Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135802 dokumen yang sesuai dengan query
cover
David Krisna Alka
"Organisasi MAARIF Institute dan Ahmad Syafii Maarif tak bisa dipisahkan. Satu-menyatu dan sokong menyokong dalam budaya organisasinya. Sosoknya sebagai figur sentral dalam organisasi memiliki pengaruh penting, di dalam maupun di luar organisasi. Gagasan dan pemikirannya tentang keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan menjadi bumi gerakan visi dan misi lembaga ini. Penerusan nilai-nilai utama yang digagas oleh Ahmad Syafii Maarif menjadi fondasi dalam budaya gerakan MAARIF Institute. Dalam tesis ini, saya mengemukakan perjalanan organisasi MAARIF Institute sebagai upaya memberikan pemahaman tentang transformasi budaya organisasi yang berjalin berkelindan dengan figur penting dibalik organisasi ini, saat masih hidup dan setelah wafat. Sehingga penelitian ini memaparkan dinamika budaya organisasi yang ada dalam tutur pengalaman pribadi dan refleksi diri sesuai dengan kaidah-kaidah etnografi.

The MAARIF Institute and Ahmad Syafii Maarif could not be separated. They are bound together and support each other in their organizational culture. His figure as the key figure in the organisation had an essential presence, both inside and outside the organization. His ideas and thoughts on Islam, Indonesia, and humanity have fuelled the organization's vision and mission. The transmission of the core values initiated by Ahmad Syafii Maarif became the foundation of MAARIF Institute's movement culture. In this thesis, I present the organizational journey of MAARIF Institute in an effort to provide an understanding of the transformation of organizational culture intertwined with the key figure behind the organization, both during his lifetime and after his passing. Thus, this research explores the dynamics ofthe existing organizational culture in terms of personal experience and self-reflection in accordance with the rules of ethnography."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Putra
"Islam memiliki posisi yang begitu penting dalam sejarah Indonesia. Sebagai agama mayoritas, banyak Muslim memiliki otoritas sebagai intelektual yang memberikan penafsiran terhadap pemahaman Islam dalam perkembangan masyarakat Indonesia. Salah satu dari mereka adalah Ahmad Syafii Maarif. Ia adalah satu dari tokoh-tokoh Islam yang menghidupkan optimisme Muslim Indonesia mengenai isu demokratik. Melalui analisa sosiologi politik dan kerangka berpikir sosiologi pengetahuan, penelitian ini melihat bagaimana proses terbentuknya pemikiran Ahmad Syafii Maarif sebagai hasil dari respon terhadap berbagai konteks historis. Minangkabau dan Muhammadiyah adalah titik awal yang menjadi sebuah pintu masuk kedalam dinamika pemikiran Ahmad Syafii Maarif dan perkembangannya. Dari Muslim yang tertutup, Maarif menjadi Muslim yang pluralis. Selanjutnya, pemikiran Ahmad Syafii Maarif banyak membahas mengenai titik temu Islam dan Demokrasi di Indonesia. Hal tersebut sebagai sebuah manifestasi dari gagasan neomodernisme yang diwariskan melalui gurunya, Fazlur Rahman. Pemikirannya mengenai Al-Quran adalah sebuah dasar gerakan menuju masyarakat toleran dan demokratis.

Islam has an important position in Indonesia's history. As a majority religion, many Islamic actors have the authority, as intellectual, in giving the interpretation to the Islamic understanding in the growth of Indonesian society. One of them is Ahmad Syafii Maarif. He is one of Islamic figures that turn out the Indonesian Muslim optimism about democratic issue. Through political sociology analysis and sociology of knowledge framework, this research views how the formation process of Ahmad Syafii Maarif's Islamic thought as the result of respond to various historical contexts. Minangkabau and Muhammadiyah are the starting point to entrance to the dynamics of Ahmad Syafii Maarif's thought and its growth. From conservative Muslim, Maarif becomes pluralist?s Muslim. The thought of Ahmad Syafii Maarif examines the convergence point between Islam and democracy in Indonesia. It is a manifestation of neomodernism idea inherited from his teacher, Fazlur Rahman. His thought about Koran is the foundation of movement to democratic and tolerant society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidz Siroji
"Banyak makna tentang ideologi. John B. Thompson (1984) menyebut istilah ideologi memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, istilah itu tampak dalam karya beberapa penulis dan merembes ke beberapa disiplin modern dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Sebagai wacana, makna ideologi bisa berkonotasi positif dan bisa juga negatif. Konotasi positif ideologi setidaknya menunjukkan adanya konsepsi netral tentang ideologi sebagai sistem berfikir, sistem kepercayaan, praktek-praktek simbolik yang berhubungan dengan tindakan sosial dan politik. Steven Vago (Social Change, 1989) memaknai ideologi secara positif dalam bentuk sebagai acuan pokok bagi solidaritas sosial dalam kehidupan kelompok atau masyarakat serta memberi motivasi terhadap pola-pola tindakan yang pasti dan harus dilakukan.
