Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81398 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joko Susanta
"Era perdagangan bebas dunia yang dicanangkan akan dimulai tahun 2010 memberi implikasi yanngjelas pada semakin ketatnya persaingan dalam industri penerbangan dunia. Sebagai petunjuk awal terlihat dari berbagai upaya penciptaarl produk dan program pemasaran yang gencar dari seluruh maskapai penerbangan. Di kawasan Asia Pasifik posisi Gamda kurang menggembirakan dalam menghadapai maskapai utama seperti Singapore Airlines, Japan Airlines ataupun Cathay Pacific. Sementara itu di sektor domestik, Garuda menghadapi gencamya program pemasaran Sempati Air, Bouraq Airlines, Mandala Airlines maupun Merpati Nusantara. Garuda masih menguasai pangsa pasar dominan meskipun prosentasenya semakin menurun.
Sebagai mana sifat BUMN (Badan Usaha Milik Negara) secara umum, Garuda memiliki konsekuensi ganda sebagai pelaku ekonomi dan sekaligus pelayan kepentingan masyarakat dan negara. Disatu pihak perusahaan mendapatkan keuntungan dengan fasilitas serta dukungan dari pemerintah melalui berbagai kebijakan dan regulasinya. Tetapai struktur kepemilikan penusahaan yang 100 persen dimiliki oleh negara mengakibatkan keterkaitan yang sangat tinggi dengan birokrasi. Keputusan strategi bisnis yang diambil seningkali lebih banyak berdasarkan kepentingan politik, dimana kelompok birokrasi pemegang saham menyampaikan kepentingannya, dibanding pertimbangan bisnis. Sebenarnya hal tersebut tidak harus menjadi masalah apabila perusahaan dan pemenintah memiliki satu komitmen: kemajuan dan keuntungan perusaha an. Banyak fakta mengungkap hal tersebut. Tetapi tujuañ polilik hanya dapat dicapai denganpengorbanan ekonomis sering berlaku untuk BUMN.
Didalam tubuh Garuda sendiri, berkembang permasalahan signifikan yang hams segera mendapatkan penyelesaiannya. Tingginya nilai DER (debt equity ratio), tingkat profitabilitas yang kurang menggembirakan serta kebutuhan dana segar secepat mungkin untuk membiaya peremajaan armada adalah beberapa diantara permasalahan yang dihadapi perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia tersebut. Trgaedy of public utilities sering terjadi. Untuk itu Garuda perlu segera mengatasi permasalahannya sendiri untuk meningkatkan daya saingnya.
Akibat beban yang semakin berat, pemerintah Indonesia dewasa mi semakin memacu peningkatan kinerja BU]\ IN (Badan Usaha Milik Negara) melalui berbagai kebijakan dan regulasi yang mengarah pada proses privatisasi secara umum. Mulai dan perubahan .struktur organisasi, penjualan BUMN merugi hingga divesture atau pelepasan (sebagian atau seluruh) kepemilikan saham pemerintah melalui berbagai cara. Divesture dapat dilakukan dengan menjual sahani di pasar modal, pencarian pemodal strategis melalui sistem private placement ataupun penciptaan struktur usaha kompetitif.
Privatisasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Garuda. Terdapat berbagai altematif yang meliputi management contract, pembentukan modal bersama (joint venture), perancangan sistem debt financing yang lebih kompetitif, pelaksanaan asset-based financing, ataupun pembentukan partnership tingkat taktis maupun strategis melalui aliansi.
