Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59571 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudha Tembaga Isnadi
"Minuman ringan siap saji atau ready to drink (RTD) mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan penduduk berusia muda yang sangat besar. Sejak bulan Juni 2004 yang lalu, PT. Coca-Cola Indonesia melakukan inovasi dengan meluncurkan produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol (RTD) yaitu FRESTEA, dimana situasi pasar produk minuman teh slap saji dalam kemasan botol pada sat itu masih didominasi oleh perusahaan minuman teh siap saji dalam kemasan botol yang pertama ada dan terlama di Indonesia.
Produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol merek FRESTEA dipilih sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa produk tersebut dapat menjadi merek terbaik dan pemasar terbesar untuk kategori produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol di seluruh Indonesia dalam waktu yang cukup singkat dibandingkan dengan kompetitornya serta produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol dengan ekuitas merek kedua terkuat di Indonesia. Dan penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi strategis mengenai usaha-usaha pemasaran (intensitas iklan) dan dimensi-dimensi ekuitas merek apa yang memberikan kontribusi terhadap kekuatan ekuitas merek yang dimiliki produk teh minuman siap saji dalam kemasan botol merek Frestea ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, data diolah dengan program SPSS 11.0 kemudian diteliti menggunakan teknik pengukuran secara menyeluruh (multicolinearity) dari komponen-komponen pengukurnya dengan model persamaan struktural.
Pengukuran model persamaan struktural tersebut dibantu aplikasi software LISREL (Linear Structural Relations) 8.54 yang hasilnya berupa nilai ekuitas merek secara rasio. Dengan jumlah sampel penelitian yang berjumlah 100 responden dengan teknik random sampling yang menggunakan structural equation modeling (SEM) dan program LISREL 8.54 untuk memproses data-datanya. Penelitian ini mengacu pada konsep penelitian ekuitas merek yang merupakan pengembangan dari penelitian Yoo yang telah mengalami berbagai perubahan didalamnya_ Analisis statistik ini mengestimasi beberapa persamaan regresi yang terpisah, namun sating berhubungan, dan secara simultan, Berbeda dengan analisis regresi, SEM bisa terdapat beberapa peubah terikat yang bisa menjadi peubah babas bagi peubah terikat yang lain.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa promosi secara positif berpengaruh tidak langsung mempengaruhi ekuitas merek. Hubungan tidak langsung elemen bauran pemasaran dengan ekuitas merek menunjukkan bahwa frekuensi iklan secara positif berpengaruh tidak langsung dengan ekuitas merek. Kesan kualitas merek memiliki kontribusi yang terbesar terhadap pembentukan ekuitas merek dibandingkan dengan dimensi-dimensi merek lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suita Kusumawardhani
"Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan dalam pemasaran dewasa ini tidak sekedar merupakan persaingan antar produk, tetapi telah menjadi persaingan antar merek. Sehingga dalam implementasinya persaingan tidak sekedar memperebutkan pangsa pasar (market share) tetapi juga memperebutkan pangsa pikiran (mind share) sehingga dibutuhkan strategi pengelolaan merek yang tepat agar produk dapat bertahan di dalam industri. Sehubungan dengan hal di atas, maka ekuitas merek menjadi sangat penting. Ekuitas merek (Brand Equity) yang terdiri dari lima dimensi (kesadaran merek, kesetiaan merek, kesan kualitas, asosiasi terhadap merek dan aset milik merek Iainnya) merupakan aspek penting dalam mengelola merek. Ekuitas merek yang kuat memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan mereknya melalui berbagai cara, salah satunya dengan melakukan perluasan merek (Brand Extension) yaitu menggunakan nama merek yang sudah ada pada produk baru.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, di mana data diperoleh melalui survei. