Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Kamelia Dewi Muliani
Abstrak :
Salah Satu tujuan dari Program Peningkatan Perilaku Disiplin Guru adalah menciptakan suasana yang nyaman dan tertib dalam sekolah. SDN Krukaut 3 terletak diperbatasan desa dan kota, dengan fasilitas sekolah yang belum memadai. Fasilitas yang kurang memadai tidak akan menjadi masaljah jika diimbangi dengan ketertiban dalam kegiatan belajar mengajamya. Guru merupakan wjung tombak pendidikan, salah satu perannya adalah menjadi penegak kedisiplinan sekolah Sebagai penegak kedisiplinan gum harus mentaati peraturan yang ada, agar dapat menjadi contoh yang baik Situasi yang, dapat diamati di SDN Krukut 3 adalah guru sering keluar kelas saat jam pelajaran hanya untuk membaca koran, berbincang-bincang dengan sesama guru bahkan merokok. Tujuan utama dari program intervensi adalah meningkatkan perilaku disiplin guru dalam mentaati perafuran. Program Peningkatan perilaku disiplin guru dilakukan melalui pendekatan appreciative inquiry. Appreciative Inquiry diharapkan menjadi alternatif bara dalam melakukan perubahan suatu organisast.Appreciative Inquiry berusaha menemukan hal-hal terbaik yang terdapat pada guru, sekolah dan lingkungan sekitamya. Sebuah seni berianya positif untuk memahami, mengantisipasi dan memperkuat potensi positif yang dimiliki guru. Sebagai panti dari mencari sumber permasalahan dilakukan afirmasi tentang topik perubahan. Perubahan melalui Appreciative Inquiry melalui tahapan discovery, dream, design dan destiny. Mempbutuhkan waktu 3 bulan untuk mengevaluasi keberhasilannya program intervensi ini. Meski demikian telah dibuat suatu seg ene bersama untuk mencapai” perilaku gum taat peraturan” Tahapan lanjutan _ program intervensi peningkatan perilaku disiplin guru masih diperiukan dilanjutkan metalui pelatihan,. workshop dan diskusi sesuai dengan kebutuhan guru. ...... The purpose of the program of Developing the Teacher’s Discipline is to create comfortable and deductive situation. SDN Knuikut 3, Limo, Depok ts located at the outskirts with the inadequate facilities. Basically the inadequate facilities will not be the problem that the school has to face on as long as the maintenance of the discipline at the teaching and learning process ts conductively done. As the main person in the teaching and learning process, teachers too must be able to maintain the discipline both in the classroom and outside the classroom. Thus, in becoming the role model for the students, the teachers too must obey and follow the rules applied in school. But in reality that happened in SDN Kmikut 3, Limo, Depok, the teachers manage to skip the class by leaving the classroom during the teaching and learning process, reading the newspaper in the teacher’s lounge and worst above all smoking. The purpose of this intervention is for the teachers understand and oblige themselves with the rules provided, in order fo maintain the teaching and learning process as well as they can. This program is done by using the appreciative inquiry approaches. Hoping by using these approaches can be chosen as the altemative way to make changes in an organization. Appreciative Inquiry is applied to seek out the positive potentials from teachers, schools and the school’s environment. It is a kind of the art of asking to understand, appreciate and to strengthen the positive potentials that the teachers have. As it is already affirmed in seeking for the main problem to make the changes. These approaches are done through some steps, those are Discovery, Dream, Design and Destiny. And for the evaluation for this program, it takes 3 months. The agreement fs already settled to obtain the “Teacher’s Attitude towards Rules’. Stil] the continuation of this intervention is required through the training, workshop and so on based on the needs required.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamelia Dewi Muliani
Abstrak :
