Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dora Novriska
"Latar belakang: Chemotheraphy induced nausea and vomiting (CINV) merupakan efek samping kemoterapi yang dapat menurunkan kualitas hidup dan kepatuhan pengobatan. Emetogenisitas kemoterapi merupakan prediktor utama terjadinya CINV. Di samping itu terdapat faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian CINV. Pada pasien kanker anak yang menjalani kemoterapi, sistem skoring berdasarkan faktor risiko diperlukan untuk mengklasifikasikan individu berisiko agar mendapatkan profilaksis antiemetik yang adekuat untuk mengontrol terjadinya CINV.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif yang bertujuan untuk mngembangkan sistem skoring dari faktor risiko CINV pada anak berusia 0-17 tahun yang menjalani kemoterapi di RSCM pada Desember 2023 – Maret 2024. Analisis bivariat dilanjutkan multivariat dilakukan untuk menentukan faktor risiko utama CINV akut, delayed dan CINV derajat ≥ 2 menurut skor common terminology criteria for adverse events (CTCAE) National Cancer Institute. Selanjutnya dilakukan pembobotan skor dari faktor risiko utama CINV derajat ≥ 2 dengan regresi logistik. Akurasi sistem skoring dilakukan dengan analisis kurva receiver-operating characteristic (ROC).
Hasil: Sebanyak 198 subjek. Secara keseluruhan CINV terjadi pada 42,93% pasien dengan 32,3% subjek mengalami CINV derajat ≥ 2. CINV akut dan delayed dialami oleh masing-masing 26.77% dan 35,35% pasien. Berdasarkan analisis multivariat faktor risiko utama terjadinya CINV derajat ≥ 2 adalah riwayat mual/ muntah pada siklus kemoterapi sebelumnya, mendapatkan kemoterapi sisplatin dan terapi opioid. Analisis ROC menunjukkan akurasi yang cukup baik untuk memprediksi luaran dengan area under-the-curve (AUC) 0,669, p=0,034 IK 95% (0,602 – 0,736). Pasien dengan skor total 3-4 sebelum siklus kemoterapi diberikan, diklasifikasikan sebagai risiko tinggi untuk mengalami CINV derajat ≥ 2.
Simpulan: Sistem skoring ini dapat digunakan dalam praktek klinis untuk memprediksi risiko CINV sebagai dasar pemberian profilaksis antiemetik yang adekuat

Introduction: Chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV) are significant adverse effects of chemotherapy that can negatively impact quality of life and treatment adherence. The emetogenicity of chemotherapy is the main predictor of CINV. Apart from that, there are other risk factors that play a role in the incidence of CINV. In pediatric oncology patients undergoing chemotherapy, a risk factor-based scoring system is essential to identify high-risk individuals. This classification enables the administration of appropriate antiemetic prophylaxis to effectively manage and control CINV.
Methods: This research is a prospective cohort study conducted to develop risk scoring system for CINV on children aged 0-17 years undergoing chemotherapy at dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) from December 2023 to March 2024. Bivariate followed by multivariate analysis was performed to identify the main risk factors for acute, delayed and ≥ grade 2 CINV according to common terminology criteria for adverse events (CTCAE) scores National Cancer Institute. Subsequently, a scoring weight for the main risk factors of CINV grade ≥ 2 was determined using logistic regression. The accuracy of the scoring system was evaluated using receiver-operating characteristic (ROC) curve analysis.
Results: A total of 198 subjects were included in the study. Overall CINV occurred in 42.93% of patients with 32.3% of subjects experiencing CINV grade ≥ 2. Acute CINV and delayed CINV were experienced by 26.77% and 35.35% of patients, respectively. Multivariate analysis identified the main risk factors for CINV of grade ≥ 2 as a history of nausea/vomiting in previous chemotherapy cycles, receiving cisplatin chemotherapy, and opioid therapy. ROC analysis indicated a moderately good accuracy for predicting outcomes with an area under-the-curve (AUC) of 0.669, p = 0.034, 95% CI (0.602 – 0.736). Patients with a total score of 3-4 before each cycle of chemotherapy would be considered at high risk for developing ≥ 2 grade CINV.
