Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124033 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfiyyah Nurulhuda
"Blok M sebagai salah satu pusat kegiatan komersil di DKI Jakarta, memiliki indikator-indikator yang membentuk tingkat kekompakan ruang. Kriteria tersebut ialah zona fungsi kawasan, keberlanjutan transportasi, simpul kerumunan dan sebaran sarana pemenuhan kebutuhan. Hal tersebut dapat mendukung efisiensi pergerakan yang dilakukan oleh penduduk dan pekerja di kawasan Blok M. Penduduk lokal lebih condong untuk mengakses berbagai sarana yang tersedia. Ada beberapa karakteristik perjalanan yang juga berdampak pada pengambilan keputusan dalam perilaku perjalanan. Individu lokal lebih condong untuk mengakses berbagai sarana yang tersedia. Dalam konteks fisik dan sosial, Blok M mencerminkan sifat kompak dalam implementasi konsep Compact City, termasuk adanya zona campuran penggunaan lahan, ketersediaan sarana pemenuhan kebutuhan, integrasi transportasi, dan beragam aktivitas komunitas. Namun, kekompakan yang terkait dengan perjalanan pejalan kaki ternyata terbatas pada beberapa aktivitas seperti sosialisasi dan berbelanja, tidak mencakup semua aspek secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yaitu melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Sehingga didapatkan keterkaitan yang kuat antara perilaku perjalanan penduduk dengan tingkat kekompakan ruang di Blok M.

Blok M as one of the commercial activity centers in DKI Jakarta, has indicators that establish the level of spatial cohesiveness. These criteria are area function zones, transportation sustainability, crowd nodes and distribution of means of meeting needs. This can support the efficiency of movement carried out by residents and workers in the Blok M area. Local residents are more inclined to access various available facilities. There are several travel characteristics that also have an impact on decision making in travel behavior. Local individuals are more inclined to access various available means. In the physical and social context, Blok M reflects the compact nature of the implementation of the Compact City concept, including the existence of mixed land use zones, the availability of means of fulfilling needs, the integration of transportation, and various community activities. However, the cohesiveness associated with walking trips was found to be limited to activities such as socializing and shopping, not covering all aspects as a whole. This research was conducted using a qualitative method, namely conducting in-depth interviews with informants. In order to obtain a strong link between the travel behavior of residents and the level of spatial cohesiveness in Blok M."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gagas Abdul Nasheem
"Adanya kebutuhan untuk melakukan pekerjaan secara work from office ini mendorong para karyawan untuk melakukan perjalanan di masa pandemi. Adanya kebutuhan perjalanan ini mendorong penggunaan moda transportasi umum. Selain itu, penggunaan moda transportasi umum menjadi kebutuhan prioritas dalam melakukan perjalanan jika tidak memiliki moda transportasi pribadi. Survei kuesioner dilakukan untuk mengetahui profil demografis para karyawan sebagai pengguna moda transportasi umum. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan bagaimana perilaku perjalanan yang terbentuk oleh karyawan work from office pada masa pandemi. Analisis statistik partial least square digunakan untuk melihat hubungan antara variabel karakteristik pelaku perjalanan, karakteristik perjalanan, dan kualitas moda transportasi umum terhadap perilaku perjalanan. Perilaku perjalanan yang terbentuk pada penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku perjalanan dipengaruhi oleh adanya penyesuaian frekuensi perjalanan sesuai dengan kebutuhan dan dominasi pemilihan moda transportasi umum adalah Kereta Rel Listrik (KRL) dan moda transportasi lanjutan berjalan kaki dan ojek online. Setelah dilakukan analisis partial least square, diketahui bahwa perilaku perjalanan dipengaruhi oleh karakteristik pelaku perjalanan dan kualitas moda transportasi umum sementara karakteristik perjalanan tidak berpengaruh terhadap perilaku perjalanan.