Salah satu tujuan dari Program Peningkatan Perilaku Disiplin Guru adalah menciptakan suasana yang nyaman dan tertib dalam sekolah. SDN Krukut 3 terletak diperbatasan desa dan kota, dengan fasilitas sekolah yang belum memadai. Fasilitas yang kurang memadai tidak akan menjadi masalah jika diimbangi dengan ketertiban dalam kegiatan belajar mengajarnya. Guru merupakan ujung tombak pendidikan, salah satu perannya adalah menjadi penegak kedisiplinan sekolah. Sebagai penegak kedisiplinan guru harus mentaati peraturan yang ada, agar dapat menjadi contoh yang baik. Situasi yang dapat diamati di SDN Krukut 3 adalah guru sering keluar kelas saat jam pelajaran hanya untuk membaca koran, berbincang-bincang dengan sesama guru bahkan merokok. Tujuan utama dari program intervensi adalah meningkatkan perilaku disiplin guru dalam mentaati peraturan. Program Peningkatan perilaku disiplin guru dilakukan melalui pendekatan appréciative inquiry. Appréciative Inquiry diharapkan menjadi alternatif baru dalam melakukan perubahan suatu orgànisasiAppreciative Inquiry berusaha menemukan hal-hal terbaik yang terdapat pada guru, sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sebuah seni bertanya positif untuk memahami, mengantisipasi dan memperkuat potensi positif yang dimiliki guru. Sebagai ganti dari mencari sumber permasalahan dilalaikan afirmasi tentang topik perubahan. Perubahan melalui Appréciative Inquiry melalui tahapan discovery, dream, design dan destiny. Membutuhkan waktu 3 bulan untuk mengevaluasi keberhasilannya program intervensi ini. Meski demikian telah dibuat suatu kesepakatan bersama untuk mencapai "perilaku guru taat peraturan" Tahapan lanjutan dari program intervensi peningkatan perilaku disiplin guru masih diperlukan dilanjutkan melalui pelatihan,, workshop dan diskusi sesuai dengan kebutuhan guru.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candi Prima Sari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraidah
Abstrak :
Remaja merupakan masa peralihan dari anak anak menuju dewasa terjadi perubahan fisik, kognitif, psikososial dan psikoseksual yang menyenangkan sekaligus menakutkan bagi remaja. Karakteristik remaja yang sudah mulai mandiri mampu mengambil keputusan dalam hidupnya, demikian halnya dengan keputusan untuk tetap patuh minum ARV yang tentunya dengan didukung oleh teman dan keluarga serta petugas Kesehatan. Kepatuhan dalam pengobatan ARV menjadi tantangan dalam pengobatan ARV, karena minum ARV dilakukan seumur hidup sehingga bisa menimbulkan rasa jenuh dan bosan dalam menjalankan terapi ARV. Tujuan penelitian ini adalah mengekplorasi secara mendalam pengalaman remaja dalam mempertahankan kepatuhan ARV. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan appreciative inquiry yang teridiri dari tahap discovery, dream, design dan destiny. Adapun tahapan AI yang digunakan peneliti hanya tahap discovery dan dream. Analisis yang digunakan menggunakan analisis tematik. Penelitian ini mengungkap pengalaman 10 partisipan remaja yang patuh mengikuti terapi ARV sehingga kondisi badannya tetap sehat dan dapat hidup normal. Ada tujuh tema yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu menjalankan kehidupan, hidup normal, menghidupkan alarm minum obat, ingin sehat, minum obat harus tepat waktu, takut menghadapi stigma serta adanya semangat dan harapan. Pelayanan kesehatan diharapkan dapat memperhatikan kondisi psikosial remaja dengan HIV selain kondisi fisik dan pengobatan ARVnya. ...... Adolescence is a transition from childhood to adulthood. There are physical, cognitive, psychosocial, and psychosexual changes that are both fun and frightening for adolescents. Characteristics of adolescents who have started to be independent can make decisions in their lives, as well as the decision to remain adherence in taking ARVs which of course is supported by friends and family as well as health workers. Adherence with antiretroviral treatment becomes a challenge in the treatment of antiretroviral because taking antiretroviral therapy is done for life so that it can cause boredom in running antiretroviral therapy. The purpose of this study is to explore indepth the experiences of adolescents in maintaining ARV adherence. This research is qualitative research with an appreciative inquiry approach that consists of the stages of discovery, dream, design, and destiny. The AI stages used by researchers are only the discovery and dream stages. The analysis used uses thematic analysis. This study reveals the experiences of 10 adolescent participants who adhered to ARV therapy so that their body condition remained healthy and could live a normal life. There are seven themes found in this study, namely running a life, living a normal life, turning on the alarm to take medication, the reason for taking medication, taking medicine must be on time, fear of facing stigma and the spirit and hope. It is hoped that health services can pay attention to the psychological condition of adolescents with HIV in addition to their physical condition and ARV treatment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Tresnahati Ashar
