Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirta Dwi Rahmah
Abstrak :
To analyze the relationship between exposure to xylene as organic solvents and neurotoxic symptoms as affect of xylene exposure between paint manufacture workers. Fourty-five male workers completed a symptom questionnaire 18 Germany version. Fourteen workers underwent the positive neurotoxic symptoms from the questionnaire results. In chi-square tests, confounding variables for working period, smoking habits, exercise habits, duration of xylene exposure, usage of respiratory protection, and historical disease were found a not significant relation with the symptoms of neurotoxic with affect of xylene exposure. The relation between level of exposure and age factor, in both correlation and linier regression analysis were poor relation with the symptoms of neurotoxic with affect of xylene exposure. The results suggest that a symptom and some behavioral changes shows the neurotoxic effects to low levels of xylene exposure. However, no consistent pattern was observed in regard to the effects of xylene exposure on neurobehavioral dysfunction, in regards with the confounding factors that studied.
Untuk menganalisis hubungan antara pajanan xylene sebagai pelarut organik dan gejala neurotoksik yang diakibatkan pajanan xylene pada pekerja pembuatan cat di PT. X tahun 2012. Empat puluh lima pekerja laki-laki menyelesaikan kuesioner Q18 versi Jerman. Empat belas pekerja mengalami gejala neurotoksik positif dari hasil kuesioner. Dalam uji chi-square, variabel confounding untuk masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, lama pajanan per minggu, penggunaan perlindungan pernapasan, dan riwayat penyakit ditemukan tidak berhubungan signifikan dengan gejala neurotoksik akibat pajanan xylene. Hubungan antara tingkat pajanan xylene dan faktor usia, baik lewat uji korelasi dan analisis regresi linier menunjukkan hubungan yang lemah dengan gejala neurotoksik akibat pajanan xylene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala neurotoksik dan beberapa perubahan perilaku terjadi pada pajanan xylene tingkat rendah. Namun, tidak ada gambaran yang menunjukkan pola yang linier yang diamati sehubungan dengan efek pajanan xylene pada gangguan neurobehavioral, berkaitan dengan faktor-faktor pengganggu yang dipelajari.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31282
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Adam
Abstrak :
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan elemen penting dalam perusahaan untuk melindungi pekerja, asset perusahaan dan lingkungan serta mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Komitmen manajemen merupakan awal untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja. Tidak adanya komitmen manajemen pada K3 dapat menjadi salah satu penyebab dari tidak berjalannya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komitmen manajemen terhadap pelaksanaan K3 di PT. MNO. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, ada tiga variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu penjatian diri manajemen, keterlibatan manajemen dan loyalitas manajemen. Data diperoleh melalui wawancara, focus group discuss (FGD) dan observasi. Untuk variabel penjatian diri manajemen diperoleh parameter tujuan dan kebijakan K3 dapat diterima oleh seluruh pekelja, sedangkan unluk variabel keterlibatan manajemen dalam proses K3 cukup baik, terbukti dari adanya pelatihan K3, dukungan manajemen pada pekerjaan,serta partisipasi pekerja. Untuk variabel loyalitas manajemen didapatkan ketaatan pada peraturan perundangan yang memberikan tanggung jawab pada setiap level, mulai dari rnanajemen puncak, manajemen lini, pengawasan dan pekerja itu sendiri. Dari hasil penelitian pada tiga variabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa komitmen manajemen terhadap keselamatan kerja kuat, sedangkan untuk kesehatan kerjanya masih lemah perlu peningkatan perencanaan dan program kesehatan kerja. Komitmen manajemen terhadap pelaksanaan K3 di PT. MNO cukup kuat dengan adanya realisasi dan tindak lanjut daxi komitmen tersebut. ......Occupational health and safety is a crucial element in the company to protect the employee, company asset, environment, and to prevent work accident and work :elated disease. Managemenfs commitment is a beginning of occupational health and safety application. The inexistence of management’s commitment towards OHS is one of OHS management system stagnancy causes. This research aimed was to know the managements commitment towards OHS implementation at PT. MN0. This research using qualitative method, there are three variables examined in this research that is; determined of management spirit, management involvement and loyalty. Data obtained trough interview, focus group discussion (FGD), and observation. The variable of managemenfs spirit determination showed the objective parameter and OHS policy which acceptable by all employee. While variable of management involvement in OHS process are good enough, it’s proven by the existence of OHS training, management support on work, and employee participation. The variable of management loyalty showed the obedience on legal aspects which form of responsibility in all level, start from top management, line management, supervisor and the employee them sell. This research on three variable above conclude that management commitment towards occupational safety is strong, while towards occupational health is still weakand need improvement specially in planning and occupational health programs. Management commitments towards OHS applications in PT.MNO are strong enough with realization and follow up fiom the commitment.
