Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Taqyuddin Abdurrosyid Zaidan
"Majunya perkembangan zaman dan juga sistem pendidikan mendorong mahasiswa melakukan proses magang. Proses magang ini akhirnya menyebabkan meningkatnya kemampuan dan keahlian mahasiswa di setiap bidangnya. Perusahaan memiliki nilai yang berbeda-beda, dan nilai ini akan membentuk profesionalitas dan rasa percaya diri disetiap mahasiswa yang memiliki kesempatan magang. Makalah ini bertujuan menunjukan bagaimana nilai akan membentuk profesionalitas dan rasa percaya diri. Metode penelitian menggunakan refleksi dari pengalaman bekerja penulis di bidang pembinaan. Penulis menemukan 4 metode atau proses yang dapat membuat penulis menjadi profesional dan percaya diri. Pertama adalah proses Onboarding yang mana proses ini dapat menjelaskan dan menggambarkan nilai yang ditanamkan oleh perusahaan, kedua adalah mempelajari tugas dan menjalankannya dengan baik, ketiga adalah berpikir seperti perusahaan dan pimpinan perusahaan berpikir, dan yang terakhir adalah bagaimana memperbaiki kesalahan dengan baik. Proses ini dilakukan penulis saat bekerja selama kurang lebih 1 tahun 4 bulan. Manfaat yang penulis rasakan saat bekerja adalah penulis memahami bagaimana cara menjadi profesional dan meningkatkan rasa percaya diri. Penulis juga menjadi paham bagaimana dunia profesional itu bekerja, bagaimana proses dari mendaftarkan diri bekerja sampai mengalami masa-masa sulit dalam bekerja. Pengalaman ini sangat penting untuk mempersiapkan diri di pasca kampus.

The advancement of the times and also the education system encourages students to undertake the internship process. This internship process ultimately results in increasing students' abilities and expertise in each field. Companies have different values, and these values ​​will shape the professionalism and self-confidence of every student who has the opportunity to do an internship. This paper aims to show how values ​​will shape professionalism and self-confidence. The research method uses reflections from the author's work experience in the field of coaching. The author found 4 methods or processes that can make writers professional and confident. First is the process Onboarding this process can explain and describe the values ​​instilled by the company, second is learning the task and carrying it out well, third is thinking like the company and company leaders think, and the last is how to correct mistakes well. This process was carried out by the author while working for approximately 1 year and 4 months. The benefit that the author feels when working is that the author understands how to be professional and increases his self-confidence. The author also understands how the professional world works, the process from registering for work to experiencing difficult times at work. This experience is very important to prepare yourself for post-college."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rayfienta Khairannisa Gummay
"Perempuan umumnya masih kurang terwakili dalam berbagai posisi dan bidang kepemimpinan. Fenomena mengenai terhambatnya perempuan dalam kepemimpinan biasa dikenal dengan istilah-istilah seperti glass ceiling, glass walls, atau labirin. Studistudi terdahulu telah menemukan bahwa perempuan masih menghadapi berbagai kendala dalam bidang pekerjaan yang bersifat strategis, salah satunya di bidang politik. Penelitian ini berusaha untuk memahami bagaimana perempuan mempersepsi peran dantanggung jawab pemimpin, nilai-nilai penting bagi pemimpin, serta bagaimana perempuan mengevaluasi diri dan menjelaskan kesediaannya menjadi pemimpin secara umum maupun di bidang politik. Melalui wawancara mendalam yang didukung dengan kuesioner Short Schwartz's Value Survey (SSVS), penelitian ini melibatkan 10 partisipan mahasiswi program sarjana yang memiliki pengalaman sebagai pemimpin level manajemen menengah di organisasi kemahasiswaan heterogen. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa partisipan mempersepsi peran pemimpin sebagai sosok yang membimbing para anggotanya untuk mencapai tujuan. Idealnya, pemimpin dianggap perlu untuk mementingkan orientasi tugas maupun orientasi hubungan, berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain, menggunakan kekuasaan dengan bijaksana, serta memiliki citra yang baik. Para partisipan menyepakati nilai Benevolence dan Arah Diri sebagai nilai-nilai yang perlu menjadi prioritas utama bagi sosok pemimpin. Mereka cenderung memiliki penilaian diri yang positif dan meyakini bahwa gender perempuan bukan penghalang untuk menjadi pemimpin yang baik. Seluruh partisipan berminat dan bersedia untuk menjadi pemimpin di masa depan.Tetapi, mereka enggan untuk terlibat dalam kepemimpinan politik, yang dianggap telah menyimpang dari nilai-nilai yang mereka yakini. Bagi para partisipan, politikmerupakan bidang yang kotor dan tidak jujur. Penelitian ini turut menyarankan beberapa cara untuk mendukung partisipasi perempuan dalam kepemimpinan.

