Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farhan Putra Wardana
"Budaya organisasi sebagai seperangkat asumsi dasar mendefinisikan apa yang harus diperhatikan, bagaimana bereaksi secara emosional terhadap apa yang sedang terjadi, dan tindakan apa yang harus diambil dalam berbagai macam situasi. Kepemimpinan dalam budaya organisasi menawarkan mekanisme untuk mempengaruhi perilaku anggota organisasi dalam mencapai tujuan bersama melalui nilai dan norma yang berkembang dalam suatu organisasi. Makalah ilmiah ini akan merefleksikan pengalaman magang penulis sebagai People Engagement dalam membangun hubungan keterlibatan emosional dan profesional karyawan melalui Program Engagement di Pintek. Hasil akhir dari penulisan ini menyimpulkan bahwa peran penulis sebagai seorang People Engagement dalam mengelola Program Engagement di Pintek dipengaruhi kuat oleh karisma dan perilaku sehari-hari CEO dan Head of HR Pintek selaku pimpinan dan atasan People Engagement. CEO dan Head of HR Pintek memiliki pengaruh kuat dalam mengembangkan nilai Pintek yang diturunkan dan diungkapkan ke dalam Program Engagement sebagai tahap awal untuk merancang budaya organisasi di Pintek.

Organizational culture as a set of basic assumptions defines what to pay attention to, how to react emotionally to what is happening, and what actions to take in various situations. Leadership in organizational culture offers a mechanism to influence the behavior of organizational members in achieving common goals through values ​​and norms that develop within an organization. This scientific paper will reflect on the author's internship experience as People Engagement in building emotional and professional engagement relationships with employees through the Engagement Program at Pintek. The final result of this paper concludes that the author's role as a People Engagement person in managing the Engagement Program at Pintek is strongly influenced by the charisma and behaviour of the CEO and Head of HR Pintek as the leader and supervisor of People Engagement. Pintek's CEO and Head of HR have a strong influence in developing Pintek's values ​​which are revealed and expressed in the Engagement Program as the initial stage for designing organizational culture at Pintek."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahimsyah Wahyu Pratama
"

Hasil survei internal tahun 2018 di Divisi P PT X menunjukkan adanya permasalahan dalam tingkat engagement karyawan berusia milenial. Berdasarkan permasalahan ini maka dilakukan penelitian yang terdiri dari dua studi, studi 1 merupakan studi korelasi untuk menguji hubungan antara variabel empowering leadership dan proactive personality dengan work engagement. Penelitian ini menggunakan alat ukur UWES-9 untuk mengukur variabel work engagement, ELQ untuk mengukur variabel empowering leadership, dan PPS untuk mengukur variabel proactive personality. Hasil studi 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara empowering leadership dengan work engagement (r = .43, p < .05) dan antara proactive personality dengan work engagement (r = .54, p < .05). Dari hasil studi 1 ini, peneliti lalu melakukan studi 2 dengan menyusun intervensi Empowering Millenial Program yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku empowering leadership pada atasan agar dapat meningkatkan work engagement karyawan milenial. Penelitian ini hanya berfokus pada empowering leadership sebagai satu variabel yang diintervensi sebab permasalahan yang ditemukan di tahap diagnosis lebih banyak berkaitan dengan kepemimpinan dan Divisi P telah memiliki program mandiri berkaitan dengan variabel proactive personality. Program intervensi diikuti 7 atasan yang dipersepsi oleh bawahan memiliki skor empowering leadership sedang dan rendah. Program intervensi ini terbukti efektif untuk mengingkatkan perilaku empowering leadership atasan dan work engagement dari karyawan milenial di Divisi P PT X yang ditunjukkan oleh adanya perbedaan skor variabel empowering leadership (Z=-2,37, p < .05) dan work engagement (Z=-2,98, p < .05) yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi diberikan.


