Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173939 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqika Puspitasari
"Remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan hingga menyebabkan adanya transisi peran. Proses transisi peran ini dianggap sebagai masa-masa krusial sebab remaja menjadi lebih rentan mengalami tekanan psikologis yang berujung pada munculnya gangguan mental emosional. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif orang tua dan teman sebaya untuk membantu remaja mencegah dan menangani kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dan dukungan sosial teman sebaya terhadap gangguan mental emosional pada remaja. Gangguan mental emosional (GME) diukur menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), pola asuh orang tua diukur dengan Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ), dan dukungan sosial teman sebaya diukur dengan Social Provisions Scale (SPS). Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian cross sectional pada 336 remaja di SMK Kemala Bhayangkari Delog dan SMA Negeri 66 Jakarta yang dipilih secara non acak (non-probability sampling) dengan metode stratified sampling. Hasil penelitian diperoleh hampir setengah dari total remaja terindikasi GME dengan skor borderline-abnormal. Selain itu, diketahui juga bahwa sebagian besar orang tua remaja menerapkan pola asuh permisif dan remaja yang memeroleh dukungan sosial teman sebaya kategori tinggi mendominasi dengan persentase >92%. Hasil analisis uji chi square mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap GME pada remaja (p = 0,428) dan tidak ada pula hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya terhadap GME pada remaja (p = 0,597). Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan untuk promosi kesehatan jiwa dalam upaya pencegahan gangguan mental emosional pada remaja.

Adolescents experience rapid growth and development, even leading to role transition. This role transition process is considered a crucial time because adolescents become more vulnerable to psychological stress that leads to the emergence of mental emotional distress Therefore, an active role of parents and peers is needed to help adolescents prevent and handle these conditions. This study aims to determine the relationship between parenting and peer social support on mental emotional distress in adolescents. Mental emotional distress were measured using the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), parenting styles were measured with the Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ), and peer social support was measured with the Social Provisions Scale (SPS). The research design used was a cross sectional research design on 336 respondents at SMK Kemala Bhayangkari Delog and SMA Negeri 66 Jakarta who were non-randomly selected (non-probability sampling) with stratified sampling method. The results showed that almost half of the total adolescents indicated experiencing mental emotional disorders with borderline-abnormal scores. In addition, it is also known that most adolescents' parents apply permissive parenting and adolescents who get high category peer social support dominate with a percentage of >92%. The results of the chi square test analysis showed that there was no significant relationship between parenting styles and mental emotional distress in adolescents (p = 0.428) and there was also no significant relationship between peer social support and mental emotional distress in adolescents (p = 0.597). The results of this study can be one of the references for mental health promotion in an effort to prevent mental emotional distress in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmahwati
"Orang tua yang bekerja dapat memiliki waktu terbatas untuk memberikan perhatian pada anak remajanya dan berakibat menerapkan pola asuh yang keliru. Sehingga, remaja akhir yang masih memerlukan bimbingan dari orang tua dapat berisiko mengalami kebingungan dalam proses eksplorasi diri yang dapat menyebabkan masalah mental emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua bekerja dengan masalah gangguan mental emosional pada remaja akhir. Desain penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sampel berjumlah 174 orang yang merupakan remaja usia 18-19 tahun. Instrumen penelitian menggunakan Parenting Style and Dimensions Questionnaire dan Self-Reporting Questionnaire-20. Hasil penelitian dengan uji Kolmogorov Smirnov menyatakan adanya hubungan antara pola asuh orang tua bekerja dengan masalah gangguan mental emosional pada remaja akhir dengan nilai p 0,007 (p<0,05). Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi orang tua untuk dapat menerapkan pola asuh yang sesuai dan seimbang serta menjadi informasi penunjang bagi perawat dalam perawatan pada remaja akhir.

