Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77716 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sadriana Estisono
"Karya tulis ini menganalisa tentang bagaimana antrian di supermarket bisa mengubah pengalaman konsumen dan keinginan untuk membeli, serta menggunakan customer equity framework sebagai pengukurannya. Karya tulis ini meneliti tiga toko supermarket di Belanda, yaitu Albert Heijn, Jumbo, dan Dirk van den Broek. Lebih spesifik, penulis memberikan hipotesa bahwa customer equity di supermarket bisa dipengaruhi secara negatif jika konsumen mengalami antrian. Hipotesa tersebut diuji dengan menyebarkan survei online dan diperoleh 108 responden. Hipotesa tersebut tidak didukung dan memberikan kesimpulan bahwa antrian tidak memiliki efek moderasi terhadap hubungan tipe supermarket dan customer equity. Selain itu, ditemukan bahwa Albert Heijn memiliki kemampuan paling baik dalam menggunakan tiga variabel dari customer equity, yaitu value equity, brand equity, dan relationship equity.

This study analyzed how the queue in supermarkets might change the customer experience and purchase intention and it used customer equity framework as the measurement. This study examined three supermarkets in the Netherlands, which are Albert Heijn, Jumbo, and Dirk van den Broek. More specifically, the author hypothesized that the customer equity in a supermarket can be affected negatively if the customers are experiencing queue. The hypothesis was tested by spreading out an online survey and a sample of 108 respondents was gathered. The hypotheses were not supported, suggesting that queue has no role in moderating types of supermarket and customer equity. In addition, the analysis revealed that Albert Heijn does best in leveraging the three drivers of customer equity, which are value equity, brand equity, and relationship equity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S70146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emirega Asanda
"Tren saat ini dimana pelanggan mengharapkan dan menuntut perusahaan untuk beroperasi secara etis menyebabkan banyak perusahaan menjunjung tinggi etika untuk mendapatkan kekuatan yang lebih besar dalam menghadapi persaingan di pasar. Hal yang sama berlaku untuk Starbucks, merek kopi yang sudah ada sejak lama yang dikenal luas di seluruh dunia dan di Indonesia. Tingginya konsumsi kopi di Indonesia semakin membuktikan bahwa perlunya memahami persepsi pelanggan terhadap sebuah kedai kopi. Namun, masih sedikit yang diketahui mengenai pengaruh customer perceived ethicality terhadap brand equity kedai kopi di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis pengaruh customer perceived ethicality terhadap brand equity Starbucks di Indonesia. Data dikumpulkan dari total 212 Milenial yang lahir antara tahun 1981-1996 dan Generasi Z yang lahir antara tahun 1997-2007, yang telah menjadi pelanggan Starbucks di Indonesia setidaknya sepuluh kali seumur hidup dan tinggal di Jabodetabek. Data yang diperoleh dari hasil pre-test diolah dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 25 untuk dinilai validitas dan reliabilitasnya. Sedangkan data yang diperoleh dari main test diolah dan dianalisis menggunakan SmartPLS (v. 3.2.9) untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa customer perceived ethicalit memiliki pengaruh positif terhadap brand image dan brand equity Starbucks di Indonesia. Selain itu, recognition benefits tidak memediasi pengaruhcustomer perceived ethicality terhadap brand equity Starbucks di Indonesia. Meskipun brand heritage tidak memoderasi pengaruh customer perceived ethicality terhadap recognition benefits, brand heritage memperkuat pengaruh customer perceived ethicality terhadap brand equity Starbucks di Indonesia. Ditemukan juga bahwa brand image tidak memediasi pengaruh recognition benefits terhadap brand equity, tetapi memiliki pengaruh langsung positif terhadap brand equity Starbucks di Indonesia. Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah bahwa Starbucks Indonesia atau praktisi bisnis sejenis lainnya yang ingin memperkuat brand equity mereka perlu mengembangkan customer perceived ethicality dengan secara aktif terlibat dalam kegiatan CSR, mengembangkan brand image dengan aktivitas seperti periklanan dan hubungan masyarakat, dan mengembangkan brand heritage dengan secara konsisten memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan mereka.

