Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: SR Indonesia,
050 SR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Ali Alhabsyi
Abstrak :
Pendahuluan. Adenoma pituitari atau pituitary neuroendocrine tumor (PitNET) meliputi 10% hingga 15% dari seluruh tumor intrakranial. Sekitar 30%-40% pasien adenoma pituitari membutuhkan tatalaksana pembedahan. Dari pasien yang dilakukan operasi tersebut sekitar 25%-40% memiliki luaran yang kurang baik seperti menginvasi secara lokal, resisten terhadap terapi konvensional, memiliki tingkat rekurensi yang tinggi serta dapat mengalami metastasis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah faktor-faktor klinikopatologi tertentu yaitu ukuran adenoma, tipe/ subtipe adenoma, sifat invasif, sifat proliferatif (Ki-67, mitosis, dan p53), dan grade adenoma mempengaruhi luaran yang agresif pada adenoma pituitari pasca operasi. Metode. Penelitian ini merupakan studi meta analisis dengan menggunakan sumber data elektronik maupun pencarian manual. Studi-studi yang disertakan adalah studi observasional. Pemilihan studi didasarkan pada strategi penelusuran literatur sesuai panduan PRISMA dan kriteria eligibilitas yang telah ditentukan sebelumnya. Variabel bebas yang dinilai antara lain ukuran adenoma, tipe/ subtipe, sifat invasif, sifat proliferatif, ki-67, tingkat mitosis, p53, dan grade. Luaran yang dinilai adalah agresivitas pasca operasi yang terdiri atas rekurensi atau progresi. Penilaian kualitas dan risiko bias pada tiap studi terpilih mengunakan perangkat Newcastle Ottawa Scale. Analisis data dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Semua tahapan dalam penelitian ini dilakukan oleh setidaknya 2 peneliti. Hasil. Dari 736 studi awal yang terjaring terdapat 10 studi terpilih. Jumlah subjek penelitian 2727 orang dengan 632 orang kasus. Durasi pemantauan berkisar antara 3 hingga 11 tahun. Seluruh studi memiliki kualitas sedang hingga baik. Meta analisis dilakukan pada masing-masing variabel bebas terhadap agresivitas adenoma pituitari pasca operasi dengan hasil ukuran adenoma ≥10mm dengan <10mm OR 1,79 (CI 1,29-2,48), tipe kortikotrof dengan non kortikotrof OR 1,91 (CI 1,41-2,58), sifat invasif dengan non invasif OR 3,67 (CI 1,95-6,90), sifat proliferatif dengan non proliferatif OR 4,78 (CI 3,61-6,32), Ki-67 ≥ 3% dengan < 3% OR 4,13 (CI 2,94-5,81), tingkat mitosis > 2 dengan ≤2 OR 3,91 (CI 2,74-5,57), p53 positif dengan negatif OR 1,92 (CI 1,28-2,90), dan grade 2b dengan non 2b OR 4,56 (CI 3,0-6,91). Simpulan. Faktor-faktor klinikopatologi tertentu yaitu ukuran adenoma, tipe/ subtipe adenoma, sifat invasif, sifat proliferatif (Ki-67, mitosis, dan p53), dan grade adenoma mempengaruhi luaran yang agresif pada adenoma pituitari pasca operasi. ......Introduction. Pituitary adenoma/ pituitary neuroendocrine tumor (PitNET) comprise of 10% up to 15% of intracranial tumor. About 30%-40% of pituitary adenoma patients need surgery. For those who have undergone surgery about 25%- 40% will have bad outcomes like locally invasive, resistant to conventional treatment, high rate of recurrence, and malignant tendency. The aim of this study was to determine whether certain clinicopathologic factors consisting of size, type/ subtype, invasiveness, proliferative (ki-67, mitotic rate, and p53), and grade influenced the aggressive outcome of post-operative pituitary adenoma. Methods. This meta-analysis study used electronic and manual data source. Included studies were observational studies. Study selection was based to literature searching strategy according to PRISMA guideline and predetermined eligibility criteria. Independent variables reviewed were size, type/ subtype, invasiveness, proliferative, ki-67, mitotic rate, p53, and grade. Outcome reviewed were postoperative aggressiveness comprised of recurrence or progressive. Quality and risk of bias assessment to each study included were based on Newcastle Ottawa Scale. Data analysis was carried out both qualitatively and quantitatively. All stages in this study were carried out by at least 2 reviewers. Results. Of the 736 initial studies, 10 were selected. The number of research subjects were 2727 people with 632 cases. The duration of monitoring ranged from 3 to 11 years. All studies had moderate to good quality. Meta-analysis were carried out on each independent variable on the aggressiveness of post-operative pituitary adenoma with the results were size ≥10mm vs <10mm OR 1,79 (CI 1,29-2,48), corticotroph vs non-corticotroph OR 1,91 (CI 1,41-2,58), invasive vs non-invasive OR 3,67 (CI 1,95-6,90), proliferative vs non proliferative OR 4,78(CI 3,61-6,32), Ki-67 ≥ 3% vs < 3% OR 4,13 (CI 2,94-5,81), mitotic rate > 2 vs ≤2 OR 3,91 (CI 2,74-5,57), p53 positive vs negative OR 1,92 (CI1,28-2,90), and grade 2b vs non 2b OR 4,56 (CI 3,0-6,91). Conclusions. Certain clinicopathologic factors consisting of size, type/ subtype, invasiveness, proliferative (ki-67, mitotic rate, and p53), and grade influenced the aggressive outcome of post-operative pituitary adenoma.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hafshah
