Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanifa Asra Silmi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3559
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nindia Nahardita
"Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa job design mempengaruhi workplace well-being. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh job design terhadap workplace well-being pada karyawan yang bekeija di organisasi minyak dan gas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian noneksperimental (Jield study) dan jumlah responden yang digunakan sebanyak 294 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi dan pengaruh dari job design terhadap workplace well-being.

Contemporary theory and research have suggested that workplace well-being are determined by their job design. The current study examined the correlation and effect of job design on workplace well-being of oil and gas company employees. This research used the quantitative approach with non-experimental research design (field study) and was conducted on 294 respondents. Result indicated that job design was positively correlated and has effect on workplace well-being. Keywords: job design, workplace well-being."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Pesona Intan Puspita
"Keterikatan Karyawan merupakan salah satu prediktor produktivitas karyawan. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa keterikatan karyawan dipengaruhi oleh well-being di lingkungan kerja. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh workplace well-being terhadap keterikatan karyawan pada karyawan yang bekerja di perusahan minyak dan gas. Sebanyak 317 karyawan menjadi sampel penelitian ini. hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi dan pengaruh workplace wellbeing terhadap keterikatan karyawan, baik keseluruhan maupun per dimensinya. Bila diperbandingkan, ditemukan bahwa domain penggunaan pengetahuan dan kemampuan dalam pekerjaan merupakan domain yang paling mempengaruhi oleh keterikatan karyawan. Sebagai tambahan, ditemukan adanya perbedaan antara keterikatan karyawan dan workplace well-being berdasarkan jenis kelamin.
Employee Engagement is one of predictor in employee productivity. Contemporary theory and research have suggested that employee engagement are determined by their well-being in workplace. The current study thus examined the correlation and effect of workplace well-being on employee engagement of oil and gas company. The sample comprised of 317 employees. Result indicated that workplace well-being was positively correlated and has effect on employee engagement. In comparison, it was found that use of ability and knowledge had the strongest correlation and effect on employee engagement. In addition, there was a difference in workplace well-being and employee engagement on their sex."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayestika Karanzia
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zikra Fadilla
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dukungan atasan dan tempat kerja terhadap well-being karyawan perusahaan startup di Indonesia. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada responden secara daring maupun luring. Alat ukur yang digunakan adalah 19 indikator dari penelitian Jang (2009). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability dengan purposive sampling, dengan syarat responden harus merupakan karyawan pada perusahaan startup yang memiliki kebijakan fleksibilitas dalam penjadwalan kerja. Setelah menyebarkan kuesioner selama 2 bulan didapatkan sebanyak 228 kuesioner namun hanya 224 kuesioner yang bisa di olah di tahap selanjutnya. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan program Lisrel 8.8 diketahui bahwa dukungan atasan serta dukungan dari tempat kerja tidak dapat secara langsung memengaruhi well-being karyawan. Diperlukan adanya kebijakan baik berupa formal atau informal dari perusahaan yang dapat mendukung jalannya fleksibilitas penjadwalan kerja. Sehingga bagi karyawan yang menjalankan fleksibilitas tersebut merasa dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan mereka. Dan pada akhirnya well-being karyawan dapat terpenuhi dengan baik. Selain hubungan mediasi, pada penelitian ini juga menguji hubungan satu-per-satu antar varibel, dan hasil uji untuk semua hipotesis dinyatakan positif signifikan atau dengan kata lain semua hipotesis diterima.

ABSTRACT
The aim of this study is to examine the effect of supervisory and workplace support on employee well-being at start-up companies in Indonesia. This study uses quantitative methods with a questionnaire. Questionnaires were distributed by offline and online. We use 19 indicators by Jang (2009) as a measuring instrument. The sample selection method is non-probability with purposive sampling. It specifically selected employees of start-up companies that have implemented flexible work schedule thus obtaining 228 respondents. After data cleaning, there are 224 questionnaires could be processed further with structural equation modelling (SEM) by using the Lisrel 8.80. The finding shows that supervisory and workplace support implementation would not directly effect employee well-being. They need formal or informal policies written by the company to support the flexibility of work schedule. If flexible work schedule is implemented properly, work-life balance could be enhanced. Employees who can balance their work and life will experience a significant increase in employee well-being. In addition, besides the mediation effect, this study also found the effect each relationship between variables, and results for all hypotheses were stated to be significantly positive."
2019
T54482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuntodi Ambartomo
"Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat bagaimana pekerjaan yang bermakna dan rasa kebersamaan mempengaruhi niat untuk tinggal melalui kesejahteraan di tempat kerja. Karyawan perusahaan asuransi dipilih sebagai partisipan dalam penelitian, dengan jumlah sampel 180 orang. Model persamaan struktural digunakan untuk menganalisis data. Penelitian menunjukkan bahwa memiliki rasa kebersamaan dan melakukan pekerjaan yang berarti meningkatkan kesejahteraan di tempat kerja dan niat untuk tinggal. Perbedaan diamati pada efek dimensi yang berbeda dari kesejahteraan karyawan pada niat untuk tinggal. Penelitian merupakan terobosan dalam mengkonseptualisasikan dan menguji model teoritis yang menghubungkan pekerjaan yang bermakna, perasaan komunitas, kesejahteraan di tempat kerja, dan niat untuk tinggal khususnya dalam konteks karyawan perusahaan asuransi

