Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122493 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margaretha
"Skripsi ini membahas tentang peranan dari persepsi konsumen atas merek jasa dalam proses pembentukan nilai pelanggan. Tiga faktor yang mewakili persepsi konsumen terhadap merek jasa dipilih sebagai variable bebas, yaitu: imej merek, imej perusahaan dan kepercayaan terhadap pegawai. Dua variable bebas lainnya adalah biaya dan kualitas jasa. Melalui analisis regesi berganda, penelitian cross section ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan nilai pelanggan adalah biaya dan imej perusahaan. Hasil ini menyarankan perusahaan untuk memperbaiki komponen-komponen biaya dan imej perusahaan untuk meningkatkan nilai pelanggannya.

The focus of this research is the role of customer?s perception of service brand on the customer value creation process. Three factors which represent the customer?s perception of service brand are chosen as the independent variables, they are: brand image, company image and employee trust. The other two independent variables are: cost and service quality. Through multiple regression analysis, the research shows that the influential factors to create customer value are cost and company image. The result suggest company to improve its costs components and its company image in order to increase their customer?s customer value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Roy Andy
"Perkembangan media film telah mengalami banyak perubahan dari sejak pertama kali film dibuat. Film bukan saja menjadi salah satu bentuk jasa hiburan alternatif bagi masyarakat di kota, tapi telah bertumbuh menjadi industri hiburan raksasa. Di Indonesia, perkembangan industri film telah dimulai sejak tahun 1940-an sampai sekarang. Akan tetapi, perkembangan industri film di Indonesia belum mengalami kemajuan seperti halnya di negara barat. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya sistem pemasaran yang ada dan rendahnya kualitas dari film Indonesia itu sendiri. Miles Productions sebagai salah satu rumah produksi film di Indonesia telah memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan industri film di Indonesia dengan menghasilkan karya-karya yang cukup fenomenal yang berhasil menjaring jumlah penonton yang sangat banyak untuk datang ke bioskop; di antaranya adalah film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?". Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa Miles Productions berada di tempat teratas dalam benak responden (top of mind) dalam keberadaannya sebagai rumah produksi film Indonesia di antara rumah produksi film lainnya. Sementara itu, film-film produksi Miles Productions juga merupakan film yang paling banyak ditonton oleh responden; yaitu film "Ada Apa dengan Cinta?" diikuti oleh "Petualangan Sherina". Untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai persepsi responden terhadap kualitas film produksi Miles Productions, maka dilakukan analisis penilaian responden terhadap kualitas dari setiap atribut yang ada pada sebuah film dan daya tarik dari bauran promosi di benak responden terlebilt dahulu. Kemudian setelah itu dilakukan analisis peranan dari bauran promosi dalam membentuk persepsi responden terhadap kualitas film produksi Miles Productions (- Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan CintaT.). Dalam penelitian ini, terdapat empat atribut yang dipakai sebagai kriteria penilaian responden terhadap kualitas film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Chita?", yaitu atribut tema cerita, akting dari aktor/aktris, sinematografi dan soundtrack. Berdasarkan hasil analisis persepsi responden terhadap perbandingan kualitas di antara kedua film tersebut, diketahui bahwa film yang memiliki kualitas yang lebih baik adalah film "Ada Apa dengan Cinta?". Hal ini terutama disebabkan oleh kualitas dari atribut soundtrack yang sangat menonjol pada film "Ada Apa dengan Cinta?" yang memberikan kepuasan tersendiri kepada responden dalam menikmati film tersebut. Untuk inengetahui persepsi responden mengenai daya tank bauran promosi, dilakukan pemilihan alat bauran promosi yang dianggap signifikan dari sekian atribut bauran promosi yang ada. Atribut bauran promosi yang dipilih adalah iklan televisi, iklan surat kabar, iklan majalah, iklan poster, merchandise soundtrack, resensi, wawancara dan word-of-mouth. Hasil analisis persepsi responden terhadap daya tank bauran promosi pada film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?" menunjukkan bahwa alat dalam bauran promosi yang memiliki daya tank terbesar di benak responden adalah word-pf-mouth; yaitu inisiatif Miles Productions untuk menimbulkan perbincangan dan kehebohan di masyarakat dalam menyambut peredaran film-filmnva. Berdasarkan analisis juga didapat hasil bahwa bauran alat promosi yang digunakan pada film "Ada Apa dengan Cinta?" lebih menonjol dalam menarik perhatian responden terhadap film tersebut dibandingkan dengan bauran alat promosi pada film "Petualangan Sherina". Bauran alat promosi yang sangat menarik perhatian responden terhadap film "Ada Apa dengan Chita?" adalah iklan televisi, wawancara dengan pemain film/sutradara, merchandise soundtrack, dan woni-pf-mouth. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa alat promosi resensi dari kedua film dalam persepsi responden memiliki tingkat daya tarik yang sama tingginya. Setelah mengetahui persepsi responden terhadap atribut pada kedua film dan daya tank dari bauran promosi yang digunakan pada kedua film, maka dilakukan analisis peranan bauran promosi dalam pembentukan persepsi responden terhadap kualitas film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?" berdasarkan atribut yang ada pada kedua film tersebut. Analisis ini menggunakan metode korelasi dengan bantuan tabulasi silang. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap kualitas film produksi Miles Productions (film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?") dipengaruhi oleh daya tank dari bauran promosi yang ada. Alat-alat dalam bauran promosi yang memiliki peranan terbesar dalam membentuk persepsi responden terhadap kualitas film Miles Productions adalah : iklan televisi, iklan surat kabar, soundtrack, resensi, dan word-of-mouth. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan oleh rumah produksi film Indonesia; dalam hal ini khususnya oleh Miles Productions (Miles), yaitu agar sebaiknya lebih kreatif dalam melakukan promosi terhadap produksi berikutnya lewat bauran alat-alat promosi yang lebih menarik. Miles juga sebaiknya lebih memperhatikan unsur-unsur lainnya dalam pemasaran dalam membangun citra dari produknya sendiri, seperti produk, harga, dan distribusi . Miles juga sebaiknya lebih menargetkan pangsa pasarnya di kalangan remaja dan pasca remaja raja; dan Miles sebaiknya lebih memperhatikan kualitas dari atribut film lainnya, seperti tema cerita, akting dan sinematografi yang kurang menonjol kualitasnya dibandingkan atribut soundtrack yang sudah teruji kualitasnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasti Nidya Putri
"Tren globalisasi meningkatkan arus lalu lintas barang dan jasa antar negara di dunia, menjadikan tingkat ketersediaan produk asing dalam sebagian besar pasar nasional semakin bertambah, hal tersebut menjadikan isyarat mengenai consumer ethnocentrism dan country-oforigin menjadi semakin penting untuk dipahami pemasar.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat ethnocentrism konsumen Indonesia, serta pengaruhnya terhadap pembentukan perceived quality, perceived price, perceived value, dan purchase intention konsumen terhadap produk bermerek lokal. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan: a) analisis reliabilitas untuk menguji internal consistency reliability dari skala pengukuran; b) analisis validitas untuk menemukan factor score dari masing-masing variabel penelitian; c) analisis deskriptif untuk mengetahui profil responden serta tingkat consumer ethnocentrism mereka; dan d) analisis regresi untuk menguji adanya pengaruh positif dari variabel independen terhadap variabel dependen pada model penelitian. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, responden, secara umum, merupakan moderate-to-highly ethnocentric consumers untuk kategori produk pembersih wajah bermerek lokal. Kedua, telah dibuktikan adanya pengaruh positif dari variabel consumer ethnocentrism terhadap variabel perceived quality dan perceived price, kemudian dari variabel perceived quality dan perceived price terhadap variabel perceived value, serta dari variabel perceived value terhadap variabel purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Beti Hapsarie
