Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Fitriani
"ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai alternatif investasi,
maka perlu kiranya dicari strategi-strategi pemilihan saham yang dapat membantu
investor dalam melakukan investasi melalui BEJ. Sampai saat ini sudah banyak yang dapat membantu
dan strategi pemilihan saham yang ditawarkan oleh para pakar asing yang telah sukses
diterapkan di bursa-bursa Iuar negeri. Tetapi, keberhasilan strategi-strategi tersebut di
bursa asing belum menjadi jaminan bahwa strategi tersebut akan berhasil pula bila
diterapkan di BEJ, karena adanya perbedaan kondisi di Indonesia dengan kondisi di luar
negeri, Untuk itu, sebelum diterapkan di Indonesia, strategi-strategi tersebut perlu diuji
terlebih dahulu.
James O?Shaughnessy (1997) telah melakukan suatu penelitian yang menarik di Wall
Street dengan membandingkan hasil antara satu strategi dengan strategi lain. Selanjutnya
dari hasil perbandingan ini la membuat suatu strategi dasar yang disebut sebagai
cornerstone value strategy dan cornerstone growth strategy.
Penetitian ini menarik untuk dilakukan di Indonesia, karena dapat dipakai untuk mencari
strategi yang cocok untuk diterapkan di Indonesia. Untuk itulah dalam tugas akhir ini
dilakukan penelitian untuk membandingkan hasil yang didapat oleh berbagai kriterìa
yang blasa dipakai untuk memilih saham. Perbandingan lebih difokuskan untuk
membandingkan antara rasio rendah dengan rasio tinggi. kriteria tunggal dengan kriteria
kombinasi, kategori seluruh saham dengan kategori saham besar serta rnembandingkan
sirategi yang dapat memberikan hasil baik dengan hasil yang tidak memuaskan.
Untuk mendapatkan hasil tersebut maka pertama-tama dibentuklah dua kategori untuk
membedakan antara populasi seluruh saham dengan saham besar. Kemudian dari kedua
kategori ini dibentuk portofolio-portofolio yang terdiri dari 25 saham, dimana saham-
saham tersebut dipilih berdasarkan beberapa kriteria, antara lain PER (Price to Earning
Ratio), PSR (Price to Sales Ratio), PBV (Price to Book Value), ROE (Return on Equity),
dividend yield dan relative price strength (RPS), strategi dasar value dan strategi dasar
growth.
Strategi dasar value dan growth yang dimaksud dalam tugas akhir ¡ni adalah cornerstone
value dan growth strategy yang diperkenalkan oleh Shaughnessy. Dalam strategi dasar
value, saham-saham yang dipilih adalah saham yang memiliki dividend yield tertinggi
dan saham-saham yang memiliki kriteria sebagai berikut:
. saham berasal dari kategori saham besar
. jumlah saham blasa outstanding yang dimiliki Iebih besar daripada rata-rata jumlah
saham biasa outstanding bursa
. cashflow per share lebih besar danipada rata-rata cashflow per share bursa
. penjualan 1,5 x lebih besar daripada rata-rata penjualan saham-saham yang terdaftar
di bursa.
Sedangkan dalam strategi dasar growth, saham-saham yang dipilih adalah saham yang
memiliki relative price strength terbaik dan saham-saham yang memenuhi kniteria
benikut:
. saham berasal dari kategori seluruh saham
. memiliki earning gain selama 5 tahun berturut-turut
. memiliki Price to Sales ratio dibawah 1,5
Sementara itu untuk membandingkan antara hasil rasio tinggi dan rendah, maka untuk
kriteria PER., PSR dan PBV dibentuk masing-masing dua portofolio lagi, dimana
portofolio pertama terdiri dari saham-saham yang memiliki rasio tertinggi, dan
portofoio kedua terdiri dari saham-saham yang memiliki rasio terendah.
Selanjutnya, dibentuk pula portofollo yang saham-sahamnya dipilih dengan
menggunakan kombinasi antara dua kriteria, yaitu dengan mengkombinasikan PER,
PBV, PSR dan ROE dengan relative price strength.