The aim of the study was to see how meaningful work and a sense of community affect intention to stay through workplace well-being. Insurance company employees were selected as participants in the study, with a sample size of 180 people. Structural equation model was used to analyze the data. Research shows that having a sense of community and doing meaningful work increases well-being at work and intention to stay. Differences were observed in the effect of different dimensions of employee well-being on intention to stay. The research is groundbreaking in conceptualizing and testing theoretical models linking meaningful work, feelings of community, workplace well-being, and intention to stay particularly in the context of insurance company employees."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Muhammad Hafiz Sidik
"Lembaga Publik memiliki peran penting pada kebijakan publik pada suatu negara dalam rangka menangani dan memulihkan dampak dari Pandemi COVID-19. Hal ini mendorong pentingnya mengelola Public Service Motivation (PSM) pada lembaga publik untuk dapat merumuskan kebijakan publik yang efektif. Penelitian ini utamanya mendalami 2 (dua) variabel penting pada lembaga publik, yaitu PSM dan Employee Well-Being (EWB), yang dipengaruhi oleh 3 (tiga) variabel lainnya yang terkait, yaitu Workplace Spirituality (WPS), Organizational Identification (OI), dan Workforce Agility (WA). Penelitian yang menggunakan 343 sampel pegawai pada suatu lembaga publik dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) ini memperlihatkan bahwa WPS secara signifikan mempengaruhi variabel lainnya yang diobservasi pada penelitian ini, memperlihatkan bahwa spiritualitas mempunyai efek yang sangat luas dan penting pada lembaga publik di Indonesia. Di lain sisi, EWB tidak terpengaruh langsung oleh OI maupun WA, maupun secara positif dan signifikan mempengaruhi PSM. Hasil dari penelitian ini menyarankan untuk mengoptimalisasi dimensi WPS mengingat variabel tersebut memegang kunci untuk meningkatkan PSM, EWB, WA, dan OI pada lembaga publik. Penelitian lebih lanjut diusulkan untuk dilakukan dengan objek lembaga publik yang lebih luas dan variatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh.

Public Sector Organizations played a major role in a Country’s policy towards the handling and the recovery of COVID-19 pandemic impact, making maintaining Public Service Motivation (PSM) would be vital to deliver effective policy. This article examines Public Service Motivation (PSM) and Employee Wellbeing (EWB) that are influenced by public sector closely related variables such as Workplace Spirituality (WPS), Organizational Identification (OI), and Workforce Agility (WA). Study captured 343 samples of a public sector organization employees from Indonesia and tested using Structural Equation Modelling (SEM) for mediation hypothesis, and t-value with Standard Loading Factor (SLF) for direct effect. The result shows that Workplace Spirituality significantly influenced EWB, PSM, OI, and WA directly and argues that spirituality in the public sector played a major role in determining those variabels. On the other hand, Employee Well-Being wasn’t affected by agility or Organizational Identification or impacted PSM. This result suggests the optimalization of WPS dimensions since the variable holds the potential to affect PSM, EWB, WA, and OI positively in Public Sector Organization. Further study suggests wider research public sector organizations object to accommodate and capture more diverse and variative type of organizations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roeri Istianty
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3581
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khusnul Hisyam
"Spiritualitas di tempat kerja muncul sebagai salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan karyawan dalam menemukan tujuan, makna, dan pemenuhan kehidupan pada pekerjaan mereka. Konsep tersebut diformulasikan memiliki tiga dimensi yaitu meaningful work, sense of community, dan alignment with organizational values. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh spiritualitas di tempat kerja (workplace spirituality) terhadap intensi untuk mengundurkan diri (intention to quit) dan perilaku kewarganegaraan organisasi (organizational citizenship behavior) yang dimediasi oleh  kesejahteraan kerja (well-being at work). Sampel penelitian ini adalah 351 karyawan generasi milenial yang bekerja di Jabodetabek dan minimal telah bekerja selama setahun di tempat kerja mereka. Data responden diolah menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  spiritualitas di tempat kerja berhubungan positif terhadap kesejahteraan kerja, perilaku kewarganegaraan organisasi, dan secara tidak langsung berpengaruh negatif terhadap intensi untuk mengundurkan diri. Kesejahteraan kerja memediasi secara penuh hubungan spiritualitas di tempat kerja dengan intensi untuk mengundurkan diri dan memediasi secara parsial hubungan spiritualitas di tempat kerja dengan perilaku kewarganegaraan organisasi.

