Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132651 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anique Fairuz Zayyana
"Konsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) tak luput dari adanya risiko migrasi senyawa Bisfenol-A (BPA) dari kemasan polikarbonat yang digunakan, yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan signifikan seperti gangguan pada sistem kekebalan tubuh, proses reproduksi, dan saraf. Di Indonesia, masih terdapat kekosongan dalam regulasi mengenai risiko migrasi BPA pada AMDK, sehingga diperlukan peraturan yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko tersebut. Menimbang hal tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai badan regulator di bidang pangan, berinisiatif untuk merumuskan kebijakan pelabelan BPA pada AMDK dengan melalui revisi Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No.31/2018 tentang Label Olahan Pangan. Dalam perumusannya, diperlukan advokasi kebijakan untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat diimplementasikan dengan efektif dengan melibatkan berbagai aktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis advokasi kebijakan yang dilakukan dalam kebijakan pelabelan BPA pada AMDK dengan menggunakan teori Advocacy Strategy Framework oleh Coffman & Beer (2015). Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dan metode pengambilan data melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat setidaknya empat dimensi dari Advocacy Strategy Framwork oleh Coffman & Beer (2015) yang perlu ditingkatkan dalam advokasi kebijakan pelabelan BPA pada AMDK yakni Dimensi Peningkatan Kapasitas Advokasi, Dimensi Peningkatan Kemauan atau Dukungan Publik, Dimensi Penguatan Koalisi, dan Dimensi Keberhasilan Mobilisasi Suara Publik. Rekomendasi yang diberikan oleh peneliti adalah untuk melakukan strategi peningkatan mobilisasi komunitas, peningkatan inklusivitas dalam proses perumusan kebijakan, penguatan koalisi, dan monitoring serta evaluasi berkala.

The consumption of bottled drinking water has the risk of Bisphenol-A (BPA) migration from the polycarbonate packaging used, which can pose significant health risks such as immune system disorders, reproductive issues, and neurological effects. In Indonesia, there is still a regulatory gap concerning the risk of BPA migration in bottled water, necessitating regulations to raise public awareness of these risks. Considering this, the Indonesian Food and Drug Authority (BPOM), as the regulator in food sector, has taken the initiative to draft a BPA labelling policy for bottled water by revising Regulation of Indonesian Food and Drug Authority No.31/2018 on Processed Food Labels. Effective policy implementation requires advocacy efforts involving various stakeholders. This study aims to analyze the policy advocacy for BPA labelling on bottled water using the Advocacy Strategy Framework by Coffman & Beer (2015). The research employs a post- positivist approach with data collection methods including in-depth interviews and literature studies. The findings indicate that at least four dimensions of the Advocacy Strategy Framework by Coffman & Beer (2015) need enhancement in BPA labelling advocacy on bottled water: Increased Advocacy Capacity, Increased Public Will or Support, Stronger Coalitions, and Successful Mobilization of Public Voices. The recommendations provided by the researcher include strategies for community mobilization enhancement, increased inclusivity in policy formulation processes, coalition strengthening, and regular monitoring and evaluation."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Panjaitan, Regina Christella
"Penjualan produk AMDK di e-commerce melibatkan visibilitas dengan adanya promosi. Keberhasilan ini dapat terukur dengan gross merchandise value (GMV). Diperlukan analisis prediksi GMV terhadap variabel-variabel eksternal sebagai parameter kuantitatif dari promosi, yaitu lalu lintas pengunjung (traffic) dan tingkat konversi (conversion rate). Hal ini dilakukan untuk melihat apakah strategi visibilitas yang dilakukan telah berhasil untuk meningkatkan penjualan. Prediksi dilakukan dengan membandingkan ketiga model, yaitu ARIMA, ARIMAX, dan XGBoost. Hasil prediksi menunjukkan bahwa model ARIMAX memberikan performa yang lebih baik dalam melakukan prediksi. Model juga menyebutkan bahwa kedua variabel memiliki pengaruh signifikan dalam prediksi model GMV, dibuktikan.

