Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erick Yudhistira
"Keselamatan kerja dalam organjsasi merupakan isu yang sangat penting untuk diperhatikan agar suatu perusahaan dapat beroperasi dengan baik dan aman. Kurangnya pengawasan terhadap keselamatan kerja dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada kelanjutan organisasi tersebut (Petersen, l988). Oleh karena im sejumlah langkah preventif perlu dilakukan oleh pihak manajemen untuk mcnjamin keselamatan kerja dalam organisasi.
Langkah prevenlif yang perlu dilakukan hendaknya scsuai dengan masalah yang dihadapi pemsahaan. Oleh l-:arena itu, perusahaan perlu terlebih dahulu mengidentifikasi masalah kesclarnatan kerja yang dihadapinya. Salah satu indikator yang dapat menggambarkan kondisi keselamatan kexja dalam perusahaan adalah melalui pengukuran iklim kerja aman (Larsson, 2005). Berdasarkan pengukuran iklim kerja aman, perusahaan dapat mengetahui aspek-aspek keselamatan kerja yang masih belum optimal dan perlu ditingkatkan.
PT. X sebagai perusahaan yang bergerak dibidang service minyak dan gas, memiliki peringkat resiko kerja yang tinggi baik ditinjau dari segi keteknikan, keekonomian, kerusakan lingkungan maupun keselamatan dan kesehatan kerja. Manajemen PT. X merasa bahwa perusahaan telah berhasil menjaga. keselamatan kerja karyawannya. Hal ini terlihat berdasarkan sejumlah safezy award yang diperoleh serla sertifikasi OHSAS yang selalu dapat dipertahankan. Hal ini mcnimbulkan kecenclerungan bagi PT. X untuk cukup puas dengan kondisi keselamatan kerjanya sehingga tidak melakukan peningkatan terhadap sistem keselamatan kerja yang ada. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, tentu akan menjadi potensi masalah yang dapat berdampak pada keselamatan ke1ja karyawannya. Oleh karena im, penulis menyusun sebuah program pengukuran iklim kerja aman yang dapat digunakan PT. X untuk mcnggambarkan kondisi keselamatan keija yang akumt dan up to date. Dengan diketahuinya ikilm kerja aman, manajemen dapat mcngidentifikasi aspek-aspek keselamatan kerja yang kurang optimal, sehingga dapat melakukan intervensi-intervensi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi

Safety in organization is one of important issue that need certain attention so that the organization can nm effectively and safely. A lack of attention and control to the safety issues in organization can result in fatal accidents that affect the organization as a whole (Petersen, 1988). From that matter, numerous preventive programs need to be done in order to create a safe condition in the organization.
The preventive programs that need to be conducted should be in line with the problems faced by the organization. That is why, it is important for the organization to identify the exact problems before proposing a preventive programs. One indicator that can provide a brief picture of the safety condition in an organization is trough the measurement of safe climate (Larsson, 2005). By measuring the safe climate, organization can identify safety aspects that are not in the optimal condition and so needed an improvement.
X company as an industry that works in oil and gas services, is categorized as a high risk industry. The management in X company feels that they have successfully control the overall safety in organization. This conclusion is made merely based on the safety awards that have been achieved throughout years and the OHSAS intemational safety certidcation. This condition makes the management to have a tendency to become satisfied with the current safety condition and thus not making improvement to the safety system. If this condition is kept unheld, it can be a source of potential safety problems in the future. From that matter, the writer propose a safety climate measurement program that can be used by X company to provide an overall picture of the accurate and up dated safety condition. From the safety climate measurement, management in X company can identify safety aspects that is not optimal and therefore can make appropriate interventions based on the problems faced by X company.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
TA34159
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Faiqoh. author
"Salah satu cara untuk mengoptimalkan hasil kerja karyawan adalah melalui penilaian kinerja. Diketahui bahwa Departemen Produksi PT. CJ belum memiliki penilaian kinerja yang dapat memberikan penilaian objektif pada kinerja karyawannya. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana rancangan penilaian kerja yang sesuai di Departemen Produksi PT. CJ. Melalui proses analisa jabatan diperoleh 10 kriteria penilaian. Dilakukan uji face validity kepada GM. Product dan karyawan departemen produksi.
Hasil ranking kriteria penilaian adalah dependability, developing and maintaining relationship, business awareness, communication, service orientation, initiative, team orientation, dan creativity. Penilaian dilakukan dengan metode graphic rating scale dengan skala tiga peringkat (basic, moderate, high). Dengan penilaian kerja ini maka PT. CJ dapat memberikan penilaian yang lebih objektif dan dapat dijadikan tolak ukur dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan penggajian."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T37918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Aldinori
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dan perbedaan antara variasi elemen electronic word-of-mouth (eWOM) positif berupa gambar dan teks terhadap persepsi kualitas layanan pada pengguna rutin layanan Bus TransJakarta. Penelitian ini adalah penelitian field experiment dengan desain randomized between subject design pretest-posttest. Partisipan penelitian adalah pengguna Bus TransJakarta minimal empat kali dalam seminggu dan menggunakan aplikasi instant messaging LINE. Partisipan (n=92) dibagi menjadi kelompok eksperimen pertama (KE1) dan kelompok eksperimen kedua (KE2). Penelitian dilakukan dengan pemberian manipulasi eWOM positif dengan template media sosial sebanyak 14 buah selama tujuh hari pada masing-masing kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eWOM positif mempengaruhi persepsi kualitas layanan dengan t(91) = 3,824, p < 0,05. Namun tidak terdapat perbedaan skor secara siginfikan pada pengaruh variasi elemen eWOM positif berupa gambar dan teks dengan eWOM positif berupa teks saja, dengan t(90) = 1,291, p < 0.05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh elemen eWOM positif berupa gambar teks terhadap persepsi kualitas layanan, namun tidak terdapat perbedaan pengaruh diantara keduanya.

The purpose of this study is to find the difference and the effect of positive electronic word-of-mouth (eWOM) on perceived service quality on TransJakarta bus user. This study was a field experiment with randomized between subject design pretest-posttest design. Participants in this study were 92 persons who use TransJakarta at least four times a week and active users of LINE instant messaging. Participants were divided into two experimental groups on LINE Messenger. Each groups were given two different variation of manipulation, which are social media template with text only and text and picture, 14 times in seven days straight. The result shows that positive eWOM has effect on perceived service quality with t(91) = 3,824, p < 0,05. However, there is no score difference in positive eWOM text only type and positive eWOM text and picture type, with t(90) = 1,291, p < 0.05. It can be concluded that positive eWOM in picture and text has effect on perceived service quality, but there is no difference between them."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S62622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferina Rahmawati
"Iklan komparatif merupakan salah satu strategi kreatif iklan yang dirancang untuk memotivasi dan mempengaruhi konsumen. Iklan komparatif adalah iklan yang melakukan perbandingan, baik langsung maupun tidak langsung, antara atribut produk merek yang dipromosikan dengan merek kompetitor dalam kategori produk yang sama. Penelitian ini melihat bagaimana gambaran sikap terhadap iklan komparatif pada remaja-akhir, gambaran intensi membeli simcard GSM dalam iklan komparatif serta bagaimana hubungan antara sikap terhadap iklan komparatif dengan intensi untuk membeli. Iklan komparatif dipilih karena penggunaan iklan komparatif masih menimbulkan pro-kontra. Pada sikap terhadap iklan komparatif, peneliti menggunakan dua komponen sikap terhadap iklan, yaitu kognitif dan afektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil statistik deskriptik menunjukkan bahwa mayoritas responden memilki sikap yang negatif terhadap iklan komparatif. Mayoritas responden memiliki intensi yang rendah untuk membeli simcard GSM dalam iklan komparatif. Melalui Pearson's Product-Moment, diketahui hubungan yang signifikan antara sikap terhadap iklan komparatif dengan intensi membeli simcard GSM dalam iklan komparatif dengan nilai r = 0.546 dan signifikan pada l.o.s 0.01. Hasil penelitian menunjukkan iklan komparatif tidak cukup efektif mempengaruhi sikap dan intensi membeli konsumen, maka disarankan untuk produsen atau pengiklan agar menggunakan alternatif iklan lain.

