Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74685 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Basrah Saidani
"Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah indikator apakah sajakah yang diperlukan untuk mengukur ekuitas merek berbasis konsumen dan bagaimana peran ekuitas merek berbasis konsumen dalam menyusun strategi komunikasi pemasaran.
Metode analisis dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah tahap uji coba, yaitu tahap untuk menguji reliabilitas dan validitas instrumen yang akan digunakan dalam tahap uji utama. Objek dalam tahap uji coba sebanyak 50 responden dengan membandingkan tiga buah merek shampo anti ketombe, yaitu Clear, H&S dan Pantene. Hasil pengolahan data dengan analisis faktor pads SPSS versi 10.0 menunjukkan bahwa dari 40 instrumen yang digunakan, dapat terpakai 36 item pada tahap uji utama.
Tahap kedua adalah tahap uji utama penelitian yang dilakukan terhadap 200 prang responden, tetapi yang dapat dilanjutkan untuk diolah hanya 179 kuesioner. Data diolah dengan statistik deskriptif untuk memperoleh rata-rata dari seluruh jawaban responden, dilanjutkan dengan Anova. Hasil pengolahan data dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 10,0 menunjukkan bahwa ekuitas merek berbasis konsumen dapat diukur dengan cara yang dilakukan oleh Lassar, Mittal dan Sharma (1995) dengan menggunakan dimensi pengukuran yang ditawarkan oleh Keller (2001), yaitu brand identity, brand meaning, brand response dan brand resonance.
Pengujian dengan anova menunjukkan bahwa ekuitas merek ketiga merek shampo yang diuji memang memiliki perbedaan yang signifikan.
Pengukuran ekuitas merek dari ke tiga merek shampo yang diukur menunjukkan bahwa walaupun Clear memiliki brand identity yang tertinggi yang dapat diiihat dari tingginya top of mind, tetapi secara keseluruhan Pantene memiliki nilai ekuitas merek yang tertinggi dibandingkan dua merek lainnya. Shampo H&S memiliki ekuitas merek yang terrendah, tetapi H&S menetapkan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan Clear dan Pantene.
Bagi merek yang memiliki ekuitas merek relatif rendah, perlu dilakukan strategi komunikasi pemasaran, seperti meningkatkan kualitas produk, menurunkan tingkat harga, mernpertinggi kuantitas iklan dan melakukan push strategy .
Sedangkan bagi merek yang ekuitas mereknya sudah tinggi/kuat, dapat melakukan perluasan merek atau perluasan ini produk, untuk mempertahankan posisi yang sudah ada, ada baiknya diperbanyak ildan untuk menjangkau area yang lebib jauh dan promosi konsumen agar ada pembelian segera dari konsumen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Ika Hendrani
"Musik merupakan salah satu jenis hiburan yang sclalu dibuluhkan olch masyarakat apapun Tatar belakang ckonomi dan budayanya. Masyarakat dapat mcnikmali musik secara massal salah satunya berkat adanya perusahaan rekaman yang inencari penyanyi atau artis potensial, merekam dan mempcrbanyak album, ialu mendistribusikan dan rnempromosikan album tersebut. Kcgiatan operasional demikian dilakukan baik oleh perusahaan rekaman besar (nactjor label) maupun perusahaan rekaman independen (ludic label) dalam skala kecil. Industri rekaman merupakan industri yang menghadapi perubahan lingkungan yang begitu cepat, mulai dari perubahan sclera masyarakat, masalah penibajakan yang semakin ]nerajalela, perkembangan intemet, digitalisasi musik, banyak dan beragamnya antis-antis pendatang bale, dan lain sebagainya.
Selain itu, industri rekaman juga menghadapi masalah internal seperti talent scouting dan keterbatasan anggaran. Khusus untuk perusahaan rekaman independen juga menghadapi masalah minimnya kapabilitas distribusi dan promosi serta keeilnya pangsa pasar. Dengan pcrn-iasalahan-permasalahan di atas, bagaimana sebuah perusahaan rekaman dapat membangun ekuitas mcrcknya? Untuk itu penulis menggunakan Aksara Records. sebuah perusahaan rekaman independen yang berbasis di Jakarta. sebagai studi kasus. Aksara Records bcrsikap aktif, kreatif, selcktif, dan Fleksibel dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran untuk membangun ekuitas mereknya.