Apabila Garuda beniiat mengambil privatisasi sebagai metode pemecahan masalah, karya tulis mi bertujuan menganalisa segala kemungkinan, keuntungan dan kerugian, kelemahan dan kekuatan organisasi, tantangan dan peluang serta penyusunan berbagai tahapan yang diperlukan untuk melaksanakan proses tersebut. Penulis menggunakan 4 (empat) tahapan proses yang dimulai dengan tahap pra-persiapan dimana perusahaan menyiapkan diii sebelum berupaya memenuhi kelengkapan persyaratan untuk melakukan penjualan saham perdana kepada publik (IPO - initial public offering). Tahapan mi memerlukan waktu yang panjang karena hams dilakukan pembenahan kepengelo!aan organisasi, pemberdayaan aset, pembangunan sistem akuntansi, keuangandan sistem informasi yang handal serta perencanaan sumber daya manusia. Garuda hams menetapakan komitmen yang tinggi untuk menjadi perusahaan publik dengan segala keuntungan dan konsekuensinya. Proses privatisasi tidak akan berhasil tanpa dukungan penuh dari manajemen dan karyawan. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat privatisasi sering memerlukan program pensiun dini atau rasionalisasi yang membawa dampak buruk bagi karyawan. Pelaksanaan rasionalisasi tersebut selain memerlukan biaya organisasi juga dana segar yang tidak sedikit. Penetapan sasaran dan kriteria sukses privatisasi melalui pasar modal dapat dilakukan pada tahap ini.
Didalam tahap ke dua yang merupakan tahap persiapan, Garuda hams memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan oleh badan otorisasi penjualan saham di pasar modal domestik (BAPEPAM) ataupun di sektor internasional (SEC - Securities Exchange Comissiondi Amerika misalnya). Perusahaan dengan arahan Tim Pembinaan hams menetapkan tim rekanan dan konsultan (dalam aspek penjaminan emisi, akuntansi, hukum, keuangan, pemasaran dan perdagangan saham) sebagai pembantu dan penasehat dalam memenuhi persyaratan tersebut. Peruntukan dana yang diperoleh dari penjualan saham hams ditetapkan dan diusahakan untük komitmen dengan janji tersebut. Pada tahap mi Garuda hams menentukan secara tepat persentase saham lama milik pemerintah dan saham baru yang harus dikeluarkan setelah dilakukan penilaian (valuation) terlebih dahulu serta kebutuhan dana yang dikehendaki. Penentuan harga dan waktu menjadi dua komponen yang sangat vital dalam menentukan tingkat keberhasilan penjualan saham kepada publik disamping beberapa aspek penting Iainnya. Kesuksesan saham bukan karena harganya yang murah, tetapi lebih banyak k arena terpenuhinya keseimbangan permintaan dan pasokan. Timing is more lucky than skill mungkin menjadi fakta. Tetapi Garuda hams mempertimbangkan (1) kondisi IPO atau pasar modal, (2) kecenderungan ekonomi global, (3) opini pemodal terhadap industri angkutan udara, (4) kinerja PER (price earning ratio) saham yang telah tercatat terutama dari industni yang sama, (5) rerata volume IPO industri yang sama.
Pada tahap penjualan Garuda sudah menetapkan penjamin emisi global, tempat penjualan, harga saham di masing-masing pasar modal serta rentang waktu untuk mengajukan permohonan pemelian. Garuda hams lebih mengutamakan pemodal yang beronientasi jangka panjang disaminjtemodal spekulatif (risk lover). Hal tersebut akan membantu memperbaiki kineija saham puma jual serta menciptakan aflermarket overhang. Lokasi penjualan dipilih dimana pemodal mengetahui betul kondisi Garuda, peluang masa depan dan banyak berhubungan dengan jasa yang diberikan Garuda. Hal tersebut akan memperendah biaya pemasaran saham. Untuk menggairahkan sentimen pemodal di pasar modal domestik maka penlu didahului dengan penawaran di pasar internasional. Atau kalau tidak penjualan dapat dilakukan pada waktu lokal yang sama. Untuk menunjang keberhasilan IPO perlu disusun program pemasaran yang matang dan berkesinambungan.
Garuda dapat meningkatkan loyalitas karyawan dan para direksi melalui melakukan penjualan saham dengan diskon dalam program ESOP (employee stock ownership plan). Hal tersebut akan menanamkan rasa memiliki (sense of belonging) bagi karyawan dan direksi sehingga mereka lebih komitmen terhadap kepentingan perusahaan serta lebih balk kinerjanya. Lebih luas lagi Garuda dapat membentuk jaringan kepemilikan (stake holder) dengan menjual sahamnya kepada pemasok, konsumen loyal, dan kelompok lainnya yang berkai tan dengan Garuda.
