Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aliyyah Hasyim
"Fashion show terus berkembang seiring dengan minat konsumen pada produk fashion. Fashion show adalah sebuah seni pertunjukan dengan tujuan memperkenalkan koleksi pakaian terbaru sebagai media promosi bagi brand. Konsumen terus menginginkan inovasi dari tren yang diciptakan oleh brand. Brand bersaing untuk menarik perhatian konsumen melalui pertunjukan fashion show. Pertunjukan fashion show diisi dengan rangkaian gerakan pakaian dalam waktu tertentu. Rangkaian gerak tersebut diruangkan menjadi performativitas spasial pada ruang pertunjukan. Ruang pertunjukan berperan aktif dalam menyebarkan informasi terkait pertunjukan kepada penonton. Informasi tersebut disampaikan melalui elemen ruang pada ruang pertunjukan yang membentuk atmosphere. Musik merupakan rangkaian suara yang memiliki peran dalam pembentukan atmosphere ruang. Struktur yang membentuk musik menciptakan suasana dan karakteristik pada musik, kemudian ditangkap oleh indera tubuh yang membentuk persepsi ruang dan membentuk suasana hati pendengar. Hal tersebut membuat musik mempengaruhi suasana hati dan menarik atensi penonton pada pertunjukan fashion show.

Fashion shows continue to grow along with consumer interest in fashion products. Fashion show is a performance art with the aim of introducing ideas from the latest clothing collections as a promotional medium.Fashion show shows are filled with narration from a series of clothes that move in a certain time and atmosphere accompany them. Performance space plays an active role in spreading the narrative of the fashion show to the audience.Music is a series of sounds that have a role in forming the atmosphere of space. There is a structure th at forms the atmosphere and characteristics of music, then it is captured by the senses of the body which forms the perception of space and shapes the listener's mood. This makes music have a role in conveying the narrative through the atmosphere at the fashion show. Observations were made via the Dior Fall 2023 fashion show video on YouTube. The purpose of the observation was to find out the role of music in fashion shows. The results of the observations that have been made show that music has a role in changing the atmosphere in the fashion show space. Atmosphere is an architectural element that forms a narrative in the performance space. So that music has a role in build a narrative in the fashion show performance space through the formation of space atmosphere."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Teressa
"Seni pertunjukan merupakan aktivitas yang melibatkan sekelompok penampil dan penonton, biasanya melibatkan desain set panggung. Salah satu bentuk pertunjukan adalah fashion show. Fashion show umumnya menggunakan scenery untuk membantu menyampaikan konsep yang diangkat oleh koleksi fesyen. Penonton menggunakan kemampuan visualnya untuk memahami koleksi dan lingkungannya, sehingga terbentuk persepsi visual. Dari sekian banyak stimulus visual yang hadir, perancang desain set perlu dapat mengarahkan fokus penonton. Oleh karena itu, skripsi ini akan membahas peran dari ruang pertunjukan dan scenery dalam mengarahkan persepsi visual terhadap koleksi fesyen pada fashion show.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan melakukan studi literatur dan analisis studi kasus. Hal ini dilakukan untuk menelusuri peran dari stimulus visual berupa ruang pertunjukan dan scenery dalam mengarahkan persepsi visual penonton untuk memahami konsep koleksi fesyen pada fashion show. Studi literatur dilakukan untuk menelusuri bagaimana pesepsi visual memengaruhi hubungan antara scenery, koleksi fesyen, dan manusia. Studi kasus dilakukan dengan mengaji scenery yang hadir pada fashion show yang menampilkan koleksi haute couture.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, koleksi pakaian merupakan attended stimulus sedangkan scenery dan ruang pertunjukan merupakan unattended stimulus. Meski begitu, scenery dapat menjadi attended stimulus ketika karakteristik dari komposisi dan elemen penyusunnya dapat menarik perhatian penonton. Scenery dan ruang pertunjukan turut menyampaikan makna dan dapat mengarahkan perhatian penonton menuju bagian yang ingin ditekankan sehingga penonton dapat dengan lebih baik memahami konsep yang diangkat.