Women are generally still under-represented in various leadership positions and fields. This phenomenon is often associated with terms such as glass ceiling, glass walls, or labyrinth. Previous studies have found that women still had to encounter various obstacles within strategic fields, such as in politics. This research seeks to understand how women define the roles and responsibilities of leaders, the important values for leaders, and how they evaluate themselves and explain their willingness to become a leader in general and in politics. Through in-depth interviews supported by the Short Schwartz's Value Survey (SSVS) questionnaire, this research involved 10 female undergraduate students with previous experience as middle-management leaders in heterogeneous student organizations. From the results, we found that participants perceive the role of the leader as a person who guides its members to achieve their goals. Ideally, leaders are expected to consider the importance of task orientation and relationship orientation in their leadership, communicate openly with others, use their power wisely, and have a good public image. Participants also agreed on Benevolence and Self-Direction as top priority values for a leader. They tend to have a positive self- evaluation and believe that their gender as a female is not a barrier to become a good leader. All participants are interested and willing to become leaders in the future.However, they are reluctant to be involved in political leadership, which is consideredto have deviated from the values they believe in. Participants perceive the political field as dirty and dishonest. This research suggests several ways to support women's participation in leadership."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmawati
"[ABSTRAKbr
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara self-esteem dan adiksi cybersex pada mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitatif. Dalam penelitian ini, pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) yang telah diadaptasi di Indonesia (Ariyani, 2004). Untuk pengukuran adiksi cybersex, peneliti menggunakan alat ukur Internet Sex Addiction Screening Test (ISST). Sampel penelitian ini adalah 860 mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan emerging adulthood dengan usia 18-25 tahun yang terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara self-esteem dan adiksi cybersex.;The purpose of this research is to find out the relationship between self-esteem and cybersex addiction in college students. The method of this research is a quantitative. This research used Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) Indonesian version to measure self-esteem. To measure cybersex addiction, this research used Internet Sex Addiction Screening Test (ISST). The respondents of this research is 860 college students who is currently in emerging adulthood age range (18-25 years old). The result showed that there is a significant correlation between self-esteem and cybersex addiction, The purpose of this research is to find out the relationship between self-esteem and cybersex addiction in college students. The method of this research is a quantitative. This research used Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) Indonesian version to measure self-esteem. To measure cybersex addiction, this research used Internet Sex Addiction Screening Test (ISST). The respondents of this research is 860 college students who is currently in emerging adulthood age range (18-25 years old). The result showed that there is a significant correlation between self-esteem and cybersex addiction]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanita Nur Azmi
"Distres merupakan permasalahan psikologis yang umum dialami pada mahasiswa. Self-esteem dan college adjustment adalah faktor yang berkaitan dengan distres pada mahasiswa di tahun pertama perkuliahan. Untuk itu, penelitian ini ingin melihat peran self-esteem dan college adjustment sebagai prediktor distres pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini merupakan 255 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia angkatan 2019. Distres diukur menggunakan Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20). Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) digunakan untuk mengukur self-esteem dan Student Adaptation to College Questionner (SACQ) untuk mengukur college adjustment. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa self-esteem dan college adjustment dapat memprediksi distres mahasiswa tahun pertama. Selain itu, hasil penelitian ini secara spesifik juga menunjukkan bahwa prediktor terkuat bagi distres adalah dimensi personal-emotional adjustment. Untuk penelitian yang akan datang, peneliti menyarankan untuk memerhatikan waktu pengambilan data, menambahkan variabel demografis, serta metode pengujian reliabilitas dan validitas yang digunakan.

