Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchtar
"Komunikasi terapeutik yang efektif dan efisien antara perawat dan pasien adalah salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan tingkat kepuasan. Tingkat kepuasan pasien merupakan salah satu hal yang mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara komunikasi terapeutik terhadap tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Koja.
Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan desain korelasi yang melibatkan 100 pasien yang dipilih secara random sampling. Data dianalisis dengan korelasi pearson, uji T independen dan regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien. Tahapan komunikasi terapeutik yang paling berhubungan dengan kepuasan pasien adalah tahap kerja.
Saran dari hasil penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan komunikasi terapeutik dengan melakukan pelatihan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan kepuasan pasien.
......Effective and efficient therapeutic communication between nurses and patients is one of the important factors in increasing satisfaction levels. The level of patient satisfaction is one of the things that affects the quality of hospital services. This study aims to identify the relationship between therapeutic communication to the level of patient satisfaction in the inpatient room of the Koja Regional General Hospital.
The research method used a cross sectional approach with a correlation design involving 100 patients selected by random sampling. Data were analyzed by Pearson correlation, independent T test and linear regression.
The results showed that there was a relationship between therapeutic communication and patient satisfaction. The stages of therapeutic communication that are most related to patient satisfaction are the stages of work.
Suggestions from the results of this study are improving therapeutic communication skills by conducting therapeutic communication training to improve patient satisfaction."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiruddin Muchtar
"Globalisasi memaksa setiap perusahaan untuk dapat bersaing lebih berat lagi. Jika sebelumnya saingan hanya sebatas loyal saja (sedikit). maka dengan adanya globalisasi saingan dari berbagai negara di dunia akan semakin banyak.
Diperlukan suatu strategi perusahaan agar perusahaan tersebut dapat tetap bertahan. Salah satu strategi tersebut adalah dengan melakukan aliansi atau partnership dengan perusahaan lain khususnya dengan perusahaan asing untuk meningkatkan keunggulannya. Tewnwork adalah bentuk terapan dari Aliansi atau partnership tersebut untuk menyelesaikan tugas-tugas atau masalah mereka.
Dalam studi kasus ini dicari faktor hambatan komunikasi yang paling sering terjadi dalam teamwork dengan partner asing pada pekerjaan Engineering design. Tahap Engineering design merupakan tahap yang cukup kritis karena kualitas design sangat besar pengaruhnya terhadap biaya, mutu, dan waktu proyek secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan tim kerja (teamwork) yang baik untuk mengeksekusi tahap Engineering design ini.
Ada 5 faktor utama yang menghambat komunikasi dalam teamwork yaitu (1) Filtering. (2) Selective Perception. (3) Information overload. (4) Defensiveness. dan (5) Language. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor language (bahasa) menduduki faktor hambatan komunikasi yang paling banyak terjadi dalam teamwork dengan partner asing.

Globalisation forces each company to compete harder. Before, the competitor is limited co a local company only. globalisation. it makes more competitors from other country all over the word. It-s required corporate strategy to make the company still exist.
Strategic alliance or partnership with other company (especially with foreign company) is the one of alternative to increase company competency. Teamwork is an applied form of its strategic alliance or partnership in order to perform their works or problems.
In this case study. we would like to find out communication barrier factor that the most frequencies happen in teamwork with foreign partner for Engineering design work. Work phase of Engineering design is a critical due to design quality has big impact on cost. quality. and time (schedule) of the project overall. Therefore the good teamwork is needed to execute the work in this Engineering design phase.
There are 5 main factors that become communication barrier in the teamwork are (1) Filtering. (2) Selective Perception, (3) Information overload. (4) Defensiveness. and (5) Language. Research has found that a "language" has more frequent happen in a communication barrier in teamwork with foreign partner."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T4724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muchtar
"ABSTRAK
Jemaah haji asal Jawa Barat yang meninggal selama menunaikan ibadah haji setiap tahun cenderung meningkat, meskipun pemerintah telah berupaya maksimal memberikan kemudahan mulai dari bimbingan peribadahan sampai pelayanan kesehatan. Bahkan pelayanan kesehatan ini diberikan sejak di tanah air, berupa pemeriksaan kesehatan, yang dimulai dari tingkat Puskesmas, di Daerah Tingkat II dan di Pelabuhan Embarkasi/Asrama haji sebelum jemaah yang bersangkutan diberangkatkan ke Tanah suci. Yang menarik adalah penyebab kematian jemaah yang didominasi oleh penyakit yang sebetulnya dibawa oleh jemaah dari Tanah air. Penyakit yang merupakan penyebab utama kematian jemaah haji adalah penyakit kardiovaskuler. Ternyata penyakit ini pula yang paling banyak diderita oleh calon jemaah haji.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh penyakit kardiovaskuler terhadap kematian jemaah haji asal Jawa Barat dan faktor-faktor lain yang turut mempengaruhinya.