Performance art is an activity that involves a group of performers and spectators, commonly involves the usage of set design. An example of performance art is fashion show. Fashion shows generally use scenery to help convey the concepts of the presented collection. The audience uses their visual ability to understand the collection and its environment, hence visual perception is formed. Of the many visual stimuli that are present, set designers need to be able to direct audiences focus. Therefore, this thesis will discuss the role of theatrical space and scenery in directing audiences visual perception towards a fashion collection in fashion shows.
The method used was qualitative method, by conducting literature studies and analysis of case studies. This was done to explore the role of visual stimulus in the form of theatrical space and scenery in directing the audiences visual perception to understand the concept of fashion in a fashion show. Literature studies were conducted to explore how visual perception affects the relationship between scenery, fashion collection, and humans in fashion shows. The case study was conducted by analyzing the scenery of a fashion show that presented a haute couture collection.
Based on the analysis conducted, the presented collection is the attended stimulus while scenery and theatrical space are unattended stimulus. Even so, scenery can also act as attended stimulus when the characteristics of the composition and its elements have the ability to attract audiences attention. Scenery and theatrical space also convey meaning and can direct audiences attention towards a specific part that needs to be emphasized so that the audience can understand the concept of the collection better."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haritsya Putri
"ABSTRACT
A Fashion set is very vital in order to support the concept of a private fashion show. However, to gain more attention, the set is getting closer to the public by its presence in public open space. As the set is intended to be built for temporary use, it has several impacts on the placemaking. This thesis, discusses about how ephemeral architecture can redefine certain places in order to support placemaking. This thesis aims to find the relation between Ephemeral Architecture and placemaking in the Fashion Set and how the principle of ephemeral architecture works to create a new experience and leads to placemaking. Two case studies are chosen because of two different contexts, which are Dior Spring Summer 2016 Fashion Set in Paris and JNBY COTTON USA 2016 Fashion Set in Shanghai.

ABSTRACT
Set fesyen sangat penting untuk mendukung sebuah konsep dalam Fashion show yang bersifat privat. Namun, untuk lebih mencuri perhatian, set fesyen mulai ditempatkan dekat dengan masyarakat umum dengan cara menghadirkan set pada ruang terbuka umum. Dengan fungsi fesyen set yang diharapkan untuk memenuhi fungsi temporer, Set mempunyai kelebihan dan pengaruh terhadap placemaking. Dalam skripsi ini, dijelaskan mengenai bagaimana cara ephemeral architecture bisa mengartikan kembali tempat dimana set fesyen diletakkan, dan juga elemen-elemen dari ephemeral architecture dalam set fesyen yang bisa kita temukan untuk mendukung placemaking. Skripsi ini bertujuan untuk mencari keterhubungan antara ephemeral architecture dan placemaking dalam set fesyen dan bagaimana prinsip dari ephemeral architecture bekerja untuk menghadirkan experience baru yang bisa menuntun ke cara dalam placemaking. Studi kasus dipilih berdasarkan perbedaan pada dua konteks tempat yang berbeda, yakni Set Fesyen untuk Dior musim semi panas tahun 2016 di Paris, dan JNBY Cotton USA tahun 2016 di Shanghai.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesa Eka Putri
"Perkembangan industri pertunjukan musik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran promotor dalam menyelenggarakan konser musik, khususnya dengan mengundang artis musik luar negeri. Meningkatnya jumlah peminat konser musik memberi jalan bagi lahirnya promotor-promotor baru yang mewarnai bisnis konser di Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya konser musik artis luar negeri yang diadakan, khususnya Jakarta. Para promotor besar memang mendominasi bisnis industri konser musik karena memiliki sumber daya untuk menghadirkan artis-artis dengan popularitas global. Namun, promotor kecil pun tidak serta-merta mati dalam bisnis ini, dan tetap bisa mengundang artis musik luar negeri dengan menjangkau segmen pasar yang spesifik. Konser selain sebagai salah satu sumber pendapatan artis musik, juga bertujuan sebagai alat promosi agar stasiun radio memutar lagu-lagu mereka. Temuan dalam tulisan ini membuktikan bahwa dalam bisnis konser musik tidak hanya didominasi oleh promotor besar saja.

