Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silalahi, Wanto Juli
"Pendahuluan : Tidur adalah proses fisiologis yang terjadi secara alami yang ditandai dengan terlepasnya persepsi dan realitas sehingga seseorang menjadi tidak sadar akan segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien yang memakai ARV. Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat adalah dukungan sebaya (peer support) dimana ODHA (Orang dengan HIV) dapat lebih terbuka untuk menceritakan permasalahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur korelasi antara
Metode: Desain cross-sectional dengan metode purposive sampling yang melibatkan 120 responden berusia 18 - 40 tahun. Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Peer Group Caring International Scale, dan Medical Adherence Scale (MARS-5) merupakan kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. SPSS 20.0 digunakan untuk analisis data.
Hasilnya menunjukkan adanya korelasi antara variabel-variabel tersebut di atas. Sebagian besar responden ditemukan memiliki kualitas tidur yang buruk (17,5) disertai dengan tingkat kepatuhan minum obat yang tinggi (81,7). Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara dukungan teman sebaya dengan kepatuhan minum obat (p=0,021). Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa dukungan teman sebayalah yang paling mempengaruhi tingkat kepatuhan pengobatan; nilai p 0,004 ≥ α = 0,05, OR 95% CL = 0,253 (0,098-0,650).
Kesimpulan: Kualitas tidur dan dukungan sebaya merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan metode intervensi yang dapat berkontribusi lebih positif dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pada Odha. Kualitas tidur dan dukungan sebaya diketahui berpengaruh nyata terhadap peningkatan kepatuhan minum obat ODHA yang memakai ARV. Namun, penelitian yang lebih terkontrol dengan pengambilan sampel acak yang melibatkan ukuran sampel yang lebih besar dan kontrol yang lebih ketat diperlukan untuk penelitian selanjutnya.

Latar belakang: Tidur adalah proses fisiologis alami, yang ditandai dengan persepsi persepsi dan ketidaktanggapan terhadap apa pun yang terjadi. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi kepatuhan pasien untuk minum ARV. Salah satu untuk meningkatkan kepatuhan minum ARV adalah dukungan sebaya, di mana ODHA akan lebih terbuka untuk menceritakan masalahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas hubungan kualitas tidur dan dukungan sebaya terhadap kepatuhan minum antiretroviral pada pasien HIV/AIDS.
Metode: Digunakan desain cross sectional dengan metode purposive sampling, sebanyak 120 responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI ), Peer Group Caring Internasional Scale dan Medication Adherence Rating Scale (MARS-5) dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2023. Kisaran usia responden antara 18-40 tahun. Data dianalisis dengan SPSS 20.0.
Hasil: penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur dan dukungan sebaya dengan kepatuhan minum antiretroviral pada pasien HIV/AIDS. Sebagian besar responden mengalami kualitas tidur yang buruk 17,5 namun masih memiliki kepatuhan tinggi 81,7. Analisis korelasi hubungan dukungan sebaya dan dengan kepatuhan p=0.021. Hasil uji regresi logistik adalah dukungan sebaya yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV nilai p 0,004 ≥ α = 0,05 dengan OR 95% CL = 0,253 (0,098-0,650).
Pembahasan : kualitas tidur dan dukungan sebaya sangat penting untuk diperhatikan sebagai intervensi pengembangan yang berkontribusi lebih positif dalam meningkatkan kepatuahan minum antiretroviral pada pasien HIV/AIDS. Kualitas tidur dan dukungan sebaya berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kepatuhan minum antiretroviral pada pasien HIV/AIDS . Uji coba perdamaian acak tambahan dengan desain yang ketat dan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan di masa mendatang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thatiana Dwi Arifah
"ABSTRAK
Gagal ginjal merupakan masalah kesehatan di tiap negara dengan peningkatan insiden dan prevalensi. Karyawan pabrik menjadi jenis pekerjaan yang rentan akan berbagai risiko ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi akibat mengabaikan konsumsi minum yang baik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gagal ginjal dengan konsumsi minum. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan cross sectional pada 92 karyawan wanita. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner pengetahuan gagal ginjal dan form 24 hr recall. Hasilnya adalah adanya hubungan tentang penyakit gagal ginjal dengan konsumsi minum pada karyawan wanita.