The current trend where customers expect and demand companies to operate ethically causes many companies to uphold ethics to obtain greater strength in facing competition in the market. The same is true for Starbucks, a long-established coffee brand widely known worldwide and in Indonesia. The high consumption of coffee in Indonesia further proves that it is necessary to understand customer perceptions of a coffee shop. However, little is known regarding the effect of customer perceived ethicality on the brand equity of a coffee shop in Indonesia. Therefore, this study analyzes the effect of customer perceived ethicality on the brand equity of Starbucks in Indonesia. The data was collected from a total of 212 Millennials born between 1981-1996 and Generation Z born between 1997-2007, who have been Starbucks customers in Indonesia at least ten times in their lifetime and live in the Jakarta Metropolitan Area (Jabodetabek). The data obtained from the pre-test results were processed using IBM SPSS Statistics 25 to assess its validity and reliability. On the other hand, data obtained from the main test were processed and analyzed using SmartPLS (v. 3.2.9) to answer research questions. The results show that customer perceived ethicality has a positive effect on the brand image and brand equity of Starbucks in Indonesia. Furthermore, recognition benefits do not mediate the effect of customer perceived ethicality on the brand equity of Starbucks in Indonesia. Although brand heritage does not moderate the effect of customer perceived ethicality on recognition benefits, brand heritage strengthens the effect of customer perceived ethicality on the brand image of Starbucks in Indonesia. It was also found that brand image does not mediate the effect of recognition benefits on brand equity, but has a direct positive effect on the brand equity of Starbucks in Indonesia. The managerial implications of this research are that Starbucks Indonesia or other similar business practitioners who want to strengthen their brand equity need to develop customer perceived ethicality by actively engaging in CSR, develop a brand image by emphasizing activities such as advertising and public relations, and develop a brand heritage by consistently providing high-quality service to their customers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Isaiah Rahaynanto
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh Customer Perceived Ethicality nasabah Bank Central Asia terhadap Brand Equity, Brand Affect dan Brand Image serta pengaruh mediasi Brand Affect dan Brand Image terhadap Brand Equity. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan mengambil sampel yang merupakan nasabah retail bank konvensional BCA dan bank digital blu by BCA, berusia 17 - 40 tahun dan merupakan nasabah aktif dari kedua bank tersebut selama minimal 6 bulan terakhir. Pengambilan sampel dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk Google Forms yang disebarkan secara online melalui platform media sosial. Penelitian ini berhasil mengumpulkan 243 responden. Seluruh data yang telah dikumpulkan diolah menggunakan metode Partial Least Squares – Structural Equation Modelling (PLSSEM). Hasil dari pengolahan data penelitian menunjukan bahwa Customer Perceived Ethicality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Brand Image dan Brand Affect. Peran mediasi Brand Image juga menunjukan pengaruh positif antara Customer Perceived Ethicality dengan Brand Equity. Namun, ditemukan sebuah data yang menunjukan bahwa Customer Perceived Ethicality dan Brand Affect tidak memiliki pengaruh positif secara langsung maupun mediasi terhadap Brand Equity.

This research was conducted to examine the effect of Bank Central Asia's Customer Perceived Ethicality towards Brand Equity, Brand Affect and Brand Image as well as the mediating effect of Brand Affect and Brand Image on Brand Equity. This research was conducted by taking samples which are the retail customers of conventional bank BCA and blu by BCA, aged 17-40 years and have been active customers of both banks for at least the last 6 months. Sampling was carried out by distributing questionnaires in Google Forms which were distributed online through social media platforms. This research managed to collect 243 respondents. All data that has been collected is processed using the Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results of research data processing show that Customer Perceived Ethicality has a significant connection to Brand Image and Brand Affect. The mediation role of Brand Image also shows a positive relationship between Customer Perceived Ethicality and Brand Equity. However, another data was found showing that Customer Perceived Ethicality and Brand Affect did not have a direct positive influence or mediation on Brand Equity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purna Lala Alfaradhea
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perceived sacrifice, perceived risk, perceived benefit, dan perceived quality terhadap perceived purchased equity dan intention pembelian group order dalam studi kasus kolektor merchandise K-pop. Desain penelitian ini adalah konslusif deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan survei dengan menyebarkan kuesioner secara online menggunakan Google Form melalui sosial media. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan 399 responden yang memenuhi kualifikasi, yaitu kolektor merchandise K-pop yang berusia 15 hingga 29 dari seluruh Indonesia dengan ketentuan pernah melakukan pembelian melalui group order. Data dianalisis menggunakan Covariance based Structural Equation Modeling (CB-SEM) dengan LISREL 8.80. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perceived sacrifice, perceived benefit, perceived quality berpengaruh signifikan terhadap perceived purchased equity. Sementara itu, variabel perceived risk tidak berpengaruh signifikan terhadap perceived purchased equity. Kemudian, variabel perceived purchased equity berpengaruh signifikan terhadap group order intention.

