Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahjoe Alkasah Gunawan Soeriakartalegawa
"Dewasa ini, produser menghadapi persaingan yang ketat untuk memasarkan berbagai barang. Oleh karena itu, pemasaran produk sekarang lebih menekankan kepada pelayanan kebutuhan pasar. Untuk dapat memenuhi hal ini, maka pemasar / produser memerlukan data yang lebih akurat itiengenai perilaku konsumen antara lain perilaku pembelian. Dengan adanya pengetahuan yang lebih akurat mengenai perilaku membeli ini maka diharapkan produser dapat mengarahkan produknya sesuai dengan kebutuhan pasar. Loudon dan Delia Bitta (1988) mengatakan bahwa ada satu jenis perilaku pembelian yang dikenal dengan nama pembelian impulsif atau pembelian tanpa perencanaan.
Hasil penelitian Dennis W Rook (1987 dalam Berkowitz. Kerin. Rudelius, 1989) menyatakan bahwa mereka mempunyai persepsi tertentu terhadap pembelian impulsif yang biasa mereka lakukan. Ada beberapa hipotesa yang telah mengulas pembelian impulsif, namun dengan melihat uraian yang diberikan Dennis terkesan bahwa hipotesa mengenai proses pembelian yang ada hubungannya dengan konsep-diri lebih sesuai untuk memperoleh jawaban sebagai hal yang berhubungan dengan pembelian impulsif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep-diri dengan pendekatan 'multiple component'. Konsep-diri ini terdiri dari konsep-diri aktual, konsep-diri sosial, konsep-diri ideal. Perilaku seseorang merupakan cerminan dari konsep-dirinya. Dari segi perkembangan, konsep-diri ini merupakan suatu aspek penting pada remaja, oleh karenanya remaja dipilih sebagai sampel penelitian. Hurlock (1984) kemudian menjelaskan bahwa di antara konsep-diri-konsep-diri ini bisa terjadi diskrepansi/kesenjangan, antara lain diskrepansi antara konsep-diri aktual dengan konsep-diri ideal serta diskrepansi antara konsep-diri aktual dengan konsep-diri ideal. Buskirk dan Buskirk (1979) menjelaskan bahwa adanya kesenjangan ini menyebabkan seseorang lebih mudah tergiur untuk membeli barangbarang. Selain itu, dari hasil 'mini focus group' yang telah diadakan sebelumnya bahwa banyak remaja melakukan pembelian pakaian secara impulsif. Oleh karenanya peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara diskrepansi konsep-diri dengan pembelian pakaian secara impulsif.
Penelitian ini dilakukan terhadap 92 orang remaja yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya (Cinere, Ciputat dan sebagainya). Kepada mereka diberikan kuesioner yang terdiri dari data kontrol, alat pengukuran konsep-diri dan alat yang mengggambarkan perilaku pembelian pakaian secara impulsif.
Dari hasil penelitian ternyata pada remaja di Jakarta, semakin tinggi diskrepansi konsep diri aktual dengan konsep diri ideal akan diikuti dengan bertambah tinggi pembelian pakaian secara impulsif yang mereka lakukan. Beberapa hal menarik lain yang diteraukan adalah remaja Jakarta cenderung inelakukan 'reminder impulse buying' serta 'planned impulse buying'. Selain itu kebanyakan dari mereka menganggap bahwa potongan harga, promosi di TV, penyajian yang rapih dan teratur merupakan kriteria yang dipertimbangkan untuk membeli pakaian.
Beberapa hal yang menjadi bahan diskusi dan bisa dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut adalah penggunaan sampel dengan kelompok usia yang berbeda, pembuatan profil psikografis, pembuatan item-item yang standar untuk mengukur diskrepansi konsep-diri, penelitian pada jenis produk yang lebih beraneka ragam, serta melihat juga hubungan antara diskrepansi konsep-diri sosial dengan konsep-diri ideal sosial."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka Febriana
"ABSTRAK
Dunia e-commerce lahir seiring dengan perkembangan dalam bidang bisnis yang dipadupadankan dengan kemajuan teknologi. Meningkatnya aktivitas sosial dengan menggunakan teknologi turut berperan dalam merekahnya bidang bisnis sehingga menghasilkan istilah social commerce. Suatu fenomena social commerce yang sedang terjadi diantaranya adalah situs Group Buying, yang menggunakan konsep pembelian kolektif dan keterbatasan waktu untuk mendapatkan potongan harga. Penggunaan konsep ini dinilai mampu mendorong pengguna situs untuk melakukan pembelian secara impulsif. Pembelian impulsif terjadi ketika terdapat suatu dorongan secara tiba-tiba untuk melakukan aksi pembelian yang dapat dipicu dari tindakan browsing konsumen. Inilah yang kemudian membentuk aksi impulsif. Dipandang dari kacamata kognisi dan emosi, aksi impulsif terjadi didahului dengan adanya pembentukan pola pikir yang rasional (kognisi) dan dimediasi oleh perasaan (emosi).