Pada tahap purna-jual perlu dibentuk Bagian Hubungan Investor yang berfungsi (1) memenuhi dan mempertahankan terpenuhinya hukum dan aturan sekuritas (2) mempertahankan kinerja saham puma jual (3) menciptakan afiermarket overhang (4) menghindari perdagangan saham palsu atau insider trading. Inti dari ftingsi bagian mi adalah menjalin hubungan baik dengan pemodal dan menjamin keterbukaan informasi perusahaan sebag aimana layaknya perusahaan publik. Mereka akan menentukan langkah-langkah pelepasan saham tingkat lanjutan untuk memperoleb dana tambahan dengan biaya yang Iebih rendah dibanding pada saat IPO dilakukan. Saham harus dianggap sebagai produk utama selain produk industri jasa angkutan udara perusahaan. Untuk itu perlu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan puma jualdan komitmen yang benar-benar matang."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zorawar
"ABSTRAK
PT Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan nasional dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah Departemen Perhubungan yang saat ini memberikan jasa pelayanan penerbangan ke beberapa kota besar didalam negri maupun penerbangan
Internasional.
Dengan semakin gencarnya dorongan era globalisasi khususnya di Indonesia, maka pemerintah sudah mengantisipasi dampak makro yang berhubungan dengan pertumbuhan perekonomian didalam negri sehingga timbul kebijaksanaan - kebijaksanaan pemerintah yang membuka kesempatan yang semakin luas bagi perusahaan perusahaan baik dari dalam ataupun luar negri untuk ekspansi lebih jauh dalam bisnisnya.
Dalam bidang jasa perhubungan, khususnya perhubungan udara dampak yang paling nyata adalah semakin kuatnya kompetisi persaingan dengan perusahaan - perusahaan penerbangan swasta baik
yang berasal dari dalam negri maupun yang berasal dari luar negri dalam melayani jalur- jalur penerbangan domestik ataupun Internasional.
Kondisi ini merupakan pemic.u bagi PT. Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen dalam mempertahankan bahkan meningkatkan pangs a pasarnya. Untuk itu dalam menentukan strategi pemasaran khususnya untuk penerbangan domestik, perlu dikaji strategi korporasi Garuda Indonesia Group yang misi maupun visinya merupakan masukan bagi strategi bisnis PT. Garuda Indonesia. Kemudian penjabaran broad action programe pada fungsional unit dikaji dengan menganalisa variabel - variabel apa yang mempengaruhi besar atau kecilnya jumlah penumpang yang memanfaatkan pelayanan penerbangan dengan Garuda Indonesia.
Dengan menggunakan analisa regresi dan korelasi program statistik dari MYSTAT diperoleh hasil yang memperlihatkan bahwa untuk meningkatkan jumlah penumpang yang mamanfaatkan jasa
penerbangan dengan Garuda Indonesia untuk jalur penerbangan Jakarta. - Surabaya perlu dilakukan beberapa strategi yaitu dengan :
1. Menambah frekwensi penerbangan khususnya untuk penerbangan
pada pagi hari ( antara jam 06.00 sampai dengan jam 11.00 ).
2. Khusus untuk segmen pasar pemakai jasa penerbangan pagi hari
diberlakukan diskon harga tiket pada kelas ekonomi.
3. Khusus untuk segmen pasar pemakai jasa penerbangan siang
hari ( antara jam 11.00 sampai dengan jam 18.00 ) diberlakukan
diskun harga tiket pada kelas eksekutif.
4. Demikian juga untuk segmen pasar pemakai jasa penerbangan
malam hari antara jam 18.00 sampai dengan jam 23.00 ) diberikan
diskon harga tiket untuk kelas eksekutif.
