Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Roselano
"Layanan perbankan digital adalah layanan perbankan melalui media digital yang dilakukan secara mandiri. Seiring dengan perkembangan waktu dan tuntutan dari masyarakat untuk kredit, produk layanan diluncurkan oleh Digital Banking di Indonesia yaitu Digibank oleh DBS Bank dan Jenius oleh BTPN Bank, berupa Digibank Personal Loan dan Jenius Flexi Cash, yang merupakan pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada calon debitur yang telah memenuhi persyaratan. Tesis ini memiliki pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana menerapkan pinjaman tanpa agunan dalam perbankan digital? dan 2) Apa risiko yang mungkin terjadi bagi bank dan pelanggan terhadap pinjaman tanpa agunan yang disediakan oleh perbankan digital?.
Tesis ini menggunakan metode penelitian normatif yuridis. Bank digital ini terkait dengan Pasal 2 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 42 / POJK.03 / 2017 tentang Kewajiban Penyusunan dan Implementasi Kebijakan Pinjaman atau Pembiayaan Bank untuk Bank Umum telah melakukan manajemen risiko dengan bantuan Teknologi Informasi, Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), dan Elektronik Kenali Pelanggan Anda. Baik Pinjaman Pribadi oleh Digibank dan Flexi Cash oleh Jenius juga menerapkan prinsip 5C + 7P + 3R pada proses analisis dan penilaiannya. Meskipun kedua bank ini telah melakukan berlapis-lapis manajemen risiko, namun risiko kegagalan pembayaran masih tinggi karena Bank memberikan batas kredit yang tinggi kepada pelanggan yang tidak mampu melakukan pembayaran dalam jumlah yang sedemikian tinggi. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan untuk membuat peraturan khusus yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai pedoman untuk sistem aplikasi pinjaman tanpa agunan di Perbankan Digital di Indonesia.
Digital banking services are banking services through digital media which are carried out independently. Along with the development of time and demands from the community for credit, a service product launched by Indonesian Digital Banking which are Digibank by DBS Bank and Jenius by BTPN Bank, called Digibank Personal Loan and Jenius Flexi Cash, which is an unsecured loan given to prospective debtors who has met the requirements. This thesis has research questions of  How to implement unsecured loan in digital banking? and 2) What are the possible risks for banks and customers towards the unsecured loan provided by digital banking?.
This thesis uses the normative juridical for its research method. These digital banks in regards to Article 2 of the Financial Service Authority (OJK) Regulation No. 42/POJK.03/2017 concerning Obligations for the Compilation and Implementation of Loan Policy or Bank Financing for Commercial Banks has conducted risk management with the help of Information Technology, Financial Information Service System (SLIK), and Electronic Know Your Customer. Both Personal Loan by Digibank and Flexi Cash by Jenius also implements the 5C + 7P + 3R principles on its analysis and assessment process. Although both of these banks has conducted layers of risk management, however, the risk of failure to payment is still high since Banks somewhat provides a high limit of credit to customers who does not capable to make any repayment in that such a high amount. Hence, the author recommends for a specific regulation to be established by the Financial Service Authority as a guidelines for the system of unsecured loan application in Indonesian Digital Banking."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua
"Konsep layanan pada loket Teller di sektor perbankan saat ini selain tidak efisien juga tidak melibatkan peran Nasabah. Menyikapi kondisi tersebut, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, diperlukan produk digital baru yang dapat mengakomodir permasalahan tersebut dengan tetap menjaga pengalaman Nasabah selama bertransaksi di kantor cabang. Dengan kata lain, implementasi produk digital baru harus menguntungkan semua pihak, baik dari sisi bank maupun dari sisi Nasabah. Khusus dari sisi Nasabah, diperlukan investigasi khusus untuk memastikan bahwa produk-produk baru yang diimplementasikan oleh bank tetap mencapai kepuasannya sehingga Nasabah tetap ingin mempercayakan proses keuangannya kepada perusahaan perbankan tertentu. Dengan menggunakan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) melalui penyebaran kuesioner kepada 385 responden, dapat disimpulkan bahwa aspek ekspektasi performa, ekspektasi usaha, dan motivasi hedonis merupakan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan Nasabah selama menggunakan produk digital, sementara aspek pengaruh sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

