Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhea Bethari Anjani
"Early psychosis merupakan kondisi mental seseorang yang ditandai dengan mendengar suara-suara, perubahan perilaku dan emosi, serta mempercayai hal-hal yang tidak dapat dipercaya.Salah satu tanda dan gejala dari early psychosis yaitu perubahan emosi.Perubahan emosi meliputi perilaku kekerasan.Perilaku kekerasan merupakan perilaku individu yang berupa tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan.Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan resiko perilaku kekerasan pada klien yaitu kegagalan dalam masalah percintaan.
Faktor presipitasi disebabkan karena tekanan dari lingkungan yang menyebabkan individu tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi.Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam mengatasi resiko perilaku kekerasan yaitu dengan melakukan latihan fisik.Salah satu dari latihan fisik yaitu teknik memukul bantal. Tujuan dari teknik memukul bantal yaitu klien mampu menyalurkan perasaan marah dengan cara yang tepat.Kata kunci: early psychosis, perilaku kekerasan, resiko perilaku kekerasan, faktor presipitasi, faktor predisposisi, teknik memukul bantal.

Early psychosis is a person's mental state characterized by hearing voices, behavioral and emotional changes, and trusting things that can not be trusted. One of the signs and symptoms of early psychosis is emotional change. Emotional changes include violent behavior. Violent behavior is the behavior of individuals in the form of acts of self-harm, others, and the environment. Predisposing factors that can cause the risk of violent behavior is a failure in the problem of romance.
Precipitation factor is caused by pressure from the environment that causes the individual is not able to overcome the problems encountered. Nursing actions undertaken in overcoming the risk of violent behavior is by doing physical exercise. One of the physical exercises is the technique of hitting the pillow. The purpose of the technique to hit the pillow is that the client is able to channel feelings of anger in the right way.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Yuli Pertiwi
"Penerapan Latihan Fisik Tarik Napas Dalam Dan Teknik Pukul Bantal Pada Klien Risiko Perilaku Kekerasan di Ruang Sadewa Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor Early psychosis merupakan kondisi seseorang yang baru mengalami psikosis yang ditandai dengan mendengar suara-suara, mempercayai hal-hal yang tidak dapat dipercaya serta mengalami perubahan perilaku dan emosi. Salah satu perubahan dalam perilaku dan emosi yaitu perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, ataupun lingkungan. Karya ilmiah ini melaporkan analisis masalah dan intervensi dari penerapan latihan fisik pada klien dengan risiko perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan yang dilakukan dan paling efektif digunakan oleh klien yaitu latihan fisik. Latihan fisik yang dilakukan berupa tarik nafas dalam dan teknik pukul bantal. Tujuan dari latihan fisik yaitu klien mampu menyalurkan energi dari emosi yang dirasakan dengan cara yang tepat. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisa kasus. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala dari risiko perilaku kekerasan.

