Ditemukan 225422 dokumen yang sesuai dengan query
Naila Arya Anindya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tindakan mom-shaming yang dialami ibu muda yang bekerja di sektor formal dan dukungan sosial yang diterimanya. Mom-shaming merupakan fenomena yang dialami para ibu yang dihakimi atau dikritik oleh orang lain terkait identitasnya sebagai seorang ibu atau cara mereka mengasuh anak. Dengan itu, fokus penelitian ini adalah pada ibu muda yang mengalami mom-shaming di tempat kerja. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan wawancara mendalam terhadap empat ibu yang memiliki pengalaman mom-shaming di tempat kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman mom-shaming turut berdampak negatif terhadap well-being ibu, di samping role overload dan parenting guilt, yang merupakan dimensi dari pengalaman parenting. Mom-shaming pun dalam kasus ini juga berkontribusi pada rasa bersalah yang dirasakan oleh ibu yang bekerja. Untuk itu, dukungan sosial, terutama dari keluarga dan teman, dilihat sebagai salah satu strategi penting dalam menjaga well-being perempuan yang mengalami mom-shaming. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang mom-shaming yang dialami ibu yang bekerja di tempat kerja, kaitannya dengan kondisi well-being ibu, dan pentingnya dukungan sosial dalam menghadapi tantangan tersebut.
This study aims to uncover acts of mom-shaming experienced by young mothers working in the formal sector and the social support they receive. Mom-shaming is a phenomenon where mothers are judged or criticized by others regarding their identity as mothers or their parenting style. Accordingly, the focus of this research is on young mothers who experience mom-shaming in the workplace. A qualitative research method was employed, with in-depth interviews conducted with four mothers who have experienced mom-shaming at work. The findings indicate that mom-shaming negatively impacts the well-being of mothers, alongside role overload and parenting guilt, which are dimensions of the parenting experience. In these cases, mom-shaming also contributes to the guilt felt by working mothers. Therefore, social support, particularly from family and friends, is seen as a crucial strategy in maintaining the well-being of women experiencing mom-shaming. This study contributes to the understanding of mom-shaming experienced by working mothers in the workplace, its relation to maternal well-being, and the importance of social support in addressing these challenges."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Eny Meiliya
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang peran pengelola tempat kerja dalam mendukung pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Kabupaten Bekasi tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Rapid Assesment Procedures. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 65 orang. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa peran pengelola tempat kerja dapat mendukung keberhasilan menyusui eksklusif pada ibu bekerja. Pemberian kelonggaran waktu serta pemberian sarana ruang khsusus laktasi cukup mendukung para ibu bekerja dalam upayanya menyediakan stok ASI untuk bayinya di rumah. Hampir semua informan mengetahui dengan baik tentang ASI eksklusif serta arah kebijakan pemerintah terkait pemberian ASI eksklusif di tempat kerja, hanya masih ada kendala yang membuat pengelola tempat kerja belum mengimplementasikan kebijakan tersebut secara keseluruhan, diantaranya terbentur masalah prioritas pengaturan ruangan yang dikhususkan untuk laktasi. Institusi dalam penelitan ini sudah memanfaatkan kerja sama lintas sektor dengan puskesmas setempat dalam hal pemberian informasi terkait ASI dan dengan CSR terkait penyediaan sarana ruang laktasi.