"Industri fashion memiliki berbagai dampak negatif pada keadaan lingkungan, dan ketimpangan sosial, dan ekonomi, terutama terkait model bisnis fast fashion. Karenanya, muncul gerakan fashion berkelanjutan (sustainable fashion) yang berusaha menyediakan solusi bagi permasalahan ini. Penelitian terdahulu menunjukkan 50% konsumen tertarik dengan produk fashion berkelanjutan, namun pangsa pasar akhir hanya berjumlah 1%. Sehingga, fashion berkelanjutan masih dilihat sebagai ceruk pasar (niche market). Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi dari kelompok konsumen ceruk pasar akan fashion berkelanjutan, serta pengemasan informasi fashion berkelanjutan yang disajikan kepada kelompok konsumen dalam membentuk persepsi tersebut. Riset ini menggunakan adaptasi model persepsi konsumen Wells & Prensky (1996), dengan melibatkan konsep persepsi, stimuli, dan kelompok referensi. Beranjak dari paradigma konstruktivisme, penelitian ini mengumpulkan data menggunakan metode wawancara mendalam terhadap 5 orang perempuan yang secara sadar telah mengkonsumsi produk fashion berkelanjutan dan atau mempraktikkan pola konsumsi yang sesuai kaidah fashion berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen melihat fashion berkelanjutan sebagai lebih dari sebuah produk yang bisa dibeli, melainkan sebuah praktik sebagai bagian dari gaya hidup. Pemahaman dan praktik fashion berkelanjutan yang mengakar perlu dimiliki oleh konsumen dan publik untuk menghindari persepsi fashion berkelanjutan hanya sekedar tren. Jika tidak, akan berlawanan dengan filosofi ‘berkelanjutan’ itu sendiri.

The fashion industry has various negative impacts on environmental conditions, and social and economic inequality, especially related to the fast fashion business model. Because of this, Sustainable Fashion movement has emerged to provide a solution to this problem. Previous research shows that 50% of consumers are interested in sustainable fashion products, but the final market share is only 1%. Thus, Sustainable Fashion is still seen as niche market. This study aims to explore the perceptions of niche market consumer groups for Sustainable Fashion, as well as the packaging of Sustainable Fashion information presented in shaping these perceptions. This research uses an adaptation of Wells & Prensky's (1996) consumer perception model, involving the concepts of perception, stimuli, and reference groups. Using the constructivism paradigm, this study collects data using in-depth interviews with 5 women who have consciously consumed sustainable fashion products and or practiced consumption patterns according to sustainable fashion philosophy. The results show that consumers see sustainable fashion as more than products to be bought, but a practice as part of their lifestyle. A deep-rooted understanding and practice of sustainable fashion needs to be shared by consumers and the public. Otherwise, it would be against the philosophy of 'sustainability' itself."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frista Caesar Rifa
"Laptop gaming tidak hanya diminati oleh pemain game yang sudah berpenghasilan. Produk yang termasuk barang mewah tersebut juga digunakan oleh mahasiswa yang pada umumnya belum berpenghasilan tetap. Berarti ada perilaku konsumen tertentu yang mendasarinya. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumen pengguna laptop gaming di kalangan mahasiswa menggunakan pemetaan persepsi. Perilaku konsumen diinterpretasikan menjadi atribut-atribut tertentu. Kemudian atribut-atribut terpilih dibuat menjadi peta persepsi. Termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pembelian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa tak hanya pertimbangan rasional yang menjadi alasan mahasiswa membeli laptop gaming, ada pula alasan-alasan emosional yang terlibat.

Gaming laptops are not only interesting for gamers who already have income. The product that is classified as luxury product is also used by university students who generally don rsquo t have stable income yet. That means there are particular consumer behaviors underlie. This study aims to analyze the consumer behavior of gaming laptop users among university students. Consumer behavior is interpreted as several particular attributes. Then the selected attributes are made into a perceptual map. Purchase decision process is included in it. This research is a qualitative study. The research found that rational consideration is not the only reason for university students to purchase gaming laptops, there are also emotional reasons involved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrajid Nurmukti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengaruh faktor persepsi konsumen dalam memprediksi pembelian merek pribadi (private brand) pada hypermarket carrefour di indonesia oleh Fin dan Suh (2005). Sampel penelitian ini berjumlah 200 responden pada 2 kategori produk (makanan dan rumah tangga). Metode Structural Equational Modelling dengan bantuan perangkat lunak Lisrel, digunakan untuk mengolah data. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam faktor persepsi konsumen mempunyai pengaruh yang positif dalam memprediksi pembelian merek pribadi (Private Brand/Private Label).

