Ditemukan 94695 dokumen yang sesuai dengan query
Rajagukguk, Sabar Aritonang
"Marketisasi pendidikan terjadi sedemikian rupa dengan asumsi dasar untuk memfasilitasi kebutuhan unik setiap individu, walau tidak gamblang diakui. Sejauh ini, diskusi filosofis berkutat pada pertanyaan kunci apakah marketisasi pendidikan baik bagi tata hidup bersama dan bagaimana menjaga tegangan kehendak pasar dengan nilai-nilai kemanusiaan secara holistik. Penelitian ini berpendapat bahwa diskusi filosofis tersebut tidak relevan dalam menangkap perubahan lanskap pada era digital. Menggunakan metode analisis kritis, penelitian ini menemukan bahwa lokus tegangan marketisasi pendidikan tidak lagi hanya terpusat di perguruan tinggi; melainkan pada individu. Individu otonom sebagaimana digagas oleh Nietzsche sangat dimungkinkan pada era digital, di mana individu memiliki kebebasan dan kendali sendiri untuk mempelajari apa yang diminatinya, bahkan dapat berkarya sesuai dengan kehendaknya sendiri. Namun, hal ini belum mengaktivasi empati individu. Karenanya, penelitian ini mengusulkan perbaikan algoritma dan pemodelan untuk memungkinkan empati dan perluasan wawasan atas minat individu diimplementasikan. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa masyarakat dan perguruan tinggi memiliki peran besar dalam pengembangan individu-individu yang otonom dan berempati. Diseminasi masalah masyarakat tidak dapat dikerdilkan hanya sebagai isu ekonomi semata, sehingga isu-isu yang dihadapi bersama dapat menstimulasi individu untuk melampaui keterbatasan dirinya guna mengatasi masalah bersama.
The marketization of education has unfolded in such a way that it ostensibly aims to facilitate the unique needs of each individual, though this is not explicitly acknowledged. To date, philosophical discussions have revolved around the key question of whether the marketization of education is beneficial for communal living and how to balance market demands with human values holistically. This research argues that such philosophical discussions are irrelevant in capturing the changing landscape in the digital era. Employing critical analysis methods, this study finds that the locus of tension in the marketization of education is no longer centered solely on universities; rather, it lies within the individual. The concept of the autonomous individual, as envisioned by Nietzsche, is highly feasible in the digital era, where individuals have the freedom and control to learn what interests them and even create according to their own will. However, this has not yet activated individual empathy. Therefore, this research proposes improvements in algorithms and modeling to enable empathy and broaden the perspectives on individual interests. Additionally, the study finds that society and universities play a significant role in the development of empathetic and autonomous individuals. The dissemination of societal issues cannot be trivialized as merely economic concerns, so that shared challenges can stimulate individuals to transcend their limitations in addressing common problems."
Depok: Fakultas Ilmu pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Yahya Ayyash Saifullah
"Salah satu masalah yang dihadapi oleh perbankan syariah adalah keterbatasan kompetensi sumber daya manusia. Sehingga, instansi pendidikan diharapkan menghasilkan SDM yang sesuai dengan nilai-nilai syariah dan kebutuhan industri perbankan syariah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi rekrutmen tenaga kerja dalam melalui sudut pandang industri perbankan syariah. Seperti kriteria apa yang menjadi pertimbangan utama industri perbankan syariah dalam menerima dan menolak rekrutmen tenaga kerja, khususnya karyawan jangka panjang. Kemudian, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat persepsi industri perbankan syariah terhadap lulusan dari ekonomi syariah dan selain ekonomi syariah. Untuk melihat preferensi tersebut, penelitian dilakukan dengan menggunakan metode AHP dan In-depth interview. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari setiap kriteria penerimaan industri perbankan syariah, kriteria kemampuan lulusan menjadi pertimbangan utama yang didapatkan melalui pengalaman organisasi dan pengalaman magang. Kemudian dari alternatif lulusan, lulusan ekonomi syariah dari universitas ternama menjadi preferensi lulusan utama yang menjadi pertimbangan industri perbankan syariah.
