Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Permatasari
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasional di PT.Lintas Media Telekomunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Budaya organisasi di PT.Lintas Media Telekomunikasi. (2) Komitmen organisasional di PT.Lintas Media Telekomunikasi dan (3) Pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasional karyawan tetap di PT.Lintas Media Telekomunikasi. Indikator budaya organisasi yang digunakan menurut Denison, yang terdiri dari empat dimensi yakni, keterlibatan, kemampuan adapatasi, konsistensi dan misi sedangkan komitmen organisasional yang digunakan menurut Allen dan Meyer yang membagi komitmen menjadi tiga komponen yakni afektif, berkesinambungan dan normatif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif.
Penelitian ini bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antar variabel budaya organisasi dengan komitmen organisasional Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan penyebaran kuesioner. Dalam mengolah data yang diperoleh, digunakan SPSS versi 17.0. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa budaya orgapnisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan di PT.Lintas Media Telekomunikasi. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ferudun Sezgin tahun 2010.

This study has the objective to determine the effect of Organizational Culture on Organizational Commitment at PT.Lintas Media Telecommunications.. The purpose of this study was to determine: (1) organizational culture at PT.Lintas Media Telecommunications. (2) Organizational Commitment at PT.Lintas Media Telecommunications. and (3) The influence of organizational culture on organizational commitment of employees remain at PT. Lintas Media Telecommunications. Organizational culture indicators used by Denison, which consists of four are, engagement, adaptation capability, consistency and mission and commitment organizational indicator used according to Allen and Meyer were divided into three components: commitment affective, continuous and normative. The research is an explanative research with quantitative approaches.
This research intends to clarify the position of the studied variables and between variables influence organizational culture with organizational commitment .Data was gathered through literature study and distributing questionnaires. In this research can be concluded that organizational culture has a significant impact on organizational commitment of employees at PT.Lintas Media Telecommunications. The results of this study together with the results of the research that has been done by Ferudun Sezgin in 2010.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Claudia Kiransa Putri
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh employee engagement terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan PT Sepatu Bata Tbk. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif. Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan PT Sepatu Bata Tbk.(N=118). Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua alat ukur. Variabel employee engagement diukur dengan menggunakan 4 dimensi, yaitu Get, Give, Belong dan Grow. Sedangkan OCB diukur dengan menggunakan 5 dimensi yaitu Altruism, Conscientious, Sportsmanship, Courtesy dan Civic virtue. Hasil dari penelitian ini menemukan pengaruh yang signifikan dari employee engagement terhadap OCB.

The purpose of this study was to explore the effect of employee engagement on organizational citizenship behavior (OCB) in PT Sepatu Bata Tbk. This research is quantitative explantive interpretive. The study was being conducted on employee (N=118) of PT Sepatu Bata Tbk.The two measuring instruments were used to collect data. The employee engagement was measured on the basis of four dimensions, Get, Give, Belong and Grow. While OCB was measured on the basis of five dimensions, Altruism, Conscientious, Sportsmanship, Courtesy and Civic virtue. The study found a significant effect of employee engagement on OCB."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurul Jadida
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh peningkatan kualitas hubungan atasan - bawahan terhadap perilaku kewarganegaraan organisasi di PT LH. Berdasarkan data awal berupa Interview, FGD dan kuesioner diagnosa organisasi (ODQ), menunjukkan bahwa perilaku kewarganegaraan organisasi di PT LH masih perlu ditingkatkan. Kualitas hubungan antara atasan dan bawahan diduga berpengaruh terhadap perilaku kewarganegaraan organisasi. Hal ini dibuktikan dengan mengukur pengaruh kualitas hubungan atasan - bawahan terhadap perilaku kewarganegaraan organisasi. Kualitas hubungan atasanbawahan diukur dengan menggunakan kuesioner LMX-MDM dari Liden & Maslyn (1998) yang telah diadaptasi oleh Radikun (2010). Kuesioner kualitas hubungan atasan-bawahan ini terdiri dari 11 item (α=0,877). Sementara kuesioner perilaku kewarganegaraan organisasi menggunakan kuesioner dari Organ (1988) yang terdiri dari 18 item (α = 0,812). Hasil perhitungan uji regresi pada 40 responden memperoleh hasil R2 =0,117 (p<0,05) yang berarti kualitas hubungan atasan-bawahan mempengaruhi perilaku kewarganegaraan organisasi sebesar 11,7%. Dari keempat dimensi kualitas hubungan atasan-bawahan, dimensi kontribusi yang memiliki sumbangan paling besar terhadap perilaku kewarganegaraan organisasi. Berdasarkan hasil tersebut, maka dilakukan intervensi untuk meningkatkan kualitas hubungan ataan-bawahan, khususnya dimensi kontribusi yang diharapkan dapat meningkatkan perilaku kewarganegaraan organisasi. Intervensi yang dilakukan berupa pelatihan effective coaching kepada para manajer di PT LH.