Application of Physical Exercise by Deep-Breathing Excercise and Pillow Hit Techniques on Clients with Risk of Violent Behavior in Marzoeki Mahdi Hospital Early psychosis is a persons mental state characterized by hearing voices, behavioral and emotional changes, and trusting things that can not be trusted. One of the signs and symptoms of early psychosis is emotional change. Emotional changes include violent behavior. Violent behavior is the behavior of individuals in the form of acts of self-harm, others, and the environment. This research reporting analytical problems and application of physical excercise for patients with risk of violent behaviour. The most effective nursing interventions that used by patient is physical excercise. Physical excercise consists of deep breathing excercise and pillow-hit technique. The purpose of physical excercise is that the client is able to channel energy of anger in the right way. The method used in this work is case analysis. Final evaluation from nursing care shows a decrease in signs and symptoms of the risk of violent behavior. early psychosis, risk of violent behavior, deep-breathing excercise, pillow-hit techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muliantika
"Early Psychosis merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami tanda dan gejala psikosis untuk pertama kalinya atau biasa dikenal dengan istilah first-episode psychosis (National Alliance on Mental Ilness, 2016). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Falcone et al (2014) diketahui bahwa seseorang yang berada pada fase early psychosis berisiko lebih tinggi untuk melakukan tindakan bunuh diri. Prevalensi angka kematian akibat bunuh diri pada klien early psychosis diperkirakan terjadi sebesar 4,3% per 1000 orang per tahun dan cenderung meningkat sebesar 60% dalam tahun pertama masa pengobatan (Bornheimer, 2018; Pompili et al., 2011).
Terapi keperawatan Cognitive Behaviour Therapy (CBT), logoterapi dan psikoedukasi keluarga dengan menggunakan pendekatan Middle Rhange Theory Chronic Sorrow yang diberikan pada klien early psychosis bertujuan untuk melihat tanda gejala, kemampuan klien mengendalikan dorongan bunuh diri, melawan pikiran negatif dan menemukan makna hidup. Terapi keperawatan CBT, logoterapi dan psikoedukasi keluarga diberikan pada 10 klien early psychosis dan dilaporkan dalam bentuk laporan kasus.
Hasil yang didapatkan adalah menurunnya ide bunuh diri dari kategori tinggi ke rendah, menurunnya tanda gejala bunuh diri, meningkatnya kemampuan mengendalikan dorongan bunuh diri, melawan pikiran negatif dan menemukan makna hidup. Terapi CBT, logoterapi dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan menjadi salah satu paket terapi yang dapat diberikan pada klien early psychosis yang mengalami risiko bunuh diri.

Early Psychosis is a condition where a person experiences signs and symptoms of psychosis for the first time or commonly known as first-episode psychosis (National Alliance on Mental Ilness, 2016). Based on the results of a study conducted by Falcone et al (2014) it is known that someone who is in the phase of early psychosis has a higher risk of committing suicide. The prevalence of suicide deaths in clients of early psychosis is estimated to occur at 4.3% per 1000 people per year and tends to increase by 60% in the first year of treatment (Bornheimer, 2018; Pompili et al., 2011).
Therapy for Cognitive Behavior Therapy (CBT), logotherapy and family psychoeducation using the Middle Rhange Theory Chronic Sorrow approach given to clients early psychosis aims to see signs of symptoms, the ability of the client to control suicidal impulses, fight negative thoughts and find meaning in life. CBT nursing therapy, logotherapy and family psychoeducation are given to 10 clients early psychosis and reported in the form of case reports.
The results obtained were a decrease in suicidal ideas from high to low categories, a decrease in signs of suicidal symptoms, increased ability to control suicidal impulses, fight negative thoughts and find meaning in life. CBT therapy, logotherapy and family psychoeducation are recommended to be one of the therapeutic packages that can be given to clients of early psychosis who are at risk of suicide.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Olivia Yuriza
"Risiko perilaku kekerasan merupakan gejala positif dari gangguan skizoafektif yang timbul dari respon maladaptif. Perilaku kekerasan merupakan perilaku individu yang berupa tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menganalisis tentang asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan pada Tn. AD dengan gangguan skizoafektif. Implementasi pada klien dilakukan pada 15-22 April 2019. Implementasi keperawatan generalis yang dilakukan untuk mengontrol marah adalah secara fisik: relaksasi napas dalam, latihan pukul bantal; patuh minum obat, secara verbal asertif, dan secara spiritual. Implementasi tambahan yang dilakukan untuk alternatif pemecahan kasus adalah terapi musik. Implementasi ini menghasilkan penurunan tanda gejala dan mampu mengontol perilaku kekerasan. Rencana tindak lanjut yang dapat dimaksimalkan yaitu dengan cara melibatkan keluarga dalam perawatan klien sehari-hari di rumah.

