Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riana Sahrani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan refleksi, strategi refleksi, kesulitan hidup, dan usia terhadap kebijaksanaan. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang digunakan adalah Kuesioner Karakteristik Orang yang Bijaksana, Kuesioner Kebijaksanaan, Kuesioner Refleksi, Kuesioner Strategi Refleksi, dan Kuesioner Pengalaman Hidup Sulit. Partisipan terdiri dari 29 nominator, 30 orang yang dipilih oleh nominator (terdiri dari 18 orang yang dinominasi sebagai orang yang bijaksana dan 12 orang yang kurang dinominasikan), dan 110 orang yang dipilih secara accidental. Hasil analisis menunjukkan bahwa, refleksi kesulitan hidup memiliki peranan yang signifikan dalam pencapaian kebijaksanaan seseorang. Kebijaksanaan dan refleksi meningkat sejalan usia, pada orang yang dinominasi sebagai orang yang bijaksana. Demikian pula pada orang awam yang memperoleh nilai tinggi di kuesioner. Selanjutnya, pada orang yang dinominasi sebagai orang yang bijaksana, ditemukan bahwa mereka menerapkan strategi refleksi self-distanced, mempunyai sifat positif, melakukan refleksi diri, bersyukur, ada orang yang mendukung, dan punya tokoh panutan. Sementara pada orang yang kurang dinominasi sebagai orang yang bijaksana, mereka menerapkan strategi refleksi self-immersed, cenderung kurang mampu mengatasi masalah, fokus pada sifat negatif, kurang merefleksi diri, dan menyesali diri.

The goal of this research was to find out the role of reflection, reflection strategy, difficult life experiences, and age towards wisdom attainment. It used questionnaires and interviews. The questionnaires used were Wisdom, Reflection, Reflection Strategy, and Difficult Life Experience Questionnaire. Participants consisted of 29 nominators, 30 nominees (18 wisdom nominees and 12 lessnominated), and 110 laypersons. Results revealed that the reflection of difficult life experience has significant role in achieving one’s wisdom. Wisdom and reflection increase with age on people nominated as wise. As well as lay persons who got high score on the questionnaires. People nominated as wise used selfdistanced reflection strategy, showed positive characteristics, do self-reflection, be grateful, supported, dan have role models. While non wise people used selfimmersed reflection strategy, tended to be less able to overcome problems, focus on negativity, less in self-reflection, and regrets.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
D2134
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Retno Febriyanti
"Relawan sosial yang bertugas di wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi memiliki problem-solving demand yang cukup tinggi. Problem-solving demand adalah atribut pekerjaan yang sangat penting untuk creativity individu. Salah satu persyaratan penting untuk mencapai kinerja kreatif adalah creative self-efficacy. Maka penelitian ini mengkaji pengaruh problem-solving demand terhadap
creativity relawan yang bertugas di wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi di Indonesia dengan menggunakan mediasi creative self-efficacy Untuk mengetahui apakah relawan sosial dalam melakukan pekerjaan kesukarelawanan dikuatkan dengan adanya motivasi yang berasal dari dalam diri mereka maka intrinsic motivation digunakan sebagai moderasi pada hubungan problem-solving demand dengan. creative self-efficacy. Survey melibatkan 359 orang relawan sosial dari 359 kecamatan di wilayah NTT, Papua Barat dan Papua. Hasil studi menunjukkan bahwa problem-soving demand berpengaruh positif terhadap creativity dan
hubungan ini dimediasi secara parsial oleh creative self-self efficacy. Namun intrinsic motivation tidak signifikan berpengaruh dalam hubungan antara problem-solving demand dan creative self-efficacy. Tulisan ini juga membahas keterbatasan, implikasi praktis dan saran untuk penelitian mendatang.

Social volunteers working in areas with high poverty rates have high problem-solving demand. Problem-solving demand is a job attribute that is very important for individual creativity. Creative self-efficacy is used as a mediation because creative self-efficacy is an important source of creative performance. This study examines problem-solving demand to the creativity of volunteers working in regions with high poverty rates in Indonesia. Intrinsic motivation is used as moderation to reveal whether social volunteers while doing voluntary work can be strengthened by the motivation from within themselves. The survey involved 359 social volunteers from 359 districts in the regions with the highest poverty rates in NTT, West Papua and Papua. Our results indicate that problem-solving demand has a positive effect on creativity and this relationship was partially mediated by creative self-self efficacy. However, intrinsic motivation has no significant effect moderated problem-solving demand to creative self-efficacy. This paper also discusses limitations, practical implications and suggestions for future research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Anastsia Octavia
"Aktivitas marketing organisasi non profit di Indonesia tidak sepenuhnya efektif dalam peningkatan penggalangan dana. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan pengaruh keefektifan marketing appeals (self & other benefit appeal) terhadap keinginan berdonasi dalam kondisi accountability (public & private) dan public self-awareness (high & low). Penelitian ini berbentuk sebuah penelitian eksperimental research design dengan menggunakan Analisis Statistik Deskriptif terhadap 158 orang mahasiswa MMUI sebagai partisipan. Riset eksperimen ini merupakan riset penelitian dengan 2 studi (8 cell) yaitu riset penelitian studi 1 (public & private accountability) berbentuk 2x2 dan studi 2 (high & low self awareness) berbentuk 2x2. Temuan penelitian menyarankan agar para pemasar menempatkan message appeals disesuaikan dengan tipe appeals suatu organisasi nonprofit dalam segala kondisi yang berbeda.

