Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricky Fitriana
"ABSTRAK
Dengan semakin kuatnya iklim persamgan usaha saat ini, perusahaan harus mampu mengelola unjuk kerja dan meraih peluang yang ada. Unjuk kerja merupakan restrukturisasi inti perusahaan yang dapat dilihat dan diantisipasi oleh pesamg. Sedangkan di dalam pengelolaan kesempatan seperti kualitas, biaya, logistik, produktivitas dan sistem administrasi perlu ada keputusan strategik yang didasari oleh kompetensi, sumberdaya, fungsi organisasi dan maks~d strateginya. Dengan pola
tersebut, secara langsung akan membedakan. perusahaan dengan perusahaan lain di dalam industry yang sama. Selain itu, perusahaan pesaing akan sulit meniru bangunan strategi yang sifatnya unik. Hal ini akan menyebabkan jangkauan strategi akan dapat bertahan lama. CV. DIANTAMA BUMILESTARI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi Adapun produk yang dihasikan adalah : general supplier, floor coating epoxy, anti corrosive painting, fiberglass, building/factory maintenance.
Strategi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mengoptimalkan kompetensi inti perusahaan. Perencanaan ini menyangkut mengenai pemanfaatan sumber daya perusahaan baik yang bersifat tangible ( keuangan, organisasi, fisik, teknologi) maupun yang intangible (surnber daya manusia, inovasi, reputasi). Pemanfaatan surnber daya secara maksimal sangat berhubungan dengari mutu produk yang dihasilkan kepada konsumen.
Dari beberapa altematif strategi yang berdasarkan kepada kompetensi inti, perusahaan menerapkan altematif pertumbuhan (growth). Tujuan dari penetapan strategi ini adalah agar perusahaan dapat meningkatkan kemampuan kerjanya sehingga akan dicapai produk yang benar-benar memiliki daya jual tinggi sehingga akan dapat memberikan peningkatan laba perusahaan.
Berdasarkan data dan analisa yang dilakukan maka perusahaan memilih untuk berkonsentrasi pada kegiatan floor coating epoxy. Hal ini berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan bahwa :
.. Pasar kegiatan ini masih sangat besar
.. Tidak semua perusahaan mampu melakukan pekerjaan ini
.. Masih sedikit pemain yang ada
.. Keuntungan yang didapat cukup menjanjikan
.. Resiko pekerjaan yang kecil
Namun demikian, perusahaan tidak melepasakan bidang pekerjaan yang selama ini selalu dilakukan. Oleh karena itu perusahaan mencoba untuk memberikan nilai lebih dari produk yang sudah ada, diantaranya adalah memberikan garansi produk selama 6 bulan. Ternyata hal ini cukup menarik minat client untuk menggunakan jasa perusahaan. Selain itu, perusahaan mencoba untuk melakukan cross sell produk lainnya kepada client yang sudah ada. Walaupun hasilnya belum terlihat secara memuaskan tetapi sudah mulai ada client yang tertarik dengan produk perusahaan yang lain.
Kegiatan lain yang dilakukan perusahaan agar dapat meningkatkan penjualan produknya adalah dengan menambah 1 orang tenaga pemasaran. Dengan adanya tambahan ini cukup membantu dalam mendapatkan order barn dari client yang sudah ada maupun mendapatkan client yang baru. Kegiatan pemasaran yang selama ini hanya mengandalkan rekomendasi dari client mulai dikembangkan dengan door to door. Perusahaan mulai aktif mengunjungi pabrik-pabrik yang tersebar di Jabotabek. Yang tidak kalah pentingnya adalah, perusahaan mulai membuat company profile lengkap dengan katalog produk yang dihasilkan. Dengan adanya sarana ini cukup membantu dalam pemasaran produk perusahaan, karena client dapat mengetahui produk yang ditawarkan secara visual.