The development of the music performance industry in Indonesia cannot be separated from the roles of promoters who hold the concerts, particularly by inviting international artists. The rise of music concert-goers opens up new opportunities that permit the emergence of new promoters in Indonesia’s concert business. This has led to an increasing number of music concerts by foreign music artist, especially in capital city Jakarta. The large promoters indeed dominate the music concert business industry, as they own the resources needed to invite globally renown artists. However, small promoters are not left out of the business, and are still able to invite foreign music artists by reaching out to specific market segments. Concerts, besides being a source of income for the music artists, can also become their promotional tool so that radios can play their songs. The findings in this paper proves that in the music concert business is not only dominated by large promoters.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Nadia Ilmiani
"Arsitektur sering kali diasosiasikan dengan bangunan. Ini membuat kehadiran ruang, sebagai elemen utama arsitektur terkadang tidak disadari. Dalam seni pertunjukan, salah satu cara membentuk ruang arsitektural dapat dari proyeksi gerakan serta interaksi yang terjadi antar manusia. Pada seni pertunjukan, terjadi komunikasi lansung antara penampil dan penonton. Penonton menangkap pertunjukan, menginterpretasikan event dan mengalami ruang yang hadir selama pertunjukan berlangsung. Skripsi ini menjabarkan dan menyimpulkan bahwa ruang tidak selalu tercipta akibat hadirnya batasan fisik. Aktivitas, suara, intensitas cahaya, bahkan penonton merupakan elemen yang juga berpotensi untuk menghadirkan ruang.

Architecture is often associated with buildings. As a result, the presence of space as the essence of architecture is seemingly failed notice. In a performing art, architectural space emerges from projections of people's movements and interactions. In performing art, direct communications occur between performers and audience. The audience captures the show, interprets events and experiences the spaces that continuously exist during the show. This thesis describes and concludes that space is not always created by the presence of physical boundaries. Activity, sound, light intensity and even the audience are also powerful elements to bring the space into existence."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42031
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Ruth Olivia Laima Natalia Boru
"Fashion telah menjadi sebuah fenomena dimana masyarakat terkalsifikasi berdasarkan selera. Setiap kelas dalm masyarakat memiliki seleranya masing – masing yang dibentuk oleh kompetensi kultural. Perbedaan kompetensi kultural menciptakan perbedaan selera yang hierarkis antara kelas dominan dan kelas terdominasi. Kelas dominan memiliki akses yang lebih baik terhadap fashion dan mampu melegitimasi selera mereka dan menjadi panutan bagi kelas sosial lainnya. Namun, era New Media telah membawa masyarakat memasuki era dengan akses lebih luas terhadap informasi terkait fashion yang mambuat masyarakat dapat memiliki kompetensi kultural untuk dapat memproduksi selera mereka sendiri. Penelitian ini mencoba untuk menemukan bagaimana produksi selera dilakukan di dalam era New Media melalui penggunaan Instagram oleh generasi muda perempuan sebagai kelompok usia yang menjadi agen perubahan di dalam produksi selera melalui fashion.