One of the problems faced by Islamic banking was the limitation of the competence of human resources. Educational institutions are expected to generate human resources in accordance with the values of the sharia and needs of islamic industry. Therefore, this research aims to look at the perception of employee recruitment according to the point of view of Islamic banking industry. Such as kind of criteria that being consideration in major Islamic banking industry in accepting and rejecting the labor recruitment, especially for long term employees. Moreover, this research aims to look at islamic banking industry perceptions against islamic economics graduates and non islamic economics graduates. To view the preferences, the study carried out using the AHP method and in depth interview. The results of this research show that for the recruitment criteria of Islamic banking industry requirement, the ability of graduates becomes primary consideration which obtained through the organizations criteria and internship experience. Finally from alternate graduates, islamic economics graduates from prominent university becomes the main preferences of Islamic banking industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Khoirunnisa Mi`rojiah
"Skripsi ini menelaah pemikiran Nel Noddings secara filosofis mengenai pendidikan dengan memasukkan unsur ethics of care di dalamnya. Ethics of care yang berasal dari pemikiran feminisme menganggap bahwa kepedulian merupakan hal terpenting dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Begitu juga dalam pendidikan, ethics of care digunakan untuk memahami anak didik secara keseluruhan. Bukan hanya dengan memahami gaya belajar setiap anak tetapi juga mengembangkan potensi terbaik dari anak didik untuk dikembangkan dan memberikan pemahaman terhadap dirinya sendiri. Pendidikan yang dimaknai dengan ethics of care menjadikan sekolah sebagai simulasi dari kehidupan nyata di masyarakat. Ethics of care dalam pendidikan bertujuan untuk dapat memahami anak didik sesuai dengan apa yang diinginkannya tanpa adanya pemaksaan ataupun kekerasan dalam sekolah. Jadi, diharapkan anak didik dapat merasa bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang menyeramkan tetapi sebuah tempat dimana ia dapat dimengerti dan dikembangkan potensi terbaik yang dimilikinya. Kenyamanan dan kebahagiaan dalam proses pendidikan ini merupakan maksud dari ethics of care, karena jika mereka bahagia dalam proses pendidikannya maka mereka sudah memiliki modal untuk mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat.
This thesis examines thoughts Nel Noddings philosophically about education by incorporating elements of ethics of care in it. Ethics of care that comes from the idea of feminism considers that care is the most important thing in relationships with others. Likewise, in education, ethics of care is used to understand their students as a whole. Not only by understanding each child's learning style but also develop the full potential of students to develop and provide an understanding of their self. Education is interpreted by the ethics of care make the school as a simulation of real life in the community. Ethics of care in the educational aims to be able to understand their students according to what they wanted without any coercion or violence in school. Thus, students are expected to feel that education is not something creepy but a place where they can be understood and developed the best potential they had. Comfort and happiness in this educational process is the intent of the ethics of care, because if they are happy in the process of education they already have the asset for happiness in community life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1930
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Sulistyo Asmoro Bangun
"
ABSTRAKPendahuluan: Upaya yang dilakukan penurunan AKI dan AKB dengan pemerataan tenaga kesehatan bidan dan pendidikan berkelanjutan. Dengan pendidikan berkelanjutan akan meningkatkan kompetensi dan mutu tenaga kesehatan bidan. Dalam menjamin mutu tenaga kesehatan, pemerintah mewajibkan tenaga kesehatan bidan mengikuti uji kompetensi. Presentase kelulusan Uji kompetensi Diploma Kesehatan Kebidanan 72% pada tahun 2015. Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia (AIPKIND) sebagai pemangku kepentingan pendidikan kebidanan memiliki peran dalam pengembangan dan pembinaan Institusi Pendidikan Kebidanan agar memenuhi standar. Dalam mendukung peran AIPKIND perlu ketersediaan data dan informasi yang akurat dan tepat dari menjadi anggotanya, sehingga perlu dibangun rancangan Sistem Informasi Basis Data Institusi Pendidikan Kebidanan Online di AIPKIND. Metode: Pengembangan sistem basis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) dengan menggunakan metode Prototyping. Hasil: Perancangan prototipe sistem informasi basis data berbasis client-server dan berbasis web sehingga client dapat mengakses menggunakan web browser di semua perangkat komunikasi yang terhubung dengan internet. Penyajian data dan informasi dalam bentuk grafik dan tabel. Kesimpulan: Prototipe Sistem Informasi Basis Data Institusi Pendidikan Kebidanan Online menyediakan data dan informasi anggota AIPKIND yang akurat dan tepat waktu. AIPKIND dapat melakukan pemantauan dan evaluasi tentang profil, tenaga pendidik dan peserta didik yang ada di institusi pendidikan kebidanan.