Portofolio-portofolio ini mulai dibentuk pada awal bulan Mei 1993, dan dirubah setiap
tahunnya sampai awal bulan Mei 1997 Sedangkan return dihitung sampai dengan akhir
April 1998. Setelah portofolio tersebut dibentuk, kemudian dilakukan perbandingan
kinerja masing-masing portofolio dengan menggunakan ranking berdasarkan return rata-
rata per bulan, standard deviasi sebagal gambaran resiko, dan Sharpe Measure. Selain ¡tu
diperbandingkan pula presentase return negatif yang diperoleh serta presentase return
yang berhasil mengatakan return pasar.
Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat bahwa portofolio yang dibentuk dengan
menggunakan kriteria PER, PBV dan PSR terendah memberikan hasil yang lebih balk
daripada kriteria PER, PBV dan PSR tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
rasio rendab memberikan basil yang Iebih baik danipada penggunaan rasio tinggi.
Selain itu, bila diperbandingkan antara kategori seluruh saham dengan kategori saham
besar, terlihat bahwa hasil yang didapat oleh saham besar tidak sebaik hasil yang
ditunjukkan oleh kategori seluruh saham. Hasil ini diperkuat lagi oleh hasil yang didapat
dan penelitian lanjutan yang rnembandingkan antara portofolio saham besar dengan
portofolio saham kecil, dìmana terlihat kinerja portofoijo saham kecil memberikan hasil
yang jauh lebih balk daripada portofolio saham besar. Penemuan ini menunjukkan
hahwa pembatasan pemilihan saham pada saham besar dapat merugikan investor karena
ternyata salinan keciI dapat memberikan kinerja yang Iebih baik, baik dari segi return
nya saja maupun dan segi risk-aJdjusted return (Sharpe Measure).
Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan kriteria
kombinasi tidak dapat memperbaiki penggunaan kriteria tunggal. Terlepas dari
ketidakakuratan pemilihan kriteria yang digabungkan tersebut, hasil ini dapat dijadikan
petunjuk bahwa investor harus berhati-hati dLam menggunakan kriteria kombinasi
karena hasilnya dapat memperburuk kinerja portofolionya.
Selain itu, dalam penelitian ini juga terlihat bahwa kinerja terbaik ditunjukkan oleh
portofolio-portofolio yang menggunakan kriteria PER terendah, PBV terendah, dividend
yield tertìnggi dan ROE tertinggi, dimana keempatnya dapat mengarahkan pasar. Dari
keempat kriteria ini, portofolio yang dibentuk dengan kriteria PBV terendah memiliki
resiko tertinggi, sedangkan portofollo dengan kriteria ROE tertinggi memiliki resio
terendah. Sementara ¡tu, kriteria PER terendab dapat menghasilkan return yang tertinggi.
Bila hasil kriteria PBV terendah dibandingkan dengan kriteria PER terendah dan
dividend yield tertinggi, terlihat bahwa kriteria PBV menempati urutan terbawah dari
segi return, tetapi menempati urutan teratas dari segi resiko. ini berarti dengan
menggunakan kriteria ini investor menghadapi resiko yang Iebih tinggi untuk
mendapatkan return yang lebih rendah.
Sementara itu, diantara keempat kriteria tersebut, kriteria ROE memiliki return terendah
dan resiko terendah pula. Jadi. kriteria ¡ni dapat dipakai untuk investor yang tidak mau
menanggung resiko yang tinggi. tetapi menghendaki return yang cukup baik, yaitu
return yang dapat mengalahkan return pasar.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maratun Shalihah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mereplikasi serta menguji kembali kesimpulan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh O'Shaughnessy. Dengan demikian, analisis yang digunakan pun merujuk kepada serupa, antara lain seperti pembentukkan portofolio saham syariah yang mempertimbangkan variabel fundamental internal. Hanya saja, penelitian ini turut pula mempertimbangkan korelasi risiko antar saham serta menggunakan model pengungkapan risiko yang berbeda dan belum dilakukan pada penelitian sebelumnya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Close Price Saham Individu dari saham syariah yang terpilih perbulan dari Januari 2001-Juli 2006, Data Price to Earning Ratio (PER), Data Price to Share Ratio (PSR), Data Price to Book Value (PBV), Data Earning per Share (EPS), Data Net Profit Margin (NPM), Data dividend serta Data Return On Equity perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Dalam penelitian ini portofolio dengan indikator fundamental internal tinggi belum tentu memberikan return dan risiko yang tinggi juga. Begitupun pada portofolio dengan indikator fundamental internal rendah tidak selalu memberikan return dan risiko yang juga rendah.