Fashion has been a phenomena where society have been classified by their taste. Each classes of the society has their own taste that shaped by their cultural competence. Different cultural competence hence creating different hierarchy of tastes between The Dominant Class and The Dominated Class. However the Dominant Class has better access to fashion and legitimate their taste and becomes the role model for other social classes. However the age of New Media has brought society to the era of greater access to the information related to fashion which makes society has better cultural competence to produce their own tase. This research is trying to find out how the production of taste occurred in the age of New Media through the use of Instagram by female Youth as group of people who are the game-changer  of the taste  production through fashion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Tri Widya
"Pasca-pemilihan presiden Republik Indonesia tahun 2019, Jokowi menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit purwa Lakon Kresna Jumeneng Ratu di Istana Merdeka. Pertunjukan tersebut merupakan janji Jokowi kepada masyarakat di Sragen melalui Kirun sebagai host ketika berkunjung di GOR Diponegoro, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dalam acara silaturahmi dengan masyarakat setempat pada tanggal 3 April 2019. Seiring dengan janji Jokowi, Kirun menginisiasi Ki Manteb Soedharsono untuk menggelar lakon dalam pertunjukan tersebut. Penelitian ini menggunakan pertunjukan wayang kulit purwa Lakon Kresna Jumeneng Ratu sebagai objek data. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Jokowi direpresentasikan dalam pertunjukan wayang kulit purwa Lakon Kresna Jumeneng Ratu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bahwa pertunjukan wayang kulit purwa Lakon Kresna Jumeneng Ratu merupakan representasi dari Jokowi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan objektif. Teori representasi Stuart Hall (1997) digunakan untuk menganalisis representasi Jokowi yang didukung oleh teori simbol Wellek dan Warren (1989). Penelitian ini mengasumsikan bahwa Jokowi direpresentasikan menggunakan limbukan dan penokohan Kresna melalui nilai-nilai nasionalisme, andhap-asor, blusukan, dan laku

Over the succeeded Indonesian presidential election in 2019, Jokowi held a purwa shadow puppet show titled Lakon Kresna Jumeneng Ratu at the Merdeka Palace. The show was Jokowi's promise to the locals in Sragen through Kirun as host when he visited GOR Diponegoro in Sragen Regency, Central Java in friendly gathering with the local communities on April 3, 2019. To follow up on the promise, Kirun initiated Ki Manteb Soedharsono to perform a lakon for the show. This study uses the purwa puppet show of Lakon Kresna Jumeneng Ratu as a data object. The proposition in this research is how Jokowi was represented in the purwa puppet show of Lakon Kresna Jumeneng Ratu. This study aims to get a view that the purwa puppet show of Lakon Kresna Jumeneng Ratu is a representation of Jokowi. This research employs a qualitative-descriptive method using an objective approach. Stuart Hall's representation theory (1997) is used to analyze Jokowi's representation followed by the symbol theory of Wellek and Warren (1989). This research assumes that Jokowi is represented by limbukan and characterization Kresna through his values of nationalism, andhap-asor, blusukan, and laku"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Maria Christa
"Penelitian ini membahas bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional yang memiliki kekuatan untuk menentukan perilaku konsumen dan produsen terhadap merek fesyen Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang telah diterima secara luas oleh dunia. Banyak ahli menyatakan bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang eksotis dan eksklusif. Selain itu, bahasa Inggris juga dipercaya sebagai bahasa yang sempurna untuk digunakan untuk berbisnis, khususnya sebagai merek, karena bahasa Inggris dapat memberikan kebanggaan tersendiri dan kesan internasional. Oleh karena itu, banyak perancang busana lokal berpikir bahwa menggunakan bahasa Inggris sebagai identitas dari produk mereka merupakan sebuah cara untuk berkompetisi dengan merek-merek fesyen asing. Bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa yang memiliki peranan besar dalam pemberian sebuah merek, khususnya untuk menentukan perilaku konsumen dan produsen. Konsumen menganggap bahasa Inggris sebagai bahasa yang lebih menarik dan menambahkan kesan mahal pada sebuah produk. Produsen mendapatkan keuntungan dari perilaku konsumen tersebut dengan memasang kisaran harga produk yang tinggi untuk menambah laba.