Abstrak :
Konsep diri dan pola asuh orang tua memiliki potensi dalam memengaruhi perilaku remaja, baik dalam hal berperilaku yang positif maupun negatif. Perilaku agresif memiliki dampak yang cukup besar dalam proses perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dan pola asuh orang tua dengan perilaku agresif remaja di Kota Pontianak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan metode cross-sectional. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 441 responden remaja di Kota Pontianak yang dipilih secara purposive sampling melalui media sosial. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tennessee Self Concept Scale (TSCS), The Parental care Style (PCSQ), dan Buss Perry Aggression Questionnaire (BPAQ). Analisis data menggunakan uji chi-square dengan hasil menunjukkan adanya hubungan antara konsep diri dan pola asuh orang tua dengan perilaku agresif remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelayanan kesehatan untuk melakukan sosialisasi di sekolah dan masyarakat terkait perilaku agresif, meningkatkan konsep diri, dan pola asuh yang baik, serta untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini terkait faktor lainnya dari perilaku agresif. ......Self-concept and parenting styles have the potential to influence adolescents behavior, both in terms of positive and negative behavior. Aggressive behavior has a considerable impact on the adolescents development process. This study aims to determine the relationship between self-concept and parenting styles with adolescent aggressive behavior in Pontianak. This research is a quantitative research using a cross-sectional methos as a research design. Total of the sample for this study is 441 adolescent respondents in Pontianak who were selected by purposive sampling through social media. The instrument used in this study are the Tennessee Self Concept Scale (TSCS), The Parental Care Style (PCSQ), and the Buss-Perry Aggression Questionnaire (BPAQ). Data analysis using the chi-square test with results of this study indicate a relationship between self-concept and parental care style with adolescent aggressive behavior. The results of this study are expected to be useful for health services to conduct socialization in schools and communities related to aggressive behavior, improve self-concept, good parenting, and for further research to develop this research related to other factors of aggressive behavior. 
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Ni Putu
Abstrak :
Remaja dalam pertumbuhan dan perkembangan merupakan kelompok berisiko terjadi perubahan perilaku: merokok, agresif dan seksual. Perubahan tersebut berhubungan dengan karakteristik remaja dan keluarga, serta pola asuh keluarga. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik remaja, keluarga, pola asuh. dan hubungan antara karakteristik remaja, keluarga dan pola asuh keluarga dengan perilaku remaja: merokok, agresif dan seksual pada siswa SMA dan SMK di Kecamatan Bogor Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 263 pasang responder, yaitu remaja dan orang tua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, sebagian besar remaja jenis kelamin laki-laki, 60,1%, keaktifan organisasi 67,3% aktif, dan 46,8% remaja berperilaku merokok, agresif dan seksual yang tidak baik. Terdapat hubungan antara jenis kelamin remaja, keaktifan remaja dalam organisasi dan ekstra kurikuler dengan perilaku remaja: merokok, agresif dan seksual (p<0,005). Ditemukan hubungan antara pendidikan ibu, pendidikan bapak, pendapatan keluarga, dalam keluarga ada yang merokok, tipe keluarga dan pola asuh keluarga dengan perilaku remaja: merokok, Agresif, dan seksual (p<0,05). Dari analisis multivariat terdapat 5 variabel berhubungan dengan perilaku remaja, yaitu: jenis kelamin, keaktifan remaja dalam organisasi dan ekstra kurikuler, pendidikan ibu, dalam keluarga ada yang merokok, dan pola asuh keluarga. Pendidikan ibu merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku remaja. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik remaja dan keluarga serta pola asuh keluarga sangat berhubungan dengan perilaku remaja: merokok, agresif dan seksual. Saran yang dapat disampaikan adalah meningkatkan kegiatan UKS pada siswa SMA dan SMK dengan prioritas remaja laki-laki, meningkatkan asuhan keperawatan keluarga, dan melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam menangulangi masalah merokok, agresif dan seksual di Kecamatan Bogor Barat.