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 orang dengan cara quota sampling, dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu warga DKI Jakarta yang berusia 20 tahun atau lebih dengan tingkat pendidikan minimal SMA. Data yang terkumpul kemudian disusun untuk menjawab permasalahan penelitian yang berkaitan dengan ekuitas merek Tempo. Sebagai salah satu perusahaan media terbesar di tanah air, PT. Tempo Inti Media Tbk, (TIM) dewasa ini semakin gencar melakukan pengembangan mereknya. Saat ini tercatat ada lima produk yang menggunakan nama Tempo : Majalah Tempo, Tempo Interaktif, Tempo edisi bahasa Inggris, Koran Tempo dan Kantor Berita Tempo. Semua ini didasari atas keinginan TIM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap berita yang semakin meningkat dan terns berkembang. Berbagai langkah strategis pun diambil oleh TIM untuk memenuhi ambisinya dengan mengandalkan kekuatan merek. Bahkan, dalam jangka panjang direncanakan, TIM akan masuk dalam industri radio dan televisi.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa bila dilihat dari ekuitas mereknya, posisi Tempo saat ini cukup kuat. Namun ternyata merek yang kuat saja tidak cukup, dibutuhkan sumber daya yang memadai serta waktu persiapan yang cukup panjang agar perluasan merek yang dilakukan dapat berhasil. Keberhasilan maupun kegagalan dari perluasan merek, pada akhirnya tidak hanya terkait dengan produk hasil perluasan namun juga bagi merek secara keseluruhan. Oleh karena itu, disarankan agar TIM lebih fokus untuk mengelola produk yang sudah ada sebelum mengembangkan merek lebih jauh lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Merryliana
"Karya akhir ini bertujuan untuk melakukan analisa terhadap ekuitas merek yang dimiliki oleh Golia. Sebagai produk permen yang termasuk dalam kategori produk low involvement, peran ekuitas merek tetap penting sebagai dasar dalam keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini berdasarkan pada adanya permasalahan yang dihadapi oleh Golia dari sisi penjualan. Dengan mengetahui kondisi ekuitas merek yang dimilikinya, pihak perusahaan dapat menjadikannya sebagai dasar dalam pengembangan merek ini selanjutnya agar dapat memberikan tingkat penjualan yang lebih baik.
Analisa dilakukan terhadap elemen-elemen dari ekuitas merek meliputi kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek, persepsi kualitas serta perilaku pembelian. Pada kesadaran merek, analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat kesadaran merek Golia masih kurang. Jika dikaitkan dengan kondisi perolehan informasi responden menunjukkan bahwa rendahnya posisi kesadaran merek Golia dikarenakan oleh minimnya media sumber informasi yang digunakan serta rendahnya frekuensi penayangan informasi. Untuk asosiasi merek, hasil analisis menunjukkan Golia tidak merniliki asesiasi yang kuat. Pada analisis loyalitas merek, tingkatan loyalitas merek pada masing-masing level tergolong rendah. Untuk persepsi kualitas, berdasarkan atribut-atribut yang dimilikinya, Golia dipersepsikan memiliki kualitas yang cukup baik oleh responden. Sedangkan perilaku pembelian responden menunjukkan tingkat konsumsi permen strong mint cukup baik, hanya saja sebagian besar responden memilih untuk mengkonsumsi merek lainnya.
Kesimpulan utama dari analisa data adalah ekuitas merek yang Golia rendah. Berdasarkan hal tersebut perusahaan harus melakukan usaha untuk rneningkatkan kondisi ekuitas merek yang dimiliki Golia dengan memperbaiki tingkat konsumen yang berada pada level satisfied buyer dan liking the brand serta mernindahkan konsmnen yang sudah berada di kedua level tersebut menjadi committed buyer. Untuk itu dibutuhkan program-program pemasaran yang tepat dan sesuai dengan target konsumen serta dukungan manajemen dari sisi alokasi anggaran untuk merealisasikannya. Hal lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah meningkatkan kesadaran merek Golia di benak konsumen dengan mengkornunikasikan citra merek atau asosiasi merek yang diinginkan, meningkatkan jumlah media saluran informasi yang digunakan serta frekuensi dari penayangan informasi tersebut. Selain ilu, perusahaan juga dapat mencoba memenuhi ekspektasi konsumen dengan melakukan perbaikan pada komposisi produk agar memberlkan manfaat sesuai dengan harapan dan memberikan alternatif rasa lainnya.