This study aims to investigate the effect of improving leader member exchange to organizational citizenship behavior in PT. LH. Based on initial data from Interview, focus group discussions, and organizational Diagnosis Questionnaire (ODQ), the researcher found that organizational citizenship behavior in PT.LH still need improvement. Low quality of the leader member exchange are assumed to affect organizational citizenship behavior. This is evidenced by measuring the effect of leader member exchange to organizational citizenship behavior. Leader-Member Exchange was measured using LMX-MDM from Liden & Maslyn (1998) which has been adapted by Radikun (2010). LMX-MDM is consists of 11 items (α = 0.877). While organizational citizenship behavior measured by using a questionnaire from Organ (1988) which consists of 18 items (α = 0.812). The results of calculations using simple regression from 40 respondents showed R2 = 0.117 (p <0.05), which means the quality of LMX affects organizational citizenship behavior at 11.7%. Among four dimensions of LMX, contribution has the most influence and significant impact on organizational citizenship behavior. Based on these result, the intervention in this study was designed to increase leader member exchange, particularly contribution dimension in other to increase the organizational citizenship behavior of employees. Researcher then implemented effective coaching training towards manager in PT LH.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T36022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Chandra Dewi
"Anggota organisasi yang memiliki organizational citizenship behavior OCB yang rendah, terbukti akan memiliki kinerja yang rendah. Studi sebelumnya telah membahas mengenai OCB secara komprehensif dalam perspektif ilmu Bisnis, Manajemen, dan Psikologi. Keseluruhan studi tersebut telah menggambarkan bukti empiris bahwa OCB terkait dengan kinerja organisasi. Namun kajian terdahulu ini memiliki kelemahan yaitu tidak mengkaji faktor yang dapat berkontribusi pada pembentukan OCB itu sendiri. Berbeda dengan kajian sebelumnya, artikel ini mengkaji OCB dari sudut pandang sosiologi, khususnya perspektif modal sosial sebagaimana modal sosial terbukti dapat berkontribusi terhadap pembentukan komitmen anggota organisasi dalam bekerja sama satu sama lain. Oleh sebab itu penelitian ini akan mengkaji mengenai OCB berbasiskan pada modal sosial di PT G4S Cash Service dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data akan diperoleh melalui observasi, studi literatur dan wawancara mendalam.

Members of organization with low organizational citizenship behavior OCBs will prove to have low performance. Previous studies have examined OCBs comprehensively in perspective of Business, Management, and Psychology. The whole study has illustrated empirical evidence that OCBs are related to organizational performance, but these studies have weaknesses that it does not examine factors that can affect OCBs themselves. In contrast to previous studies, this article examines the OCBs from a sociological point of view, particularly the perspective of social capital as social capital has been shown to contribute to the formation of the commitment of members of the organization in co-operation with one another. Therefore, this study will examine the OCBs based on social capital in PT G4S Cash Service using a qualitative approach. Data collection will be obtained through observation, literature studies and in-depth interviews. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Enryzki
"Intensi keluar dari organisasi merupakan suatu isu penting dalam konteks perilaku organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran kelekatan karyawan sebagai mediator dalam hubungan antara identifikasi organisasi dan intensi keluar dari organisasi. Partisipan penelitian ini adalah 260 orang dari perusahaan konsultan dan organisasi pemerintah di Indonesia menggunakan alat ukur Organizational Identification Scale, Turnover Intention, dan Job Embededdness. Hasil penelitian menunjukkan bahwaidentifikasi organisasi berpengaruh secara signifikan dan negatif dengan intensi keluar dari organisasi, identifikasi organisasi berpengaruh secara siginifikan dan positif pada kelekatan karyawan, dan kelekatan karyawan berpengaruh secara signifikan dan negatif pada intensi keluar dari organisasi. Hasil penelitian juga menunjukkan kelekatan karyawan pada organisasi berperan sebagai mediator pada hubungan antara identifikasi organisasi dan intensi keluar dari organisasi pada karyawan perusahaan dan pegawai organisasi pemerintahan. Implikasi teori dan praktis dari hasil penelitian didiskusikan lebih lanjut pada tulisan ini.