Ideologi bekerja melalui bahasa, oleh karena itu mempelajari ideologi berarti mempelajari cara-cara dimana makna [pemberian makna] secara terus menerus menjalankan relasi dominasi. Bahasa adalah tanda. Oleh sebab itu untuk menemukan ideologi perlu diketahui konteks dimana tanda [bahasa] itu berada dan menurut budaya si pemakai. Sebab sebuah tanda dapat berubah-rubah maknanya sesuai konteksnya, baik konteks itu dalam bentuk kalimat, waktu, tempat, maupun budaya.
Konstruksi ideologi Muhammadiyah dalam kerangka pemikiran Amien Rais dan Syafii Maarif dalam sudut pandang wacana dibangun melalui bahasa [tanda] dalam konteks.
Sejumlah situasi sosial mikro dan makro memberi pengaruh pada gagasan-gagasan dasar kedua tokoh tersebut dalam memahami realitas sosial di lingkungan Muhammadiyah. Dengan asumsi inilah peneliti mencoba menggali, melalui strategi analisis Critical Discourse Analysis [CDA] versi Norman Fairclough, relasi antara pemikiran-pemikiran ideologis Amien Rais dan Syafii Maarif dengan persoalan tekstual, konteks discourse practice dan sociocultural practice.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan, yang dimensi ideologisnya cukup kuat. Secara sejarah, dimensi ideolgis bahkan merupakan satu alasan bagi KH. Ahmad Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah walaupun dimensi itu berakar dari faktor agama [baca ; Islam]. Dalam perkembangannya, faktor ideologis memberi dampak yang kuat dalam mempertahankan eksistensi Muhammadiyah ditengah gelombang perubahan zaman yang sarat dengan pertarungan ideologi lain dibalik fenomena perilaku sosial politik yang ada. Munculnya ideologi Muhammadiyah seperti Mugaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, serta dimensi ideologis lain semacam Khittah Perjuangan Muhammadiyah merupakan rumusan-rumusan yang dalam konteks zamannya memiliki peran signifikan bagi keberadaan Muhammadiyah.
Rumusan-rumusan ideologis diatas, tentu saja perlu rekonstruksi, seperti dikatakan Syafii Maarif, perlu penyesuaian-penyesuaian dan penafsiran-penafsian yang memadai untuk era kini yang dinamika sejarah dan peradabannya berbeda dengan masa-masa silam. Konstruksi Amien Rais dan Syafii Maa if, menunjukkan adanya benang merah yang kuat dengan konsep-konsep ideologis Muhammadiyah yang telah ada. Tetapi konstruksinya juga menunjukkan sesuatu yang baru yang terjelmakan dalam ideologi praksis yang, dalam level aplikasi, diperlukan Muhammadiyah dalam mengusung program dakwah dan tajdid-nya.
Penelitian ini menyandarkan diri pada paradigma konstruktivisme. Alasannya adalah gagasan Amien dan Syafii yang menjadi sasaran penelitian pada dasarnya merupakan hasil dari suatu proses pembentukan realitas. Sebagaimana diketahui, paradigma ini secara ontology meyakini relativisme, dimana realitas dipandang terdiri dari banyak bagian dan berada dalam pikiran-pikiran manusia, dan secara epistemologis, paradigma ini mengambil sisi subjektivitas dalam anti peneliti dan yang diteliti lebur ke dalam sate entitas tunggal sehingga penemuan secara keseluruhan merupakan ciptaan dari proses interaksi keduanya.