Dalam kaitannya dengan situs online, suatu proses kognisi dibentuk dari atribut yang terdapat dalam situs tersebut yaitu merchandise attractiveness, ease of use, enjoyment, dan merchandise communicarion style. Kognisi yang terbentuk kemudian mempengaruhi emosi yang dirasakan pengguna situs baik emosi berbentuk afek positif maupun negatif, dan kemudian mempengaruhi aksi impulsif. Situs Groupon Disdus dipilih sebagai objek penelitian dalam hal merupakan pelopor situs Group Buying di Indonesia. Menggunakan aplikasi Lisrel sebagai pengolah data, atribut enjoyment memiliki pengaruh paling tinggi terhadap emosi positif pengguna situs Groupon Disdus. Emosi positif ini kemudian mempengaruh browsing yang merupakan tahap awal dalam aksi impulsif. Dengan menyajikan tampilan situs yang lebih atraktif guna menambah enjoyment pengguna situs Disdus, dapat meningkatkan emosi positif pengguna yang kemudian berdampak pada aksi impulsif. Dalam hal perbaikan penelitian, sampel penelitian kiranya dapat diperluas sehingga mengurangi bias gender dan profesi guna menghasilkan hasil yang lebih valid dan reliabel.

ABSTRACT
commerce world was born along with the development in business field and advances in technology. The significant booming on social activity using technology tools also take part for increasement in business field which then resulting the term of social commerce. The phenomenon on social commerce that happenly growing is Group Buying sites which uses the concept of collective purchases and limited time to get the discounted price. The use of this concept can influence the users to buy with impulsive act. Impulse buying occurss when there is a sudden urge to buy something that could be triggered by browsing actions. These then formed an impulse action. Viewed through the lens of the cognition and emotion theory, impulse action preceded by the formation of rational thinking (cognition) and mediated by feelings (emotions). In conjunction with the online site, a process of cognition is formed by the attributes contained in the site.There are merchandise attractiveness, ease of use, enjoyment, and merchandise communicarion style. The cognition that formed influences the emotions of site users, whether positive or negative affect, and then effect impulse action. Groupon site Disdus selected as the research object for it is the pioneer in terms of Group Buying websites in Indonesia. Using Lisrel applications as data processor, attributes enjoyment has the highest influence on positive emotions of Disdus Groupon site's users. The positive emotions then influence the browsing which is the initial stage in impulse action. By presenting more attractive appearance of the site in order to increase user?s enjoyment, Disdus site can increase positive emotions which in turn impulse action. In terms of improving the research, the sample would be expanded to reduce gender bias and the profession in order to produce results that are more valid and reliable."
2013
S46980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Ferina Debby Natashya
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh dari generasi Y dan generasi Z pada fashion fanship, sikap, dan pembelian impulsif dari pembeli pria. Dengan menggunakan metode multiple regression, pada penelitian ini ditemukan bahwa fashion fanship dan generasi memiliki pengaruh yang positif pada pengeluaran untuk pembelajaan fashion. Sedangkan untuk sikap terhadap fashion dan pembelanjaan impulsif tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada pengeluaran fashion. Dengan menggunakan 300 responden dari daerah Jabodetabek ditemukan hasil bahwa Generasi Y memiliki kecenderungan berbelanja yang lebih sering dibandingkan dengan Generasi Z. Sedangkan untuk fashion fanship, sikap, dan pembelian impulsif pada generasi Y tidak memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dibandingkan generasi Z.

