan subjektif dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,124. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat presentasi diri yang dilakukan oleh individu, makan akan semakin tinggi kesejahteraan subjektif yang dirasakan oleh individu.

This study discusses the relationship between self-presentation and subjective well-being of students who use social media. Subjective well-being is an important component in the life of a college student. Having high subjective well-being can help college students from being negatively impacted by situations that are stressful, and despressing. One aspect that can affect subjective well-being is self-presentation. Therefore, this study aims to determine the relationship between self-presentation and subjective well-being in college students who use social media. This study uses a quantitative research approach with a survei type. The sample in this study was measured using the probability sampling method with stratified random sampling technique, while the research instrument used was a questionnaire. Respondents in this study were 92 undergraduate students at the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia, class of 2020 and 2021. Based on the results of Kendall's tau-b correlation test, there is a very weak positive relationship between self-presentation and subjective well-being with a correlation coefficient of 0.124. This shows that the higher the level of self-presentation carried out by individuals, the higher the subjective well-being felt by a person."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rossallina
"Pandemi COVID-19 membuat berbagai pihak melakukan perubahan. Di dunia pendidikan, perubahan yang besar adalah bergantinya metode pembelajaran tatap muka menjadi metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mahasiswa di tahun pertama perkuliahan, termasuk pihak yang turut terkena perubahan ini. Transisi dari SMA ke perguruan tinggi dapat menjadi tuntutan tersendiri, ditambah lagi mahasiswa baru juga perlu menyesuaikan diri dengan PJJ dan segala konsekuensinya. Hal tersebut dapat membawa dampak pada kesejahteraan psikologis mahasiswa. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh penyesuaian diri dalam memediasi hubungan dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis. Pengambilan data dilakukan pada mahasiswa angkatan 2020 (N=605), dengan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Psychological Well-being Scales dan College Student Social Support Scales (CSSSS) yang sudah diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia, serta alat ukur Student Attitudes and Perception Survey (SAPS) Indonesia. Hasil uji regresi menunjukkan penyesuaian diri signifikan memediasi hubungan dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis mahasiswa baru angkatan 2020 pada masa pandemi COVID-19. Semakin besar dukungan sosial yang diterima dari orang tua dan teman, maka akan membuat mahasiswa melakukan usaha-usaha penyesuaian diri, yang akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan psikologis

The COVID-19 pandemic causes various parties to make changes. In the world of education, the big change is the change of face-to-face learning methods to distance learning methods. Students in their first year of study are among those affected by this change. Transitioning from high school to tertiary education can be a special demand, plus new students also need to adjust to distance learning and all its consequences, this can have an impact on students' psychological well-being. This study aims to examine the role of adjustment in mediating the relationship between social support and psychological well-being. Data were collected from students of class 2020 (N=605), using convenience sampling techniques. The measuring instruments used are Psychological Well-being and College Student Social Support Scales (CSSSS) which have been adapted into Indonesian, as well as the Indonesian Student Attitudes and Perception Survey (SAPS) measurement tool. Regression analysis showed that self-adjustment significantly mediated the relationship between social support and the psychological well-being of new students of class 2020 during the COVID-19 pandemic. The more social support received from parents and friends, the more it encourages them to make efforts to adjust, which will affect the level of psychological well-being"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradilla
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pengelolaan koleksi arsip personal pada mahasiswa, khususnya mahasiswa Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Populasi penelitian ini terdiri dari mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia angkatan tahun 2020 dan 2021 yang telah menyelesaikan mata kuliah mengenai preservasi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kesadaran akan pentingnya arsip meningkat setelah mempelajari preservasi, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari masih kurang optimal. Diperlukan usaha lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran pengelolaan arsip personal di kalangan mahasiswa.