Rancangan penelitian menggunakan kasus kontrol tanpa matching dengan jumlah sampel kasus sebanyak 191 orang (sesuai jumlah jemaah yang meninggal) dan kontrol yang diambil secara acak sederhana dari jemaah yang tidak meninggal juga sebanyak 191 orang, sehingga total sampel 382 orang. Tidak termasuk ke dalam sampel adalah Petugas dan jemaah haji ONH Plus.
Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat yang terdiri atas analisis stratifikasi dan regresi logistic unconditional. Perangkat lunak yang dipergunakan adalah Stata versi 4.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kematian jemaah haji yang menderita penyakit kardiovaskuler 2,2 kali dibanding jemaah haji yang tidak menderita penyakit kardiovaskuler, setelah dikontrol oleh variabel umur dan pendidikan. Makin tua umur jemaah haji, risiko kematiannya lebih tinggi, sedangkan pendidikan bersifat protektif, artinya makin tinggi tingkat pendidikan, risiko kematiannya makin rendah. Sedangkan jenis kelamin dan waktu pemberangkatan, pengaruhnya tidak bermakna.
71,73 % jemaah haji meninggal di luar waktu pelaksanaan ibadah haji yang sesungguhnya dan 31,41 % jemaah haji meninggal sebelum sempat melaksanakan ibadah haji.
Untuk menyelamatkan jemaah haji dengan risiko tinggi, perlu dijajagi kemungkinan membentuk dokter khusus bagi jemaah haji risiko tinggi, yang diberangkatkan pada akhir musim pemberangkatan dan pulangnya pada awal musim pemulangan.

ABSTRACT
The Collective Pilgrimage to Mecca (jemaah haji) from West Java who died during carrying `ibadah haji = act of pilgrimage devotion' out were tended increase every year, although the government has made maximally effort to provide the facilities from the guidance of observance of religious duties up to the health service. In fact, this health service is served since in father land, such as health examination, it is started from the level of Public Health Center, in the Second Level Region and in the Airport's Embarkation/Pilgrimage Dormitory before the concerned congregations will be embarked to the Holly Land (Mecca). The interesting is the cause of `jemaah's death which is dominated by a disease which is really had by `jemaah' from the Father Land. Disease is a main cause of death of `jemaah haji' is that cardiovascular. This disease is really also most had by the candidate of `jemaah haji'.
This study purpose is to know the extent which the effect of cardiovascular disease against the death of 'jemaah haji' from West Java and other factors which influence its.
Study design used the unmatched cases control with the quantity of case samples are 191 persons (in accordance with the `jemaah haji' number who died) and control is simple randomly taken from the 'jemaah haji' who were not died as much 191 persons, so total samples were 382 persons. Excluding from the samples are officials and `jemaah haji ONH Plus'.
Data processing used the univariate, bivariate and multivariate analysis which consisted of stratification analysis and unconditional logistic regression. Software used is the Stata Version 4.0.
Results of study showed that the risk of 'jemaah haji's death who had the cardiovascular disease was 2.2 times rather than `jemaah haji' who did not have the cardiovascular disease, after they were controlled by both age and educational variables. Older their age, higher their death risk, where as education has protective characteristic, it is meant the higher educational level, the lower death risk. Where as, sex and departure time have unsignificant effect.
71.73 % of the `jemaah haji' died out of the implementation of actually `ibadah haji' and 31.41 % died before having sufficient time to implement that `ibadah haji'.
For saving the high risk `jemaah haji', a possibility is necessarily sounded out to establish the special flight group for the high risk `jemaah haji', who are embarked in the last season of embarkation and their action of doing back in the early season of their going back.
