Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mortensen, Kurt W.
"A refreshing change from the same old worn-out techniques, "Maximum Influence" presents the life-changing skills and techniques that will help you fulfill all your hopes and dreams! What makes the difference between knowing what you want - and actually getting it? Whether it's wealth, professional success, or stronger relationships, "Maximum Influence" can you help make it real. Combining scientific research and real-world studies, this is the first and only complete catalog of proven techniques for persuasion, influence, and motivation."
New York: American Management Association, 2004
e20438368
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Aprillia Ramadhona
"ABSTRAK
Wacana persuasi muncul tak hanya dalam komunikasi lisan tetapi juga tulisan.
Dalam perkembangannya, wacana persuasi terdapat juga dalam karya-karya sastra
seperti novel yang menitikberatkan elemen persuasi dalam alur cerita. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis wacana persuasi yang terdapat dalam novel The
Alchemist karya Paolo Coelho. Novel ini mengisahkan tentang seorang
penggembala domba bernama Santiago yang sering dipersuasi untuk terus
meneruskan perjalanannya menuju Mesir demi menemukan harta karun di sekitar
Piramida yang pernah berulang kali hadir dalam mimpinya. Lebih khususnya,
penelitian ini akan meneliti strategi persuasi yang dipraktikkan oleh para tokoh
pemersuasi, relasi kuasa masing-masing tokoh dengan Santiago, dan identitas
tokoh Santiago dalam keseluruhan wacana persuasi. Penelitian ini adalah
penelitian berbasis Analisis Wacana Kritis (AWK) dari Norman Fairclough yang
diikuti oleh teori persuasi dari Ehninger, Monroe, dan Gronbeck. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat strategi persuasi dan relasi kuasa yang berbedabeda
yang digunakan oleh para tokoh pemersuasi. Tokoh Santiago pun
ditokohkan pengarang sebagai tokoh yang inferior dalam keseluruhan data. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian dalam karya fiksi yang
berbasis AWK dan berguna untuk mendalami kajian ilmu komunikasi, khususnya
persuasi, secara lebih mendalam.

ABSTRACT
Discourses of persuasion are issued not only in spoken but also written means of
communication. Nowadays, such discourses are discovered in a number of
fictional works like novel, whose narration focuses on persuasion theme. The aim
of this research is to analyze discourse of persuasion issued in The Alchemist, a
novel by a well-known author Paolo Coelho. The novel provides a story about a
shepherd named Santiago, who is frequently persuaded to continue his journey to
Egypt in order to discover treasure nearby the Pyramid that has been recurrently
appeared in his dream. This research is specifically purposed to examine three
points; strategies of persuasion practiced by persuaders in the narrative; power
relations among characters; and Santiago?s identity in the whole persuasive
discourse. The research uses Critical Discourse Analysis (CDA) method proposed
by Norman Fairclough and persuasion theory from Ehninger, Monroe, and
Gronbeck. The result of this study shows that there is variation in the use of
persuasion strategies and the construction of power relation imposed to Santiago.
Moreover, Santiago is also known to be depicted as an inferior character
throughout the discourse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43841
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sahusilawane, Elvina Katerin
"Latar Belakang. Penyalahgunaan zat merupakan masalah global yang berkembang dengan angka kekambuhan yang cukup tinggi. Undang undang no 35 tahun 2009 mewajibkan semua penyalahguna zat untuk mengikuti rehabilitasi, namun terdapat perbedaan pendapat terkait efektifitas terapi berdasarkan keinginan untuk mengikuti rehabilitasi. Faktor yang turut berperan dalam keberhasilan rehabilitasi adalah tingkat kesiapan untuk berubah yang terlihat dari motivasinya. Implikasi UU no 35 dapat dilihat melalui perbedaan tingkat motivasi dan hubungannya dengan karakteristik serta mekanisme koping dari individu yang telah menjalani rehabilitasi berdasarkan keinginannya. Metode. Potong lintang melibatkan 100 orang penyalahguna zat yang telah mengikuti rehabilitasi selama periode bulan Juli-September 2014 di Balai Besar Rehabilitasi BNN. Pengukuran tingkat motivasi dengan instrumen University of Rhode Island Change Assessment Scale (URICA) dan mekanisme koping diukur dengan instrumen Brief-Coping Orientation to Problem Experienced (Brief-COPE). Hasil. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat motivasi antara penyalahguna zat yang mengikuti rehabilitasi secara sukarela dengan yang tidak sukarela setelah mengikuti proses terapi rehabilitasi. Terdapat hubungan antara tingkat motivasi dengan mekanisme koping (nilai p 0.001). Mekanisme koping yang digunakan pada subyek dalam penelitian berupa emotion-focus koping dan skor mekanisme koping yang terbanyak pada tingkat sedang. Simpulan. Tidak terdapat perbedaan tingkat motivasi pada penyalahguna zat yang telah menjalani rehabilitasi berdasarkan keinginan.