Turnover intention is an important issue in the study of organizational psychology. Drawing from conservation of resource theory, this study aimed to examine the mediating role of job embeddedness in the relationship between organizational identification and turnover intention. Data were gathered from 260 participants from consulting companies and goverment offices in Indonesia, using Organizational Identification Scale, Turnover Intention Scale, and Job Embededdness Scale. Results showed that organizational identification had a significant negative effect on turnover intention, organizational identification had a significant positive effect on job embeddedness, and job embeddedness mediated the relationship between organizational identfication and turnover intention. Theoretical and practical implications were further discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Mariko Nindar Novena
"ABSTRAK
Penelitan ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang paling
mempengaruhi work engagement serta membuat dan melaksanakan program
intervensi melalui program pelatihan. Berdasarkan teori yang ada procedural
justice yang termasuk dalam job resources serta psychological hardiness dan
commitment to change yang termasuk dalam personal resources memiliki
pengaruh terhadap work engagement. Pengukuran melalui sampel penelitian
sebanyak 78 karyawan menunjukkan bahwa psychological hardiness dan
commitment to change memiliki korelasi yang signifikan terhadap work
engagement. Sedangkan berdasarkan analisis pengaruh, hanya psychological
hardiness saja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap work engagement
dimana unique contribution dengan sr2 = 0,208, p < 0,01. Peneliti kemudian
memfokuskan pada usaha peningkatan work engagement melalui pelatihan pada variabel
yang belum memberikan pengaruh yang signifikan yaitu commitment to change. Selain
melihat pada signifikansi pengaruh faktor commitment to change, hal ini juga ditentukan
oleh pertimbangan praktis perusahaan sebagai salah satu intervensi yang dapat dilakukan
pada saat ini untuk mengoptimalisasikan work engagement pada PT.XYZ. Dari hasil uji
signifikansi perbedaan pre-dan post-test, ditemukan bahwa terdapat peningkatan skor
yang signifikan dari variabel yang mengalami intervensi (commitment to change)
sebelum dan setelah karyawan PT.XYZ diberikan pelatihan. Diharapkan dengan adanya
peningkatan commitment to change maka meningkatkan pula work engagement pada diri
karyawan.

ABSTRACT
This research aims to identify the factors that most influence work
engagement, and create and implement intervention programs through the training
program. Based on the existing theory, procedural justice, which is included in job
resources, and also psychological hardiness and commitment to change, which is
included in the personal resources, have an impact on work engagement.
Measurements through 78 employees as sample show that psychological hardiness
and commitment to change have a significant correlation to work engagement. On
the other hand, based on the analysis of influence, only psychological hardiness has
a significant influence on work engagement, with the unique contribution sr2 =
0.208, p < 0.01. The researcher then focused on trying to increase work engagement
through training on a variable that has a less significant influence, namely the
commitment to change. In addition to looking at the significance of the influence of
commitment to change, the focus is also determined by the practical consideration
of the company, as one of the interventions that can be done at this time to optimize
work engagement at XYZ Company. From the results from tests of significance
differences in pre-and post-test, it is found that there is a significant increase in
scores before and after the XYZ employees are given training on the variable that
was intervened (commitment to change). It is expected that with the commitment to
change increase will also increase employees‘ work engagement."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Putra Fajar
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari praktik manajemen sumber daya manusia HRM practices terhadap organizational citizenship behavior OCB . Variabel HRM practices diukur melalui perangkat High-Involvement HRM Practices oleh Prieto dan P rez-Santana 2014, sedangkan variabel OCB diukur berdasarkan 5 lima dimensi utama oleh Organ 1988. Analisis dilakukan pada karyawan aktif di PT Sigma Cipta Caraka Telkomsigma yang telah bekerja minimal selama 1 tahun di perusahaan dengan jumlah responden sebanyak 243 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Data penelitian ini akan dianalis menggunakan analisis statistik deskriptif, korelasi, dan regresi linear sederhana serta berganda untuk menguji variabel yang terkait. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa HRM practices memiliki signifikansi yang positif namun memiliki tingkat kekuatan yang berbeda untuk menimbulkan kegiatan OCB pada karyawan di perusahaan berbasis industri ICT.