The result of an internal survey in 2018 from Division P of PT X showed some issues related to the engagement level of millennial employees. Based on these issues, a study consisting of two studies was conducted, study 1 was a correlational study to examine the relationship between empowering leadership and proactive personality with work engagement. This study uses the UWES-9 to measure work engagement, ELQ to measure empowering leadership, and PPS to measure proactive personality. Results of study 1 show that there is a significant relationship between empowering leadership and work engagement (r = .43, p <.05) and between proactive personality and work engagement (r = .54, p <.05). Referring to the results of study 1, the researchers then design and implement Empowering Millennial Program intervention on study 2 that aims to improve manager’s empowering leadership behavior and thus increase the work engagement of millennial employees. This study focuses on empowering leadership as a single intervention variable because the problems found in the diagnosis phase are more related to leadership issues and also Division P has its program related to the proactive personality variable. The intervention program was followed by 7 managers who were perceived by subordinates as having moderate and low empowering leadership scores. This intervention program was effective in increasing the manager’s empowering leadership behavior and work engagement of millennial employees in Division P of PT X since the difference in the score of empowering leadership ((Z = -2.37, p <.05) and work engagement (Z = -2.98, p <.05) before and after the intervention was significant.

"
2019
T55229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manggala Purwakancana N.
"Ketangkasan karyawan diartikan sebagai kemampuan karyawan untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap perubahan dengan cepat dan tepat (Alavi Wahab, 2013). Untuk tetap dapat berkompetisi dengan perkembangan bisnis secara global, PT X selaku pelaku bisnis menerapkan pendekatan ketangkasan ini di semua lini bisnisnya. Studi 1 bertujuan untuk melihat hubungan keterlibatan karyawan dan keterikatan kerja pada ketangkasan tenaga kerja. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT X yang berjumlah 154 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik convenience sampling. Survei dilakukan dengan menggunakan instrumen keterlibatan karyawan (Adham, 2014), kuesioner keterikatan kerja (Scaufeli & Bakker, 2003), dan kuesioner ketangkasan tenaga kerja (Sherehiy, 2007). Hasil analisis korelasional menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keterikatan kerja dan ketangkasan karyawan (r = 0.56, p 0.05). Terdapat hubungan antara keterlibatan karyawan dan ketangkasan karyawan (r = 0.48 , p 0.05). Pada studi 2, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Responden intervensi terdiri dari 16 orang karyawan PT X. hasil studi intervensi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor rata-rata yang signifikan pada keterikatan kerja (Z = -2.941, p 0.05) dan tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan pada rata-rata ketangkasan karyawan (Z = -0.238, p 0.05).

Workforce agility is defined as the ability of employees to react and adapt to changes quickly and appropriately (Alavi & Wahab, 2013). To be able to compete with global business development, PT X as a business person applies this agility approach in all lines of business. Study 1 aims to look at the relationship of employee involvement and work engagement in workforce agility. Respondents in this study were permanent employees of PT X, amounting to 154 people. Data collection using convenience sampling techniques. The survey was conducted using employee involvement instruments (Adham, 2014), work engagement questionnaires (Scaufeli & Bakker, 2003), and workforce agility questionnaires (Sherehiy, 2007). Correlational analysis results show that there is a relationship between work engagement and workforce agility (r = 0.56, p 0.05). There is a relationship between employee involvement and workforce agility (r = 0.48, p 0.05). In study 2, research used purposive sampling technique. Intervention respondents consisted of 16 employees from PT X. The results of the intervention study showed that there was a significant increase in the average score on work engagement (Z = -2,941, p 0.05) and there was no significant increase in the average employee agility (Z = -0.238, p 0.05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Putri Fadilah
"Extrinsic Compensation merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan. Dari segi lain, Engagement yang merupakan suatu bentuk keterikatan karyawan secara emosional terhadap pekerjaannya juga mempunyai peran penting untuk meningkatkan kinerja karyawan agar lebih optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Extrinsic Compensation terhadap Employee Performance dan menganalisis peran Engagement sebagai variabel mediasi terhadap hubungan antara Extrinsic Compensation dan Employee Performance pada karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap non manajerial di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional 1 Jakarta. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner yaitu sebanyak 80 responden. Analisis data dilakukan menggunakan software IBM SPSS (Statistical Package for the Social Science) for Windows versi 20. Hasil yang ditemukan bahwa Extrinsic Compensation dan Engagement berpengaruh positif terhadap peningkatan Employee Performance pada karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Extrinsic Compensation is one factor that can improve employee performance in a company. From another perspective, Engagement which is a form of emotional attachment of employees to their work also has an important role in improving employee performance so that it is more optimal. The purpose of this study was to analyze the effect of Extrinsic Compensation on Employee Performance and to analyze the role of Engagement as a mediating variable on the relationship between Extrinsic Compensation and Employee Performance of PT Kereta Api Indonesia (Persero) employees. This research is an explanatory research and uses a quantitative approach. Respondents in this study were non-managerial permanent employees at PT Kereta Api Indonesia (Persero) Operational Area 1 Jakarta. Data obtained from distributing questionnaires, namely as many as 80 respondents. Data analysis was performed using IBM SPSS (Statistical Package for the Social Science) software for Windows version 20. The results found that Extrinsic Compensation and Engagement had a positive effect on increasing Employee Performance for PT Kereta Api Indonesia (Persero) employees."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amyra Salsabela Yasser
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana nilai belanja yang dirasakan oleh pelanggan selama live streaming memengaruhi kepercayaan, engagement, dan niat mereka untuk membeli dari penjual pakaian thrift, yaitu pakaian bekas, di social commerce di Indonesia. Dalam penelitian ini, nilai-nilai belanja yang dirasakan terdiri dari nilai-nilai utilitarian, hedonis, dan juga simbolis belanja melalui live stream, sedangkan kepercayaan dibagi menjadi kepercayaan pada produk dan kepercayaan pada penjual. Penjual pakaian thrift di social commerce adalah penjual yang menjual pakaian thrift di platform electronic commerce yang memfasilitasi interaksi sosial antara sesama pelanggan dan juga penjual. Di sini, Instagram dan fitur Instagram Live-nya menjadi fokus utama karena banyak penjual baju thrift online di Indonesia saat ini beroperasi di Instagram. Terkumpul 265 responden untuk studi ini dengan kriteria orang Indonesia berusia sekitar 15 hingga 40 tahun dan telah menonton sesi Instagram Live akun penjual baju thrift di Indonesia setidaknya sekali dalam 3 bulan terakhir. Data penelitian ini dianalisis dengan Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) menggunakan software IBM SPSS AMOS 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya nilai utilitarian dari live streaming yang dapat secara positif memengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap produk dan penjual. Nilai hedonis ditemukan sebagai satu-satunya nilai yang dapat memengaruhi engagement. Selain itu, ditemukan bahwa satu-satunya hubungan tidak langsung yang signifikan adalah hubungan antara nilai utilitarian dan consumer engagement yang dimediasi oleh kepercayaan pelanggan pada produk. Terakhir, consumer engagement berpengaruh positif terhadap niat beli dari penjual baju thrift Indonesia di Instagram, sedangkan nilai hedonis memengaruhinya secara negatif.