References : 47 (1964 - 1997)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ligia Emila Muchtar
"ABSTRAK
Apabila orang berkunjung atau hidup di Jepang, maka akan terkesan dengan banyaknya ragam hadiah dan barang-barang yang dikemas dengan indah dan menggunakan kertas pembungkus yang terkesan mewah yang tidak murah.
Bila kita lebih lama lagi tinggal di Jepang, akan dapat menyaksikan kegiatan sosial khususnya mengenai beredarnya hadiah-hadiah pada waktu-waktu tertentu yang dilakukan oleh orang-orang tertentu untuk orang-orang tertentu pula. Tata cara kegiatan sosial yang berhubungan dengan peredaran pemberian hadiah telah dibakukan dalam berbagai terbitan, diantaranya seperti yang diterbitkan NHK dengan judul Kurashi no Echiketto (Etiket Kehidupan) atau dalam buku Shin Otsukiau Jiten (Kamus Pergaulan Terbaru), Salaryman in Japan, atau pada buku Japanese Family & Culture terbitan JTB.
Dalam buku-buku tersebut diatas diterangkan bagaimana tatacara memberi dan membalas pemberian yang selalu muncul dan melibatkan setiap lelaki - perempuan dalam kehidupan orang Jepang sejak seorang anak lahir, balita, dewasa, menikah, menjadi orangtua, dan menjadi kakek nenek yang sampai akhir hayatnya penuh dengan keterlibatan aneka ragam pemberian.
Salah satu buku mengenai etiket orang Jepang yang disebut diatas yaitu dalam Kurashino Bunka jinrui Baku atau antropologi budaya kehidupan (1984;152-156), mencoba mengelompokkan aneka ragam pemberian dalam 5 kategori. Adapun kelima kategori tersebut adalah sebagai berikut:
Nenchugyoji Toshiteno Zoto atau pertukaran hadiah yang dilakukan sepanjang tahun.
Nenchugyoji toshiteno zoto ini meliputi; pemberian orang tua kepada anak-anak pada setiap akhir tahun, pemberian anak kepada ayah pada setiap hari ayah dan hari ibu, pemberian dipertengahan dan akhir tahun antara anak buah kepada atasan di tempat kerja, murid kepada guru, yunior kepada senior, tetangga yang muda kepada tetangga yang tua.
Jinsei no Tsukagirei to Zoto atau pemberian dalam upacaraupacara keluarga.
Jinsei no tsukagirei to zoto ini melibatkan sanak keluarga yang dekat. Adapun kesempatan-kesempatan tersebut seperti pemberian pada upacara kehamilan 4 bulan hingga kelahiran anak. Selanjutnya pemberian pada perayaan ulang tahun pertama hingga hari dewasa anak yang waktunya ditetapkan oleh pemerintah Jepang. Kemudian pemberian pada perayaan pertama kali masuk sekolah hingga lulus sekolah. Setelah perayaan kelulusan ini disusul dengan pemberian pada upacara perkawinan pada usia perkawinan 25 dan 50 tahun. Terakhir pemberian kepada keluarga terdekat bila usia telah mencapai 60 tahun, 77 tahun, 88 tahun dan terakhir 99 tahun. Pemberian pada upacara-upacara keluarga ini di Jepang, biasanya hanya melibatkan kalangan keluarga dekat (keluarga inti)? "
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmidar Muchtar
"Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia terlibat secara aktif dalam proses dan arus pembangunan. Salah satu bentuk modal pembangunan adalah sumber daya manusia yang sehat, yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Menyadari bahwa manusia merupakan kekuatan utama pembangunan dan sekaligus tujuan pembangunan, maka perlu ditingkatkan kualitas manusia sebagai sumber daya insani. Sumber daya manusia menyangkut dua aspek yaitu, aspek fisik (kualitas fisik) yang menyangkut kesehatan, dan non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan-keterampilan lain. Masalah kesehatan di negara-negara sedang berkembang menyangkut kedua aspek tersebut, dimana aspek non fisik di bidang kesehatan menyangkut perilaku kesehatan yaitu perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat adalah sebagian dari gaya hidup yang meliputi tidak merokok, olahraga teratur, manajemen stres dan tidur cukup.