Pengungkapan nilai risiko dengan metode VaR lebih mudah dipahami bagi investor karena pengungkapannya dalam bentuk nominal mata uang. Hal ini akan membantu investor dalam pengestimasi risiko. Estimasi risiko dapat menuntun investor pada langkah yang benar.

ABSTRAK
This research tends to replicate and to verify the conclusion asserted O'Shaughnessy in similar subject undertaken formerly. Therefore, the tool of analysis conducting on it is not quite different. Particularly, when constructing the Sharia portfolio of stock, merely based on internal fundament variables. Nevertheless, what makes it differs from the similar research undertaken formerly is it does consider the risk correlation among the stock.
The database used in this research is close price data of individual stock taken from Jakarta Islamic Index period January 2001.-July 2006, there are Price to Earning Ratio (PER), Price to Share Ratio (PSR), Price to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), dividend and Return on Equity.
The result shows that portfolio which has high internal fundament is not able to represent high risk and return yet. Eventhough, in the case of portfolio which has low internal fundament, it does not suppose having low risk and return yet.
Another valuable such thing presented on this research is the way of risk assertion used Value at Risk gives more simple comprehension than the way before. It is able to represent the risk into nominal currency, thus it is very useful for the investors to estimate the acceptable risk. Indeed, it supposes to bring into the right way of investment.
"
2007
T 17553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agul Bayumashudi
"Kondisi perekonomian yang mulai membaik menghasilkan keuntungan yang berarti bagi sebagian orang. Mereka dapat menginvestasikan kelebihan uang mereka dalam berbagai bentuk investasi. Perkembangan bursa efek di Indonesia juga semakin baik ditandai dengan meningkatnya index pasar modal. Saham dapat dijadikan salah satu bentuk investasi yang, jika dikelola dengan baik, akan memberikan keuntungan bagi investor.
Tujuan investor dalam melakukan investasi di pasar keuangan, khususnya saham, adalah selain deviden juga return dari capital gain. Capital gain merupakan keuntungan selisih harga jual dan harga beli saham. Bagi investor yang mengharapkan return dari capital gain perlu cermat dalarn memilih saham yang akan dibeli. Keputusan pemilihan saham yang tepat akan memberikan return sesuai harapan. Sebaliknya, kesalahan dalarn pernilihan saham yang dibeli akan memberikan kerugian yang tidak diharapkan.
Dalam memutuskan membeli suatu saham, kita tidak dapat mengabaikan faktor-faktor yang mungkin dapat memperngaruhi harga saham tersebut di masa datang. Baik yang terkait dengan kondisi perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut maupun faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham seperti faktor ekonomi secara umum.
Selain itu, dalam melakukan investasi, perlu dipahami prinsip yang telah dikenal luas di kalangan investor yaitu "jangan menaruh telur dalam satu keranjang". Dengan kata lain, dalam melakukan investasi, kita jangan menempatkan uang yang akan kita investasikan ke dalam satu aset investasi saja tapi Iebih dari satu. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko. Istilah untuk melakukan investasi pada banyak aset adalah diversifikasi. Dalam melakukan diversifikasi, kita memerlukan panduan yang baik bagaimana memilih aset-aset investasi yang akan kita miliki sehingga memperoleh trade-off antara risiko dan return yang paling baik.
Karya Akhir ini akan mengimplementasikan dan menganalisis salah satu metode diversifikasi yang dikenalkan oleh Harry M. Markowitz, pada tahun 1952. Metode ini membantu investor dalam memilih aset investasi dan menghitung porsi masing-masing aset tersebut secara ilmiah untuk membentuk suatu portofolio yang paling optimum.
Hasil pengolahan data yang dilakukan dalam Karya Akhir ini telah menghasilkan portofolio optimal dengan expected return per bulan sebesar 3,99% dan standar deviasi sebesar 11,36%. Hasil pengukuran kinerja portofolio menunjukkan bahwa portofolio tersebut memperoleh nilai kinerja yang baik. Ukuran kinerja portofolio Treynor memberikan nilai 2,09; Sharpe sebesar 0,26; Jensen alpha sebesar 1,57 dan Information Ratio sebesar 0,83. Kinerja portofolio dalam investasi virtual selama tiga bulan pertama 2006 menunjukan kinerja yang sangat baik dengan menghasilkan return sebesar 20,95% dibandingkan dengan pasar sebesar 12,85%.