Berkaitan dengan karya akhir ini memlliki dua tjuan, Tujuan pertama adalah rnelihat dan menganalisa strategi komunikasi pemasaran atau Integrated Marketing Communication yang telah dan sedan; dilakukan olch Aksara Records untuk membangun ekuitas merek. Tujuan berikutnya adalah menemukan aitemati f strategi komunikasi pemasaran lain yang dapat membantu meningkatkan ekuitas merek Aksara Records.
Unluk mencapai tujuan tersehul. karva akhir iiri nlcnggunakan meiotic kualitati I yang mcliputi studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi kcpustakaan dilakukan dengan nlcmpelajari buku-buku, artikel-artikel jurnalistik, karva-karya ilmiah, dokunlentasi pcrusahaan, dan bahan-bahan bacaan lain yang berhubungan dengan masalall yang diteliti untuk nlenlperolch dasar pcmbahasan masalah. Studi lapangan yang nleliputi proses wawancara dengan manajemen Aksara Records, observasi terhadap aktivitas komunikasi pemasaran Aksara Records, serta wawancara dengan pihak media, nlusisi, dan pemerhati musik.
Untuk menganalisa strategi komunikasi pemasaran yang telah dan sedang dilakukan oleh Aksara Records serta bagaimana ckuitas mereknya, penulis melakukan wawancara dengan manajemen Aksara Records dan pihak media yang diwakili olch majalah Trax, majalah bulanan khusus musik. Untuk mendapatkan fakta-fakta yang obyeklif, penulis juga mengumpulkan dan membaca berbagai artiket di media massa dan inlemet tentang aktivitas komunikasi pemasaran Aksara Records. Selain itu, penulis juga melakukan kunjungan langsung dan pengamalan pada saat Aksara Records melakukan kegiatan komunikasi pemasarannya seperti kegiatan konferensi pcrs, perilisan album. listening session, dan perrunjukan musik. Penulis pun berdiskusi dengan ahli pemasaran dan nlcrck untuk nlengetahui pendapatnya mengenai strategi komunikasi pemasaran yang Mal) dan sebaiknya dilakukan Aksara Records dalam menlbangun ekuitas mereknya.
Di dalam upaya meneinukan altematif strategi komunikasi pemasaran, penulis memperluas lingkup bahan bacaan dengan mencari artikel-artikel yang berkaitan dengan industri musik secara keseluruhan, yang mencakup pengaruh pembajakan terhadap industri musik, pcrkembangan digitalisasi musik, penggunaan internet sebagai media penlasaran, potensi kerja Santa dengan perusahaan non-musik, dan aktivitas komunikasi pemasaran perusahaan rekaman lain. Penulis juga melakukan pengamatan langsung terhadap perilaku pasar sasaran Aksara Records mclalui kunjungan kc hagian musik toko buku Aksara dan kcgiatan musik yang diselenggarakan Aksara Records. Di sawing itu, penulis juga mcmperluas lopik pertanyaan yang diajukan kepada ruanajemen, media, musisi, pcmcrhati musik dan ahli branding tentang peluang-peluang yang bclum digarap dengan scrius olch perusahaan rekaman di Indonesia pada umumnya.
Hasil penulisan karya akhir ini diharapkan akan memberikan masukan berharga bagi manajemen Aksara Records, memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang industri musik bagi rnasyarakat umum dan akademisi. scrta memberikan pencerahan bail( ihnu dan spiritualitas kepada penulis. Bagi manajemen Aksara Records, karya akhir ini dapat menjadi bahan kajian tcrhadap apa yang telah dan sedang dilakukan dalam aktivitas komunikasi pernasaran serta bahan masukan untuk mengembangkan strategi komunikasi pemasaran guna meningkatkan ekuitas nierek mereka. Bagi masyarakat umum, karya akhir ini diharapkan dapat membuka mata mereka tentang proses di balik pembuatan dan promosi album serta membuat mereka lebih menghargai karya cipta. Bagi akademisi, karya akhir ini dapat menjadi bahan rujukan tentang industri rekaman dan bagaimana suatu pcrusahaan rekaman dapat bertahan dan membangun ekuitas mereknya di tengah lingkungan yang `keras' dan di dalam ketcrbamsan slumber daya. Bagi penulis, karya akhir ini memberikan pengetahuan tentang praktek aktivitas komunikasi pcmasaran dalam membangun ckuitas merek serta memberikan contoh konkret untuk tidak menyerah dalam rncnghadapi persaingan ketat.