The purpose of these theses is to analyze brand equity of Golia. As a candy, Golia is categorize as low involvement product, but still, brand equity play an important role in consumer purchasing decision. This research based on a problem in Golia sales performance. Base on that, knowing brand equity of Golia will be important for the company to make further decision in developing this brand which can solve the sales performance problems.
Analysis is held for brand equity elements which are brand awareness, brand association, brand loyalty, perceived quality and purchasing behavior. For brand awareness, analysis result show that the level of Golia brand awareness is still low. These condition related to the condition of infomation that customer had. Low level in Golia brand awareness can be caused by the low amount of media channel that use to deliver the information to customer and also the low nequency of information exposure. For brand association, analysis result show that Golia doesn't have any strong association. In brand loyalty analysis, Golia have low result in every level of brand loyalty. In perceived quality, based on it's attributes, Golia still have good quality perception in customer mind. In customer purchasing behavior, data show that customers have a good level of strong mint candy consumption, but most of them choose to purchase another brand instead of Golia.
Conclusion result from data analysis is shown that Golia have a low level of brand equity. Base on that, company must try to improve equity level by develop higher consumer level in satisfied buyer and liking the brand level and also move consumer on both level into committed buyer level. To accomplish it, marketing department must develop suitable marketing programs for target market and have a iinancial support from management. Other things that company can do related to Golia equity level according to data analysis are developing Golia brand awareness by communicating Golia image and brand association to customer. It can be done by raising the number of channel media and raising the information exposure frequency to customer and also try to fulfill customer expectation by renewing the candy formula to make the product gives benefits as customer expected. Besides that, company can also try to make another taste variant for Golia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27268
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Syarifah Kastella, auhtor
"ABSTRAK
Dalam lalu lintas perdagangan barang dan jasa, setiap barang dan jasa yang
diperdagangkan selalu menggunakan merek dagang, sebab sebagaimana diketahui
bahwa fungsi dasar merek dagang adalah menjadi pembeda antara produk barang
atau jasa dari satu produsen dengan produsen lainnya. Merek berfungsi sebagai
tanda pengenal yang menunjukkan asal barang dan jasa, sekaligus
menghubungkan barang dan jasa yang bersangkutan dengan produsennya.
Berlakunya Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan
Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan
dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 2013 tentang Pencantuman
Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau,
membatasi pencantuman merek pada kemasan rokok. Peraturan-peraturan tersebut
menganjurkan bahwa mulai tahun 2014 seluruh rokok yang beredar di Indonesia
harus seragam, yaitu dengan menyertakan peringatan bergambar tentang bahaya
rokok pada kemasannya. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah perokok
dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan kemasan rokok generik (plain packaging)
di Indonesia bertentangan dengan TRIPs, bagaimana dampak pengaturan rokok
generik (plain packaging) terhadap hak pemegang merek di Indonesia,
bagaimanakah perlindungan hukum terhadap merek pada kemasan rokok generik
(plain packaging). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif, dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian yang
penulis lakukan, perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap Peraturan Pemerintah
No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif
Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan No.
28 tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi
Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau, agar tidak merugikan pemilik merek
yang telah mendaftarkan mereknya di Dirjen Haki.

ABSTRACT
In traffic trading of goods and services, any goods and services are traded must be
use a trademark as we know that basic function of the trademark is a
distinguishing between the product of goods or services from one manufacturer
with other producers. The trademark serves as a badge indicating the origin of
goods and services, as well as linking the goods and services concerned with the
producers. The enactment of Government Regulation No. 109 in 2012 about the
safeguarding of Material containing addictive substances in the form of tobacco
products for the health and the regulation of the Minister of health no. 28 in 2013
about inclusion of health warnings and health information on the packaging of
tobacco Products, restrict the display of brand on cigarette packs. The rules that
started in 2014 tells that all packs of cigarette in Indonesia should be uniformed,
namely with pictorial include a warning about the dangers of smoke on its
package. The goal is to reduce the number of smokers and improve public health.