The need to do work from office encourages employees to travel during the pandemic. This need for travel encourages the use of public transportation modes. In addition, the use of public transportation is a priority when traveling if you do not have a private mode of transportation. A questionnaire survey was conducted to determine the demographic profile of the employees as users of public transportation modes. Descriptive analysis is used to explain how travel behavior is formed by work from office employees during the pandemic. Statistical analysis of partial least squares was used to see the relationship between the variables of travellers' characteristics, travel characteristics, and the quality of public transportation modes on travel behavior. The travel behavior formed in this study shows that travel behavior is influenced by the adjustment of the frequency of travel according to the needs and dominance of the choice of public transportation modes, namely Electric Rail Train (KRL) and advanced modes of transportation on foot and online motorcycle taxis. After doing a partial least square analysis, it is known that travel behavior is influenced by the characteristics of travellers and the quality of public transportation modes while travel characteristics have no effect on travel behavior."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitio, Monica Dian Permata Sari
"Di Indonesia, meningkatnya pendapatan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir memicu bergesernya pola konsumsi dari barang-barang kebutuhan pokok ke gaya hidup, salah satunya adalah kebutuhan untuk berlibur. Dalam perjalanan liburannya, para traveller dapat menggunakan layanan travel agent. Berbeda dengan travelling sendiri, melakukan perjalanan dengan menggunakan layanan agen perjalanan akan lebih tersistematis. Keuntungan dalam hal waktu, serta jaminan keamanan dan kenyamanan akan diberikan melalui berbagai produk perjalanan yang ditawarkan para pelaku agen perjalanan, dimulai dari akomodasi, transportasi, dan pemandu tur yang akan mendampingi sampai akhir perjalanan wisata. Reputasi travel agent yang baik menjadi salah satu alasan traveller mau memberikan kepercayaan pada agen perjalanan untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan perjalanannya. Selain itu, rekomendasi dan opini dari lingkungan sekitar menjadi sangat penting bagi konsumen sebagai sebuah input dalam pengambilan keputusan pembelian mereka. Penelitian ini akan melihat seberapa besar reputasi yang dimiliki travel agent akan mempengaruhi perilaku rekomendasi konsumennya, dengan mempertimbangkan tour leader performance sebagai moderator. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan insight baru dalam konteks industri agen perjalanan. In Indonesia, the increase of peoples income in recent years has triggered a shift in consumption patterns from basic needs to lifestyle. Consumption for lifestyle takes many different forms, one of which is vacation. In order to attain the best experience possible, a lot of these people takes option in using travel agent services. As travel agents provides more systematic agendas for the consumers trips in contrast to traveling alone. This behavior is affected by the benefits which travel agents offer to provide, such ass efficient time management and guarantee for consumers safety and comfort. All of which can be found in their various travel product, including accommodation, transportation, and tour guides who will accompany them to the end of the tour. The reputation of a good travel agent is one of the reasons travelers are willing to puttheir trust on the travel agents to arrange everything related to their travels. In addition, recommendations and opinions from the surrounding environment is very important for consumers as an input in making their purchasing decisions. This study looks at how much reputation a travel agent has will affect the behavior of consumer recommendations, by considering tour leader performance as a moderator. This research is expected to provide new insights in the context of the travel agent industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sela Melenia Puspa A
"Daerah wisata ramah muslim di Indonesia semakin berkembang seiring dengan peningkatan jumlah populasi umat muslim. Indonesia merupakan salah satu negara terbaik yang menyediakan wisata ramah muslim tingkat dunia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, menyatakan akan terus mengembangkan daerah wisata ramah muslim yang dapat menyediakan layanan dan fasilitas untuk wisatawan muslim, namun tidak lepas dari wisatawan non-Muslim. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perbandingan persepsi wisatawan muslim dan non-Muslim terhadap revisit intention. Pada penelitian ini juga menggunakan variabel moderasi religious faith untuk wisatawan muslim dan non-Muslim. Peneliti melakukan pengambilan sampel data menggunakan self-administered questionnaire dan mendapatkan 285 responden yang diolah menggunakan SEM-PLS dengan software SmartPLS 4.0. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pelaku industry pariwisata untuk memaksimalkan potensi dan keunggulan yang dimiliki oleh provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.