Hal lain yang akan dilakukan guna meningkatkan pemasaran adalah dengan mencoba memasuki pasar baru diluar wilayah Jabotabek. Namun tentunya perusahaan harus menyediakan sumberdaya dan sarana yang kuat untuk menjalankan proses kegiatan disana.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Wifajar
"ABSTRAK
Perusahaan konstruksi baja Indobaja kerap sekali menerima pekerjaan konstruksi baja untuk pembangunan suatu infrastruktur maupun pabrik Industri yang dibangun dengan material baja sebagai komponen utama dan didukung oleh komponen lain sebagai komponen pendukung. Komponen bahan dasar berupa pipa baja, baja profil, dan pelat baja didominasi oleh International outsourcing yang diimpor dari beberapa negara seperti China, Romania, India, Romania, Rusia, sebagaimana dilakukan oleh industry baja nasional dimana pada tahun 1999 kebutuhan baja dipasok dari Jepang berupa pipa las baja sebesar 91.936 ton dengan nilai US$ 35,8 juta atau 76% dari total impomya sebesar 120.066 ton.
Pekerjaan pabrikasi adalah menjadi bagian pekerjaan yang seharusnya tidak perlu harus diberikan kepada pihak lain (provider) , karena bagian pekeijaan ini merupakan core competence. Pekeijaan yang bukan merupakan pekeijaan inti (non core competence) sebaiknya diusahakan untuk dapat diserahkan kepada pihak lain dengan metode outsourcing.
Studi ini meneliti apa saja yang sebaiknya di-outsource oleh Indobaja, Texmaco Steel untuk memberikan pelayanan One Stop Shop kepada pelanggan serta memberikan rekomendasi, masukan untuk melakukan outsourcing komponen atau proses konstruksi baja. Dengan masukan dari studi ini, Indobaja mernndapt masukan untuk tetap pada kompetensi intinya saja berupa proses fabrikasi yang merupakan bagian yang tidak tepat untuk dilakkukan outsourcing .
Bagaimana menentukan dan mengoptimalkan elemen apa saja yang harus dioutsourcing dalam suatu proses produksi fabrikasi baja ini harus dapat diambil kesimpulan berdasarkan parameter-parameter pelaksanaan guna mencapai optimasi dan maksimasi operasional perusahaan secara menyeluruh.
Program One Stop Shop dibangun untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan terutama untuk kemudahan pelaksanaan pengadaan barang danjasa.
Permasalahan yang perlu dikaji di Indobaja, apakah proses Outsourcing akan memberikan comperative advantage (ca) untuk lndobaja. Sebagaimana halnya Korea, perusahaan-perusahanan disana membangun Outsourcing di internal industri negara mereka, telah menghasilkan kemajuan yang cukup nyata di Korea dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Perusahaan mempunyai tiga arah mendasar dalam memilih strategi pernsahaan yaitu pertumbuhan dalam konsolidasi dan koordinasi. Pada umumnya perusahaan menerapkan strategi pertumbuhan penjualan bukan tujuan utama perusahaan. Untuk strategi koordinasi, biasanya perusahaan bernsaha untuk mencapai tujuan yang sekarang tidak melalui cara pertumbuhan.
Salah satu produk utama dari industri besi dan baja bangunan adalah besi beton, yang kini dihasilkan 19 pabrik di selurnh Indonesia, dengan jumlah kapasitas produksi 2,5 juta ton per tahun. Tahun 1990, produksi selurnh pabrik tersebut 1,2 juta ton dan produksi itu terus mengalami kenaikan hingga mencapai 2,3 juta ton pada tahun 1996, atau sebelum krisis ekonomi meledak. Tahun 1997, awal krisis ekonomi, produksi tersebut turun sedikit menjadi 1,9 juta ton dan mengelami pertumbuhan yang kecil hanya mencapai 2,3 juta ton pada tahun 2001.
Produksi besi baja profil tahun 1990 sebesar 177 ribu ton, dan terus meningkat hingga mencapai 491 ribu ton pada tahun 1995. Tetapi kemudian produksi itu mengalami penurunan dan pada awal krisis ekonomi tahun 1997 produksi itu hanya 193 ribu ton atau dengan out put yang sangat rendah, hanya 24, 3 %, pada tahun 2001 produksi sudah mencapai 210 ribu ton.
PT. Perkasa Indobaja (Steel Division) didirikan pada tahun 1992, sebagai anak perusahaan group Texmaco dan memasuki industri pembuatan tower baja sebagai kelanjutan penggabungan lintegrasi ke dalam bisnis baja.