Depok : Universitas Indonesia, 2008
T33914
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lady Farah Fatmawati
Abstrak :
Penelitian ini mengenai penilaian risiko pada kegiatan pembuatan mainan fiberglass. Penilaian risiko terdiri dari identifikasi dan analisis risiko untuk mengetahui gambaran tingkat risiko yang dialami oleh pekerja. Metode yang digunakan adalah semikuantitatif W.T Fine dan langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada AS/NZS ISO 31000:2009 tentang manajemen risiko. Hasil penelitian menunjukkan dari 21 pekerjaan yang diidentifikasi terdapat 71 risiko dengan tingkat yang berbeda. Sebesar 23,32% risiko adalah risiko dengan kategori very high, 16% risiko dengan kategori priority 1, 16% risiko dengan kategori substancial, 25,35% risiko dengan kategori priority 3, dan hanya 1% risiko yang tergolong acceptable. Hal tersebut menunjukkan bahwa risiko yang dialami pekerja pembuat mainan adalah banyak dengan tingkat risiko yang belum dapat diterima. ......This study is about risk assessment on the process of making fiberglass toys. Risk assessment consists of identification and risk analysis to determine the level of risk. This research use semiquantitative WT Fine's method and based on the AS/NZS ISO 31000:2009 about risk management. The results showed from the 21 jobs contained 71 different levels of risk, there are 23.32% of risk is very high level, 16% risk with priority 1 level, 16% risk with substancial level, 25.35% risk with priority 3 level, and only 1% were classified as acceptable risk. Based on the results there are a lot of risk on the process of making fiberglass toys which the level of risk are not accepted.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andraditta Safitri
Abstrak :
Computer Vision Syndrome (CVS) merupakan sekumpulan gejala yang sering dialami oleh pengguna komputer dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor personal, komputer, durasi, lingkungan, dan kombinasi dari keempatnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk melihat distribusi dan frekuensi dari faktor risiko CVS pada pegawai Pengembagan & Pelayanan Sistem Informasi (PPSI) di Gedung Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI). Desain studi penelitian ini adalah cross sectional dan melibatkan 26 pegawai sebagai responden penelitian. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, dan pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa 84,6% responden mengalami keluhan gejala CVS dengan keluhan yang paling banyak dirasakan adalah eyestrain (73,1%), fatigue (65,4%), nyeri pundak dan nyeri punggung (57,7%) pada responden yang memiliki area kerja dengan tingkat pencahayaan < 300 lux. Memperbaiki tingkat pencahayaan pada area kerja, melakukan koreksi yang tepat pada kelainan refraksi mata, dan memperbaiki postur duduk saat bekerja dengan menggunakan komputer dapat membantu mengurangi gejala CVS. ......Computer Vision Syndrome (CVS) is a group of symptoms that are often experienced by computer users and it is influenced by various factors: personal, computer, duration, and environmental factors or combination of these factors. This descriptive study aims to determine the distribution and frequency of CVS risk factors in PPSI employee at Faculty of Computer Science, University of Indonesia (UI). The design of this study is cross-sectional and involved 26 employees as respondent. The data were collected by questionnaires, interviews, observation, and direct measurement. The results showed that 84.6 % respondents get CVS complaint with the most complaints are eyestrain (73.1 %), fatigue (65.4 %), shoulder and back pain (57.7 %) in work area with light levels <300 lux. Improve the level of lighting in the work area, correct the vision error with a proper lens, and improve sitting posture while working with computer may help to reduce the CVS symptoms.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Budi Utama
Abstrak :
Industri informal lis gipsum rentan terhadap risiko ergonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat risiko musculoskeletal disorders. Penelitian ini merupakan penelitian semi kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan metode Quick Exposure Check (QEC) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan QEC ditemukan level tindakan 3 (investigasi lebih lanjut dan perubahan) pada 1 proses yaitu pengukuran dan level tindakan 4 (laksanakan investigasi dan perubahan segera) pada 4 proses kerja yaitu pencampuran, pencetakan, pengiriman, serta pemasangan. Berdasarkan REBA ditemukan level tindakan 4, yaitu risiko tinggi, harus dilakukan investigasi dan perubahan pada kelima proses yang diteliti. Rekomendasi yang diberikan adalah merubah desain tempat kerja, peregangan, sebelum dan setelah bekerja serta setiap 2 jam bekerja, dan promosi tentang ergonomi.
