Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112804 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suliarto Gunawan Halim
"Infertilitas yang disebabkan oleh masalah imunologis mempunyai peranan yang belum dipahami dengan baik. Sperma sebagai Salah satu komponen reproduksi mempunyai peranan penting dalam mencetuskan timbulnya ASA yang turut menyebabkan infertilitas. Kenaikkan titer ASA diduga mempengaruhi kemampuan reproduksi.
Keanekaragaman protein pada sperma mempunyai potensi sebagai imunogen yang akan menirnbulkan respon imun yang terukur sebagai titer ASA. Titer ASA yang diukur dengan metode ELISA dengan hasil kuantitatif dibandingkan pada kelompok yang terpajan oleh satu sumber sperma dengan kelompok yang terpajan oleh beberapa sumber sperma.
Hasil pemeriksaan titer ASA dengan metode ELISA menunjukkan adanya kenaikan titer ASA yang lcbih tinggi secara bermakna pada kelompok wanita yang terpajan oleh sperma multi sumber dibandingkan dengan satu sumber. Hal ini menunjukkan adanya respons imun yang lebih kuat pada kelompok pajanan oleh beberapa sumber sperma dibandingkan dengan kelompok pajanan oleh satu sumber sperma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Martua Hidayana
"ABSTRAK
Studi ini memperlihatkan bahwa para suami, baik dari, golongan bawah maupun menengah, sesungguhnya mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap masalah KB keluarganya. Asumsi bahwa peranan suami dalam keluarga lebih mengutamakan mencari nafkah dan sebagai pengambil keputusan akhir agaknya tidak sepenuhnya benar. Demikian juga halnya dengan anggapan bahwa pria kurang peduli atau kurang berminat terhadap masalah KB.
Secara umum, masih sangat sedikit para suami yang mengetahui istilah kesehatan reproduksi. Bagi mereka istilah tersebut terlalu teknis dan sukar dibayangkan berhubungan dengan masalah apa. Ketidaktahuan ini tentu berkaitan dengan minimnya informasi yang mereka peroleh mengenai hal itu. Sebagian berpendapat bahwa media massa, koran atau TV misalnya, adalah sarana yang baik untuk menyebarluaskan informasi mengenai KR atau pun program pemerintah lainnya.
Indikasi akan pola hubungan suami-istri yang seimbang terwujud Pula melalui perilaku seksual suami. Para suami menyadari bahwa hubungan seks yang sehat adalah dengan pasangannya sendiri. Sekali pun inisiatif hubungan seks lebih banyak dilakukan oleh suami, namun ada kesadaran untuk tidak melakukan pemaksaan jika istri sedang tidak menginginkannya karena lelah, sakit atau sebab lainnya. Demikian juga dengan pantangan seks pada waktu--waktu tertentu karena alasan agama. Dalam masa-masa kehamilan, kelahiran dan menyusui, para suami lebih banyak memberikan dukungan sosial-psikologis kepada istrinya. Mereka juga berupaya untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhafikan dalam menjaga kesehatan kehamilan dan menyusui bayi.
Bagaimana dengan keterlibatan para suami dalam KB? Dalam hal pengambilan keputusan mengenai jumlah anak, jarak kelahiran dan metode KB, sebagian besar merundingkannya dengan istri masing-masing. Kebanyakan istrilah yang menjadi pengguna kontrasepsi moderen, sementara ada kecenderungan suami menggunakan metode tradisional seperti sistem kalendar dan senggama terputus. Sebenarnya para suami cukup peduli dengan masalah KB namun minimnya pengetahuan mengenai program, metode dan efek samping kontrasepsi membuat mereka nampak enggan menjadi akseptor. Mereka berpendapat bahwa petugas kesehatan hendaknya juga memberikan penjelasan kepada suami meskipun istrinyalah yang menggunakan kontrasepsi. Selain itu promosi kontrasepsi pria dirasakan masih sangat kurang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hartopandri
"Kehamilan tidak diinginkan masih merupakan masalah di Indonesia. Kehamilan tidak diinginkan ini dapat mengakibatkan tindakan aborsi, dan kelahiran yang tidak diinginkan. Dari berbagai penelitian terdahulu, terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan, salah satunya adalah rendahnya pengetahuan ibu tentang masa subur wanita.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang masa subur wanita dengan kehamilan tidak diinginkan, serta faktor yang berkontribusi terhadap hubungan tersebut. Untuk mencapai tujuan ini desain yang digunakan adalah cross-sectional, dengan menggunakan data sekunder Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1997. Sampel adalah semua ibu yang beusia 15 - 49 tahun, berstatus kawin, sedang hamil, dan tidak sedang menggunakan alat/cara kontrasepsi.