Pemberian diskon pada kelas tertentu untuk waktu yang tertentu pula mempunyai tujuan mengoptimisasikan perolehan yield bagi perusahaan untuk penerbangan pada jalur tersebut. Untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah penumpang dan juga meningkatkan citra pelayanan perusahaan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing perusahaan penerbangan domestik lainnya,Garuda Indonesia dapat mengatasinya dengan :
A. Menyediakan pesawat terbang yang memil iki kapasi tas seat
yang lebih besar yang masih masuk dalam klasifikasi pesawat
untuk penerbangan medium range.
B. Atau dapat pula dengan menambah frekwensi penerbangan pada
jalur tersebut.
Dengan melakukan strategi yang disebutkan diatas, Garuda Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk merebut pangsa pasar penumpang yang membutuhkan pelayanan penerbangan pada
route Jakarta - Surabaya bahkan memperoleh peningkatan yield bagi perusahaan.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Farid Majdi
"ABSTRAK
Selama beberapa tahun terakhir pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijaksanaan
untuk meningkatkan dan memperkuat daya saing ekonorni nasional. Beberapa kebijakan yang
berkaitan Iangsung dengan PT. Garuda Indonesia antara lain Undang-undang no.15 tabun 1992
tentang Penerbangan Nasional dan PP no. 4 tahun 1994 tentang Penanaman Modal Asing. Oleh
karena itu GA harus mengkaji dan mencermati clampak dan dikeluarkanya peraturan-peraturan
tersebut terhadap kesuksesan perusahaan.
Pertumbuhan angkutan kargo udara domestik yang cukup pesat merupakan peluang
bagi GA untuk meningkatkan pendapatan dari luar sektor produk inti (core product)
perusahaan. Angkutan kargo udara domestik untuk beberapa tahun ke depan diperkirakan
tumbuh sebesar l2% pertahun, Iebih tinggi dari angkutan penumpang yang rata-rata sebesar
5% pertahun. Persaingan memperebutkan pangsa pasar kargo domestik saat ini cukup ketat
dengan GA masih sebagai pemlinpin pasar yang pada tahun 1995 menguasai 73,61% kargo
inbound (ke Jakarta) dan 49,5% kargo outbound (keluar dan Jakarta). Tingginya pangsa pasar
ini tidak mencerminkan keadaan sebenarnya karena:
- Sebagian kargo inbound GA merupakan kargo transit.
- GA mempunyai ton km produksi lebih besar dan pesaing.
- GA mempunyai frekuensi ke kota-kota potensial lebih banyak dari maskapai lain
Ancaman terhadap kargo domestik GA antara lain datang dari maskapai penerbangan
dalam negeri yang semakin agresif mempromosikan produk kargonya. Sebagai contoh Sempati
Air dengan VIP-nya atau Merpati dengan Mega Cargo-riya, selain itu juga berasal dari
maskapai asing yang mernpunyai hak terbang ke 13 kola domestik. Hal ini bertambah dengan
adanya tekanan produk pengganti yang berupa model angkutan darat dan angkutan saut yang
pada banyak daerah merupakan model angkutan barang yang dominan.
Pertumbuhan pasar yang tinggi belum diikuti oleh pertumbuhan kargo domestik GA,
dan bahkan pada beberapa sektor kargo domestik GA mengalami penurunan yang cukup tajam.
Melalui analisis BCG Matrix diperoleh kesimpulan kargo dome:tik GA saat ini berada pada
posisi cash flow dengan pangsa pasar tinggi tetapi tingkat pertumbuhan rendah. Dengan strategi
yang komprehensif diharapkan dapat mcncapai posisi star dimana menguasai pangsa pasar dan
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memenuhi permintaan pasar PT. Garuda
Indonesia harus mempertimbangkan penggunaan pesawat khusus kargo (freighter). Pemilihan
pesawat kargo yang digunakan harus disesuaikan dengan perencanaan armada (fleet plan)
untuk memudahkan dalam pengadaan awak pesawat dan jadwal perawatan. Selain itu GA harus
memikirkan bahwa dalam melakukan ekspansi rute tidak hanya berdasarkan potensi
penumpang semata tapi juga potensi kargo pada daerah tertentu.