The development of Muslim-friendly tourist destinations in Indonesia is growing in line with the increasing Muslim population. Indonesia is one of thebest countries that provides world-class Muslim-friendly tourism. The Ministry of Tourism and Creative Economy of the Republic of Indonesia states that it will continue to develop Muslim-friendly tourist areas that can provide services and facilities for Muslim travelers while also welcoming non-Muslim tourists. This research was conducted to analyze the comparative perceptions of Muslim and nonMuslim tourists towards revisit intention. The study also incorporates the moderating variable of religious faith for both Muslim and non-Muslim tourists. The researcher collected data samples using a self-administered questionnaire and obtained 285 respondents, which were analyzed using SEM-PLS with SmartPLS 4.0 software. The findings of this research can be used as a reference for tourism industry practitioners to maximize the potential and advantages of West Java, Central Java, East Java, DKI Jakarta, West Nusa Tenggara, West Sumatra, and South Sulawesi provinces."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkyandri Navielia
"Penelitian ini membahas tentang faktor yang memengaruhi niat pembelian kembali pada Online Travel Agent OTA . Responden penelitian ini berjumlah 225 orang dan merupakan orang yang sudah pernah memesan hotel secara online melalui situs Traveloka dalam kurun waktu tiga bulan terakhir dengan wilayah cakupan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Pengolahan data menggunakan program LISREL 8,51.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa product related factors berpengaruh positif pada niat pembelian kembali, begitu juga dengan channel related factors yang terbukti berpengaruh positif pada niat pembelian kembali, serta channel related factors berpengaruh positif pada niat pencarian informasi, penelitian ini juga menemukan bahwa product related factors tidak berpengaruh pada niat pencarian informasi, dan niat pencarian informasi tidak berpengaruh pada niat pembelian kembali.

This research studies the factors that affect repurchase intention on OTAs Online Travel Agent. This research sampled 225 respondents, which are people who have booked hotel stays through the website app Traveloka in the past three months, living in areas of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. The data was processed using the software LISREL 8.51.
This research shows that Product Related Factors have positive effect on Repurchase Intention, and Channel Related Factors have positive effect on Repurchase Intention, also Channel Related Factors have positive effect on Information Search Intention. This research also shows that Product Related Factors has no positive effect on Information Search Intention and Information Search Intention has no positive effect on Repurchase Intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimana Novantara
"Tulisan ini membahas tentang tiga buku sastra perjalanan karya Agustinus Wibowo. Ketiga karya Agustinus itu telah masuk ke pasar buku Indonesia dan dibaca banyak orang. Cara Agustinus mengekspresikan kisah hidup dan perjalanannya ke berbagai negara dalam bentuk teks cerita menjadi daya tarik sendiri bagi para pembacanya karena penuh dengan refleksi yang muncul dari renungan-renungannya. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang konteks ruang dan waktu yang membuat karyakarya Agustinus dapat diterima oleh pembaca. Terbacanya buku-buku tersebut mengisyaratkan kondisi masyarakat tertentu pada suatu masa ketika selera mayoritas pembaca adalah buku panduan perjalanan yang praktis serta kisah-kisah tentang kesuksesan mencapai mimpi. Dengan menggunakan metode pengamatan dan wawancara mendalam yang diterapkan pada tiga orang pembaca karya-karya Agustinus dapat diketahui bahwa terdapat kesesuaian antara selera para pembaca dengan gaya penulisan Agustinus. Diterimanya buku-buku Agustinus oleh pembaca juga menunjukkan adanya keserasian antara kenangan para pembacanya dengan cerita-cerita yang dituturkan Agustinus dalam buku-bukunya.

This undergraduate thesis discusses about three travel writing books written by Agustinus Wibowo. Agustinus’ works have entered Indonesian book market and been read by many people. The way he expresses his life story and his travels to many different countries in narrative textual form has appealed many readers for his reflective contemplations. It brings out some issues about the temporal and spatial
contexts from which Agustinus’ works are being accepted by the readers. The readability of those books indicates some social conditions in particular time, when the mainstream taste longs for practical how-to traveling books and successful stories about making dreams come true. Using observation and in-depth interview methods applied to three readers of the books, it can be known that there are some concordances between the readers’ taste and Agustinus’ writing style. The readers reception of his books also shows that there are some harmonies between the readers memories and Agustinus’ stories told in his books.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qmaz Fawwaz Syafta
"Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki sifat yang secara sosial heterogen dan individu cenderung lebih bebas dari kekakuan kontrol sosial patriarki, tetapi ketimpangan masih ada. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik ruang publik Jalan/trotoar dan Sarana transportasi umum terkait dengan dominasi sosial serta perilaku yang terjadi oleh masing-masing gender. Dilakukan wawancara mendalam terhadap delapan informan yang hasilnya dikaji dengan menggunakan teori produksi ruang, proksemika, dominasi sosial, dan tindakan sosial. Ditemukan bahwa perempuan cenderung lebih behati-hati di ruang publik. Karena kecenderungan menjaga jarak yang lebih jauh terhadap orang asing, dilakukan taktik yang merupakan tindakan rasional-instrumental. Laki-laki cenderung tidak menganggap ruang publik sebagai tempat yang membahayakan, sehingga cenderung bertindak secara tradisional. Bagi individu dengan ekspresi gender silang, pengekspresian di ruang publik termasuk ke dalam tindakan rasional-nilai. Ruang publik Jalan dan Sarana transportasi digenderkan menjadi maskulin ditandai dengan asosiasinya dengan gender dan sifat-sifat maskulin. Pada sarana transportasi umum, kebutuhan perempuan akan keamanan dan sifat ruangnya yang tertutup kemudian membuat diciptakannya strategi oleh para voyeur berupa penciptaan ruang terseks perempuan, sehingga ruang publik tetap bisa menjadi tempat aman untuk perempuan. Bagi individu dengan ekspresi gender silang, ruang tersebut cenderung dianggap sebagai tempat yang kurang nyaman karena bias gender dari regulator ruang dan orang sekitar yang sifatnya cisnormatif.

