Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 231442 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Afifah
"Pengkajian dan pelayanan resep merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik di Rumah sakit. Pada pengkajian resep salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah menganalisis ketepatan indikasi dan dosis obat. Perbedaan dosis pada pasien anak dibandingkan dewasa karena perbedaan fisiologis yang kemudian berkembang pada perbedaan farmakokinaetik obat. Dosis obat pada anak perlu disesuaikan terlebih dahulu agar efek terapi dapat tercapai dan menghindari ROTD (Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan). Ketepatan indikasi dan dosis obat pada resep perlu dianalisis terlebih dahulu oleh Apoteker sebelum obat nantinya diberikan. Dalam melakukan analisis tersebut Apoteker perlu memiliki referensi terpercaya sebagai acuan. Laporan analisis kesesuaian dosis-indikasi obat pasien anak di Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Indonesia ini dilakukan dengan menganalisis 5 resep yang dipilih secara acak. Berdasarkanreferensi online database terkait obat seperti Micromedex, medicines.org.uk, Lexicomp, Medscape, panduan tatalaksana IDAI, leaflet obat, maupun referensi terkait lainnya dibuat daftar referensi obat dari obat-obatan yang diresepkan pada pasien anak di rawat inap RSUI selama bulan Juli 2023. Dari daftar tersebut kemudian 5 resep yang sudah dipilih dianalisis kesesuaian indikasi dan dosisnya. Berdasarkan hasil analisi disimpulkan bahwa kelima resep tersebut telah tepat indikasi dan tidak ada obat dengan dosis yang melampaui dosis maksimal, sehingga masih sesuai untuk diberikan pada pasien.

Prescription review and service is one of the clinical pharmacy services in the hospital. In the assessment of prescriptions, one of the important things that must be done is to analyze the accuracy of indications and drug dosages. The difference in dosage in pediatric patients compared to adults is due to physiological differences which then develop in differences in drug pharmacokinetics. The dose of drugs in children needs to be adjusted first so that the therapeutic effect can be achieved and avoid ROTD (Unintended Drug Reactions). The accuracy of the indication and dose of the drug in the prescription needs to be analyzed first by the pharmacist before the drug is given. In conducting this analysis, pharmacists need to have a trusted reference as a reference. This report on the analysis of the appropriateness of the dose-indication of drugs for pediatric patients in the Inpatient Department of the University of Indonesia Hospital was carried out by analyzing 5 randomly selected prescriptions. Based on drug-related online databases such as Micromedex, medicines.org.uk, Lexicomp, Medscape, IDAI management guidelines, drug leaflets, and other related references, a drug reference list of drugs prescribed to pediatric patients in the hospitalization of RSUI during July 2023 was created. From this list, 5 prescriptions that had been selected were analyzed for the suitability of indications and doses. Based on the results of the analysis, it was concluded that the five prescriptions had the right indication and there were no drugs with doses that exceeded the maximum dose, so they were still suitable to be given to patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Rismauli Ruth Natasari
"Obat memberikan efek terapi yang optimal jika dosis yang diberikan tepat dan efek samping yang minimal berdasarkan parameter farmakokinetik dan dikaitkan dengan farmakodinamik. Pada anak, proses farmakokinetik obat berbeda pada orang dewasa. Perbedaan proses farmakokinetik obat pada anak dengan orang dewasa mencakup perbedaan pH lambung, waktu pengosongan lambung, volume cairan ekstraseluler, dan lainnya. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) fokus terhadap pelayanan kesehatan neonatus, infant, dan anak. Sulitnya menemukan sumber dosis obat untuk pasien anak dirasakan apoteker di RSUI menjadi permasalahan sampai saat ini dan berpotensi menyebabkan medication error. Tujuan penyusunan tugas khusus pada praktik kerja profesi apoteker (PKPA) di rumah sakit ini adalah untuk membuat daftar dosis obat sebagai panduan pemberian dosis terapi anak dan menganalisis kesesuaian dosis obat pada resep pasien anak di rawat inap RSUI. Prosedur yang dilakukan adalah pengumpulan data, pembuatan datar dosis obat, dan analisis lima sampel resep (A,B,C,D,E) pasien neonatus, bayi, dan anak di rawat inap. Daftar dosis obat sebagai panduan pemberian dosis terapi anak dibuat berdasarkan daftar penggunaan obat di rawat inap Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menggunakan referensi yang sesuai. Didapatkan bahwa dua pasien, yaitu A dan B, diresepkan obat dengan dosis yang melebihi dosis lazim. Beberapa obat yang diresepkan pada pasien C, D, dan E juga kurang dari dosis rekomendasi, namun masih sesuai karena tidak melebihi dosis dalam sehari.

