Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riski Oktafia
"ABSTRAK
World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal
setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 80%
kematian maternal merupakan akibat komplikasi selama kehamilan, persalinan dan
postpartum. Oleh sebab itu diperlukan pendidikan kesehatan yang komprehensif
untuk mempersiapkan ibu hamil beresiko dan suami dalam menghadapi persalinan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan
paket ?Riski? dan pendidikan kesehatan dengan leaflet terhadap kesiapan ibu hamil
beresiko dan suami dalam menghadapi persalinan. Desain penelitian adalah kuasi
eksperimen dengan sampel 43 orang di kelompok satu dan 43 sample di kelompok
dua dipilih dengan quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah Birth
Preparedness and Complication Readiness (BPCR). Hasil penelitian ini
menunjukkan ada perbedaan pengaruh pendidika nkesehatan paket ?Riski?
terhadap kesiapan ibu hamil beresiko dan suami dibandingkan dengan pendidikan
kesehatan menggunakan leaflet, p=0,001. Penelitian ini merekomendasikan untuk
menggunakan paket ?Riski? dalam pemberian pendidikan kesehatan pada ibu hamil
resiko tinggi dan suaminya.

ABSTRACT
WHO estimates that 800 women has died because of pregnancy complication and
delivery process everyday. Approximately 80% maternal mortality in the world is
caused by the complication during pregnancy, delivery and postpartum.Those
situation needs a comprehensive health education to prepare the high risk pregnant
women and their husband. The aim of this study is to identify the different
influence between package health education ?Riski?and leaflet to prepare the high
risk pregnant women and their husband in delivery. This research used a quasy
experiment to compare two group pre and post intervention. First group with
?Riski‟ package involved 43 sample and second group with leaflet for 43 sample.
The birth preparedness and complication readiness (BPCR) is used in this study.
The result showed that there were a significant diferrent between group one and
group two (p=0,001). This study recommend that it is important to used this
package in the health education for high risk pregnant women and their husband"
2016
T45657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Mareti
"ABSTRAK
Kualitas kehidupan seksual merupakan prediktor kesehatan mental dan kehidupan
individu. Penelitian cross sectional ini bertujuan mengidentifikasi hubungan
antara fungsi seksual dengan kualitas hidup perempuan. Pengambilan sampel
menggunakan proporsi sesuai kriteria inklusi dengan 305 responden perempuan
usia produktif di Provinsi DKI Jakarta. Uji regresi linier berganda menyatakan
bahwa ada hubungan antara domain lubrikasi dengan domain kesehatan fisik p =
0.00, ada hubungan antara domain gairah seksual dengan domain psikologis p =
0.06, ada hubungan antara domain gairah sekual dengan domain hubungan sosial
p = 0.00, ada hubungan antara domain kepuasan seksual dengan domain
lingkungan kualitas hidup perempuan p = 0.00. Adanya hubungan antara fungsi
seksual dengan kualitas hidup perempuan semakin memperkuat bahwa kualitas
hidup perempuan bergantung pada fungsi seksual perempuan sehingga pengkajian
tentang kebutuhan seksual dan pemberian edukasi seksualitas penting untuk
digalakkan baik di pelayanan rumah sakit maupun pelayanan maternitas
komunitas untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan

ABSTRACT
Sexual life quality is a predictor for mental health and individual life. This cross
sectional research aims at identifying the association between sexual function and
women's life quality. Sampling using the appropriate proportion of respondents
inclusion criteria with 305 respondents of women of reproductive age in Special
Capital Region of Jakarta. Multiple regression analysis shows that there is a
relation between lubrication domain with physical health domain p = 0.00, sexual
arousal domain with psychological domain p = 0.06, sexual arousal domain with
social relations domain p = 0.00, sexual satisfaction domain with environment
domain p = 0.00. There is association between sexual function and women’ life
quality reinforces that women’s life quality depends to female sexual function
there for the assessment sexual needs and education sexuality is important to be
encouraged both in hospital or maternal community care to improve the women’s
life quality"
2016
T45839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belet Lydia Ingrit
"ABSTRAK
Perkembangan terapi komplementer semakin meningkat khususnya dalam pengobatan infertilitas. Penelitian kualitatif dilakukan untuk mengekplorasi perasaan perempuan infertil dalam menjalani keperawatan komplementer. Delapan perempuan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sesuai kriteria inkusi dengan metode sampel purposive, pemilihan partisipan dilakukan secara berantai snowball sampling . Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dilengkapi catatan lapangan. Analisa data dilakukan dengan thematic content analysis dengan menggunakan tahap-tahap dari Collaizi. Hasil penelitian menyatakan enam tema yaitu : 1 Perasaan sedih dialami oleh perempuan infertil 2 Bertambah usia dan desakan keluarga menyebabkan kecemasan perempuan infertil, 3 Alasan perempuan infertil memilih keperawatan komplementer karena ingin hamil secara alami 4 Berbagai cara dan usaha dilakukan perempuan infertil untuk memperoleh kehamilan, 5 Perempuan infertil memiliki persepsi yang benar tentang keperawatan komplementer, dan 6 Dukungan keluarga sangat diperlukan untuk kesuksesan keperawatan komplementer. Keperawatan komplementer sangat penting untuk dijadikan salah satu solusi bagi pasangan infertil khususnya perempuan infertil dalam usahanya untuk memperoleh keturunan. Hasil temuan ini merekomendasikan kepada perawat maternitas untuk mengoptimalkan perannya dalam memberikan informasi dan dukungan bagi perempuan infertil. Kata kunci : Infertilitas, Keperawatan komplementer, Penelitian kualitatif

ABSTRACT
The development of complementary therapies especially infertility treatment is increasing. Qualitative research was conducted to explore the experience of infertile women in undergoing nursing complementary treatment. Eight women participated in this research. Inclusion criteria was applied together with purposive sampling method. Selection of participants was done using snowball sampling. Data were collected through in depth interviews and field notes. Data analysis was performed with thematic content analysis using stages suggested by Collaizi. The results of this research are 1 Feelings of sadness experienced by infertile women 2 Increasing age and the insistence of the family causes anxiety infertile women, 3 Reasons infertile women choose nursing complementary because they want to get pregnant naturally 4 Various way and effort to get pregnant, 5 Infertile women have appropriate perception toward complementary nursing 6 Family support is needed for the complementary nursing success. Conclusion is complementary nursing very important to become one solution alternative for infertile couples. It is recommended that maternity nurse to optimize their role in giving information and support to infertil women. "
2016
T47061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vonyca Dovis
"Lokalisasi merupakan tempat transaksi seksual antara penjual dan pembeli jasa seksual. Remaja putri menjadi pihak yang paling rentan terhadap situasi di lokalisasi karena organ reproduksi yang belum matang dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi remaja di masa yang akan datang. Studi fenomenologi dipilih untuk mengidentifikasi pengalaman sepuluh remaja putri yang tinggal di daerah lokalisasi dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Hasil riset dengan thematic content analyzis ditemukan tujuh tema (1) Persepsi partisipan tentang lokalisasi adalah tempat perempuan nakal dan kegiatan seksual bebas yang berakibat penyakit kelamin sehingga memengaruhi jiwa remaja (2) Cara menjaga kesehatan reproduksinya adalah dengan menjaga pergaulan, kebersihan diri, tidak melakukan hubungan seksual bebas, menjaga makanan dan melakukan pemeriksaan rutin (3) Dukungan informasi diperoleh dari keluarga, petugas kesehatan, media dan guru (4) Dukungan emosional dari keluarga dan teman-teman, (5) Hambatan yang dirasakan adalah jauhnya fasilitas kesehatan dan pelayanan yang tidak sesuai keinginan, (6) Kebutuhan partisipan adalah adanya pelayanan kesehatan reproduksi dan lingkungan yang bersih, (7) Harapan partisipan adalah adanya penyuluhan kesehatan dan pelayanan puskesmas yang intensif dengan perawatnya yang ramah. Hasil riset merekomendasikan perlunya sosialisasi cara menjaga kesehatan reproduksi remaja yang intensif khususnya di lingkungan berisiko.