ABSTRACT Background: Efforts made by the reduction of MMR and IMR with equalization of midwife health worker and continuing education. Continuing education will improve the competence and quality of midwife health personnel. In ensuring the quality of health personnel, the government requires midwife health personnel to follow competency test. Percentage of graduation Competency Test Diploma of Midwifery 72% by 2015. The Association of Indonesian Midwifery Education Institutions (AIPKIND) as the stakeholder of midwifery education has a role in developing and fostering the Midwifery Education Institution in order to meet the standards. In support of AIPKIND's role, it is necessary to have accurate data and information from its members, so that it is necessary to build the design of Database Information System Midwifery Institution in AIPKIND. Method: Development of database system in this research using System Development Life Cycle (SDLC) approach by using Prototyping method. Results: Design prototype database system based on client-server and web-based so that clients can access using a web browser on all communication devices connected to the internet. Presentation of data and information in the form of graphs and tables. Conclusions: Prototype of Database Information System of Online Midwifery Institution provides accurate and timely data and information of AIPKIND members. AIPKIND may monitor and evaluate profiles, educators and learners present in midwifery education institutions."
Depok:
2018
T49890
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Widi Rahayu
"Anak-anak harus tumbuh tidak hanya tubuhnya, melainkan jiwanya. Anak perlu didorong secara aktif untuk mengobservasi dan mengeksplorasi. Untuk itu, kualitas pendidikan anak usia dini harus mendapatkan perhatian serius, karena di usia ini seorang anak sangat peka terhadap berbagai stimulasi dan rangsangan dari lingkungannya, akan tetapi realitas dunia pendidikan anak usia dini saat ini masih mengikuti tradisi klasik dengan menjadikan pendidik sebagai subject centered (teacher centered). Teacher centered memfokuskan seluruh proses pembelajaran kepada guru sehingga model pendidikan seperti ini membuat anak didik sulit mengembangkan proses kreativitas dan kemandiriannya. Dengan menggunakan metode refleksi kritis, artikel ini berusaha merefleksikan fungsi pendidikan anak bagi perkembangan anak usia dini secara filosofis. Artikel ini juga memberikan pemahaman pada pentingnya model pendidikan progresif yang menekankan pada kebebasan peserta didik dan mengenalkan tahapan-tahapan pendidikan berdasarkan perkembangan usia anak dan kebebasan anak. Sehingga harapannya model pendidikan yang memberikan kebebasan kepada anak dapat membentuk pribadi anak yang siap mengarungi kehidupan pada masa dewasa nanti sebagaimana yang digagas oleh Maria Montessori.
Children must grow not only in body but in spirit. Children need to be actively encouraged to observe and explore. For this reason, the quality of early childhood education must receive serious attention, because at this age a child is very sensitive to various stimulations and stimuli from his environment, but the reality of the world of early childhood education today still follows the classical tradition by making educators as subject-centered ( teacher-centered). Teacher centered focuses the entire learning process on the teacher so an educational model like this makes it difficult for students to develop their creativity and independence processes. By using the critical reflection method, this article tries to reflect philosophically on the function of children's education for early childhood development. This article also provides an understanding of the importance of a progressive education model that emphasizes the freedom of students and introduces the stages of education based on the child's age development and child's freedom. So it is hoped that an educational model that gives freedom to children can form a child's personality that is ready to navigate life in adulthood, as initiated by Maria Montessori."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ode Rizki Prabtama
"Penelitian ini merupakan kajian kritis terhadap teks Landasan Filosofis yang tertuang dalam Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) yang disosialisasikan pada Agustus tahun 2022. Kajian filosofis ini dilakukan mengingat teks Landasan Filosofis yang semestinya mencerminkan pemikiran-pemikiran filosofis justru ditemukan adanya kelemahan mendasar di dalamnya jika ditinjau dari kacamata logika, pandangan pendidikan Ki Hajar Dewantara, juga perkembangan nilai-nilai serta konsepsi pendidikan global. Pertanyaan yang hendak dijawab dalam penelitian ini yakni masalah mendasar apa saja yang ada dalam 'Landasan Filosofis' pada naskah akademik RUU Sisdiknas tahun 2022. Dengan menggunakan pendekatan analisa filosofis dan melalui metode studi kepustakaan, masalah-masalah fundamental yang ditemukan dalam teks 'Landasan Filosofis' dalam naskah akademik RUU Sisdiknas 2022 diperlihatkan. Atas dasar temuan masalah yang demikian penelitian ini hendak memberikan evaluasi kritis demi menghadirkan sistem pendidikan nasional yang lebih baik. Analisa mendalam terhadap naskah tersebut memperlihatkan dua hal: pertama, secara epistemologis naskah tersebut mengandung pernyataan-pernyataan yang tidak koresponden dan koheren karena tidak ditemukan adanya kesesuaian antara pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memperlihatkan keutuhan landasan filosofis yang dapat dipertanggungjawabkan secara filosofis, dan kedua, secara kebahasaan, sila-sila dalam Pancasila pun tidak dijabarkan dengan mengikuti kaidah-kaidah berpikir sistematis dan logis sehingga secara meyakinkan teks tersebut memperlihatkan adanya cacat pikir logis. Melalui analisa kritis-filosofis teks tersebut tidak juga memperlihatkan adanya pandangan filosofis yang sesuai dengan filsafat pendidikan bangsa dan sejalan dengan kemajuan zaman.