Drugs provide optimal therapeutic effects if the dose given is correct and less side effects based on pharmacokinetic parameters and associated with pharmacodynamics. In children, the pharmacokinetic process of drugs is different to adults. Differences in drug pharmacokinetic processes in children and adults include differences in gastric pH, gastric emptying time, et cetera. Universitas Indonesia Hospital (RSUI) focuses on neonate, infant and child health services. The difficulty in finding sources of medication doses for pediatric patients is a problem for their pharmacists to this day and potentially cause medication errors. The purpose of implementing pharmacist internship report (PKPA) is to create a list of drug doses as a guide for administering therapeutic doses for children and to analyze the accuracy of drug doses in prescriptions for pediatric inpatients at RSUI. The procedures are data collection, preparation of drug dosage data, and analysis of five prescription samples (A,B,C,D,E) from hospitalized neonates, infants and children. The list of drug doses as a guide was created based on the list of drug use in inpatients at the Universitas Indonesia Hospital (RSUI) using appropriate references. It was found that two patients, A and B, were prescribed medication in doses more than the usual dosage. Some of the drugs prescribed to patients C, D, and E were also less than the recommended dose, but were still appropriate because they did not exceed the daily dose.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Wulandari
"Pelayanan kefarmasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit. Rumah Sakit memiliki formularium rumah sakit yang berisikan daftar obat yang disepakati oleh staf medis dan disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi (KFT) serta ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Formularium rumah sakit terdiri dari daftar obat-obatan yang mengacu pada formularium nasional dan tidak mengacu pada formularium nasional atau yang disebut dengan obat non fornas. Obat yang mengacu pada formularium nasional digunakan pada pasien yang menggunakan asuransi kesehatan pemerintah seperti BPJS Kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yululano (2020) pada pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara Manado diketahui kesesuaian peresepan obat dengan formularium nasional sebesar 58,68%. Nilai ini masih di bawah indikator yang telah ditetapkan yaitu lebih dari 80%. Ketidaksesuaian peresepan obat dengan formularium nasional ini akan mempengaruhi mutu instalasi farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rumah sakit memiliki kepatuhan untuk meresepkan obat sesuai dengan formularium nasional khususnya pasien BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel penelitian ini 50 resep obat pasien BPJS Kesehatan periode September – Oktober 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian peresepan obat terhadap formularium nasional di Rumah Sakit Universitas Indonesia (90,45%) sudah memenuhi standar kesesuaian menurut indikator mutu pelayanan kesehatan rumah sakit (≥80%).