Working parents may have limited time to pay attention to their adolescents which results in wrong parenting. Thus, late adolescents who still need guidance from their parents can be at risk of experiencing confusion in the self-exploration process which can cause mental emotional problems. This study aimed to determine the relationship between parenting working parents with mental emotional distress in late adolescents. The research design used a cross-sectional design with a sample of 174 people who were adolescents aged 18-19 years. Parenting Style and Dimensions Questionnaire was used in identifying parenting style and Self-Reporting Questionnaire-20 to explore mental emotional problem. The results showed that there was a significant relationship between the parenting pattern of working parents with mental emotional disorders in late adolescence (p<0.05). The results of this study can be used as information for parents to apply appropriate and balanced parenting styles as well as supporting information for nurses in the care of late adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Inof
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara pengalaman neglect oleh orang tua pada masa kanak-kanak dan psychological distress ketika dewasa. Penelitian dilakukan kepada 382 mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia dengan rentang usia 18-20 tahun. Psychological distress diukur menggunakan Self Reporting Questionnaire (WHO, 1994) dan childhood parental neglect diukur dengan The Multidimensional Neglectful Behavior Scale, Form AS: Adolescent and Adult-Recall, Short Version (Straus, Kinard, & Williams, 1995).
Pengujian statistik dengan simple linear regression membuktikan bahwa childhood parental neglect (M = 13.94 , SD = 3.83) dan psychological distress (M = 7.23, SD = 4.70) berkorelasi secara signifikan dan positif (F(1.380) = 29.521, p = .000) dengan effect size sebesar R2 = 0.072. Hal ini mengindikasi bahwa psychological distress yang dialami mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia berhubungan dengan pengalaman childhood parental neglect, dimana jika skor childhood parental neglect meningkat maka skor psychological distress juga akan meningkat.

This research aimed to explore the relationship between childhood experience of neglect by parents and later psychological distress. The research conducted to 382 first-year students at Universitas Indonesia with age range of 18-20 years. Psychological distress is measured using the Self Reporting Questionnaire (WHO, 1994) and childhood parental neglect is measured by the Multidimensional Neglect Behavior Scale, Form US: Adolescent and Adult-Recall, Short Version (Straus, Kinard, & Williams, 1995).
Statistical testing with simple linear regression proved that childhood parental neglect (M = 13.94, SD = 3.83) and psychological distress (M = 7.23, SD = 4.70) correlated significantly and positively (F(1.380) = 29.521, p = .000) with an effect size of R2 = 0.072. The result indicates that the psychological distress experienced by first-year students at Universitas Indonesia related to the history of childhood parental neglect, when the childhood parental neglect score increases, the psychological distress score will also increase.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnosari Hardaningsih
"Adversity ditemukan memiliki pengaruh terhadap peningkatan psychological distress. Meskipun sebagian penelitian telah menunjukkan hubungan linear positif, sebagian penelitian lainnya menunjukkan pola hubungan yang berbeda, yakni dalam bentuk kurva kuadratik (U terbalik). Artinya, hubungan kedua variabel belum konsisten. Penelitian ini menambahkan dukungan sosial sebagai moderator untuk melihat pola hubungan cumulative lifetime adversity dan psychological distress. Penelitian ini menguji hubungan cumulative lifetime adversity dan psychological distress pada 145 orang dewasa di Indonesia. Melalui penelitian ini, penulis juga menguji peran dukungan sosial sebagai moderator pada hubungan cumulative lifetime adversity dan psychological distress. Penelitian menggunakan metode bootstrapping dalam analisis moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cumulative lifetime adversity memiliki hubungan positif dengan psychological distress dan dukungan sosial tidak memoderasi hubungan cumulative lifetime adversity dengan psychological distress.

Adversity was found to have an effect on increasing psychological distress. Although some studies have shown a positive linear relationship, some other studies have shown a different relationship pattern, namely in the form of a quadratic curve (inverted U). That is, the relationship between the two variables is not consistent. This research adds social support as a moderator to look at the cumulative relationship pattern of lifelong misery and psychological distress. This study examines the cumulative relationship to lifelong adversity and psychological distress in 145 adults in Indonesia. Through this research, the authors also examine the role of social support as a moderator on the cumulative relationship of lifelong adversity and psychological distress. Research using bootstrapping method in moderation analysis. The results of this study indicate that cumulative lifetime adversity has a positive relationship with psychological stress and social support does not moderate the relationship of cumulative life adversity with psychological distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Norma Liana Sari
"Perilaku berisiko pada remaja disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Keluarga dan teman sebaya merupakan salah satu faktor eksternal penyebab perilaku berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran dan arah hubungan antara pengawasan orang tua dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku berisiko pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian model cross sectional dan menggunakan teknik cluster sampling sebagai teknik dalam pengambilan sampel. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 107 remaja yang berusia 13-19 tahun dan tinggal di kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil uji chi square, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengawasan orang tua dengan perilaku berisiko pada remaja Pvalue=0,002, OR=3,535 dan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku berisiko pada remaja Pvalue=?0,001, OR=4,962 . Adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak puskesmas, PKPR, perawat komunitas, dan masyarakat terutama untuk keluarga yang memiliki anak remaja.