Conclusion: This scoring system can be implemented in cli
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Maretta
"ABSTRAK
Kasus kanker di Jakarta sudah mencapai 630 kasus per tahun. Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang direkomendasikan pada pasien kanker namun kemoterapi dapat menimbulkan efek samping mual dan muntah. Tujuan dari penulisan untuk mengetahui keefektifan manajemen mual pada anak, khususnya anak yang mendapat kemoterapi emetogenik tingkat tinggi karena penggunaannya diketahui menimbulkan >90% kejadian mual dan muntah. Mual dan muntah menurunkan kualitas hidup pasien sehingga harus segera ditangani sejak dini. Manajemen mual termasuk perawatan mulut, teknik relaksasi napas dalam, dan minuman dingin yang termasuk dalam Nursing Interventions Classification (NIC). Penatalaksanaan manajemen mual dilakukan pada lima pasien di ruang 112 dan 113 RSCM Gedung A untuk menilai keefektifan manajemen mual. Hasil dari penulisan ini menunjukkan bahwa teknik relaksasi napas dalam berdampak besar menurunkan mual sementara perawatan mulut dan minuman dingin efektif untuk meningkatkan kenyamanan mulut dan nafsu makan. Aplikasi dari manajemen mual terlihat mampu menurunkan skor mual dari sedang menjadi ringan dan direkomendasikan untuk digunakan di rumah untuk mencegah mual dan muntah yang terjadi setelah pasien pulang ke rumah.

ABSTRACT
Cancers in Jakarta have reached 630 cases in year. Chemotherapy thus known as recommended cancer treatment but could lead to nausea and vomiting as side effect. The objective of the study was to find out the effectiveness intervention to reduced nausea and vomiting in child, especially in child with highly emetogenic chemotherapy (HEC) because HEC denotes nausea and vomiting risk of >90%. Nausea and vomiting lead to affected patient quality of life that have to be treated early. Nausea management included oral care, deep breathing technique, and cold drink that based on Nursing Interventions Classification (NIC). Nausea management has been applied to five patients in room 112 and 113 at Child Ward A’s Building Cipto Mangunkusumo to observed the effectiveness of the management. As a result of this study, it was found that deep breathing technique has greatly reduced nausea in outmost situation whereas oral care and cold drink was effective to improved oral health and appetite. Applied management could decrease outcome scoring from moderate to mild and was recommended to be used at home to prevent delayed nausea and vomiting.;"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Anggraeni
"Mual muntah merupakan efek samping kemoterapi yang paling umum dan paling merugikan bagi anak. Mual muntah akibat kemoterapi pada anak dapat dikurangi dengan pemberian terapi nonfarmakologis seperti relaksasi. Salah satu relaksasi yang dapat dipergunakan adalah membacakan buku cerita dengan teknik storytelling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh storytelling terhadap mual muntah akibat kemoterapi pada anak usia prasekolah. Desain penelitian adalah quasi experiment posttest only control group design. Sampel sebanyak 42 anak usia prasekolah yang terbagi menjadi kelompok intervensi (n=21) dan kelompok kontrol (n=21). Pemilihan responden dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Analisis perbedaan mual muntah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor mual muntah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p=0,461 (p>0,05). Namun, dari hasil kajian secara klinis terdapat perbedaan antara mual muntah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan storytelling tidak memberikan efek pada pencegahan mual muntah akibat kemoterapi pada anak usia prasekolah secara statistik, tetapi memberikan efek secara klinis. Penelitian ini merekomendasikan untuk pemanfaatan storytelling sebagai terapi suportif pada anak yang menjalani kemoterapi untuk mengurangi kejadian mual muntah dan untuk mengurangi penggunaan gadget pada anak usia prasekolah.