Jakarta as a metropolitan city has a socially heterogeneous nature and individuals tend to be freer from the rigidity of patriarchal social control, but inequality still exists. This study aims to determine the characteristics of public space such as roads/sidewalks and public transportation facilities in relation to social domination and behavior that occurs by each gender. In-depth interviews were conducted with eight informants whose results were examined using the theories such as production of space, proxemics, social domination, and social action. It was found that women tended to be more careful in public spaces. Because of the tendency to maintain greater distance from strangers, a tactic which is a rational-instrumental action is adopted. Men tend not to perceive public space as a dangerous place, so they tend to act traditionally. For individuals with cross-gender expression, expression in the public space is considered to be value-rational action. Public spaces such as Roads and transportation facilities are gendered to be masculine, characterized by their association with masculine traits. In public transportation, women's need for security and the closed nature of the space then led to voyeurs creating a strategy that is the creation of women's sexed spaces, so that public spaces can still be safe places for women. For individuals with cross-gender expressions, this space tends to be seen as an uncomfortable place because of the gender bias of the space regulator and the surrounding people."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Naomi
"Mengukur bagaimana merek menambah nilai produk dapat diukur melalui Customer-Based Destination Brand Equity CBDBE. Penelitian ini betujuan untuk melihat Value-Creation untuk wisatawan dalam keseluruhan pengalaman mereka dari suatu destinasi wisata sebelum, selama, dan setelah mereka tinggal, yang ditangkap oleh Value-Creation of Tourist Experience in the Destination VCETD adalah variabel pendahulu CBDBE untuk meningkatkan Destination Brand Equity. Konsep ini diuji di Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk turis Magelang yang berada di akhir masa kunjungan mereka.
Pengumpulan data dilakukan di Bandara Adi Sutjipto dan Candi Borobudur dengan distribusi kuesioner langsung. Dengan analisa Structural Equation Modelling menunjukkan hasil bahwa ada lima dimensi dari Destination Brand Equity dan tiga dimensi Value Creation. Kesimpulannya, Value-Creation terbukti secara signifikan mempengaruhi Destination Brand Equity.

Measuring how destination brand adds value can be captured by Customers Based Destination Brand Equity CBDBE. This research propose Value Creation among tourists during their entire experience of a destination before, during, and after their stay , which captured by Value Creation of Tourist Experience in the Destination VCETD is the antecedence variable of CBDBE to improve it. This concept was tested on Daerah Istimewa Yogyakarta including Magelang tourists who were in the end of their visit duration.
The data collection was conducted in Departure Terminal in Adi Sutjipto Airport and Borobudur temple with direct questionnaire distribution. With Structural Equation Modelling shows result that there are five dimensions of Destination Brand Equity and three dimensions of Value Creation. Moreover, Value Creation is proven significantly have influence on Destination Brand Equity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Rara Eulis Hendraswati
"Cikoromoy merupakan obyek wisata alam dengan komoditas wisata utamanya adalah perairan darat atau biasa disebut obyek wisata tirta. Kabupaten Pandeglang sebagai daerah tujuan wisata utama di wilayah Propinsi Banten berusaha mengoptimalkan potensi-potensi wisata yang dimiliki antara lain adalah obyek wisata Cikoromoy.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy dari sisi demand pengunjung. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy, maka dapat ditentukan hal-hal harus diperbaiki atau perlu diadakan agar mampu meningkatkan kepuasan / utility pengunjung sehingga frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy meningkat.
Pada penelitian ini jumlah responden yang diobservasi adalah 197 orang wisatawan. Dengan menggunakan metode Travel Cost Method dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan wisata Cikoromoy adalah biaya perjalanan, waktu perjalanan, pendapatan, zona asal pengunjung, persepsi mengenai Cikoromoy sebagai bagian dari Gunung Karang berfungsi mengurangi polusi dan persepsi fungsi ekologi bahwa ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai WTP wisatawan Cikoromoy adalah Rp 4.651, sedangkan harga tiket masuk Cikoromoy saat ini adalah Rp 2.000, terdapat selisih sebesar Rp 2.651,- per harga tiket per orang. Dengan memberikan peningkatan mutu layanan dan jenis fasilitas dalam kawasan wisata Cikoromoy maka akan meningkatkan kepuasan / utility pengunjung sehingga pada akhirnya nilai willingness to pay juga akan meningkat. Nilai WTP inilah yang dapat dijadikan alternatif dasar penentuan tarif tiket masuk yang baru.