In the banking industry, the current service concept at the Teller counter is not only ineffective but also neglects role of the customer. In order to respond the situation, a new digital product is required to address the issues and to maintain the customer experience during transactions. In other words, the introduction of a new digital product must be advantageous for both the bank and the costumer side. Particularly from the customer's perspective, a special investigation is required to ensure that the bank's digital product continue to satisfy customers and encourage them to continue entrusting their financial transactions to specific banking institutions. Using Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) model through questionnaire spread to 385 respondents, it was concluded that performance expectancy, effort expectancy, and hedonic motivation are the factors that have a significant influence to customer acceptance when using digital product, meanwhile social influence didn’t have significant influence.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Februyanto Maranda
"ABSTRAK
Bank XYZ berkomitmen memberikan layanan perbankan terdepan kepada nasabah dan perkembangan teknologi digital yang mendorong bank untuk bertumbuh lebih cepat melalui pengembangan layanan digital banking untuk meningkatkan pertumbuhan nasabah baru dan meningkatkan kemudahan transaksi perbankan. Dengan bertambahnya pemanfaatan teknologi informasi melalui penerapan layanan digital banking terbaru, maka bertambah juga ancaman terhadap keamanan informasi yang perlu diantisipasi untuk memastikan prinsip kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan suatu informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan risiko-risiko terhadap layanan digital banking dan merancang suatu kebijakan keamanan informasi sebagai bagian dari alat kontrol terhadap risiko keamanan informasi pada digital banking. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode kualitatif dengan melakukan analisis melalui observasi secara langsung dan juga pada dokumen internal bank yang terkait dengan layanan digital banking terbaru. Penelitian ini membahas aktivitas manajemen risiko dan menentukan kontrol keamanan informasi yang tepat berdasarkan standar ISO 27001:2013. Penelitian ini menghasilkan suatu rancangan kebijakan keamanan informasi mencakup 64 kontrol keamanan dari 114 kontrol yang ada pada Annex A ISO 27001:2013 dan berdasarkan penilaian risiko pada delapan aset informasi dan juga 23 aset pendukung layanan digital banking terbaru dari Bank XYZ. Kontrol keamanan pada ISO 27001:2013 sesuai dengan kebutuhan penerapan keamanan informasi pada Bank XYZ karena dapat mencakup seluruh kerentanan yang ada pada aset digital banking. Rancangan kebijakan ini dapat digunakan bagi Bank untuk pembuatan standar dan prosedur keamanan informasi terkait layanan digital banking.

ABSTRACT
XYZ Bank committed to provide leading banking services to customers and the development of digital technology that encourages banks to grow faster through the development of digital banking services to increase new customer growth and also improve the ease of banking transactions. With the increasing use of information technology in the application of digital banking services, it also increased the threats to the information assets that need to be anticipated to ensure the confidentiality, integrity, and availability of the information. This research aims to determine the possibility of digital banking services risks and design an information security policy as part of the information security risk control. This is a case study research with a qualitative analysis method through direct observation and also on the bank's internal documents related to digital banking services. This research discusses the risk management activities and determines the appropriate information security controls based on the standard from ISO 27001: 2013. The research produced a draft of an information security policy that includes 64 security controls from 114 security controls in Annex A of ISO 27001: 2013 and based on risk assessment from eight information assets and 23 supporting assets of digital banking services from XYZ Bank. Security controls on ISO 27001: 2013 match the requirements for implementing information security at XYZ Bank because it can cover all assets' vulnerabilities that exist in digital banking. The policy can be used as a reference to create standards and procedures related to the information security of digital banking services."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Xena Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana strategi brand extension dari merek induk mempengaruhi niat beli dan niat e-WOM pelanggan pada merek perluasan di industri perbankan, secara khusus Bank BCA. Hubungan ini dimediasi oleh brand perceived value dari merek perluasan. Pengumpulan data dilakukan dengan survei online kepada nasabah Bank BCA dan 255 respon berhasil dikumpulkan untuk analisis data lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan model persamaan struktural (SEM) menggunakan Smart-PLS untuk menguji hipotesis. Hasilnya, brand attitude dan brand loyalty dari Bank BCA berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand perceived value Bank BCA Digital. Brand perceived value Bank BCA Digital berpengaruh positif dan signifikan terhadap (re)purchase intention dan e-WOM intention Bank BCA Digital.