The main objective of this study is to examine how the shopping values perceived by consumers during live streaming affect their trust, engagement, and intention to purchase from Indonesian social commerce thrift clothes sellers. In this study, the perceived shopping values consist of the perceived utilitarian, hedonic, and also symbolic value of shopping via live streams, while trust is divided into trust in products and trust in sellers. Social commerce thrift clothes sellers are sellers who sell used or secondhand clothes on electronic commerce platforms that facilitate social interactions between the consumers and the sellers themselves. Here, Instagram and its Instagram Live feature are the main focus as many online thrift clothes sellers in Indonesia nowadays operate on Instagram. This study collected 265 respondents with the criteria of Indonesians aged around 15 to 40 years old and have watched a Instagram Live session of an Indonesian thrift clothes seller account in the last 3 months. The data of this research was analyzed with Covariance Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) using IBM SPSS AMOS 26 software. The output shows that only the utilitarian value of live stream positively affects trust in products and sellers. Hedonic value was found to be the only value that can significantly affect engagement. Additionally, the only indirect relationship that is significant is the relationship between utilitarian value and consumer engagement mediated by trust in products. Last but not least, engagement positively affects the intention to purchase from Indonesian thrift clothes shops on Instagram, while hedonic value affects it negatively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujangga Putra Kartono
"Dengan maraknya perkembangan penggunaan media sosial, banyak perusahaan-perusahaan nasional maupun multi nasional yang mulai aktif menggunakan media sosial. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan saat ini adalah Twitter. Keberadaan Twitter membuat perusahaan mampu berhubungan dengan konsumen mereka secara cepat tanpa adanya hambatan waktu. Adapun dipilihnya PT. Daihatsu Indonesia dalam penelitian ini adalah karena mereka merupakan salah satu perusahaan pabrikan mobil yang paling diminati di Indonesia. Banyaknya jumlah konsumen Daihatsu Indonesia membuat peneliti tertarik untuk mengamati tindakan apa yang dilakukan PT. Daihatsu Indonesia dalam menjaga hubungan mereka dengan konsumennya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan model komunikasi apa yang digunakan oleh Daihatsu dan bagaimana relasi mereka dengan konsumen mereka melalui twitter. Analisa dilakukan secara langsung dengan memperhatikan secara langsung aktifitas yang mereka lakukan di media twitter. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa PT. Daihatsu Indonesia menggunakan perangkat media sosial mereka untuk menciptakan hubungan dua arah dengan konsumen mereka.