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam rangka pelaksanaan Program kali Bersih (Prokasih), pada tahun 2002 Pemda DKI Jakarta menggusur penghuni liar di sepanjang bantaran kali Angke. Sebagai tindak lanjutnya, Pernda DK! Jakarta mengajak kctcrlibatan Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia dan Perumnas dalam penyediaan sarana perumahan yang layak bagi lcorban gusuran tersebut. Perkembangan komunitas dalam program nelokasi ini belum menunjukkan peningkatan dengan masih rendahnya pendapatan masyarakat dan peningkatan angka pengangguran. Program lntervensi yang dilaksanakan pada komunitas rusun, khususnya RT 09/ I7, dirancang dengan tujuan mengorganisir kelompok usaha bersama yang menjadi motor penggerak roda perekonomian komunitas. Program Imervensi dilakukan dalam delapan sesi pertemuan yang menekankan pada perrumbuhan Community Participation berbasis pada pendekatan Appreciatfve Inquiry melalui tahapan Asset Based Commzmiry Development. Pendekatan dalam proses pembelajaran mcnggunakan Teori Pembelajaran Sosial / Social Learning Theory, sedangkan tehnik yang digunakan adalah stratcgi cdukasi bempa ajakan ajaran agama dan manajemen kelompok kecil. Program intcrvensi ini mencapai target keberhasilan dengan adanya pencapaian sesuai dengan indikator yang telah dikemukakan. Salah satu faktor kcberhasilan adalah program ini diangkat dari aspirasi masyarakat sehingga dapat memperkecil resistensi terhadap program. Demikian pula, hubungan (rapport) yang bisa terbina dengan baik menumbuhkan Irusf dan mempersempit kesenjangan antara inrervemionisz dengan masyarakat. Program ini masih membutuhkan intervensi Ianjutan agar keberlangsungan pemberdayaan komunitas bisa tetap terpelihara.
ABSTRACT
ln 2002. the DK! Jakarta district authorities (Pemda DKI) had displaced all illegal inhabitants along the Angke riverbank, as one of initiatives taken in the Clean River Program (PROKASIH). As a proceeding, Pemda DKI, paired with Buddha Tzu Chi Indonesia Foundation and PERUMNAS, urged to facilitate decent housings for the displaced people. Serving as relocation only, the housings were still unable to lift up the social resistance quality within the new area, which are indicated by the low social income and unemployment rise. The Intervention Program was carried out with the Cinta Kasih Tzu Chi Rusun community, in RT09/l7 area, and designed for organizing joint business groups to encourage local economy. The Intervention Program was conducted in eight meeting sessions, emphasizes the Community Participation growth, based on the Appreciative Inquiry approach in an Asset Based Community Development stages. Besides using Social Leaming theory in the leaming process, religious teaching approach and small groups managements was also used as an educational strategy. The intervention program had achieved its success target based on the initially stated indicators. Among the pi-ogram?s achievement factors are: the low resistance due to the community?s aspiration that generates the program itself initially and well-managed rapports which develops trust and narrows the gap between interventionist and community. The program still requires further advance intervention to maintain sustainability in the community?s seltlreliance.
2007
T34121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Rizkiana Novianti
Abstrak :
[ABSTRAK
Tujuan dari program intervensi ini adalah untuk memberikan penguatan self-esteem pada remaja di kawasan pariwisata Puncak, Cisarua. Intervensi dilakukan menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry, yaitu pendekatan yang berfokus pada pencarian kekuatan dan inti positif dari diri maupun komunitas untuk membangun visi yang ingin diraih bersama. Partisipan dalam intervensi ini adalah siswa SMP PGRI 207 Cisarua, sejumlah 13 partisipan. Intervensi dilakukan dalam satu hari selama 9 jam di lokasi SMP PGRI 207 Cisarua. Pengukuran dampak intervensi dilakukan dengan uji hasil pre-test post-test skala Rosenberg Self Esteem menggunakan analisis statistik Wilcoxon Signed-Rank Test (p= 0.14, los p<0.05), membuktikan bahwa program intervensi dapat memperkuat self-esteem partisipan.