Music is one kind entertainment that people always needs. Whatever their economic and cultural background. People can listen to mass-produced music because of the record label's role. The record label searches the new and potential talents. records and manufactures the album, then distributes and promotes it. The operational activities are done by both of major label and independent (Indies) label in smaller scale. The recording industry faces the revolutionary environment changes such as the changing-taste of people, the never-ending music piracy, the increasing usage of intimate, music digitalization, the rising of many new talents and soon.
Beside that, the recording industry also faces some internal problems like talent scouting and limited budget. Independent record label even also has unsolved distribution and promotion problems and stocks in niche market. With the problems above, how could a record label build its brand equity? To answer this, the writer did research on Aksara Records, an independent record label based on Jakarta, as a case study. Aksara Records dots integrated marketing communication strategy actively, creatively, selectively and flexible to build its brand equity.
Related to these problems, this research has two goals. The first goal is to see and to analyze the integrated marketing communication strategy that has been done by Aksara Records for building the brand equity. The next goal is to find the other alternative integrated marketing communication strategy that will be helpful in developing the brand equity.
In order to reach the goals, this research uses qualitative method consists of the library research and the field research. The writer does library research by studying the books, news articles, journals, company's documentation and other literatures that relates to the problems to gel the basic of the problems. The field research is consisting of' interviewing Aksara Records' management, observing their integrated marketing communication activities and interviewing the mass-media people, musician and music lover.
To analyze the integrated marketing communication strategy of Aksara Records and its brand equity, the writer did the interview with Aksara Records' management and Trax music magazine's journalist. In order to get the objective facts, the writer collected and read the mass-media and internet articles about Aksara Records' marketing communication activities. In addition, the writer visited and observed Aksara Records' marketing communication activities such as press conference, album launching, listening session and music events. The writer also discussed with the marketing and branding expert to get his opinions about Aksara Records' integrated marketing communication strategy for building the brand equity.
To find the alternative marketing communication strategy, the writer enlarged the subject of literature by studying the articles about music industry in overall. Such as music piracy effects. music digitalization, internet as the marketing tool, partnership potency with non-music organization and other record labels' marketing communication activities. The writer also did direct observation to the target market behavior of Aksara Records through visiting Aksara's music section and Aksara Records' music events. Besides, the writer expanding the subject of questions asked to the management, journalist, musician, music lover and branding expert about the opportunities that have not been done seriously by Indonesian record labels in general.
The result of this research hopefully will give valuable inputs to Aksara Records' management, give knowledge and understanding about music industry to ordinary people and to academic society, and give enlightenment in knowledge and spirituality to the writer. For Aksara Records Management. The research could be used to review their integrated marketing communication they have done and to get inputs for developing the integrated marketing communication strategy to build their brand equity. For the common people. The research hopefully would open their eyes about the album making and promotion process and would make them appreciating the intellectual property. For academic society, the research could become the academic resource about recording industry and how a recording company could survive and build his brand equity in a tight external environment and limited internal resources. For the writer, the research gives knowledge about the implementation of integrated marketing communication activities to build brand equity and also gives ideal example not to give up fighting in the tight competition."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartika Syifa Khaerani
"Riset ini bertujuan menganalisis penerapan strategi branding dan bauran komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Mie Instan Lemonilo dalam membangun awareness. Dalam melihat penerapan tersebut, analisis ini menggunakan 5 (lima) jenis strategi branding dari Mann & Kaur (2013) dan 9 (sembilan) model bauran komunikasi pemasaran dari Kotler & Keller (2008) dan Mukherjee & Das (2016). Metode yang digunakan dalam riset ini adalah observasi konten periode September 2021-September 2022 dari media sosial, website, dan portal pemberitaan Lemonilo. Berdasarkan hasil temuan dalam riset ini, dapat disimpulkan bahwa mie instan Lemonilo menggunakan strategi company branding dengan menekankan pada penguatan identitas dan diferensiasi produk. Lemonilo juga secara aktif menggunakan sembilan model bauran komunikasi media untuk memperluas jangkauan publikasinya dengan tiga model utama yaitu hubungan masyarakat dan publisitas, acara dan pengalaman, serta pemasaran interaktif.