This research aims to integrate the effect of consumer perception factors in predicting private brand purchase at carrefour hypermarket in Indonesia based on Fin and Suh international journal (2005). Total sample of 200 respondents divided two product categories (food and household). LISREL was used in this research to process the data with Structural Equational Modeling method. The analysis shows that the consumer perception factors have a positive influence in predicting private brand / private label purchase."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Bernardus Wishman Simbora
"Model berbelanja masyarakat dewasa ini menuntut adanya perubahan kualitas agar lebih baik dalam layanan berbelanja terutama di pasar tradisional. Namun saat ini, masih banyak pasar tradisional yang pada umumnya memiliki kelemahan mendasar yaitu kurang tersedianya sarana infrastruktur yang memadai.Tesis ini membahas mengenai bagaimana strategi pasar tradisional khususnya Pasar Perumnas Klender dalam memperbaiki sarana infrastruktur sesuai dengan persepsi masyarakat sebagai konsumen. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menyarankan agar pihak PD Pasar Jaya Area 19 selaku pengelola Pasar Perumnas Klender bersedia untuk menjalankan strategi-strategi perbaikan infrastruktur yang menjadi temuan dalam penelitian ini sehingga Pasar Perumnas Klender dapat menjadi pilihan utama masyarakat di sekitarnya.

The way the community do the trading or shopping recently has demanded the changes of better quality of the service included traditional market. Plenty of traditional market nowadays that still has poor quality in their basic services for example poor infrastructure. The topic of this Thesis to explore the the strategy how the traditional market, especially Pasar Perummas Klender, fix their infrastructure that will be acceptable in community perspective as the consumer. The type of research is qualitative and descriptive research.
The result of this research is to recommend PD Paasr Jaya Area 19 as the management of Pasar Perumnas Klender is willing to apply the improvement strategy in infrastructure that has classified as the major finding in this research so that Pasar Perumnas can be the main shopping center especially for the communities in neighborhood area.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28753
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayati
"PT PLN (Persero) mengeluarkan produk listrik prabayar sejak 6 tahun yang lalu dan saat ini sudah dipakai oleh 3,36% pelanggan. Untuk mempercepat diterimanya inovasi tersebut sehingga pelanggan mempunyai keinginan beralih dari pasca ke prabayar, diperlukan sejumlah upaya komunikasi dengan menggunakan pesan-pesan kunci (key messages) yang membentuk persepsi positif. Untuk membangun key message yang sesuai, perlu dilakukan kajian mengenai persepsi pelanggan terhadap listrik prabayar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian listrik prabayar membuat pelanggan dapat mengontrol pemakain listrik sehingga tidak boros; dapat mengatur pengeluaran rumah tangga karena voucher bisa dibeli sesuai kebutuhan dan kemampuan; dapat pindah dari pasca ke prabayar dengan biaya yang terjangkau; mudah mendapat voucher untuk isi ulang strum, dan mendapat meter listrik dengan kualitas baik.

PT PLN (Persero) has launched prepaid electricity since six years ago and had been used by 3,36% customer as March 2011. To expedite diffusion of prepaid method by persuading customer to switch from postpaid to prepaid, PLN need to do some communication activities which uses key messages that has ability to create positive perception.
Studying on customer perception about prepaid electricity shows that using prepaid electricity makes customer has ability to control their electricity usage, can manage their household expenses because they can buy the voucher based on their need and ability, they also can switch from postpaid to prepaid with affordable cost, can easily buy the voucher and get the electricity in good quality.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T21774
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>