The risk of violent behavior is a positive symptom of a schizoaffective disorder which arising from maladaptive response. The violent behavior itself is an individual behavior in the form of an act of injuring oneself, others, and environment. The purpose of this case report is to analyze the nursing care toward the risk of violent behavior on Mr. AD who has schizoaffective disorder. The implementation to client is carried out on April 15-22, 2019. The implementation of generalist nursing which were done to control the anger is physically: deep breathing relaxation, hit-cushion training; obediently taking medication, verbally assertive, and spiritually. Additional implementation results on the lower of the sign of symptoms and is able to control the violent behavior. Further plan that can be maximized is involving the family to take care the client every day at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Wulandari
"Perilaku kekerasan merupakan gejala positif dari gangguan skizofrenia. Risiko perilaku kekerasan merupakan tindakan yang berisiko membahayakan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan,  yang dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Perilaku kekerasan ini dapat terjadi secara vebal maupun secara fisik. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan pada Tn. AG dengan gangguan skizofrenia paranoid. Implementasi pada klien dilakukan pada 28 April-7 Mei 2022. Intervensi yang diberikan adalah asuhan keperawatan generalis dengan berfokus pada penerapan teknik asertif verbal. Teknik asertif verbal ini bertujuan agar pasien mampu berbicara secara asertif dalam mengungkapkan marahnya. Hasil dari implementasi ini menunjukkan bahwa penerapan teknik asertif verbal berpengaruh dalam mengontol marah dan menurunkan tanda gejala risiko perilaku kekerasan. Teknik asertif verbal dalam pelayanan asuhan keperawatan dapat dimaksimalkan dengan melibatkan keluarga untuk perawatan pasien.

Violent behavior is a positive symptom of schizophrenia disorder. The risk of violent behavior is an act that risks endangering oneself, others, or the environment, which is carried out to express feelings of irritation or anger that are not constructive. This violent behavior can occur verbally or physically. The purpose of writing this scientific paper is to analyze nursing care for the risk of violent behavior in Mr. AG with paranoid schizophrenia disorder. Implementation on clients is carried out on April 28-7 May 2022. The intervention provided is generalist nursing care by focusing on the application of verbal assertive therapy. Verbal assertive therapy aims to make the patient able to speak assertively in expressing his anger. The results of this implementation indicate that the application of verbal assertive therapy has an effect on controlling anger and reducing signs and symptoms of the risk of violent behavior. Verbal assertive therapy in nursing care services can be maximized by involving the family for patient care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadly
"Isolasi sosial adalah salah satu tanda negatif dari skizofrenia. Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Praktik profesi ners merupakan proses pembelajaran di lahan praktek dengan melakukan asuhan keperawatan kepada klien secara langsung. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menganalisis tentang asuhan keperawatan isolasi sosial pada Tn. P dengan skizofrenia paranoid. Proses asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis selama enam hari rawat pada tanggal 7 - 12 Mei 2018 pada Tn. P dengan usia 32 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Hasil didapatkan masalah keperawatan utama adalah isolasi sosial. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien membina hubungan saling percaya dan meningkatkan kemampuan klien berinteraksi secara bertahap. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien dilihat dengan penurunan tanda dan gejala isolasi sosial pada aspek kognitif, afektif, fisiologis dan sosial, namun belum tampak penurunan pada aspek perilaku. Faktor yang menyebabkan klien sulit membina hubungan dengan perawat yaitu faktor internal dimana klien memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan dan faktor eksternal dimana klien menganggap perawat sebagai stressor yang membahayakan. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Social isolation is among of the negative symptoms of schizophrenia. Social isolation is characterized by decline or loss inability to interact with others. Clinical practice learning in clinic providing nursing care directly to clients. This paper aimed to analyze the nursing care of social isolation on Mr. P with schizophrenia paranoid. The nursing care process is based on the standard of generalist nursing care witch provided for six days from May 7th throughout 12th 2018 on Mr. P aged 32 years male.
Main nursing problem was social isolation. Nursing intervention was emphasized on client's ability to establish mutual relationship and improve client's communication skills gradually. Nursing interventions affected client positively as manifested gy decreased signs and symptoms of social isolation on the cognitive, affective, physiological and social aspects, but there had not been a decline in behavioral aspects. Client's barriers in establishing relationship with nurses were internal factors in which clients had negative judgments about themselves, others and the environment and external factors where clients considered the nurse as a threatening stressor. Nursing care follow-up plans are expected to be maximized for individually, family, group and community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Wida Rahayuningtias
"Latar Belakang : Isolasi sosial merupakan salah satu gejala negatif dari skizofrenia. Klien yang mengalami isolasi sosial jika tidak diintervensi dengan segera akan menyebabkan perubahan sensori persepsi : halusinasi dan risiko tinggi mencederai diri, orang lain bahkan lingkungan, serta berkurangnya kepedulian terhadap perawatan diri sendiri.
Kasus : Ny. N, usia 39 tahun selama dua belas hari perawatan di ruang Subadra, RSMM Bogor. Tanda dan gejala yang muncul pada Ny. N terkait masalah isolasi sosial berupa klien senang menyendiri di kamar dan tidak berbaur dengan temannya, tidak berkomunikasi sama sekali, kontak mata minimal, dan menunjukkan respon curiga.
Diskusi : Intervensi yang dilakukan berfokus pada membina hubungan saling percaya dan membangun pertemanan secara bertahap. Intervensi keperawatan yang dilakukan memberikan dampak positif kepada klien yang dibuktikan dengan penurunan tanda dan gejala isolasi sosial pada klien dan terdapat peningkatan nilai kognitif, afektif, dan perilaku klien dalam berinteraksi. Pengukuran nilai kognitif, afektif, dan perilaku klien diukur dengan instrumen kemampuan kognitif dan afektif, serta observasi perilaku klien dengan nilai Alfa Cronbach sebesar 0,945. Rencana tindak lanjut asuhan keperawatan dapat dimaksimalkan melalui asuhan keperawatan yang diperuntukkan bagi individu, keluarga, dan kelompok.
Kesimpulan : Klien dengan kemampuan sosialisasi yang buruk dapat dilakukan intervensi membangun pertemanan secara individu maupun berkelompok untuk meningkatkan kemampuan sosialisasinya. Keberhasilan intervensi yang dilakukan dipengaruhi oleh klien, perawat, dan kondisi lingkungan klien.