Di dalam group Indobaja, pada komplek yang sama mempunyai 160 ton power press, yang digunakan pembuatan lubang bersiku dan pelat baja. Dengan outsourcing yang terus dikembangkan diharapkan akan dapat dicapai untuk pelaksanaan One Stop Shop
Meskipun sejauh ini yang tidak dioutsourcing berupa komponen konstruksi bajanya saja, diharapkan Perkasa Indobaja akan dapat melaksanakan pekerjaan yang hanya merupakan kopetensi intinya saja yaitu fabrikasi, sedangkan yang lain dapat di-outsource untuk melengkapi program one stop shop.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alberami
"Dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan berusaha melakukan berbagai efektifitas dan efisiensi kegiatan usaha. Salah satu strategi yang saat ini sedang banyak dilakukan olch perusahaan multinasional adalah kegiatan outsourcing. Outsourcing merupakan kegiatan pemindahan sebagian atau beberapa bagian pekerjaan dan sebagian pengambilan keputusan tertentu kcpada pihak ketiga sesuai dengan kesepakatan yang tertera dalam kontrak kerjasarna. Pekerjaan yang dialihkan tersebut bukan merupakan kompetensi inti bisnis perusahaan dan dialihkan pada pihak ketiga yang mcmiliki sumberdaya yang lebih baik dari perusahaan.
Pada organisasi bisnis perbankan pekerjaan yang mcrupakan kompetensi inti adalah pemasaran produk, analisa kredit, penanganan transaksi dalam dan luar negeri serta pelayanan nasabah. Sedangkan pekerjaan penunjang seperti administrasi, pcmeliharaan gedung, transportasi, penaamanan dan Iainnya. Kompetensi inti harus senantiasa dikembangkan agar menciptakan daya saing terhadap kompetitor, sedangkan pekerjaan penunjang bisa diefisienkan melalui outsourcing.
Kegiatan outsourcing pada BNI sudah mulai diterapkan sejak awal tahun 1990-an, yaitu dalam kebijakan penerimaan pegawai non core bisnis seperti pegawai non administrasi untuk pelayan, binder, sopir dan satuan pengaman. Setelah mengalami masalah keuangan akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, sampai dengan proses rekapitalisasi pada tahun 2000, kebijakan strategi outsourcing dalam perusahaan mulai dijalankan salah satunya adalah dalam bidang pengadaan kendaraan operasional.
Tulisan ini membahas dan melakukan analisa terhadap kebijakan outsourcing yang dilakukan perusahaan, kemudian melalui kajian literatur berusaha memberikan pedoman tentang langkah-langkah dan analisa kegiatan outsourcing yang benar. Secara konseptual kebijakan outsourcing pengadaan kendaraan operasional BNI akan memberikan beberapa keuntungan. Pengadaan kendaraan operasional dilakukan oleh Koperasi Swadharma yang merupakan koperasi pegawai dan pensiunan BNI dengan sistem sewa.
Berdasarkan analisa dengan membandingkan perhitungan present value, kebijakan outsourcing belum menimbulkan penghematan biaya secara maksimal. Strategi outsourcing yang dijalankan baru bersifat taktikal, yaitu karena kekurangan sumber finansial perusahaan untuk melakukan investasi, sementara kebutuhan sarana transportasi harus tetap dipenuhi. Perusahaan belum melakukan analisa secara mendalam terhadap keputusan ousourcing yang diambil.
Dengan melakukan analisa dan tahapan kebijakan outsourcing secara baik, perusahaan akan mendapatkan bermacam keuntungan. Dari sisi finansial, perusahaan akan mcndapatkan kemudahan dalam penetapan anggaran, arus kas yang lebih efisien karena tidak memerlukan dana besar untuk investasi. Sedangkan dari sisi operasional perusahaan melakukan penghematan waktu dan sumberdaya untuk perawatan dan perbaikan, pengurusan dokumen, serta penyesuaian kendaraan dengan kebutuhan perusahaan.

In face of business competitions, which tighten progressively, company must try to makes some attempt of efficiency and effectiveness on various business activities. One of the strategy, which done by multinational company in this time is outsourcing. Outsourcing represent activity of evacuation some of work or some part of work and decision making to the third party according to agreement which as described on cooperation contract. The transferred work is not a competence of company business core and transferred to the third party, which owning better sources from the company.
At banking business organization, the work representing this competence is marketing product, credit analysis, transaction handling in and abroad and also client service. And supporting work is administration, building conservation, transportation, security and others. Core competence must be developed to creating competitiveness to the competitor, and supporting work can be efficiency through outsourcing.
