Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyana
"Keinginan pemerintah untuk keluar dari kemelut utang luar negeri dan mandiri dalam pembiayaan negara, membuat pemerintah harus berupaya untuk memanfaatkan potensi yang ada dalam masyakarat, yaitu dengan mengandalkan sektor perpajakan sebagai tulang punggung dalam mencari dana dalam rangka pembangunan. Sebagai sumber utama penerimaan dalam negeri, sektor perpajakan yang dari tahun ke tahun peranannya menunjukkan kenaikan.
Dalam rangka memberikan kemudahan bagi wajib pajak untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya, serta mendorong peningkatan investasi, pemerintah memberikan fasilitas perpajakan yang merupakan keringanan atau insentif perpajakan dalam bentuk tidak diterapkannya undang-undang yang beriaku umum.
Sistem self-assessment yang telah diterapkan sejak tahun 1984 sampai saat ini belum berjalan dengan baik. Keadaan lain adalah keadilan yang tidak dirasakan oleh para Wajib Pajak, baik yang disebabkan oleh aturan maupun yang disebabkan oleh sikap arogansi petugas pajak dengan penafsirannya ataupun sikapnya yang dianggap merugikan.
Dalam rangka melaksanakan sistem perpajakan dengan baik diperlukan adanya pangkal tolak yang bersih berlandaskan kejujuran dan keterbukaan dari masyarakat dan itikad baik pemerintah. Hal ini menjadi landasan bagi pemberian fasilitas pengampunan pajak. Dari pengampunan pajak ini diharapkan akan memberikan pengaruh positif terhadap kejujuran dan keterbukaan wajib pajak, sehingga dengan pengampunan pajak tersebut diharapkan akan dapat memperluas jumlah wajib pajak dan dapat menjadi pendongkrak penerimaan negara yang sedang terus dikumpulkan oleh pemerintah, atau dengan kata lain pemerintah dapat mengumpulkan dana tanpa harus melakukan ekstensifikasi objek pajak.
Dari uraian yang terdapat di dalam tesis ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa pengampunan pajak masih diperlukan meskipun perundangundangan pajak telah memberikan berbagai fasilitas perpajakan dan pengampunan pajak ini masih dapat dianggap memberikan keadilan dan kepastian hukum."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyana
"Perumusan masalah dalam skripsi ini adalah simbol-simbol apa saja yang terdapat di mesjid An-Nawier, dan apakah simbol-simbol yang ada tersebut maknanya berkaitan dengan ajaran agama Islam. Untuk menyusun skripsi ini, pengumpulan data diiakukan dengan Cara studi pustaka menurut kaidah penelitian sejaralt dengan menggunakan metode deskriftif analisis, dan pengamatan langsung ke objek penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyana
"
y-Alumina digunakan secara luas baik sebagai katalis maupun sebagai pendukung katalis Aktivitas katalitiknya berkaitan dengan sisi-sisi aktif pada permukaan Sisi-sisi aktif mi terdiri dan ion aluminium (Al3+) sebagai asam Lewis gugus hidroksil (OH) sebagai asam Bronsted ion oksigen (O2) sebagai basa Lewis dan kekosongan oksigen Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya sisi-sisi aktif pada permukaan alumina mengetahui pengaruh penghampaan terhadap aktivitas alumina menentukan keasaman dan kebasaan alumina Untuk mempelajan sisi sisi aktif pada permukaan alumina digunakan 2 metode yaitu metode gravimetri dan metoda spektroskopl FTIR Sedangkan alumina yang digunakan terdin dan 2 jenis pertama alumina yang berasal dan pemanasan alum pada suhu 900°C selama 6 jam dan kedua alumina 90 buatan E Merck sebagai pembanding Penentuan keasaman dan kebasaan alumina dilakukan dengan adsorpsi gas NH3 yang berasal dari penguapan NH4OH pekat dan SO2 yang berasal dari penguapan H2SO3 Adsorpsi dilakukan dengan sistem tertutup pada suhu ruang selama 2 hari Untuk mengetahui jenis sisi aktif yang mengadsorpsi serta kuat lemahnya adsorbat teradsorpsi dilakukan desorpsi