The aim of this study was to obtain in-depth information about the role of workplace gatekeeper to support exclusive breastfeeding in working mothers in the District Bekasi, 2014. Research using qualitative methods with Rapid Assessment Procedures. The number of informants in this study is 65 people. The results showed that the role of workplace gatekeeper can support the success of exclusive breastfeeding on the mother worked. Provision of spare time and means giving enough space to lactation support working mothers in their efforts to provide breast milk for her baby stock at home. Almost all informants know all too well about exclusive breastfeeding and the direction of government policies related to exclusive breastfeeding in the workplace, there are still obstacles that only makes managing workplace policies have not been implemented in its entirety, including setting priorities hit the space devoted to lactation. Most nonhealth institutions already utilize cross-sector cooperation with the local health center in terms of providing information related to breastfeeding and the provision of related CSR for lactation room."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nadira Quamila
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial dan parenting self-efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia kanak-kanak madya serta mendapatkan gambaran deskriptif tentang parenting self-efficacy dan dukungan sosial yang dimiliki ibu bekerja yang memiliki anak usia kanak-kanak madya. Pengukuran dukungan sosial menggunakan alat ukur Social Provisions Scale (Cutrona & Troutman, 1987) dan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan berjumlah 60 orang ibu bekerja yang memiliki karakteristik memiliki jam kerja lebih dari 40 jam per minggu dan memiliki anak usia kanak-kanak madya.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan parenting self-efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia kanak-kanak madya (r = 0.482; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi dukungan sosial yang dirasakan seseorang, maka semakin tinggi parenting selfefficacy yang dimilikinya. Dimensi parenting self-efficacy terendah pada ibu bekerja dengan anak usia kanak-kanak madya adalah dimensi disiplin dan dimensi tertinggi adalah dimensi kesehatan. Dimensi dukungan sosial terendah yang pada ibu bekerja dengan anak usia kanak-kanak madya adalah dimensi emosional, dan dimensi tertinggi adalah dimensi informasional. Berdasarkan hasil tersebut, dukungan sosial bagi ibu yang bekerja perlu terus dikembangkan agar dapat memiliki parenting self-efficacy yang tinggi.
This research was conducted to find the correlation between social support and parenting self-efficacy among working mothers of middle childhood children and how are the conditions of parenting self-efficacy and social support among working mothers of middle childhood children. Social support was measured using a modification instrument from Social Provisions Scale (Cutrona & Troutman, 1986) and parenting self-efficacy was measured using an adapted instrument named Self-Efficay for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). The participants of this research are 60 working mothers who have middle childhood children. The main results of this research show that social support positively correlated significantly with parenting self-efficacy (r = 0.482; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher social support felt by one, the higher parenting self-efficacy one has. Furthermore, discipline found as the lowest domain and health found as the highest domain of parenting self-efficacy. Emotional support found as the lowest and informational support found as the highest social support felt by working mothers. Based on these results, social support to working mothers needs to be developed so that working mothers can have higher parenting self-efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Maryati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dukungan rekan kerja dan dukungan keluarga terhadap kepuasan hidup ibu bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Hierarchical Multiple Regression. Variabel ukur dalam penelitian ini adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), subskala keluarga untuk mengukur dukungan keluarga, Co-worker Support untuk mengukur coworker support, dan Satisfaction with Life Scale (SLWS) untuk mengukur kepuasan hidup secara keseluruhan. Partisipan dalam penelitian ini adalah 554 ibu bekerja berusia 20-40 tahun yang memiliki suami yang bekerja, memiliki anak usia 0-36 bulan, dan telah bekerja lebih dari 12 bulan pada perusahaan saat ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa dukungan keluarga (β = 0,321, p <0,01) merupakan prediktor yang lebih kuat daripada dukungan teman sebaya (β = 0,251, p <0,01).
This study aims to see the role of coworker support and family support in life satisfaction of working mothers. This research is a quantitative study using the Hierarchical Multiple Regression method. Measuring variables in this study are the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), the family subscale to measure family support, Co-worker Support to measure coworker support, and the Satisfaction with Life Scale (SLWS) to measure overall life satisfaction. Participants in this study were 554 working mothers aged 20-40 years who have working husbands, have children aged 0-36 months, and have worked for more than 12 months at the current company. The analysis showed that family support (β = 0.321, p <0.01) was a stronger predictor than peer support (β = 0.251, p <0.01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Octharina Nur Rakhmawati
"Salah satu hal yang mempengaruhi marital satisfaction adalah work family conflict. Keberhasilan seseorang dalam mengatasi work family conflict bergantung pada work family conflict self-efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara work family conflict self-efficacy dan marital satisfaction dengan menggunakan metode kuantitatif dan korelasional.
Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Work Family Conflict Self-Efficacy Scale (WFC-SES) untuk mengukur work family conflict self-efficacy dan Couples Satisfaction Index (CSI) untuk mengukur marital satisfaction.
Hasil analisis data yang diperoleh dari 60 responden menunjukkan koefisien korelasi 0,1 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara work family conflict self-efficacy dan marital satisfaction.