Outsourcing activity at BNI, have started applied since beginning of 1990, especially in officer acceptance policy of non core business as non administration for the service officer, binder, driver and security officer. After experiencing of the finance problem as effect-of economic crisis in 1998, up to recapitulation process in 2000, one of the companies outsourcing strategy policy is vehicle operational levying.
The aim of this article are study and analyze of company outsourcing policy, and then give guidance about analysis and correct outsourcing activity steps through literature study. Conceptually, outsourcing levying operational vehicle of BNI bank policy, will give some advantage. Levying of operational vehicle conducted by "Swadharma" cooperation which representing of officer co-operation and retired of BNI bank by rent system.
According to the analysis of comparing present value calculation, outsourcing policy is not yet cost saving maximally generated. Outsourcing strategy just only tactical character which caused of to be in want the sources of company financial to investment whereas transportation medium requirement have to remain to fulfill. Company was not analyzing exhaustively to take an outsourcing decision.
By analyze and good step of outsourcing policy, the company will gel kinds of advantage. From financial side, company will get amenity of budget stipulating, cash flow more efficient because need not big fund for the investment of. While from company operational side, thrift of source and time for the treatment of repair and document management, and also vehicle unanimity of company requirement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Bharata
"ABSTRAK
Industri properti di Indonesia pernah mengalami masa boom pada sekitar tahun 1995 -
1996. Khusus di Jakarta bilamana sampai akhir tahun 1994 sudah tersedia I terbangun secara akumulatif sebanyak 6.340 di berbagai wilayah, maka pada tahun berikutnya (1995) bertambah menjadi 14.887 unit. Ini berarti pasokan unit apartemen mengalami kenaikan sebesar 130%.
Masa perkembangan bisnis apartemen menjadi terhambat, ketika Indonesia mengalami
krisis moneter. Krisis berlanjut menjadi krisis sosial ketika terjadi kerusuhan besar pada bulan Mei 1998 di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk kerusuhan etnis di Maluku,
Kalimantan dan Papua. Keadaan ini tentunya membuat WNA menjadi merasa tidak aman dan sebagian besar PMA memutuskan untuk membatalkan atau menarik investasinya dari Indonesia.
Pada iklim ekonomi yang masih lesu, pangsa pasar yang tidak berkembang, maka
strategi bersaing sangat menentukan kelangsungan usaha di bidang Apartemen ini. Competitive Advantage ( keunggulan daya saing ) harus bisa ditemukan dan dimanfaatkan untuk memperbesar pangsa pasar. Analisa Internal seperti analisa SWOT, dan Analisa Industri menjadi hal yang harus dilakukan agar dihasilkan masukan untuk menentukan kebijakan perusahaan.
Dalam tbesis ini dibahas bagaimana kondisi persamgan bisnis apartemen dan bagaimana apartemen Hilton menempatkan posisinya. Sdanjutnya untuk menghadapi
persaingan yang sangat ketat terse but strategi apa yang sebaiknya dilakukan oleh apartemen Hilton
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vagadia, Bharat
"This book provides a road-map to successful implementation of strategic outsourcing programmes, providing down-to-earth approaches to outsourcing decision making and programme management, based on a grass-roots understanding. This is a practitioner-focused book for business leaders and managers providing a holistic view of strategic outsourcing, covering the three essential pillars of success: risks, rewards and relationships. The author shows how business leaders can transform organisational business models, structures and mind-sets, taking the reader on a journey through the book's fifteen chapters, helping the reader truly grasp : the drivers for change as a result of globalisation and convergence and their impact on organisational strategies, how outsourcing can transform the various processes and functions of an organisation; the impact outsourcing is having on various industry vertical sectors, and, the eight foundations of successful strategic outsourcing programmes, which when combined with strategic decision-making knowledge, guarantees that organisations embarking on the strategic outsourcing journey, derive the transformational benefits they seek."
Berlin: Springer, 2012
e20397311
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Purnawan
"Peranan komunikasi dalam pembangunan telah mendapat
perhatian yang serius dari berbagai pihak yang terlibat di
dalam pembangunan sektor sekitar tahun 60-an. · Salah satu
strategi komunikasi pembangunan yang berke bang sejak tahun
70-an adalah strategi pemasaran sosial (social marketing).