With the current development of social media, many of the existing corporation whether local or multinational corporation has started their activity in social media. One of many social media that are oftenly used by users are Twitter. Twitter has made it possible for every corporation to interact with their customers in instant, real time, and with no delay. PT. Daihatsu Indonesia, one of the most popular cars product in Indonesia surely has the need to keep in touch with their customers, and that is why PT. Daihatsu Indonesia has been picked to be analyzed.
This research has the mean to see what communication model that are used by Daihatsu and how good their relations are with their customers. This research will be focused on PT. Daihatsu Indonesia activity on Twitter and how they engage their customers. The indicators of their success will be based on how frequent they post a tweet and replies their followers tweets. Results found in this research shows that PT. Daihatsu Indonesia has used their twitter to establish a two way communication with their customers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Keyla Lembayung Layana
"Pada era disruptif seperti sekarang ini, mengharuskan perusahaan perlu memiliki sumber daya manusia yang unggul serta berupaya untuk dapat mengoptimalkan job performance para karyawannya. Job performance dapat ditingkatkan dari adanya pengaruh employee engagement dan employee psychological wellbeing. Tujuand ari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh employee engagement terhadap job performance melalui mediasi employee psychological wellbeing sebagai variabel mediasi pada karyawan PT Mitra Kiara Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menyebarkan kuesioner Google Form kepada 117 responden yang merupakan karyawan tetap di PT Mitra Kiara Indonesia yang sudah bekerja minimal selama enam bulan dengan Teknik penarikan sampel berupa total sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi sederhana, uji interaksi, dan uji sobel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara employee engagement dan job performance melalui mediasi employee psychological wellbeing. Penelitian ini membuktikan bahwa employee engagement mampu mememngaruhi secara positif kepada employee psychological wellbeing yang memicu peningkatan job performance secara signifikan.

In a disruptive era like today, companies need to have superior human resources and strive to optimize their employees' job performance. Job performance can be enhanced by influencing employee engagement and employee psychological wellbeing. The aim of this research is to analyze the influence of employee engagement on job performance through mediation of employee psychological wellbeing as a mediating variable for PT Mitra Kiara Indonesia employees. This research uses a quantitative approach and distributes a Google Form questionnaire to 117 respondents who are permanent employees at PT Mitra Kiara Indonesia who have worked for a minimum of six months using a sampling technique in the form of total sampling. Data analysis was carried out using simple regression analysis, interaction tests, and Sobel tests. The research results show that there is an influence between employee engagement and job performance through mediation of employee psychological wellbeing. This research proves that employee engagement can positively influence employee psychological wellbeing which triggers increased job performance significantly."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afridho Aldana
"[ABSTRAK
Penelitian ini membahas peran penonton sebuah variety show Korea Selatan, Running Man, sebagai salah satu medium diplomasi publik dalam membangun engagement publik asing dengan negara terebut. Beranjak dari paradigma konstruktivisme dengan pendekatan kualitatif, data penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan berbagai konsep engagement dan diplomasi publik untuk memperlihatkan pola aktivitas yang dilakukan partisipan. Hasil penelitian menunjukkan variety show memiliki peran membangun engagement publik dengan negara asing melalui tampilan produk-produk kebudayaan seperti kuliner, bahasa dan tempat wisata yang ditayangkan. Engagement partisipan kepada Korea terlihat dari antusiasme terhadap produk-produk Korea Selatan, dan menganggap produk-produk Korea bermanfaat untuk diri partisipan.