Secara keseluruhan dari hasil studi yang oleh peneliti dinilai telah memadai untuk menjawab persoalan penelitian, dapat dikemukakan bahwa konstruksi ideologi yang digagas oleh Amien Rais dan Syafii Maarif tidak lepas dari sejumlah faktor individu dan faktor sosial dalam dimensi situasi dan zaman yang melingkunginya. Dipihak lain, urgensi ideologi bagi sebuah organisasi sosial keagamaan memiliki nilai yang tinggi dan positif. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dituntut memiliki ruh yang dapat menjadi motor dan pengendali program gerakan dalam membangun kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan. Melalui pembangunan ini diyakini cita-cita Muhammadiyah menjadi mungkin direalisasikan [masyarakat Islam yang sebenar-benarnya]. Secara demikian seluruh konsep-konsep ideologis Muhammadiyah dapat dikelompokkan kedalam dua ideologi yakni ideologi dakwah dan ideologi tajdid, yang komitmen utamanya adalah membangun tatanan yang serba lebih maju dan lebih baik sesuai nilai dan misi Islam.
Ideologi dakwah dan tajdid, pada akhirnya merupakan citra diri Muhammadiyah disepanjang sejarahnya dan tentu tidak boleh berada dalam tataran slogan belaka tetapi harus dibumikan dalam kenyataan memenuhi realitas kehidupan umat sehingga setiap usaha Muhammadiyah bukan sekedar memberi nilai pragmatis sesaat bagi umat tetapi jiiga mendorong terbangunnya kesadaran umat untuk lebih maju dan lebih baik dalam kawasan nilai-nilai Islam. Sosok pimpinan Muhammadiyah dengan kriteria demikian hendaknya menjadi pilihan prioritas dalam tubuh Muhammadiyah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Juninhu
"Transformasi digital memiliki efek disrupsi terhadap berbagai organisasi, termasuk organisasi militer. Salah satu transformasi pada organisasi militer terjadi pada Poltekad. Dengan adanya perubahan organisasi di tubuh Poltekad, maka Poltekad harus dapat melakukan penyesuaian budaya organisasi seiring dengan munculnya nilai-nilai baru yang terinternalisasi pada personilnya disamping terdapat budaya organisasi yang identik dengan karakteristik militer yang telah terbentuk pada organisasi Poltekad. Penelitian ini bertujuan menganalisis budaya organisasi di Poltekad dalam mendukung transformasi lembaga pendidikan militer dan mengembangkan rekomendasi untuk meningkatkan budaya organisasi di Poltekad dalam mendukung transformasi lembaga pendidikan militer tersebut. Penelitian ini menggunakan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, survey, dan studi dokumen. Data dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Saat Ini, setelah adanya transformasi Poltekad, budaya organisasi yang lebih terlihat di Poltekad umumnya pada masing-masing dimensi budaya organisasi menunjukkan budaya klan, kecuali dimensi manajemen pegawai yang menunjukkan budaya hirarki. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi Poltekad lebih seperti keluarga yang ditunjang oleh kepemimpinan yang mencerminkan nilai-nilai mentoring, memfasilitasi, dan menunjang perkembangan pegawai, kemudian diperkuat oleh perekat dalam organisasi berupa loyalitas dan rasa saling percaya, juga memberikan penekanan strategi pada pengembangan sumber daya manusia sehingga kesuksesan didasarkan pada keberhasilan dalam pengembangan sumber daya manusia, kerja tim, komitmen pegawai, dan perhatian terhadap pegawainya, yang meskipun demikian gaya manajemen pegawai dicirikan dengan keamanan dalam bekerja (tanpa resiko dipecat), keselarasan, kondisi kerja yang cenderung stabil, serta hubungan yang harmonis. Ke depan, budaya organisasi di Poltekad diharapkan lebih memperlihatkan budaya klan, adhokrasi, dan pasar.