The problems discussed in this research is whether the application of the pack of
cigarettes generic pack (plain packaging) in Indonesia contrary to TRIPs, how the
modulating effect of cigarettes generic pack (plain packaging) against right holder
of a brand in Indonesia, what will be the legal protection against trademark on
cigarette generic pack. The method which is used in this research is normative
judicial with descriptive qualitative approach. Based on the research that the
author did, needs to be done redenomination of the Government Regulation No.
109 in 2012 about the safeguarding of Material containing addictive substances in
the form of tobacco products for the health and the regulation of the Minister of
health no. 28 in 2013 about inclusion of health warnings and health information
On Tobacco product packaging, so it will not give harm to the trademark holder
who have registered the trademark on the Dirjen Haki."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Setiawan
"Ekuitas merek merupakan nilai tambah pada sebuah merek dimana akan mempengaruhi kelangsungan produk dalam jangka panjang. Untuk membangun dan memperkuat ekuitas merek, perlu kegiatan pemasaran pendukung yang dijalankan berupa kegiatan harga, pelayanan, distribusi, iklan, dan kegiatan promosi yang diharapkan secara tepat mempengaruhi persepsi konsumen. Hal ini akan mengangkat nilai positif konsumen terhadap produk dan kemudian akan berimbas kepada kuatnya ekuitas merek. Dengan kata lain, ekuitas merek yang kuat menyatakan bahwa konsumen memiliki asosiasi yang kuat dan positif terhadap merek, mempersepsikan merek sebagai merek berkualitas tinggi dan akan setia terhadap merek.
Dalam penelitian ini, model dari Yoo, Donthu, dan Lee (2000) yang menguji kegiatan pemasaran terhadap ekuitas merek pada produk consumer-specialty goods, diuji pada produk konsumen berupa consumer-convenience goods. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan pemasaran yang mempengaruhi penguatan ekuitas merek dan menganalisis pengaruh dimensi- dimensi ekuitas merek terhadap ekuitas merek. Selain itu, penelitian juga ingin mengetahui perbedaan aplikasi model Yoo, et al. (2000) pada kategori produk yang berbeda. Tiga kategori produk yang digunakan pada penelitian ini yaitu produk kategori mie instan, minuman ringan dan sabun mandi dengan metode penentuan sample non-probability sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan convenience sampling pada responden mahasiswa.
Dari hasil penelitian dan analisis diternukan bahwa citra toko, distribusi, dau iklan dapat mempengaruhi ekuitas merek secara positif. Price deal (potongan harga) akan menyebabkan melemahnya ekuitas dari sebuah merek. Namun, harga tidak berpengaruh terhadap ekuitas merek.

Brand equity is value added of brand that will effect product performance in long term. Brand equity may be developed and strengthened by manage marketing efforts such as pricing, service, distribution, advertising, and promotion that will affect on customer perceptions. Those marketing effort required to enhance customer positive value ofa product then will strengthening brand equity as well. In other word strong brand equity means strong customer association and positive toward brand perceiving high quality brand and perform brand loyalty.
In this research, the model, which formed by Yoo, Donthu, and Lee (2000) used in consumer-specialty goods, examined to consumer-convenience goods. The purpose of this research is to analyze the effect of marketing programs building strong brand equity and to analyze the eject of dimensions of brand equity to brand equity itself. And this research want to know the differentiation of the Yoo et al. (2000) model application in the different product category. The research used three product category brands such as instant noodle, beverage and bar soap and use non-probability sampling methods. The data from college student were collected using convenience sampling technique.
The result found that brand equity positively related to store image, distribution, and advertising, and negatively related to price deal. However, brand equity not related to price.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Viendyasari
"Pertumbuhan jumlah produsen dan produksi telepon selular dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang tinggi. Hal ini didukung dengan upaya perluasan jaringan dan layanan yang dilakukan oleh para penyedia layanan telepon seluler di Indonesia. NOKIA sebagai salah satu perusahaan produsen telepon selular ikut meramaikan persaingan bisnis telepon selular tersebut. Mengingat tingginya tingkat persaingan antar produsen, menyebabkan setiap perusahaan termasuk NOKIA harus melakukan upaya¬-upaya agar dapat tetap bertahan dalam industri ini bahkan tetap menjadi market leader.