Dengan menggunakan teori Green dan Andersen didapat faktor-faktor yang menyebabkan perilaku, yaitu faktor sosiodemografi yang terdiri dari latar belakang pendidikan kesehatan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan dan umur. Faktor sosioekonomi dalam hal ini dilihat dari golongan kepangkatan dan jabatan struktural. Kemudian pengetahuan dan sikap. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif-analitik dengan pendekatan secara crossectional. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kanwil. Depkes. DKI. Jakarta dan sampel diambil secara rendom sebanyak 100 orang.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dari 9 variabel yang digunakan sebagai variabel bebas, ternyata hanya 3 variabel yang mempengaruhi langsung perilaku hidup sehat yaitu variabel jenis kelamin, golongan kepangkatan dan sikap. Sedangkan variabel lain berhubungan secara tidak langsung, tapi melalui variabel pengetahuan kemudian sikap atau langsung, melalui variabel sikap, kecuali status perkawinan yang tidak berhubungan sama sekali.
Saran untuk Dekpes RI Pusat untuk dapat melakukan evaluasi terhadap Instruksi Menteri Kesehatan NO. 161/ Menkes/ Inst/III/1990 tentang lingkungan kerja babas asap rokok dan SKB Menteri Kesehatan dan Menteri Pemuda dan Olahraga No.207/Menkes/5KB/IV/1965 dan No.00096/Menpora/1985 tentang pembinaan dan pengembangan kesehatan olahraga. Dan kepada Kanwil. DKI. Jakarta disarankan untuk menyediakan sarana untuk olahraga, memotivasi pegawai untuk berolahraga dan mengadakan seminar sehari tentang manajemen stres.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ali Muchtar
"Ada masalah pencapaian target program kesehatan yang masih rendah, tingkat disiplin kerja Staf yang belum baik, inisiatif staf yang kurang, penyelesaian pekerjaan yang lambat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat, yang kesemuanya memberikan petunjuk sementara adanya penampilan kerja Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat: yang rendah. Untuk meningkatkan pencapaian kerja Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat terlebih dahulu harus diketahui factor-faktor yang mempengaruhi penampilan kerja staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat.
Banyak faktor yang mempengaruhi penampilan kerja, seperti karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi dan lingkungan. O1eh karena penelitian ini dilakukan terbatas pada Staf kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat, dimana karakteristik organisasi, karakteristik pekerjaan dan lingkuagan kerja hampir sama ; maka pada penelitian ini hanya akan dilihat karakteristik individu. Dari karakteristik individu ini yang akan dilihat pengaruhnya terhadap penampilan kerja staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat adalah motivasi kerja, kemampuan kerja dan persepsi Staf atas pekerjaannya . Untuk itu perlu diketahui gambaran penampilan kerja Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat, pengaruh antara motivasi kerja, kemampuan kerja dan persepsi staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat masing-masing terhadap penampilan kerjanya, kemudian pengaruh motivasi kerja, kemampuan kerja dan persepsi Staf Dinas Kesahatan Kabupaten Dati II Lahat atas pekerjaannya secara bersama-sama terhadap penampilan kerjanya.
Untuk tujuan tersebut dilakukan penelitian berupa studi deskriptif korelasional dengan pendekatan secara cross-sectional. Populasi adalah seluruh Staf pada kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat, yaitu seluruh pejabat esolon IV dan V yang telah bekerja lebih dari enam bulan. Dengan mengambil seluruh populasi sebagai obyek penelitian, dilakukan pengambilan data primer tentang motivasi kerja, kemampuan kerja, persepsi Staf atas pekerjaannya serta penampilan kerja Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat ; dengan instrumen berupa kuesioner dan data sekunder tentang karakteristik responden.