ABSTRACT
The purpose of this intervention was to strengthen adolescent's self esteem in Puncak tourism object, Cisarua. The intervention was carried out by the method of Appreciative Inquiry approach focusing on strength seeking and positive core of either self or community for the sake of establishing vision that is going to be achieved. The participants of this intervention were 13 students in SMP PGRI 207 Cisarua. The intervention took place in SMP PGRI 207 Cisarua for 9 hours. The measurement of intervention effect was computed by the test of pre-test post-test result of Rosenberg Self Esteem scale analized statistically by Wilcoxon Signed-Rank Test (p= 0.14, los p<0.05), the result showed the value of p = 0.014 (p<0.05) and it indicates that the intervention was proven in strengthening participant's self esteem, The purpose of this intervention was to strengthen adolescent's self esteem in Puncak tourism object, Cisarua. The intervention was carried out by the method of Appreciative Inquiry approach focusing on strength seeking and positive core of either self or community for the sake of establishing vision that is going to be achieved. The participants of this intervention were 13 students in SMP PGRI 207 Cisarua. The intervention took place in SMP PGRI 207 Cisarua for 9 hours. The measurement of intervention effect was computed by the test of pre-test post-test result of Rosenberg Self Esteem scale analized statistically by Wilcoxon Signed-Rank Test (p= 0.14, los p<0.05), the result showed the value of p = 0.014 (p<0.05) and it indicates that the intervention was proven in strengthening participant's self esteem]
2015
T44055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Prihastari
Abstrak :
Latarbelakang: Diperlukan program intervensi perubahan perilaku menyikat gigi yang berefek jangka panjang. Tujuan: membandingkan efektivitas metode appreciative inquiry (AI) dengan dental health education (DHE) konvensional terhadap pembentukan otomatisasi habit menyikat gigi. Metode: intervensi komunitas dilakukan dengan rancangan acak pada 164 anak usia 7-8 tahun di kota Madiun. Pengumpulan data dengan wawancara kuesioner dan pemeriksaan intra oral. Hasil: Proporsi anak yang mengalami otomatisasi pada kelompok AI lebih besar (63,8%) dibandingkan dengan kelompok DHE (22,1%) dan berbeda secara signifikan (P = 0.000; OR= 11.9, 95% CI = 4.794-29.497). Kesimpulan: metode appreciative inquiry lebih efektif dalam mengubah perilaku menyikat gigi dibandingkan DHE konvensional. ...... Background: Intervention program to achieve toothbrushing behavioural change with long-term effect still rarely implemented. Objective: to compare the effectiveness of appreciative inquiry (AI) againts conventional health education approach for forming automaticity toothbrushing habit. Methods: Randomized-Community Trial on 164 children age 7-8 years in Madiun City, data collection by interview and intraoral examination. Results: automaticity proportion was significantly higher in the AI group (63,8%) as compared to conventional group (22,1%) (P = 0.000; OR= 11.9, 95% CI = 4.794-29.497). Conclusion: appreciative inquiry was more effective than conventional health education approach for toothbrushing behavior change.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waraouw, Maria Maud Magdalena Theresia
Abstrak :
Kekerasan di sekolah yang dapat dikategorikan sebagai bentuk bullying (Rigby, 1996; Olweus, 1993) sering terjadi terutama di sekolah setingkat SMA (Kompas, 2002; Pikiran Rakyat, 2003; Suara Pembaruan, 2003; Media Indonesia, 2006). Kejadian kejadian seperti perilaku pemalakan, "gencet-gencetan", "senioritas", mewarnai kehidupan interaksi sosial remaja di SMA, dan hal ini dapat terjadi di antara para murid, maupun antara guru dan murid. Untuk mengatasi persoalan sosial seperti bullying, perlu penanganan menyeluruh dan sistematis menyentuh akarnya agar efektif dalam mengurangi bullying. Artinya dalam intervensi bullying maka baik pihak murid, orang tua maupun guru harus sama-sama dilibatkan dalam upaya menurunkan tingkat bullying di institusi tsb. Intervensi di SMA XS dilakukan dengan melibatkan ke tiga pihak tsb, dan yang menjadi laporan tugas akhir ini adalah intervensi yang melibatkan pihak guru. Untuk mendapatkan data obyektif tentang gambaran bullying di SMA XS dilakukan studi base-line menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif yaitu melalui kuesioner, focus group discussion, wawancara dan observasi. Hasil yang didapatkan adalah antara lain konfirnnasi tentang beberapa perilaku guru yang dicirikan sebagai bullying (McEvoy, 2005) Ciri-ciri perilakunya dapat dikategorikan sebagai bullying (Olweus, 1993; Rigby, 1996) karena seringkali memiliki niat untuk menyakiti, dilakukan oleh mereka yang secara struktural lebih berkuasa terhadap mereka yang lebih lemah. Aksi yang dilakukan untuk mendapat kepuasan atau kesenangan ini dipersepsi korban akan berulang. Sebagai upaya intervensi mula-mula dilakukan strategi persuasi untuk membawa sekelompok guru ke dalam diskusi kelompok. Tujuannya agar guru bisa merasakan sendiri apa yang akan dilakukan dalam pelatihan khusus guru tentang pengurangan aksi bullying melalui "membangun komunitas berdasarkan program SAHABAT