yaitu pada suhu ruang suhu 100 dan 200°C Hasil adsorpsi-desorpsi menunjukkan bahwa gas NH3 kurang teradsorpsi dengan baik Dari spektra FTIR yang diperoleh tidak terlihat adanya puncakpuncak yang menandakan bahwa alumina mengadsorpsi gas NH0 baik pada sisi asam Lewis maupun sisi asam Bronsted Lain halnya dengan adsorpsi-desorpsi gas SO2 gas SO2 dapat teradsorpsi oleh alumina yang diaktivasi dengan vakum baik yang berasal dan alum maupun alumina 90 dan E Merck Dari spektra FTIR yang diperoleh terlihat adanya puncak pada bilangan gelombang 1126 cm1 untuk yang teradsorpsi pada alumina yang diperoleh dan alum dan pada bilangan gelombang 1103 cm1 pada alumina 90 dan E Merck Puncak pada bilangan gelombang tersebut menunjukkan bahwa gas S02 teradsorpsi pada sisi basa Lewis (O2) membentuk spesies SO3"
1997
S29921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyana
"Penggunaan material untuk struktur tidak lagi hanya sejenis saja, tapi pada perkembangannya digunakan beberapa gabungan dari material yang bekerja bersama-sama dalam menahan beban. Struktur ini lebih dikenal dengan struktur komposit. Pada kesempatan ini akan dibahas kolom komposit baja square hollow section dan beton. Penampang komposit dengan material baja dan beton lebih umum digunakan, kombinasi sifat material beton dan sifat material baja akan meningkatkan kekuatan penampang. Sifat material baja dan beton diambil dengan memakai model yang terdapat di literatur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka pada skripsi ini penulis akan melakukan analisa kolom komposit baja-beton dengan mengembangkan model sederhana secara analitis untuk mempelajari tingkah lakunya. Model yang dikembangkan adalah berdasarkan pendekatan layer (Fiber Model). Prinsip analisa ini adalah pembagian penampang kolom menjadi segmen segmen yang lebih kecil. Tiap segmen tersebut dibagi atas sejumlah layer yang terdiri dari layer baja dan beton. Untuk membantu menyelesaikan analisa ini secara numerik akan digunakan bahasa pemrograman MATHLAB 5.3. Dengan menganalisa setiap potongan tersebut maka sebagai keluaran akhir akan didapatkan hubungan antara lendutan dengan beban yang diberikan.
Hasil analisa program didapatkan besarnya hubungan antara beban dengan lendutan pada kolom komposit baja square hollow section di sepanjang bentang. Kemudian hasil ini dianalisa dan dibandingkan dengan eksperimen. Untuk mengetahui karakteristik dari kekuatan penampang kolom komposit tersebut dilakukan variasi terhadap mutu beton , model beton , tebal profil dan ukuran profil. Model beton tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan penampang sedangkan peningkatan mutu beton akan meningkatkan kekuatan penampang. Selain itu dianalisa faktor tekuk yang terjadi pada kolom komposit. Lendutan yang terjadi ternyata sangat berpengaruh terhadap kekuatan penampang kolom komposit karena timbulnya momen lentur sekunder atau terjadinya efek P-Delta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyana
"Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja mendapat berbagai masalah selama masa perkembangannya baik dalam menghadapi masa transisi menuju kedewasaan dari diri sendiri atau masalah yang datang dari luar. Penelitian ini penelitian deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mekanisme koping remaja. Jumlah responden 192 orang dengan metode non random sampling teknik quota sampling. Instrumen menggunakan kuesioner dengan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan remaja SMA menggunakan mekanisme koping adaptif sebanyak 55% dalam kehidupannya. Remaja SMA perlu diberikan pendidikan tentang teknik pemecahan masalah secara adaptif dan disediakan tempat konseling disetiap sekolah sehingga permasalahan remaja diketahui dan ditemukan pemecahan masalah.