ABSTRACT
Renal failure is a health problem in each country with increased incidence and prevalence. The employees become the types of jobs that are vulnerable to various risks of fluid imbalance such as dehydration due to neglect of good drinking. The study was conducted to determine the relationship of knowledge of renal failure with drink consumption. The study was conducted using a cross sectional approach to 92 female employees. Data were collected using a questionnaire consisting of a renal failure knowledge questionnaire and a 24-hr recall form. The result is a relationship of renal failure with drinking consumption in female employees."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenudin
"ABSTRAK
Penyakit akibat infeksi corona virus baru yang disebut Covid-19 telah diumumkan oleh Badan Kesehatan Dunia. Salah satu keluhan pasien Covid-19 adalah batuk berdahak dengan karakteristik kental dan berwarna putih. Tindakan membersihkan jalan napas menjadi prioritas karena dapat menjaga kepatenan jalan napas dan proses pertukaran gas. Salah satu tindakan untuk membantu pasien mengeluarkan dahak yaitu latihan batuk efektif dengan teknik huffing dan hidrasi air. Paper melaporkan sebuah kasus Covid-19 positif dengan riwayat tuberkulosis paru. Seorang wanita berusia 61 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan utama sesak napas dan batuk berdahak sejak 1 minggu sebelumnya. Pasien juga mempunyai riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Hasil rongten torak menunjukkan groundglass opacities di kedua paru dengan kesan pneumonia bilateral. Hasil pemeriksaan antibodi total SARS CoV-2 reaktif dan apusan orofaring dan nasofaring hasilnya positif Covid-19. Hasil pemeriksaan fisik torak ditemukan ronkhi di bagian posterobasal kanan dan kiri saat diauskultasi. Patofisiologi batuk dan sesak pada Covid-19 meliputi faktor inflamasi dan hipersekresi pada paru. Setelah dilakukan latihan batuk efektif dan hidrasi minum air putih hangat membuat dahak lebih encer dan dapat dikeluarkan. Latihan batuk efektif dan hidrasi minum air putih hangat dapat menjadi alternatif tindakan keperawatan dalam menjaga bersihan jalan napas. Selain itu, penulis juga merekomendasikan tindakan lainnya untuk membantu membuka ventilasi dan memudahkan sekresi paru yaitu dengan pemberian posisi prone.

ABSTRACT
A new coronavirus disease called Covid-19 was declared by World Health Organization (WHO). One of the complaints of Covid-19 patients is a cough with a thick and white colored characteristic. The action of clearing the airway becomes a priority as it can keep the airway and the gas exchange process. One of the actions to help patients remove phlegm is an effective cough exercise with huffing and hydration water drinking techniques. This paper aimed to report a positive Covid-19 case with a history of pulmonary tuberculosis. A 61 year old woman came to hospital with shortness of breath and cough with phlegm since 1 week earlier as her main complaint. The patient also has a history of diabetes mellitus and hypertension. The results of the chest x-ray show groundglass opacities in both lung with a sense of bilateral pneumonia. The results of the examination of antibodies of total SARS CoV-2 reactive and smears the oropharynx and the nasopharynx results are positive Covid-19. The results of the physical examination of the chest found ronkhi at the posterobasal left and right when auscultated. Pathophysiology of cough and tightness in the Covid-19 includes the inflammatory factors and hypersecretion in the lungs. After the effective cough exercises and and drinking warm water makes the phlegm more liquid and can be removed. Effective cough exercises and hydration of drinking warm water can be an alternative nursing action in maintaining clean airway. In addition, the authors also recommend other actions to help open lung ventilation and facilitate secretion that is by giving a prone position.

"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Purnomo
"Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif yang sering terjadi pada sendi, dimana dapat mengakibatkan ketidakmampuan beraktifitas dan perubahan kualitas hidup karena adanya inflamasi dan nyeri. Ketika masyarakat sunda merasakan nyeri maka akan memendam rasa nyeri yang dirasakannya. Walaupun merasakan nyeri masyarakat sunda tetap melakukan aktifitas sehari hari hal ini sesuai dengan pepatah Mun teu ngarah moal ngarih, mun teu ngakal moal ngakeul, mun teu ngoprek moal nyapek yang berarti kalau tidak berusaha tidak mungkin bisa menanak nasi atau makan. Derajat nyeri dapat diukur menggunakan skor VAS Visual Analogue Scale dan kualitas hidup menggunakan skor SF 36. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik Non Probability Sampling Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat nyeri dengan kualitas hidup pasien osteoartritis. Hasil uji analisa menggunakan uji Pearson Chi square menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat derajat nyeri dengan kualitas hidup pasien osteoartritis pada suku sunda p=0,000;p<0,05. Direkomendasikan penelitian selanjutnya untuk dapat membandingkan terkait persepsi derajat nyeri pasien osteoartritis yang dirasakan suku sunda dengan suku lain di Indonesia terhadap kualitas hidup.