This study intends to understand the management of personal archive collections among students particularly students of Library Science at the University of Indonesia. This research employs a qualitative method. The population of this study consists of students from the Department of Library Science at the University of Indonesia, classes year of 2020 and 2021, who have completed the study concerning to Preservation. Data collection techniques include interviews and literature studies. The results show that although awareness of the importance of archives increases after studying archive preservation, its application in daily life remains suboptimal. There is a need for further efforts to enhance awareness of personal archive management among students."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Yasmin
"Mahasiswa Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial berada pada posisi yang unik di mana pemahaman mereka tentang dinamika sosial dan dukungan psikologis sangat berperan dalam karier mereka di masa depan. Pengalaman pribadi mereka dengan pengasuhan keluarga dan interaksi teman sebaya dapat mempengaruhi tidak hanya kesejahteraan mereka sendiri, tetapi juga efektivitas mereka dalam bekerja dengan individu ataupun komunitas yang membutuhkan. Kualitas hubungan sosial dengan figur terdekat, termasuk ayah dan teman sebaya, menjadi faktor yang berkaitan erat dengan tinggi rendahnya kesejahteraan psikologis mereka. Namun, ditemukan bahwa studi terkait kesejahteraan psikologi dengan keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan kelekatan teman sebanya pada mahasiswa masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan kelekatan teman sebaya dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial UI. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juli 2024 dan menggunakan pendekatan kuantitatif berjenis survei dengan kuesioner online sebagai instrumennya. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling dan memperoleh responden berjumlah 133 mahasiswa/i Program Sarjana Ilmu Kesejateraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, angkatan 2020-2023 dalam rentang umur 18-24 tahun yang memiliki figur ayah. Berdasarkan hasil uji korelasi Kendall’s tau-b, ditemukan adanya hubungan positif yang signifikan berkekuatan cukup antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan (0.302, p < 0.05) dan kelekatan teman sebaya (0.357, p < 0.05) dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi tingkat keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan kelekatan teman sebaya yang dimiliki, maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki individu. Identifikasi hubungan tersebut dapat memberikan kontribusi tidak hanya untuk pengetahuan akademis, tetapi juga sebagai dasar praktik profesional di bidang kesejahteraan sosial.

Social Welfare undergraduate students are in a unique position where their understanding of social dynamics and psychological support significantly influences their future careers. Their personal experiences with family upbringing and peer interactions can affect not only their own well-being but also their effectiveness in working with individuals and communities in need. The quality of social relationships with close figures, including fathers and peers, is closely related to their level of psychological well-being. However, it has been found that studies examining the psychological well-being related to father involvement in nurturing and peer attachment among college students are still limited. Therefore, this study aims to identify the relationship between father involvement in nurturing and peer attachment with the psychological well-being of Social Welfare undergraduate students at the University of Indonesia. The research was conducted from January to July 2024, using a quantitative survey approach with online questionnaire as the instrument. The sampling technique used was convenience sampling, obtaining 133 respondents from the Social Welfare undergraduate program, Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia, class of 2020-2023, aged 18-24 years who have a father figure. Based on the Kendall's tau-b correlation test, a significantly positive and moderate relationship was found between father involvement in nurturing (0.302, p < 0.05) and peer attachment (0.357, p < 0.05) with the psychological well-being of students. This indicates that the higher the level of father involvement in nurturing and peer attachment, the higher the level of psychological well-being of the individuals. Identifying this relationship can contribute not only to academic knowledge but also as a foundation for professional practice in the field of social welfare."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Natasya Berliana Putri
"Kebijakan pembatasan dalam melakukan interaksi sosial, menyebabkan penggunaan media sosial meningkat selama pandemi COVID-19. Mahasiswa merupakan pengguna media sosial terbanyak di Indonesia, dimana media sosial Instagram dan TikTok populer di kalangan mahasiswa. Adanya beragam fitur yang ada pada Instagram dan TikTok dapat menyebabkan mahasiswa melakukan social comparison, dimana hal tersebut dapat menimbulkan emosi negatif yang mengarah pada penurunan subjective well-being mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok. Terdapat dua alat ukur yang digunakan, yaitu The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale untuk mengukur social comparison dan The Perma-Profiler untuk mengukur subjective well-being. Partisipan di dalam penelitian ini berjumlah 191 mahasiswa pengguna media sosial Instagram dan TikTok, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan rentang usia 19-25 tahun (M = 21,37, SD = 1,028) dari berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan menggunakan teknik analisis Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Oleh karena itu, semakin tinggi social comparison yang dilakukan mahasiswa, semakin rendah pula subjective well-being mahasiswa, demikian pula dengan sebaliknya.