Gypsum list informal industry is susceptible to ergonomic risk. This study aims to describe the level of musculoskeletal disorders risk. This study is a semiquantitative and cross-sectional study design using Quick Exposure Check ( QEC) and Rapid Entire Body Assessment (REBA ) methods. The results showed that by QEC found action level 3 (further investigation and change soon) in one work process that is measurement proses and action level 4 (investigations change immediately) in 4 process those are mixing, stamping, delivery, and installation. Then by REBA found all working process are at action level 4 (high risk, investigate and implement change). The recommendation given those are change the design of the workplace, stretching before and after work and on the sidelines every 2 hours, and the promotion of ergonomic.
2014
S53551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrini Nurul Afifah
Abstrak :
Komputer belakangan ini menjadi kebutuhan utama bagi pekerja dalam menyelesaikan berbagai tugas. Semakin banyak pekerja mengalami keluhan okular maupun non okular terkait dengan penggunaan komputer yang dikenal sebagai gejala Computer Vision Syndrome (CVS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko CVS dengan menggunakan desain studi cross sectional pada 67 responden. Pengambilan data pada penelitian menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, dan pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,7% responden mengalami keluhan subjektif CVS dengan keluhan yang paling banyak dirasakan adalah nyeri pundak (61,2%), nyeri leher (59,7%), dan eyestrain (56,7%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan CVS adalah pola istirahat kerja, durasi penggunaan komputer, posisi layar komputer, dan kesalahan refraksi mata. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jarak antara mata dengan komputer dan keluhan subjektif CVS dan intensitas pencahayaan ruang ditemukan sebagai faktor konfonding. ......As computers become part of work necessity, more workers experiencing a variety of ocular and non ocular symptoms related to computer use, known as Computer Vision Syndrome (CVS). This study?s aim is to analyze Computer Vision Syndrome risk factors. This is a cross-sectional study with 67 employees involved as respondent and the data were collected with questionnaire, interview, observation, and direct measurement. The results shows that the prevalence of CVS subjective symptoms was found to be 56,7% with most complaints are shoulder pain (61,2%), neck pain (59,7%), dan eyestrain (56,7%). Rest break, duration of computer use, monitor position, and refractive error are significantly associated with Computer Vision Syndrome. There was no significantly association between eye and monitor distance and Computer Vision Syndrome and workplace lighting was found to be confounding factor.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listania Puspita Ikasari
Abstrak :
Risiko tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia sehari-hari, namun risiko dapat dikelola untuk mengurangi dampak yang dihasilkan. Pengelolaan risiko merupakan inti dari pelaksanaan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi bahaya serta menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat pada aktivitas kerja di gudang domestik SBU Garuda Cargo, BandaraInternasional Soekarno-Hatta, Cengkareng pada bulan April-Juni 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan mengacu pada standart AS/NZS 4360:2004. Bahaya diidentifikasi menggunakan tools Job Hazard Analysis (JHA) dan dihitung nilai risikonya menggunakan formula W.T Fine (1971). Pada aktivitas kerja yang dilakukan di gudang domestik SBU Garuda kargo ditemukan adanya sumber bahaya keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain berupa bising, getar, bahaya biologi, bahaya kimia, bahaya radiasi, bahaya mekanik, bahaya ergonomi dan bahaya psikososial. Ditemukan 12 jenis bahaya dan 51 risiko keselamatan dan kesehatan kerja di dalam aktivitas kerja, dengan risiko tertinggi berasal dari bahaya mekanik, bising dan getar. Aktivitas dengan risiko terbanyak adalah menyusun kargo, dengan jumlah delapan risiko. Sedangkan risiko yang paling banyak ditemui dalam proses kerja adalah risiko ergonomi.