Adolescence is the age group with the risk of changes in behaviors, such as: smoking, aggressiveness, and sexual. These changes are related with characteristics of adolescence and family, as well as parenting. The adolescence in this study is the students of High School in West Bogor Sub-District. This study is aimed to identify the relationship of adolescence's and family's characteristics, and parenting with adolescence's behaviors: smoking, aggressiveness and sexual of High School Students in West Bogor. This study is a quantitative study, using the cross sectional approach. The total samples in this study were 263 couples, consisted of students and their parents. The results of the study showed that most of the students in the sample (60.1%) were male; about 67.3 percent of them active in organization, and 46.8 percent had a bad behaviors in terms of smoking, aggressiveness, and sexual. There were significant relationship of sex and organization activities of the students with their behaviors (p<0.005); parent's education, family income, the presence of smoking family members, family type, and parenting, with the behaviors of the adolescence (p<0.05). The results of multivariate analysis showed that 5 variables were significantly related to the adolescence's behaviors. Those independent variables were sex, organization activities, mother's education, the presence of smoking family member, and parenting Thus, one can conclude that the adolescence's and family's characteristics as well as parenting were significantly related to adolescence's behaviors: smoking, aggressiveness, and sexual. Therefore, the author suggests some programs to be implemented, such as improvements of: School Health Program with emphasis on male students; family health care; and involvement of all community to control the problems of smoking, aggressiveness, and sexual abuse in West Bogor Sub-District.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Anggraeni Rosmasuri
Abstrak :
Teori agresif Fromm menyatakan pada dasarnya seseorang yang terhalang oleh suatu hambatan atau tekanan karena dibatasi geraknya maka energi yang muncul dapat menjadi perilaku agresif. SMU Taruna Nusantara yang menerapkan pendidikan disiplin tinggi mewajibkan siswanya mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Hipotesis adanya hubungan positif antara pendidikan disiplin dan kecenderungan perilaku agresif siswa SMU Taruna Nusantara telah ditetapkan. Nilai disiplin dan kecenderungan agresif siswa SMU Taruna Nusantara kelas II dan kelas III diukur dengan angket. Angket disiplin dan angket agresif disusun dan divalidasi. Reliabilitas angket disiplin 0,5536 dan angket agresif 0,5217. Disiplin terdiri dari aspek disiplin penampilan, disiplin keseharian, disiplin belajar, disiplin pesiar, disiplin makan, dan disiplin tradisi. Agresif terdiri dari aspek agresif pengaruh massa, deindividuasi, tersinggung, pertahanan diri , dan frustasi. Berdasarkan analisis multivariat (analisis korelasi, analisis faktor, analisis regresi berganda, analisis diskriminan, dan analisis cluster) terhadap data angket diperoleh hasil hipotesis ditolak. Tidak ada hubungan positif antara pendidikan disiplin dan kecenderungan perilaku agresif pada siswa SMU Taruna Nusantara Magelang. Analisis korelasi mernperlihatkan disiplin tidak berkorelasi dengan agresif (koefisien 0,031 dan signifikansi 0.597). Korelasi lemah terjadi pada beberapa aspek disiplin dan aspek agresif, yaitu frustasi dan pengaruh massa. Analisis regresi berganda memperlihatkan beberapa aspek disiplin, kecuali aspek disiplin penampilan dan belajar mandiri, berhubungan dengan variabel tak bebas agresif atau aspek agresif. Perubahan nilai R2 yang kecil (0 s.d. -0.008) menunjukkan hubungan yang lemah. Analisis diskriminan dengan variabel tak bebas latar belakang siswa (jenis kelamin, kelas, cita-cita, dan pekerjaan orang tua) memperlihatkan hubungan antara latar belakang siswa dan beberapa aspek disiplin dan aspek agresif. Analisis cluster memperkuat hasil tidak ada hubungan positif antara agresif dan disiplin.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T18525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Nugroho
Abstrak :
Siswa SMU yang bergabung dengan geng dan klub motor Bandung telah melakukan berbagai macam aktivitas yang meresahkan diantaranya tawuran, penjambretan, penganiayaan hingga memperkosa. Menurut Koeswara (1998), perilaku agresif dipengaruhi oleh model-model agresif dimana didalamnya terdapat pengaruh tayangan yang berisi adegan kekerasan di televisi, bioskop dan sarana lainnya. Selain itu perilaku agresif juga tidak lepas dari peran keluarga terutama kedua orang tua didalam mendidik anak-anaknya. Hasil penelitian menunjukkan, ada implikasi antara tayangan kekerasan di media televisi dan kurang perhatian orang tua terhadap perilaku agresif siswa SMU di Kota Bandung. Ketahanan keluarga belum berfungsi karena perilaku agresif siswa SMU di kota Bandung masih terjadi.