Adolescences are the transition from childhood to adulthood. Adolescence got variaety of problems during development both in dealing transition to adulthood from theirself or come from outself. The purposed of this descriptive research study was to describe the adolescent coping mechanisms. Number of respondents 192 people with non random sampling method of quota sampling technique. Instrument used questionnaires with univariate analysis. The results obtained using the high school youth adaptive coping mechanisms as much as 55%. Adolescence should be given aducation about adaptive problem solving techniques and counseling are provided at each school site so that adolescent problems are known and found solutions to their problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyana
"Kaki diabetes merupakan bentuk kelainan tungkai bawah akibat diabetes yang tidak terkendali. Masalah kaki diabetik dapat dimanifestasikan sebagai ulkus dan gangren. Penyebabnya bisa karena gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan, dan adanya infeksi. Deteksi dini kaki diabetik perlu dilakukan untuk mengetahui sejak dini keadaan kaki penderita diabetes. Pemberian pendidikan kesehatan dengan senam kaki perlu diberikan dan diajarkan kepada klien. Senam kaki dapat mengurangi dan mencegah terjadinya kaki diabetik dan komplikasinya.

The diabetic foot is a limb deformities due to controlled diabetes. Clinical manifestation of diabetic foot are ulcers and gangrene. The etiologi of this problem were vascular disorder, neurological disorder, and infection. Early detection of diabetic foot perform to determine the state of early diabetic foot. The health education about leg exercise must be programmed for the diabetic clients. Legs exercise can reduce and prevent incident of diabetic foot and its complications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyana
"Sejak Tahun 2015 Pemerintah Indonesia menargetkan kebijakan pemberian akses legal
terhadap pengelolaaan hutan negara seluas 12,7 hektar melalui program perhutanan sosial
(Hutsos) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan mencegah
deforestasi. Tulisan ini menelusuri desa-desa penerima Hutsos dan membandingkannya
dengan desa-desa yang memiliki hutan yang tidak menerima Hutsos di tiga pulau
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi di Indonesia. Dengan pendekatan mixed method,
penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan apakah dengan memberikan akses legal
kepada masyarakat yang dikelola oleh lembaga ekonomi lokal dalam program perhutanan
sosial dapat meningkatkan pertumbuhan usaha di desa dan menekan laju deforestasi.
Analisis secara empiris mengunakan metode Instrumental variable dan untuk
memperdalam faktor-faktor yang mempengaruhi outcome tersebut dilakukan in-depth
interview dengan stakeholder. Temuan studi ini menunjukkan bahwa keberadaan Hutsos
belum berdampak signifikan kepada pertumbuhan jumlah usaha dan deforestasi.
Penyebab belum berdampaknya program Hutsos terhadap pertumbuhan usaha di desa
karena lahan yang terbatas akibat restriksi peraturan pasca penetapan hutan sosial,
kapasitas wirausaha sumber daya pengelola hutan, belum terintegrasi program hutan
sosial dengan program desa dan rendahnya modal dan pemanfaatan teknologi pengolahan
hasil hutan. Sementara, Hutsos belum berdampak pada deforestasi karena rendahnya
kualitas perencanaan pengelolaan hutan dan intervensi kebijakan terkait penanaman
hutan di lahan kritis yang belum optimal.

Since 2015 the Government of Indonesia has targeted a policy of providing legal access
to the management of state forests covering an area of 12.7 hectares through the social
forestry program (SFP) to improve the welfare of forest communities and prevent
deforestation. This paper traces village SFP beneficiaries and compares them to villages
that have forests that did not receive SFP on the three islands of Sumatra, Kalimantan
and Sulawesi in Indonesia. With a mixed method approach, this study seeks to answer the
question whether providing legal access to communities managed by local economic
institutions in SFP can increase business growth in villages and reduce the rate of
deforestation. The empirical analysis used the Instrumental variable method and in-depth
interviews were conducted to deepen the factors that affect the outcome. The findings of
this study indicate that the existence of SFPs has not had a significant impact on the
growth in the number of businesses and deforestation in both protected and production
forests zone. The reason why the SFP has not yet had an impact on business growth in
villages is due to limited land due to restrictions on post-determination of social forests,
the entrepreneurial capacity of forest managers, not yet integrated SFP with village
programs and low capital and utilization of forest product processing technology.