Digital transformation has a disruptive effect on various organizations, including military organizations. One of the transformations in the military organization occurred in Poltekad. With the organizational changes within the Poltekad, the Poltekad must be able to adjust the organizational culture along with the emergence of new values ​​that are internalized to its personnel in addition to an organizational culture that is identical to the military characteristics that have been formed in the Poltekad organization. This study aims to analyze of organizational culture in Poltekad in supporting the transformation of military educational institutions and develop recommendations to improve of organizational culture in Poltekad in supporting the transformation of these military educational institutions. This study uses a combination of qualitative and quantitative approaches. Data were collected through interviews, surveys, and document studies. Data were analyzed using qualitative and quantitative data analysis techniques. The results show that at present, after the transformation of Poltekad, the organizational culture that is more visible in Poltekad is generally in each organizational culture dimension indicating a clan culture, except for the employee management dimension which shows a hierarchical culture. This shows that the organizational culture of Poltekad is more like a family supported by leadership that reflects the values ​​of mentoring, facilitating, and supporting employee development, then strengthened by the adhesive within the organization in the form of loyalty and mutual trust, also placing strategic emphasis on human resource development. so that success is based on success in developing human resources, teamwork, employee commitment, and attention to employees, even though the employee management style is characterized by security at work (without the risk of being fired), harmony, working conditions that tend to be stable, and harmonious relationships. In the future, the organizational culture at Poltekad is expected to show more clan culture, adhocracy, and the market."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Firdauzie
"Tesis ini membahas konten, konteks dan proses pembangunan kesiapan untuk berubah pada pegawai PT Askes (Persero), yang berubah akibat penetapan Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Penelitian ini adalah studi kuantitatif pada 483 orang karyawan PT Askes (Persero) dalam kurun waktu November s.d Desember tahun 2013.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat spiritualitas individu, budaya keterlibatan, dan konsistensi memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat kesiapan untuk berubah. Selanjutnya, studi ini juga menemukan bahwa tingkat kesiapan untuk berubah memiliki pengaruh yang negatif terhadap penyimpangan perilaku organisasi.
Penelitian ini menyarankan agar PT Askes (Persero) harus membangun keterlibatan dan konsistensi karyawan melalui nilai-nilai immaterial serta posisi yang spiritual dalam meningkatkan kesiapan untuk berubah individu. Peningkatan kesiapan untuk berubah penting dalam mencegah penyimpangan perilaku organisasi baik selama periode transformasi maupun dalam operasionalisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan mendatang.

The study discusses the content, context, and process development readiness for change on employees of PT Askes (Persero), which changed as a result of the establishment of Act No. 40 of 2004 on National Social Security System and Law No. 24 of 2011 of the Social Security Agency. This research is a quantitative study on 483 employees of PT Askes (Persero) in the period of November to December 2013.
Results showed that the level of individual spirituality, involvement culture, and consistency culture has a positive effect on the level of readiness for change. Furthermore, the study also found that the level of readiness for change has a negative effect on organizational misbehavior.
This study suggested that PT Askes (Persero) has to build employee involvement and consistency culture through immaterial values and spiritual position in increasing individuals? readiness for change. Increasing readiness for change is important in preventing the organizational misbehavior during the period of transformation as well as the operationalization of Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan to come.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Dwidi
"Perubahan budaya dalam organisasi merupakan upaya dalam menciptakan suatu budaya baru bagi organisasi untuk berubah menjadi lebih baik. Dalam organisasi pemerintah sektor publik di bidang pelayanan kesehatan yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan ataupun Rumah Sakit Umum (RSU) dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Dalam kondisi semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, maka organisasi pemerintah di bidang pelayanan kesehatan dituntut untuk melakukan perubahan budaya organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan budaya organisasi Puskesmas Cilincing setelah menjadi RSU Cilincing. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan budaya organisasi pada RSU Cilincing dari sisi proses telah dilakukan melalui perumusan dan penetapan perubahan budaya organisasi. Sedangkan dari sisi konteks telah dilaksanakan melalui sosialisasi budaya organisasi serta penanganan resistensi terhadap perubahan budaya organisasi. Namun dari sisi subjektif pada RSU Cilincing belum mengalami perubahan budaya organisasi karena kurangnya pemahaman pegawai terhadap pedoman tata nilai RSU Cilincing, serta bentuk sikap pegawai RSU Cilincing di dalam bekerja mengenai pelanggaran disiplin seperti datang terlambat yang belum mencerminkan budaya organisasi RSU Cilincing.