di sekolah XS". Mengajar orang dewasa membutuhkan strategi yang berbeda. Untuk itu digunakan experiential learning (Kolb, 1984) sebagai bagian dari modul. Namun ternyata teknik ini memancing perilaku yang defensif dari pihak guru sehingga diputuskan untuk menggunakan pendekatan appreciative inquiry (Cooperrider &Whitney, 1999, Whitney & Trosten Bloom, 2003, Bushe, 2001). Teknik ini dilandasi oleh pendekatan psikologi positif, di mana guru di ajak untuk meletakkan masalah di luar dirinya, dalam membahas penyelesaian yang diinginkan. Appreciative Inqury juga dipilih karena singkat, mudah, dan menyenangkan sehingga pada saat teknik ini digunakan untuk membahas masalah tidak nampak rasa capai yang tergambar dalam raut peserta diskusi kelompok. Hasil dari intervensi ini adalah perubahan pemahaman dan pihak guru, dan perubahan sikap dari defensif menjadi kornitmen untuk ikut serta dalam upaya mengurangi bullying di SMA XS. ...... Violence in schools that can be categorized as bullying (Rigby, 1996; Olweus, 1993) is more frequent in high school nowadays (Kompas, 2002; Pikiran Rakyat, 2003; Suara Pembaruan, 2003; Media Indonesia, 2006). This could be any forms of aggression such as teasing, oppressing, act of social exclusion and seniority were part of student's life at school, specifically high school students. Bullying act was practiced between peers and there also teachers bully students (McEvoy, 2005). In an attempt toward developing school intervention to curb bullying, it is believed that a holistic and systemic approach will be more effective as an approach. That means all of the school community members will take their part to contribute actively in reducing bullying. Intervention in reducing bullying act in the high school SMA XS will be studied, and intervention in an effort to enhance teacher's awareness on the impact of bullying toward the victim, teacher's part will be specifically presented on this report. In order to have a perspective about bullying in SMA XS baseline study had been conducted. Quantitative and qualitative method had been developed in the questionnaires and employed through survey on students' perspectives. To have a thorough and deep understanding of the essence of the problem, the other tools for qualitative research e.g. focus group discussion, interviewing and observation had been exercised. Results shown and confirmed that some forms of bullying that had impact on the student-teacher relationships were practiced by teachers (McEvoy, 2005). The characteristics of the acts categorized as bullying (O1weus,1993; Rigby, 1996) includes an initial desire to hurt which is done so by the one who has power or structurally in a high position toward those that weak, physically, psychologically. The act which perceived by the victim threatening had been done so for enjoyment of the bully.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herni
Abstrak :
Manajemen bencana dewasa ini tidak hanya memfokuskan perhatian pada tindakantindakan penyelamatan pasca bencana, namun juga memfokuskan perhatian pada upaya melibatkan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana alam. Wilayah RW 03 Cawang merupakan wilayah rawan banjir dimana sebagian warganya membuang sampah rumah tangganya di kali Ciliwung. Fokus dari intervensi ini adalah pada upaya meningkatkan komitmen warga terhadap lingkungannya. Menurut Davis, Green dan Reed (2009), komitmen lingkungan dapat memprediksi perilaku pro lingkungan seseorang. Individu yang dengan komitmen lingkungan yang tinggi memiliki kecenderungan lebih besar untuk berperilaku pro lingkungan (Davis et al, 2009). Teknik yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan komitmen lingkungan adalah teknik Appreciative Inquiry. Analisis paired sample t-test terhadap peserta workshop Appreciative Inquiry menunjukkan adanya peningkatan rata-rata komitmen lingkungan yang signifikan t(19) = -6.662,p = .000. Dapat disimpulkan bahwa teknik Appreciative Inquiry dapat meningkatkan komitmen suatu komunitas terhadap lingkungannya. ...... Today's disaster management not only focuses attention on the actions of post-disaster rescue, but also focuses attention on efforts to involve the community to reduce the risk of natural disaster and to reduce the underlying factors. The area in RW 2003 Cawang is a flood prone area where some residents throw their domestic household waste into the Ciliwung river. The focus of this intervention is on the efforts to increase the commitment of people to natural environment. According to Davis, Green and Reed (2009), the commitment to environment can predict a person’s pro-environmental behavior. Individuals with a high commitment to the environment have a greater tendency of pro environmental behavior (Davis et al, 2009). A technique that is deemed most appropriate to improve commitment to environment is the Appreciative Inquiry technique. A paired sample t-test analysis on the participants of the Appreciative Inquiry workshop showed a significant change of mean of the commitment with t (19) = -6662, p = 000. It can be concluded that the Appreciative Inquiry technique can improve the community's commitment to the environment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>