Meanwhile, SFP has not yet had an impact on deforestation because of the low quality of
forest management planning and policy interventions related to forest planting in critical
land that has not yet optimal.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyana
"Perubahan semakin cepat terjadi dan orientasi usaha juga menjadi berubah. Rumah sakit sebagai produsen layanan kesehatan harus mampu mengantisipasi perubahan dan mengetahui posisinya untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan menjauhi ancaman-ancaman yang akan datang. Rumah sakit yang memiliki rencana strategis akan memimpin dalam persaingan dengan rumah sakit lain dan sesuatu yang diharapkan dimasa depan dapat terwujud.
Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian ini disusun. Penelitian tentang perencanaan strategi pengembangan RSU. Bayu Asih tahun 2004-2008 telah dilakukan Penelitian ini meliputi analisis lingkungan, eksternal dan internal, menentukan alternatif strategis dan menetapkan strategi yang sesuai dengan kondisi RSU.Bayu Asih.
Tujuan penelitian ini adalah menyusun suatu perencanaan strategis RSU.Bayu Asih periode tahun 2004-2008. Penelitian dilakukan dengan metode Operational research dengan analisis data dan pengamatan langsung terhadap kondisi RSU.Bayu Asih.
Penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama (Tahap input) meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal, evaluasi faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal dengan menggunakan matriks EFE dan IFE dan meninjau utang pernyataan visi dan misi RSU. Bayu Asih. Tahap kedua (Tahap pencocokkan) menggunakan matriks TOWS dan matriks IE.
Hasil penelitian ini, dengan matriks TOWS didapatkan posisi RSU.Bayu Asih pada posisi kuadran kedua, dinamakan Kuadran Penguatan Internal. Dengan menggunakan matriks IE, ditemukan posisi RSU.Bayu Asih berada pada sel V, yaitu Pertahankan dan Pelihara. Setelah dilakukan penyesuaian, didapat strategi yang direkomendasikan oleh kedua matriks tersebut adalah Strategi Pengembangan Produk. Dan pada tahap ketiga (Tahap keputusan) dilakukan penetapan strategi terpilih RSU. Bayu Asih untuk tahun 2004-2008 dengan menggunakan matriks QSPM Pengambilan keputusan dengan menggunakan metoda CDMG (Consensus Decision Making Group).
Agar strategi terpilih dapat diimplementasikan dan berjalan sesuai dengan perencanaan, penting untuk menjabarkannya ke dalam program tahunan yang lebih spesifik, serta didukung dengan program sosialisasi kepada seluruh karyawan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, sebagai pemilik Rumah Sakit Umum Bayu Asih.
Kepustakaan : 20 (1995 -- 2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Mulyana
"Pemasaran sosial untuk program kesehatan telah banyak dilakukan, namun pemasaran sosial tentang program antenatal di Indonesia belum banyak dilakukan.
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen yang berlokasi di Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat dengan jumlah responden 122 ibu hamil melalui total sampling, Daerah intervensi adalah Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Cikajang sebagai daerah kontrol dengan jumlah responden masing-masing 61 ibu hamil. Intervensi yang dilakukan adalah Pemasaran Sosial program antenatal dengan sasaran primer ibu hamil dan sasaran snit-under; suami, mertua, kader Posyandu, dukun beranak dan ulama.
Uji t pengetahuan antenatal dan sikap terhadap pelayanan antenatal pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah Pemasaran Sosial menunjukan adanya peningkatan yang bermakna dengan p = 0,0001. Uji t peningkatan pengetahuan antenatal dan sikap pelayanan antenatal antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna dengan p = 0,0001. Selain itu peningkatan pengetahuan antenatal berpengaruh terhadap peningkatan sikap pelayanan antenatal dan memiliki hubungan yang bermakna dengan p 0,000001.
Pada kelompok intervensi setelah dilakukan Pemasaran Sosial antenatal terjadi perilaku pemeriksaan antenatal dengan nilai rata-rata 3,5 kali sedangkan kelompok kontrol nilai rata-rata 1,9 dan berdasarkan uji t terdapat perbedaan yang bcrmakna dengan p=0,0001. Untuk mcngetahui variabel-variabel yang berpcngaruh terhadap terjadinya perilaku dilakukan uji Regresi Logistic, dan diperoich hasil bahwa variabel daerah intervensi berhubungan bcrmakna dengan perilaku pemeriksaan antenatal (p<0,05) sedangkan variabel lain; pcngctahuan antenatal, sikap terhadap pelayanan antenatal, pekerjaan suami dan umur responden tidak memberikan efek terhadap perilaku pemeriksaan antenatal (p>0,05).