ABSTRACT
Distres is a psychological problem commonly experienced by first-year college students. Self-esteem and college adjustment are known as several factors that related to distress. This study examines the role of self-esteem and college adjustment as predictors of distress among first-year college students. The participants of this study were 255 first-year college students at University of Indonesia. Distres was measured using Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20). Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) to measure self-esteem, and Student Adaptation to College Questionners (SACQ) to measure college adjustment. The results show that self-esteem and college adjustment can predict first-year student distress. In addition, this study also shows that personal-emotional adjustment is the strongest predictor of distress. For future research purposes, the author suggests to consider the data collecting period, consider demographic variables, as well as the method used in analyzing the reliability and validity of the instruments used."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ukhti Salamah
"ABSTRAK
Dibalik popularitasnya, Instagram merupakan media sosial yang memiliki dampak negatif paling tinggi bagi penggunanya. Hal ini dikarenakan konten yang diunggah oleh pengguna Instagram merupakan gambar ideal yang dapat mengecilkan hati pengguna lain yang melihatnya. Penelitian ini menguji hubungan antara up-social comparison dengan self-esteem pada siswa yang menggunakan Instagram. Penelitian ini menggunakan Skala Self-Esteem Rossenberg sebagai alat pengukur harga diri, serta Social Comparison di Facebook yang dikonstruksikan oleh Vogel et al (2014) yang telah diadaptasi oleh peneliti sebagai alat ukur dari upward social comparison. Sebanyak 472 mahasiswa S1 terlibat dalam penelitian ini. Data partisipan diolah dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sosial ke atas secara signifikan berkorelasi negatif dengan harga diri. Hal ini menunjukkan kecenderungan bahwa semakin tinggi perbandingan sosial ke atas yang dialami individu diikuti dengan harga diri yang semakin rendah. Selain itu, ditemukan juga bahwa 2,3% varians harga diri dapat dijelaskan dengan perbandingan sosial ke atas
ABSTRACT
Behind its popularity, Instagram is a social media that has the highest negative impact on its users. This is because the content uploaded by Instagram users is an ideal image that can discourage other users who see it. This study examines the relationship between up-social comparison and self-esteem in students who use Instagram. This study uses the Rossenberg Self-Esteem Scale as a means of measuring self-esteem, as well as Social Comparison on Facebook which was constructed by Vogel et al (2014) which has been adapted by researchers as a measuring tool for upward social comparison. A total of 472 undergraduate students were involved in this study. Participant data was processed using simple linear regression analysis. The results showed that upward social comparison was significantly negatively correlated with self-esteem. This shows a tendency that the higher the upward social comparison experienced by the individual is followed by the lower self-esteem. In addition, it was also found that 2.3% of the variance in self-esteem can be explained by upward social comparisons"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darneliana Septiani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan dan hubungan self-esteem dan college adjustment pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama yang merupakan generasi pertama dan mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama yang merupakan generasi lanjutan. Self-esteem dapat diartikan sebagai penilaian secara positif atau negatif oleh seseorang terhadap dirinya (Rosenberg, 1965). College adjustment dipahami sebagai proses psikologi yang multifacet dan melibatkan tuntutan yang bervariasi dan membutuhkan beragam respon untuk mengatasi tuntutan tersebut (Baker & Siryk, 1984). Status generasi -pertama atau lanjutan- dilihat berdasarkan pendidikan orangtua dan saudara kandung (Aspelmeier, 2012). Hasil temuan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada self-esteem dan college adjustment antara mahasiswa tahun pertama UI yang merupakan generasi pertama dan mahasiswa tahun pertama UI yang merupakan generasi lanjutan. Namun, peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self-esteem dengan semua dimensi college adjustment pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Temuan penelitian ini penting untuk ditindaklanjuti sebagai bahan pertimbangan untuk merancang program intervensi yang dapat membantu mahasiswa baru dalam melakukan penyesuaian diri di kampus.