Pharmaceutical services are an integral part of the healthcare system in hospitals. Hospitals have a hospital formulary that contains a list of drugs agreed upon by medical staff, compiled by the Pharmacy and Therapeutics Committee (PTC), and approved by hospital management. The hospital formulary consists of a list of drugs that either reference the national formulary or do not (known as nonnational formulary drugs). Drugs referenced in the national formulary are used for patients covered by government health insurance such as BPJS Kesehatan. Based on research conducted by Yululano (2020) on outpatient BPJS patients at Bhayangkara Hospital Manado, the compliance of drug prescriptions with the national formulary was found to be 58.68%. This value is below the established indicator of 80%. Non-compliance with the national formulary in drug prescriptions can affect the quality of the pharmacy installation. This study aims to determine whether hospitals adhere to prescribing drugs according to the national formulary, especially for BPJS Kesehatan patients at Universitas Indonesia Hospital. This research is a non-experimental study with retrospective data collection. The study sample consists of 50 drug prescriptions for BPJS Kesehatan patients from September to October 2023. The research findings indicate that the compliance of drug prescriptions with the national formulary at Universitas Indonesia Hospital (90.45%) meets the standard of healthcare service quality indicators for hospitals (≥80%).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Valentina Novita Sari Bago
"Apotek online BPJS merupakan layanan terbaru dari BPJS untuk membantu masyarakat peserta BPJS dalam mendapatkan obat-obatan secara mudah. Unit Farmasi Rawat Jalan RSUI dalam melakukan klaim obat kronis pasien BPJS dengan pemberian selama 7 hari menjadi satu paket pembayaran INA CBG dan untuk 23 hari dibayarkan dengan tarif apotek online BPJS. Proses pengadaan obat Formularium Nasional yang dilakukan oleh RSUI tidak selalu mendapatkan harga beli yang lebih murah atau sama dengan tarif apotek online BPJS. Untuk itu perlu dilakukan perbandingan harga pembelian obat Formularium Nasional RSUI dengan harga obat Apotek online BPJS pasien rawat jalan periode Mei- Juni 2023 sehingga dengan data ini RSUI dapat meminimalisir kerugian dari harga beli obat yang terlalu mahal dibandingan dengan tarif apotek online BPJS. Tugas khusus ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan metode pengumpulan data retrospektif menggunakan data sekunder yang di dapat dari sistem informasi rumah sakit dan juga dari aplikasi apotek online. Berdasarkan hasil analisa data perbandingan harga beli RSUI dengan harga apotek online yang dilakukan, didapatkan obat kategori lebih mahal mendapat persentase tertinggi yaitu sebesar 77%, kemudian obat kategori sama 15 % dan lebih murah 8%. Ini dapat menggambarkan bahwa mayoritas obat Formularium Nasional di RSUI memiliki harga beli yang mahal dibandingkan dengan tarif klaim dari apotek online BPJS. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian kepada pihak rumah sakit. Sehingga perlu dilakukannya perbaikan harga beli obat Formularium Nasional oleh RSUI.

BPJS online pharmacy is the latest service from BPJS to assist BPJS participants in obtaining medicines easily. RSUI Outpatient Pharmacy Unit in claiming chronic drugs for BPJS patients with 7 days of administration into one INA CBG payment package and for 23 days paid at the BPJS online pharmacy rate. The National Formulary drug procurement process carried out by RSUI does not always get a purchase price that is cheaper or the same as the BPJS online pharmacy rate. For this reason, it is necessary to compare the purchase price of RSUI National Formulary drugs with the price of BPJS online pharmacy drugs for outpatients for the May-June 2023 period so that with this data RSUI can minimize losses from buying drugs that are too expensive compared to BPJS online pharmacy rates. This special assignment uses descriptive observational methods with retrospective data collection methods using secondary data obtained from hospital information systems and also from online pharmacy applications. Based on the results of data analysis of the comparison of RSUI purchase prices with online pharmacy prices carried out, it was found that the more expensive category of drugs got the highest percentage of 77%, then the same category of drugs 15% and cheaper 8%. This can illustrate that the majority of National Formulary drugs at RSUI have expensive purchase prices compared to the claim rates from BPJS online pharmacies. This can result in losses to the hospital. So it is necessary to improve the purchase price of National Formulary drugs by RSUI.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Maulana
"Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Analisis kesesuian Formularium Nasional (Fornas) di rumah sakit dapat dilakukan salah satunya dengan melihat kepatuhan peresepan obat. Peresepan obat di rumah sakit harus sesuai dengan Formularium Rumah Sakit (FRS) dan Fornas yang telah disusun. Peresepan obat yang tidak sesuai dengan FRS dan Fornas dapat mengakibatkan turunnya mutu pelayanan rumah sakit, besarnya anggaran pelayanan kesehatan, bahkan dapat mengurangi penilaian dalam akreditasi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan indeks kesesuian peresepan obat pasien terhadap Formularium Nasional. Indeks Kesesuaian tersebut diupayakan dapat meningkatkan kualitas layanan oleh rumah sakit Universitas Indonesia dalam aspek pelayanan farmasi kepada pasien dan kepuasan dari pasien. Metode pengambilan data dan analisis indeks kesesuaian dilakukan berdasarkan resep pasien melalui system AFYA. Hasil analisis data indeks kesesuaian peresepan obat dengan Formularium Nasional (Fornas) di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2023, diperoleh persentase kesesuaian resep obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia belum mencapai 100% sesuai dengan Fornas. Meskipun demikian, peresepan obat di rumah sakit tersebut telah melebihi standar kesesuaian yang ditetapkan berdasarkan indikator mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit, dengan persentase kesesuaian lebih dari 80%.