Background : Social isolation is one of negative symptoms of schizophrenia. Client with social isolation if not intervened immediately will cause a perceptual sensory change: hallusinations and high risk of self-injury and environment, and less awareness against self-care.
Case Report : Mrs. N, 39 years old in 12 days of treatment in Subadra room, Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Signs and symptoms that appear on Ny. N related issues of social isolation are happy to be alone in the room and not mingle with friends, not communicate at all, minimal eye contact, and show a suspicious response.
Discussion : Nursing intervention focuses on building trust and making friendships in stages. Nursing orders have a positive impact on client as evidenced by decreased signs and symptomps of social isolation and there is an increase scale in cognitive, affective, and client behaviour in interacting. Measurement of cognitive, affective, and client behaviour are measured by cognitive and affective ability and client behaviour instrument with Cronbach's Alfa value of 0.945. Nursing care follow-up plans are expected to be maximized both individually, family, and group.
Conclusion : Clients with poor socialization skills can be intervened to build friendship individually or in groups to improve socialization ability. The success of the intervention undertaken is influenced by client, nurse, and client environmental conditions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risza Farah Ramadhina
"Gangguan jiwa merupakan kondisi di mana terjadi perubahan cara berpikir, emosi atau perilaku, atau gangguan kombinasi emosi dan perilaku. Salah satu gangguan jiwa berat adalah skizofrenia yang menyebabkan gangguan pada proses berpikir, merasakan, dan berperilaku seseorang. Pada orang yang didiagnosis skizofrenia, sekitar setengahnya mengalami waham. Salah satu jenis waham yang paling umum adalah waham kebesaran. Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan pada masalah waham kepada pasien, keluarga, maupun kepada kelompok. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran terkait penerapan orientasi realita pada pasien dengan waham kebesaran. Penerapan tindakan generalis orientasi realita diharapkan dapat menurunkan intensitas waham pasien.