Analisa data memakai metode statistik non parametrik untuk melihat hubungan dan tingkat keeratan hubungan antara motivasi kerja, kerampuan kerja, dan persepsi Staf Dimas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat atas pekerjaannya masing-masing dengan penampilan kerjanya, dilanjutkan dengan analisa korelasi dan regressi ganda untuk melihat pengaruh motivasi kerja, kemampuan kerja dan persepsi staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat atas pekerjaannya baik masing-masing maupun secara bersama-sama terhadap penampilan kerjanya. Gambaran tentang penampilan kerja Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat didapatkan dengan analisa deskriptif dari data-data tentang penampilan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara motivasi kerja, kemampuan kerja dan persepsi Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat atas pekerjaannya baik masing-masing maupun secara bersama-sama terhadap penampilan kerjanya. Motivasi kerja, kemampuan kerja dan persepsi staf atas pekerjaannya masing-masing mempunyai korelasi positif terhadap penampilan kerjanya dan secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 57,51 % sedangkan 42,48% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Diantara ketiga variabel bebas tersebut yang paling dominan pengaruhnya adalah motivasi kerja, kemudian persepsi staf atas pekerjaannya dan yang terakhir adalah kemampuan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut ada beberapa saran yang direkomendasikan yaitu penampilan kerja Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Lahat yang rendah perlu ditingkatkan melalui peningkatan motivasi kerja, kemampuan kerja dan persepsi staf atas pekerjaannya disamping itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor lain terhadap penampilan kerja dalam skala yang lebih luas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Muchtar
"Suku Batak adalah salah satu suku yang mendiami Pulau Sumatera. Secara geografis, suku Batak diapit oleh.suku Aceh di sebelah Utara, dan Minangkabau di sebelah Selatan. Menurut sejarah, asal-usul suku Batak berasal dari India. Namun belum ada penelitian Anthropologi yang mendalam mengenai kedatangan orang Batak pertama ke Sumatera. Keadaan sekarang ini, daerah asal tempat tinggal suku Batak di Sumatera, berada di wilayah dataran tinggi pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Pusat-pusat asal tempat tinggal itu secara geografis terletak di Propinsi Daerah tingkat I Sumatera Utara, di Kabupaten Daerah tingkat II: Tanah Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
Suku Batak masih dapat dikelompokkan ke dalam beberapa sub-suku. Ada penulis yang mengklasifikasikan suku Batak terdiri dari: Karo, Simalungun, Pakpak, Sipirok-Mandailing, dan Toba. Yang tergolong ke dalam pendapat ini adalah J.C. Vergouwen dan Heiman Billy Situmorang. Kelompok penulis lain berpendapat, selain yang disebutkan tadi (Karo, Simalungun, Pakpak, Sipirok-Mandailing, dan Toba), masih ikut tergolong ke dalamnya Gayo-Alas yang berdiam di Propinsi Aceh. Yang tergolong ke dalam pendapat ini adalah Batara Sangti dan Nalom Siahaan.
Dalam tesis ini penulis lebih condong kepada penggolongan yang dilakukan aleh J.C. Vergouwen dan Billy Situmorang. Sebab adat dan falsafah Gayo-Alas lebih banyak perbedaannya daripada persamaannya dibandingkan dengan kelima sub-suku Batak lainnya. Misalnya sistem kekeluargaan Gayo-Alas lebih dekat pada sistem parental (patrimatri lineal), sedangkan kekeluargaan Batak adalah sistem patrilineal. Kekerabatan masyarakat Batak diikat oleh falsafah dalihan na tolu, sedangkan pada masyarakat Gayo-Alas, hal ini tidak terlihat begitu tegas. Ada yang memakai dalihan na tolu dan ada yang tidak.
Berkaitan dengan masalah pemerintahan, memang terdapat perbedaan yang nyata di antara kelima sub-suku di atas. Misalnya saja antara Toba dengan Simalungun. Pada Batak Toba, manusia itu dipandang sama. Semua orang memiliki hak dan kewajiban adat yang sama. Konsep pemilikan tanah pada masyarakat Toba adalah hak ulayat, dan semua warga dipandang berstatus sama-sama raja. Sedangkan pada Batak Simalungun adalah sebaliknya. Manusia dipandang mempunyai kelas yang berbeda, ada kelas raja yang memerintah dan ada kelas rakyat yang diperintah. Suatu wilayah kerajaan dipandang sebagai milik raja, sehingga orang yang berdiam di wilayah itu adalah rakyat yang mengerjakan milik raja tersebut. Raja memiliki sebuah Istana untuk menjalankan kekuasaannya. Situasi ini mirip dengan sistem pemerintahan kerajaan di Jawa. Simalungun di masa lampau terdiri dari beberapa kerajaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmuyeni Muchtar
"ABSTRAK
Diklatj arak jauh (DJJ) bidan adalah pelatihan dalam jabatan yang diikuti oleh bidan (sebagian besar bidan desa) yang didasari oleh motivasi yang kuat dan kemandirian dalam belajar. Peserta menggunakan bahan belajar bcrupa modul dan bahan penyerta Proses belajar sepenuhnya tergantung pada peserta pelatihan. Untuk memacu kegiatan belaiar peserta, dilakukan tutorial dengan jadwal yang telah ditetapkan dan dibimbing oleh tutor yang telah dilatih. Untuk meningkatkan kelerampilan peserta, juga dilakukan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di RS Umum, Puskesmas, Rumah Bersalin dan di desa.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta dan mendapatkan gambaran apakah program DJJ sudah terlaksana sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilakukan evaluasi hasil belajar terhadap modul-modul yang telah dipelajari sehingga tujuan akhir agar bidan mampu dan terampil melaksanakan kompetensi dasarnya dalam melaksanakan asuhan kebidanan di tempat tugas dapat dicapai.