This study aims to identify the differences of self-esteem and college adjustment between first generation student and continuing generation student among first-years students in Universitas Indonesia. This study also provides the relationship between self-esteem and college adjustment among first-year students in Universitas Indonesia. Self-esteem refers to personal judgment (positive or negative) about themselves (Rosenberg, 1965). Adjustment to college is multifacet and involves demands varying in kind and degree and requiring a variety of coping responses (or adjustment) that will themselves vary in effectiveness (Baker, McNeil & Siryk, 1985). Generational status ?first or continuing generation- is defined based on latest education of parent and siblings (Aspelmeier, 2012). Result show that no significant difference of self-esteem and college adjustment between first generation student and continuing generation student among first-years students in Universitas Indonesia. However, there is significant relationship between self-esteem and college adjustment among fisrt-year students in Universitas Indonesia. This study has important implication as for intervention programs that help first-year students have well college adjustment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Anggi Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self control sebagai mediator hubungan antara self esteem dengan kecenderungan adiksi cybersex pada mahasiswa. Cybersex merupakan fenomena yang banyak dijumpai belakangan ini khususnya pada mahasiswa. Cybersex merupakan penggunaan internet untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan seksual. Salah satu variabel yang menjadi prediktor terhadap adiksi cybersex adalah self esteem. Mahasiswa yang memiliki self esteem yang rendah akan membuat dirinya terus menerus melakukan kegiatan cybersex. Hal ini menandakan self-control yang rendah pada mahasiswa tersebut. Peneliti menduga bahwa self control menjadi mediator hubungan antara self esteem dan kecenderungan adiksi cybersex. Penelitian kali ini adalah penelitian kuantitatif. Terdapat 245 mahasiswa dengan rentang usia 18 – 23 tahun yang didapatkan melalui teknik accidental. Peneliti menggunakan alat ukur ISST (Internet sex screening Test), RSES (Rosenberg Self Esteem Scale), dan BSCS (Brief Self Control Scale) untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self control memediasi secara signifikan hubungan antara self esteem dengan kecenderungan adiksi cybersex pada mahasiswa. Peran dari self control dalam penelitian ini adalah mediasi penuh, artinya self esteem tidak berhubungan dengan kecenderungan adiksi cybersex pada mahasiswa tanpa melalui variabel self control.

The aim of the study is to examine self control as a mediator between self esteem and symptoms of cybersex addiction among college students. Cybersex becomes more likely to be found among college students recently. Cybersex describes as any activities using internet that related with sexual content. Self esteem has been seen as one of the predictor toward cybersex addiction. Low self esteem among college students will increase the possibility of their cybersex related behavior.  This also means that the self control among college students are low. This study assumes that self control have a role as mediator between the self esteem and symptoms of cybersex addiction. This study is a quantitative reseach. With accidental sampling method,  there are 245 college students with the range of age between 18 – 23 years old. Instruments used in this study are ISST (Internet sex screening Test), RSES (Rosenberg Self Esteem Scale), and BSCS (Brief Self Control Scale) for collecting datas. This study shows that self control has a role to mediate the relation between self esteem and symptoms of cybersex addiction among college students.The role of self control in this study known as full mediation, it means that self esteem will not be correlated directly with symptoms of cybersex addiction among college student without self control as a mediator."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiah Musthofawi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dan self-esteem pada mahasiswa program diploma III kebidanan. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa program diploma III kebidanan yang berada di wilayah provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Barat. Secara keseluruhan, 571 mahasiswa program diploma III kebidanan berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner optimisme dan self-esteem. Pengukuran optimisme dilakukan dengan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver dan Bridges (1994), sementara pengukuran Self-esteem dilakukan dengan alat ukur Rosenberg?s Self-esteem Scale (RSE) yang dikembangkan oleh Rosenberg (1965). Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimisme dan self-esteem memiliki korelasi positif yang signifikan (r = 0.378, p = 0.000). Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan baik bagi pihak akademi kebidanan untuk merancang program intervensi guna meningkatkan kualitas calon bidan di Indonesia dengan meningkatkan faktor-faktor internal pada diri mahasiswa kebidanan.