Hasil penelitian ini adalah 12,1 % kehamilan tidak diinginkan, 77,5 % tidak tahu kapan datangnya siklus masa subur wanita, 66,2 % tinggal didaerah pedesaan, 42 % bekerja, 58,7 % berpendidikan SD kebawah, 21,1 % mempunyai anak lebih dari 3 orang, 73,2 % menikah pertama kali pada usia kurang 20 tahun, 70,8 % tidak pernah terpapar dengan petugas KB, dan 61,2 % tidak pernah terpapar dengan bidan. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang sikus masa subur wanita dengan kehamilan yang tidak diinginkan (p=4,050). Hubungan pengetahuan ibu tentang siklus masa subur wanita dengan kehamilan tidak diinginkan tetap bermakna setelah dikontrol dengan variabel lain (p= 0,007; OR = 0,505; 95%CI= 0,308 - 0,828).

Correlation between Mother's Knowledge about Time of Ovulation Cycle with Unwanted Pregnancy (Data Analysis of SDKI, 1997)Unwanted pregnancy, which have problem in Indonesia. This is could be actions abortion, and unwanted birth, that have negative impact to women's health. Before the research's, could be some risk factor's with correlation unwanted pregnancy, one related factor to this issue is mother's knowledge about women's time of ovulation cycle.
The objective research is to find out the relationship between mothers knowledge about women's time of ovulation cycle with unwanted pregnancy, and another factors with contribution to this correlation. This research using design cross-sectional study, with using secondary data of Demography and Health Indonesia Survey at 1997. The sample are women 15-49 years old, married, pregnant, and not using contraceptive.
The results this research showed there is 12, 1 % unwanted pregnancy, 77,5 % don't know where the period of women's time of ovulation cycle came, 66,2 % living in rural area, 42 % working, 58,7 % educated below primary school, 21,1 % have more than 3 children, 73,2 % get age of first time married below 20 year old, 70,8 % not exposed to Family Planning officer, and 61,2 % not exposed to midwife. Bivariate analysis showed there is a significant relationship between mother's knowledge about women fertility cycle with unwanted pregnancy (p= 0,05). Multivariate analysis this relationship is so significant (p= 0,038; OR= 0,62; 95%CI 0,39 -0,97), after controlled by another variable, this relationship is still significant (p = 0,007; OR = 0,505; 95%CI = 0,308 - 0,828).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah
"Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kualitas HidupIbu Post Sectio Caesarea di RSUD Koja Jakarta UtaraTahun 2017Angka Kematian Ibu AKI merupakan salah satu indikator dari kualitas hidupibu. Kualitas hidup masa nifas sangat penting dan perlu diperhatikan terutamamasa nifas post operasi sectio caesarea. Keadaan tidak sehat ibu dan atau janinberdampak pada kualitas hidup ibu postpartum. Pada masa postpartum ibu harusdimotivasi untuk melakukan aktivitas fisik sesegera mungkin atau mobilisasi dinikarena penting untuk meningkatkan kualitas hidup ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan kualitas hidup ibu post sectio caesarea di RSUD Koja Jakarta Utara. Analisis yang digunakan adalah Cox Regression yang mengestimasi nilai Prevalence Ratio.
Hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis Cox Regression mengungkapkan bahwa ibu yangmelakukan mobilisasi dini memiliki prevalence ratio sebesar 1,686 kali p value0,06; :95 CI 0,978-2,908 dibanding ibu yang tidak mobilisasi dini setelahdikontrol oleh variabel pendidikan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwahubungan mobilisasi dini tidak signiifikan dengan mempertimbangkan nilai pvalue >0,05 dan 95 Confidence Interval yang rentangnya diatas angka 1.

The maternal mortality is one of an indicator of life quality of mother. The qualityof life of the puerperium is very important and attention should be given to especially the puerperium post operation sectio of caesarea. State of being unwell mother and or fetus have an impact on life quality of mother postpartum. In the postpartum have to be motivated to do physical activity as soon as possible or early mobilization because it is important to improve the quality of life mother.
Research aims to understand early mobilization relations with quality of life of mother post section caesarea in RSUD Koja hospital North Jakarta. The analysis used is cox regression who estimate value prevalence ratio.