The purpose of this research is to analyze the effect of perceived sacrifice, perceived risk, perceived benefit, and perceived quality on perceived purchased equity and group order purchase intention on study of K-pop merchandise collectors. The research design is descriptive conclusive. The data were collected though questionnaires using Google Forms and distributed via social media. The sampling method used was purposive sampling with 399 qualified respondents, that are K-pop merchandise collectors aged 15 to 29 from all over Indonesia with the provision that they had made a purchase through a group order. Data were analyzed using Covariance based Structural Equation Modeling (CB-SEM) with LISREL 8.80. The results showed that the variables perceived sacrifice, perceived benefit, perceived quality have significant effect on perceived purchased equity. Meanwhile, perceived risk has no significant effect on perceived purchased equity. Then, the variable perceived purchased equity has a significant effect on group order intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindiya Kirana
"Customer-based brand equity (ekuitas merek berbasis konsumen) adalah efek diferensial
dalam respon konsumen terhadap stimulus pemasaran yang bersumber dari pengetahuan
konsumen terhadap merek (Keller, 1998). Ada tiga hal penting dalam definisi ini, yaitu: efek
diferensial, pengetahuan terhadap merek, dan respon konsumen terhadap aktivitas pemasaran.
Obyek dari penelitian ini adalah hubungan antara variabel-variabel pembangun, atau stimulus
pemasararan dihubungkan dengan definisi diatas, merek-merek private label Hero dan
variabel-variabel pengetahuan merek (brand knowledge) konsumen serta bubungan variabel
variabel pengetahuan merek (brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero, sebagai
efek diferensial atau manfaat jika dihubungkan dengan definisi chatas. Private label yang
dikembangkan Hero sendiri terdiri dari enam merek dan cakupannya meliputi kategori
produk-produk makanan dan non-makanan dengan kiasifikasi komoditi dan premium. Enam
merek private label Hero tersebut adalah: Herosave, Nature’s Choice, First Choice, Fresh
Choice, Reliance, dan Innosense.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan pengenalan konsumen Hero terhadap
merek-merek private label Hero Supermarket dan persepsi terhadap manfaat dan nilai merek
merek private label tersebut, 2) Menguji hubungan dalam model penelitian antara variabel
variabel pembangun merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan
merek (brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek
(brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah preferensi terhadap peritel,
variabel-variabel dalam kelompok pengetahuan merek (brand knowledge), yaitu: tingkat
pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero (brand recognition), dan
penilaian konsumen terhadap nilai merek-merek private label Hero (brand image), variabel
variabel dalam kelompok unsur-unsur pembangun merek, yaitu: unsur-unsur merek (brand
element), stimulus pemasaran, dan leverage dan asosíasi sekunder dengan peritel Hero.
Kemudian dikembangkan dua buah hipotesa tentang hubungan antara variabel, yaitu: 1).
Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok
variabel unsur pembangun merek dan kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand
knowledge), 2). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara
kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand knowledge) dan variabel preferensi
terhadap peritel Hero.
Dari hasil uji dengan menggunakan analisa korelasi kanonik, yang bersumber dari jawaban
162 responden dan 4 gerai supermarket Hero di Jakarta, terhadap hipotesa pertama
membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara
variabel-variabel yang diuji. Serta melalui analisa terhadap struktur fungsi kanonik diperoleh
hasil bahwa variabel terpenting dalam pembentukan hubungan korelasi kanonik adalah
variabel leverage dan peritel Hero dan tingkat pengenalan merek konsumen, Sedangkan untuk
hipotesa kedua dengan menggunakan analisis korelasi majemuk dan parsial membuktikan
bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel
vaniabel yang diuji.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengenalan konsumen terhadap merek
merek private label Hero adalah tiga merek, dengan Herosave sebagai merek yang paling
dikenali, serta empat merek hanya dikenali minonitas responden. Kemudian mayoritas
responden setuju bahwa merek-merek private label Hero memberikan manfaat bagi konsumen
(harga, ragam produk, dan kualitas) dan menanggapi positif bahwa merek-merek private label
Hero memberikan nilai yang sebanding atau lebih baik dibandingkan merek-merek yang biasa
dibeli.
Dari hasil penelitian tersebut digunakan untuk memberikan beberapa rekomendasi untuk
pengernbangan strategi merek untuk private label Hero, terutama mengenai obyektif
pengembangan merek-merek private label Hero, target konsumen, positioning, brand
architecture merek-merek private label Hero, dan program customer relationshipnya.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3588
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nindiya Kirana
"Customer-based brand equity (ekuitas merek berbasis konsumen) adalah efek diferensial dalam respon konsumen terhadap stimulus pemasaran yang bersumber dari pengetahuan konsumen terhadap merek (Keller, 1998). Ada tiga hal penting dalam defmisi ini, yaitu: efek diferensial, pengetahuan terhadap merek, dan respon konsumen terhadap aktivitas pemasaran.