Localization is a place of sexual transactions for sexual services. Girls are the most vulnerable to these localization situation because of their immature reproductive organs and the impact on their reproductive health in the future. Phenomenological studies is used to explore experiences of ten young women living in this areas in maintaining their reproductive health. Result of study by thematic content analyzis showed seven themes (1) Participants' perception of localization is the place of naughty women and free sexual activity that can transmit the STD and influences the psychological of adolescent, (2) The way participants keep their health reproductive organs are maintain the friendship, avoid free sex, personal hygiene, maintaining food intake and routine checks up, (3) Information support obtained from family, health care, media and teachers, (4) Emotional support from family and peer group, (5) The barrier by adolescent are unreachable healthy facility and under expected service, (6) Participant needs are reproductive health services and clean environment, and (7) Their expectation are health education and intensive service with friendly nurse. It is recommended to socialize how to maintain intensive adolescent reproductive health, especially in risk environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Ristriyani
"ABSTRAK
Penatalaksanaan histerektomi dapat menjadi indikasi medis pada kasus mioma uteri sehingga dapat menyebabkan perubahan konsep diri pada perempuan. Studi kasus ini bertujuan menganalisis penerapan model adaptasi Roy dan teori transisi Meleis dalam asuhan keperawatan klien post histerektomi atas indikasi mioma uteri. Justifikasi penerapan teori tersebut untuk memfasilitasi klien dalam proses transisi yang membutuhkan rentang waktu tertentu agar dapat mencapai koping yang adaptif. Masalah keperawatan yang muncul post operasi antara lain gangguan perfusi jaringan perifer, nyeri berhubungan dengan insisi bedah, kesiapan meningkatkan konsep diri, dan risiko disfungsi seksual. Implementasi yang dilakukan antara lain memonitor tanda-tanda vital, manajemen nyeri farmakologis dan non farmakologis, mengeksplorasi aspek positif klien, dan pendidikan kesehatan mengenai gejala menopause dini. Pendekatan model adaptasi Roy dan teori transisi Meleis dapat membantu klien dalam penguasaan dan peningkatan kepercayaan diri pada klien apabila perawat melakukan asuhan keperawatan berkelanjutan untuk meninjau proses transisi klien dalam rentang waktu tertentu.

ABSTRACT
Abstract Hysterectomy could be a medical indication in cases of uterine myoma that may lead to changes in self concept in women. This case study aims to analyze the application of Roy 39 s adaptation model and Meleis transition theory in nursing care of post hysterectomy clients on the indication of uterine myoma. Justify the application of the theory is to facilitate clients in the transition process that requires a certain time in order to achieve an adaptive coping. Post operative nursing problems include peripheral tissue perfusion ineffective, pain associated with surgical incision, readiness to enhance self concept, and risk of sexual dysfunction. Nursing intervention include monitoring vital signs, pharmacological and nonpharmacologic pain management, exploring positive aspects of the client, and health education about early menopause symptoms. Roy 39 s model adaptation and Meleis transition approach can assist clients in the mastery and enhancement of confidence if the nurse carries continuum of care to review the client 39 s transition process in a range of time."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rahmayanti
"Persalinan seksio sesaria merupakan salah satu alternatif persalinan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Masalah fisik dan psikologis lebih sering muncul pada ibu post partum dengan persalinan seksio sesaria. Keluhan fisik dan psikologis post seksio sesaria tersebut dirasakan lebih berat oleh ibu-ibu usia remaja. Dukungan perawat maternitas penting untuk membantu ibu post seksio cesarea usia remaja dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan dapat beradaptasi dengan peran baru sebagai ibu. Teori self care berfokus pada kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya secara mandiri sedangkan teori becoming a mother bertujuan memenuhi kebutuhan dasar ibu post seksio usia remaja dan membantu ibu dalam pencapaian peran menjadi ibu. Penggabungan penerapan teori self care dan becoming a mother cocok digunakan perawat untuk membantu ibu post seksio cesarean usia remaja untuk merawat dirinya mencapai peran sebagai orangtua. Perawat dapat menggunakan kerangka kerja Orem dan Mercer sebagai panduan pengkajian dan intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pencapaian peran maternal.