This research is intended to look at the impacts of generation Y and generation Z on fashion fanship, Sikaps and impulsive buying of male shoppers. By using multiple regression method, it is revealed that fashion fanship and generation have positive impact on fashion spending. While on the other hand, Sikap and impulse buying do not have a significant effect on fashion spending. By using the responses from 300 respondents from Jabodetabek area, it is found that Y generation has purchasing tendency that is more often than Z generation. While for fashion fanship, sikap and impulse buying, the trend for Y generation is not higher than Z generation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Kristian Yudha
"Salah satu bentuk perilaku konsumen yang tidak terencana adalah terjadinya impulse buying. Industri ritel, terutama hypermarket, berkembang seiring dengan perubahan di masyarakat dan dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hypermarket Carrefour dipilih sebagai objek penelitian karena perkembangannya yang cukup pesat di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana pengaruh karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, dan penghasilan), tipe produk, serta store atmosphere terhadap tendensi pembelian impulsif dan frekuensi pembelian impulsif. Penelitian ini menggunakan T-Test, One-Way ANOVA, serta analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, penghasilan), tipe produk, dan store atmosphere memiliki pengaruh terhadap tendensi pembelian impulsif. Karakteristik demografis (jenis kelamin, penghasilan) dan store atmosphere juga memiliki pengaruh terhadap frekuensi pembelian impulsif.

Impulse buying is one form of unplanned consumer behavior. Retail industry, especially hypermarket, evolves with changes in society and in recent years has expanded rapidly in many parts of the world, including Indonesia. Carrefour is chosen to be the research object in term of its significant development in Indonesia. This research tried to see how is the influence of demographic (sex, income, and age), product type, and store atmosphere affect to impulse buying tendency and impulse buying frequency. This research is using TTest, One-way Annova and regression analysis. The results of this research showed that demographics (gender, age, income), product type, and store atmosphere have effect on impulse buying tendency. The results of this research also indicate that demographics (gender, income), and store atmosphere have effect on impulsive buying frequency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29460
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhini Risfa Jacinda
"ABSTRACT
Tingginya tingkat persaingan antara penyedia e-wallet adalah salah satu faktor yang mempengaruhi persaingan antara penyedia e-wallet. Persaingan harga adalah strategi penetapan harga yang terkait dengan peran negatif harga. Dalam studi sebelumnya, ditemukan bahwa peran negatif harga yang terdiri dari mavenisme harga, kesadaran nilai, kesadaran harga dan kecenderungan penjualan mempengaruhi perilaku pembelian impulsif. Meningkatnya perkembangan e-wallet juga mempengaruhi pola konsumsi generasi sekarang yang memiliki banyak kebutuhan untuk pengembangan teknologi dan digitalisasi termasuk e-wallet. Semakin banyak dompet elektronik adalah salah satu alat pembayaran tertinggi yang digunakan oleh generasi milenial. Perilaku pembelian impulsif yang bergerak dari emosi, perasaan, keinginan, dan rasionalitas dapat terjadi pada semua orang di latar belakang apa pun. Penelitian ini ingin mengetahui apakah harga mavenisme, kesadaran nilai, kesadaran harga, kecenderungan jual dan kecenderungan kupon dapat memengaruhi pembelian impulsif pada milenium sebagai pengguna e-wallet GO-PAY dan apakah tingkat religiusitas juga dapat memengaruhi perilaku pembelian impulsif ini. . Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna GO-PAY yang beragama Islam dan generasi milenial, total 338 responden. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan mengolah data kuesioner yang memiliki skala Likert 1-6 menggunakan SPSS 22 dan Lisrel 8.80. Studi ini menemukan bahwa harga mavenisme dan kecenderungan penjualan mempengaruhi pembelian impulsif secara signifikan dan negatif. Sedangkan kesadaran nilai dan kesadaran harga mempengaruhi pembelian impulsif secara signifikan dan positif. Sedangkan kecenderungan kupon kupon dan religiusitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif.

ABSTRACT
The high level of competition between e-wallet providers is one of the factors affecting competition between e-wallet providers. Price competition is a pricing strategy that is related to the negative role of prices. In a previous study, it was found that the negative role of prices consisting of price mavenism, value awareness, price awareness and sales trends influence impulsive buying behavior. The increasing development of e-wallets also affects consumption patterns of the current generation that have many needs for technological development and digitalization including e-wallets. More and more electronic wallets are one of the highest payment instruments used by millennials. Impulsive buying behavior that moves from emotions, feelings, desires, and rationality can occur to anyone in any background. This study wants to find out whether the price of mavenism, value awareness, price awareness, selling tendencies and coupon tendencies can influence impulsive purchases in the millennium as a GO-PAY e-wallet user and whether the level of religiosity can also influence this impulsive buying behavior. . The sample used in this study was GO-PAY users who were Muslim and millennial generation, totaling 338 respondents. This study uses Structural Equation Modeling (SEM) by processing questionnaire data which has a 1-6 Likert scale using SPSS 22 and Lisrel 8.80. This study found that the price of mavenism and the tendency of sales affect impulsive purchases significantly and negatively. Whereas value awareness and price awareness affect impulsive purchases significantly and positively. While the tendency of coupons and religiosity coupons do not have a significant influence on impulsive buying behavior.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Varerina Harviona
"Terdapat 10 Karakter Konsumen Indonesia, salah satunya adalah karakter "Tidak Terencana". Salah satu bentuk perilaku konsumen yang tidak terencana adalah terjadinya Impulse Buying. Industri ritel berkembang seiring dengan perubahan di masyarakat dan dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana pengaruh orientasi kultur (individualis dan kolektivis), geografis, demografis (jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan usia), serta store atmosphere terhadap pembelian impulsif (tendensi dan frekuensi). Penelitian ini menggunakan T-test, One-way ANOVA, serta analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi kultur, demografis (pekerjaan dan penghasilan), serta store atmosphere memiliki pengaruh yang positif terhadap tendensi pembelian impulsif. Orientasi kultur, demografis (jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan usia), serta store atmosphere juga memberikan pengaruh yang positif terhadap frekuensi pembelian impulsif.. Penghasilan dan Store Atmosphere adalah variabel yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap pembelian impulsif.