High school students who join gangs and motorcycle clubs in Bandung has done a variety of activities such disturbing brawl, mugging, assault to rape. According Koeswara (1998 ), aggressive behavior is influenced by the aggressive models impressions which there are influences which contains scenes of violence on television, movies and other means. In addition, aggressive behavior can not be separated from the role of the family, especially the parents in educating their children. The results showed, there are implications between violence on television and less attention to the aggressive behavior of parents of high school students in the city of Bandung. Family resilience is not functioning due to the aggressive behavior of high school students in the city is still going on.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenden Hikmah Laila
Abstrak :
Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang mempengaruhi lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia. Keluarga-keluarga di Indonesia melakukan tindakan sosial yang represif terhadap anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Proporsi rumah tangga yang pernah memasung anggota rumah tangga ART gangguan jiwa berat sebesar 14,3 persen dan terbanyak pada rumah tangga di perdesaan. Di Jawa Barat prevalensi gangguan jiwa berat sebesar 1,6 per mil. Di Kabupaten Bogor pada tahun 2012-2016 pemasungan terlapor sebanyak 4. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko perilaku memasung pada keluarga penderita skizofrenia di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan Mixed Method dengan desain studi unmatched case control dan pendekatan Exploratory. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor pada bulan Mei-Juni Tahun 2017. Definisi kasus pada penelitian ini adalah penderita Skizofrenia yang sedang/pernah pasung. Sedangkan kontrol yaitu penderita Skizofrenia yang tidak pernah pasung. Sampel kasus untuk penelitian kuantitatif adalah 114 orang, sedangkan kontrol yaitu 136 yang merupakan perbandingan kasus 1:1. Metode pemilihan sampel menggunakan multistage sampling. Penelitian kualitatif melibatkan 12 key informant. Analisis data dilakukan dengan analisis bivariate dengan uji chi-square dan analisis multivariate dengan uji regresi logistic. Ada hubungan antara perilaku agresif destruktif penderita OR 4,49; 95 CI 2,52 8,00 , keluarga yang tidak bekerja OR 2,74; 95 CI 1,09 - 6,90 dan keluarga yang bekerja di sektor informal OR 2,54; 95 CI 1,10 5,84 dan sikap negatif keluarga OR 2,52; 95 CI 1,43 4,43 dengan perilaku memasung. Persepsi pasung menurut keluarga dan masyarakat adalah sebagai jalan keluar terbaik dan merupakan alternative satu-satunya. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan terapi secara rutin, program pemberdayaan eks penderita dan mendorong keluarga untuk merawat penderita dengan penuh kasih sayang. ......Schizophrenia is a severe mental disorder that affects more than 21 million people worldwide. Families in Indonesia take repressive social measures against the madness of their family members. The proportion of households who have had mental disorders was 14.3 percent and most were from rural households. In West Java, severe mental disorders prevalence is 1.6 per 1000 population. Pasung prevalence in Bogor District in 2012 2016 is 4 percentage. This study aims to determine risk factor of family members of schizophrenia patient for pasung in Bogor District West Java Province In 2017. This research used unmatched case control design and exploratory approach. The study was conducted in Bogor District from May to June 2017. Cases were Schizophrenia patients who are in pasung, controls were Schizophrenia patients without pasung. There were 114 cases and 136 controls for the unmatched case control study. Qualitative research involved 12 key informants. Data analysis was done by bivariate analysis using chi square and multivariate analysis with logistic regression. Aggressive destructive behavior OR 4.49, 95 CI 2.52 8.00 , Family unemployment OR 2.74, 95 CI 1.09 6.90 and family with informal employment OR 2.54, 95 CI 1.10 5.84 , and family attitude OR 2.52, 95 CI 1.43 4.43 toward schizophrenia patient were associated with pasung. Pasung perception by family and society is the best way out and there is the only alternative. Prevention efforts can be done by getting medical treatment routinely, empowerment program for ex patient to return to work, and encourage families to caring patients with affection.