Background. Substance abuse is a growing global problem at a fairly high recurrence rate. Indonesia narcotics law no 35 in 2009 requires compulsory treatment for people with drug dependence, nevertheless there are many differences in opinions regarding the effectiveness of therapy based on the willingness to participate. Factors that contribute to the outcomes of rehabilitation s the readiness to change seen by motivation. The implications of the Law No. 35 can be seen through motivational level differences and its relationship with the characteristics and coping mechanisms of substance abusers who have undergone a rehabilitation based on the willingness to be rehabilitated. Method. A crosssectional involving 100 substance abusers who have undergone a rehabilitation program during the period July-September 2014 at BNN rehabilitation center. Motivation level measurement by University of Rhode Island Change Assessment Scale (URICA) instrument and coping mechanism by Brief-Coping Orientation to Problems Experienced (Brief-COPE) instrument. Result. There is no significant differences of motivational level between voluntary and compulsary substance abuser. There is a relationship between the level of motivation with coping mechanisms (p-value 0.001). Coping mechanisms used by the subject is emotionfocused coping with the highest score is at moderate level. Conclusion.There is no difference of motivational level among substance abusers who have undergone a rehabilitation program based on the willingness."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amarina Ashar Ariyanto
"Bagi mahasiswa motivasi merupakan salah satu aspek mental yang berperan besar bagi keberhasilan proses belajarnya. Motivasinya yang tinggi, iklim motivasi yang positif dan dukungan sosial yang mendorong seseorang antuk berprestasi baik merupakan kondisi yang sangat kondusif bagi keberhasilan mahasiswa.
Namun, apakah iklim motivasi yang ada diantara mahasiswa maupun yang dipersepsi sebagai ada oleh mahasiswa. Benar-benar merupakan iklim motivasi yang positif, belum banyak distudi. Motivational Gravity merupakan konsep yang memfokuskan perhatian pada sejauh mana lingkungan (atasan, rekan, bawahan) seseorang mendorong atau mendukung keberhasilan prestasi.
Studi ini menggali tentang bagaimana gambaran motivational gravity pada situasi kerja dan pada situasi kemahasiswaan. Apakah atasan, baik pria maupun wanita, akan kerja pria maupun wanita akan mendorong atau akan menghambat rekan kerjanya yang menunjukkan prestasi menonjol.Dan pada situasi kemahasiswaan, apakah mahasiswa senior pria maupun wanita dan rekan mahasiswa lainnya akan mendorong atau menghambat rekan mahasiswa tertentu yang berprestasi baik.
Ada 4 kemungkinan kombinasi Motivational Gravity yang bisa terjadi, yang pertama adalah Motivational Gravity positif, yaitu keadaan dimana baik atasan/senior maupun sesama rekan kerja/mahasiswa sama-sama mendukung keberhasilan rekan yunior lain yang cukup menonjol.
Yang kedua adalah Motivational Gravity negatif, dimana baik atasan/senior maupun sesama rekan kerja/mahasiswa sama-sama menghambat/menekan karyawan/mahasiswa yang prestasinya menonjol tersebut.
Selain itu bisa juga terjadi MG + - ataupun MG - +, di mana antara atasan/senior dan selama rekan kerja/mahasiswa ada yang mendorong dan ada pula yang menghambat.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa F. Psikologi dan F. Teknik - Arsitektur UI. Jumlah responden adalah 148 dari Psikologi dan 80 Bari FT. Arsitektur.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Terdapat iklim Motivational Gravity positif pada mahasiswa Psikologi maupun FT. Arsitektur, dalam situasi hubungan antar mahasiswa.