Mental disorder is a condition in which changes in ways of thinking, emotions or behavior, or a combination of emotional and behavioral disorders. One of the severe mental disorders is schizophrenia which causes disruption in the process of thinking, feeling, and behaving a person. In people diagnosed with schizophrenia, about half experience a delusions. One of the most common types of delusions is grandiose delusions. Nurses need to provide nursing care to the patients, families, and to groups with delusions. The purpose of writing this paper is to provide an overview related to the application of reality orientation to patients with greatness. The application of generalist reality orientation is expected to reduce the delusions intensity of patient. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Ning Tias
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh social influence, awareness, religious obligation, price of financing, dan attitude terhadap niat untuk memilih pembiayaan syariah sebagai pembiayaan kendaraan bermotor oleh generasi muslim milenial. Selain itu, peran religiosity sebagai moderasi juga dikaji. Penelitian ini mengadaptasi model penelitian theory of reasoned action (TRA) untuk menguji niat generasi mulsim milenial dalam memilih pembiayaan syariah sebagai pembiayaan kendaraan bermotor. Data di kumpulkan melalui survei terhadap 233 responden generasi Muslim milenial di Jabodetabek dan dianalisa menggunakan metode partial least square structural equation model (PLS-SEM) dengan SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengaruh sosial, kewajiban agama, dan harga pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap niat generasi muslim milenial dalam memilih pembiayaan syariah sebagai pembiayaan kendaraan bermotor. Sementara itu, kesadaran dan peran moderator religiusitas tidak ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan. Manajer dan pemasar bank syariah dapat mengambil manfaat dari temuan penelitian ini, yang memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk mempromosikan pembiayaan syariah. Temuan ini berkontribusi pada literatur tentang produk pembiayaan syariah dengan menunjukkan pendorong sikap dan niat untuk menggunakan pembiayaan syariah. Kajian ini juga memperluas literatur dengan mengkaji peran moderasi religiusitas.

This study aims to examine the effect of social influence, awareness, religious obligation, price of financing, and attitude on the intention to choose sharia financing as motor vehicle financing by the millennial muslim generation. In addition, the role of religiosity as a moderator is also studied. This study adapts the theory of reasoned action (TRA) research model to examine the intentions of the millennial generation in choosing Islamic financing as motor vehicle financing. Data was collected through a survey of 233 millennial Muslim respondents in jabodetabek and analyzed using the partial least square structural equation model (PLS-SEM) method with SmartPLS 3.0. The results of this study find that social influence, religious obligation, and price of financing have a significant effect on attitude on the intentions of the millennial Muslim generation in choosing Islamic financing as motor vehicle financing. meanwhile, awareness and the moderating role of religiosity were not found to have a significant effect. Islamic bank managers and marketers could benefit from the findings of this study, which provide insight into the factors that should be considered for promoting Islamic financing. This finding contributes to the literature on Islamic financing products by showing the drivers of attitudes and intentions to use Islamic financing. The study also expands the literature by examining the moderating role of religiosity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh terapi perilaku kognitif pada klien skizoprenia dengan perilaku kekerasan di rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor, 2009. Penelitian ini adalah penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain ?Quasi experimental pre-post test with control group?. Sample penelitian ini adalah klien skizoprenia dengan perilaku kekerasan berjumlah 26 orang yang terdiri dari 13 orang kelompok control dan 13 orang kelompok intervensi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa terjadinya peningkatan yang bermakna pada kemampuan kognitif dan perilaku klien Skizoprenia dengan perilaku kekerasan kearah yang lebih positif, yaitu klien dapat berpikir positif dan berperilaku adaptif. Terapi perilaku kognitif diharapkan dapat diberikan oleh perawat spesialis dalam memberikan asuhan keperawatan klien skizoprenia dengan perilaku kekerasan dan menjadi standar asuhan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan.

The purpose of this study to find the effect of cognitive behavior therapy toward client Skizoprenia with violence behavior at Marzoeki Mahdi Bogor in 2009. This study was a quantitative with design of quasi experimental pre-post test with control group by intervention of cognitive behavior therapy. The Sample of this research are schizophrenia client with violence behavior with amount 26 samples consist of 13 samples were in control group and 13 samples were in intervention group.
From study result inicated that there were improvement of cognitive ability and behavior of client skizoprenia with violent behavior to be better where client could be thinking positive and adaptive behavior. The cognitive behavior therapy could be given by specialist nurse in treatment of schizophrenia with violence behavior and becoming the standard of nursery treatment at health service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>