Selling AMDK products in e-commerce involves visibility through promotions. This success can be measured by gross merchandise value (GMV). GMV prediction analysis is needed on external variables as quantitative parameters of the promotion, namely traffic and conversion rate. This is done to see whether the visibility strategy implemented has been successful in increasing sales. Predictions are made by comparing the three models, namely ARIMA, ARIMAX, and XGBoost. The prediction results show that the ARIMAX model provides better performance in making predictions. The model also states that the two variables have a significant influence in the GMV prediction model, as evidenced by the p-value of each variable being below 0.05 and feature importance being positive."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rizky Ramadhani
"Pangsa pasar Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Asia Tenggara pada tahun 2018 menunjukan bahwa Indonesia merupakan pemegang bagian terbesar dengan nilai mencapai 46,36%. Volume penjualan AMDK di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2009-2016 dengan rata-rata 12,5% setiap tahunnya. Dalam memenuhi permintaan AMDK di masyarakat Indonesia yang besar dan semakin meningkat, perusahaan FMCG perlu menerapkan sistem last mile delivery yang mana dapat mengambil 13% hingga 37% dari total biaya rantai pasokan serta menyumbang hingga 28% dari total biaya transportasi. Sistem last mile delivery yang saat ini digunakan oleh Distributor PT. X dalam penentuan rute delivery sehari-hari masih dilakukan secara manual atau belum menggunakan model optimasi. Selain itu, perusahaan juga ingin meminimalkan biaya operasional transportasi dengan memperhatikan kendala kapasitas dan jendela waktu. Pada studi kasus ini, peneliti menggunakan pendekatan Masalah Rute Kendaraan dengan Kapasitas dan Jendela Waktu (CVRPTW) dengan fungsi tujuan meminimalkan biaya transportasi yang dikombinasikan dengan algoritma heuristik sebagai model optimasi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh perusahaan. Hasil model optimasi dapat menurunkan biaya sebesar 28% yang dipengaruhi oleh indikator hasil jarak tempuh kendaraan yang lebih pendek, waktu tempuh kendaraan yang lebih singkat, dan jumlah kendaraan yang digunakan lebih sedikit jika dibandingkan dengan kondisi saat ini yang diterapkan oleh perusahaan serta menyediakan penugasan kendaraan dan penentuan rute secara otomatis.

The Southeast Asian Bottled Drinking Water (AMDK) market share in 2018 shows that Indonesia is the holder of the largest share with a value reaching 46.36%. The sales volume of bottled drinking water in Indonesia has increased from 2009-2016 with an average of 12.5% annually. In meeting the large and increasing demand for bottled water in Indonesian society, FMCG companies need to implement a last mile delivery system which can take 13% to 37% of the total supply chain costs and contribute up to 28% of the total transportation costs. The last mile delivery system currently used by Distributor PT. X in determining the daily delivery route is still done manually or has not used an optimization model. In addition, the company also wants to minimize transportation operational costs by taking into account capacity constraints and time windows. In this case study, the researcher uses the Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) approach with the objective function of minimizing transportation costs combined with a heuristic algorithm as an optimization model used to solve problems experienced by the company. The results of the optimization model can reduce costs by 28% which is influenced by indicators of shorter vehicle mileage, shorter vehicle travel time, and fewer vehicles used when compared to the current conditions applied by the company as well as providing vehicle assignments and routing automatically."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irghazi Respayondri
"Bromat terbentuk ketika air yang mengandung bromida diozonisasi seperti pada proses pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Bromat merupakan senyawa hasil samping anorganik yang keberadaannya dalam air minum harus diperhatikan karena sifatnya yang berpotensi karsinogen. Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode yang sensitif, selektif, dan valid untuk analisis bromat dalam AMDK menggunakan KCKT secara derivatisasi pra kolom dengan elusi isokratik. Fase gerak yang digunakan metanol-air (65:35) dengan laju alir 1 mL/menit. Bromat yang ditambahkan bromida dengan jumlah berlebih dalam suasana asam dapat membentuk bromin. Bromin yang terbentuk segera bereaksi dengan asetanilida menjadi 4-Bromoasetanilida yang dapat terdeteksi pada panjang gelombang 250 nm. Kondisi analisis yang telah dioptimasi kemudian divalidasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi (LOQ). Metode ini tidak membutuhkan penanganan sampel yang khusus sehingga lebih cepat dan efisien dibandingkan metode derivatisasi lainnya. Batas deteksi (LOD) metode ini pada konsentrasi 2,61 ng/mL serta dapat menetapkan kadar bromat di atas konsentrasi 8,70 ng/mL.