One of the factors that influence marital satisfaction is work family conflict. People who success to solve their work family conflict is depended on work family conflict self-efficacy. The purpose of this research is to find correlation between work family conflict self-efficacy and marital satisfaction by using quantitative and correlational methods.Work family conflict self-efficacy are measured by Work Family Conflict Self-Efficacy Scale (WFC-SES) and marital satisfaction are measured by Couples Satisfaction Index (CSI).The result from 60 subjects show that there is no significant correlation between work family conflict self-efficacy and marital satisfaction with coefficient correlation 0,1."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46923
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zefanya Calista Nataliady
"Penelitian ini membahas mengenai keberfungsian sosial yang dimiliki ibu bekerja di Divisi Redaksi PT. X dengan sistem penghargaan berupa kompensasi finansial dan non finansial yang diberikan PT. X. Penelitian ini dilakukan di salah satu industri media terbesar di Indonesia yang saat ini sedang mengalami disrupsi digital dan dilakukan pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk melihat gambaran secara jelas mengenai keberfungsian sosial yang dimiliki ibu bekerja di PT. X dengan adanya sistem penghargaan yang diberikan terlepas dari masalah yang dialami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. X mengalami perubahan sistem penghargaan karena disrupsi digital yang mengakibatkan menurunnya kondisi finansial perusahaan. Namun, PT. X tetap memastikan terpenuhinya beberapa kebutuhan pekerja sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dengan begitu, ibu bekerja di Divisi Redaksi PT. X merasa mampu menjalankan kedua perannya, memenuhi kebutuhannya, serta memiliki perasaan positif terhadap perannya yang didukung oleh sistem penghargaan yang diberikan dalam bentuk kompensasi. Kemampuan menjalankan peran tersebut tidak terbatas hanya karena kompensasi finansial, tetapi juga kompensasi non finansial yang mendukung. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa ibu bekerja tetap mempertahankan pekerjaannya di PT. X.
This research discusses the social functioning of working mothers in the Editorial Division of PT. X, with a reward system comprising financial and non-financial compensation provided by PT. X. The research is conducted at one of Indonesia's largest media industries, currently undergoing digital disruption, and is carried out in 2024. This study uses a qualitative approach with descriptive research to clearly depict the social functioning of working mothers at PT. X, given the reward system despite the challenges faced. The results show that PT. X has changed its reward system due to digital disruption, leading to a decline in the company's financial condition. However, PT. X still ensures that some worker needs are met according to the company's capabilities. Thus, working mothers in the Editorial Division of PT. X feel capable of fulfilling both their roles, meeting their needs, and having a positive feeling towards their roles supported by the reward system in the form of compensation. The ability to fulfill these roles is not limited to financial compensation but also supported by non-financial compensation. This is one reason why working mothers continue to maintain their jobs at PT. X."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shafira Asiva Suri
"Partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja Indonesia mencapai 48,65% pada tahun 2022, menunjukkan peningkatan selama satu dekade terakhir. Partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja, terutama ibu yang bekerja, menimbulkan tantangan baru, seperti jam kerja yang panjang, karena mereka bertanggung jawab mengurus pekerjaan rumah tangga dan kantor yang membuat mereka berisiko mengalami burnout. Oleh karena itu, penelitian ini menyelidiki peran moderasi dukungan sosial dalam hubungan antara tuntutan kuantitatif dan burnout pada Ibu bekerja. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 148 partisipan di Indonesia dengan karakteristik karyawan wanita yang sudah atau pernah menikah, berusia 21-55 tahun, memiliki anak dan bekerja minimal enam bulan di perusahaan tersebut. Penelitian ini menggunakan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) sebagai alat ukur burnout, Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) sebagai alat ukur dukungan tempat kerja dan tuntutan tenaga kerja kuantitatif, dan Family Support Scale sebagai alat ukur dukungan keluarga. Analisis data dengan menggunakan macro process Hayes model 1 regresi moderasi pada program SPSS menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga memiliki efek moderasi terhadap hubungan antara tuntutan kerja kuantitatif dan ketidakterlibatan, sedangkan dukungan sosial tempat kerja memiliki efek moderasi terhadap hubungan antara tuntutan kerja kuantitatif dan kelelahan pada Ibu bekerja hybrid atau WFH. Ibu hybrid/WFH memiliki risiko kelelahan yang lebih rendah saat mendapatkan dukungan sosial tempat kerja yang lebih tinggi, dan Ibu hybrid/WFH memiliki risiko ketidakterlibatan yang lebih rendah saat mendapatkan dukungan sosial keluarga yang lebih tinggi . Oleh karena itu, penting untuk mendapat dukungan dari tempat kerja, baik dari atasan dan rekan kerja maupun dari keluarga dan kerabat dekat.