Nausea and vomiting is the most common and most detrimental side effect of chemotherapy for children. Nausea and vomiting due to chemotherapy in children can be reduced by providing non-pharmacological therapy such as relaxation. One form of relaxation that can be used is reading story books using storytelling techniques. The aim of this study was to identify the effect of storytelling on nausea and vomiting due to chemotherapy in preschool children. The research design is a quasi experiment posttest only control group design. The sample was 42 preschool age children divided into intervention group (n=21) and control group (n=21). Respondent selection was carried out using consecutive sampling technique. Analysis of differences in nausea and vomiting in the intervention group and the control group was carried out using the Mann Whitney test. The statistical test results showed that there was no significant difference between the nausea and vomiting scores in the control group and the intervention group with a value of p=0.461 (p>0.05). It can be concluded that the use of storytelling does not have a statistical effect on preventing nausea and vomiting due to chemotherapy in preschool children, but does have a clinical effect. This research recommends the use of storytelling as a supportive therapy for children undergoing chemotherapy to reduce the incidence of nausea and vomiting and to reduce the use of gadgets in preschool children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maemunah
"ABSTRACT
Penatalaksanaan pencegahan dan manajemen mual muntah yang disebabkan kemoterapi menjadi bagian yang penting dari intervensi keperawatan pada pasien dengan keganasan pernafasan. Pengetahuan dan tindakan perawat tentang penatalaksanaan tersebut menjadi acuan bagaimana membantu pasien meningkatkan kenyamanan saat menjalani kemoterapi.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan tindakan perawat tentang penatalaksanaan mual muntah yang disebabkan kemoterapi pada pasien keganasan pernafasan. Penelitian ini menggunakan design cross sectional dengan metode cluster sampling yang melibatkan 102 perawat. Sampel penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ruang perawatan kemotrapi minimal kerja 1 tahun. Quesioner yang digunakan yaitu kuesioner karakteristik perawat, kuesioner pengetahuan dan kuesioner tindakan tentang penatalaksanaan mual muntah yang disebabkan kemoterapi pada pasien keganasan pernafasan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pengetahuan perawat pada rentang cukup sampai baik dan tindakan yang dilakukan perawat pada rentang kadang-kadang sampai sering tentang penatalaksanaan mual muntah yang disebabkan kemoterapi pada pasien keganasan pernafasan. Pengetahuan perawat yang sangat baik adalah tentang edukasi dan pengerahuan yang sangat kurang adalah pengkajian mual muntah. Tindakan perawat yang sering dilakukan adalah kolaborasi dalam pemberian terapi farmakologi dan tidakan yang kadang-kadang dilakukan adalah pemberian terapi non farmakologi. Peningkatan pengetahuan dan tindakan keperawatan perlu dilakukan melalui program pendidikan atau pelatihan yang berkelanjutan dan penempatan staf perawat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan metode observasi untuk mengetahui mengetahui secara langsung penatalaksaan yang dilakukan oleh perawat.

ABSTRACT
Prevention and management of chemotherapy induced nausea and vomiting becomes an important part of nursing intervention for patients with respiratory malignancy. The nurses 39 knowledge and nursing practice about the management become a reference in helping patients to improve comfort while undergoing chemotherapy. The purpose of this study is to identify the nurses 39 knowledge and practice in prevention and management chemotherapy induced nausea and vomiting in patients with respiratory malignancy. This research used cross sectional design with cluster random sampling method involved 102 nurses. The sample of this research was nurses in chemotherapy treatment ward at least have been work for one year. The instrument included nurse characteristic questionnaire, a questionnaire of knowledge and practice questionnaire about the management of chemotherapy induced nausea and vomiting in patients with respiratory malignancy. The results of this study illustrated that the knowledge of nurses was in the range of quite good, and the practice was in the range of sometimes until often, about the management of chemotherapy induced nausea and vomiting in patients with respiratory malignancy. The nurses knowledge was excellent in patient education and lack in assessment of nausea and vomiting. A frequent nurses intervention was collaboration in pharmacological therapy, and the non pharmacological therapy implemented occasionally. To maintain and improve nurses 39 knowledge and practice, it is necessary to promote continuous education or training, and placement of nursing staff according to their competencies. Further research is expected to use observation methods for describing the care management performed directly by nurse."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Mulia Sari
"Kanker merupakan salah satu penyebab terbesar kematian pada anak setelah insiden kecelakaan. Pada tahun 2015 terdapat 659 kasus kanker pada anak di Jakarta dan sebanyak 45,85% anak dengan Acute Myeloid Leukemia (AML) menjalani prosedur kemoterapi di RSCM selama 3 bulan terakhir. Kemoterapi merupakan salah satu terapi modalitas yang digunakan untuk menangani kasus AML pada anak. Chemotheraphy-induced nausea and vomiting (CINV) merupakan salah satu efek samping kemoterapi yang paling dikeluhkan oleh anak karena dapat menurunkan kualitas hidup anak. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui efek intervensi pemberian permen jahe pada anak selama prosedur kemoterapi dalam mengurangi keluhan mual dan muntah. Intervensi ini dilakukan pada anak yang menjalani prosedur kemoterapi dengan pengobatan emetogenik sedang. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan skala mual pada anak dari sedang menjadi ringan tanpa disertai kejadian muntah. Pemberian permen jahe dinilai dapat mengurangi mual dan muntah pada anak akibat kemoterapi.