The National Formulary is a list of selected drugs that are needed and available in health service facilities as a reference in the implementation of National Health Insurance. One way to analyze the compliance of the National Formulary (Fornas) in hospitals is by looking at compliance with drug prescribing. Prescription of medicines in hospitals must be in accordance with the Hospital Formulary (FRS) and National Fornas that have been prepared. Prescribing drugs that are not in accordance with the FRS and Fornas can result in a decrease in the quality of hospital services, the size of the health service budget, and can even reduce the assessment of hospital accreditation. This research aims to increase the index of conformity of patient drug prescriptions to the National Formulary. The Conformity Index is intended to improve the quality of service by the University of Indonesia hospital in the aspect of pharmaceutical services to patients and patient satisfaction. Data collection methods and suitability index analysis are carried out based on patient prescriptions through the AFYA system. The results of data analysis on the conformity index of drug prescriptions with the National Formulary (Fornas) at the University of Indonesia Hospital in 2023, it was found that the percentage of suitability of drug prescriptions at the University of Indonesia Hospital had not yet reached 100% according to Fornas. However, drug prescribing at the hospital has exceeded the conformity standards set based on the hospital's health service quality indicators, with a conformity percentage of more than 80%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faathimah Adiibah
"Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum dan berbahaya di dunia. Penderita penyakit jantung seringkali memerlukan pengobatan jangka panjang yang melibatkan penggunaan beberapa jenis obat secara bersamaan untuk mengendalikan gejala, mengurangi risiko komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup. Terapi obat ini dapat menjadi kompleks, dan penggunaan obat-obatan yang berbeda secara bersamaan meningkatkan risiko terjadinya interaksi obat. Kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memahami kemungkinan interaksi antara obat-obatan yang diberikan kepada pasien penyakit jantung di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif berdasarkan data resep pasien yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Universitas Indonesia selama periode September - Oktober 2023. Hasil kajian menunjukkan adanya beberapa interaksi obat yang berpotensi menurunkan efektivitas pengobatan atau meningkatkan risiko efek samping. Pemahaman yang lebih baik tentang interaksi obat diharapkan dapat meningkatkan kualitas perawatan pasien penyakit jantung.

Heart disease is one of the most common and dangerous chronic diseases in the world. Patients with heart disease often require long-term treatment that involves the use of multiple types of medications simultaneously to control symptoms, reduce the risk of complications, and improve quality of life. This drug therapy can be complex, and the use of different medications together increases the risk of drug interactions. This study aims to evaluate and understand the potential interactions between medications given to heart disease patients at the University of Indonesia Hospital. The research was conducted using a descriptive analysis method based on patient prescription data undergoing treatment at the University of Indonesia Hospital during the period of September - October 2023. The study results indicate several drug interactions that may reduce treatment effectiveness or increase the risk of side effects. Better understanding of drug interactions is expected to improve the quality of care for heart disease patients.