Pembenahan sarana dan prasarana kargo harus mendapat prioritas dan pimpinan
perusahaan. PerÍuasan gudang, modernisasi peralatan handling dan uld dan pengadaan usaha
penunjang tidak bisa ditunda lagi mengingat semakin besarnya volume barang yang dikirim
melalui kargo udara. Demikian juga dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia (SDM) kargo GA harus dilakukan. Sebagian besar sumber claya manusia yang ada
sekarang diperkirakan tidak mampu Lagi bersaing dengan maskapai lain mengingat pendidikan
formal dan informal yang mereka peroleh tidak mernadai. Problem ini mendesak dipecahkan
mengingat penangan kargo dewasa ¡ni ?nenuntut kecepatan, ketepatan dan standar keamanari
yang semakin tinggi.
Selain itu segala upaya pembenahan di atas harus didukung oîeh suatu strategi yang
tepat dan menyeluruh. Penyusunan strategi pemasaran yang tepat merupakan suatu keharusan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing dan kesuksesan unit kargo GA.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Surya Dharma
"PT. Garuda Indonesia adalah perusahaan jasa penerbangan nasional milik Negara yang melayani jalur dalam negeri dan internasional dan berdiri sejak 26 Januari 1949 dengan nama Indonesian Airways. Sampai saat ini, Perusahaan telah memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu: PT. Aerowisata, PT. Abacus Distribution System Indonesia, PT. Garuda Maintenance Facilities Aero Asia dan PT. Gapura Angkasa. Dan memiliki tiga Strategic Business Unit (SBU), yaitu: Garuda Education Training Education, Garuda Sentra Medika dan Garuda Cargo.
Pada tahun 2004, industri penerbangan telah menunjukkan peningkatan permintaan seteiah setelah lama mengalami penurunan yang mengakibatkan kerugian yang dipicu oleh isu keamanan, wabah penyakit. Memasuki tahun 2005, industry penerbangan Indonesia khususnya mengalami goncangan yang cukup kuat, seiring dengan terus meningkatnya harga minyak dunia yang telah tembus U$ 60 per barrel. Dan telah membuat beberapa perusahaan penerbangan Indonesia mengalami kerugian yang cukup besar, beberapa bangkrut dan sebagian terpaksa menjual/ diakuisisi oleh perusahaan lain.
Rencana PT. Garuda Indonesia untuk go public ataupun private placement sebagai langkah memperoleh dana segar untuk meningkatkan daya saingnya adalah langkah strategis yang perlu untuk direalisasikan.
Penilaian PT. Garuda Indonesia dilakukan dengan pendekatan Free Cash Flow to the Firm. Untuk memperoleh nilai perusahaan, dilakukan proyeksi laporan keuangan perusahaan yang dibuat dengan memperhitungkan kondisi ekonomi makro: pertumbuhan ekonomi inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga, perkembangan industri: menggunakan pendekatan jive forces, dan kinerja perusahaan. Yang dilakukan dalam analisa perusahaan, antara lain: analisa terhadap laporan keuangan, strategi perusahaan dan perhitungan nilai perusahaan.