Comparative advertising is one of the advertising's creative strategic which is designed to motivate and affect consumers. Comparative advertising compares the promoted brand's attributes with another brand competitor in the same product categorize, directly or indirectly. This research sees how attitude toward comparative advertising of GSM simcard on late adolescence, the intention to buy, and the correlation between attitude toward comparative advertising and the intention to buy. Comparative advertising is chose because until now, comparative advertising still becomes pro-contra. On the attitude of comparative advertising, researcher uses the two components of attitude toward the advertising: cognitive and affective. Quantitative approach is used in this research. The result of descriptive statistic shows that most of respondents have a negative attitude toward comparative advertising and low intention to buy GSM simcard in the comparative advertising. From Pearson's Product moment, found that there is a significant correlation between the attitude toward comparative advertising and intention to buy (r = 0.546 and significant at l.o.s 0.01). These findings show that comparative advertising isn't effective enough to affect consumers attitude and intention to buy. So, the suggestion for the producer and the advertisers is to use other alternatives of advertisings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amien Diatha Ika Setyari
"Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan terhadap organisasi di Bank X Syariah pada cabang "A". Berdasarkan data awal yang diperoleh melalui wawancara dan kuesioner diketahui bahwa motivasi kerja karyawan di Bank X Syariah perlu mendapat peningkatan. Kepuasan terhadap atasan (Supervision Satisfaction) diduga berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada organisasi tersebut. Berdasarkan perhitungan statistik melalui uji korelasi. Hasil analisis dari 20 karyawan pada level staff, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan terhadap atasan dengan motivasi kerja, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,563 dan nilai signifikansi 0,0100 (p<0,005).
Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini dirancang untuk meningkatkan kepuasan terhadap atasan dan pada akhirnya akan berdampak pada motivasi kerja karyawan. Pada penelitian ini intervensi yang dipilih adalah pelatihan Pemberian feedback pada atasan dengan jabatan supervisor yang berjumlah 9 orang. Hasil perhitungan uji signifikansi perbedaan pre-test dan posttest menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan belum memberikan peningkatkan yang signifikan terhadap kepuasan terhadap atasan dan motivasi kerja.

Research was conducted to increase employee motivation to the organization at Bank X Syariah, branch "A". Based on preliminary data obtained through interviews and questionnaire found that employee motivation at Bank X Syariah should receive an increase Satisfaction Supervision that expected effect on employee motivation in the organization. Based on statistical calculation by correlation test the analysis of the 20 employees at the staff level, there was a significant relationship between supervision satisfaction with work motivation, with correlation values of 0.563 and coefficient significance 0.010 (p <0.005).
Interventions in the study was designed to improve supervision satisfaction and ultimately will have an impact on employee motivation. At this Research selected intervention is giving feedback training for supervisor. The results of tests of 9 supervisor there are significant difference in the calculation of pre-test and post-test, showed that the intervention program has not provided significant to improve supervision satisfaction and employee work motivation at Bank X Syariah."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30987
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Indriyani Darsono
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh program coaching pada atasan terhadap peningkatan organizational justice dan kepuasan kerja pada bawahan PT. XXY. Karyawan mempersepsikan dirinya mendapat perlakuan yang fair di tempat kerja akan merasa lebih puas dengan pekerjaannya dan akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik. Penelitian terhadap 20 karyawan PT. XXY dengan alat ukur adaptasi dari organizational justice (Moorman, 1991) dan kepuasan kerja (Spector, 1997) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari organizational justice terhadap kepuasan kerja yaitu sebesar 50,4% (los=0.01) Merujuk pada hasil tersebut maka dilakukan intervensi untuk meningkatkan organizational justice dan kepuasan kerja melalui program coaching penilaian kinerja pada perusahaan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor pada organizational justice dan kepuasan kerja saat sebelum dan sesudah intervensi. Dengan demikian maka organisasi perlu melakukan beberapa hal diantaranya penilaian kerja secara berkala, melakukan pembenahan terhadap beberapa sistem terkait reward, memberikan training terhadap karyawan.