The policy of limiting social interactions caused the use of social media increases during the COVID-19 pandemic. College students are amongst the most active users on social media, also Instagram and TikTok are popular among them. The various features on Instagram and Tiktok can cause college students to do social comparison, which can elevate negative emotions that lead to decreased student’s subjective well-being. Thus, this study aims to find out whether social comparison has an effect on college student’s subjective well-being. There are two measurement instruments used, The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale to measure social comparison and The Perma-Profiler to measure subjective well-being. Participants in this study were 191 college students using Instagram and TikTok, consisting of male and female, with an age range of 19-25 years (M = 21,37, SD = 1,028) from various areas in Indonesia. According to the correlation test that conducted using Pearson Correlation, there is a negative and significant correlation between social comparison and subjective well-being of college students using Instagram and TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Thus, the higher level of social comparison that students did, the lower the subjective well-being of college students using Instagram and TikTok as well, and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rakhen Naufal Rifananda
"Beberapa penelitian menemukan berbagai beban dan kekhawatiran mengenai masa depan yang dimiliki oleh Generasi sandwich. Kekhawatiran yang dimiliki meliputi kondisi finansial di masa depan dan kondisi kesehatan orang tua yang sudah lansia. Kekhawatiran tersebut memiliki konsekuensi terhadap kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan subjektif mereka. Memiliki ekspektasi positif mengenai masa depan, atau biasa disebut sebagai optimisme, diduga dapat mengurangi efek buruk dari berbagai kekhawatiran tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara optimisme dan kesejahteraan subjektif. Jumlah partisipan penelitian adalah 128 orang dalam rentang umur 35-60 tahun yang menanggung kebutuhan anak dan keluarganya dalam waktu yang bersamaan. Hasil analisis Pearson correlation menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara optimisme dan kesejahteraan subjektif. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk generasi sandwich, semakin tinggi optimisme akan semakin tinggi kesejahteraan subjektifnya.