Produsen - produsen yang yang memiliki ekuitas merek serta merek yang kuat akan lebih mudah menguasai pasar, menciptakan pasar baru, dan pada akhirnya meningkatkan profit perusahaan. Pada penelitian penulis telah melakukan pengukuran atas ekuitas merek Nokia melalui elemen - elemen Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas dan Loyalitas Merek terhadap 200 orang konsumen Nokia di Jakarta dan dari penelitian yang dilakukan telah terbukti bahwa ekuitas merek Nokia dinilai cukup tinggi. Dari penelitian tersebut Nokia dinilai telah memiliki kekuatan pada salah satu intangible asset-nya sehingga akan membuat daya tarik Nokia semakin besar untuk membawa konsumen untuk mengkonsumsi produk Nokia tahun ini.
Analisis ekuitas merek Nokia tersebut selain merupakan info atau data yang terkini namun juga dapat dijadikan sebuah basis untuk menyusun sebuah strategi ataupun taktis perusahaan, salah satunya adalah strategi Integrated Marketing Communication yang akan ditempuh oleh Nokia karena Nokia memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga menarik dan membuatnya mudah dijangkau, namun Nokia juga harus berkomunikasi dengan para Stakeholders yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat umum. Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar perlu memahami unsur - unsur fundamental yang mendasari komunikasi yang efektif. Strategi komunikasi yang dijalankan tidak dapat satu persatu, melainkan harus dilakukan secara terintegrasi.
Berdasarkan penelitian ekuitas merek yang dibuat dapat diketahui bahwa ekuitas merek Nokia dinilai cukup tinggi di mata konsumennya, konsumen memiliki kesadaran merek yang tinggi atas merek Nokia, asosiasi merek Nokia diartikan sangat positif oleh para konsumen Nokia, persepsi kualitas produk Nokia juga dinilai cukup baik dan loyalitas konsumen terhadao Nokia juga sangat tinggi. Setelah hasil ekuitas merek ini diketahui maka selanjutnya penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode Analytical Network Process terhadap beberapa ahli yang terkait dengan strategi komunikasi pemasaran Nokia di Indonesia, guna untuk mengetahui strategi Integrated Marketing Communication seperti apa yang akan ditempuh oleh Nokia, karena dengan pemilihan strategi yang tepat maka akan mendorong ekuitas merek dan meningkatkan penjualan produk Nokia, namun pemilihan strategi yang tidak tepat dapat justru merusak ekuitas merek yang telah dibangun sebelumnya. Dari hasil penelitian terhadap strategi komunikasi Nokia, dapat diketahui bahwa Nokia memilih untuk tetap menjalankan keseluruhan aktivitas komunikasi yang terintegrasi namun dengan bobot yang berbeda, Nokia memilih untuk melakukan lebih banyak kegiatan komunikasi melalui strategi hubungan masyarakat karena hubungan masyarakat dinilai dapat menjadi sebuah senjata yang ampuh bagi Nokia untuk memperkenalkan atau menawarkan produk mereka secara lebih detail juga untuk terus menciptakan imaje yang balk terhadap merek Nokia. Selain itu Nokia juga memilih untuk terus menggunakan periklanan dalam berkomunikasi dengan para stake holdernya. Namun strategi komunikasi yang dijalankan oleh Nokia saat ini adalah merupakan strategi global dari Nokia pusat, Nokia menjalankan strategi yang same di setiap negara yang dituju. Hal ini dapat terlihat dengan setiap iklan yang dibuat oleh Nokia dan juga model hubungan masyarakat yang diterapkan dalam berkomunikasi.

The year-after-year growth of the numbers of producers as well as products of cellular telephone experiences high improvement. This has been supported by the effort of expanding the network as well as services performed by cellular telephone service providers in Indonesia. NOKIA as one of the cellular telephone producing companies has joined the crowd in order to liven up the said cellular telephone business competition. Due to the very high level of competition among the producers, some companies, including NOKIA, shall do efforts in order to stay firm in this kind of industry, and even become market leaders.