Cancer is one of the biggest causes of death in children after an accident. In 2015 there were 659 cases of cancer in children in Jakarta and as many as 45.85% of children with Acute Myeloid Leukemia (AML) underwent chemotherapy procedures at RSCM for the past 3 months. Chemotherapy is one of the therapeutic modalities used to treat AML cases in children. Chemotheraphy-induced nausea and vomiting (CINV) is one of the most side effects of chemotherapy that children complain about, because it can reduce the quality of life. The purpose of this paper is to determine the effect of the ginger candy administration intervention in children during chemotherapy procedures to reduce complaints of nausea and vomiting. This intervention was carried out in children undergoing a chemotherapy procedure with moderate emetogenic treatment. The results of this paper indicate that there is a decrease in the scale of nausea in children from being mild without accompanying vomiting. Ginger candy is considered can reduce CINV in children while undergoing chemotherapy procedures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Muthia Zukhra
"Mual muntah merupakan salah satu efek samping kemoterapi yang paling banyak dialami oleh pasien anak dengan kanker. Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan dengan menitikberatkan pada kenyamanan anak selama pengobatan kemoterapi di rumah sakit karena kenyamanan adalah hal penting dalam kualitas hidup pasien kanker. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis penerapan Teori Comfort Kolcaba dalam proses asuhan keperawatan pada anak kanker yang mengalami mual muntah akibat kemoterapi melalui pemberian intervensi kombinasi storytelling dan aromaterapi. Metode karya ilmiah ini adalah studi kasus pada lima pasien anak yang menjalani kemoterapi. Terdapat lima kasus pasien anak dengan diagnosis kanker yang diberikan asuhan keperawatan dengan pendekan Teori Comfort Kolcaba dengan intervensi kenyamanan yang berbasis bukti yaitu intervensi terapi kombinasi storytelling dan aromaterapi. Hasil menunjukkan bahwa Teori Comfort Kolcaba dapat diterapkan dalam asuhan keperawatan anak dan terapi kombinasi storytelling dan aromaterapi efektif dalam menurunkan intensitas mual muntah pada anak yang menjalani kemoterapi.

Nausea and vomiting is one of the side effects of chemotherapy most commonly experienced by pediatric patients with cancer. Nurses need to provide nursing care with an emphasis on children’s comfort during chemotherapy at the hospital because comfort is important in the quality of life. The purpose of this study was to analyze the application of Kolcaba’s Comfort Theory in the nursing care process among children with chemotherapy induced nausea vomiting through the combination intervention of storytelling and aromatherapy. The method of study was case study among five pediatric patients undergoing chemotherapy. The result showed that Kolcaba’s Comfort Theory can be applied in pediatric nursing care, the combination of storytelling and aromatherapy were effective in reducing the intensity of nausea and vomiting in children undergoing chemotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhsinin
"ABSTRAK
Kemoterapi untuk mengobati kanker pada anak-anak menyebabkan berbagai efek samping, efek samping yang sangat dikeluhkan adalah berupa mual muntah. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk menguji hubungan karakteristik anak dan karakteristik obat kemoterapi terhadap kejadian mual dan muntah anak yang menjalani kemoterapi di rumah sakit di Banjarmasin. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 42 anak dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara karakteristik anak dan karakteristik obat terhadap kejadian mual dan muntah. Dari hasil analisis multivariat didapat 3 variabel yang berhubungan dengan kejadian mual dan muntah (tingkat kecemasan, jenis obat kemoterapi dan dosis obat kemoterapi). Baik kejadian mual ataupun kejadian muntah, jenis obat kemoterapi dan kecemasan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan. Disarankan perawat anak diharapkan dapat memberikan kenyamanan kepada anak sebelum memberikan kemoterapi dengan memberikan relaksasi dan distraksi.