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Nuril Romadhoni
"Salah satu yang termasuk dalam pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit adalah pemantauan terapi obat (PTO). PTO adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. PTO pada pasien pediatrik perlu dilakukan karena kemungkinan kesalahan pemberian obat sangat tinggi terutama pada obat-obatan injeksi. Pemberian obat injeksi pada anak dan bayi berbeda dengan orang dewasa, biasanya diperlukan perhitungan dosis khusus, pengenceran terkecil, konsentrasi, dan pelarut yang digunakan. Kesalahan pemberian obat dapat berakibat fatal diantaranya outcome terapi tidak tercapai, reaksi obat tidak diinginkan, atau bahkan kematian. Penulisan laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini bertujuan untuk melakukan PTO penggunaan injeksi pada peditrik di rumah sakit universitas Indonesia berdasarkan tepat dosis, pengenceran, dan pelarut yang digunakan dalam rekonstitusi. Metode pengambilan data dan pemantauan terai obat dilakukan berdasarkan rekam medis pasien melalui sistem AFYA. Hasil pemantauan terapi obat injeksi pada pasien pediatrik di RSUI berdasarkan tepat dosis, pengenceran, dan pelarut yang digunakan dalam rekonstitusi sudah sesuai dengan prosedur dan literatur yang ada.

One of the things included in the pharmaceutical service in the hospital is the Monitoring of Drug Therapy (MDT). MDT is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. MDT in pediatric patients needs to be done because the possibility of drug administration is very high, especially in injection drugs. Provision of injection drugs to children and infants is different from adults, special doses calculations are usually needed, the smallest dilution, concentration, and solvents used. Error administration of drugs can be fatal including the therapy outcome is not achieved, unwanted drug reactions, or even death. Writing the Pharmacist Professional Work Practice Report aims to carry out MDT injection use on peditrics at the University of Indonesia Hospital based on the right dosage, dilution, and solvents used in the reconstitution. The method of taking data and monitoring of drug terai is carried out based on the patient's medical record through the AFYA system. The results of monitoring injection drug therapy in pediatric patients in RSUI are based on exact doses, dilution, and solvents used in the reconstitution in accordance with existing procedures and literature"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Irsandi Johan
"Penggunaan antibiotik dalam jumlah yang banyak dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat diduga sebagai penyebab utama tingginya jumlah patogen dan bakteri komensal resisten di seluruh dunia. Pengurangan jumlah kejadian penggunaan antibiotik yang tidak tepat merupakan cara terbaik untuk melakukan kontrol terjadinya resistensi bakteri. Batas toleransi bagi masing-masing indikator untuk peresepan antibiotik pada penatalaksanaan ISPA non-pneumonia sebesar 20%, penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan diare non-spesifik 8%. Tujuan dari penyusunan laporan praktik kerja ini adalah untuk mengetahui peran apoteker dalam monitoring penggunaan obat rasional antibiotik pada pasien dengan diagnosis ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik di Puskesmas Kecamatan Kalideres bulan Juni 2023. Pelaksanaan dilakukan secara observasional deskriptif, data penelitian diperoleh secara retrospektif dengan mengambil data resep bulan Juni 2023 melalui sistem setelah dilakukan pelayanan terhadap pasien dengan diagnosis ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik. Dari monitoring yang telah dilakukan diketahui bahwa persentase penggunaan obat antibiotik pada pasien dengan diagnosis ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik di Puskesmas Kecamatan Kalideres bulan Juni 2023 dapat dikatakan rasional dan telah sesuai dengan kriteria POR Nasional yaitu ≤ 20% untuk kasus ISPA non-pneumonia dan ≤ 8% untuk kasus diare non-spesifik.