The results of the analysis multivariate with using analysis cox regression revealed that mother who performs mobilization of early having prevalence ratio of 1,686 times pvalue 0,06 95 CI 0,978 2,908 compared mother who do not early mobilization after controlled by education variable. The analysis result show that relationship early mobilization is signifikan considering value p value 0.05 and 95 of confidence intervals the value passed the 1.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma S.
"Remaja merupakan generasi penerus bangsa sejak dini harus disiapkan secara utuh baik( fisik maupun psikologisnya. Kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan dibidang usaha kesehatan sekolah dan remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dwiprahasto (1993) diketahui 3,6% kelompok umur 13-15 tahun dan (5,4%) kelompok umur 16-20 tahun telah melakukan hubungan seksual, begitu juga beberapa peneliti lain, yang melakukan penelitian tentang remaja diberbagai kota di Indonesia menemukan tingginya angka perilaku berisiko bagi remaja. Sedangkan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam khususnya kota Banda Aceh belum ada dilakukan penelitian tentang perilaku remaja.
Penelitian ini dilaksanakan di kota Banda Aceh, bertujuan untuk mendapatkan informasi faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku kesehatan reproduksi remaja diantara siswa SMUN di kota Banda Aceh, dengan menggunakan desain cross sectional, populasi terdiri dari siswa SMUN dengan status marital belum menikah, serta jumlah sampel 180 responden. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 180 responden ditemukan 12,8% responden termasuk kategori perilaku berisiko ringan seperti berciuman pipi 1,1% dan berpelukan, 0,5% dengan lawan jenisnya, meskipun tahapan ini bila ditinjau dari teori (Kinsey) belum tergolong perilaku berisiko. Namun karena kondisi dan budaya daerah/lokasi penelitian yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, dan juga mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan kehidupan adat, sehingga segala aktifitas sehari hari juga dijiwai dan sesuai dengan syariat Islam. Maka dengan alasan tersebut, perilaku demikian tergolong pada kategori berisiko ringan, dan perlu diwaspadai agar tidak berlanjut ketahap perilaku berisiko berat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, pendidikan tambahan, dan pendidikan ayah, berhubungan dan bermakna secara statistik. Adapun faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku siswa SMUN tentang kesehatan reproduksi adalah pendidikan ayah, dimana ayah dengan pendidikan tinggi (minimal SMU) cenderung anak berperilaku 9,4 kali lebih baik, jika dibanding ayah berpendidikan rendah.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku siswa SMUN di kota Banda Aceh tentang kesehatan reproduksi termasuk kategori perilaku berisiko ringan. Untuk mencegah perilaku ini meningkat menjadi perilaku berisiko berat disarankan, penambahan materi kesehatan reproduksi disekolah, agar meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi khususnya. Pada orang tua juga diharapkan dapat memberikan bimbingan kesehatan reproduksi sedini mungkin. Bagi remaja sendiri agar selalu berperilaku positif sesuai ajaran agama, menjaga budaya dan adat serta mencari informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi.

Teenagers are the future generation of the Nations since they have to be prepared early physically and psychologically. Teenage health reproduction is one of The Health Department Program that held for teenagers and school health. Based on pwiprahasto (1993), research known that 3,6% of 13 -15 age group and 5,4% of 16-20 age group have done sexual relationship so did by other researchers who studied about teenagers on every kind of city in Indonesia which found risk value of teenage behavior. While in Province of Nanggroe Aceh Darussalam especially on Banda Aceh City there haven't been studied about Health Reproduction behavior teenagers.
This study was conducted in Banda Aceh City, aims to get the information about some factors which related with teenager health reproduction among High School students which used cross sectional design, population consist of High School students whom unmarried status, and take 180 respondent, The analysis use univarite, bivariate with chi-square, and multivariate analysis with logistic regression test.
The result of this study shows that of 180 respondent, there are 12,8% of them found low risk of behavior category i.e. kissing 1,1% and holding each other 0,5%, although this stage has not been the criteria of risk behavior based on Kinsey theory. Because of the whole activities of Nanggroe Aceh Darussalam people was based on Islamic rules. Ttherefore teenagers behavior was classified as low risk category and it should be awared to anticipate them becoming the severe risker. Because of the whole activities of Nanggroe Aceh Darussalam people was based on Islamic rules. Therefore teenagers behavior was classifified as low risk catergory and it should be awared to anticipate them becoming the severe risker.