Women's participation in the Indonesian labor market reached 48.65% by 2022, indicating an increase over the last decade. Women's participation in the labor market, especially working mothers, raises new challenges, such as long working hours, as they are responsible for caring for household and office work that puts them at risk of burnout. Therefore, the study investigates the role of moderation of social support in the relationship between quantitative demands and burnout among working mothers. The study used a sample of 148 participants in Indonesia with the characteristics of married women employees aged 21-55 who had children and worked at least six months at the company. The work background and company background are not limited to the participant sample. This study used the Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) as a burnout measurement tool, the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) as a workplace support and quantitative labor demands measuring tool, and the Family Support Scale as a family support measure. Data analysis using the macro process Hayes model 1 moderation regression in the SPSS program showed that family social support has a moderating effect on the relationship between quantitative demands and disengagement, while workplace social support had a moderate impact on the relationship between quantitative demands and exhaustion on hybrid or WFH mothers. Hybrid/WFH mothers have a lower risk of exhaustion when obtaining higher workplace social support, and hybrid /WFH mothers have a smaller risk of disengagement when getting higher family social support. Therefore, it is important to get support from the workplace, both from your superior and colleagues as well as from family and close relatives."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Siti Khadijah
"Profil demografi tenaga kerja telah banyak berubah. Perempuan banyak memasuki dunia kerja dan hampir mencapai 50% dari angkatan kerja. Ibu bekerja memiliki peran ganda dalam keluarga dan pekerjaan. Dibanding laki-laki, perempuan lebih terkena dampak pada persoalan terkait dengan gender di tempat kerja. Telah banyak penelitian dilakukan mengenai konflik pekerjaan-keluarga, sehingga fokus penelitian ini pada area kepuasan kerja, kepuasan kehidupan rumah, dukungan pasangan dan self-esteem pada ibu bekerja di sektor kesehatan.
Analisis kuantitatif data dengan jumlah sampel 234, menemukan bahwa dukungan pasangan memiliki korelasi terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kehidupan rumah dan self-esteem mempengaruhi secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Temuan lain menujukkan bahwa ibu bekerja di Kementerian Kesehatan yang berlokasi di kota Jakarta memiliki perbedaan yang signifikan pada kepuasan kehidupan rumah dan kepuasan kerja, yang lebih rendah dari pada ibu bekerja di luar Jakarta.
The demographic profile of the workforce has shifted dramatically. Women have entered workplace and taken almost 50% of the workforce. Working mothers have double role in their family and organization. Compared to men, women are more sensitive to the gender issued in the workplace. There have been many research done to seek the problem of work-family life, therefore the focus of this study is within the area of job satisfaction, home-life satisfaction, partner supportiveness and self-esteem of the working mothers who work in the health sector. Using quantitative data analysis and with the total participants of 234, this study found that partner supportiveness positively correlate to job satisfaction. Home life satisfaction and self esteem have significant effect on job satisfaction. This study also found that there are some differences in home life and job satisfaction between working mothers who work in Ministry of Health in Jakarta and mothers who work outside Jakarta. Working mothers based in Jakarta have lower home life and job satisfaction compared to mothers outside Jakarta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Wulan Steviani Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dan dampak dimensi-dimensi work-life balance di kalangan perempuan pekerja di industri otomotif. Fokus penelitian adalah pada kondisi work-life balance yang dihadapi oleh perempuan pekerja, yang seringkali menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan, kehidupan pribadi dan kehidupan rumah tangga. Kebaruan studi ini dengan melihat beban kerja, aktivitas personal, pembagian beban di rumah, dukungan keluarga, kebijakan perusahaan melihat perempuan pekerja, dan kepuasan diri perempuan pekerja di industri otomotif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus (case study) dengan unit analisisnya adalah perempuan pekerja yang sudah menikah dan bekerja di industri otomotif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa keempat informan OH, AN, NV dan MT menunjukkan mampu melakukan work-life balance baik dari segi time balance, involvement balance dan satisfaction balance dalam menjalani peran sebagai perempuan pekerja, kehidupan pribadi, dan ibu rumah tangga. Pada dasarnya menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan pribadi dan keluarga penting untuk kesejahteraan dan produktivitas secara keseluruhan. Ketika seseorang tidak dapat menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, ini dapat mengarah pada stres, kelelahan, dan penurunan produktivitas.