This research aims to analyze the implementation of the branding strategy and marketing communication mix used by Lemonilo Instant Noodles in building awareness. In looking at the application, this analysis uses 5 (five) types of branding strategies from Mann & Kaur (2013) and 9 (nine) marketing communication mix models from Kotler & Keller (2008) and Mukherjee & Das (2016). The method used in this research is observing content for the period September 2021-September 2022 from social media, websites, and the news portal Lemonilo. Based on the findings in this research, it can be concluded that Lemonilo Instant Noodles uses a company branding strategy by emphasizing strengthening identity and product differentiation. Lemonilo also actively uses the communication mix model to expand its publications with three main models: public relations and publicity, events and experiences, and interactive marketing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Putri Prianti
"Jurnal ini membahas mengenai saluran komunikasi pemasaran terpadu dalam strategi co-branding yang dilakukan oleh merek ritel fast-fashion asal Swedia Hennes and Mauritz (H&M) dengan beberapa desainer merek high-end, yaitu Versace, Maison Martin Margiela, dan Alexander Wang. Dari saluran komunikasi pemasaran terpadu tersebut dilihat pengaruhnya terhadap ekuitas merek dari kedua pihak jika dihubungkan dengan dimensi-dimensi yang membangun ekuitas tersebut, salah satunya brand awareness dan brand associations. Co-branding yang dilakukan kedua merek menampakkan hasil yang positif karena adanya peningkatan brand awareness dan juga asosiasi citra baru yang muncul, sehingga berdampak baik bagi ekuitas brand kedua pihak. Kerjasama ini juga memiliki beberapa keuntungan yang mutual bagi kedua pihak, seperti pengukuhan positioning, promosi iklan secara global, serta impresi di media digital dan tradisional.

This journal analyzes the integrated marketing communication (IMC) tools used by the co-branding strategy between Swedish fast-fashion retail brand Hennes and Mauritz and severel high-end designer, such as Versace, Maison Martin Margiela, and Alexander Wang. From the IMC tools, we can see the effects it caused to both side?s brand equity if linked to the dimensions which build brand equity, in particular brand awareness and brand associations. From the analysis, it can be seen that the co-branding strategy seems to have created a positive results to their brand equity seeing there is some increase in brand awareness and new associations of image. This strategy gives off several mutual interests for both fast-fashion and high-end part such as positioning accentuation, global advertising promotion, including digital and traditional media impression."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dinora Refiasari
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Razali Nafiah
"ABSTRAK
Komunikasi sangat berperan dalam berbagai kegiatan pemasaran produk baik produk hasil industri perbankan maupun hasil industri lainnya. Kegiatan pemasaran dapat terdiri dari berbagai aktivitas seperti: designing, packaging, advertising, selling, personal selling, direct selling, promotion, publication, public relation dan lain sebagainya.
Melalui saluran (Channels media tertentu seperti Surat kabar, majalah, televisi, radio, billboard serta berbagai media komunikasi lainnya pihak sumber dalam hal ini Bank Danamon berupaya bagaimana agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh si penerima (calon nasabah).
Persaingan memperebutkan nasabah dikalangan perbankan Nasional menjadi sangat ketat. Masing-masing Bank menggunakan berbagai taktik dan strategi dalam menawarkan produk/jasa perbankan.Peranan komunikasi dalam memperebutkan pangsa pasar sangat menentukan. Hanya bank-bank yang mampu menguasai komunikasi dengan baik yang bakal, berhasil menjaring calon nasabak Bank Danamon sangat menyadari pentingnya peranan komunikasi ini.Oleh sebab itulah arus informasi dari Managemen Puncak selalu dijaga untuk bisa sarnpai ke tingkat pelaksana dibawah/cabang.