This study shows that statistically, knowledge, additional education, and father's education variables were related significantly. The most dominant factor was High School student behavior about health reproduction which were father's education, father with high education prefer to have good behavior children 9,4 times than father with low education.
It is concluded that High School students behavior about health reproduction on Banda Aceh City was low risk behavior category. To prevent this behavior increase to high risk it is recommended to add health reproduction mater at school especially to increase the student's knowledge. To the parents it is hoped that they could teach health reproduction as early as possible. To the teenagers itself, it is hoped to keep culture and religion based on religion line.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Zun Helty
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pernikahan usia muda dengan riwayat reproduksi pada wanita usia subur di Kabupaten Kediri tahun 2013. Desain penelitian adalah cross sectional dan menggunakan data sekunder Improving Contraceptive Methode Mix 2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pekerjaan dengan usia nikah pertama. Usia nikah pertama berhubungan signifikan terhadap usia saat hamil pertama dan paritas, akan tetapi tidak signifikan terhadap riwayat abortus. Penting bagi pemerintah menggalakkan program pendewasaan usia pernikahan dan kurikulum kesehatan reproduksi bagi remaja di sekolah.

This research used quantitative method that aims to determine the relationship between early marriage with the reproductive output of fertile women in Kediri Regency 2013. The study design was cross-sectional and using secondary data from Improving Contraceptive Method Mix 2013. The results showed that there are a significantly relationship between education and work with early marriage. Early marriage significantly related with age at first pregnancy and parity, but not significant to the history of abortion. It is important to the government for promoting the maturation of age of marriage and make a reproductive health curriculum for young people in schools.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadapdap, Amir Syamsu
"Dimanapun suatu kelompok masyarakat berdiam pada seat itu akan terdapat sistem medis khas setempat yang dikembangkan (mungkin) setua komunitas itu sendiri. Salah satu unsur sistem medis itu adalah obat-obatan yang digunakan menanggulangi berbagai kesakitan (illness) seperti yang mereka pahami. Karakteristik sifat dan penggunaan obat-obatan khas lokal atau farmakopea tradisionall senantiasa berbeda menurut perbedaan satuan masyarakat pemiliknya. Secara umum terdapat dua anasir penting dari etnofarmakopea, yakni tumbuhan dan binatang yang digunakan sebagai bahan racikan obat. Dominasi material obatobatan itu lebih ditentukan oleh ciri--ciri lingkungan alam setempat atau ketersediaan sumberdaya di sekitar masyarakat itu sendiri.
Desa yang menjadi lokasi penelitian ini terletak di sekitar hutan, tepatnya di pinggir kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dimana pada gilirannya kondisi objektif itu mengarahkan penduduk lokal untuk secara leluasa mendayagunakan sumberdaya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raina Safitri
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh faktor sosial, personal, dan sikap konsumen terhadap keinginan melakukan pembelian tas mewah tiruan di Jabodetabek. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan teknik statistik SEM untuk menganalisis data. Hasil penelitian menyarankan bahwa manajemen tas mewah asli harus berinovasi dan mengeluarkan produk-produk baru yang memiliki nilai keunikan yang tinggi serta melakukan usaha yang lebih besar dalam menekankan kualitas superior dari segi fungsi maupun keandalan tas mewah asli. Hasil penelitian juga menyarankan pemerintah untuk mengedukasi konsumen mengenai akibat negatif dari pembelian barang tiruan, terkait standar etika moral, maupun akibatnya dari segi ekonomi dalam skala mikro maupun makro.

This thesis discusses the influence of social & personality factors, and consumer attitudes toward desire to make a purchase counterfeit luxury handbags in Jabodetabek. This research is descriptive research and using SEM statistical techniques to analyze the data. The results of the study suggest that the management of original luxury bags must innovate and release new products that have high value, uniqueness, and also emphasize more in the superior quality of original luxury bags in terms of functionality and reliability. The results also suggested the government to educate consumers about the negative consequences of purchasing counterfeit goods, and relate it to moral, ethical standards, and its consequences in terms of the microeconomics and macroeconomics scale.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Riawanti
"ABSTRAK
Tujuan dan Latar Belakang Studi
Tesis ini bermaksud memperlihatkan kebenaran teori reproduksi yang berlaku dalam sistem pendidikan formal pada masyarakat kolonial Hindia Belanda (1816-1942), dan diikuti oleh sistem pendidikan formal yang dikembangkan oleh kalangan cendekiawan pribumi sejak dasawarsa pertama abad XX.