Karya Akhir ini diharapkan dapat membantu para investor dalam mengambil keputusan investasi pada aset yang akan dibeli, dalam hal ini adalah saham, terutama dalam proses pembentukan portofolio investasi.
Karya Akhir ini menggunakan sampel data bulanan saham LQ-45 dalam periode 2001 s.d. 2005 (60 bulan). Saham LQ-45 tersebut diseleksi lagi sehingga terpilih lima belas saham yang dipakai dalam peneiitian ini.

The better economic condition in Indonesia recently has resulted excess incomes for some people. They can invest their excess of money or their idle money in many investment forms. Capital market has growth high recently indicated by the highest market indices since it established. Stock market could be selected as an investment form that would give profit for the investor while managed properly.
Investment objectives in financial market, especially in stocks are dividends and return from capital gain. Capital gain is return from difference between selling and buying of stocks. If investor willing to have returns from the capital gain he has to choose the company listed stocks in order to purchase selectively. The right decision in selecting the stock will result a good return as expected. Otherwise, it could result unexpected loss.
In selecting stock, we cannot ignore the other factors that will effect to the stock price in the future. It came either from corporate conditions or from economic factors.
In investing, we should understand the principle of investing: "don't put the eggs in one b askel". In o ther w ords, w hen we invest, invest t hem in many investment forms. The purpose is to reduce investment risk by diversification. Indeed, we need some guidance to diversify our investment forms in order to have the best trade-off between risk and return.
This Final Assignment will implement and analyze one of diversification methods introduced by Harry M. Markowitz in 1952. This method will help investors to select the investment assets and the nght proportion of the assets in the portfolio scientifically that expected to have an optimum portfolio.
This Final Assignment has made an optimal portfolio with expected return of 3.99% and standard deviation of 11.36%_ The portfolio performance measurements resulted good performance rating for this portfolio. Treynor's portfolio measure gave score of 2.49, Shame's measure of 0.26, Jensen alpha of 1.57, and Information Ratio of 0.83. The portfolio performance in virtual investing for first three months of 2006 shows that the portfolio has result better return of 20.95% compared to capital market return of 12.85%.
This Final Assignment could help investors to make their investment decisions in order to select the investment assets for their portfolio especially in stocks.
This Final Assignment use monthly data of LQ-45 stocks prices in period of 2001 to 2005. Those LQ-45 stocks were selected for sample and only fifteen stocks selected as sample.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawar Dewi
"Menurut random walk theory harga saham bersifat bebas (independent) dan tetap (stationary) terhadap waktu. Berdasarkan teori tersebut diyakini bahwa jangka waktu investasi tidak akan mempengaruhi resiko dan komposisi portofolio saham. Pendapat ini menentang berlakunya teori time diversifIcation, yang menerangkan bahwa resiko akan semakin berkurang dengan meningkatnya jangka waktu investasi. Para praktisi yang mendukung teori time diverxiflcution memberikan argumen dengan berdasarkan kondisi pasar yang sangat komplek, yaitu:
- Return saham tidak selalu independent dari waktu ke waktu
- Covariance tidak selalu nol dan akan bervariasi dan waktu ke waktu.
Hal diatas menyebabkan adanya perbedaan pendapat mengenai teori time diversification. Terlepas dari pro dan kontra terhadap teori nine diversifIcation di luar negeri, perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi teori tersebut di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja pada kelompok saham berkapitalisasi besar dan kecil secara individu. Selanjutnya tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data IHSI per akhir bulan sampel saham selama bulan Juli 1992 sampai Juni 1997. Penentuan waktu observasi berdasarkan kondisi pasar modal di Indonesia dalam kondisi yang balk sebelum terjadi krisis moneter di Indonesia. Penelitian dilakukan untuk 4 investment horizon, yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
Untuk mengetahui kinerja saham dihitung parameter kinerja setiap saham, yaitu holding period return dan standard deviation masing-masing saham untuk setiap investment horizon. Untuk melakukan perbandingan kineira terhadap jangka waktu investasi dilakukan annualisasi masing-masing parameter terlebih dahulu. Selanjutnya nilai annualized dan masing-masing parameter tersebut dibandingkan terhadap investment horizon, Hasil perbandingan ¡ni untuk menjawab pertanyaan pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja saham secara individual.
Untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham, maka dibentuk portofolio yang disusun dari 2 kelompok saham, yaitu small stock dan large stock Dilakukan perbandingan kinerja portofolio dari kedua kelompok saham tersebut dengan membandingkan portofolio optimal untuk setiap peniode investasi. Portofolio optimal dibentuk berdasarkan nilai reward to variability maksimal untuk setiap periode investasi. Selanjutnya rasio tersebut dibandingkan terhadap investment horizon. Terakhir dilakukan pembentukan portafolio dan risky asset/small stock & large stock) dan risk free asset (SW). Komposisi dari kedua kelompok asset tersebut dibandingkan terhadap investment horizon.
Hasil penelitian dinyatakan dalam 3 perspektif, yaitu kinerja saham secara individual, kinerja portofolio yang disusun dan 2 kelompok saham dari kinerja portofolio dan risky asset dan risk free asset. Kinerja saham secara individual menunjukan, baik untuk small stock dan large stock, kinerja akan semakin menurun dengan semakin meningkatnya peniode investasi. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya nilai return saham terhadap peningkatan investment horizon, sementara nilai standard deviation mengalami peningkatan akibat meningkatnya investment horizon.
Kinerja portofolio yang di susun dari small stock dan large stock rnenunjukan kinerja yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya investment horizon. Hal ini dilihat dari rasio reward to variability yang semakin berkurang dengan semakin meningkatnya periode investasi. Hal ini disebabkan karena tezjadinya peningkatan resiko portofolio, yang ditandai dengan meningkatnya deviasi standar portofolio. Koefisien korelasi antara kedua kelompok aset yang positif dan semakin besar dengan meningkatnya jangka waktu investasi, menyebabkan diversifikasi kedua kelompok aset tersebut tidak efktif dalam mengurangi resiko.
Komposisi portofolio yang disusun dari risky asset, yaitu portofolio saham, dan risk free asset, yaitu Sertifikat Bank Indonesia. menunjukan besarnya alokasi dana yang ditempatkan untuk risky asset semakin menurun dengan meningkatnya periode investasi, Hal ini berarti bahwa akan lebih menguntungkan untuk meLakukan investasi dalam bentuk risk free asset dengan semakin bertambahnya jangka waktu investasi. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Parwanto
"Untuk membentuk portofolio saham, investor dihadapkan pada 2 (dua) masalah utama, yaitu bagaimana membentuk portofolio efisien (portofolio yang memberikan keuntungan maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh keuntungan tertentu dengan risiko minimal) serta memilih portofolio efisien tersebut berdasarkan preferensi masing-masing investor. Berdasarkan permasalahan diatas, tesis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat imbal hasil dan risiko portofolio investasi saham berdesarkan Single Index Model untuk membentuk portofolio efisien serta membentuk portofolio saham optimal atas portofolio efisien dengan menggunakan Safety First Model (Kriteria Roy). Saham pembentuk portofolio dalam tesis ini adalah saham yang secara konsisten terdaftar dalam LQ-45 dan JII selama periode penelitian (Juni 2006 - Juni 2008). Portofolio optimal atas saham Indeks LQ-45 terjadi pada proporsi dana 40.708% pada saham BUMI; 24.732% pada saham PTBA; 22.791% pada saham AALI; 2.320% pada saham INDF dan 9.449% pada saham UNTR. Imbal hasil dan risiko pada porto folio optimal tersebut adalah sebesar O.41722% dan 3.18919%. Seperti halnya portofolio saham LQ-45, portofolio optimal atas saham JII juga terjadi pada proporsi dana 40.708% pada saham BUMI; 24.732% pada saham PTBA; 22.791% pada saham UNTR; 2.320% pada saham UNVR dan 9.449% pada saham TLKM. Imbal hasil dan risiko pada portofolio optimal tersebnt adalab sebesar 0.37578% dan 3.06576%.