The cultural change in the organization is an attempt to create a new culture for the organization to change for the better. In the public sector governmental organizations in the health care field, namely Community Health Center (Puskesmas) and or the General Hospital (RSU) are required to be able to provide good health services to the community. Under conditions of increasing health care needs of the community, then government organizations in the health care field is required to change the culture in the organization. This study aimed to analyze the changes in the organizational culture Health Center of Cilincing after being General Hospital of Cilincing. This study uses a post-positivist approach and the method of data collection through in-depth interviews.
The results showed that changing the organizational culture at RSU Cilincing of the process has been done through the formulation and determination of organizational culture change. In terms of context has been implemented through the socialization of organizational culture as well as the handling of the resistance to change organizational culture. But in terms of the subjective in RSU Cilincing has not undergone changes in organizational culture due to a lack of understanding of the guideline values employee RSU Cilincing as well as employee attitudes in the work of the disciplinary offenses like coming late for work has not yet reflect the organizational culture of RSU Cilincing."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S65153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo : Japan Culture Institute, 1975
952 HUN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pebri Tutur Srihadi
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh variabel laten penelitian budaya organisasi terhadap variabel laten performa kerja individu dan variabel laten kinerja organisasi yang dilakukan pada salah satu perusahaan otomotif di Indonesia. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh dan taraf signifikansi antara variabel laten (eksogen) budaya organisasi terhadap variabel laten (endogen) performa kerja individu dan variabel laten (endogen) kinerja organisasi pada salah satu perusahaan otomotif di Indonesia.
Budaya organisasi model Denison digunakan dalam penelitian ini yang memiliki empat dimensi yaitu mission, consistency, involvement dan adaptability. Performa kerja individu merujuk pada empat dimensi task performance, contextual performance (interpersonal), contextual performance (organizational), adaptive performance dan counterproductive work behaviour. Sedangkan kinerja organisasi berdasarkan kepada konsep balance scorecard dimana terdapat empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajar dan pertumbuhan. Sample sejumlah 174 ditujukan bagi karyawan pada seluruh divisi dan pada seluruh tingkat jabatan di perusahaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap performa kerja individu dan kinerja organisasi sehingga perusahaan dipandang memiliki kemampuan yang memadai terkait penerapan budaya organisasi dalam perusahaan yang berdampak pada performa kerja individu yang berpotensi meningkatkan kinerja organisasi perusahaan guna menghadapi ketatnya persaingan pada industri otomotif di Indonesia.

This study aims to see the effect of organizational culture research variables on employee performance variables and organizational performance variables carried out in one automotive company in Indonesia. This study discusses the difference between latent variable (exogenous) organizational culture on latent variable (endogenous) individual performance and latent variable (endogenous) organizational performance at one of automotive company in Indonesia.
The Denison cultural organization model is used in this study which has four dimensions, such as mission, consistency, involvement and adaptability. Individual work performance refers to five dimensions of task performance, interpersonal performance, contextual performance (organization), adaptive performance and counterproductive work behavior. Meanwhile, company performance is based on the concept of balance scorecard where there are four perspectives, such as financial perspective, customer perspective, internal business process perspective and learning and growth perspective. The sample is 174 which is intended for all employees throughout at all levels and divisions in the company.
The results showed that organizational culture has a significant influence on individual performance and organizational performance in accordance with the needs of the company in accordance with the needs of cultural organizations that improve the performance of companies that support the performance improvement of automotive companies in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T53530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adeline Halim Kesuma
"Budaya organisasi adalah kumpulan keyakinan bersama, nilai-nilai, dan norma-norma yang mempengaruhi cara anggota berpikir, merasa, dan bertingkah laku. Metode utama dalam mempertahankan budaya organisasi adalah melalui proses sosialisasi dimana individu belajar nilai-nilai, perilaku yang diharapkan dan pengetahuan sosial yang diperlukan untuk mengambil peran mereka dalam organisasi. Kadang-kadang sebuah organisasi menentukan bahwa budaya perlu diubah .