Diversivikasi produk merupakan salah satu taktis yang telah berhasil meningkatkan penjualan produk tabungan. Pemberian hadiah baik langsung maupun melalui undian untuk setiap pembelian produk oleh nasabah merupakan daya tarik tersendiri.
Tesis ini mencoba membahas usaha yang telah dan sedang dilakukan oleh Bank Danamon dalam upayanya memasarkan produkljasa perbankan kepada masyarakat luas.
Bagaimana suatu produk/jasa perbankan diciptakan dan siapa saja dan devisi apa saja yang terkait langsung dalam proses penciptaan produk/jasa tersebut.
Strategi pemasaran yang bagaimana dilakukan Bank Danamon sehingga tetap dapat "Survive" dan terus berkembang menjadi bank yang besar dan "Solid".
Dalam mengkaji tulisan ini penulis telah mengumpulkan data-data dari majalah intern Bank Danamon, buku teks, brosur, peraturan perbankan dari Bank Indonesia serta ketentuan pemerintah lainnya.
Pada bagian akhir tulisan ini penulis berkesimpulan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Bank Danamon telah membawa sukses yang besar bagi perkembangan Bank Danamon dan pada bagian lain penulis juga memberikan rekomendasi serta saran-saran.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Pratama
"Sektor jasa dewasa ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dunia. Sebagai negara berkembang, walaupun Indonesia bukanlah masyarakat industri tetapi pemakaian jasa itu sendiri menempati tempat yang tak kalah pentingnya bagi kesuksesan suatu bisnis. Jasa mover sendiri di Indonesia belum sepenuhnya diketahui oleh orang awam. Kata mover itu sendiri diartikan sebagai seseorang yang memindahkan barang. Jadi jasa mover yang dimaksud pada pembahasan ini meliputi bidang jasa yang berhubungan langsung dengan proses pemindahan itu sendiri seperti, pergudangan, packaging, transportasi dan freight forwarding. Dalam hal ini, mover hanya berorientasi pada 'benda' dan bukannya pada 'orang' seperti layaknya travel atau biro perjalanan. Tesis ini membahas mengenai strategi pemasaran dengan mengambil studi kasus di perusahaan jasa pengiriman PT. AEROTRANS.
Tujuan penelitian ini selain untuk mengetahui strategi pemasaran jasa pengiriman PT. AEROTRANS berdasarkan segmentasi, target, posisi, juga untuk mengetahui strategi pemasaran PT. AEROTRANS berdasarkan siklus kehidupan usaha produk. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan dalam tesis ini dirumuskan sebagai berikut : strategi pemasaran yang paling tepat untuk PT. AEROTRANS agar dapat meningkatkan daya saing dan berkembang di masa yang akan datang. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Adapun metode yang digunakan adalah metode studi kasus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan lengkap dari suatu objek yang diteliti tanpa mementingkan generalisasi secara luas. Analisis data dilakukan berdasarkan analisis PLC (Product Life Cycle). Sebelum suatu strategi pemasaran disusun, perusahaan harus siap dengan perencanaan rincian dari bauran pemasarannya. Dalam studi kasus ini, strategi pemasaran yang dilakukan menggunakan konsep bauran pemasaran 7 P yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion), manusia (people), proses (process) dan pelayanan konsumen (customer service) Strategi pemasaran yang sudah diterapkan oleh PT. AEROTRANS yaitu: (1) Strategi pemasaran untuk produk yang dilakukan oleh PT. AEROTRANS adalah dengan melakukan diferensiasi produk, (2) Strategi pemasaran untuk harga, PT. AEROTRANS menetapkan harga dengan harga yang berlaku (going-rate pricing), (3) Strategi pemasaran untuk promosi, bauran promosi yang dipakai adalalah penjualan personal (personal selling) dan hubungan masyarakat yang di dalamnya termasuk kegiatan publisitas, (4) Strategi pemasaran untuk distribusi yaitu dengan menggunakan saluran langsung dari produsen ke konsumen, delivery service, serta distribusi selektif yang membatasi jumlah outlet, dan (5) Strategi pemasaran untuk manusia (pegawai) adalah dengan memberikan pelatihan dan training, serta kompensasi yang sesuai untuk pegawai.