Risk exist in every daily activities and can not be separated from human activities, but risk can be managed to reduce its effect. Risk management is the key from occupational health and safety implementation. The aim of this research is to identify hazards and assess occupational health and safety risk of work activity at SBU garuda Cargo's domestic warehouse, Soekarno-Hatta Internasional Airport, Cengkareng on April-June 2014. This research use descriptive study design and AS/NZS 4360:2004 standart. Hazard were identified using Job Hazard Analysis and risk were calculated by W.T Fine’s (1971) formula. There are some hazard identified in work activities such as noise, vibration, biological hazard, chemical hazard, radiation, mechanical hazard, ergonomic hazard and psycosocial hazard. As a result, there are 12 hazards and 51 occupational health and safety risks identified from this research. The highest risk come from mechanical hazard, noise and vibration. Work activity with highest number of risk is cargo build up which contains eight risk. Ergonomic hazard is the most common hazard and it is found in every work step.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Puji Astuti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal terhadap kelelahan yang terjadi pada pengemudi Bus Transjakarta Koridor 9. Variabel yang diteliti adalah usia, IMT, dan kuantitas tidur sebagai faktor internal. Shift kerja, durasi mengemudi, dan waktu istirahat sebagai faktor eksternal. Kelelahan diukur menggunakan kuesioner kelelahan subjektif dari IFRC. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar pengemudi mengalami kelelahan ringan. Umumnya kelelahan tersebut mengarah pada pelemahan aktivitas. Obesitas merupakan satu-satunya faktor dalam penelitian ini yang berhubungan dengan kelelahan yang terjadi pada pengemudi Bus Transjakarta Koridor 9 tahun 2014. ......This study aims to determine relationship internal factor and external factor with fatigue in Transjakarta Bus driver corridor 9. Variable examined include age, IMT, and quantity of sleep as internal factors. Workshift, driving duration, and breaking time as an external factors. The instrument of this study is questionnaire subjective feeling of fatigue of IFRC. The results of this study are most driver experienced mild fatigue. The general fatigue leads to weakening activity. Obesity is the only factor in this study is related to driver fatigue which occurs in TransJakarta Bus Corridor 9, 2014.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Tri Wahyuni
Abstrak :
Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tidak terduga dan tidak dikehendaki dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia atau benda. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis kecelakaan crane pada pabrik CRM PT Krakatau Steel dengan menggunakan metode FMEA. Penelitian ini menggunakan kerangka teori ILCI Loss Causation Model. Variabel yang diteliti adalah jenis kecelakaan crane yang terjadi, faktor-faktor penyebab kecelakaan dan analisis dengan menggunakan FMEA (Failur mode effect analysis) yaitu perkalian antara severity, occurance dan detection. Setelah dianalisis didapatkan nilai RPN (Risk Priority Number). Hasil penelitian yaitu didapatkan nilai RPN tertinggi yaitu pada faktor kerusakan mesin (immediat cause) dan unsafe act. ......Accident is an unexpected events and undesirable and can cause losses of human victims or objects Many factors that cause accidents. In this study the authors will analyze crane accident at the CRM plant of PT Krakatau Steel using the FMEA method This study uses a theoretical framework ILCI Loss causation model. The variables studied were the type of crane accidents that occur the factors that cause accidents and analysis using FMEA Failur mode effect analysis is multiplication of severity occurance and detection Having analyzed the value obtained RPN Risk Priority Number The results of the study are the highest RPN values obtained on factors immediate cause aand unsafe act
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mutholib
Abstrak :
Perkembangan manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat ketika manusia sudah menemukan mesin uap. Titik tersebut merupakan titik revolusi industri bagi peradaban manusia. Revolusi industri membuat manusia semakin sering berinteraksi dengan mesin-mesin produksi untuk mempermuda dan mempercepat produksi industri. Namun dalam interaksi antara manusia, mesin dan lingkungan tempat kerja terdapat berbagai risiko yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kecelakaan bagi manusia. Salah satu penyakit akibat kerja yang kerap diderita oleh pekerja adalah penyakit yang berkaitan dengan otot serta rangka, atau lebih dikenal dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini dilakukan pada pekerja produksi pemurnian perak PT Antam Persero Tbk UBPP Logam Mulia tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor risiko ergonomi dan gejala MSds yang dialami oleh pekerja di bagian produksi pemurnian perak. Metode penelitian ini adalah semi kuantitatif dengan desain cross sectional. Responden berjumlah 14 orang pekerja produksi yang berada di lokasi pemurnian perak. Tingkat risiko ergonomi dinilai dengan menggunakan Quick expossure Checklist (QEC). Penilaian menggunakan QEC mendapatkan hasil dalam 3 kategori yaitu kategori risiko sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk mengetahui keluhan MSDs yang dirasakan pekerja dan didapatkan hasil 100% pekerja mengeluhkan mengalami gejala MSDs. ......Human development is progressing very rapidly when humans have invented the steam engine. The point is the point of the industrial revolution for human civilization. The industrial revolution made people increasingly often interact with machines to rejuvenate and accelerate the production of industrial production. However, the interaction between human, machine and environment workplace there are various risks that may cause accidents or occupational diseases to humans. One of the occupational diseases that often suffered by workers is a disease associated with muscle and frame, or better known as Musculoskeletal Disorders (MSDs). This research was carried out on the production worker refining silver PT Antam Tbk UBPP Precious Metals Limited 2014. Study aimed to look at the ergonomic risk factors and symptoms of MSDs experienced by workers in the production of silver refining. This research method is semi-quantitative cross-sectional design. Respondents amounted to 14 production workers at the scene refining silver. Ergonomic risk level assessed using expossure Quick Checklist (QEC). Assessment using the QEC get results in 3 risk categories, medium, high, and very high. Nordic Body Map (NBM) is used to determine the perceived grievances of workers and MSDs showed 100% of workers complained of experiencing symptoms of MSDs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>