The excessive use of antibiotics and inappropriate antibiotic use are suspected as the main causes of the high prevalence of resistant pathogens and commensal bacteria worldwide. Reducing the incidence of inappropriate antibiotic use is the best way to control bacterial resistance. The tolerance limit for each indicator for antibiotic prescribing in the management of non-pneumonia acute respiratory infections (ARIs) is 20%, while for the management of non-specific diarrhea, it is 8%. The purpose of this internship report is to understand the role of pharmacists in monitoring rational antibiotic use in patients diagnosed with non-pneumonia ARIs and non-specific diarrhea at the Kalideres District Health Center in June 2023. The implementation was done descriptively through observational methods, with research data obtained retrospectively by collecting prescription data from June 2023 through the system after providing services to patients with non-pneumonia ARIs and non-specific diarrhea. From the monitoring conducted, it was found that the percentage of antibiotic drug use in patients diagnosed with non-pneumonia ARIs and non-specific diarrhea at the Kalideres District Health Center in June 2023 can be considered rational and has met the National POR criteria, which are ≤ 20% for non-pneumonia ARIs cases and ≤ 8% for non-specific diarrhea cases."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imadera Intan Jatu Pangestika
"PT. Kimia Farma Apotek merupakan anak perusahaan dari PT. Kimia Farma (Tbk). PT. KFA saat ini bertransformasi menjadi healthcare provider company. Dengan keberadaan Apotek Kimia Farma yang tersebar luas di seluruh Indonesia, Apotek Kimia Farma menjadi salah satu tujuan utama masyarakat saat hendak berbelanja Vitamin salah satunya Vitamin D. Apotek Kimia Farma khususnya Apotek Kimia Farma 298 Bendungan Hilir menyediakan berbagai macam kebutuhan suplemen dan starter kit sebagai COVID-19 prevention. Analisis terkait dengan hubungan kasus COVID 19 harian di Jakarta terhadap penjualan Vitamin D di Apotek Kimia Farma 298 Bendungan Hilir penting dilakukan untuk dapat membantu menentukan strategi penjualan Vitamin D di apotek. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan kasus COVID 19 harian di Jakarta terhadap penjualan Vitamin D di Apotek Kimia Farma 298 Bendungan Hilir. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan korelasi atau hubungan penjualan Vitamin D dengan peningkatan kasus COVID-19 harian di Jakarta dengan menggunakan analisis korelasi atau uji korelasi. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasi Pearson Product Moment. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistics 21. Kasus COVID 19 harian di Jakarta dan penjualan Vitamin D di Apotek Kimia Farma 298 Bendungan Hilir menunjukkan adanya korelasi sedang dari kedua variabel. Apabila kasus harian COVID-19 di Jakarta meningkat maka berhubungan dengan peningkatan penjualan Vitamin D di Apotek Kimia Farma 298 Bendungan Hilir dan berlaku sebaliknya karena kedua variable saling mempengaruhi.

PT. Kimia Farma Apotek is a subsidiary of PT. Kimia Farma (Tbk). PT. KFA is currently transforming into a healthcare provider company. With the existence of Kimia Farma Pharmacies that are widely spread throughout Indonesia, Kimia Farma Pharmacy is one of the main destinations for people when they want to shop for Vitamins, one of which is Vitamin D. Kimia Farma Pharmacy, especially Kimia Farma Pharmacy 298 Bendungan Hilir provides various kinds of supplements and starter kit needs as COVID -19 precautions. Analysis related to the relationship of daily COVID 19 cases in Jakarta to sales of Vitamin D at Kimia Farma 298 Bendungan Hilir Pharmacy is important to be able to help determine the sales strategy of Vitamin D at pharmacies. The purpose of this study is to determine the relationship between daily COVID-19 cases in Jakarta and Vitamin D sales at Kimia Farma 298 Bendungan Hilir Pharmacy. This research was conducted to find a correlation or relationship between Vitamin D sales and an increase in daily COVID-19 cases in Jakarta by using a correlation analysis or correlation test. The correlation technique used in this study is the Pearson Product Moment Correlation. Data analysis in this study used IBM SPSS Statistics 21. Daily COVID-19 cases in Jakarta and sales of Vitamin D at Kimia Farma 298 Bendungan Hilir Pharmacy showed a moderate correlation of the two variables. If the daily cases of COVID- 19 in Jakarta increase, it is related to an increase in Vitamin D sales at the Kimia Farma 298 Bendungan Hilir Pharmacy and vice versa because the two variables influence each other."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hajriya Brahmi
"Latar Belakang: Penggunaan heparin inhalasi pada beberapa penelitian COVID-19
memberikan hasil dalam perbaikan klinis pasien, baik dalam menurunkan lama rawat,
perbaikan oksigenasi paru, dan mortalitas. Dosis harian total heparin inhalasi yang
bervariasi terutama bila diberikan bersamaan dengan antikoagulan sistemik, memiliki
resiko komplikasi perdarahan yang memerlukan kajian terhadap keefektifan dan
keamanannya.