This research was conducted to investigate the correlation between optimism and self-esteem in midwifery college students, diploma III program. Sample from this study are midwifery college students, diploma III program who are in the region DKI Jakarta, West Java, Banten and West Sumatera. Overall, 571 midwefery student was participated in this research by filling out the questionnaire optimism and self-esteem. Optimism was measured by Life Orientation Test-Revised (LOT-R) constructed by Scheier, Carver dan Bridges (1994), while self-esteem was measured by Rosenberg's Self-esteem Scale (RSE) constructed by Rosenberg (1965). The result show that there is a significant positive relationship between optimism and self-esteem (r = 0.378, p = 0.000). Implication of this study is, the result can be considered in designing an intervention program, in order to increase candidates midwife's internal quality in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dorongan untuk memaafkan diri dan prokrastinasi pada mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah 450 mahasiswa yang tinggal di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan yaitu State Self-Forgiveness Scale (SSFS) yang dikembangkan oleh Wohl, DeShea, dan Wahkinney tahun 2008 untuk mengukur dorongan memaafkan diri pada kesalahan yang spesifik. Sementara itu, untuk alat ukur prokrastinasi, peneliti menggunakan alat ukur Procastination Assessment Scale for Student (PASS) yang dikembangkan oleh Solomon dan Rothblum pada tahun 1984.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara dorongan memaafkan diri dan prokrastinasi (r = ?0,176, p<0,01). Artinya, semakin tinggi dorongan memaafkan diri, maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah dorongan memaafkan diri, maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi semakin tinggi pada mahasiswa.

The purpose of this research is to find out relationship between self-forgiveness and procrastination in college students. Participants of this research were 450 college students in Jabodetabek. This research used State Self-Forgiveness State (SSFS) who constructed by Wohl, DeShea, and Wahkinney (2008) for spesific transgression. Procrastination was measured using Procastination Assessment Scale for Student (PASS) who constructed by Solomon and Rothblum (1984).
The result showed there is a negative significant correlation between self-forgiveness and procrastination (r = ?0,176, p<0,01). This result means higher self-forgiveness decreased procrastination, and lower self-forgiveness increased procrastination in college students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyah Tsabitah
"Penelitian ini menyelidiki sistem kepemimpinan organisasi keagamaan SALAM UI dalam konteks kampus pluralis Universitas Indonesia. Dengan pendekatan studi kasus dan analisis wacana, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana kepemimpinan yang berbasis ideologi dapat menyeimbangkan nilai-nilai agama dengan tuntutan toleransi dan inklusivitas. Penelitian ini menggunakan teori kepemimpinan transformasional dan teori ideologi hegemoni, penelitian ini menyoroti dampak kepemimpinan ideologis terhadap hubungan dengan komunitas kampus lainnya serta pengaruhnya terhadap budaya dan interaksi anggota. Ditemukan bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya menginspirasi anggota, tetapi juga menciptakan ruang kolaboratif antara nilai-nilai keagamaan dan kebebasan akademik. Namun, tantangan muncul ketika ideologi yang kaku dapat menghasilkan eksklusivitas dan fundamentalisme, yang berpotensi menimbulkan polarisasi antar anggota. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai dinamika kepemimpinan dan ideologi di organisasi keagamaan, serta rekomendasi praktis untuk memperkuat interaksi dan kolaborasi antarorganisasi di lingkungan kampus.
This research investigates the leadership system of the religious organization SALAM UI in the context of the pluralist campus of Universitas Indonesia. Using a case study approach and discourse analysis, this research aims to understand how ideology-based leadership can balance religious values with demands for tolerance and inclusivity. Using transformational leadership theory and hegemonic ideology theory, the research highlights the impact of ideological leadership on relationships with other campus communities as well as its influence on members' culture and interactions. It was found that effective leadership not only inspires members, but also creates a collaborative space between religious values and academic freedom. However, challenges arise when rigid ideologies can result in exclusivity and fundamentalism, which can potentially lead to polarization among members. This research is expected to provide new insights into the dynamics of leadership and ideology in religious organizations, as well as practical recommendations to strengthen inter-organizational interaction and collaboration on campus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>