Osteoarthritis is a degenerative disease that often occurs in joints, which can lead to inability to activity and changes in quality of life due to inflammation and pain. When Sundanese people feel pain, they will harbor the pain they feel. Although feeling the pain Sundanese people continue to do daily activities this is in accordance with the saying Mun teu ngarah moal ngarih, mun teu ngakal moal ngakeul, mun teu ngoprek moal nyapek which means that if you do not try it is impossible to cook rice or eat. The degree of pain can be measured using the VAS Visual Analogue Scale score and quality of life using an SF 36 score. This study used a cross sectional design with the Non Probability Sampling technique. The results of the analysis test using the Pearson Chi square test showed a significant relationship between the degree of pain and the quality of life of osteoarthritis patients in the Sundanese tribe p = 0,000; p <0,05. Perceived Sundanese tribes with other tribes in Indonesia towards quality of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Intan Qolbiyah
"Infeksi Virus Human Immunodeficiency mungkin memiliki dampak psikososial pada penderitanya. Penyakit ini menciptakan stigma, yang membuat orang dengan HIV / AIDS (ODHA) cenderung menutupi status HIV mereka di masyarakat. Ketakutan ditolak dan diperlakukan secara berbeda membuat ODHA menyembunyikan perlakuan mereka. Jenis perilaku dapat mengganggu pengobatan mereka, sehingga mereka tidak mendapatkan kepatuhan dengan obat yang seharusnya 95% -100% dari dosis obat yang diberikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan status HIV dan stigma dengan kepatuhan pengobatan antiretroviral. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada 112 Odha di RSKO Jakarta dan Puskesmas Pasar Rebo. Instrumen yang digunakan termasuk Skala Singkat Pengungkapan HIV untuk menilai pengungkapan status HIV, Skala Stigma HIV Berger untuk menilai stigma, dan Skala Kepatuhan Pengobatan Morisky (item MMAS 4) untuk menilai kepatuhan ARV.
Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan chi-square dan menunjukkan tidak ada hubungan antara pengungkapan status HIV dengan kepatuhan menggunakan ARV, (nilai p = 1.000; α = 0,05) dan tidak ada hubungan antara stigma dan kepatuhan ARV (nilai p = 0,849 ; α = 0,05). Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk layanan perawatan kesehatan agar lebih memperhatikan kepatuhan pengobatan pasien mereka dan memberikan dukungan kepada mereka untuk meningkatkan pengobatan mereka. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan studi orientasi seksual terlebih dahulu.

Human Immunodeficiency Virus Infection may have a psychosocial impact on the sufferer. This disease creates a stigma, which makes people with HIV / AIDS (PLWHA) tend to cover their HIV status in the community. Fear of being rejected and treated differently makes PLHIV conceal their treatment. This type of behavior can interfere with their treatment, so they do not get compliance with drugs that should be 95% -100% of the drug dose given.
This study aims to determine the relationship between disclosure of HIV status and stigma with adherence to antiretroviral treatment. This study used a cross-sectional design for 112 people living with HIV in RSKO Jakarta and Pasar Rebo Health Center. Instruments used included the HIV Disclosure Brief Scale to assess HIV status disclosure, the Berger HIV Stigma Scale to assess stigma, and the Morisky Treatment Compliance Scale (MMAS 4 item) to assess ARV compliance.
The results of this study were analyzed using chi-square and showed no relationship between disclosure of HIV status with adherence using ARVs (p value = 1,000; α = 0.05) and no relationship between stigma and ARV compliance (p value = 0.849; α = 0.05). This research is expected to be useful for health care services to pay more attention to the treatment compliance of their patients and provide support to them to improve their treatment. Suggestions for further research is to conduct a sexual orientation study first.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Mohammad Nuzul
"Tingginya prevalensi diabetes mellitus tipe 2 dan makanan khas daerah yang mengandung cukup banyak lemak menyebabkan peningkatan resiko peripheral arterial disease di Kota Palu. Latihan Buerger Allen merupakan salah satu cara mencegah dan mengatasi penyakit ini. Akan tetapi, latihan tersebut kurang digunakan karena belum adanya penelitian terkait latihan ini yang dipublikasikan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan ini terhadap sirkulasi perifer pada ekstremitas bawah pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini merupakan quasi-experimental, model pretest?posttest nonequivalent control group dengan 24 responden. Latihan ini diberikan kepada kelompok perlakuan selama 4 hari, 3 kali sehari, 2 siklus latihan selama 22 menit. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan bermakna nilai ankle brachial index antara pretest dan posttest pada kelompok perlakuan (p = .047; α .05), sebaliknya tidak ada perbedaan yang bermakna pada kelompok kontrol (p = .083; α .05). Secara statistik disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara nilai ankle brachial index posttest kelompok perlakuan dengan kontrol (p = .045; α .05), sehingga disimpulkan latihan ini efektif meningkatkan sirkulasi arteri perifer ekstremitas bawah. Disarankan agar latihan ini diberikan kepada pasien diabetes mellitus tipe 2.