This study aims to examine how the brand extension strategy of the parent brand influences the purchase intention and e-WOM intention of customers on brand extensions in the banking industry, specifically Bank BCA. This relationship is mediated by brand perceived value of the brand extension. Data were collected using an online survey to Bank BCA customers and 255 responses were successfully gathered for further data analysis. This study employed a structural equation modelling (SEM) using Smart-PLS to test the hypotheses. As a result, brand attitude and brand loyalty of Bank BCA have a positive and significant effect on brand perceived value of Bank BCA Digital. Brand perceived value of Bank BCA Digital has a positive and significant effect on (re)purchase intention and e-WOM intention of Bank BCA Digital."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Grace Nathalia
"Customer Due Diligence adalah kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan oleh bank sebagai penyedia jasa keuangan untuk memastikan transaksi sesuai dengan profil, karakteristik, dan/atau pola transaksi calon nasabah, nasabah, atau walk in pelanggan. Bank wajib menerapkan prinsip Customer Due Diligence. Penerapan prinsip Customer Due Diligence dilakukan berdasarkan ketentuan internal masing-masing bank (self regulatory banking) namun tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap Bank wajib memiliki unit kerja khusus untuk program anti pencucian uang . Bank juga diminta melaporkan kepada otoritas jasa keuangan dan PPATK jika ada transaksi yang dianggap mencurigakan atau bila ada nasabah mencurigakan yang menolak mengikuti seluruh proses uji tuntas nasabah yang ditetapkan bank. Penerapan Customer Due Diligence yang dilakukan oleh Bank Digital X dapat dikatakan cukup baik dan telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Bank X sebagai Bank Digital mematuhi peraturan pemerintah. Tidak pernah ada indikasi tindak pidana pencucian uang yang dilakukan oleh nasabah atau calon nasabah dari Bank X, sehingga tidak pernah ada laporan ke PPATK

Customer Due Diligence is an activity in the form of identification, verification, and monitoring carried out by banks as Financial Services Providers to ensure transactions are in accordance with the profile, characteristics, and/or transaction patterns of prospective customers, customers, or walk in customers. Banks are required to apply the principle of Customer Due Diligence. The application of the principles of Customer Due Diligence is made based on internal regulations by each bank (self regulatory banking)but must not conflict with the prevailing law and regulations.. Each Bank must have a special work unit for the anti-money laundering programs. Banks are also asked to report to the financial services authority and PPATK if there is any transaction that is considered suspicious or when there are suspicious customers who refuse to follow all customer due diligence processes set by the bank. The implementation of Customer Due Diligence carried out by Bank Digital X can be said to be quite good and has complied with the applicable regulations. Bank X as a Digital Bank complies with government regulations. There has never been any indication of money laundering crimes committed by customers or prospective customers from Bank X, so there has never been a report to PPATK."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Akiela Fahlerie Zea
"Banyak susunan perbankan tradisional telah berubah sebagai akibat dari revolusi teknologi baru di sektor keuangan. Beberapa elemen telah memengaruhi opini masyarakat tentang pentingnya perbankan digital. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk memberikan nilai lebih kepada konsumen adalah dengan menghadirkan transformasi digital yang dirancang khusus untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi mereka serta menggunakan perangkat mobile seperti ponsel untuk mengakses layanan perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh performance expectancy, effort expectancy, facilitating conditions, hedonic motivation, habit, dan price value terhadap behavioral intention untuk mengadopsi penggunaan bank digital. Penelitian ini mengumpulkan data dari 243 responden berusia 17-27 tahun yang berdomisili di Jabodetabek, memiliki pengalaman bertransaksi secara luring, dan memiliki setidaknya satu rekening bank digital. Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) kemudian digunakan untuk memproses data yang dikumpulkan. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa effort expectancy, facilitating conditions, dan habit berpengaruh positif terhadap behavioral intention untuk menggunakan bank digital.