The marketing activities of nonprofit organization in Indonesia have not fully represented the effective ways in developing fund-raising. General objective of this research is to examine the marketing appeals (self & other benefit appeal) effect in influencing donation intention in condition of accountability (public & private) and public self-awareness (high & low). This research used an experimental research design with Statistic Descriptive Analysis through 158 undergraduate student of MMUI as a participant. This experimental research consist of 2 studies (8 cell), this would require: 2x2 (4cell) of studi 1 (public & private accountability) and 2x2 (4cell) of studi 2 (high & low self awareness). The findings are suggesting that marketers should modify the marketing message appeal across conditions to match the appeal type of nonprofit organization."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Para pemimpin politik mengharapkan bahwa perubahan yang dilakukannya dipersepsikan berdampak besar di mata konstituennya; bilamana mungkin nampak lebih besar daripada perubahan yang secara aktual atau sesungguhnya dilakukan. Sejumlah hasil survei memperlihatkan bahwa orang cenderung menilai kondisi bangsa ini lebih buruk daripada kondisi di masa lampau. Penelitian ini menjelaskan bahwa kedua hal tersebut dan gejala-gejala sejenis di masyarakat dapat dijelaskan dan dapat dicapai dengan variasi kesadaran tentang perubahan diri. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa berkat perubahan diri yang tidak disadari, orang memberikan penilaian berlebihan (bias overestimasi) tentang perubahan dunia atau perubahan sosial. Data yang dikumpulkan dari 143 mahasiswa Jakarta (37 laki-laki, 86 perempuan, M = 20,23 tahun, SD = 0.89 tahun) dengan metode penyampelan insidental dianalisis dengan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran perubahan diri merupakan prediktor signifikan bagi persepsi tentang perubahan sosial (R2 = 0.144, F(1, 142) = 24.690, p < 0,01) dan keduanya berkorelasi negatif (β = -0.379, p < 0.01). Arti penting temuan penelitian ini bagi pendidikan, konseling, psikoterapi, serta saran metodologis untuk penelitian lebih lanjut, diuraikan pada bagian akhir artikel ini.
"
JIPSIUG 5:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurani Arimbi Cahyono
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh materialisme terhadap Public Self-Consciousness pada mahasiswa konsumen luxury fashion brand. Materialisme didefinisikan sebagai keyakinan yang dianut seseorang tentang seberapa pentingnya kepemilikan di dalam hidup mereka (Richins & Dawson, 1992). Public Self-Consciousness didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk menyadari bahwa dirinya adalah obyek sosial (Fenigstein, Scheier, & Buss, 1975). Responden penelitian ini adalah mahasiswa konsumen luxury fashion brand di wilayah Jabodetabek yang berjumlah 185 orang.
Materialisme diukur menggunakan Materialism Value Scale (Richins & Dawson, 1992) yang direvisi menjadi MVS Short Form oleh Richins (2004a) dan public self consciousness diukur menggunakan The 7-items Public Self-Consciousness Scale (Fenigstein, Scheier & Buss, 1975).
Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa materialisme dapat mempengaruhi skor public self-consciousness secara signifikan, b = .416, t(183) = 6.190, p<.01 Selain itu, materialisme juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor public self-consciousness, R2 = .173, F(1,183) = 38.313.
Berdasarkan hasil tersebut, perlu adanya evaluasi terhadap pola asuh orang tua, pengarahan terhadap mahasiswa konsumen luxury fashion brand supaya kelak dapat menjadi konsumen yang cerdas, dan perusahaan luxury fashion brand sebaiknya terus melakukan inovasi pada strategi pemasaran supaya dapat bertahan dalam menghadapi persaingan pasar luxury fashion brand.