There are 10 characters of Indonesian consumers, one of the character is "Unplanned Buyers". Impulse buying is one form of unplanned consumer behavior. Retail industry evolves with changes in society and in recent years has expanded rapidly in many parts of the world, including Indonesia. This research tried to see how is the influence of cultural orientations (individualistic and collectivist), geographic, demographic (sex, occupation, income and age), and store atmosphere affect to impulsive buying (frequency and tendency). This research is using T-test, One-way ANOVA and multiple regression analysis.
The results of this research also showed that culture orientation, demographics (occupation and income), and store atmosphere have positive effect on impulsive buying tendency. The results of this research also indicate that culture orientation, demographics (gender, occupation, income, and age), and store atmosphere have significant effect on impulsive buying frequency. Income and Store Atmosphere are the most significant influence variables on impulsive buying."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Nur Maulidya
"Perkembangan teknologi saat merubah perilaku masyakarat yang cendrung senang berbelanja melalui pasar digital atau e commere. Sehingga Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan perilaku konsumen dengan motivasi belanja hedonic dan utilitarian motivasi serta product browsing terhadap online impulsif buying (pembelian impulsif) dengan produk browsing sebagai variabel mediasi produk kosmetik dan fashion konsumen Shopee Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan 150 kusioner secara online dan offline apakah konsumen shopee Jabodetabek pernah melalukan pembelian tidak terencana khususnya produk fashion dan kosmetik. Penentuan sampel dilakukan dengan non-probability dengan purposive sampling. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan smartpls3. Hasil penelitian ini bahwa motivasi belanja hedonic dan utilitarian serta product browsing memiliki pengaruh terhadap online impulsif buying dengan product browsing sebagai variabel mediasi.

he development of technology when changing peoples behavior tends to love shopping through digital markets or e commerce. So this study aims to analyze the effect of changes in consumer behavior by motivating hedonic shopping and utilitarian motivation as well as product browsing on impulsive online buying with browsing products as a mediating variable for cosmetics and fashion products of Jabodetabek Shopee consumers. This research uses a quantitative approach by spreading 150 online and offline questionnaires whether Jabodetabek shopee consumers ever pass unplanned purchases, especially fashion and cosmetic products. Determination of the sample is done by non probability with purposive sampling. The data analysis technique used in this study is Structural Equation Modeling (SEM) Analysis using smartpls3. The results of this study that the motivation of hedonic and utilitarian shopping and product browsing have an influence on impulsive buying online with product browsing as a mediating variable."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Kusumandari
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kontrol-diri (K-D), persepsi ketersediaan
uang (PKU), jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi (SES), dan tingkat usia terhadap
perilaku pembelian impulsif (PPI) pada remaja. Responden adalah 243 laki-laki dan
perempuan, berusia 12-17 tahun, masih bersekolah, menerima uang saku dari
orangtua, tidak bekeija untuk mendapatkan uang, dan berasal dari tingkat sosial
ekonomi tinggi atau rendah. Alat pengumpul data berupa alat ukur kontrol-diri hasil
adaptasi dan modifikasi dari Self-Control Scale, alat ukur perilaku pembelian
impulsif dan alat ukur persepsi ketersediaan uang yang dibuat dalam rangka
penelitian ini. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kontrol-diri,
persepsi ketersediaan uang, dan jenis kelamin secara bersama-sama berpengaruh
terhadap perilaku pembelian impulsif pada remaja. Hasil t-test menunjukkan: (1)
Remaja perempuan memiliki K-D yang secara signifikan lebih tinggi dari pada
remaja laki-laki. (2) Ada perbedaan PPI, K-D, dan PKU yang signifikan antara SES
yang berbeda, Remaja SES tinggi memiliki PPI dan PKU yang lebih tinggi dari pada
SES rendah, tetapi memiliki K-D yang lebih rendah. (3) Remaja awal memiliki PPI
dan PKU yang lebih rendah secara signifikan dari pada remaja pertengahan, tetapi
memiliki K-D yang lebih tinggi. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah metode
pengumpulan data dianjurkan untuk tidak hanya self-report, dan remaja akhir
disertakan sebagai responden sehingga bisa mewakili remaja secara keseluruhan.