Patient with diabetes mellitus have high risk of peripheral arterial disease. The risk increased on Palu City due to high prevalence of diabetes mellitus type 2 and food culture with high amount of fats. The Buerger-Allen exercise studies showed positive effect to improve lower extremity perfusion among patients with type 2 diabetes mellitus. However, this exercise gradually has been dropped in recent decades due to lack of published study in Indonesia. The study aimed to identify the effectiveness of this exercise to improve peripheral circulation of lower extremity. This study is the quasi-experimental with a pretest-posttest nonequivalent control group model, which enrolled 12 experimental and 12 control participants. Exercise had provided for 4 days, 3 times a day, and 2 cycles exercise for 22 minutes. The result showed significant difference of ankle-brachial index between the experiment and control group (p = .045; α .05). This study recommends Buerger-Allen exercise to be applied to patients with type 2 diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nilasari
"Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan nyatanya tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah penduduk, akan tetapi juga turut mendorong masyarakat perkotaan mempromosikan gaya hidup tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat menjadi pemicu masyarakat perkotaan banyak mengalami hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif dengan jumlah terbanyak yang menyebabkan gagal ginjal kronis hingga pasien harus menjalani terapi hemodialisis. Manajemen cairan berupa pembatasan cairan merupakan permasalahan yang sering dialami pasien hemodialisis. Pasien sering kali merasa tidak nyaman terhadap pembatasan cairan yang dianjurkan karena menyebabkan mulutnya terasa kering dan menimbulkan rasa haus. Akibat dari rasa haus yang dirasakan, maka pasien mengkonsumsi cairan tanpa batas yang jelas. Ketidakpatuhan manajemen cairan sangat berbahaya, peningkatan berat badan diantara sesi dialisis (IDWG) yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada kualitas hidupnya. Mengulum es merupakan salah satu intervensi untuk mengurangi gejala xerostomia pada pasien gagal ginjal kronis, sehingga membantu pasien dalam membatasi asupan cairan.

The increasing number of people in urban area, in fact not only impact on improving the population, but also encouraging urban resident promote unhealthy lifestyle. Unhealthy lifestyle leads to the community undergo hypertension. Hypertension is degenerative disease with the most number of causing chronic kidney failure to patients should be hemodialsis theraphy. Management of fluid restriction becomes obstacles among these patients. Patients often feel discomfort to limit fluid intake. Sensation of thirst and dry mouth make the patient disobey from fluid restriction. Fluid management leads to increase in weught gain between dialysis (IDWG), thus it effects on bad quality of life. Sucking ice is one of intervention to relieve the symptoms of xerostomia in patients kidney failure chronic underging hemodialisis, then can help patients to limit fluid intake."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aktiva Noviyanti
"COVID-19 adalah wabah virus yang baru muncul pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China. Karena kasus yang begitu progresif, diagnosis penyakit COVID-19 hampir selalu dijumpai pada banyak rumah sakit saat ini, baik yang derajat sakit sedang hingga berat dan kritis. Sebagian besar pasien yang terkonfirmasi COVID-19 juga mengalami gangguan koagulasi sehingga sangat berisiko terjadi thrombosis dan tromboemboli vena maupun arteri. Kami melaporkan tiga dari kasus pasien terkonfirmasi COVID-19 derajat berat mengalami masalah koagulasi dan telah mendapatkan terapi antikoagulan (heparin). Namun, penggunaan heparin tentunya tidak jarang memberikan efek samping, seperti memar, nyeri, dan hematoma pada area injeksi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena teknik injeksi yang tidak tepat, misalnya durasi injeksi yang terlalu cepat. Laporan kasus ini membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat penerapan injeksi heparin dengan teknik slow injection (durasi injeksi 30 detik dan jeda 10 detik) dalam menurunkan kejadian memar dan intensitas nyeri lokal pada pasien Covid-19 derajat berat dengan abnormalitas parameter koagulasi.