Many traditional banking arrangements have changed as a result of the financial sector's new technological revolution. Some of the elements that have influenced people's opinions of the significance of digital banking.  One method the company seeks to provide consumers with more value is by delivering digital transformations that are especially designed to match their needs and preferences and that use mobile devices such as cell phones to access banking services. This study aims to examine the effect of performance expectancy, effort expectancy, facilitating conditions, hedonic motivation, habit, and price value to behavioral intention of adopting digital banking. This study collects data from 243 respondents aged 17 to 27 who live in Jabodetabek area, had experienced to do offline transaction, and have at least one digital bank account. Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) was then used to process the data collected. The findings of this study shows that shows that effort expectancy, facilitating condition, and habit has a positive effect on behavioral intention on using digital banking."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafania Kinasih Rus Effendi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi niat perilaku terhadap adopsi bank digital, terutama ditinjau oleh teori penerimaan teknologi, norma subjektif, konfirmasi keamanan dan risiko Covid-19 yang dirasakan. Model ini dibangun untuk mengevaluasi 9 hipotesis. Penelitian ini menggunakan survei online dan purposive sampling, sehingga 155 responden dikumpulkan dari generasi Z dan Y Indonesia. Kemudian, datadianalisis oleh SEM-PLS dan hasilnya menunjukkan 4 dari 9 hipotesis yang didukung, yaitu perceived usefulness, perceived Covid-19 risk, dan security confirmation tidak secara positif mempengaruhi niat perilaku terhadap adopsi bank digital. Studi ini menemukan bahwa variabel perceived usefulness tidak memediasi hubungan antara kemudahan penggunaan yang dirasakan terhadap niat perilaku dan subjective norms terhadap niat perilaku. Temuan penelitian ini menguntungkan penyedia bank digital dengan memahami faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan meningkatkan atau mengurangi kinerja produk untuk mengevaluasi pendekatan konsumen agar mereka lebih tertarik dalam memilih produk brand. Terlepas dari keterbatasan, diharapkan bahwa hasilnya dapat digunakan untuk perbaikan lebih lanjut dalam subjek. 

This study aims at identifying and analyzing factors that influence the behavioral intention towards digital banksadoption, particularly reviewed by technology acceptance theories, subjective norms, security confirmation and perceived Covid-19 risk. The model was constructed to evaluate 9 hypothesis. This study uses online survey and purposive sampling, resulting 155 respondents were collected from generation Z and Y of Indonesia. Further, data was analyzed by SEM-PLS and the results demonstrated 4 out 9 hypotheses supported, namely perceived usefulness, perceived Covid-19 risk, and security confirmation does not positively affects behavioral intention towards digital banks adoption. Also, it was found that perceived usefulness does not mediates the relationship between both perceived ease of use towards behavioral intention and subjective norms towards behavioral intention.  The findings of this study benefits the digital bank providers by understanding the factors that can increase societal awareness and enhance or reduce product performance to evaluate consumer approach in order for them to be more interested in choosing brand products. Despite the limitation, it is hoped that the result may be used for further improvement in the subject."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyah Fauziyyah
"Skripsi ini membahas mengenai perlindungan hukum bagi nasabah pengguna layanan digital banking. Perkembangan teknologi informasi di bidang perbankan memiliki pengaruh yang signifikan bagi sistem perbankan. Dalam melakukan transaksi keuangan, konsumen mengedepankan aspek kemudahan dan kesederhaan. Pelayanan Perbankan harus bisa melakukan inovasi agar kemudahan nasabah dalam bertransaksi dapat terwujud. Teknologi menyediakan hal tersebut, perbankan harus bisa memanfaatkannya sebagai sarana yang dapat mempermudah aktivitas nasabah, salah satu terobosan baru bagi dunia perbankan adalah digital banking. Di satu sisi, penyelenggaraan digital banking tidak terlepas dari berbagai resiko yang pada akhirnya dapat merugikan nasabah pengguna selaku pihak yang lemah. Perlindungan nasabah menjadi hal yang penting demi terciptanya hubungan antara bank dan nasabah yang sehat. Dalam hal ini, dibutuhkan pengaturan atas penyelenggaraan layanan digital banking, terutama yang terkait dengan perlindungan nasabah penggunanya. Pengaturan tersebut terwujud baik dalam bentuk perjanjian layanan digital banking antara bank dan nasabah maupun dalam bentuk berbagai peraturan yang secara tidak langsung mengatur juga mengenai digital banking yang diterbitkan oleh pemerintah. Kemudian, penulis menganalisis sejauh mana peraturan-peraturan tersebut pada sebuah kasus pembobolan rekening seorang nasabah pengguna layanan digital banking. Berdasarkan hasil analisis penulis, bank belum dapat menerapkan perlindungan nasabah secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek perlindungan nasabah pengguna layanan digital banking berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menganalisis penerapannya pada kasus. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif.