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Nindita Rarasanti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi konsultan pajak Indonesia, khususnya di Jakarta Pusat, terhadap penghindaran pajak secara agresif. Penghindaran pajak secara agresif sendiri merupakan wilayah abu-abu antara penghindaran pajak yang diperkenankan dengan penghindaran pajak yang tidak diperkenankan atau penyelundupan pajak. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian serupa yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti lain pada tahun 2014 di Malaysia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang ditempuh dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif melalui instrumen kuesioner, dan pendekatan kualitatif melalui wawancara semi-terstruktur. Dalam penelitian ini, persepsi konsultan pajak di Jakarta Pusat dieksplorasi dari persepsi umum konsultan pajak Jakarta Pusat terhadap penghindaran pajak secara agresif, persepsi konsultan pajak terhadap kelengkapan dokumentasi pajak klien, dan persepsi konsultan pajak terhadap lingkungan pajak kompetitif. Melalui data yang dikumpulkan dari 103 responden kuesioner dan empat narasumber wawancara semi-terstruktur, ditemukan bahwa konsultan pajak Jakarta Pusat umumnya memiliki persepsi negatif terhadap penghindaran pajak secara agresif, namun masih memiliki toleransi dalam terhadap hal tersebut.
ABSTRACT
This research aims to explore perceptions of tax consultants of Indonesia in general, or specifically in Central Jakarta, on aggressive tax avoidance practices. Aggressive tax avoidance is defined as a grey area between acceptable tax avoidance and unacceptable tax avoidance tax evasion . This research is a replication of a similar research which previously conducted by other researchers in 2014 in Malaysia. This research is a qualitative research which conducted with both quantitative approach through questionnaires , and qualitative approach through through semi structured interviews . In this study, the perceptions of tax consultants in Central Jakarta are explored from the common perception of those tax consultants on aggressive tax avoidance practice itself, on the completeness of the documentation of tax clients, and on competitive tax environment. From the information which are collected from 103 respondents of questionnaires and four respondents of semi structured interviews, it was found that tax consultants in Central Jakarta generally have negative perceptions on aggressive tax avoidance practices, but still have some slight tolerance to it.
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Nur Amalina
Abstrak :
[ABSTRAKbr Fenomena remaja melakukan perilaku agresif semakin banyak ditayangkan di media massa. Salah satu faktor penyebab remaja melakukan perilaku agresif yaitu kurangnya stabilitas emosi, yang terbentuk dari keterlibatan ayah dalam kehidupan sang anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan perilaku agresif remaja madya. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan menggunakan alat ukur Father Involvement Reported Scale yang disusun oleh Finley dan Schwartz (2004), sedangkan perilaku agresif remaja diukur menggunakan Aggression Questionnaire yang disusun oleh Buss dan Perry (1992). Partisipan penelitian ini berjumlah 436 orang siswa-siswi SMA yang berusia 15-18 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan perilaku agresif remaja madya (r=-0,117; p<0,05; two-tailed). Ditemukan pula adanya beberapa korelasi signifikan antara keterlibatan ayah dan dimensi-dimensi perilaku agresif. Terdapat hubungan signifikan negatif antara keterlibatan ayah dengan agresi fisik (r=-0,134; p<0,01; two-tailed) dan sikap permusuhan (r=-0,181; p<0,01; two-tailed); serta hasil signifikan positif antara keterlibatan ayah dengan agresi verbal (r=0,130; p<0,01; two-tailed).;Many adolescent aggressive behaviors appeared in media. One of the factors influencing those aggressive behavior is lack of emotional stability, which formed from father involvement in adolescent’s life. The purpose of this research is to examine the correlation between father involvement and middle adolescent aggressive behavior. Father involvement was measured by Father Involvement Reported Scale (Finley & Schwartz, 2004), whereas adolescent aggressive behavior was measured by Aggression Questionnaire (Buss & Perry, 1992). Research participants were 436 high school students aged 15-18 years old. The result of this study indicate that there is significant correlation between father involvement and middle adolescent aggressive behavior (r=-0,117; p<0,05; two-tailed). There are another findings that father involvement has significant correlation with aggressive behavior dimensions, namely physical aggression, hostility, and verbal aggression. There is negative significant correlation between father involvement and both physical aggression (r=-0,134; p<0,01; two-tailed) and