This study aims to analyze the influence of human resource management HRM practices on organizational citizenship behavior OCB. The HRM practices variable were measured through the High Involvement HRM Practices tool by Prieto and P rez Santana 2014, while the OCB variables were measured based on five major dimensions by Organ 1988. The analysis is on the active employees of PT Sigma Cipta Caraka Telkomsigma who had worked for at least a year in the company with the number of 243 employees. This study uses quantitative methods in collecting data with a questionnaire as a research instrument. The research data will be analyzed using descriptive statistic analysis, correlation, and regression analysis to test the relationship among variables. The results of this study provide an evidence that each HRM practices have a positive significance but different levels to encourage OCB activities showed by employees in the ICT company."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dheska Kunwardani
"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh person organization fit terhadap organizational citizenship behavior. Person organization fit mengindikasikan bahwa individu meyakini bahwa nilai-nilai mereka sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. Organizational citizenship behavior merupakan perilaku sukarela yang menguntungkan organisasi tetapi tidak secara langsung diakui oleh sistem formal reward.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan survei dengan sampel berjumlah 81 karyawan tetap kantor pusat PT Angkasa Pura II (Persero). Analisis korelasi dan regresi digunakan untuk menganalisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kekuatan hubungan antar variabel pada penelitian ini adalah kuat dengan angka koefisien sebesar 0,715. Person organization fit karyawan ditemukan mempengaruhi organizational citizenship behavior sebesar 51,2% dan 48.8% dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam pembahasan juga terdapat implikasi serta saran untuk penelitian selanjutnya.

The aim of this study was to analyze the effect of person organization fit on organizational citizenship behavior. Person organization fit indicates that individuals believe their values are compatible with values of the organization. Organizational citizenship behavior is individual voluntary behaviors that are beneficial to the organization but not directly recognized by the formal reward system.
This research applied quantitative approach and data were collected through conducting a survey on 81 permanent employees at PT Angkasa Pura II (Persero) head office. Correlation and regression analyses were used to analyse data.
The result revealed strong relationship between variables with coefficient of 0.715. Person organization fit found to affect organizational citizenship behavior equal to 51.2% and the residual equal to 48.8% affected by other factors. The result and implications of the study are discussed and recommendations for future research are addressed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Damayati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh leader-member exchange pada komitmen terhadap perubahan melalui rasa berdaya psikologis di Kementerian BUMN. Tipe penelitian ini adalah non eksperimental dengan responden sebanyak 100 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Commitment to Change Inventory, Leader-Member Exchange - Multidimensional Measures, dan Psychological Empowerment. Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan model causal steps dari Baron dan Kenny dan uji bootstrap dari Preacer dan Hayes. Perhitungan uji regresi tahap satu Baron dan Kenny diperoleh hasil t hitung=4.501 (p<0.05) dan nilai B=0.334 yang berarti bahwa leadermember exchange mempengaruhi rasa berdaya psikologis secara signifikan. Perhitungan uji regresi tahap dua diperoleh hasil t hitung=2.812 (p<0.05) dan nilai B sebesar 0.228 yang berarti bahwa leader-member exchange memilki pengaruh yang signifikan pada komitmen terhadap perubahan. Perhitungan uji regresi tahap tiga diperoleh hasil t hitung=0.2463 (p<0.05) dan nilai B=0.264 yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara rasa berdaya psikologis dengan komitmen terhadap perubahan. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji regresi tahap tiga juga diketahui bahwa pengaruh leader-member exchange pada komitmen terhadap perubahan mengalami perubahan, yang semula signifikan menjadi tidak signifikan. Hal tersebut menjukkan bahwa leader-member ecxchange memiliki pengaruh tidak langsung pada komitmen terhadap perubahan melalui peran variabel rasa berdaya psikologis. Dari hasil uji bootstrap diketahui bahwa pengaruh tidak langsung tersebut signifikan dengan nilai B=0.1061 dan estimasi true indirect effect berkisar antara 0.0220 sampai 0.2820 pada confidence interval 95%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan komitmen terhadap perubahan, variabel yang dapat menjadi target intervensi adalah leadermember exchange. Untuk dapat meningkatkan leader-member exchange, dalam penelitian ini diajukan intervensi berupa pelatihan keterampilan coaching pada atasan.