This thesis analyzes the legal protection of users of digital banking services. The development of information technology in the banking sector has a significant influence on the banking system. In conducting financial transactions, consumers prioritize aspects of convenience and simplicity. Banking services must be able to innovate so that customer convenience in transactions can be realized. Technology provides that, banks must be able to use it as a means that can facilitate customer activities, one of the new breakthroughs for the banking world is digital banking. On the other hand, the implementation of digital banking services can not be separated from various risks that ultimately can harm the user’s customers as the weak party. Customer protection is important in order to create a healthy relationship between banks and customers. In this case, strict regulation of digital banking services, especially those that are related to the protection of it’s customers, are needed. The regulations are realized both in the form of digital banking service agreements between bank and customers as well as in the form regulation that indirectly regulate digital banking publications. Furthermore, the author analyzed the extent to which the application of those regulations in a case of digital banking services. Based on the analysis, the digital bank has not implemented the customer protection throughoutly. The purpose of this study is to examine the customer protection aspects of the digital banking service users based on applicable laws and regulations and analyze their application to the case. In this thesis, the authors use the normative juridical research method. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifianka Rahmafebrizsa Buhron
"Kehadiran internet memunculkan fenomena electronic Word-of-Mouth yang menggeser kekuasaan untuk memulai pembicaraan terkait sebuah produk atau jasa dari pemasar ke konsumen. Penelitian ini menganalisis hubungan antara electronic Word-of-Mouth yang ditinjau dari dimensi kualitas, kuantitas, dan keahlian pengirim terhadap purchase intention dalam konteks layanan digital banking Jenius. Penelitian ini juga turut menganalisis peran moderasi brand image dan product involvement di antara electronic Word-of-Mouth dan purchase intention tersebut.
Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode quasi-experiment yang dilakukan secara online. Pengujian dilakukan dengan uji ANOVA dan analisis regresi linier sederhana serta berganda yang menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara electronic Word-of-Mouth yang dimoderasi oleh brand image dan product involvement terhadap purchase intention layanan digital banking Jenius.

The emergence of internet creates the electronic Word-of-Mouth phenomenon which shifts the power to start a conversation about a product or service from marketers to consumers. This research analyzes the relationship between electronic Word-of-Mouth in terms of the dimensions of quality, quantity, and senders expertise towards purchase intention in the context of digital banking services Jenius. This research also analyzes the moderating roles of brand image and product involvement between electronic Word-of-Mouth and purchase intention.
This quantitative research uses an online quasi-experiment method. This research is conducted by using ANOVA test, single and multiple linear regression analysis techniques which discover findings that there is a significant effect between electronic Word-of-Mouth that is moderated by brand image and product involvement towards purchase intention of digital banking service Jenius.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisty Lirasha Adharini
"

Supply chain financing (SCF) merupakan bagian dari layanan trade facility yang diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan likuiditas sambil mengoptimalkan modal kerja. Saat ini, perbankan membangun solusi SCF berbasis layanan digital yang dikenal sebagai digital platform Financial Supply Chain Management (FSCM). Studi kasus pada penelitian ini akan menggunakan Bank X sebagai objek studi kasus, dimana Bank X merupakan salah satu Bank BUMN Indonesia. Digital platform FSCM telah dibangun oleh Bank X sejak tahun 2014, yang mana pengembangan platform tersebut dilakukan melalui kerjasama fee sharing dengan pihak ketiga. Seiring dengan peningkatan penggunaan platform FSCM, terdapat permasalahan peningkatan biaya yang besar sebagai akibat meningkatnya financing bank. Hal tersebut dikarenakan melalui mekanisme fee sharing, maka besarnya cost ditentukan dari besarnya financing yang terjadi melalui platform. Untuk itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai metode yang seharusnya digunakan oleh perbankan dalam mengembangkan digital platform-nya, dalam hal ini digital platform FSCM. Berbagai hal yang harus dianalisis antara lain dilihat dari sisi biaya, manfaat, dan risiko, dengan menggunakan analisis cost dan benefit melalui perhitungan cash flow projection, mengukur besarnya Return on investment (ROI), Payback period (PP), Net present value (NPV), dan Profitability index (PI). Perbandingan cost and benefit akan dilakukan atas tiga alternatif metode pengembangan digital platform, yaitu metode fee sharing, metode out sourcing, dan in sourcing.


Supply chain financing (SCF) is part of the trade facility service which is expected to help companies to obtain liquidity while optimizing working capital. Currently, banks are building a digital services-based of SCF solution, known as the Financial Supply Chain Management (FSCM) digital platform. The purpose of this research is to know the costs and benefits comparison of FSCM digital platform development on 3 (three) different platform development methods : Software as a System (SaaS), Purchasing System (Out-Sourcing), and In house development (In-Sourcing). This research combines literature study and company observations. The literature study is obtained through books, journals, thesis, and also several websites related to cost and benefit analysis studies. The company observation will use one of the biggest BUMN Bank in Indonesia as the case study object. This findings can be used as reference for banking to determine which digital platform development method is more suitable with their preferences.

"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>