This study aims to see the effect of performance appraisal?s coaching program for supervisor to enhance organizational justice and job satisfaction toward subordinates at head office of PT. XXY. Employees who perceived themselves as being treated fairly, will be more likely to be satisfied with their jobs and motivated to do well. Study of 20 employees of PT. XXY with an instrument adapted of organizational justice (Moorman, 1991) and job satisfaction (Spector, 1997) showed a significant effects of organizational justice on job satisfaction equal to 50.4% (los = 0.01). Furthermore, intervention is given to improve organizational justice and job satisfaction through the performance appraisal?s coaching program. The results indicate that there are differences in intervention scores on organizational justice and job satisfaction before and after intervention. Thus, the organization needs to do several things including periodic performance appraisal, improve reward-related systems and providing training to employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30474
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Arninditha
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas dari pemberian coaching dan konseling dalam meningkatkan perilaku proaktif dan menurunkan intensi untuk keluar pada Excecutive Trainee (ET) batch 4 di PT. XYZ. Untuk mengetahui permasalahan awal, peneliti melihat hubungan antara perilaku proaktif dengan turnover intention pada karyawan ET. Hasil analisis dari 10 karyawan ET ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku proaktif dengan turnover intention pada karyawan ET dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,035 dan nilai signifikansi 0,005 (p<0,005). Dari hasil data tersebut dilihat karyawan ET menunjukkan perilaku proaktif yang rendah dan turnover intention yang cukup tinggi. Oleh karena itu intervensi perlu dilakukan untuk meningkatkan perilaku proaktif pada karyawan ET sehingga pada akhirnya akan dapat menurunkan intensi mereka untuk keluar dari perusahaan.
Sebagai bentuk dari intervensi, peneliti melakukan coaching dan konseling pada karyawan ET untuk meningkatkan perilaku proaktif mereka di lingkungan organisasi. Setelah diberikan intervensi berupa coaching dan konseling, terlihat bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada skor perilaku proaktif karyawan ET namun tidak pada skor turnover intention mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian coaching dan konseling ini sudah efektif dalam meningkatkan pemahaman perilaku proaktif pada karyawan ET namun belum efektif dalam menurunkan intensi mereka untuk keluar dari PT. XYZ.

This study was conducted to analyze the effectiveness of the provision of coaching to improve proactive behavior and reduce intention to leave on new employee at PT. XYZ. First, the data revealed that there was a significant negative correlation between proactive behavior and turnover intention with a correlation coefficient of 0.035 and a significance value of 0.005 (p <0.005). From these data the results it was found that employee showed low proactive behavior and the turnover intention is quite high. Therefore, intervention needs to be done to improve the proactive behavior so that employees will eventually be able to reduce their intention to leave.
As an intervention, researcher conducted a coaching and counselling program to employees in order to improve their proactive behavior in an organizational environment. Once granted intervention in the form of coaching and counselling, it appears that there was a significant score changes in proactive employee behavior but not on their turnover intention. It can be concluded that the provision of coaching and counselling has been effective in improving proactive behavior on new employees but has not been effective in reducing employee's intention to leave."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30722
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Aji Pamungkas
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kontrak psikologis transaksional, kontrak psikologis relasional, dan pelanggaran kontrak psikologis antara karyawan pemanen dan kontrak. Pengukuran kontrak psikologis transaksional dan kontrak psikologis relasional menggunakan alat ukur Psychological Contract Inventori (Rousseau, 2000) dan pengukuran persepsi pelanggaran kontrak psikologi menggunakan alat ukur Psychological Contract Breach Global Scale (Robinson & Morrison, 2000). Partisipan berjumlah 183 orang karyawan dari sebuah perusahaan transportasi dan logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kontrak psikologis transaksional, kontrak psikologis relasional dan persepsi pelanggaran kontrak psikologis antara karyawan permanen dan kontrak.