The risky behavior adolescents is caused by internal and external factors. Family and peers are one of the external factors that may cause risky behavior. The purpose of this study was to identify the relationships between parental monitoring, peer influences, and risky behavior in adolescents. This research was a quantitative research using cross sectional method. The sampling technique was cluster sampling. Total sample of this study was 107 teenagers aged 13 19 years and lived with their parents in the village of Bukit Duri, South Jakarta. It was found that there was a significant relationship between parental monitoring and risky behavior in adolescents Pvalue 0,002, OR 3,535 and between peer influences and risky behavior in adolescent Pvalue "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Evira Anggrainy
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh trait kepribadian, pola asuh orang tua, tekanan teman sebaya, dan paparan mediaterhadap perilaku berisiko pada mahasiswa di Manado. Trait kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori five factor model yang terdiri dari neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Pola asuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah permisif, otoriter, dan otoritatif. Perilaku berisiko yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis, yaitu thrill-seeking, rebellious, reckless, dan anti-social. Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 211 (N = 211), serta memiliki kriteria, yaitu mahasiswa semester 1, berusia 17 sampai 18 tahun, dan berdomisili di Manado.
Hasil analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan pada trait extraversion, trait openness to experience, pola asuh permisif, dan tekanan teman sebaya terhadap perilaku berisiko thrill-seeking. Ada pengaruh positif yang signifikan pada tekanan teman sebaya dan paparan media terhadap perilaku berisiko rebellious. Ada pengaruh positif yang signifikan pada pola asuh otoriter, tekanan teman sebaya, dan paparan media terhadap perilaku berisiko reckless. Selanjutnya, ada pengaruh positif yang signifikan pada tekanan teman sebaya dan paparan media terhadap perilaku berisiko anti-social.

This study aims to investigate the influence of personality traits, parenting style, peer pressure and media exposure to risk-taking behavior in students in Manado. Personality trait used in this study refers to the theory of five factor model consisting of neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, and conscientiousness. Parenting style were used in this study is permissive, authoritarian, and authoritative. Risky behaviors used in this study consisted of four types, namely thrill-seeking, rebellious, reckless, and anti-social. Participants used in this study amounted to 211 (N = 211), as well as having criteria, namely the first semester students, aged 17 to 18 years, and is domiciled in Manado.
Statistical analysis of multiple linear regression showed that there was a significant positive influence on the trait of extraversion, openness to experience trait, permissive parenting and peer pressure to risky behavior thrill-seeking. There is a significant positive effect on peer pressure and media exposure to risky behavior rebellious. There is a significant positive influence on authoritarian parenting, peer pressure and media exposure to risky behavior reckless. Furthermore, there is a significant positive effect on peer pressure and media exposure to the risk of anti-social behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sya`bani Setyawan
"Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran dan mengukur hubungan antara pola asuh, dukungan sosial, dan prestasi belajar anak asuh di SOS Children's Village. Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara pola asuh dan dukungan sosial teman sebaya terhadap prestasi belajar (anak asuh SOS Children's Village, Cibubur, Jakarta Timur) dengan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan bagaimana hubungan indikator-indikator pola asuh dan dukungan sosial dengan prestasi belajar anak asuh SOS Children's Village. Pola asuh dan Dukungan Sosial mempunyai peran penting dalam perkembangan anak. Populasi adalah anak asuh di SOS Children's Village dengan jumlah responden adalah 66 anak. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada korelasi antara pola asuh, dukungan sosial dan prestasi belajar pada anak asuh SOS Children's Villa.

This research discusses about corellation between parenting and social support with learning achievement in SOS Children's Village, Cibubur, Jakarta by using method quantitative. This research explain how the correlation parenting and social support with learning achievement. A parenting and social support have a important role in children development. The population is a foster child in a SOS Children's Village, Cibubur, Jakarta by number of respondent is 66 childrens. The result showed there was no correlation between parenting and social support with learning achievement in a foster care child's SOS Children's Villag.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Indreswari Arsyaningrum
"ABSTRAK
Obesitas saat ini telah berkontribusi dalam 2,8 juta kematian di seluruh dunia. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi obesitas adalah gangguan mental emosional. Gangguan mental emosional dapat mempengaruhi kejadian obesitas dikarenakan seseorang yang sedang dalam kondisi stres cenderung makan makanan manis, karena makanan manis memiliki efek menenangkan dan dapat memperbaiki suasana hati. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh gangguan mental emosional terhadap kejadian obesitas pada penduduk usia dewasa di Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013 dan menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada penduduk berusia diatas 18 tahun dengan jumlah sampel 633.612 orang. Hasil analisis hubungan antara gangguan mental emosional dengan obesitas menunjukkan bahwa gangguan mental emosional tidak memiliki hubungan positif dengan kejadian obesitas OR=0,940 . Hasil analisis multivariat dengan mengontrol pengaruh dari status perkawinan, jenis kelamin, tempat tinggal, aktivitas fisik, pola makan, status ekonomi, dan kelompok umur menggambarkan bahwa gangguan mental emosional merupakan faktor protektif dari kejadian obesitas p=0.007, OR=0,945 . Status gangguan mental emosional merupakan faktor protektif dari kejadian obesitas pada penduduk usia dewasa di Indonesia tahun 2013.