ABSTRACT
Chemotherapy in children with came causing several side effects, include nausea and vomiting.The research was correlation description and cross sectional design. The purpose to indentified with correlation between children?s characteristic and character of medicine used in chemotherapy towards nausea and vomiting in children during chemotherapy at Banjarmasin hospital. The sample in this research was 42 children with consecutive sampling technique.
The result shows that children?s characteristic and character of medicine is related of nausea and vomiting. From the result of analisis multivariate there is that 3 variables related with record of nausea and vomiting (anxiety level, type of medicine and distribution method of chemotherapy?s). Either nausea or vomiting of type of medicine and anxiety level from chemotherapy is a dominant variable related to with nausea and vomiting. Nurse must be helped children to be comfort before chemotherapy with relaxation and distraction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28467
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Farlina
"Mual muntah merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan anak dengan kanker
dalam menjalani kemoterapi. Gejala mual muntah timbul akibat efeksamping
kemoterapi. Karya Ilmiah akhir ini bertujuan memberikan gambaran praktek spesialis
dalam mengaplikasikan model konservasi Levine pada asuhan keperawatan anak kanker
yang menjalani kemoterapi. Model konservasi Levine menggunakan prinsip konservasi
dalam penerapannya meliputi konservasi energi, integritas struktural, integritas personal
dan integritas sosial. Aplikasi model konservasi Levine tertuang dalam lima kasus
terpilih dengan masalah keperawatan adalah mual, defisit nutrisi, risiko defisit nutrisi
hipertermia, gangguan mobilitas fisik, gangguan citra tubuh, perfusi perifer tidak
efektif, risiko infeksi, risiko perdarahan, dan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Edukasi manajemen mual muntah bebasis pembuktian ilmiah dalam
standar operasional prosedur (SOP) digunakan sebagai salah satu rekomendasi
intervensi keperawatan untuk menurunkan kejadian mual muntah anak dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi. Karya ilmiah ini merekomendasikan teori model
konservasi Levine dapat diaplikasikan pada asuhan keperawatan pada anak dengan
kanker yang menjalani kemoterapi.

Nausea and vomiting is most common symtoms in children with cancer undergoing of
chemotherapy. Nausea and vomiting is a symptom on side effect of chemotherapy. The
aim of this final assignment was to provide an overview of nurses specialist practice by
applying Levine conservation model in nursing care of children with cancer who are
experiencing nutrition problems.The Levine conservation model used four principles to
applied in nursing care, including energy conservation, structural integrity, personal
integrity, and social integrity. The Levine Conservation Model was applied in five
selected cases with the nursing problems found was nausea, nutrition deficit, nutrition
deficit risk, hyperthermia, physical mobility disorders, body image disorders, risk of
infection, ineffective peripheral perfusion, risk of bleeding, and growth and development
delay disorder. The management education of nausea vomiting is evidence based
practice through Operational Standard Procedure Analysis (SOP) to used as a
recommendation of nursing intervention to decrease the incidence of nausea vomiting in
children’s nutrition needs. This final assignment recommended that Levine
Conservation model theory can be applied to nursing care in children with cancer
undergoing of chemotherapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bianti Ayu Dwiputri
"Kemoterapi sebagai salah satu tatalaksana utama pada pasien dengan Neuroblastoma dapat menyebabkan munculnya efek samping pada anak, salah satunya yaitu mual dan muntah. Manajemen mual muntah merupakan salah satu tindakan asuhan keperawatan perlu dilakukan oleh perawat. Salah satu manajemen mual yang dapat dilakukan perawat adalah dilakukannya tindakan non-farmakologis berupa pemberian aromaterapi untuk mengoptimalkan penanganan mual-muntah akibat kemoterapi. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien anak yang mendapatkan kemoterapi. Studi kasus ini melibatkan An. A sebagai pasien anak dengan neuroblastoma yang mengalami keluhan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi yang dilaksanakan. Selama tiga hari pasien mendapat kemoterapi, dilakukan tindakan keperawatan berbasis bukti yaitu pemberian aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien. Hasil dari pemberian aromaterapi jenis peppermint sebelum, saat, dan setelah pasien melaksanakan kemoterapi secara berturut-turut didapatkan penurunan respon non-verbal mual, ditunjukkan dengan skor Keller Instrument of Nausea pada hari pertama yaitu 10-9-8, hari kedua yaitu 4-9-5-2, dan hari ketiga yaitu 3-7-4-1. Melihat keefektifan pemberian aromaterapi jenis peppermint ini diharapkan dapat menjadi variasi tindakan keperawatan mandiri bagi perawat untuk manajemen mual muntah pada pasien anak yang mendapat kemoterapi.