2. Dalam situasi hubungan antar rekan kerja, mahasiswa FT. Arsitektur memiliki iklim Motivational Gravity positif. Namun pada mahasiswa Psikologi tidak demikian. Baik atasan pria maupun wanita dipersepsi sebagai cenderung menghambat rekan kerja wanita yunior yang berprestasi dengan menekan/menghambatnya melalui beberapa cara (MG -+). Selain itu, juga dipersepsi adanya hambatan dari sesama rekan wanita terhadap rekan kerja wanita lain yang berprestasi.
3. Secara keseluruhan, mahasiswa UI menunjukkan iklim Motivational Gravity yang positif terutama dalam hubungan antar mahasiswa. Namun dalam situasi kerja, mahasiswa mempersepsi adanya upaya menghambat rekan wanita yunior yang berprestasi oleh atasannya(pria maupun wanita), dan selain juga ada hambatan (sabotase) dari sesama rekan kerja wanita terhadapnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Miskadi
"ABSTRAK
Lapas Narkotika adalah Lapas khusus bagi narapidana kasus narkoba. Narapidana narkoba tidak hanya sebagai pelaku kejahatan tetapi juga sebagai korban, sehingga mengalami ketegantungan. Karena itu, narapidana narkoba perlu mendapatkan pembinaan khusus. Mereka tidak hanya mendapatkan pembinaan bidang kepribadian dan kemandirian yang umum di Lapas, tetapi juga pembinaan rehabilitasi yaitu pemulihan kondisi fisik, mental-psikologis, dan sosial.
Motivasi narapidana untuk mengikuti program rehabilitasi merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan proses rehabilitasi. Proses meningkatkan motivasi narapidana untuk mengikuti program rehabilitasi, dilakukan melalui program motivasional enhancement group counseling. Program ini sebagai penunjang dan satu kesatuan dengan program rehabilitasi yang telah ada di Lapas. Selain itu, program ini juga berperan dalam mengatasi ketimpangan jumlah dan kapabilitas petugas dengan narapidana.
Prinsip-prinsip dasar motivational enhancement adalah terapi melalui suatu pendekatan konseling yang berpusat pada narapidana untuk memulai perubahan perilaku dengan menolong narapidana untuk memecahkan masalah melalui peningkatan motivasi internal dan memandu menyusun langkah-langkah perubahan. Sementara itu, group counseling (konseling kelompok) memelihara pertumbuhan orientasi yang berfokus pada proses penemuan sumber-sumber kekuatan internal. Kelompok menyediakan empati dan dukungan yang dibutuhkan untuk menciptakan suasana (atmosfer) kepercayaan untuk memulai sharing dan ekplorasi mengenai perubahan perilaku tersebut
Motivational enhancement group counseling untuk meningkatkan motivasi narapidana mengikuti program rehabilitasi diharapkan berhasil membimbing narapidana agar dapat menyusun langkah-langkah perubahan untuk sembuh dari ketergantungan narkoba dan tidak kembali menyalahgunakannya (relapse), sehingga tidak kembali menjadi narapidana (residivis)."
2007
T 17813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The author of this article studied the psychological dynamics of the three theatre directors participated in the Jakarta Theatre Festival. This article was based on a theory - driven qualitative research. Henry A Murray's personology theory was used as the frame of analysis. There were three subject deeply interviewed and the results were analyzed by pattern matching technique. The findings showed that all the three subject had motivational dynamics as explained by Murray is his his personology theory. The main motive found in the subjects was creating excellent performance on stage. The need of spectactors satisfaction prestige and the facilities for aesthetic arrangement were intertwined factor need of excellent performance. The pressuring conditions (press) which would help or hinder the directors creative process were the main actors and the supportive actors capabilities, support and/or compliance and finding the ways to fulfill daily material needs. They wanted to learn from the situation faced and spectactors satisfaction. They also wanted to develop their esteem and pride of creative ideas manifestation. Those were the strong motivation found in the subjects in order to be able to still work in spite of the barriers found in the thetre world."