Cikoromoy is one of eco-tourism destinations whose main commodity is land water or known as water tourism. Pandeglang District, the major tourism destination in Banten Province, had optimized its tourism competency such as Cikoromoy water tourism.
This research tried to estimate economic value of Cikoromoy water tourism based on visitor's demand. There is a need to identify factors that influence economic value of Cikoromoy water tourism in order to improve visitor's satisfaction and to increase visiting frequency to this resort.
This research had 197 respondents as the same as visitors to Cikoromoy water tourism. Travel Cost Method has been used to identify factors that influence visiting frequency to this resort such as travel cost, travel schedule, income, visitor's place of origin, visitor's perception on Cikoromoy, and visitor's knowledge on other tourism destinations as a substitute to Cikoromoy.
The result of WTP value of Cikoromoy visitor's was Rp 4,651 while the present entrance ticket was Rp 2,000 there was a gap of Rp 2,651 in each person. By improving the quality of hospitality and varied facilities in Cikoromoy, it will improve the visitor's satisfaction and increase the willingness to pay among visitors. The WTP value can be used as an alternative to consider the basis of new entrance ticket.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26309
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Namira
"Terlepas dari perkembangannya yang pesat hingga saat ini, jurnalisme perjalanan masih dianggap tidak serius dibandingkan dengan karya jurnalisme lainnya. Padahal, jurnalisme ini memiliki satu dimensi yang membedakannya dengan yang lain, yaitu representasi budaya. Jurnalisme perjalanan memiliki fungsi untuk menggambarkan budaya dari tempat yang dikunjungi kepada khalayaknya. Namun, fungsi ini masih belum sepenuhnya dijalankan. Berbagai literatur dan penelitian terdahulu mengatakan bahwa jurnalis masih sering mengabaikan dimensi ini dalam karya mereka. Melihat kecenderungan tersebut, jurnal ini membahas bagaimana representasi budaya yang seharusnya dijalankan oleh para jurnalis. Melalui studi literatur yang dilakukan, terdapat empat aspek utama dari representasi budaya, yaitu memberikan suara kepada masyarakat lokal, mendeskripsikan destinasi, menjelaskan kebudayaan dan maknanya, serta memperbaiki stereotip dan prasangka. Keempat aspek tersebut diiringi dengan perspektif yang kritis dalam mindset jurnalis untuk dapat membuat karya jurnalisme perjalanan yang akurat dan dapat memberikan pendidikan kepada publiknya. Dengan demikian, karya tersebut dapat membantu khalayak untuk memahami budaya dan keunggulan dari tempat yang dikunjungi, serta mengurangi perasaan 'us' versus 'them'.

Despite the rapid development until today, travel journalism is still being seen less serious than other kind of journalism. However, this journalism actually has one different dimension, that is cultural representation. Travel journalism has a function to depict the culture from where the journalist travel to. In contrary, this function has not yet fully implemented in many of travel journalism works. Many literatures and researches explain that journalists often ignore this dimension in their works. Seeing this trend, this journal will discuss how cultural representation should be done by journalists. Based on the literature studies that has been done, there are four main aspects of cultural representation. Those are giving voice to the locals, describing destinations, explaining the cultures and its meaning, and ameliorating stereotypes and prejudices. Those four aspects should be accompanied by critical perspective in journalists’ mindset in order to make more accurate travel journalism works and also provide education to the public. Therefore, it can help the public to understand other cultures as well as the destinations, and to decrease the feeling of 'us' versus 'them'."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>