Penelitian ini menggunakan rancangan pra eksperimen (Static Group Comparison, post test only, yang berlokasi di Kabupaten Tangerang. Sasaran penelitian adalah keseluruhan populasi bidan yang sudah mengikuli DJJ di kabupaten Tangerang sampai dengan tahun 1998. Untuk mendapatkan data pengetahuan, pelatihan lain yang pernah diikuti, menerima bimbingan atasan, menerima pedoman teknis, pengalaman kerja dan lama bekerja serta jumlah kunjungan rata-rata perbulan dalam satu tahun terakhir dikumpulkan melalui pengisian kuesioner /uji tertulis terhadap kemampuan bidan. Data keterampilan dikumpulkan melalui pengamatan terhadap unjuk kerja bidan dalam melakukan pemeriksaan dengan menggunakan format isian yang sehari-hari digunakan. Data diolah secara statistik, mulai dari univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan regresi logistik dengan program SPSS.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 5 variabel pengetahuan yaitu; Pengetahuan konsep manajemen kebidanan bidan, pengetahuan tentang Iangkah-langkah manajemen kebidanan, pengetahuan lentang proses manajemen kebidanan, pengetahuan tentang pemeriksaan anemia, dan pengetahuan pemeriksaan hipertensi dipengaruhi oleh DJJ secara bervariasi. Sedangkan variabel lainnya yaitu ; pengetahuan pemeriksaan ibu hamil dan keterampilan penerapan manajemen kebidanan, keterampilan pemeriksaan ibu hamil, keterampilan pemeriksaan anemia, keterampilan pcmeriksaan hipertensi secara statistik tidak dapat dibuktikan kalau dipengaruhi oleh DJJ.
Disarankan pada pembina bidan desa agar meningkatkan pengetahuan bidan tentang konsep manajemen kebidanan, proses manajemen kebidanan, pemeriksaan anemia, dan keterampilan pemeriksaan anemia. Kepada penyelenggara program DJJ perlu diperbaiki isi modul tentang konsep manajemen kebidanan, proses manajemen kebidanan, dan perbaikan proses tutorial terhadap pemeriksan ibu hamil, agar bidan desa dapat dengan tepat melakukan pemeriksaan antenatal dan deteksi dini ibu hamil sehingga keterlambatan dalam mengambil keputusan penyelamatan dapat dihindari.

ABSTRAKCT
Distance learning programme for midwives is in job training for midwives ( especilly midwives in villages ). This training based on strong motivation to do the self learning. The learning materials are moduls and others learning resources. The learning process depend on the participants. The tutorial process with the schedule regularly support the participants for learning. They also do the field study for clinical practice in the Public Hospital, Puskesmas, Maturnity Hospital and Villages to improve the participants skill.
To measure the participant successfull and distance learning programme did properly, there is a need evaluation of moduls as learning resources and evaluation of learning should include perforrnance appraisal as well as assesment of knowledge and skill of midwives to do their core competences in their work place.