150 PJIP 1:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Elan Wicaksana
"Penelitian ini mengeksplorasi peran cognitive absorption dan motivational affordance terhadap in-game purchase intention dalam permainan di kalangan pemain game komputer Generasi Z di Jakarta dengan fokus khusus pada game Valorant. cognitive absorption adalah tingkat keadaan psikologis dimana seseorang terlibat dalam melakukan tugas tanpa menyadari bahwa waktu telah berlalu, yang baik bagi para pemain game karena mereka mencoba mendapatkan XP. motivational affordance merujuk pada karakteristik dalam permainan yang membuat pemain kembali bermain atau melakukan pembelian dalam permainan (pembelian dalam permainan). Topik ini didekati melalui Metode Penelitian Kuantitatif, di mana pengumpulan data dilakukan dengan mendistribusikan survei online kepada para pemain Valorant dalam demografi tertentu. Hasilnya menunjukkan bahwa cognitive absorption secara signifikan berpengaruh positif dengan niat pembelian dalam permainan, sehingga dapat dikatakan bahwa jika seseorang semakin terlibat dalam permainan, maka kesediaannya untuk membayar meningkat. Demikian pula, motivational affordance secara signifikan berkorelasi dengan niat pembelian, menunjukkan bahwa elemen permainan yang meningkatkan motivasi juga efektif dalam mendorong pengeluaran mikrotransaksi. Hasil ini menunjukkan bahwa skenario permainan harus dibuat menarik dan memuaskan untuk meningkatkan perputaran dari transaksi uang nyata. Studi ini lebih jauh berkontribusi dengan mengungkap perilaku pemain esports yang belum pernah dilaporkan sebelumnya berdasarkan tinjauan literatur yang mendalam dan menawarkan saran praktis yang efektif bagi para praktisi dalam merancang permainan, serta wawasan tentang strategi monetisasi permainan yang ditargetkan pada pasar Generasi Z di Jakarta.

This research explores the role of cognitive absorption and motivational affordance on intention to in-game purchase behavior among Generation Z computer game players in Jakarta by putting specific attention upon Valorant game. Cognitive absorption i.e. when games draw the player deep without one realizing and reaching a state of immersion while playing whereas motivational affordance refers to characteristics within a game that try to get player(s) back into gameplay or purchase something (in-game purchases). This study was approached through a Quantitative Research Method where data collection happens with the help of distribution of online surveys to the Valorant players from a specific demographic. Results show a positive and statistically significant relationship between cognitive absorption and in-game purchase intention such that players demonstrating high levels of immersion are more likely to spend money on the game. Likewise, motivational affordance was significantly related to purchase intention, indicating that aspects of the game which raise levels of motivation also successfully lead to spending money on microtransactions. Such results stress the need to create immersive and rewarding game scenarios in order to raise turnover from real-money transactions. This research expands the boundaries of what is known about player behavior through an understanding of e-sports and provides practitioners with practical insights when developing games, as well as insight into in-game monetization strategies for Generation Z in Jakarta. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miskadi
"ABSTRAK
Program Molivational Enhancement Group Counseling Untuk
Meningkatkan Motivasi Narapidana Mengikuti Program Rehabilitasi
Di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cirebon?.
(83 halaman + xiv halaman, 10 Tabel, 4 Gambar, dan 4 Lampiran).
Lapas Narkotika adalah Lapas khusus bagi narapidana kasus narkoba
Narapidana narkoba tidak hanya sebagai pelaku kejahatan tetapi juga
sebagai korban, schingga mengalami ketegantungan. Karena im, narapidana
narkoba perlu mendapatkan pembinaan khusus. Mereka tidak hanya
mendapatkan pcmbinaan bidang kepribadian dan kemandirian yang umum
di Lapas, tetapi juga pembinaan rehabilitasi yaitu pemulihan kondisi fisik,
mental-psikologis, dan sosial.
Motivasi narapidana untuk mengikuti program rehabilitasi
merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan proses rehabilitasi.