Berdasarkan analisa fundamental yang dilakukan dengan pendekatan Free Cash Flow to the Firm, diperoleh nilai saham perusahaan sebesar Rp. 1.284.284,00 (Nilai Buku Rp. 1.000.000,00). Selanjutnya investor ataupun pihak lain yang berkepentingan dapat membandingkan nilai perusahaan lain yang dapat dijadikan benchmark, baik dari segi PE ratio ataupun PBV untuk dapat menentukan harga wajar yang layak apabila PT. Garuda Indonesia melakukan penawaran saham kepada publik (IPO) ataupun sebagai alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Tetapi dengan berjalannya waktu yang selalu diikuti dengan ketidakpastian, dapat menyebabkan proyeksi yang telah dibuat perlu diperbarui karena tidak sesuai dengan yang terjadi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Daniel Monario
"Tesis ini menganalisis dan membandingkan proses penyusunan, pemilihan, dan implementasi strategi usaha penusalann yang sudah ada di PT.Garuda Indonesia dengan menggunakan beberapa konsep menajemen strategi yang ada. Penelitian ini menggunakan data-data pendukung berupa laporan keuangan dan informasi lainnya yang berasal dari diskusi dengan pihak manajemen perusahaan. Penelitian ini menyimpullan bahwa strategi perusahaaa saat ini sudah dirancang dengan baik dan sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai pemegang sahamnya. Hasil dari strategi yang dirancang perusahaan dan implentasinya,melalui pengawasan indikator-indikator kunci perusahaan sudah tampak dari perbaikan kinerja perusahann saat ini
The focus of this study is to analyze the process of existing PT.Garuda Indonesia corporate strategy designing, selection and implementation. This using strategic management basic model, corporate financial report, and discussions with the management of PT. Ganda Indonesia Airline. The researcher's conclusion pointed that the stralegic planning process of the company is already well designed and aligned with govemment rules, as the owner of uhe company. The outcome of the corporate stategic planning, selection, and implementation has shown in the recent corporate performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sucipto
"Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, pangsa pasar Garuda Indonesia di jalur Jakarta-Surabaya terus mengalami penurunan, tahun 1991 sebesar 86%, tahun 1992 menjadi 80% dan tahun 1993 merosot drastis menjadi 69%. Deregulasi dibidang jasa angkutan udara tahun 1980 tentang diijinkannya perusahaan penerbangan swasta nasional mengoperasikan pesawat jet dan melayani jalur gemuk Jakarta-Surabaya serta adanya pertumbuhan pasar di jalur tersebut menjadi faktor- faktor eksternal utama penyebab penurunan pangsa pasar Garuda. Sebab ini berarti penghapusan hak monopoli Garuda dan merubah struktur industri kedalam pasar yang bersaing.
Faktor internal Garuda yang menjadi penyebab penurunan pangsa pasar tersebut adalah ketidakmampuan manajemen Garuda dalam mengantisipasi terjadinya perubahan lingkungan pasar serta rendahnya kualitas sumber daya manusia yang menyediakan jasa/produk Garuda. Apabila Garuda tidak ingin terus menerus kehilangan pangsa pasarnya, maka harus dicari strategi yang relevan dengan kondisi pasar yang bersaing dan mampu mengeksploitir seluruh sumber daya yang dimilikinya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah membentuk strategi pemasaran yang menampung kondisi perubahan lingkungan pasar dan struktur industri aktual.
Strategi pemasaran yang dibentuk merupakan hasil analisa lingkungan eksternal untuk mencari peluang dan menghadapi ancaman serta analisa kekuatan dan kelemahan Garuda relatif terhadap pesaing utamanya yang ditujukan kepada delapan bauran pemasaran jasa angkutan udara. Sedangkan titik berat perhatian diberikan kepada variabel-variabel bersaing bagi industri jasa penerbangan berjadual dengan memperhatikan empat karakteristik jasa angkutan udara (the four I's) serta pendekatan pemasaran yang khas untuk industri jasa angkutan udara.