Setelah dianalisis dengan menggunakan analisis PLC (Product Life Cycle) yang diukur dengan metode Polli & Cook, maka didapatkan kesimpulan bahwa jasa pengiriman PT. AEROTRANS berada dalam tahap kedewasaan yang menurun (decaying maturity stage). Karena itu alternatif strategi yang disarankan yang sesuai dengan posisi produk pada saat ini diantaranya adalah dengan modifikasi pasar, produk, dan bauran pemasaran. Modifikasi pasar dilakukan dengan cara membuat layanan SDS (Same Day Service) yang artinya kiriman sampai pada hari yang sama untuk kota-kota di tingkat kotamadya dan kabupaten di seluruh Indonesia, modifikasi bauran pemasaran dilakukan dengan mencakup modifikasi atas harga dan promosi. Modifikasi harga dilakukan dengan cara menurunkan harga, sedangkan modifikasi promosi dilakukan dengan mempergunakan strategi promosi lain seperti periklanan serta promosi penjualan untuk membantu memperkenalkan jasa pengiriman ini.

Recently, service sector has been improving greatly along with world's society welfare improvement. As a developing country, Although Indonesia is not an industrial society but using the service has positioned an important rank for success of a business. Mover service in Indonesia has not been known well by people in general. The word 'mover' itself is defined as someone who moves goods or things. So mover service which is meant here is covering service sector that relates with the movement itself directly such as, warehousing, packaging, transportation, and freight forwarding. In this case, mover is only oriented to 'goods' not to 'person' as we know travel or travel bureau. Nowadays business environment keeps changing according to business growth so that could create threatened to company. In anticipating this threatened we need to determine some steps of countering. This thesis is discussing about the marketing strategic at AEROTRANS Co. Ltd., a courier service company, based on their segmentation, target and position including their product life cycle. That, mover service in Indonesia is getting better along with economic activity and the beginning of free trade market. There will be more competitors whether inside or outside the country which operate their business in Indonesia. To win the competition, strategy is needed according to criterion of technique, economics, financial, managing skill properly in quality as market demand. Based on those things, problems in this thesis is formulated as follow: 'What kind of marketing strategy should be of AEROTRANS Co. Ltd. In order to increase the power of competition and able to develop in the future'.
Objective of the research is analyzing AEROTRANS Co. Ltd. Condition as a mover service company which is much influenced by dynamic external environment and its internal environment which is still tend to less dynamic and some limitation of sources. Giving a whole perspective of analysis about opportunities that could be benefited in order to complete in winning the competition in that mover service industry.
Research methodology that is used in writing this thesis is descriptive analysis, by data collecting technique through bibliography study and field study with a deep interview. Data analysis is performed through Product Life Cycle (PLC) analysis. Prior to preparing a marketing strategy, a company shall be ready with the detailed planning of its marketing mix. In the case study, the marketing strategy applied incorporates the marketing mix concept called 7P's namely product, price, place, promotion, people, process and customer service. The Marketing strategy already implemented by includes : (1) Marketing strategy for the products performed by AEROTRANS Co. Ltd. is through product differentiation, (2) Marketing strategy for price, AEROTRANS Co. Ltd. applies the price now prevailing (going-rate pricing), (3) Marketing strategy for promotion: the promotion mix applied is personal selling and mass communication which includes publicity, (4) Marketing strategy for distribution is through incorporating direct channel from the producer to the consumer, called delivery service, and selective distribution which limits the number of outlets, and (5) Marketing strategy for the people (employees), which is through giving training plus compensation in compliant with the employees.
After being analyzed using PLC (Product Life Cycle) analysis and measured with Polli and Cook method, it's concluded that the mover service produced by AEROTRANS Co. Ltd. is now in the decaying maturity stage. Therefore, the alternative strategy suggested, which will be appropriate with the product position at this time includes, among others, modifying the product, market and marketing mix. Market adjustment modifying can be done to increase the customer volume. Product adjustment modifying can be done by same day service that means the send at arrive same day for cities at district and regency level in Indonesia, Marketing mix adjustment modifying can be done by decreasing the price, while promotion modifying can be done by using another promotion strategies, such as : advertising and personal selling. The aim is to promote the product to the market or customer."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspitasari
"Telekomunikasi mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Teknologi Voice over Internet Protocol sebagai salah satu aplikasi dalam internet yang digunakan untuk berkomunikasi melalui telepon mulai dikenal di Indonesia, di antaranya melalui produk yang menggunakan kartu, balk prabayar maupun pascabayar, dan juga produk VoIP bernama TELKOMGloba| 017, yang dlluncurkan sebagai varian geneiasi baru setelah TELKOMSave, yang diposisikan sebagal VoIP kelas Premium.