The study is of pra-experiment design (static group comparison). It involve 42 midwives in villages in Kabupaten Tangerang who finished their distance learning programme in 1998 as a case of study. The knowledge data, others trainings, guidance upline, technical book guidance, work experience, lengt of job as a midwife and amount of clients a month in the last year comes from quesioners answers. And the skill data, comes from, filling form, check document and observation their perfomance in examine the clients. The data obtained was statistically processed, from univariate to bivariate and multivariate analysis with logistic regression and SPSS programme.
The results show 5 variabels of knowledge such as : Concept midwifery management, the steps midwifery management, the process of midwivery management, the knowledge about anemia examination, and hipertension examination are influenced by distance Iearning programme. Others variabels such as : The knowledge about examination pregnance mother and skill of midwifery management application, skill of examination pregnance mother, skill of anemia examination and skill of hipertension examination do not related to distance learning.
The conclusion reached in this study are distance learning could improved the knowledge and skill of midwives in do their core competencies as a midwife in their work place.
It is recomended to the supervisor of midwife to improve the knowledge of concept midwifery management, process midwifery management., anemia examination and skill of anemia examination. The result of this study to the two group of respondent still low of their core competencies as a midwife. To the distance learning programmer need to revised the modul about concept midwifery management, Tutor and supervisor need to develop the process tutorial to increase the midwives knowledge and skill especially in the problem solving and decision making abilities which are essential for midwives at all levells, especially in villages and they could do antenatal examination and early detection pregnance mother properly. So they do not late to take the decision and referall to save the mother and her baby.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T16806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Muchtar
"Minat masyarakat untuk memiliki kaxtu kredit scmakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa prospek bisnis kartu kredit masih sangat bagus. Persaingan bisnis yang semakin tinggi melahirkan beberapa macam merek yang mcnjadi identitas masing-masing produk tersebut. Posisi suatu merek di pasar ditentukan berdasarkan persepsi konsumen terhadap kelebihan dan kekurangan suatu merek jika dibandingkan dengan merek lain. Oleh karcna itu sikap merek sebagai dasar tindakan dan perilaku yang diambil konsumen serta citm merek merupakan hal yang penting bagi perusahaan.
Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan hubungan antara sikap merek, citra merek, dan ekuitas merek. Hubungan antara sikap merek, citra merek. dan okuitas merek terscbut diukur dengan menggunakan model pcngukuran oleh Fairclonh, Capella, dan Alford (2001). Dalam model lersebut diduga bahwa citra merek mempengaruhi ekuitas merek, sikap merek mempengaruhi ekuitas merek, sikap merek mempengaruhi cilra merek, dan sikap merek nmempengaruhi ekuitas merek melalui ciua merek.
Secara terperinci tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Menyusun indikator-indikator penelitian yang dapat mengukur bcrbagai konstmk yang terdapat dalam model penelitian: sikap merek, citra merek, dan ekuitas merek
2. Mengukur validitas dan reliabilitas variabel-variabel yang diteliti
3. Menganalisis pengaruh sikap merek dan citra merek terhadap ekuitas merek.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode Strucrural Equation Modeling (SEM) mengingat SEM menguji suatu rangkaian hubungan saling ketergantungan secara bersamaan. Sikap merek diukur dengan menggunakan empat indikator, citra merek menggunakan empat indikator, dan ekuitas merek menggunakan empat indikator. Pengguna kartu kredit yang berhasil dijadikan responden adalah sebanyak 60 orang dari unit analisis yaitu pengguna Kartu Kredit Citibank, Kartu Kredit BNI, Kartu Kredit HSBC, Kartu Kredit BCA, dan Kartu Kredit Standard Chartered di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
Hasil pengolahan data memperlihatkan terdapatnya hubungan yang signifikan sebagai berikut:
1. Sikap merek dengan citra merek
2. Citra merek dengan ekuitas merek
3. Sikap merek dengan ekuitas merek melalui citra merek Sedangkan sikap merek tidak signifikan mempengaruhi ekuitas merek.
Hasil penelilian ini sejalan dengan model dan hasil penelitian Faircloth, Capella, dan Alford (2001) dalam menyatakan bahwa adanya pengaruh sikap merek melalui citra merek terhadap ekuitas merek.
......The desire of society to get credit card increases well. This shows that the prospect of credit card business is still good. The high business competitiveness causes that brand is important to bring identification ofthe product. The position of a brand at the market is dependent with consumers? perception of the value of product. It is necessary to develop brand attitude and brand image in order to be bases of consumers? action and behavior.