The producers with trademark equities and strong marks will be easily control the market, create new markets, where finally they will increase the companies' profits. During the research, the author has performed measurements upon the nark equity of Nokia through the elements of Mark Consciousness, Mark Association, Quality Perception, and mark Loyalty against 200 Nokia consumers in Jakarta, and also from the same research it's proven that the mark equity of Nokia is valued as quite high. From this valuation, Nokia is assumed to have power at one of its intangible assets, in that it may increase Nokia's attractiveness, and soon takes the consumers into consuming Nokia's products this year.
The said equity analysis on Nokia mark, besides being information or latest data, can also be used as the base for preparing a company's strategies and/or tactics, and one of them is the Integrated Marketing Communication strategy, which will be taken by Nokia, because Nokia needs more than just developing good products, promoting them with competitive prices, and letting them be easy to reach. Rather, Nokia should also communicate with the current existing Stakeholders as well as the potential ones, and people in general. In order to communicate effectively, the marketer needs to understand fundamental elements supporting an effective communication. The communication strategies applied shouldn't be performed one by one. Rather, they must be done an integrative way.
Based on the research of mark equity conducted, it's found that Nokia mark equity is valued highly by its consumers. The consumers have pretty high mark consciousness upon Nokia mark, Nokia mark association is interpreted positively by its consumers. The perception of quality of Nokia products is also valued as quiet good, and the consumers' loyalty against Nokia is also very high. After this mark equity result is known, the author then performed a research by using a method of Analytical Network Process against a number of experts involved in the communication strategy of Nokia marketing in Indonesia, in order to know the kind of Integrated Marketing Communication strategy Nokia is going to apply, because proper choice of strategy will. encourage mark equity and increase the sales of Nokia products, whereas improper choice of strategy will surely destroy the mark equity established before. From the results of the research on the Nokia communication strategy, it's known that Nokia has chosen to keep running the whole activity of integrated communication with different weightings. Nokia decides to perform more communication activities through public relation, because public relation is assumed to be able to act as an effective weapon for Nokia, in order to introduce or promote their products in more detail, and at the same time keeping on creating good image against Nokia mark. Besides this, Nokia also decides to go on with advertisements in communicating their Stakeholders. The current strategy conducted by Nokia is the global-strategy of Nokia Headquarter. Nokia performs similar strategy in every country of destination. This is seen clearly from every advertisement displayed by Nokia, as well as from the public relation model applied while communicating.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T 22365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Wiedasari
"Setiap orang rata-rata memiiliki satu buah telepon genggam, karenanya adopsi broadband melalui telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan smartphone akan lebih mudah untuk diteliti. Penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa pelabelan berkontribusi terhadap penerapan teknologi informasi, dimana hal tersebut berdampak pada pembelian ulang belum banyak ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi ekuitas merek dan penggunaan saat ini terhadap minat beli ulang terhadap minat beli ulang konsumen pada produk smartphone. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 220 orang responden yang pernah dan sedang menggunakan smartphone.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa elemen-elemen ekuitas merek seperti kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, serta loyalitas merek dan penggunaan saat ini memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat beli ulang pada smartphone. Selain itu diketahui bahwa penggunaan saat ini dapat memediasi antara dimensi-dimensi ekuitas merek dan minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang dan terus menggunakan smartphone.

As every one owns on average one mobile phone, the adoption of broadband through handphone or more popularly known as smartphone would be the natural path to take. Past literatures had suggested that branding do contribute towards the acceptance of Information Technology, however its effect on repurchase intention had been scarce. The purpose of this research is to examine relationship between brand equity dimensions and current use to repurchase intention on smartphone. the study was conducted from 220 respondents who had and still using smartphone.