Tujuan: Meneliti keefektifan dan keamanan inhalasi heparin dosis 150,000 IU/hari
dengan dosis 100.000 IU/hari dinilai dari AaDO2, aPTT dan d-Dimer dalam 7 hari
pengamatan pada pasien ICU COVID-19.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan studi kohort
retrospektif menggunakan data sekunder rekam medis pasien ICU COVID-19 bulan
September 2020 – September 2021. Terdapat 300 sampel menggunakan consecutive
sampling. Pasien dikelompokkan menjadi kelompok heparin dosis 150.000 IU/hari dan
100.000 IU/hari. Pencatatan dilakukan dalam 7 hari pengamatan. Uji Statistik
menggunakan uji Mann Whitney untuk menilai tingkat keparahan, Uji Wilcoxon rank test
untuk melihat perbedaan variabel dependen hari pertama dengan hari ketujuh pada
masing-masing dosis.
Hasil: Heparin inhalasi baik dosis 150.000 IU/hari dan 100.000 IU /hari bermakna
menurunkan AaDO2 pada 7 hari pengamatan (p 0.001). Nilai aPTT tidak memanjang
pada kedua kelompok, dan kedua dosis heparin sama- sama menurunkan nilai d-Dimer
pada 7 hari pengamatan (p 0.001).
Simpulan: Heparin Inhalasi dosis 150.000 IU/hari sama efektif dinilai dari AaDO2, dan
sama amannya terhadap aPTT dan d-Dimer dibandingkan heparin inhalasi dosis 100.000
IU/hari.

Rationale: The use of inhaled heparin in several COVID-19 studies has resulted in
clinical improvements in patients, both in reducing length of treatment, improving
pulmonary oxygenation, and reducing mortality. The varying total daily dose of inhaled
heparin, especially when given together with systemic anticoagulants, poses a risk of
bleeding complications that require review of its effectiveness and safety.
Objective: To analyze effectiveness and safety of heparin inhalation dosage 150,000
IU/day compare to 100,000 IU/day assessed from AaDO2, aPTT and d-Dimer from 7
days observation in ICU COVID-19 patients with invasive and non-invasive ventilator
patterns.
Methods: An observational cohort retrospective study used secondary data from medical
records ICU COVID-19 patients with invasive and noninvasive ventilator patterns from
September 2020 – September 2021. There were 300 samples using consecutive sampling.
Patients divided into 2 groups, one received dosage 150,000 IU / day heparin inhalation,
the other received heparin inhalation dosage 100,000 IU / day. Recording of the research
from medical records is carried out at 7 days of ICU treatment. Statistical tests were
carried out using Mann Whitney to assess severity, Wilcoxon rank test to see the
difference in dependent variables day 1 and day 7 to dose.
Measurements and Main Results: Heparin inhalation at dose of 150,000 IU/day and
100,000 IU/day both significantly decreased AaDO2 at 7 days of observation (p 0.001).
The aPTT on both groups at 7 days of observation are within normal limits. Both doses
of heparin inhalation decreased d-dimer at 7 days of observation (p 0.001).
Conclusion: Inhaled heparin doses of 150,000 IU/day as effective and as safe as inhaled
heparin doses of 100,000 IU/day.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>