The general purpose of this research was to determine the influences of materialism on public self-consciousness in luxury fashion brand college student consumer. Materialism is defined as a centrally held belief about the importance of possessions in one’s life (Richins & Dawson, 1992). Public self consciousness is defined as an awareness of the self as a social and public object (Fenigstein, Scheier, & Buss, 1975). Respondents of this research were undergraduate college students in Jabodetabek area, with amounts 185 people.
Materialism was measured using Materialism Values Scale (Richins & Dawson, 1992) which revised become MVS Short Form by Richins (2004a) and Public self-consciousness was measured using The 7-items Public Self-Consciousness Scale (Fenigstein, Scheier, & Buss, 1975).
The main result of this research shows that materialism is significantly predicted public self-consciousness scores, b = .416, t(183) = 6.190, p<.01. Furthermore, materialism also explained a significant proportion of variance in public self-consciousness scores, R2 = .173, F(1,183) = 38.313.
Based on these results, evaluation is important to the parents’ parenting, direction is needed to guide luxury fashion brand college students, so that they become smarter consumer later, and luxury fashion brand company should make an innovation on marketing strategies in order to face luxury fashion brand market competition.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Obedrey Willys
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ego depletion terhadap perilaku prososial. Perilaku prososial diukur melalui jumlah donasi yang diberikan oleh para partisipan untuk kegiatan sosial. Sebanyak 80 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan dibagi ke dalam dua kelompok variasi ego depletion, yaitu partisipan yang
mengalami manipulasi ego depletion (full depletion) dan partisipan yang tidak mengalami manipulasi ego depletion (non-depletion). Dalam penelitian ini juga dilihat efek moderasi objective self-awareness pada pengaruh ego depletion terhadap perilaku prososial. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan jumlah donasi yang diberikan antara partisipan pada kondisi full depletion dan partisipan pada kondisi non-depletion. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa objective self-awareness tidak memoderasi pengaruh ego depletion pada perilaku prososial.

This study aims to analyze the effect of ego depletion on the prosocial behavior. Prosocial behavior measured by the amount of donation that participant gave to the social charity. Variations of ego depletion are divided into full depletion condition and non-depletion condition. There are 80 students of Faculty of Psychology Universitas Indonesia that participated in this study. Participants are divided into two groups of ego depletion variations, which participants who experienced the manipulation of ego depletion (full depletion) and participants who didn't experienced the manipulation (non-depletion). This study also examines the moderation effect of objective self-awareness on the influence of ego depletion on prosocial behavior. The result showed that there is no significant difference in amount of donation between participants in full depletion condition and participants in non-depletion condition. Also, the result of the study showed that objective self-awareness do not moderate the effect of ego depletion on prosocial behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Madenda Ruhan Ismullah Irawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara evaluasi diri dan keputusan moral (keputusan altruistis vs. keputusan egoistis).Evaluasi diri adalah penilaian individu terhadap diri serta kemampuan yang dirinya miliki serta bagaimana individu melihat dirinya secara keseluruhan (Packer, 1985). Keputusan moral adalah pengambilan keputusan ketika terdapat situasi konflik moral yang menuntut individu untuk memilih salah satu dari alternatif pilihan penyelesaian konflik (Thornberg, 2007). Penelitian dilakukan pada 155 partisipan (90 perempuan, 65 laki-laki; M=23,76 tahun, SD=3,79 tahun). Evaluasi diri diukur menggunakan Core Self Evaluation Scale (Judge dkk., 2003). Sementara keputusan moral diukur menggunakan Everyday Moral Conflict Situation Scale (Singer, 2019). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara evaluasi diri dengan keputusan moral (r=-0,149, p<0,05).

This study aims to examine the relationship between self evaluation and moral decision (altruistic vs. egoistic) in Indonesia. Self Evaluation is how an individual evaluate themself and his own abilities and how they see themself as a whole (Packer, 1985). Moral decision is a form of decision made by someone when they faced a moral conflict situation and forced to choose one out of other alternatives in order to solve the conflict (Thornberg, 2007). This study was conducted on 155 adult participants (90 females, 65 males; M=23,76 years old SD=3,79 years old). Self evaluation is measured with Core Self Evaluation Scale (Judge dkk., 2003) while moral decision is measured with Everyday Moral Conflict Situation Scale (Singer, 2019). The result of this research shown that there is a significant negative correlation between self evaluation and moral decision (r=-0,149, p<0,05.)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Kurniasih
"Berdasarkan data yang dikemukakan, persentase putus kuliah mahasiswa Papua dan Papua Barat sebesar 7%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan angka presentase putus kuliah nasional, yaitu sebesar 3%. Untuk dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik, mahasiswa Papua memerlukan adaptabilitas karier yang tinggi. Mahasiswa Papua dengan adaptabilitas karier yang tinggi memiliki sumberdaya untuk dapat bertanggung jawab serta beradaptasi di lingkungan perguruan tinggi. Adaptabilitas karier dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti core self-evaluations dan perceived peer support. Tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui ada atau tidaknya peran perceived peer support sebagai moderator dalam hubungan antara core self-evaluations dan adaptabilitas karier. Partisipan terdiri dari mahasiswa Papua (N=176) yang aktif menjalankan perkuliahannya sejak tahun 2011-2020. Hasil analisis moderasi menggunakan Hayes Process menunjukkan bahwa perceived peer support secara signifikan memoderasi hubungan antara core self-evaluations dan adaptabilitas karier (t=2.06, p<0.05). Pada penelitian ini, adanya peran perceived peer support sebagai moderator dipengaruhi oleh karakter budaya kolektivis yang dimiliki oleh mahasiswa Papua. Pada budaya ini, individu cenderung menghubungkan tingkat dukungan sosial yang dimiliki dengan penilaian dirinya. Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai intervensi yang dapat dilakukan agar mahasiswa dapat mengembangkan adaptabilitas kariernya.