Kehadiran TELKOMGlobal 017 secara langsung dihadapkan pada SLI 001 dan SLI 008 yang selama bertahun-tahun eksis melayani sambungan Iangsung internasional. Dengan positioning produk hemat dan berkualitas, TELK0MGIobal mulai meraih pangsa pasar sebesar 20%, dan bertujuan untuk meraih sebesar 40% dari total pangsa pasar berdasarkan menit call.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan oleh PT Telkom sebagai suatu bentuk kesadaran merespons pasar yang sangat kompetitif dan mulai mengarah pada quality-sensitive. Penelitian dilakukan di Jakarta, yang masuk dalam lingkup Divisi Regional II. Metode penelitian merupakan penggabungan dari metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatlf dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner melalui teknik penarikan sampel yang non random yaitu snowball sampling.
Responden adalah pengguna 017 yang sekaligus memiliki referensi pengalaman menggunakan SLI 001 dan/atau SLI 008. Penulis tidak memiliki kerangka sampel, dan sekaligus sulit menemukan responden yang memenuhi kriteria tersebut di atas, sehingga snowball sampling menjadi pilihan.
Metode pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada sejumlah subjek penelitian, baik mereka yang mengenal produk ini maupun yang sudah mengenal dan menggunakan produk ini. Wawancara mendalam juga dilakukan terhadap manajemen Telkom dan Indosat untuk mendapat gambaran mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan.
Kerangka pemikiran menggunakan konsep komunikasi pemasaran terpadu (KPT atau Integrated Marketing Communication) yang dikemukakan terutama oleh Joseph Sirgy, yang mengatakan bahwa karakteristik utama dari konsep ini adalah keterpaduan dan koordinasi yang mengarahkan semua tujuan darl komunikasi pemasaran. Sirgy mengalakan perlunya ada orientasl strategis yang diacu oleh semua fungsi komunikasi pemasaran, baik iklan, personal selling, promosi penjualan, penjualan langsung, maupun humas. Selain itu Sirgy menambahkan perlu ada kontinuitas dari keseluruhan aktivitas komunikasi pemasaran, kontinuitas itu menyangkut fisik maupun dalam term psikologis.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa ternyata tools komunikasi pemasaran relatif tidak efektif, mengacu pada temuan data yang menyebutkan bahwa sebagian terbesar responden belum pernah mendapatkan atau terpapar oleh alat komunikasi pemasaran.
Temuan berikutnya mengatakan bahwa sebagian besar responden menggunakan TG-017 karena itu merupakan kebijakan di kantor mereka. Pertanyaan lebih mendalam kepada sejumlah responden menghasilkan temuan bahwa kebijakan di kantor didorong oleh aktivilas kunjungan personal (presentasi personal, Sebagai bagian dan personal selling) yang dilakukan petugas Telkom ke sejumlah perusahaan. Inl berarti bahwa alat komunikasi pemasauan dalam bentuk personal selling menghasilkan efek tidak langsung yang relatif signifikan dibandingkan dengan alat komunikasi pemasaran lainnya.
Kemudian ditemukan sejumlah informasi menarik, bahwa sekretaris berperan penting sebagai inisiator dari penggunaan produk ini, pada beberapa perusahaan bahkan ditemukan bahwa sekretaris juga berfungsi sebagai influencer terhadap penggunaan produk ini. Pada beberapa perusahaan berskala kecll-menengah, sekretaris bahkan berfungsi sekaligus sebagai decision maker dan user.
Sejumlah alat komunikasi pemasaran seperti iklan baik di media lini alas maupun lini bawah, nampaknya memang belum menjadi priorltas bagi Telkom, sehingga tidak mengherankan apabila sebagian besar orang tidak mengenal produk ini, atau pengenalannya akan produk ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kebijakan kantor.