hostility (r=-0,181; p<0,01; two-tailed); positive significant correlation between father involvement and verbal aggression (r=0,130; p<0,01; two-tailed)., Many adolescent aggressive behaviors appeared in media. One of the factors influencing those aggressive behavior is lack of emotional stability, which formed from father involvement in adolescent’s life. The purpose of this research is to examine the correlation between father involvement and middle adolescent aggressive behavior. Father involvement was measured by Father Involvement Reported Scale (Finley & Schwartz, 2004), whereas adolescent aggressive behavior was measured by Aggression Questionnaire (Buss & Perry, 1992). Research participants were 436 high school students aged 15-18 years old. The result of this study indicate that there is significant correlation between father involvement and middle adolescent aggressive behavior (r=-0,117; p<0,05; two-tailed). There are another findings that father involvement has significant correlation with aggressive behavior dimensions, namely physical aggression, hostility, and verbal aggression. There is negative significant correlation between father involvement and both physical aggression (r=-0,134; p<0,01; two-tailed) and hostility (r=-0,181; p<0,01; two-tailed); positive significant correlation between father involvement and verbal aggression (r=0,130; p<0,01; two-tailed).]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kent Adrian Gitoharsono
Abstrak :
Latar Belakang: Periodontitis adalah penyakit inflamasi kronis yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan pendukung gigi seperti ligamen periodontal dan tulang alveolar. Periodontitis dapat bersifat agresif dengan melibatkan Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang memiliki kemampuan menginduksi inflamasi melalui produksi dan sekresi beberapa faktor virulensi. Kemampuan A. actinomycetemcomitans untuk menginvasi berperan penting dalam perkembangan periodontitis agresif. Maka dari itu diperlukan penelitian untuk melihat apakah dalam waktu 30 menit bakteri A. actinomycetemcomitans mampu untuk menginvasi sel preosteoklas ketika berinteraksi langsung. Tujuan: Menganalisis internalisasi bakteri A. actinomycetemcomitans ke dalam sel preosteoklas pasca infeksi 30 menit. Metode : Eksperimental secara in vitro dengan sel preosteoklas yang dikultur dari bone marrow cells (BMC) mencit diinfeksikan dengan bakteri A.actinomycetemcomitans (ATCC 29522) selama 30 menit, kemudian sel preosteoklas dilisis dan dikultur untuk melihat apakah terjadi internalisasi bakteri. Hasil: Koloni bakteri A. actinomycetemcomitans intraseluler (ATCC 29522) yang terbentuk pada kultur agar menandakan adanya internalisasi bakteri dari hasil lisis sel preosteoklas yang sudah diinfeksikan dengan bakteri A. actinomycetemcomitans (ATCC 29522). Kesimpulan: Terjadi internalisasi bakteri A. actinomycetemcomitans ke dalam sel preosteoklas setelah diinfeksi selama 30 menit yang merupakan salah satu mekanisme pertahanan bakteri A.actinomycetemcomitans yang berpotensi berperan dalam perkembangan periodontitis agresif. ......Background: A chronic inflammatory condition called periodontitis causes harm to the tissues that support the teeth, including the alveolar bone and the periodontal ligament. Aggregatibacter actinomycetemcomitans, which has the capacity to cause inflammation by the synthesis and secretion of various virulence factors, may play a role in aggressive periodontitis. The invasion potential of A. actinomycetemcomitans is crucial to the emergence of aggressive periodontitis. Therefore, more study is required to determine whether A. actinomycetemcomitans can invade preosteoclast cells within 30 minutes of direct contact. Purpose: To analyze the internalization of A. actinomycetemcomitans into preosteoclasts cells after being infected for 30 minutes. Methods: Experimental in vitro with preosteoclasts cells cultured from bone marrow cells (BMC) of mice infected with A.actinomycetemcomitans bacteria for 30 minutes, then preosteoclasts cells were lysed and cultured to see if bacterial internalization occurred. Results: A. actinomycetemcomitans bacterial (ATCC 29522) colonies formed on agar culture indicates the internalization of bacteria from the lysis of preosteoclasts cells that had been infected with A. actinomycetemcomitans (ATCC 29522). Conclusion: There was internalization of A. actinomycetemcomitans into preosteoclasts cells after being infected for 30 minutes, which is one of the defense mechanisms of A. actinomycetemcomitans and has the potential to play a role in the development of aggressive periodontitis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>