Bromate is formed when water containing bromide is ozonated in production of drinking water. Bromate is the most important inorganic disinfection by-product whose concentration in water should be controlled because of its carcinogenic properties. This study aimed to obtain a sensitive, selective, and valid method for analyzing bromate in drinking water that was performed by using HPLC with pre-column derivatization and isocratic elution. Mobile phase was methanol-water (65:35) with flow rate of 1 mL/minute. Bromate was mixed with excess bromide in acid medium to form bromine. Bromine, which is formed, will immediately reacts with acetanilide and was converted to 4-Bromoacetanilide that detectable at wavelength of 250 nm. Optimized analytical conditions were further validated in terms of accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection (LOD), and limit of quantitation (LOQ). This method did not need a special sample treatment so that was faster and more efficient than others derivatization methods. The limit of detection (LOD) was at the level 2,61 ng/mL and was successfully applied to assay bromate at the concentration above 8,70 ng/mL.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danti Haryuni
"Kebutuhan masyarakat akan air minum yang layak dan aman untuk dikonsumsi terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan penduduk terutama air minum isi ulang. Tahun 2013 ditemukan 22 dari 45 DAMIU tercemar bakteri coliform dan hanya 14 depot yang memiliki izin usaha dan sertifikat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas bakteriologi air minum isi ulang. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel 157 dari depot yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kualitas bakteriologi air minum isi ulang adalah izin usaha (p value = 0.048), sumber air baku (p value = 0.017), mesin dan peralatan (p value = 0.034), kondisi alat sterilisasi (p value = 0.006), ruang pengisian galon (p value = 0.004), sanitasi depot (p value = 0.003), tempat sampah (p value = 0.035), tabung filter dan mikro filter (p value = 0.004) dan periksa sampel air (p value = 0.038).
Analisis multivariate diperoleh faktor yang paling dominan adalah kondisi alat sterilisasi (p value = 0.001). Hasil penelitian bahwa ada interaksi antara kondisi alat sterilisasi dengan sanitasi depot. Pemilik depot wajib memeriksakan sampel air setiap 3 bulan dan memperhatikan penggantian lampu UV setiap tahun.

People needs to consume safe drinking water increased from year to year at population growth, specially from vended water. In 2013, 22 sample water contaminated with bacteria Coliform and only 14 depots have trade license and hygiene license. The purpose of this study was to analyze the bacteriological quality of vended. This research was cross-sectional. There was 157 samples from different depots.
The results showed that the variables associated with the bacteriological contamination was business license (p value = 0.048), a raw water source (p value = 0.017), machinery and equipment (p value = 0.034), the sterilizer conditions (p value = 0.006), space filling gallons (p value = 0.004), sanitation depot (p value = 0.003), bins (p value = 0.035), canister filter and micro filter (p value = 0.004) and voluntary water check (p value = 0.038).
Multivariate analysis showed the most dominant factor was UV lamp used for sterilizing water didn't meet standard requirement value = 0.001). That result was interactions between sterilizer condition and depots sanitazion. Depots owner are obligated to checking water sample every 3 month and change the UV lamp every year.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ismala Dewi
Jakarta: UI Press, 2013
663.61 ISM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ismala Dewi
"Summary:
Legal aspects of exploitation of water resources in bottled water industries in Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat Province and Planharjo, Klaten, Jawa Tengah Province, Indonesia; case study."
Jakarta: BP FKUI, 2013
663.61 ISM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aurora Edeline
"Rancangan perubahan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 31 Tahun 2018 melahirkan ketentuan baru, yaitu kewajiban pemberian label terhadap bahan kemasan plastik polikarbonat. Pelabelan ini dikhususkan bagi kemasan plastik polikarbonat yang mengandung BPA melebihi ambang batas 0,01 bpj. Zat BPA merupakan komponen kimia yang dapat ditemukan dalam plastik polikarbonat dan kemasan pangan kaleng dengan efek yang membahayakan kesehatan, khususnya mengakibatkan gangguan terhadap hormon dan fungsi organ tubuh seperti gangguan ginjal dan kanker. Kendati demikian, terdapat pro kontra terkait ketentuan pelabelan yang membuat kebijakan ini tidak kunjung disahkan. KPPU menilai kebijakan ini dapat mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat mengingat pelabelan ini hanya ditujukan kepada galon isi ulang berbahan plastik polikarbonat yang pada praktiknya memiliki persebaran 99% industri AMDK dan hanya 1% yang menggunakan galon berbahan Polietilena Tereflatat (PET) sekali pakai. KPPU menilai kebijakan ini merupakan perlakuan diskriminatif yang menyebabkan kompetisi rendah dan menyebabkan posisi dominan terhadap pelaku usaha tertentu. Skripsi ini akan menganalisis mengenai dampak dari pelabelan BPA dari segi hukum persaingan usaha. Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian kepustakaan dengan peraturan-peraturan terkait persaingan usaha tidak sehat dan metode analisis kualitatif yang akan menghasilkan deskriptif analitis.