Several studies have found various burdens and worries sandwich generation has regarding the future. Future financial state and their parents’ deteriorating health are one of their biggest concerns. These worries have negative consequences on their physical health, mental health, and their subjective well-being. Having a positive expectation regarding the future, also known as optimism, is thought to be able to negate the negative effects their worries have. The purpose of this study was to examine the relationship between optimism and subjective well-being. There were 128 participants ranging from 35-60 years of age who actively take care of their children and parents at the same time. Pearson correlation analysis of the data has shown that there is a significant positive relationship between optimism and subjective well-being. This can be interpreted that for sandwich generation, the higher the optimism the higher their subjective well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Badriah
"Kesejahteraan sosial mencakup berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup manusia, tidak hanya pada aspek ekonomi dan fisik, tetapi juga sosial, mental, dan spiritual. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencapai kesejahteraan tersebut dengan salah satunya melalui praktikum menjadi elemen penting untuk melengkapi pembelajaran teori dengan pengalaman langsung, terutama pada program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial yang memerlukan keterampilan praktis. Namun, dalam pelaksanaannya sering kali mahasiswa menemui berbagai hambatan, seperti tekanan akademis, kebutuhan beradaptasi dengan lingkungan baru, kurangnya fasilitas pendukung, dan kurangnya kemampuan manajemen diri. Hambatan-hambatan tersebut dapat menurunkan motivasi belajar mahasiswa dan memengaruhi kualitas akademik serta keberhasilan praktikum. Dalam konteks ini, efikasi diri dan dukungan sosial keluarga merupakan dua faktor penting yang dapat memengaruhi motivasi belajar mahasiswa. Namun, masih sedikit penelitian yang secara spesifik mengkaji peran efikasi diri dan dukungan sosial keluarga terhadap motivasi belajar mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial dalam konteks praktikum di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara efikasi diri, dukungan sosial keluarga, dengan tingkat motivasi belajar pada mahasiswa praktikum program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI semester ganjil 2024/2025. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional. Metode sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dari seluruh populasi mahasiswa yang sedang melaksanakan praktikum pada semester ganjil 2024/2025. Pengambilan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner pada bulan September hingga November 2024 yang diisi oleh 78 responden. Data hasil penelitian dianalisis secara analisis univariat dan bivariat dengan uji Kendall’s tau-b menggunakan bantuan SPSS. Hasil uji univariat menunjukkan bahwa 74% mahasiswa memiliki motivasi belajar dengan kategori tinggi, 51% mahasiswa memiliki efikasi diri sedang, dan 49% mahasiswa memiliki dukungan sosial keluarga dengan kategori tinggi. Hasil uji Kendall’s tau-b menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri dengan motivasi belajar pada mahasiswa praktikum (τ(76) = 0.488, p < 0.05), dan terdapat hubungan yang signifikan meskipun berkekuatan lemah antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi belajar mahasiswa praktikum (τ(76) = 0.246, p < 0.05). Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi praktis dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang motivasi belajar pada mahasiswa yang melaksanakan praktikum sehingga mahasiswa yang memiliki motivasi tidak hanya lebih siap menghadapi tantangan akademis, tetapi juga mengembangkan keterampilan profesional yang dibutuhkan di dunia kerja. Pada akhirnya, penelitian ini akan mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan Ilmu Kesejahteraan Sosial dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Social welfare encompasses various efforts to improve the quality of life, not only in economic and physical aspects but also in social, mental, and spiritual dimensions. Education plays a crucial role in achieving social welfare by providing knowledge, skills, and opportunities for social mobility. In higher education, practicums are essential components that complement theoretical learning with hands-on experience, especially in Social Welfare Studies programs requiring practical skills. However, during their implementation, students often face several challenges, such as academic pressures, the need to adapt to new environments, a lack of supporting facilities, and insufficient self-management skills. These challenges can decrease students' learning motivation and negatively impact their academic quality and practicum success. In this context, self-efficacy and family social support are two critical factors influencing students’ learning motivation. However, limited research specifically examines the role of self-efficacy and family social support in students' learning motivation within the context of practicums in Indonesia. Therefore, this study aims to analyze the relationship between self-efficacy, family social support, and learning motivation among Social Welfare students in the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia, during the odd semester of 2024/2025. This research adopts a quantitative approach with a descriptive correlational method. The sampling method used was saturated sampling, involving the entire population of students participating in practicums during the odd semester of 2024/2025. Data were collected through questionnaires distributed between September and November 2024, completed by 78 respondents. Data analysis was performed using univariate and bivariate analyses, with Kendall’s tau-b test assisted by SPSS software. The univariate analysis revealed that 74% of students exhibited high learning motivation, 51% had moderate self-efficacy, and 49% reported high family social support. The Kendall’s tau-b test results showed a significant positive correlation between self-efficacy and learning motivation among practicum students (τ(76) = 0.488, p < 0.05). Additionally, a significant but weak correlation was found between family social support and learning motivation (τ(76) = 0.246, p < 0.05). This study is expected to provide practical contributions by offering deeper insights into learning motivation among students undertaking practicums. Students with high motivation are not only better prepared to face academic challenges but also to develop professional skills required in the workforce. Ultimately, this research supports efforts to improve the quality of Social Welfare’s graduates and their ability to deliver the best services to the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Yazid Habibah
"Pengalaman membesarkan anak dan merawat orang tua dalam satu waktu yang dialami generasi sandwich menuntut untuk menjalankan dua perannya dengan seimbang. Tanggung jawab ini tidak terlepas dari berbagai macam tantangan yang rentan mengganggu kesejahteraan subjektif individu. Welas asih diri diduga dapat berkaitan dengan kesejahteraan subjektif individu. Penelitian dilakukan menggunakan desain korelasional kepada 130 dewasa madya dengan rentang usia 35-60 tahun yang merawat serta mengasuh anak dan orang tua. Tujuan penelitian ini adalah melihat adanya hubungan antara welas asih diri dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Alat ukur yag digunakan adalah Skala Kesejahteraan Subjektif dan Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa welas asih diri secara signifikan berkorelasi positif dengan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Hal ini mengimplikasikan welas asih diri dapat menjadi intervensi untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich.

The experience of raising children and caring for parents at the same time experienced by the sandwich generation demanded that they carry out their two roles in a balanced way. This responsibility is inseparable from various kinds of challenges that are prone to disrupting individual subjective well-being. Self-compassion is thought to be related to individual subjective well-being. The study was conducted using a correlational design with 130 middle adults aged around 35-60 years who cared for their parents and children simultaneously. The purpose of this study was to see a relationship between self-compassion and subjective well-being in the sandwich generation. The measuring tools used are Skala Kesejahteraan Subjektif and Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF). The result showed that self-compassion was positively significant correlated with subjective well-being in sandwich generation. This implies self-compassion can be an intervention to improve subjective well-being in sandwich generation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Mahendra Hadis
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat literasi keuangan mahasiswa aktif program sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dan mengidentifikasi hubungan antara variabel keterpaparan media sosial dan status sosial ekonomi dengan tingkat literasi keuangan. Literasi keuangan menjadi poin penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Literasi keuangan berupa meningkatnya pengetahuan dan kemampuan dalam pengelolaan uang pada generasi muda, dapat menghindarkannya dari bentuk investasi beresiko dan palsu. . Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner yang melibatkan 97 mahasiswa akif program sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia sebagai responden yang dipilih dengan teknik quota sampling. Kuesioner dibagikan secara daring dengan waktu pengumpulan data selama 2 minggu pada bulan Juni tahun 2023. Penentuan tingkat literasi keuangan sendiri diukur berdasarkan pengetahuan keuangan, sikap keuangan dan perilaku keuangan yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif, dengan uji korelasi Spearman Rank. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa aktif program sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia memiliki tingkat literasi keuangan pada level sufficient literate sebanyak 86,6% dan pada level well literate sebanyak 22,4% dari total 97 sampel mahasiswa. Variabel Keterpaparan Media Sosial memiliki hubungan dengan tingkat literasi keuangan dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,407 dengan kesimpulan bahwa variabel keterpaparan media sosial mempengaruhi literasi keuangan pada taraf moderat dengan arah negative yang mengacu pada koefisien korelasi De Vaus sementara variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua tidak memiliki hubungan terhadap tingkat literasi keuangan dengan nilai koefisien korelasi -0,061 dengan kesimpulan tidak terdapat hubungan signifkan antara Status Sosial Ekonomi dengan literasi keuangan. Hasil dari riset ini diharapkan dapat berkontribusi pada mata kuliah Penelitian Kuantitatif Kesejahteraan Sosial dengan metode yang digunakan pada penelitian ini.