Workplace spirituality emerges as one of managerial efforts to meet the needs of employees in finding purpose, meaning, and fulfillment of life in their work. The concept is formulated to have three dimensions, namely meaningful work, sense of community, and alignment with organizational values. The purpose of this study is to study the impact of workplace spirituality on intention to quit and organizational citizenship behavior mediated by well-being at work. The samples of this study are 351 millennial employees who work in Jabodetabek and at least have worked in their workplaces for one year. The data is processed using the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results of the study prove that workplace spirituality positively correlated with well-being at work & OCB and indirectly negatively correlated with intention to quit. Well-being at work mediated fully the relationship of workplace spirituality and intention to quit & mediated partially the relationship of workplace spirituality and OCB."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryn Nabiela
"Tenaga kesehatan mengalami tingkat stres dan kelelahan yang tinggi, yang dapat berdampak negatif terhadap well-being dan bagaimana mereka memberikan pelayanan kepada pasien. Organizational justice terbukti menjadi prediktor well-being tenaga kesehatan. Sebaliknya, hubungan antara workplace spirituality dan well-being tenaga kesehatan belum diteliti lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara workplace spirituality, organizational justice dan well-being tenaga kesehatan, serta untuk menentukan apakah employee engagement berperan sebagai mediator dalam hubungan ini. Sebuah survei cross-sectional dilakukan dengan sampel tenaga kesehatan dari sebuah rumah sakit di Jakarta. Pertanyaan mengenai organizational justice, workplace spirituality, employee engagement, dan well-being diberikan. Structural Equation Model digunakan untuk menguji model mediasi yang diusulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organizational justice berhubungan secara signifikan dan positif terhadap well-being tenaga kesehatan, sedangkan workplace spirituality tidak berhubungan secara signifikan. Selanjutnya, employee engagement memediasi hubungan antara spiritualitas tempat kerja, keadilan organisasi dan well-being, sehingga dampak positif lebih besar untuk tenaga kesehatan dengan tingkat engagement yang tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan organizational justice secara tidak langsung dapat meningkatkan well-being tenaga Kesehatan dengan meningkatkan employee engagement. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji generalisasi dari temuan ini dan untuk mengeksplorasi potensi intervensi untuk meningkatkan keadilan organisasi dalam pengaturan kesehatan.

Healthcare workers (HCWs) experience high levels of stress and burnout, which can negatively impact their wellbeing and patient care. Organizational justice has been shown to be a predictor of HCW wellbeing. In contrast, the relationship between workplace spirituality and HCW wellbeing is less clear. The purpose of this study was to examine the relationship between workplace spirituality, organizational justice and HCW wellbeing, and to determine whether employee engagement act as mediator in this relationship. A cross-sectional survey was conducted with a sample of HCWs from a hospital in Jakarta. Measures of organizational justice, workplace spirituality, employee engagement, and wellbeing were administered. Structural equation modeling was used to test the proposed mediation model. Results indicated that organizational justice was significantly and positively related to HCW wellbeing, while workplace spirituality was not significantly related. Furthermore, employee engagement mediated the relationship between workplace spirituality, organizational justice, and wellbeing, such that the positive relationship was stronger for HCWs with high levels of employee engagement. These findings suggest that interventions aimed at improving organizational justice may indirectly improve HCW well-being by increasing employee engagement. Further research is needed to test the generalizability of these findings and to explore potential interventions for improving organizational justice in healthcare settings."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>