This research aims to examine the form and impact of work-life balance dimensions among women workers in the automotive industry. The focus of the research is on the work-life balance conditions faced by working women, who often face challenges in balancing work responsibilities, personal life and home life. The novelty of this study is by looking at workload, personal activities, distribution of burdens at home, family support, company policies regarding working women, and self-satisfaction of women workers in the automotive industry. This research uses a qualitative approach with a case study with the unit of analysis being married female workers who work in the automotive industry. The data collection method used was in-depth interviews. The results of the research showed that the four informants OH, AN, NV and MT showed that they were able to carry out work-life balance both in terms of time balance, involvement balance and satisfaction balance in carrying out their roles as working women, personal lives and housewives. Basically balancing work, personal and family life is important for overall well-being and productivity. When a person is unable to balance their work and personal life, this can lead to stress, burnout, and decreased productivity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sekar Dara Ninggar, atuhor
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran work-family conflict yang dialami ibu bekerja di PT. X sumber serta bentuk dukungan sosial yang mereka peroleh dalam mengatasi work-family conflict. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa ibu bekerja di PT. X menghadapi work-family conflict berbasis waktu seperti banyaknya waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan mengurangi waktu ibu bekerja dengan keluarganya dan berbasis tekanan seperti tuntutan pekerjaan dari atasan yang membuat ibu bekerja merasa tertekan maupun konflik dalam keluarga yang memberikan tekanan dan stres kepada ibu bekerja yang berdampak pada dirinya sendiri, keluarga, dan pekerjaannya. Dalam mengatasi konflik tersebut, ibu bekerja melakukan upaya yang bersumber dari dirinya sendiri, mendapatkan dukungan sosial baik dari keluarga seperti orang tua, suami, kerabat, asisten rumah tangga, teman dan perusahaan. Dukungan sosial yang diterima ibu bekerja yaitu dalam bentuk dukungan emosional berupa kata-kata positif, dukungan informasi terkait anak, dukungan persahabatan berupa ketersediaan teman yang menghabiskan waktu bersama, dan dukungan berwujud berupa bantuan mengasuh anak, finansial, mengerjakan pekerjaan, fasilitas perusahaan, serta fleksibilitas waktu bekerja. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar ibu bekerja meningkatkan komunikasi dan waktu berkualitas dengan keluarganya serta saling menerapkan active listening antar anggota keluarga. Selain itu, perusahaan terutama atasan juga dapat meningkatkan kesadaran dan fasilitas untuk membantu permasalahan ibu bekerja.
This study discusses the description of work-family conflict experienced along with the sources and forms of social support received by working mothers at Company X in overcoming work-family conflicts. The approach used in this research is a qualitative approach with descriptive research type. The results of this study explain that working mothers at PT. X face time-based work-family conflict, such as the amount of time spent in work reduces the time to spend with with her family and time-based conflict, such as work demands by managers that make working mothers feel depressed or conflicts in the family that give pressure and stress to working mothers which have an impact to herself, her family, and her work. In overcoming this conflict, working mothers make several efforts to overcome them, namely those that come from themselves, get social support from families such as parents, husbands, relatives, household assistants, friends, and companies. The social support received by working mothers is in the form of emotional support such as positive words and motivation, informational support related to children, companionship support in the form of friends to spend time together, and tangible support in the form of childcare assistance, financial assistance, doing work, company facilities, as well as flexibility in working time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library