Pemasaran sos ial merupakan s u_atu strategi yang
mempergunakan prinsip-p rinsip pemasaran yang d ikenal
sebagai 4P (product~ price~ place~ promotion), untuk
memperoleh manfaat sosial. Sebagaimana diketRhui, ilmu
pemasaran biasanya digunakan untuk memasarkan produk-produk
komersial. Namun kini, prinsip pemasaran juga dilirik untuk
memasarkan produk dan gagasan sosial"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rusminaldi
"Industri internet merupakan industri yang berkembang pesat, dimana peran internet dapat ditemui di hampir seluruh kegiatan masyarakat dunia, baik untuk kebutuhan kerja, kampus, informasi maupun hiburan. Perkembangan yang pesat ini tidak terlepas dari cepatnya pertumbuhan teknologi Internet Protocol (IP) dan industri pendukung seperti Perangkat keras (hardware) dan Perangkat lunak (software) komputer.
Di Indonesia, perkembangan internet yang pesat dan potensi pertumbuhan pangsa pasar yang besar menjadi suatu tantangan tersendiri khususnya bagi para penyelenggara jasa akses internet yang ada. Bagi Indosat yang memiliki ISP IndosatNet, perkembangan industri internet yang cepat merupakan tantangan tersendiri dalam usahanya mengembangkan pasar dalam industri ini. Adanya perubahan dalam regulasi pemerintah dalam bidang Telekomunikasi membuat Indosat barns melakukan reposisi strategi perusahaan dari perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi intemasional menjadi perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi secara full dan terintegrasi (Full Network and Service Provider) dengan berbasis kepada Backbone, Fixed, Mobile and Selular serta Internet dan Multimedia, dimana untuk lebih mengoptimalkan bisnis internet, maka Indosat mengalihkan jasa Internet ke anak perusahaannya yaitu PT. Indosat Mega Media (IM2) yang memang bergerak dan memiliki core bisnis dalam bidang Internet dan Multimedia.
Dengan adanya pengalihan Jasa IndosatNet dari Indosat ke IM2, dibutuhkan suatu analisa yang mampu menunjukkan posisi perusahaan, dalam hal ini IM2 sebagai perusahaan yang kini menangani jasa tersebut perlu menyusun posisi produk dalam lingkungan industri untuk keniudian dapat diterapkan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan ditengah semakin ketatnya persaingan yang teijadi.
Berdasarkan analisa dari faktor lingkungan ekstemal diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya tarik perusahaan (IM2) dalam berasaha antara lain yaitu potensi dan pertumbuhan pasar yang besar, perkembangan teknologi akses internet yang berkembang sangat cepat dan bervariasi, pergeseran nilai social budaya dalam sebagian masyarakat dimana internet sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang memudahkan dalam aktivitas sehari-hari serta intensitas persaingan yang semakin ketat dengan banyaknya pemain baru yang masuk ke dalam industri.
Berdasarkan analisa dari faktor lingkungan internal diperoleh.faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan perusahaan (IM2) antara lain yaitu kemampuan untuk menggunakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan mengikuti perkembangan teknologi yang ada, adanya dukungan backbone Indosat, baik intemasional maupun domestik, sumber daya manusia yang berkualitas, baik di bidangnya dan memiliki kemauan untuk mengembangkan perusahaan dan didukung oleh system pelatihan yang berkesinambungan.
Dari hasil analisa SWOT yang dilakukan, strategi yang disarankan bagi perusahaan adalah strategi agresif dengan memanfaatkan sebaik mungkin kekuatan yang ada untuk meraih peluang-peluang yang ada. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan lebih mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dan menerapkan strategi yang mendukung kearah pengembangan kekuatan yang sesuai untuk dapat meraih peluang yang tersedia sekaligus mampu mengatasi kekurangan dan ancaman yang ada.
Dari hasil analisa BCG yang dilakukan terhadap produk jasa akses IndosatNet, diperoleh posisi produk yaitu Jasa IndosatNet Dial Up berada pada posisi Question Mark yang pada umumnya memerlukan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dapat meningkatkan posisi terutama terkait dengan usaha peningkatan kondisi market share produk dan Jasa IndosatNet Dedicated berada pada posisi Star yang dapat dikatakan bahwa posisi produk ini memegang peranan penting dalam group produk akses internet perusahaan dan dibutuhkan kegiatan pemasaran yang tepat untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan terus posisi produk ini.