ABSTRACT
Obesity contributed to 2,8 million deaths worldwide. Psychological distress is one of many factors that can affect obesity. People with psychological distress tend to eat sugary food for its comforting and mood repairing effects. Meanwhile, eating sugary food regularly may leads to obesity. This study aims to know the association between psychological distress and obesity among adults in Indonesia. Analysis of data obtained from Indonesia rsquo s national health survey Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2013. This study conducted on 633.612 adults above 18 years old using cross sectional study design. Bivariate analysis shows that psychological distress does not have a positive association with obesity OR 0,940 . Multivariate analysis conducted by controlling several variables such as marital status, gender, urban and rural, physical activity, eating behavior, economic status, and age group shows identical result psychological distress acts as a protective factor for obesity p 0,007, OR 0,945 . Psychological distress is a protective factor for obesity among adults in Indonesia. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sofya Innayati
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial dan pola pengasuhan (otoritatif, otoriter, dan permisif). Pengukuran dukungan sosial menggunakan alat ukur Interpersonal Social Evaluation List (ISEL) (Cohen, Mermelstein, Karmack, & Hoberman, 1985) dan pengukuran pola pengasuhan menggunakan alat ukur Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen & Hart, 1995). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 92 orang ibu dari keluarga miskin di Kota Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan pola pengasuhan ibu terhadap remaja dari keluarga miskin. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean yang signifikan antara dukungan sosial yang ditinjau dari usia dan tingkat pendidikan. Adapun, jumlah saudara, status pernikahan, dan status pekerjaan tidak memberikan perbedaan mean yang signifikan dari hasil analisisnya terhadap dukungan sosial. Sementara itu, tidak terdapat kecenderungan pola pengasuhan tertentu yang diterapkan oleh partisipan ditinjau dari tingkat pendidikan.

The aim of this research is to get a description on the relationship between social support and parenting styles (authoritative, authoritarian, permissive). The measurement of social support was using Cohen, Mermelstein, Karmack, & Hoberman’s (1985) Interpersonal Social Evaluation List (ISEL) and the measurement of parenting styles was using Robinson, Mandelco, Olsen & Hart’s (1995) Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ). The respondents in this research are 92 mothers from poor family in Jakarta.
The result of the research shows that there is no significant relationship between social support and mother’s parenting styles toward adolescent from poor family. Furthermore, this research also shows that there is a significantly difference in the mean between social support which reviewed from age and level of education. Meanwhile, number of siblings, marital status and employment status didn’t give a significantly difference in the mean from the result of analysis toward social support. Meanwhile, there is no particular tendency of parenting styles applied by participants viewed from the educational level.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karmaya Jozianna Ismuningsih
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara paparan kekerasan dan distres psikologis pada remaja laki-laki di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tangerang. Pengukuran distres psikologis menggunaan alat ukur Hopkins Symptom Checklist (HSCL-10) dan pengukuran paparan terhadap kekerasan menggunakan alat ukur Screen for Adolescent Violence Exposure untuk anak (KID-SAVE) yang sudah diadaptasi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 110 remaja laki-laki yang berada di Lembaga Permasyarakatan Anak Tangerang. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan kekerasan dan distres psikologis pada remaja yang berada di Lembaga Pemasyarakatan (r=0.310, signifikan pada L.o.S (0.01).

The purpose of this study is to find the correlation between exposure to violence and psychological distress in adolescent males in Tangerang Correctional Institute for Children. In this research, psychological distress is measured using Hopkins Symptom Checklist (HSCL-10) and exposure to violence is measured using Screen for Adolescent Violence Exposure for children (KID-SAVE). The participants in this research were 110 adolescent males from Tangerang Correctional Institute for Children. The results show that there is a significant correlation between exposure to violence and psychological distress in adolescent males in Correctional Institute for Children (r=0.310, significant at L.o.S 0.01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>