This study aims to find out how the level of financial literacy of active students in the undergraduate program of the Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Indonesia and identify the relationship between social media exposure variables and socioeconomic status with the level of financial literacy. Financial literacy is an important point for improving people’s welfare. With increased knowledge and ability to manage money, the younger generation will avoid risk of fake investment. This study employ a quantitative approach through questionnaires involving 97 active undergraduate students at the Faculty of Social and Political Science, Universitas Indonesia as respondens who selected using the quota sampling technique. Questionnaires were distributed online with data collection time fo 2 weeks in June 2023. The level of financial literacy is determined based on financial knowledge, financial attitude and financial behavior. which were analyzed using descriptive statistics, with the Separman Rank correlation test. The results of this study indicate that active undergraduate students at the Faculty of Social and Political Science Universitas Indonesia have a level of financial literacy at the sufficient literate level of 86.6% and at the well literate level of 22.4% of the total 97 student samples. The Social Media Exposure variable has a relationship with the level of financial literacy with a correlation coefficient value of -0.407 with the conclusion that social media exposure variable affects financial literacy at a moderate level with a negative direction referring to the De Vaus correlation coefficient while the Parents’ Socioeconomic Status variable has no relationship to the level of financial literacy with a correlation coefficient of -0.061 with the conclusion that there is no significant relationship between Socioeconomic Status and Financial Literacy. The results of this research are expected to contribute to the Social Welfare Quantitative Research course using the method used in this research."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Salma Santosa
"Menjalankan perannya dalam mengasuh anak dan merawat orang tua pada saat yang bersamaan membuat generasi sandwich rentan mengalami stres, depresi, dan juga kesulitan dalam mengelola segala tuntutan yang dimilikinya. Hal ini dapat mengganggu kesejahteraan subjektifnya. Resiliensi diketahui memiliki pengaruh positif terhadap kesejahteraan subjektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Desain korelasional digunakan melibatkan 129 orang dewasa pada usia menengah antara 35 dan 60 tahun yang mengemban peran ganda dalam merawat orang tua dan anak-anak mereka. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Kesejahteraan Subjektif dan The-14 Resilience Scale (The-14 RS). Temuan penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata resiliensi dan kesejahteraan subjektif tinggi. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara resiliensi dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Temuan ini menunjukkan bahwa tingkat resiliensi yang tinggi berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi di antara individu dalam generasi sandwich.

The simultaneous role of caring for children and taking care of their parents exposes the sandwich generation to potential stress, depression, and difficulties in managing their responsibilities, ultimately affecting their Subjective Well-Being. Resilience has been recognized as a factor that positively influences Subjective Well-Being. Therefore, this study aimed to investigate the relationship between resilience and Subjective Well-Being in the sandwich generation. A correlational design was employed, involving 129 middle-aged adults aged between 35 and 60 who assumed dual caregiving roles for their parents and children. The Subjective Well-Being Scale and The-14 Resilience Scale (The-14 RS) were used as measurement tools. The research findings revealed high average scores for resilience and Subjective Well-Being. Furthermore, the results indicated a significant positive association between resilience and Subjective Well-Being in the sandwich generation. This finding suggests that higher levels of resilience correspond to elevated levels of Subjective Well-Being among individuals in the sandwich generation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>