This research is a critical study of the Philosophical Foundations text contained in the Academic Text of the National Education System Draft Law (RUU Sisdiknas) which was socialized in August 2022. This philosophical study was carried out considering that the Philosophical Foundations text, which should reflect philosophical thoughts, was actually found to exist. fundamental weaknesses in it if viewed from the perspective of logic, Ki Hajar Dewantara's educational views, as well as the development of global values and conceptions of education. The question to be answered in this research is what fundamental problems exist in the 'Philosophical Foundations' in the academic text of the 2022 RUU Sisdiknas. By using a philosophical analysis approach and through literature study methods, the fundamental problems found in the text of the 'Philosophical Foundations' in the academic text of the 2022 RUU Sisdiknas is shown. Based on the findings of these problems, this research wants to provide a critical evaluation in order to present a better national education system. An in-depth analysis of the text shows two things: first, epistemologically the text contains statements that are not correspondent and coherent because there is no correspondence between the statements made to show the integrity of the philosophical foundation that can be accounted for philosophically, and second, in depth linguistically, the principles in Pancasila are not explained by following the rules of systematic and logical thinking so that the text convincingly shows the existence of logical thinking defects. Through critical-philosophical analysis, the text does not show that there is a philosophical view that is in accordance with the nation's educational philosophy and is in line with the progress of the times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Prayoga Rafila Dwikurnia
"Skripsi ini merupakan sebuah analisis filosofis terhadap eksistensialisme manusia. Dengan menggunakan Carl Allen sebagai tokoh utama dalam film Yes Man untuk dijadikan representasi, maka dapat terlihat tahapan-tahapan eksistensialisme yang dijalani oleh Carl Allen dalam kehidupannya dari pilihan-pilihan yang diambil. Analisis filosofis menaruh perhatian pada kehidupan Carl Allen sebagai manusia yang mencapai tahapan-tahapan eksistensialisme untuk dapat menemukan pemaknaan dalam dirinya. Penelitian dilakukan dengan mengamati perubahan passion yang ada dalam diri Carl Allen yang kemudian menjadi faith sebagai salah satu contoh kehidupan manusia, dan kemudian dianalisis untuk kemudian dapat diketahui tentang perpindahan tahapan-tahapan eksistensilisme yang dicapai.
This thesis is philosophical analysis towards to human existentialism. By applying Carl Allen, the main character of Yes Man, as the representation of human existentialism, we can see existentialism phases through Carl Allen’s life options. The philosophical analysis explains Carl Allen’s life as human that gets his existentialism phases to find the real of Carl Allen. This research analyzes the change of Carl Allen’s passion, which becomes faith that one of human life instances. Therefore, we can know the adjustment of the existentialism phases of Carl Allen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44793
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Chrisyanto Wibisono
"Artikel ini akan membawa topik tentang retrospeksi dan restrukturisasi imigrasi untuk dibawa ke dalam relasi yang berhubungan dengan etika terapan, kosmopolitanisme, dan aspek ekonomi-sosial-politik-budaya, dalam kerangka filosofis dan perspektif etika terapan. Selanjutnya, artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana kebijakan imigrasi berkorelasi dengan isu etika terapan dan kosmopolitan. Isu mengenai imigrasi, etika terapan, dan kosmopolitan saling berkaitan, kendati demikian, sampai dengan titik ini, eksplorasi teoritis yang dilakukansecara sinkronis cenderung menghadirkan model analisis non-filosofis dalam menyusuri isu imigrasi serta implikasinya, termasuk isu kebijakan yang dilakukan oleh negara terhadap para imigran. Eksplorasi yang saya lakukan terhadap isu imigrasi pada artikel ini akan bergerak lebih jauh dan tidak akan berkutat pada dinamika sosial-politik- ekonomi, akan tetapi mencoba untuk menganalisis isu imigrasi secara filosofis melalui perspektif etika terapan dan kosmopolitanisme. Pada akhirnya, artikel berikut akan mengeksplanasikan analisis filosofis dari kebijakan imigrasi serta korelasinya dengan aspek politis.