Obyek dari penelitian ini adalah hubungan antara variabel-variabel pembangun, atau stimulus pemasararan dihubungkan dengan defmisi diatas, merek-merek private label Hero dan
variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero, sebagai efek diferensial atau manfaat jika dihubungkan dengan defmisi diatas. Private label yang
dikembangkan Hero sendiri terdiri dari enam merek dan cakupannya meliputi kategori produk-produk makanan dan non-makanan dengan klasifikasi komoditi dan premium. Enam
merek private label Hero tersebut adalah: Herosave, Nature's Choice, First Choice, Fresh Choice, Reliance, dan Innosense.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan pengenalan konsumen Hero terhadap merek-merek private label Hero Supermarket dan persepsi terhadap manfaat dan nilai merek-merek private label tersebut, 2) Menguji hubungan dalam model penelitian antara variabel-variabel
pembangun merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek
{brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah preferensi terhadap peritel, variabel-variabel dalam kelompok pengetahuan merek {brand knowledge), yaitu: tingkat pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero {brand recognition), dan penilaian konsumen terhadap nilai merek-merek private label Hero {brand image), variabel-variabel dalam kelompok unsur-unsur pembangun merek, yaitu; unsur-unsur merek {brand
element), stimulus pemasaran, dan leverage dari asosiasi sekunder dengan peritel Hero. Kemudian dikembangkan dua buah hipotesa tentang hubungan antara variabel, yaitu: 1).
Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel unsur pembangun merek dan kelompok variabel tingkat pengetahuan merek {brand knowledge), 2). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel tingkat pengetahuan merek {brand knowledge) dan variabel preferensi terhadap peritel Hero.
Dari hasil uji dengan menggunakan analisa korelasi kanonik, yang bersumber dari jawaban 162 responden dari 4 gerai supermarket Hero di Jakarta, terhadap hipotesa pertama membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel-variabel yang diuji. Serta melalui analisa terhadap struktur fungsi kanonik diperoleh hasil bahwa variabel terpenting dalam pembentukan hubungan korelasi kanonik adalah variabel leverage dari peritel Hero dan tingkat pengenalan merek konsumen. Sedangkan untuk hipotesa kedua dengan menggunakan analisis korelasi majemuk dan parsial membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel-variabel
yang diuji.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero adalah tiga merek, dengan Herosave sebagai merek yang paling dikenali, serta empat merek hanya dikenali minoritas responden. Kemudian mayoritas responden setuju bahwa merek-merek private label Hero memberikan manfaat bagi konsumen (harga, ragam produk, dan kualitas) dan menanggapi positif bahwa merek-merek private label Hero memberikan nilai yang sebanding atau lebih baik dibandingkan merek-merek yang biasa dibeli.
Dari basil penelitian tersebut digunakan untuk memberikan beberapa rekomendasi untuk pengembangan strategi merek untuk private label Hero, terutama mengenai obyektif
pengembangan merek-merek private label Hero, target konsumen, positioning, brand architecture merek-merek private label Hero, dan program customer relationship-nya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Riris Kristina Angelia
"ABSTRAK
Tesis ini memaparkan mengenai dimensi yang membentuk customer experience pada pengguna internet banking dan pengaruh dari customer experience terhadap customer satisfaction, loyalitas dan word-of-mouth pada pengguna internet banking. Dimensi dan pengukuran dari customer experience quality ini menggunakan pengukuran customer experience quality yang dikembangkan oleh Maklan & Klaus (2013). Berdasarkan penelitian terhadap 249 responden pengguna internet banking di Jabodetabek, diperoleh hasil bahwa dimensi moments-of-truth menjadi dimensi yang paling besar dalam membentuk customer experience pada pengguna internet banking. Dari hasil pengujian SEM juga diperoleh hasil bahwa customer experience memiliki pengaruh yang signifikan terhadap customer satisfaction, loyalitas dan word-of-mouth.