COVID-19 is a viral outbreak that emerged at the end of 2019 in Wuhan, China. Because cases are so progressive, the diagnosis of COVID-19 is almost always found in many hospitals today, both those with moderate to severe and critical illness. Most patients with confirmed COVID-19 also have coagulation disorders, so they are at high risk for venous and arterial thrombosis and thromboembolism. We report that three of the confirmed cases of severe COVID-19 had coagulation problems and were receiving anticoagulant therapy (heparin). However, the use of heparin is certainly not uncommon to have side effects, such as bruising, pain, and hematoma at the injection site. This may be due to improper injection technique, for example the injection duration is too fast. This case report requires further research to prove the benefits of applying heparin injection with a slow injection technique (injection duration of 30 seconds and a pause of 10 seconds) in reducing the incidence of bruising and local pain intensity in severe Covid-19 patients with abnormal coagulation parameters."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haruka Ayu Suhita
"Human Immunodeficiency Virus HIV masih menjadi salah satu fenomena yang tidak dapat dipandang sebelah mata oleh dunia maupun di Indonesia. Permasalahan HIV yang dihadapi tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah perawat. Mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat di masa depan berkewajiban untuk memiliki pengetahuan yang baik mengenai HIV agar dapat melakukan pelayanan kesehatan dengan optimal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional yang menggunakan uji Chi-square ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik mahasiswa dan tingkat pengetahuan tentang HIV. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 142 mahasiswa reguler angkatan 2013 hingga 2016 yang ditentukan berdasarkan proportional stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah HIV Knowledge Questionnaire 18 HIV-KQ 18 untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang HIV. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik angkatan dan informasi yang didapat dengan tingkat pengetahuan p=0,000; ?=0,05 dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara suku dengan tingkat pengetahuan p=0,505; p=0,05. Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya memberikan pengetahuan mengenai HIV pada mahasiswa keperawatan sejak dini.

Human Immunodeficiency Virus HIV is still one of the phenomena that can not be underestimated by the world and in Indonesia. The problem of HIV encountered can not be separated from the role of health workers in Indonesia, especially the nurse. Nursing students as future nurses are obliged to have a good knowledge about HIV in order to provide optimal health care. Analytical descriptive research with cross sectional approach was used in this study. The aimed of this study is to know the relationship between student characteristics and knowledge level about HIV. The numbers of sample in this study were 142 regular students from 2013 to 2016 determined based on proportional stratified random sampling. The instrument used was HIV Knowledge Questionnaire 18 HIV KQ 18 to determine the knowledge about HIV. The results of this study indicate that there was a significant relationship between year of nursing programme and information obtained with the knowledge level p 0,000 0.05 and there was no significant relationship between the ethnicity with the student's level of knowledge p 0,505 0.05. The results of this study recommend the importance of providing early education about HIV in nursing students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Raesita Ulfa
"Persepsi dapat dipengaruhi oleh banyak hal seperti pengetahuan, pengalaman dan lain-lain. Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai pertolongan pertama dari mata kuliah di kampus, organisasi kegawatdaruratan, maupun dari luar kampus. Persepsi mahasiswa terhadap pertolongan pertama dapat dipengaruhi oleh pengetahuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia terhadap pertolongan pertama.
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif sederhana, menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia sebanyak 295 responden yang dipilih menggunakan proportional stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan sendiri untuk mengetahui persepsi terhadap pertolongan pertama. Hasil penelitian menunjukan 52,46% mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia memiliki persepsi positif terhadap pertolongan pertama. Penelitian selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap pertolongan pertama.

Perception affected by many factors such as knowledge, experience, and many more. Students in faculty of health science Universitas Indonesia had knowledge and information about first aid from many sources. Perception about first aid can be affected by knowledge. This study aimed to describe Students Perception Regarding First Aid in Faculty of Health Science Universitas Indonesia.
This study used quantitative descriptive design, with 295 students of health sciences at University of Indonesia as respondents, samples were selected by proportional stratified random sampling. The instrument used in this study is self-developed questionnaire to determine perception regarding first aid. The results show 52,46% students have positive perception regarding first aid. This research recommends to conduct a study about factors that correlate with perception regarding first aid.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>