Untuk strategi pemasaran terdapat beberapa alternative pendekatan strategi yang dapat diambil oleh perusahaan, diantaranya yaitu untuk jasa Dial up adalah dengan melakukan serangan rusuk dengan langsung menyerang hal-hal yang menjadi kelemahan pemimpin pasar dan serangan menghindar dengan menargetkan pasar yang belum begitu banyak tersentuh baik secara segmen pasar maupun secara geografis serta dengan menerapkan dengan tepat teknologi yang sesuai. Sementara untuk jasa Dedicated, adalah dengan melakukan melakukan perluasan keseluruhan pasar dan melindungi pangsa pasar eksisting.
Perusahaan perlu menerapkan program bauran pemasaran (marketing mix) yang mampu untuk mendukung alternative strategi pemasaran yang ada, baik untuk Produk. Price, Promotion Place, People, Proccess maupun Physical Evidence dan diperlukan konsistensi dalam pelaksanaanya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Putranti
"Strategi positionning iklan merupakan salah satu cara
dalam menarik perbatian masyarakat akan suatu iklan dari
produk atau jasa yang di tawarkan be:cupaya
memberi makna dari suatu produ'k · kepada masyarakat.,
lebib mudatJ mengingat produk yang diiklankan. St>rategi
demikian d i tuangkan dala.m aspek. kreatif iklan, yang meliputi
v:isutd.iscisi, copy, ·ta:l::-a warna, dan ta·ta letak disal.n iklan.
Sa.le.b satu produk yang . iklannya menempuh :J trat.egi
I? O:':.dl.io1i .ing adalab . Cokla·t Wafer 'rop. Produk ini diposj_sikan
sebe.gai jajanan para remaja. Dalam iklannya menggunakan"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S4052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akmal Ghifari Raharjo
"Tugas Karya Akhir ini membahas tentang bagaimana sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah, dalam hal ini adalah sebuah kafe bernama Castle 8 dengan unique selling preposition berupa penyedia berbagai macam jenis board games. Tugas Karya Akhir ini berisi berbagai strategi serta implementasi kampanye yang diharapkan dapat menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh Castle 8, salah satunya adalah rendahnya awareness dari target audiens Castle 8. Hasil dari penelitian ini menyarankan bahwa Castle 8 perlu meningkatkan eksistensi secara online dan offline yang diimplementasikan dengan cara penggunaan media sosial serta promosi-promosi sehingga dapat mencapai tujuan kampanye melalui sebuah ide besar bertajuk “Embracing Variety. Implementasi dari strategi kampanye akan dilakukan selama 6 bulan dari bulan Januari – Juni 2017 dan menelan biaya sebanyak Rp 44.120.000Tugas Karya Akhir ini membahas tentang bagaimana sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah, dalam hal ini adalah sebuah kafe bernama Castle 8 dengan unique selling preposition berupa penyedia berbagai macam jenis board games. Tugas Karya Akhir ini berisi berbagai strategi serta implementasi kampanye yang diharapkan dapat menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh Castle 8, salah satunya adalah rendahnya awareness dari target audiens Castle 8. Hasil dari penelitian ini menyarankan bahwa Castle 8 perlu meningkatkan eksistensi secara online dan offline yang diimplementasikan dengan cara penggunaan media sosial serta promosi-promosi sehingga dapat mencapai tujuan kampanye melalui sebuah ide besar bertajuk “Embracing Variety. Implementasi dari strategi kampanye akan dilakukan selama 6 bulan dari bulan Januari – Juni 2017 dan menelan biaya sebanyak Rp 44.120.000

This final paper discusses on how a small medium enterprise, in this case is a caf� called Castle 8 which has a unique selling preposition that provides a lot of variety of board games. This paper also includes strategies and campaign implementations in order to answer problems that Castle 8 encounters, one of which is its awareness level that is low among its target audience. The result of this research suggests that Castle 8 needs to improve its existence through online and offline platforms that are implemented with the use of social media and also promotions so those strategies can achieve the campaign objectives with the big idea named as “Embracing Variety”. The implementations of the campaign strategy will run for 6 months from January – June 2017 and will cost Rp 44.120.000.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Tito Adonis
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>