Dapat disimpulkan bahwa Pemasaran Sosial antenatal dapat meningkatkan pengetahuan antenatal, meningkatkan sikap terhadap pelayanan antenatal dan mendorong terjadinya perilaku pemeriksaan antenatal. Pendekatan Pemasaran Sosial antenatal sangat efektifuntuk meningkatkan pengetahuan antenatal dan sikap terhadap pelayanan antenatal, juga memberikan dampak terhadap perilaku pemeriksaan antenatal, Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang peranan kelompok sekunder terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku antenatal serta unsur kelompok sekunder yang paling dominan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang antenatal serta terjadinya perubahan perilaku antenatal.

Operational Research of Antenatal Check in Posyandu by using Social Marketing Strategy in Garut Regency, West-JavaSocial marketing for health program has been conducted many times, but special social marketing for antenatal program in Indonesia has not been conducted as many as for health program.
This research used quasi-exsperiment design, located in Garut Regency West-lava Province with 122 pregnant mothers as total sample. Intervention area was Kadungora Health Centre and Cikajang Health Center was control area, each 61 pregnant mother as respondents. Intervention held was social marketing about antenatal program with pregnant mothers as the primary target and the secondary target was husband, father/mother in law, Posyandu caller, traditional birth attendant and religious leader.
The t-test of knowledge and attitude about antenatal care in intervention group, before and after social marketing, showed that there was significant increase with p-0,0001. The t-test konwledge and attitude increase , between intervention and control group, showed that there was a significant difference with p = 0,0001. Besides that, the increase of antenatal knowledge influenced the increase of attitude about antenatal care and there was a significant relationship berween knowledge and attitude about antenatal (p=0,000001).
In intervention group, after social marketing had been conducted, there was 3,5 times for antenatal check practice compare to control group which was only 1,9 times. Based on the t-test, there was a significant difference (p = 0,0001). To understand the variables influenced practice, logistic regression analysis was used, and the result was that intervention area variable related significantly with the practice on antenatal check (p<0,05) while the other variables like knowledge, attitude, husband's occupation and respondent age did not influence the practice of antenatal check (p>0,05),
It can be concluded that social marketing about antenatal can increase knowledge, attitude and motivate antenatal check. Antenatal social marketing approach is very effective to increase knowledge and attitude about antenatal, also influences practise about antenatal.
Further research about the role of secondary group is needed to increase knowledge, attitude and practice about antenatal and to understand the secondary group element which is very dominant in increasing knowledge, attitude and practice about antenatal.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Mulyana
"Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa sumber air bersih yang banyak digunakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan adalah air tanah dangkal berupa sumur gali (47,40%). Hal ini karena pembuatan sumur gali mudah, murah, dan sederhana. Sumur gali yang baik harus memenuhi syarat kesehatan baik dari segi konstruksi maupun kualitas airnya. Hanya 35,50% sumur gali yang digunakan masyarakat terlindung dalam arti dilengkapi konstruksi, dan hanya 47,75% berjarak lebih dari 10 meter dari jamban.
Untuk mengetahui tingkat risiko pencemaran pada sumur gali, dilakukan surveilans kualitas air melalui kegiatan Inspeksi Sanitasi (IS). Sedangkan untuk mengetahui kualitas bakteriologik air dilakukan pemeriksaan sampel air di laboratorium. Permasalahannya adalah apakah tingkat risiko pencemaran hasil IS sesuai dengan kualitas bakteriologik air sumur gali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil pengukuran tingkat risiko pencemaran dengan IS dan hasil pemeriksaan bakteriologik pada sumur gali.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi diagnostik, yaitu untuk mengetahui kesesuaian antara hasil pengukuran tingkat risiko pencemaran dengan IS dan hasil pemeriksaan kualitas bakteriologik pada bersih sumur gali. Diharapkan adanya kesesuaian yang baik dengan nilai Kappa antara 0,40 sampai dengan 0,75. Populasi penelitian adalah sumur gali yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rancabungur, Kabupaten Bogor pada tahun 2003 dengan sampel sebanyak 88 yang diambil secara bertingkat di 3 desa (21 RW) di Rancabungur. Data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan menggunakan formulir IS dan pemeriksaan bakteriologik sampel air sumur gali.