This study operationalizes brand equity empirically tests a conceptual model adapted from the work of Aaker (1991) and Keller (1993) considering the effect of brand attitude and brand image on brand equity.
The purposes of this study are:
1. Arrange of study indicators for each construct: brand attitude, brand image, and brand equity
2. Measure validity and reliability of variables
3. Measure eltect of brand attitude and brand image on brand equity
The study was held by taking case study of credit cards. I took top of mind or the big five of credit card in consumer?s mind: Citibank Credit Card, BNI Credit Card, HSBC Credit Card, BCA Card, and Standard Chartered Credit Card. The research led to hypothesis and get results:
1. Brand image has a signiticant positive direct eifect on brand equity
2. Brand attitude has a significant positive direct effect on brand equity
3. Brand attitude has a significant positive direct effect on brand image
4. Brand attitude has a significant positive direct effect on brand equity through brand image.
The measurement of indicators was done with the structural equation model. I used Lisrel 8.54 Student to get data. The results showed that H1 is supported, H2 is not supported, H3 is supported, and H4 is supported. The research result ensured model and result of Faircloth, Capella, and Alford (2001) study that there is an effect of brand attitude and brand image on brand equity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T32097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Muchtar
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh faktor mikro dan makro terhadap penyaluran pendanaan UMKM pada Perbankan Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2004-2012. Adapun variabel di dalam penelitian ini adalah wadiah demand deposit, mudharabah time deposit, perubahan pembiayaan SME, non performing financing dan IHK sebagai variabel bebas dan pendanaan UMKM sebagai variabel terikat. Sample penelitian ini adalah Perbankan Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan periode waktu dari Maret 2004 sampai dengan Oktober 2012.
Penelitian ini menggunakan permodelan auto regressive distribute lag (ARDL/Dynamic Model) untuk mendapat nilai estimasi yang paling tepat. Sebelumnya uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah data dan model telah baik. Hasil menunjukkan bahwa wadiah demand deposit, mudharabah time deposit, perubahan pembiayaan SME, non performing financing dan IHK baik secara simultan maupun partial dapat berpengaruh terhadap pendanaan UMKM. Adapun kontribusi Adjusted R2 di dalam penelitian ini sebesar 47,86%.
Untuk meningkatkan penyaluran pembiayan Perbakan Syariah dan Unit Usaha Syariah harus melakukan penghimpunan dana secara optimal, mengoptimalkan kegunaan modal yang dimiliki, dan memiliki manajemen pembiayaan yang baik agar NPF tetap berada dalam tingkat yang rendah dan dalam batas yang disyaratkan oleh regulator. Mengingat sektor UMKM mendominasi pembiayaan perbankan syariah di Indonesia, penelitian ini merekomendasikan agar perbankan syariah Indonesia memperhatikan faktor mikro dan makro sebagai acuan dalam keputusan pembiayaan UMKM.

ABSTRACT
This thesis attempts to examine the influence of micro and macro factors to the distribution financing on SME in Islamic Banks and Islamic Business Units in Indonesia within the period of 2004-2012. The thesis uses wadiah demand deposit, mudharabah time deposit, growth SME financing, non performing financing and consumer price index as independent variables and SME financing as a dependent variable. Samples of this research consist of 11 Islamic Bank, and Islamic Business Units during the period of March 2004 - October 2012.
Technically, the research uses auto regressive distribute lag (ARDL/Dynamic Model) as an analytical model. Before testing the hypothesis, the first assumptions of the classical are tested, so the regression model is not biased and have met the requirements of best linear unbiased estimator (BLUE). The results of this research indicates that wadiah demand deposits, mudharabah time deposits, growth SME financing, non performing financing and consumer price index have a simultaneous and partially significant effect on SME financing distribution. Adjusted R2 contribution in this research is about 47,86%. These fundings are also confirmed by information from survey.
As such, in order to increase the SME financing, Islamic Banks and Islamic Business Units should optimized the distribution of funds collected and must have a good financial management. They also should keep the NPF value low as a regulator rules. SME financing have a big proportion in Islamic Banks. Therefore this research recommended Islamic Banks and Islamic Business Units focus on microeconomic and macroeconomic factors"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>