Chemotherapy as one of the main treatments for patients with neuroblastoma can cause side effects in children, one of them is nausea and vomiting. Management of nausea and vomiting is one of the nursing care actions that need to be carried out by nurses. One of the nausea management that nurses can do is to take non-pharmacological actions in the form of giving aromatherapy to optimize the treatment of nausea and vomiting due to chemotherapy. The purpose of writing this scientific paper is to identify the effect of peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea in pediatric patients who receive chemotherapy. This case study involves Child A, a pediatric patient with neuroblastoma who complains of nausea and vomiting as a side effect of chemotherapy. For three days the patient received chemotherapy, evidence-based nursing actions were carried out, which is giving peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea complaints in patients. The results of giving peppermint aromatherapy before, during, and after the patient underwent chemotherapy successively decreased non-verbal responses, as indicated by the Keller Instrument of Nausea score on the first day of 10-9-8, the second day of 4-9 -5-2, and the third day is 3-7-4-1. Seeing the effectiveness of giving peppermint aromatherapy, it is hoped that it can be a variation of independent nursing actions for nurses for management of nausea and vomiting in pediatric patients receiving chemotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Medya Aprilia Astuti
"Kanker merupakan penyakit keganasan yang dapat mengancam jiwa anak-anak. Kanker
memerlukan perawatan yang memadai dan efektif salah satunya dengan kemoterapi.
Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping seperti mual dan muntah. Karya Ilmiah Akhir
ini bertujuan untuk menganalisis penerapan asuhan keperawatan dengan pendekatan teori
kenyamanan Kolcaba dan mengintergasikan penggunaan BARF Scale sebagai instumen
dalam mengukur mual dan muntah pada anak kanker yang menjalani kemoterapi. Penerapan
asuhan keperawatan dilakukan dengan metode studi kasus yang didapatkan 5 kasus terpilih
diantaranya. Lima kasus terpilih tersebut semua mengalami keluhan yang sama yaitu mual
dan muntah sehingga masalah keperawatan yang sama muncul pada 5 kasus tersebut yaitu
risiko/defisit cairan dan risiko/defisit nutrisi. Penggunaan BARF Scale dalam Standar
Prosedur Operasional diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dalam mempermudah
perawat untuk mengkaji mual dan muntah pada anak kanker yang menjalani kemoterapi.

Cancer is a malignancy that can threaten the lives of children. Cancer requires adequate and
effective treatment, one of which is chemotherapy. Chemotherapy can cause side effects such
as nausea and vomiting. This Final Scientific Work aims to analyze the application of nursing
care with Kolcaba's comfort theory approach and to integrate the use of the BARF Scale as
an instrument in measuring nausea and vomiting in cancerous children undergoing
chemotherapy. The application of nursing care was carried out by the case study method
which found 5 selected cases including The five selected cases all experienced the same
complaint, namely nausea and vomiting so that the same nursing problems arose in the 5
cases, namely the risk / fluid deficit and nutritional risk / deficit. The use of the BARF Scale in
Standard Operating Procedures is expected to be one of the parts in facilitating nurses to
assess nausea and vomiting in cancerous children undergoing chemotherapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>