ABSTRACT
This thesis describes the dimensions that formed customer experience in internet banking users and the impact of customer experience to customer satisfaction, loyalty and word-of-mouth of Internet banking users. Dimensions and measurement of this customer experience quality uses customer experience quality measurement developed by Maklan & Klaus (2013). Based on a study of 249 respondents of internet banking users in Greater Jakarta, showed that moments-oftruth becomes the greatest dimension in shaping customer experience in internet banking users. SEM test results also showed that the customer experience has a significant impact on customer satisfaction, loyalty and word-of-mouth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dimas Adi Nugroho
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor determinan (driver) dari consumer-based halal brand equity yang diartikan sebagai preferensi terhadap salah satu merek dibanding dengan merek lain yang sejenis hanya dikarenakan atribut halal yang ditawarkan oleh sebuah merek. Penelitian ini menggunakan aspek religiusitas sebagai faktor kunci dalam menentukan faktor determinan dari consumer based halal brand equity, yang pada penelitian ini ditentukan oleh keterlibatan masa lalu mereka terhadap konsumsi halal serta keinginan konsumen dalam mencari manfaat spiritual dengan mengonsumsi produk produk bermerek halal. Penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling dimana pengambilan data menggunakan teknik single cross-sectional melalui bantuan kuesioner dengan sampel konsumen muslim di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas (khususnya religiusitas intrinsik) adalah faktor kunci dalam menentukan perilaku konsumsi halal konsumen (consumer halal choice behavior) dan manfaat spiritual (self expressive religious benefit) yang merupakan pendorong ekuitas merek halal berbasis konsumen (consumer based halal brand equity). Studi ini menemukan consumer based halal brand equity lebih dipengaruhi oleh perilaku konsumsi halal konsumen (consumer halal choice behavior) daripada manfaat spiritual yang diperoleh dari mengonsumsi produk bermerek halal (self-expressive religious benefit). Studi ini juga menemukan bahwa logo halal sebagai variabel moderasi dapat memberikan kepercayaan tambahan atau bahkan menciptakan keraguan dalam konsumsi halal konsumen. Temuan ini penting bagi perusahaan multinasional yang beroperasi di negara dengan mayoritas populasi Muslim untuk menyediakan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen Muslim yang dipengaruhi oleh aspek religiusitas.

ABSTRACT
This study aims to examine the drivers of halal consumer-based halal brand equity which are interpreted as preferences for one brand compared to other similar brands only due to the halal attributes offered by a brand. This study uses aspects of religiosity as a key factor in determining the drivers of consumer-based halal brand equity, which in this study are determined by their past involvement in halal consumption and the desire of consumers to seek spiritual benefits by consuming halal-branded products. Furthermore, this study also uses halal logo as a moderating variable. This study uses the Structural Equation Modeling method. The samples are gathered by using single cross-sectional technique through online questionnaire with samples are muslim consumers in Indonesia. The results of this study indicate that religiosity (specifically intrinsic religiosity) is a key factor in determining consumer halal choice behavior and self-expressive religious benefit which are the driver of consumer based halal brand equity. This study found that consumer based halal brand equity largely depends on consumer halal choice behavior (their past involvement in halal consumption) rather than self expressive religious benefit (seeking for spiritual benefit). This study also found that halal logo as moderating can give additional confidence or even create doubt in consumers halal consumption. These findings are important for multinational companies which operating in a country with a majority of the Muslim population to provide products that meet the needs of Muslim consumers that can be influenced by aspects of religiosity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Widya Putri
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh persepsi konsumen atas nilai terhadap Minat Beli Ulang produk fashionpakaian H&M saat berwisata ke luar negeri. Hal tersebut dilakukan karena pada dewasa ini terjadi fenomena pemasaran yang unik, dimana meskipun toko ritel pakaian impor terdapat di Indonesia, konsumen fashion Indonesia masih berhubungan jauh-jauh saat sedang berwisata ke luar negeri. Dalam penelitian, dilakukan pengukuran pada pengaruh persepsi nilai konsumen terhadap Minat Beli Ulangpakaian H&M pada saat berwisata keluar negeri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada100 orang responden yang merupakan remaja akhir rentang usia 18-27 tahun, tinggal di Jakarta dan pernah membeli pakaian H&M saat berwisata ke luar negeri. Penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling serta teknik purposive sampling.Penelitian ini menggunakan sebagai instrumen penelitian, dan hasilnya dianalisa menggunakan regresi linier.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa persepsi nilaikonsumen memiliki pengaruh terhadap Minat Beli Ulang.

The purpose of this study was to analyze the influence of the H&M from foreign country's customer's perceived value on repurchaseintention on youth of 18- 27 years old in Jakarta. These days have been found a unique marketing phenomenon in which, even if imported apparelstores have been established locally, fashion lover would still be willing to buy it from foreign countries while they are traveling. This study measured the impact of customer's perceived value on repurchase intention on H&M bought from foreign countries while traveling.
This study used a quantitative approach with 100 respondents in Jakarta aged 18-27 years old, who had ever bought H&M from foreign stores while traveling. This study used a non-probability sampling and purposive sampling technique. This study used a questionnaire as a research instrument, and the results were analyzed using linear regression. The result obtained from this study is that the customer's perceived value has influence on repurchaseintention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>