The results of the study indicated that brand equity dimensions like brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty and current use have significant and positive relationship with repurchase intention on smartphone. In addition it is also proved that current use has partially mediated the relationship between brand equity dimensions and consumer's intention to repurchasing and continue to use smartphone.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rusli
"Laporan ini bertujuan untuk meneliti bagaimana Big Day Out sebagai merek festival musik dapat meningkatkan loyalitas merek untuk mempertahankan pangsa pasar di pasar yang kompetitif serta dapat meningkatkan keuntungan. Dengan analisis yang diberikan dalam laporan ini, Big Day Out akan dapat mengidentifikasi variabel yang mempunyai pengaruh terhadap loyalitas merek untuk merek festival musik di pasar yang sangat kompetitif. Cara bagaimana pasar bisa tersegmentasi dengan benar juga akan ditelusuri, untuk membantu Big Day Out untuk menarik target pasar dalam memasarkan produknya.

This report aims to examine how Big Day Out as a music festival brand can enhance brand loyalty in order to retain market share in the competitive market and to increase profits. With the analysis provided in this report, Big Day Out will be able to identify the variables that have account for brand loyalty for music festival brands in the highly competitive market. Ways of how the market could be meaningfully segmented will also be looked into, in order to help Big Day Out market its products to appeal to the target market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Deya Evania
"TRESemme, an affordable salon quality hair care brand under Unilever's personal care segment. This report will discuss how TRESemmé created a successful brand plan ranked second of Australian hair care through Customer Based Brand Equity (CBBE) analysis and how to keep TRESemme's image in line with current trends. TRESemme has carried out four marketing strategies to create a salon quality image; New York Fashion Week sponsorship, reorganization of brand hierarchy, expansion of eco-friendly product lines, and intensive distribution strategy.

TRESemme, merek perawatan rambut berkualitas salon dengan harga murah di bawah segmen perawatan pribadi Unilever. Laporan ini akan membahas bagaimana TRESemme menciptakan perencanaan merek yang berhasil menempati posisi kedua merek perawatan rambut di Australia melalui analisis Customer-Based Brand Equity (CBBE) dan bagaimana cara menjaga citra TRESemme agar tetap mengikuti tren saat ini. TRESemme telah melakukan empat strategi pemasaran untuk menciptakan citra kualitas salon; sponsor New York Fashion Week, penataan hierarki merek, perluasan lini produk ramah lingkungan (sustainable), dan strategi distribusi intensif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marshanda Nasya Widyarso
"Tesis ini mengeksplorasi kompleksitas industri fashion premium di era digital , dengan penekanan khusus pada pengaruh konsumen Generasi Z. Penelitian ini menonjolkan fokus mereka (gen z) pada nilai, keberlanjutan, dan personalisasi. Penelitian ini juga menyelidiki peran nilai-nilai Gen Z, kesadaran merek, dan niat perilaku dalam membentuk persepsi mereka terhadap merek fashion premium. Lebih lanjut, tesis ini membahas struktur hierarki merek fashion , dengan fokus pada tingkat hirarki merek fashion premium, yang memiliki makna khusus bagi Gen Z karena kesadaran sosial dan fokus pada nilai. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Model–Partial Least Square (SEM-PLS) pada SMARTPLS untuk menganalisis 194 responden. Semua jawaban juga terkait dengan pertanyaan perilaku yang mereka jawab berdasarkan pengalaman mereka. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa niat berperilaku dipengaruhi secara signifikan oleh nilai-nilai terminal dan instrumental secara tidak langsung tanpa adanya mediator.

This thesis explores the complexities of the premium fashion industry in the digital age, with a particular emphasis on the influence of Generation Z (Gen Z) consumers. This research highlights their focus on values, sustainability, and personalization. This research also investigates the role of Gen Z's values, brand consciousness, and behavioral intentions in shaping their perception of premium fashion brands. Furthermore, this thesis discusses the hierarchical structure of fashion brands, with a specific focus on the premium tier, which holds particular significance for Gen Z due to their social consciousness and focus on value. Behavioral The study used Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS) on SMARTPLS methodology to analyze 194 respondents. All the answers are also related to behavioral questions that they answered based on their experience. The research result proves that behavioral intention is significantly influenced by terminal and instrumental values indirectly without any mediator."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>