The draft of amendment of the Regulation of the Food and Drug Supervisory Agency No. 31 of 2018 induce to a new provision, namely the obligation for labelling of polycarbonate plastic packaging materials that contains BPA. This labelling is specifically for polycarbonate plastic packaging contains BPA that exceeds the threshold of 0.01 ppm. BPA is a chemical component that can be found in polycarbonate plastic and canned food packaging with harmful effects on health, especially causing disturbances to hormones and organ function, such as kidney problems and cancer. Nevertheless, there are pros and cons related to the labelling provisions which make this policy not legalized yet. KPPU considers that this policy can lead to unfair business competition considering that this labelling is only aimed at refillable water gallons made of polycarbonate plastic which in practice has a 99% distribution of the bottled drinking water industry and only 1% used gallons made of disposable polyethylene terephthalate (PET). KPPU considers that this policy is a discriminatory treatment that causes low competition and as results in a dominant position for certain business actors. This thesis will analyse the impact of BPA labelling from the perspective of business competition law. This writing used library research methods with regulations related to unfair business competition and qualitative analysis methods that will produce analytical descriptive. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Firdaus Eka Putra
"Permintaan air minum dalam kemasan (AMDK) yang terus meningkat memiliki dampak negatif sebagai konsekuensi dari melonjaknya jumlah produksi. Sebagai produk yang memiliki banyak varian dengan daerah persebaran yang luas tentunya membutuhkan proses logistik yang panjang dan rumit. Salah satu masalah yang terjadi adalah tingginya tingkat kerusakan (defect) karton kemasan air minum selama proses logistik berlangsung. Penelitian ini mencoba melakukan analisa secara integratif melalui pendekatan ergonomi mikro dan ergonomi makro khususnya yang berkaitan dengan mikroergonomi dan teori organisasi. Beberapa hipotesis akan dikembangkan untuk mengetahui pengaruhatau hubungan variabel ergonomi mikro dan ergonomi makro yang berbasis pada pengkategorian sistem level organisasi terhadap permasalahan pada kerusakan karton kemasan. Penggunaan metode regresi berganda (multiple regression) sebagai alat dalam menglah data diyakini lebih efektif untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dimensi-dimensi tersebut terhadap permasalahan yang ada di industri air minum dalam kemasan (AMDK). Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi teoritis, implikasi manajerial dan kebijakan terkait dengan penyelesaian masalah baik teknis maupun non teknis di industri AMDK sebagai salah satu upaya untuk turut serta dalam membangun perekonomian Indonesia.

Increasing demand of bottled drinking water (bottled water) has a negative impact as a consequence of the production inrease. As a product that has many variants with a wide distribution area certainly requires a long and complicated logistics process. One of problem that occurs is the high level of damage (defect) for carton packaging drinking water during the logistics process takes place. This study tried to perform an integrative analysis approach, especially with regard to ergonomi mikro dan ergonomi makroc theory that has mikroergonomic concepta nd organizational theory. Several hypotheses will be developed to determine the relationship between ergonomi mikro dan ergonomi makroc variables based on the organization level system on the packaging carton problem. The use of multiple regression analysis is believed more effective to determine the relationship of these dimensions to the existing problems of bottled drinking water industry. The results of this study are expected can give theoretical contribution, managerial implications and policy that can solve the problems both technical and non-technical in the bottled water industry as a way to participate in building the economy of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>