Hasil analisis, menunjukkan bahwa dari 10 variabel IS ada 1 variabel yang tidak reliable, dan tidak berhubungan bermakna secara statistik dengan tingkat risiko pencemaran, yaitu dinding sumur sedalam 3 meter tidak diplester. Seluruh variabel tidak berhubungan bermakna secara statistik dengan kelas kualitas bakteriologik. Kesesuaian antara tingkat risiko pencemaran dan kualitas bakteriologik, sangat rendah (Kappa 0,009 untuk 2 katagorik dan Kappa 0.006 untuk 4 katagorik).
Dapat disimpulkan bahwa formulir IS tidak seluruhnya reliable untuk mengukur tingkat risiko pencemaran. Tingkat risiko pencemaran dengan mempergunakan IS tidak dapat dipergunakan untuk dapat menduga kualitas bakteriologik air. Disarankan perlu evaluasi kembali formulir IS dengan memperhatikan variabel apa saja. yang berhubungan dengan kelas kualitas bakteriologhik air, pembobotan yang berbeda untuk masing-masing dan penetapan titik potong untuk menetapkan tingkat risiko dan/atau kualitas bakteriologik air sumur gali. Instrumen IS harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dalam diteksi dini kualitas air oleh masyarakat.
Daftar Pustaka, 30 (1983 - 2002)

Compatibility Between Measurement Results of Pollution Risk Level from Sanitary Inspection and Bacteriological Assessment Results of Dug-Wells at Puskesmas Rancabungur, Bogor District, 2003The results of National Socio-Economy Survey 2001 indicated that most rural community (47,40%) utilized dug-wells as clean water source, due to low cost, simplicity and not complicated in the construction. A good dug-wells should meet health standard, both in its construction and water quality as well. From 47,40% of dug-wells, it was found that only 35,50% of those possessed complete construction or met health standard. In addition, only 47,75% of those had a 10-meter distance from latrine.
In order to find out pollution risk level of dug-wells, water quality surveillance was conducted through sanitary inspection (SI). Whereas, to find out bacteriological water quality, this study also carried out water sample analysis in the laboratory. The problem of this research tried to find an answer whether pollution risk level from the SI results was compatible with bacteriological quality of dug-wells based on colrfarm number. This research was implemented to find out the compatibility between the measurement results of pollution risk level from the SI and the results of bacteriological analysis of dug-wells.
In the effort to assess compatibility between measurement results of pollution risk level from the SI and the results of bacteriological analysis of dug-wells, research design used diagnostic study with expected Kappa compatibility from 0,40 up to 0,75 and classified as a good grade. The research population was dug-wells which existed in the working area of Puskesmas (health center) Rancabungur, Bogor District in the year 2003. This research used stratified sampling method with a total of 88 samples, taken from 3 villages (21 RW) in Rancabungur. Data were compiled through observation and using the SI forms. In addition to data collection, it also took water samples of dug-wells for bacteriological quality analysis.
Statistical results showed that from 10 variables of the SI only 1 variable was statistically unreliable and not significant with pollution level risk. This variable was the line/wall of dug-wells without 3-meter ring of Ferro-cement. All of the SI variables statistically revealed no significant association with bacteriological quality level. The research also revealed that the compatibility between pollution risk level and water quality class was very low, where Kappa 0,009 for 2 categories and Kappa 0,006 for 4 categories.
Based on the results, it may be concluded that not all of SI forms were reliable to measure pollution risk level. The SI forms could not be used to predict and assess class of bacteriological water quality. Eventually, it is recommended that the utilization of SI forms should be reevaluate with taking into account on certain variables which may potentially influence on bacteriological water quality class. Moreover, every variable should be treated with different weight (score) and a cutting point should be determined to measure pollution risk Level and/or bacteriological water quality of dug-wells. Finally it is expected that the SI can be used as early warning method, particularly for water quality control in the community.
Bibliography, 30 (1983 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>