ABSTRACT
This research test influence of self-control, perceived money availability,
sex, social economic status (SES), range of age to impulsive buying behavior on
adolescence. Respondent are 243, consisting of boys and girls, from 12 to 17 years
old, students, received pocket money from parent, didn’t work to salary, and came
from high or low social economic status. Self-Control Scale, perceived money
availability scale, impulsive buying behavior scale used to collect data. The result of
multiple regression statistical analysis shows that self-control, perceive money
availability, and sex have significant influence to impulsive buying behavior on
adolescence. T- test shows: (1) Adolescence girls have self-control higher than
adolescence boys, significantly. (2) Adolescence from high SES have impulsive
buying behavior and perceive money availability higher than adolescence from low
SES, significantly, but have lower self-control. (3) Early adolescence have impulsive
buying behavior and perceive money availability lower than middle adolescence,
significantly, but have higher self-control.
"
2008
T37651
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Herlina Limyati
"ABSTRAK
Salah satu gangguan klinis yang dapat terjadi pada masa perkembangan adalah Attention-Deficit Hyperactmty Disorder (ADHD). Terdapat lebih dari separuh populasi anak dengan ADHD yang mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonalnya dengan anak lain, orang tua, dan guru. Perilaku anak-anak tersebut menimbulkan respons negatif dari lingkungan teman sebayanya yang mengakibatkan munculnya tingkat penolakan yang tinggi terhadap mereka. Mereka dianggap mengganggu, sebagai penyebab keributan, sulit menyesuaikan diri, dan mudah
tersinggung. Hal itu dikaitkan dengan karakteristik perilaku mereka yang bersifat
inatentif, hiperaktif, dan impulsif.
Intervensi dini terhadap anak yang menunjukkan simtom ADHD penting untuk dilakukan guna mengurangi kemungkinan munculnya perilaku agresif, oposisional, dan perilaku hiperaktif-impulsif di tahapan usia selanjutnya. Intervensi tersebut diharapkan dapat membantu mengembangkan interaksi yang positif antara orang tua dengan anak serta meningkatkan fungsi adaptasi anak di lingkungan keluarga dan sekolah. Pelatihan keterampilan sosial merupakan salah satu penanganan yang dapat membantu anak dengan ADHD dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas rancangan program pelatihan keterampilan sosial, dalam ha! ini dipilih keterampilan mengikuti instruksi (following
histruction) sebagai sasaran perilaku. Keterampilan mengikuti instruksi ini dipilih
karena merupakan keterampilan yang mendasar untuk dikuasai oleh anak agar dapat
terlibat aktif dalam kegiatan sehari-hari serta merupakan prasyarat untuk menguasai
keterampilan yang lebih kompleks.
Berdasarkan analisis, rancangan program pelatihan ini perlu memusatkan perhatian pada satu aspek perilaku yang lebih spesifik. Selain itu, generalisasi penguasaan keterampilan yang dilatihkan memerlukan waktu yang lebih lama dan perlu dilakukan secara bertahap pada setting yang berbeda-beda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Jane
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh store atmosphere terhadap impulse buying. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang merupakan konsumen toko kosmetik Sephora Plaza Indonesia. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan non-probability sampling serta teknik purposive. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan linier regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa store atmosphere memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap impulse buying yaitu sebesar 51,7% dan sisanya 48,3% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

This study aimed to describe the effect of store atmosphere (exterior, general interior, store layout, and interior (point-of-purchase) display) on shoppers? impulse purchase behavior in Sephora Cosmetic Store at Plaza Indonesia. This study based on the quantitative research. The sample for this study comprised 100 respondent using non-probability sampling and purposive technique. The research used questionnaire as research instrument and analyzed with linear regression. The analytical results of this study indicate that store atmosphere has significant impacts on impulse buying behavior. Store atmosphere effect impulse buying equal to 51,7% and the residue equal to 48,3% affected by other factors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>