Proscs meningkatkan motivasi narapidana untuk mengikuti program
rehabilitasi, dilakukan melalui program motivasional enhancement group
counseling. Program ini sebagai penunjang dan satu kesatuan dengan
program rehabilitasi yang telah ada di Lapas. Selain itu, program ini juga
berperan dalam mengatasi ketimpangan jumlah dan kapabilitas pemgas
dengan narapidana.
Prinsip-prinsip clasar motivational enhancement adalah terapi
melalui suatu pendekatan konseling yang berpusat pada narapidana untuk memulai petubahan perilaku dengan menolong narapidana untuk
mernecahkan masalah melalui peningkatan motivasi internal dan memandu
menyusun langkah-langkah perubahan. Sementara itu, group counseling
(konseling kelompok) memelihara pertumbuhan orientasi yang berfokus
pada proses penemuan sumber-sumber kekuatan internal. Kelompok
menyediakan empati dan dukungan yang dibutuhkan untuk menciptakan
suasana (atmosfer) kepercayaan lmtuk memulai sharing dan el-rplorasi
mengenai perubahan perilaku tersebut
Motivational enhancement group counseling untuk rneningkatkan
motivasi narapidana m gikuti program rehabilitasi diharapkan berhasil
membimbing narapidana agar dapat menyusun langkah-langkah perubahan
untuk sembuh dari ketergantungan narkoba dan tidak kombali
menyalahgunakannya (relapse), sehingga tidak kembali menjadi narapidana.

"
2007
T34133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Maya Pratiwi
"ABSTRAK
Jumlah mahasiswa yang dropout di Indonesia setiap tahunnya semakin
banyak. Peningkatan ini dapat memberikan berbagai dampak negatif tidak hanya
bagi mahasiswa itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitar. Dari berbagai
penelitian ditemukan bahwa bahwa sebagian besar mahasiswa dropout karena
telah melewati masa studi yang ditentukan. Oleh karena itu, pencegahan pada
mahasiswa S1 yang sudah melewati masa studi normal (4 tahun) perlu dilakukan.
Karakteristik partisipan yang dipilih adalah mahasiswa yang sudah melewati masa
studi 4 tahun dan hanya tinggal mengerjakan skripsi. Mahasiswa yang terancam
dropout cenderung resisten melakukan perubahan atau untuk kembali
mengerjakan skripsi. Untuk mengatasi resistensi ini, motivasi mahasiswa untuk
melakukan perubahan perlu ditingkatkan. Metode intervensi yang menangani
langsung motivasi untuk berubah adalah Motivational Interviewing. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas Motivational Interviewing dalam
meningkatkan motivasi mahasiswa S1 untuk mengerjakan skripsi. Hasil penelitian
ini adalah partisipan penelitian menunjukkan perubahan tingkah laku nyata dalam
mengerjakan skripsi. Meskipun demikian, hasil pengukuran secara kuantitatif
tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pada motivasi partisipan antara
sebelum dan sesudah penelitian.

ABSTRACT
Each year, the number of bachelor’s student who dropout in Indonesia is
increasing. This phenomenon can impact negatively, not only for the students
themselves but also for the society. From several studies, it was found that most of
college student dropout because they have passed the spesific study period.
Therefore, the dropout prevention for bachelor students who have passed the
normal study period (4 years) needs to be done. Characteristics of participants in
this study are students who have passed the 4 -year study period and right now
only working on thesis. Students who drop out tend to be resistant to change or to
working on the thesis again. To overcome this resistance, student’s motivation to
change needs to be improved. One of intervention methods that deal directly with
the motivation to change is Motivational Interviewing . The purpose of this study
is to look at the effectiveness of Motivational Interviewing in improving student
motivation to work on thesis. The results of this study were participants showed
noticeable behavioral changes in doing their thesis. Nevertheless, the quantitative
measurement showed no significant changes in motivation between the
participants before and after the study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T38753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Axelrod, Alan
"Classical rhetoric is the most powerful system of persuasion, perfected by the likes of Aristotle, Plato, and Socrates. While the discipline may not sound sexy, its timeless principles really work. Pure persuasion at its best, rhetoric has been long forgotten -- ignored in favor of manipulative tricks masquerading as influence. Getting
Your Way Every Day will change that."
New York: American Management Association, 2007
e20441582
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>