This research examines English, as the lingua franca which has a power to determine both consumers and producers' behavior toward Indonesian fashion brands which use the English language. English is a language which has been accepted widely and globally by the world. Many experts point out that the English language is an exotic and exclusive language. Moreover, English is also believed to be the perfect language to use for business purposes, especially as a brand name, since it gives more prestige and global impression. Therefore, many local designers think that using English as the identities of their products is a way to compete the international fashion brands. It is argued that the English language has a huge role in branding, especially in determining consumers' and producers' behavior. Consumers find the English language as a more attractive language, and it gives prestigious and sophisticated impression to the products. Meanwhile, producers get the advantage of consumers' behavior toward local fashion brands which use English by setting a higher range of price and gaining more profit, compared to the local fashion brands which use Indonesian."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Aidawati
"ABSTRAK
Perkembangan dunia fashion yang didukung oleh teknologi digital membuat para pebisnis fashion harus memutar otak untuk mendapat perhatian dari konsumen Hal ini dikarenakan masyarakat sekarang semakin aktif mencari informasi mengenai produk fashion tertentu dan hanya akan memperhatikan pada sesuatu yang memang benar benar mereka cari Penggunaan celebrity endorsement dalam Instagram dapat menjadi pilihan dalam mempromosikan produk atau brand fashion kepada masyarakat yang lebih luas dengan cara yang mudah dan hemat biaya Strategi inilah yang dimanfaatkan oleh satu satu brand fashion lokal Cotton Ink Setiap endorser dari Cotton Ink akan berusaha mengantarkan makna positif yang terasosiasi dalam dirinya kepada produk Cotton Ink yang di endorse nya melalui unggahan foto di Instagram Dengan begitu diharapkan makna tersebut dapat sampai kepada konsumen dan akhirnya mereka tertarik untuk membeli produk produk dari Cotton Ink Berdasarkan latar belakang tersebut tulisan ini akan menganalisis penggunaan celebrity endorsement oleh Cotton Ink di platform media sosial Instagram dengan menggunakan model pemindahan makna dalam pembahasannya.

ABSTRACT
The development in the fashion world is now supported by digital technology that makes the fashion brand struggling to get attention from the consumer People that are now more active searching for information about particular fashion products will only pay attention to something which indeed they are looking for The use of celebrity endorsement through Instagram may be an option for promoting fashion product or brand to the wider community in a easy and cost effective way This strategy has been used by one of the local fashion brand in Indonesia named Cotton Ink Each endorser of Cotton Ink attempted to deliver the positive lsquo meaning rsquo which has been associated with them to the endorsed products through their photos on Instagram Hence the lsquo meaning rsquo association that perceived by the consumer could lead their interest to buy products from Cotton Ink Based on this background this paper will analyze the use of celebrity endorsement by Cotton Ink through social media platform Instagram which will be discussed using meaning transfer model.
"
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Wulandari
"Berkembangnya budaya konsumsi serta persaingan brand fesyen dalam menarik konsumen menjadikan adanya kebutuhan akan ruang yang representatif untuk memperkenalkan produknya. Tak jarang saat ini seorang perancang busana bekerjasama dengan seorang arsitek khususnya dalam merancang sebuah event space, yaitu ruang yang dirancang atau direncanakan sesuai tujuan yang ingin dicapai dengan menghadirkan pengalaman-pengalaman diluar kebiasaan/rutinitas yang biasa terjadi sehari-hari sehingga dianggap menjadi hal yang spesial atau istimewa.
Dalam penulisan skripsi ini saya ingin menelaah lebih lanjut bagaimana sebuah event space yang dirancang oleh arsitek dapat menjadi media penyampaian ide karya fesyen serta menghubungkan antara perancang busana dengan konsumennya. Dengan kajian teori terkait fesyen dan arsitektur serta studi kasus dua pagelaran busana kerjasama perancang busana dan arsitek, dapat disimpulkan bahwa event space dapat menjadi media penyampaian ide karya fesyen dengan menghadirkan pengalaman ruang terkait konsep karya fesyen melalui indra, narasi, serta persepsi yang dapat disampaikan secara eksplisit/harafiah maupun hanya sebagai trigger awal desain event space.

The consumerism and fashion brand competition in attracting consumers call up the need of representative space to introduce their products. Not infrequently, fashion designers work with architects, especially in designing an event space, a temporal space that is designed or planned according objectives to be achieved by presenting experiences that are different with common experiences in everyday life, so considered to be a special case.
By writing this essay I want to examine how an event space designed by architect serves as a medium in delivering fashion ideas, connecting fashion designer with their consumers. With studies related to fashion and architectural theory and case studies of two fashion runway designed by fashion designers and architects, it can be concluded that event space can be a medium for delivering of fashion ideas by presenting spatial experience related to the concept of fashion through the senses, narration, and perceptions that can be delivered explicitly/literal or simply as initial trigger of event space design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>