Disamping berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, sebaiknya Garuda juga meningkatkan kemampuan manajemennya dengan tujuan agar strategi pemasaran yang telah dibentuk dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Beberapa kiat agar strategi tersebut berjalan dapat dicapai melalui: pengenalan strategi kepada segenap karyawan, penanaman rasa memiliki, tugas kelembagaan, inovasi secara terus menerus; pemantauan untuk mendapat umpan balik, keteladanan, konsistensi sikap dalam menghadapi krisis, serta pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia serta tidak lagi melakukan dikotomi antara formulasi dan implementasi strategi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Purnaniati
"Industri perusahaan penerbangan domestik di Indonesia tumbuh dengan pesat, dengan jumlah perusahaan penerbangan yang semakin banyak, pertumbuhan ini diikuti dengan persaingan tajam yang ditandai dengan adanya perang tarif seperti menetapkan tarif yang sangat murah, diskon harga yang tinggi, dan kemudahan untuk mendapatkan tiket. Oleh karena itu, setiap produk diharapkan mempunyai nilai yang Iebih tinggi dan berada pada posisi yang unggul di mata konsumen sebagai upaya dalam memenangkan pangsa ingatan.
Dalam rangka mengantisipasi persaingan dan agar perusahaan tetap eksis, maka diperlukan penerapan dan strategi pemasaran yang tepat. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah analitik deskriptif, yaitu rancangan penelitian studi kasus yang menggambarkan strategi PT. Garuda pada suatu periode waktu, rnelalui telaah data dan telaah kasus. Teori yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan strategic action diawali dengan melakukan analisis eksternal (analisis makro dan analisis industri) yang kemudian diperoleh peluang dan ancaman. Dan diambil kesimpulan apa yang menjadi KSF dari PT. Garuda. Kemudian dilakukan analisis internal untuk memperoleh kekuatan dan kelemahan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap PT. Garuda Indonesia melalui berbagai model analisis yaitu analisis TOWS, IE, BCG, GSM, dan setelah dilakukan pencocokan strategi, maka diperoleh dua (2) alternatif strategi yaitu penetrasi pasar (market penetration) yang kemudian diikuti oleh perkembangan pasar (market devefopment). Dari analisis tersebut, dengan menggunakan QSPM dipilih strategi yang paling utama yaitu strategi penetrasi pasar dan diikuti oleh strategi pengembangan pasar apabila diperlukan. Agar perusahaan memiliki kemampulabaan, maka strategi pemasaran dituangkan dalam rantai nilai.
Saran yang diajukan untuk melakukan penetrasi pasar, adalah dengan meningkatkan pemasaran secara intensif / continue (marketing effort).

Industrial of domestic airline in Indonesia grow at full speed, with amount of airline which more and more, this growth is followed by keen emulation which marked with existence of tariff war like specifying very cheap tariff, discounted by high price, and amenity to get ticket. Therefore, every product expected to have higher level value and reside in preeminent on course in consumer eye as effort in winning memory compartment.
ln order to anticipating competition and company remain to exist, hence needed correct marketing strategy and applying. In this research is used research type is descriptive analytic, that is device research of case study depicting strategy of Garuda. Garuda at one particular time period, passing data study and case study. The theory is based on determining strategic action early by extemal analysis (macro analysis and industrial analysis) which is later obtained threat and opportunity. Taken conclusion what becoming KSF from PT. Garuda. Then internal analysis to get weakness and strength.
Pursuant to result of analysis and research to PT. Garuda Indonesia through various model analysis that is TOWS analysis, IE, BCG, GSM, and after that is conducted adaptation of strategy, hence obtained two (2) strategy altemative that is market penetration what is later followed by market development.
From the analysis, by using QSPM is selected most important strategy that is market penetration and followed by market development strategy if needed. So that company have proiit, hence marketing strategy poured in value chain.