Based on data, dropout rate among Papuan university students is 7%. This rate is much higher than national dropout rates. National dropout rate in Indonesia is 3%. To be able to complete their education, Papuan students need career adaptability. Career adaptability is an important resource because Papuan university students who have career adaptability tend to be more responsible and able to adapt in the university environment. There are many factors which influence career adaptability, such as core self-evaluations and perceived peer support. The purpose of this study is to investigate the moderating role of perceived peer support in the relationship between core self- evaluations and career adaptability. Participants were native Papuan active students (N=176) from 2011-2020 of various universities. The result of moderation analysis with Hayes Process shows that perceived peer support significantly moderates the relationship between core self-evaluations and perceived peer support (t=2.06, p<0.05). The role of perceived peer support as moderator of the relationship between core self-evaluations and career adaptability can be attributed to the collectivist culture which Papuan Students have. In collectivist culture, social support is linked with individuals’ evaluations of themselves. These findings provide information about intervention material for university students, so they can develop career adaptability. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mogahed, Yasmin
"Penulis memaparkan tentang rasa sakit dan penderitaan, tujuan ujian bagi manusia, dan hal-hal yang berpotensi membuat manusia kehilangan arah dan putus asa dalam hidup."
Jakarta: Noura Books, 2025
155.25 MOG h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maricha Arlini
"Tesis ini merupakan sebuah studi kasus yang membahas pengaruh swaasesmen pada kesadaran metakognitif dalam kasus pemilihan strategi membaca. Tujuan tesis ini adalah untuk mengungkapkan peran swaasesmen dalam meningkatkan kesadaran metakognitif pemelajar bahasa Inggris dalam kasus pemilihan strategi membaca. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data diperoleh dari hasil kuesioner dan skor pemelajar pada tes membaca.
Penelitian ini berdasarkan teori metakognitif yang dirumuskan Flavel (1976), dimensi metakognitif Schraw (1998), konsep swaasesmen dan pemelajaran reflektif dengan menggunakan model belajar KWL (known, want, learnt) serta kuesioner yang mengukur kesadaran metakognitif dalam pemilihan strategi membaca yang dirumuskan Mokhtari dan Reichard (2002).
Temuan penelitian menunjukkan bahwa swaasesmen meningkatkan kesadaran metakognitif pemelajar dalam pemilihan strategi membaca. Selain itu, swaasesmen juga membantu pemelajar menyadari kemampuan dan kelemahan pemelajaran mereka sehingga mereka dapat mendorong diri mereka sendiri untuk menemukan cara belajar yang dapat meningkatkan keberhasilan pemelajaran mereka. Swaasesmen juga mengarahkan pemelajar pada kegiatan konstruksi pemahaman dan kegiatan membaca yang lebih terarah melalui tahap pra- membaca, kala membaca dan paska membaca yang sistematis.

This thesis is a case study that discusses the influence of self assessment on metacognitive awareness of reading strategies selections. The purpose of this thesis is to find out whether the self-assessment can raise awareness on the selection of learners metacognitive reading strategies. This study is a qualitative research. Data was obtained from the questionnaire, and learners in reading test scores.
This study is based on the theory of metacognitive proposed by Flavell (1976), the dimensions of metacognitive proposed by Schraw (1998), the concept self-assessment and learning reflective by using a model of learning known as KWL (known, want, learned) and questionnaires to measure awareness of metacognitive in the selection of reading strategies formulated by Mokhtari and Reichard (2002).
The research findings show that self assessment can raise awareness in the selection of learners metacognitive reading strategies on reading text in English subject. In addition, self-assessment also helps learners realize their learning abilities and weaknesses so that they can push themselves to find their own way of learning that can improve the success of their learning. Self assessment also directs learners on construction of reading comprehension activities and reading activities itself be more targeted through the stages of pre-reading, whilst reading and after reading stage systematically.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>