This research aims to discover the differences of transactional psychological contract, relational psychological contract, and psychological contract breach between permanent and temporary employees. Transactional psychological contract and relational psychological contract was measured using Psychological Contract Inventory (Rousseau, 2000) and psychological contract breach was measured using Psychological Contract Breach (Global Scale) (Robinson & Morrison, 2000). Participants are 183 employees from transportation and logistic company. The main result of this research shows that there is no difference in transactional psychological contract, relational psychological contract, and psychological contract breach between permanent and temporary employees."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rindayu Resti Wandari
"ABSTRAK
Dalam mencapai kesuksesan, toko online perlu menyediakan e-service quality
yang baik. Hal tersebut merupakan suatu cara untuk meningkatkan trust
konsumen belanja online. E-Service Quality merupakan semua tahap interaksi
yang terjadi antara konsumen dan situs web yang dihasilkan dari penilaian sejauh
mana sebuah situs web secara efektif dan efisien memfasilitasi proses berbelanja
(Parasuraman et.al, 2005). Pengukuran e-service quality menggunakan alat ukur
E-S-QUAL dan E-RecS-QUAL yang dibuat oleh Parasuraman et.al (2005) lalu
peneliti adaptasi. Sedangkan trust didefinisikan sebagai harapan optimis
seseorang, bahwa orang lain akan melindungi semua hak-haknya (Gefen, 2002).
Pengukuran trust menggunakan alat ukur Specific Online Consumer Beliefs yang
dibuat oleh Gefen (2002) kemudian peneliti adaptasi. Penelitian ini menggunakan
metode accidental sampling yang melibatkan 453 responden, yaitu mahasiswa
konsumen belanja online, karena mahasiswa sering mengakses internet (Xu &
Paulins, 2005). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara e-service quality dan trust pada mahasiswa konsumen belanja
online (r = 0,668; p = 0.000). Artinya, semakin tinggi tingkat e-service quality
maka semakin tinggi pula tingkat trust pada mahasiswa konsumen belanja online.
Implikasi praktis Penelitian ini, toko online perlu meningkatkan e-service quality
dalam hal pemenuhan janji agar trust mahasiswa konsumen belanja online
meningkat.

ABSTRACT
In Achieving success, online shop should provide good s-service quality. It is a
way to increase consumer trust. E-Service Quality are an all stages of the
interaction between consumers and web sites resulting from the assessment of the
extent to which a website effectively and efficiently facilitate the shopping
process (Parasuraman et.al, 2005). E-Service Quality measurement using
measuring instruments E-S-QUAL and E-RecS-QUAL are made by Parasuraman
et.al (2005) and adapted by researcher. While trust is defined as the optimistic
expectations of someone, that someone else will protect all of their rights (Gefen,
2002). Trust measurement using measuring instruments Specific Online Consumer
Beliefs are made by Gefen (2002) then adapted by researcher. This study used
accidental sampling method involving 453 respondents, namely college student
online shopping consumer because they often access the Internet (Xu & Paulins,
2005). These results indicate that there is a significant relationship between
e-service quality and trust among college student online shopping consumer
(r = 0,668; p = 0.000). This results can be interpreted as the higher e-service
quality, the higher trust that college student online shopping consumer have. The
practical implications of this research, online stores need to improve e-service
quality in terms of the fulfillment of the promise, so that the trust of college
student online shopping consumer increase."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidia Deisar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan employee engagement melalui persepsi terhadap umpan balik dengan implementasi "coaching clinic at work" pada karyawan PT X. penelitian ini tergolong action research dengan desain before-after study melalui program intervensi "coaching clinic at work". Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.

This study aims to determine the increase in employee engagement through perceptions of feedback with the implementation of "coaching clinic at work" on PT X employees. This study is classified as action research with a prior-after study design through an intervention program "coaching clinic at work". The approach used in this study is qualitative and quantitative."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T38358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>