ABSTRACT
This research explain the audience of Running Man’s role as one of the medium for Korea’s public diplomacy to build engagement with public abroad. Used constructivism as paradigm with qualitative approach, the datas were collected by the in depth interview. Researcher apply various concepts in engagement and public diplomacy to recognize the patterns of participants activities. Researcher found that variety show program has a role in building public engagement through placement of the cultural products on the program such as culinary, language, and tourism spots. Therefore, participant engagement with Korea showed through antusiasm and thought that Korea’s products are beneficial., This research explain the audience of Running Man’s role as one of the medium for Korea’s public diplomacy to build engagement with public abroad. Used constructivism as paradigm with qualitative approach, the datas were collected by the in depth interview. Researcher apply various concepts in engagement and public diplomacy to recognize the patterns of participants activities. Researcher found that variety show program has a role in building public engagement through placement of the cultural products on the program such as culinary, language, and tourism spots. Therefore, participant engagement with Korea showed through antusiasm and thought that Korea’s products are beneficial.]"
Depok: [Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2015
S62035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Ashilla
"Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, persaingan antar perusahaan di berbagai industri menjadi semakin ketat, khususnya di industri fesyen. Dengan pertumbuhan teknologi yang pesat, industri fesyen dituntut untuk mengikuti pertumbuhannya, termasuk dalam menggunakan digital influencer sebagai salah satu strategi marketing public relations (MPR). Seorang digital influencer dapat membantu sebuah merek fesyen dalam memperoleh berbagai manfaat untuk menunjang kesuksesan merek, termasuk dalam memperoleh customer engagement. Penggunaan digital influencer sebagai strategi MPR telah digunakan oleh berbagai merek fesyen, mulai dari high-end fashion hingga fast fashion. Dalam makalah non-seminar ini, akan dibahas mengenai peran digital influencer industri fesyen dalam membangun customer engagement pada merek fesyen, khususnya pada merek fesyen Louis Vuitton dan Marhen J.

Along with the development of technology, competition between companies in various industries has become increasingly stringent, especially in the fashion industry. With the rapid development of technology, the fashion industry is required to follow its development, including in using digital influencers as one of the marketing strategies of public relations (MPR). A digital influencer can help a fashion brand in obtaining various benefits to support brand success, including in getting customer engagement. The use of digital influencers as MPR strategies has been used by various fashion brands, ranging from high-end fashion to fast fashion. In this non-seminar paper, we will discuss the role of digital influencers in the fashion industry in building customer engagement on fashion brand, especially on Louis Vuitton and Marhen J. fashion brands."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Aulia Rahman
"Taylor Swift, sebagai ikon pop global yang mampu menciptakan suatu fenomena bernama “Swiftonomics”, mengundang ketertarikan studi tentang dinamika interaksi penggemarnya melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh pengalaman bersama, identifikasi kelompok, dan keterlibatan emosional terhadap perilaku keterlibatan audiens dengan konten musik Taylor Swift di platform media sosial. Dengan menggunakan metode survei yang dilaksanakan melalui kuesioner daring, penelitian ini menganalisis respons dari 339 partisipan di wilayah Jabodetabek yang mendengarkan musik Taylor Swift menggunakan teknik analisis deskriptif dan regresi linier hierarkis. Hasil menunjukkan bahwa participation dan resonant contagion berperan penting dalam meningkatkan semua jenis keterlibatan audiens. Selain itu, keterlibatan emosional, khususnya arousal, berkorelasi positif dengan perilaku keterlibatan proaktif dan aktif. Sementara itu, escapism dan pleasure tidak menunjukkan korelasi yang signifikan dengan perilaku keterlibatan. Instagram teridentifikasi sebagai platform utama yang digunakan oleh penggemar untuk interaksi ini, mencerminkan pentingnya platform ini dalam strategi pemasaran digital musik. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan teori perilaku informasi dalam konteks musik dan media sosial, serta menawarkan wawasan strategis bagi praktisi industri musik dalam merancang kampanye yang lebih efektif untuk menggali keterlibatan audiens

Taylor Swift, as a global pop icon capable of creating a phenomenon known as "Swiftonomics," has sparked interest in studying the dynamics of her fan interactions on social media. This research aims to understand the influence of shared experiences, group identification, and emotional engagement on audience engagement behaviors with Taylor Swift's music content on social media platforms. Utilizing a survey method conducted through an online questionnaire, this study analyzes responses from 339 participants in the Greater Jakarta area who listen to Taylor Swift's music, using descriptive analysis and hierarchical linear regression techniques. The results indicate that participation and resonant contagion play significant roles in enhancing all types of audience engagement. Furthermore, emotional engagement, particularly arousal, is positively correlated with proactive and active engagement behaviors. In contrast, escapism and pleasure did not show a significant correlation with engagement behaviors. Instagram was identified as the primary platform used by fans for these interactions, highlighting the importance of this platform in digital music marketing strategies. This research contributes to the development of information behavior theory in the context of music and social media and offers strategic insights for music industry practitioners in designing more effective campaigns to foster audience engagement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>