Pada dasarnya, pendidikan dapat dilihat sebagai proses transmisi kebudayaan dari satu individu atau kelompok atau golongan tertentu, kepada individu atau kelompok atau golongan lainnya dalam suatu masyarakat. Proses pendidikan bisa berlangsung dalam berbagai pranata, baik dalam pranata yang memang khusus mengatur soal belajar dan mengajar, yaitu kegiatan-kegiatan yang paling pokok dalam rangka menyampaikan pengetahuan dari satu pihak ke pihak lain itu; maupun dalam pranata-pranata sosial lainnya, yang tidak menekankan kegiatan penyampaian pengetahuan tersebut sebagai kegiatan pokoknya. Pranata yang khusus mengatur kegiatan pendidikan biasanya dikelola oleh golongan yang sudah mapan kedudukannya dalam suatu masyarakat tertetu (orang dewasa, pemerintah, golongan terpelajar, golongan profesional dan sebagainya), dalam rangka membekali dan mempersiapkan mereka yang dianggap termasuk dalam golongan yang belum mapan (kanak-kanak dan remaja, golongan buta huruf, para pendatang baru dalam suatu lingkungan tertentu dan sebagainya), dengan ketrampilan, keahlian dan sikap-sikap tertentu yang dibutuhkan agar mereka kelak dapat berperan secara aktif dan sebagaimana semestinya, dalam kelompok dan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Seandainya golongan-golongan dalam suatu masyarakat memiliki kebudayaan yang kurang lebih sama, maka proses pendidikan yang merupakan proses persiapan sebagian warganya untuk menjadi anggota yang aktif dalam masyarakat tersebut, tidaklah menimbulkan banyak masalah, sebab perumusan mengenai peran serta kedudukan dari setiap golongan yang ada dalam masyarakat tersebut bersumber pada aturan yang dianut bersama, sehingga dapat diterima dan disetujui pula oleh sebagian besar warganya. Hal yang sebaliknya dapat terjadi, apabila dalam suatu masyarakat terdapat berbagai golongan dengan kebudayaan yang saling berbeda, apalagi jika saling bertentangan.
Situasi semacam ini ditemukan pada masyarakat-masyarakat majemuk, yaitu masyarakat yang relatif heterogen dengan dua atau lebih satuan sosial dengan kebudayaan yang berbeda-beda, yang hidup saling berdampingan tetapi tidak saling bergabung, dalam sebuah satuan politik. Setiap golongan relatif memiliki otonomi, dalam arti mempertahankan kebudayaannya (agama, bahasa, pandangan dan cara hidup) masing-masing (Furnivall 1939:446; 1948:304; Fan den Berghe, 1971:68)?"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rahmadini
"Berdasarkan survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002/2003, angka kematian ibu di Indonesia masih berada pada angka yang memprihatinkan yaitu 3007 per 100.000 kelahiran hidup. Secara umum beberapa faktor yang menyebabkan tingginya AKI di Indonesia adalah rendahnya pendidikan, keadaan sosial budaya yang tidak mendukung, rendahnya tingkat kemampuan sosial ekonomi, kondisi geografis dan lingkungan serta kurang tersedianya fasilitas kesehatan. Salah satu daerah di Indonesia yang AKInya tinggi adalah daerah Purwakarta. Oleh karena itu penelitian dilakukan di daerah Purwakarta.
Kematian ibu tidak bisa dilepaskan dari kehamilan usia muda, di mana pada usia yang belum mecukupi maka resiko ibu melahirkan yang meninggal akan lebih tinggi. Di kecamatan Wanayasa ini terjadi pernikahan usia muda sebanyak 36 kasus dan 12 kasus terjadi di desa Sumurugul namun pernikahan usia muda ini tidak dibarengi dengan pengetahuan yang luas tentang kesehatan reproduksi sebagai upaya untuk mempersiapkan diri menuju jenjang pernikahan, untuk itu dilakukan intervensi untuk memberikan peningkatan pemahaman tentang kesehatan reproduki pada remaja putri.
Kegiatan yang dilakukan berupa pemberian pelatihan yang dimulai dengan tahap persiapan berupa sosialisasi, pelatihan yang membahas perencanaan hidup, psikologi remaja, kesehatan reproduksi dan tanaman obat.
Dari hasil kegiatan yang dilakukan terjadi peningkatan tetapi baru sampai pada taraf peningkatan pemahaman akan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan munculnya keinginan remaja putri untuk menyebarluaskan kesehatan reproduksi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>