When investors set a stock portfolio, they face two main problems. First, how they built an efficient portfolio (portfolio who gives maximum return in a particular risk or provides minimum risk in a particular return). Second, how they choose among efficient portfolios based on that preferences. Bnsed on that problem, the aims of this thesis is to calculate the rate of return and risk stock portfolio by using Single Index Model to built an efficient portfolio and also set an optimum stock portfolio from efficient portfolio by using Safety First Model (Roy Criteria). In this thesis, stocks that built the portfolio is stocks that consistently list on LQ- 45 Index and JII from June 2006 until June 2008. The result shows that optimum portfolio for LQ-45 Jndex stocks is consist of 40.708% on BUMI; 24.732% on PTBA; 22.791% on AALI; 2.320% on INDF and 9.449% on UNTR. Return and risk for that optimum portfolio is 0.41722% and 3.18919%. The result also shows that that optimum portfolio for JII stocks is consist of 40.708% on BUMI; 24.732% on PTBA; 22.791% on UNTR; 2.320% on UNVR and 9.449% on TLKM. Return and risk for that optimum portfolio is 0.41722% and 3.18919%. Return and risk for that optimum portfolio is 0.37578% and 3.06576%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusfi Ardiansyah, aithor
"Karya Akhir ini mengevaluasi kinerja portofolio-portofolio yang dibentuk berdasarkan rasio-rasio dari laporan keuangan tahun sebelumnya, seperti dari rasio Price to Book Value (PBV), Price to Earning Ratio (PER), and Enterprise Multiple (EV/EBITDA). Setiap portofolio yang dibentuk berdasarkan data-data akuntansi tersebut, kemudian dievaluasi kinerja return-nya dan dibandingkan dengan kinerja return pasar yang diwakili oleh indeks IHSG dan LQ-45. Pengukuran kinerja juga dilakukan tidak hanya dengan menggunakan average return, tetapi juga melalui metode risk-adjusted return dengan metode Sharpe dan Treynor measure. Tujuan dari Karya Akhir ini, adalah untuk mengevaluasi strategi investasi pada model valuasi mana dari rasio PBV, PER, dan EV/EBITDA yang dapat memberikan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan portofolio lainnya.
Portofolio dibentuk berdasarkan informasi laporan keuangan dalam lima tahun, yaitu dari laporan keuangan tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Pada setiap tahun, dibuat dua periode investasi yaitu periode Januari-Desember dan Mei-April. Pada setiap periode, portofolio yang dibentuk ada enam buah, yaitu portofolio berdasarkan multiple PBV Tinggi, PBV rendah, PER Tinggi, PER Rendah, EV/EBITDA Tinggi, dan EV/EBITDA Rendah. Tiap portofolio terdiri dari 10 saham, yang ditahan selama periodenya masing-masing. Lalu unadjusted return maupun riskadjusted return masing-masing portofolio dibandingkan dengan return indeks IHSG dan LQ-45. Pengamatan diambil dari daftar 45 saham paling likuid diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia setiap tahunnya.
Studi ini menunjukkan sangat dimungkinkan untuk mendapatkan excess return dengan berinvestasi pada saham-saham yang memiliki rasio EV/EBITDA rendah, PER rendah, dan PBV tinggi. Investor juga disarankan untuk menghindari portofolioportofolio yang dibentuk berdasarkan rasio EV/EBITDA tinggi, PER tinggi, dan PBV rendah, karena memberikan negative return. Portofolio yang memberikan excess return terbesar dibandingkan dengan portofolio lainnya adalah portofolio EV/EBITDA rendah.

This study evaluates the performance of portfolios formed by ratios of financial statements whose been released for the previous year performance. The ratios included in this Karya Akhir are Price to Book Value (PBV), Price to Earning Ratio (PER), and Enterprise Multiple (EV/EBITDA). The performance of each portfolios formed by those accounting data, would be evaluated and caompared with the market return on behalf IHSG and LQ-45 index. Performance evaluation would not only be calculated for the average return, but also by risk-adjusted return method with the Sharpe and Treynor measure method. The purpose of this study is to evaluate which investment strategy of any valuation models (P/E, PBV, EV/EBITDA) that would gained a higher excess return compared with others and also market return.
Portfolios formed by the financial statements information of five years, from year 2003 until 2007 financial statement. On each year, investment would be implemented by two kinds of period, which are the January-December period and the May-April period. On each period, portfolio formed to six categories, which are portfolio formed by higher PBV, lower PBV, higher PER, lower PER, higher EV/EBITDA, and lower EV/EBITDA. Each portfolio consists of ten stocks would be held for each period. Unadjusted return and risk-adjusted return of a portfolio would be compared to the IHSG and LQ-45 index return. Samples are picked from the most 45 liquid stock list on Indonesia Stock Exchange each year.