Cesarean sectional delivery is one of the birth alternatives that increase from year to year. Physical and psychological problems are more common in post partum mothers with sesarian sectional delivery. Physical and psychological post sectional complaints of sesaria are felt more severe by teenage mothers. The support of the maternity nurse is important to assist the post cesarean mother of adolescent age in fulfilling her basic needs and be able to adapt to the new role of mother. Self care theory focuses on the ability of individuals to meet self care needs independently while the theory of becoming a mother aims to meet the basic needs of post adolescent post adolescent mothers and assist mothers in achieving the role of motherhood. Merging the application of the theory of self care and becoming a mother suitable nurses used to help post cesarean mothers cesarean age to care for her achieve the role as a parent. Nurses may use the Orem and Mercer framework as a guide for nursing assessment and interventions to facilitate the achievement of maternal roles."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Oktafia
"Hiperemesis gravidarum merupakan kondisi mual dan muntah berlebihan yang dapat menyebabkan penurunan berat badan, ketidakseimbangan cairan, elektrolit, gangguan nutrisi dan ketonuria. Upaya yang dapat dilakukan dalam membantu beradaptasi dengan mual dan muntah melalui tindakan nonfarmakologi dan farmakologi. Model konservasi Levine berfokus pada peningkatan adaptasi melalui prinsip konservasi untuk mencapai interigritas diri dan teori dukungan sosial berfokus pada peningkatan sistem dukungan.
Laporan kasus dilakukan terhadap lima ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum dengan pendekatan proses keperawatan melalui model konservasi Levine dan teori dukungan sosial. Penerapan model konservasi Levine dan teori dukungan sosial dalam lima kasus ini ditemukan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi yang disebabkan kurang asupan makanan, mual yag disebabkan proses adaptasi kehamilan, kecemasan yang disebabkan krisis situasional dan kehamilan yang tidak direncanakan, resiko kekurangan volume cairan yang disebabkan muntah berlebih, dan kesiapan peningkatan koping keluarga.
Hasil intervensi yang dilakukan berdasarkan prinsip konservasi dan dukungan sosial pada kelima kasus menunjukkan bahwa status nutrisi klien menjadi adekuat, status hidrasi klien menjadi adekuat, status maternal meningkat, mual berkurang, pengetahuan klien tentang proses kehamilan meningkat, kecemasan menurun, koping adekuat dan dukungan sosial meningkat.

Hyperemesis gravidarum is a condition of excessive nausea and vomiting that can lead to weight loss, fluid imbalance, electrolytes, nutritional disorders and ketonuria. Efforts can be made to help adapt to nausea and vomiting through nonpharmacological and pharmacological actions.The Levine Conservation Model focuses on improving adaptation through conservation principles to achieve self interdependence and social support theories focus on improving the support system.
Case reports were made on five pregnant women with hyperemesis gravidarum with a nursing process approach through the Levine conservation model and social support theory. Implementation of the Levine conservation model and social support theory in these five cases found nutritional problems of nutritional imbalance caused by lack of food intake, nausea due to pregnancy adaptation, anxiety caused situational crisis and unplanned pregnancy, risk of fluid volume deficiency caused by excessive vomiting, And family coping readiness.
The results of interventions based on conservation and social support in the five cases indicate that the nutritional status of the client is adequate, the client 39 s hydration status becomes adequate, the maternal status increases, decreased nausea, the client 39 s knowledge of the pregnancy process increases, anxiety decreases, coping adequately and social support increases.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library