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui apa budaya organisasi saat ini dan YANG disukai di masa depan. Untuk mengetahui apakah perusahaan berada dalam jalur yang tepat dari budaya organisasi atau tidak. Karena budaya organisasi merupakan salah satu kunci penting bagi perusahaan.
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan bibliografi untuk mendukung tinjauan literatur. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner OCAI dibangun oleh Cameron dan Quinn yang sudah digunakan oleh perusahaan - perusahaan di dunia sebagai alat untuk mengetahui budaya organisasi saat ini dan untuk mengetahui apa budaya organisasi perusahaan yang diperlukan di masa depan.

Organizational culture is the set of shared beliefs, values, and norms that influence the way members think, feel, and behave. The primary methods of maintaining organizational culture is through the socialization process by which individuals learns the values, expected behaviors, and social knowledge necessary to assume their roles in the organization. Sometimes an organization determines that its culture needs to be changed.
The focus of this study is to find out what is the culture of the organization, currently and preferred in the future. To find out if the company is in the right track of organizational culture, or it is not. Since the organizational culture is one of the important key for the company.
This research is using quantitative analysis and bibliography to support the literature review. The quantitative analysis is using the OCAI questionnaire built by the Cameron and Quinn that already used by companies in the world as a tool to find out the current organizational culture and to find out what company organizational culture require in the future
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathurrohman
"Penelitian ini bertujuan menganalisis transformasi budaya yang terjadi pada budaya makan Korea dalam tren mukbang. Metode kualitatif dengan analisis isi digunakan untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam budaya makan Korea yang muncul di tren mukbang. Analisis yang telah dilakukan membuktikan bahwa mukbang merupakan bentuk transformasi budaya makan Korea yang dipicu oleh perkembangan teknologi internet. Terdapat perubahan-perubahan yang terjadi dalam budaya makan Korea yang muncul di mukbang. Budaya makan Korea yang kolektif melalui praktik makan bersama diubah ke dalam bentuk digital dengan siaran mukbang yang dilakukan seorang diri namun memiliki kolom chat yang digunakan untuk komunikasi antara penyiar dan penonton konten mukbang. Mukbang telah mengakomodasi pergeseran yang terjadi dalam etika makan Korea menjadi hal yang lumrah. Konsep yang mukbang bawa juga banyak digunakan dalam beberapa acara TV. Mukbang juga memberikan dampaknya kepada pembuat kontennya dengan perannya sebagai profesi yang memberikan pendapatan finansial dan menjadi sarana bersosialisasi para penontonnya untuk mengisi rasa kolektivisme mereka. Bagi Korea Selatan, mukbang memiliki potensi yang besar kekuatan yang mempertahankan Korean Wave dan media promosi budaya makan Korea ke dunia. Perubahan-perubahan yang mukbang bawa dalam budaya makan Korea adalah bukti tren tersebut telah mentransformasi budaya makan Korea menjadi bentuk baru.

This research aims to analyse the cultural transformation of Korean eating culture through mukbang. Qualitative method along with content analysis is used to find the changes in Korean eating culture which are shown in mukbang. The analysis found that mukbang is a form of transformation of Korean eating culture which is triggered by the development of internet technology. The changes of the Korean eating culture are shown in mukbang. The collectiveness of Korean eating culture through commensality is changed to its digital form through mukbang broadcast that is aired alone by the broadcaster but has a chatting window that allows the broadcasters and their viewers chatting in mukbang content. Mukbang also accommodates the shifting in the Korean eating etiquette and those are seen as a normal things to do. The concept that mukbang has also become the source concept in some television programmes. Mukbang has its own impact for the content creator as it’s given the opportunity for the content creator getting financial income and has a role as socialisation tool for its viewer and help them to gain their collectivism needs. For South Korea, mukbang has many potentials to become one of the powers that helps maintaining Korean Wave while also helping promote Korean eating culture to the world. The changes that mukbang has are the evidences that this trend has transformed Korean eating culture to its new form."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>