This study conclude that it is possible to gain an excess return by investing on stocks which have lower EV/EBITDA, lower PER, and higher PBV. Investors also suggested to avoid the portfolios which formed by higher EV/EBTIDA, higher PER, and lower PBV, because it gave us negative return. This kind of investment strategy indicated an unefficent market in Indonesia capital market, even in a weak form of efficiency."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27184
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
T. Farida Rachmayanti
"Tujuan penelitian ini adalah pertama, mengetahui kondisi kinerja portofolio saham syariah periode 2001- 2002. Kedua, mengetahui pengaruh sharia screening process terhadap kinerja suatu portofolio saham syariah. Ketiga, sektor-sektor industri apa saja yang tercakup dan dominan dalam portofolio saham syariah untuk periode tersebut.
Disain penelitian ini adalah menghitung kinerja portofolio saham syariah dan portofolio saham konvensional. Setelah itu, hasil kedua kinerja tersebut dibandingkan untuk kemudian dianalisa. Penelitian ini menggunakan data indeks harian IHSG, LQ 45 dan JII serta indeks harian 45 saham-saham syariah dan kapitalisasinya periode 2001-02. Serta data tambahan, berupa tingkat bunga SBI dan tingkat bonus SWBL.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham syariah tahun 2001 dan 2002 lebih baik dari kinerja portofolio saham konvensional, di beberapa kriteria. Kedua, sharia screening process berpengaruh baik terhadap kinerja suatu portofolio saham syariah. Ketiga, return tertinggi tahun 2001 adalah sektor infrastruktur, fasilitas dan transportasi sedangkan di tahun 2002 sektor aneka industri. Risiko terbesar tahun 2001 terjadi pada sektor pertanian dan tahun 2002 terjadi pada sektor konsumsi. Risk return ideal untuk tahun 2001 terjadi pada sektor infrastruktur, fasilitas dan transportasi sedangkan tahun 2002 pada sektor pertanian. Risk return ratio yang stabil dengan nilai positif selama dua tahun adalah sektor infrastruktur, fasilitas dan transportasi; sektor konsumsi dan sektor perdagangan jasa dan investasi.
Hasil penelitian ini bersifat kondisional, oleh karenanya apabila tetap konsisten di masa yang akan datang maka disarankan untuk tidak ragu-ragu dalam memilih saham-saham syariah ketika akan melakukan investasi di pasar modal. Sektor-sektor yang dapat disarankan adalah sektor infrastruktur, fasilitas dan transportasi; sektor konsumsi atau sektor perdagangan, jasa dan investasi, diharapkan pula para pelaku ekonomi syariah untuk tidak ragu-ragu dalam menerapkan nilai-nilai syar'i di berbagai aktivitas ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan aturan-aturan di pasar modal.

Analysis Performances of Sharia Share Portfolio on BEJ For The Year 2001-02The aim of this research is firstly to know the sharia share portfolio performance in the period of 2001-2002. Secondly, to know the influence of sharia screening process towards the performance of a sharia share portfolio. Thirdly, what other industrial sectors that are round up and dominant in the sharia share portfolio for such period.
The design of this research is to calculate the sharia share portfolio and the conventional share portfolio. After that the result of both performance is then compared to be analyzed. This research uses daily index data IHSG, LQ 45, JII and index 45 sharia shares with its capitalization. With the additional data in the form of SBI interest rate and SWBI bonus rate.
The result of the research indicates that the performance of sharia share portfolio of the year 2001 and 2002 was better than conventional share portfolio, in some criteria. Second, sharia screening process influences well towards the performance of a sharia share portfolio. Third, industrial sector with dominant return in the year 2001 is sector of infrastructure, facility and transportation while the year 2002 is the sector of various industry. In the mean time, the greatest in 2001 happened in agricultural sector and the year 2002 occurred on the consumption sector. Risk return ideal for 2001 occurred in the infrastructure, facility and transportation sector and for 2002 occurred in agricultural sector.