Suggestion raised to conduct market penetration improve marketing strategy intensively (marketing effort)."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruri Suhada Budiastyo
"PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara adalah sebagai perusahaan maskapai penerbangan tertua di Indonesia dan the Airline of Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline. Pada program magang ini, penulis ditempatkan di divisi Commercial Research (CMR) pada bagian Marketing. Jabatan penulis adalah karyawan magang di divisi Commercial Research. Penulis diberikan pekerjaan yaitu updating competitor profile, yakni mencari dan memperbaharui informasi terbaru perkembangan dari para pesaing pada rute internasional. Penulisan laporan magang ini menganalisis strategi pemasaran pesaing pada rute internasional yang mencakup analisis Segmenting, Targeting, Positioning, dan Marketing Mix.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk is one of the State-Owned Enterprises as the company is the oldest airline in Indonesia and the Airline of Indonesia has its own concept as a full service airline. In the internship program, the author placed in the Commercial Research (CMR) division of the marketing. The author title is an intern position. The author's job work is to update competitor profiles which is searching and updating the latest information and development of the competitors on the international route. This report analyzes the competitor marketing strategy on the international route that includes segmenting, targeting, positioning, and marketing mix analysis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Theosinovi Siahay
"Salah satu sumber daya perusahaan yang penting dan menjadi kunci menghadapi tingkat perubahan dan persaingan yang semakin tinggi adalah sumber daya informasi. Kualitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pimpinan sangat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diterimanya untuk membuat keputusan tersebut. Sistem informasi PT. Garuda Indonesia, khusus di Dinas Aliansi dan Pemasaran, yang secara khusus menangani perencanaan dan pengendalian program-program pemasaran, tidak jelas, tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini menyulitkan pimpinannya dan sangat mempengaruhi kualitas keputusan yang dibuatnya.
Sistem ini dirancang untuk menjawab permasalahan itu. Rancangan sistem ini dibagi atas 3 subsistem, yaitu subsistem perencanaan riset pemasaran, subsistem perencanaan produk, harga dan promosi, serta subsistem perencanaan distribusi dan aliansi. Masing-masing subsistem terdiri dari komponen komponen, dimana setiap komponen memiliki prosedur kerja yang menuntun untuk menyediakan semua informasi yan dibutuhkan oleh pimpinan dalam pengambilan keputusan perencanaan pemasaran.
Dengan rancangan ini, proses transformasi data untuk menjadi informasi yang dibutuhkan semakin jelas, dan akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengambilan keputusan perencanaan pemasaran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda Purbaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana PT Garuda Indonesia mengelola risiko reputasinya melalui pengungkapan sukarela. PT Garuda Indonesia Tbk., maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, telah mengalami sejarah panjang pasang surut dalam industri penerbangan. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mengevaluasi bagaimana perusahaan mengelola reputasinya selama krisis reputasi. Kerangka Kerja Manajemen Risiko Reputasi dengan penambahan unsur reputasi berupa program anti korupsi digunakan sebagai dasar evaluasi. Penelitian ini menggunakan analisis konten kuantitatif dan kualitatif yang diaplikasikan pada laporan tahunan PT Garuda Indonesia tahun 2012, 2013, 2014, 2017, 2018, dan 2019 sebagai metode dan instrumen penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat berada di puncak reputasinya, perusahaan lebih fokus pada pengungkapan tentang kualitas barang dan jasa. Sedangkan ketika timbul risiko reputasi, elemen kualitas manajemen lebih sering ditemukan. Studi ini juga menemukan bahwa ketika risiko reputasi terjadi, perusahaan menggunakan strategi “bolstering”, "shifting the blame", "corrective action", dan "compensation" untuk memperbaiki reputasinya.

This study aims to evaluate how PT Garuda Indonesia Tbk. manages its reputation risk through voluntary disclosures. PT Garuda Indonesia Tbk., the largest airlines company in Indonesia has experienced a long history of ups and downs in the aviation industry. Thus, it is very interesting to evaluate how the company manage its reputation throughout the reputation crisis. Reputation Risk Management Framework with the addition of reputation element in the form of anti-corruption element is applied as the basis of evaluation. This paper uses a quantitative and qualitative content analysis on PT Garuda Indonesia's annual reports for the year of 2012, 2013, 2014, 2017, 2018, and 2019 as the research method and instrument. The key finding shows that while at the peak of its reputation, the company focuses more on disclosures about the quality of goods and services. Meanwhile, when experiencing a reputation threat, the quality of management is more often exposed. The study also finds that when the reputation threat occurs, the company uses “bolstering”, “shifting the blame”, “corrective action”, and “compensation” to repair its reputation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>