This study aims to determine the effect of Leader-Member Exchange to commitment to change trough psychological empowerment. The type of this study is non-experimental with the number of participants is 100. Measurement scales that was used in this study were Commitment to Change Inventory, Leader-Member Exchange ? Multidimensional Measures, and Psychological Empowerment. Data was processed using causal steps from Baron and Kenny and bootstrap test from Preacer and Hayes. Baron and Kenny first step calculation using regression showed that t=4.501 (p<0.05) and B=0.334. It means that leadermember exchange is significantly affected psychological empowerment. The second step of calculation showed that t=.812 (p<0.05) and B=0.228, which means that commitment to change is significantly affected by leader-member exchange. In the last step of calculation showed that t=0.2463 (p<0.05) and B=0.264, which means that psychological empowerment significantly affected commitment to change. Furthermore, based on the last step of calculation, it showed that the effect of leader-member exchange to commitment to change is changed, which previously significant become not significant. This indicated that leader-member exchange has indirect effect to commitment to change trough the role of psychological empowerment. Bootstrap test result showed that the indirect effect is significant, with B=0.1061 and true indirect effect estimation in about 0.0220 - 0.2820 at confidence interval 95%. It can be concluded that to increase commitment to change, leader-member exchange should be the targeted variable for interventions. In order to increase the effect of leader-member exchange on commitment to change, it is proposed that intervention in the form of training coaching skills should be conducted to the leader."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmie Rasyidin
"ABSTRAK
Semua organisasi menginginkan keberhasilan dalam melakukan perubahan.
Faktor pendorong terjadinya perubahan bisa disebabkan oleh berbagai macam hal
baik internal maupun eksternal organisasi. Mengelola perubahan membutuhkan
kesiapan, komitmen, dan kepercayaan dari seluruh anggota organisasi, sehingga
untuk merumuskan perubahan yang berhasil faktor anggota organisasi wajib
dipertimbangkan, dengan mempertimbangkan peran employee engagement dalam
mengelola perubahan. Selain faktor employee engagement, budaya organisasi juga
mempunyai peran penting dalam keberhasilan pengelolaan perubahan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan employee
engagement terhadap kesiapan untuk berubah. Penelitian dilakukan pada Kantor
Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Aceh dengan menggunakan
130 sampel untuk mengukur dan melihat pengaruh antar tiga variabel tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh budaya organisasi dan
employee engagementterhadap kesiapan untuk berubah. Dengan mengetahui
gambaran budaya organisasi, tingkat employee engagement, dan tingkat kesiapan
menghadapi perubahan para anggotanya, maka akan mempermudah pihak
manajemen dan pengambil keputusan dalam mengelola dan mengawal perubahan
tersebut dengan baik dan berhasil

ABSTRACT
Every organizations wish to manage change successfully. The main drivers of
change can be caused by forces of both internal and external factors. Managing
change requires readiness, commitment, and trust from the entire organization
members. Thus, in order to formulate a successful change, the factor of
organization members must be considered, as related to the roles of employee
engagement in the change management process. Besides the employee
engagement, organizational culture also plays an important role in the success of
managing change. This study aims at determining the effects of organizational
culture and employee engagement towards readiness for change. The study was
conducted at the vertical office of the Directorate General of Treasury Vertical
Aceh province by using 130 samples to measure the magnitude and influence
between these three variables. The results show that there is an influence between
organizational culture and employee engagement towards readiness for change.
By knowing the whole picture of the organizational culture, employee
engagement levels, and the level of readiness of its members, the change
management process can be carefully managed and controlled by the management
and decision-makers in order to have a successful changes and better results"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>