Based on the result of the research that was conditional, when it remains consistent, in the future, then suggested not to hesitate in choosing the sharia shares when carrying out investment in the capital market. The sector can be suggested are those of infrastructure, facility and transportation; services, trade and investment; and consumption. In the mean while, it is expected that the doers of sharia economy do not hesitate either in applying the values of the sharia in various economic activities, particularly related to the capital market regulations.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasri Zarman
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja Portofolio Saham pachi Perusahaan Makanan, Properti dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 3 parameter yaitu; Kinerja Sharpe, Kinerja Traynor dan Kinerja Jensen. Ketiga pengukuran kinerja tersebut mengasumsikan adanya hubungan linear antara pengembalian (return) portofolio dengan pengembalian dari beberapa indeks pasar. Selama periode 2009- 2013, dan sub sektor pertambangan dan gas yang paling tinggi hasilnya dibandingkan sub sektor yang lain, sektor pertambangan lebih baik dari Sektor Property dan Sektor Makanan, kemudian ditinjau dari Metode Jensen ALPHA menunjukkan kinerja yang tertinggi yaitu kelompok saham sektor pertambangan, sebanding dengan risikonya juga sangat tinggi. Saran dalam penelitian ini, sebaiknya kinerja yang telah ada dipertahankan dan lebih ditingkatkan sehingga misi untuk mengembangkan sumber-sumber energi potensial menjadi portofolio investasi yang menguntungkan terus berlanjut."
Jakarta: FEB UIN Syarif Hidayatullah, 2017
650 ESENSI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Widyantini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses investasi suatu saham dilakukan dengan beberapa masalah pokok antara lain bagaimana prosedur membentuk portofolio optimal, kombinasi saham-saham mana saja yang membentuk portofolio optimal, berapa proporsi alokasi dana pada masing-masing saham-saham tersebut, bagaiana evaluasi kinerja portofolio tersebut.
Untuk tujuan penelitian tersebut, dipilih sampel saha-saham yang tergabung dalam saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta (BEJ} dengan periode pengamatan harga-harga saham mingguan selama 2 tahun, yaitu mulai Januri 2003 sampai dengan Desember 2004.
Dalam penelitian ini digunakan model Single Index dan Constan Correlation Elton Gruber Padberg (1996) dalam menganalisa sekuritas dan pembentukan portofolio optimal, dapat memberikan beberapa simpulan yaitu portofolio saham yang masuk kedalam Single Indeks Model adalah ELTY, INKP, ENRG, INCO, UNSP, BUMI, TKIM, BDMN, TINS, BFIN, PLAS, CTRS, UNTR, EPMT, SMCB, BBRI, ADHI. Dengan return portofolio sebesar 2382019 %, dengan resiko o sebesar 4.117439%.
Dengan menggunakan Constant Correlation Model portofolio saham yang didapat adalah ENRG, UNTR, BBRI, INCA, TKIM, UNSP, ADHI, ASH, ISAT, TINS, INTP, CTRS, EPMT. Dengan return portofolio sebesar 2.523737% dan resiko ap sebesar 4,08%. Dari basil pengujian yang dilakukan didapat bahwa kinerja portofolio yang dibentuk oleh model Single Index lebih unggul dibanding dengan Constant Correlation.

The objectives of this research are to get knowledge how investment's process to be done with some main problem. There are how to make an optimal portfolio, how are stocks combination in optimal portfolio, how is the fund allocation in each stock which will make an optimal portfolio's proportion, and how is the performance evaluation of each portfolio, which one is more superior than the other.
To answer those problems, the weekly stock which is included in LQ 45 was taken as a sample. With research's periods was January 2003 until December 2004.
Single Index Model and Constant Correlation used in analyzing security to obtain optimal portfolio. From that method this research gives some conclusion, the first is stocks portfolio which included in Single Index Model are ELTY, INKP, ENRG, INCO, UNSP, BUMI, TKIM, BDMN, TINS, BFIN, PLAS, CTRS, UNTR, EPMT, SMCB, BBRI, ADHI. Its gives 2.782019% portfolio return, with portfolio's risk o 4.11 %. The second is by the Constant Correlation Model portfolio obtained stocks ENRG, UNTR, BBRI, INCO, TKIM, UNSP, ADHI, ASII, ISAT, TINS, INTP, CTRS, EPMT. With portfolio's return 2.523737% and risk's portfolio Qp 4.08%. From the test evaluation performance of portfolio resulting that portfolio made by Single Index Model superior than portfolio made by Constant Correlation model.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>