Ditemukan bahwa perlu ada pengkajian ulang terhadap penetapan strategi segmentasi, targeting dan pengaturan positioning produk ini. Berikutnya juga ditemukan bahwa kesulitan untuk masalah koordinasi gerak dan keterpaduan dikarenakan struktur organisasi yang relatif rumit. Implikasi teoritis dari tiadanya koordlnasi dan garis komando yang jelas, menurut Sirgy dapat membuat terbatasnya cakupan dan frekuensi penyerapan pasar seoara optimum. Ini dapat dipahami mengingat koordinasi dalam setiap langkah komunikasi menyebabkan setiap pihak yang terlibat mengacu pada satu orientasi strategis yang sama, sehingga masing-masing plhak dapat berjalan bersama, dan tidak pergi ke arah yang berbeda. Keterarahan, menurut Sirgy membuat hasil dari komunikasi pemasaran menjadi maksimal.
Rekomendasi teoritls, melakukan penelilian lanjutan mengenai persepsi konsumen pada level yang lebih Ianjut dengan mellbatkan cakupan sampel yang lebih luas, selain juga mengukur efektivitas setiap alat komunikasi yang dijalankan oleh Telkom. Rekomendasi praktis, Telkom perlu mengkaji ulang strategi segmentasi, targeting dan positioning yang ada, menglngat SLI O08 sekarang menjadi ancaman yang sangat nyala dalam positioning ?hemat" yang dilekatkan pada TG-017. Semenlara itu kehadiran Telkom SLI 007 juga harus diantisipasl lebih hati-hati, agar pertama produk ini dapat diserap pasar, kedua, agar produk ini tidak justru mematikan TG-017."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Pribadini
"Teknologi memang suatu studi yang akan selalu meluncurkan inovasiinovasi yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Peneliti tertarik membahas strategi komunikasi pemasaran di bidang telekomunikasi karena studi komunikasi dan telekomunikasi adalah bidang-bidang yang senantiasa berkembang mengikuti tren dan gaya hidup. Kecenderungan gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar, yang terkadang memaksakan diri untuk tampil gaya dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
Telekomunikasi kini sedang booming dengan teknologi CDMA, di mana masyarakat lebih mengenal brand TelkomFlexi, Fren, StarOne, dan Esia. Operator-operator ini muncul di tanah air dengan jarak yang saling berdekatan. Pantaslah jika ada yang memegang peranan sebagai market leader dan newcomer, dimana newcomer ini berada di pasar challenger, follower, ataupun niche. Peneliti tertarik menganalisa strategi komunikasi pemasaran newcomer dalam menghadapi market leader. Dan dalam hal ini newcomer berada dalam challenger market.
Penelitian ini dilakukan dengan analisa kualitatif, dengan metode penelitian menggunakan method of agreement dan method of difference, dimana peneliti akan menganalisa strategi apa yang sama dan berbeda dari 9 poin yang diperbandingkan. Sembilan poin tersebut adalah market segment, positioning, produk, tarif, program promosi, fasilitas layanan pelanggan, program jangka panjang, and barrier to entry, dan marketing PR-nya.
Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara baik melalui email maupun tatap muka dengan narasumber yang kompeten dan latar belakang yang sesuai dengan penelitian ini.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi newcomer lebih menekankan pada sector harga (price), yaitu dengan mematok tarif termurah di antara operator telepon yang lain. Selain itu, dengan latar belakang perusahaan yang cukup besar dan sudah malang melintang di dunia telekomunikasi cukup lama newcomer ini berani head-to-head dengan market leader. Serangan yang dilakukan cukup frontal dan flanking. Sehingga market leader-pun merasa bahwa newcomer ini sangat potensial merebut market share-nya.
Namun karena umurnya yang masih sangat muda, peneliti juga menemukan banyak kekurangan. Diantaranya kurangnya informasi yang ada di situsnya sendiri dan kurang unik dan kreatif dalam promosi penjualannya. Konsumen tentu akan lebih cepat ingat dengan hal-hal yang unik sehingga brand awareness dalam benak konsumen pun akan cepat tercapai. Melihat program jangka panjang yang lebih fokus pada akses data, seharusnya newcomer memperhitungkan dengan benar tentang hal ini.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>