This article will bring the topic of retrospection and immigration restructuring to be brought into relations related to applied ethics, cosmopolitanism, and economic-socio-political-cultural aspects, within a philosophical framework and an applied ethical perspective. Furthermore, this article will explore how moral policy correlates with applied and cosmopolitan ethical issues. Issues concerning morality, applied ethics, and cosmopolitan are interrelated, however, up to this point, theoretical explorations carried out synchronously tend to present a non- philosophical analysis model in managing festive issues and impressively, including the issue of policies carried out by the state against immigrants. My exploration of immigration issues in this article will move further and will not dwell on socio-political-economic dynamics, but will try to analyze immigration issues philosophically through the perspective of applied ethics and cosmopolitanism. Finally, the following article will explain the philosophical analysis of festive policies and their correlation with political aspects."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Mahliani Devinta Saputri
"Keterlibatan aktif seorang anak didik terwujud dalam proses pendidikan anak usia dini (PAUD). Latar belakang pemikiran pendidikan anak baik secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis menjadi penerapan terhadap filsafat pendidikan pragmatisme John Dewey yang menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dalam menganalisa pendidikan anak usia dini dengan konsep pengalaman aktif anak didik. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pendidikan anak yang memprioritaskan pengembangan individu, hal tersebut memberikan relevansi terhadap proses pendidikan manusia yang menghargai faktor internal individu seperti bakat dan potensi anak dan juga faktor sosial. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman terhadap proses pendidikan yang memperhatikan nilai-nilai individu dan nilai sosial di dalamnya sehingga tidak ada dominasi antara pendidik dan anak didik. Hal ini dapat dipahami melalui keterlibatan aktif anak didik dalam proses pengajarannya yang akan membentuk pengalaman-pengalaman berdasarkan konsep pendidikan John Dewey. John Dewey melihat kondisi pendidikan melalui bentuk pengalaman yang bersifat kontinue.
The active involvement of the individual embodied in the process of early childhood education (PAUD). The basic reason of this view as well as ontological, epistemological and axiological into the application of the education philosophy of John Dewey’s pragmatism become a basic in this research. This research uses the descriptive analysis for analyzing early childhood education with the concept of active experience of the student. The purpose of this study is to explain the education of children who prioritize individual development; it gives relevance to the educational process which is respects of human internal factors such as the individual talents and potential of children and social factor too. The results of this research is an understanding of the educational process who takes into account individual values and social values in them, so there is no dominance between educators and students. This can be understood through the active involvement of student in the process of study that will shape the experiences based on the concept of education John Dewey. John Dewey’s view is the condition of education through continuous experience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47415
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sofiyanti Indriasari
"Pendidikan pertanian kekurangan sumber daya dalam rangka menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi spesifik untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara meningkatkan knowledge sharing di antara para pendidik. Oleh karena itu, sangat perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi knowledge sharing di antara para pendidik di pendidikan tinggi teknis dan kejuruan bidang pertanian. Selain itu, perlu diketahui juga apakah knowledge sharing berpengaruh terhadap kinerja para pendidik dan berpengaruh terhadap kinerja institusi. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara, dan survei. Data hasil survei dianalisis dengan metode Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa knowledge sharing adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja dari para pendidik dan dapat meningkatkan kinerja institusi di pendidikan tinggi teknis dan kejuruan bidang pertanian. Knowledge sharing pada domain ini sangat dipengaruhi oleh sikap, harapan pribadi, pengetahuan tacit, infrastruktur TI, pengetahuan penggunaan TI, kemampuan pendidik, dan budaya organisasi.
Lack of agricultural education resources in order to create graduates who have specific competence to meet the workforce needs in the corporate world. It can be anticipated by increasing knowledge sharing among educators. Therefore, it is necessary to determine the factors that influence knowledge sharing among educators in higher education technical and vocational agriculture. In addition, note also whether knowledge sharing affects the performance of educators and affect the performance of the institution. This study was conducted with the literature study, interviews, and surveys. Survey data were analyzed using Partial Least Square method - Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The results of this study indicate that knowledge sharing is one of the factors that can improve the performance of educators and can improve the performance of higher education institutions in technical and vocational agriculture. Knowledge sharing in this domain is strongly influenced by attitudes, personal expectations, tacit knowledge, the IT infrastructure , knowledge of the use of IT, the ability of educators, and organizational culture."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library