Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathiya Hanisya
"Dispnea merupakan manifestasi klinis yang paling umum terjadi pada klien dengan empiema. Dispnea terjadi karena gangguan ekspansi paru akibat akumulasi pus nanah dalam rongga pleura. Berdasarkan dispnea dan data-data penunjang lain yang dialami klien maka dapat ditegakkan masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas. Intervensi keperawatan dapat diberikan untuk mengurangi dispnea. Latihan tarik nafas dalam merupakan intervensi keperawatan yang diberikan untuk mengatasi keluhan dispnea. Intervensi keperawatan latihan tarik nafas dalam diberikan selama enam hari perawatan. Hasil intervensi yang didapat berupa penurunan signifikan pada dispnea dan frekuensi pernafasan. Karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai intervensi keperawatan rekomendasi untuk mengatasi dispnea pada klien dengan empiema.

Dyspnea is the most common clinical manifestation of clients with empyema. Dyspnea occurs due to impaired pulmonary expansion due to accumulation of pus pus in the pleural space. Based on dyspnea and other supporting data experienced by the client it can be enforced nursing ineffective breathing pattern. Nursing intervention may be given to reduce dyspnea. Deep breathing exercise is a nursing intervention given to overcome dyspnea complaints. Nursing interventions deep breathing exercises are given for six days of treatment. The result of the intervention was a significant decrease in dyspnea and respiratory frequency. This scientific work may serve as a recommendation nursing intervention to treat dyspnea in clients with empyema."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Solikhah
"Hidropneumothorax merupakan suatu kondisi dimana terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. Penyebab paling umum hidropneumothorax dikarenakan penyakit Tuberkulosis yang disebut pneumothorax spontan sekunder. Hidropneumothorax menyebabkan masalah keperawatan  ketidakefektifan pola napas. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan berupa pemberian posisi semi fowler dan latihan tarik nafas dalam. Intervensi pemberian posisi semi fowler dan latihan nafas dalam dilakukan selama tiga hari. Hasil intervensi yang didapatkan adalah berkurangnya keluhan sesak dan penurunan frekuensi pernafasan. Karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai intervensi keperawatan rekomendasi untuk mengatasi masalah ketidakefektifan pola nafas pada pasien hidropneumothorax.

Hydropneumothorax is a condition in which there is air and fluid in the pleural cavity which causes lung tissue to collapse. The most common cause of hydropneumothorax is a tuberculosis disease called secondary spontaneous pneumothorax. Hydropneumothorax causes nursing problems and ineffective breathing patterns. The nursing interventions that can be given are semi-Fowler’s position and deep breathing exercises. The intervention of giving the semi-Fowler position and deep breathing exercises can be done for three days. The results of the intervention obtained were reduced complaints of shortness of breath and decreased respiratory frequency. This scientific work can be used as a recommended nursing intervention to overcome the problem of ineffective breathing patterns in hydropneumothorax patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Romaully
"Salah satu tindakan keperawatan mandiri perawat adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Dalam karya Ilmiah ini diterapkan  tindakan keperawatan tersebut kepada klien kanker payudara yang telah bermetastase dan terjadi efusi pleura sehingga klien mengalami sesak, batuk kelelahan. Klien menderita kanker payudara disebabkan karena klien tidak menikah dan telah  berusia 51 tahun. Tindakan yang diberikan dilakukan tiga kali sehari selama lebih kurang 15 menit. Sebelum dan sesudah  melakukan teknik relaksasi nafas dalam klien diukur saturasi oksigennya,dan jumlah pernafasannya. Selama diberikan tindakan  relaksasi nafas dalam ini klien menunjukkan semakin baik tingkat saturasi oksigennya dan  terlihat  perbaikan  pola nafas. Tindakan relaksasi nafas dalam ini dinilai penting untuk dilakukan kepada klien yang mengalami sesak nafas dan kelelahan karena bertujuan untuk memperkuat otot pernafasan,mengurangi kelelahan dan meningkatkan kapasitas vital paru. Tindakan teknik relaksasi nafas dalam ini akan lebih terlihat hasilnya apabila dilakukan murni tanpa intervensi medis seperti pemberian obat-obatan dan dilakukan saat klien dalam kondisi tenang dan kooperatif.

One of the nurse's independent nursing actions is to teach deep breathing relaxation techniques. In this Scientific work is applied nursing actions to clients who have metastasize breast cancer and pleural effusion occurs so that clients experience shortness, cough fatigue. Clients suffering from breast cancer are caused because the client is not married and has 51 years of age. The action given is done three times a day for approximately 15 minutes. Before and after doing breath relaxation techniques in the client measured oxygen saturation, and the amount of breathing. During this breathing relaxation action the client shows the better the oxygen saturation level and the improvement of the breath pattern. This deep breath relaxation action is considered important to do to clients who experience shortness of breath and fatigue as it aims to strengthen the respiratory muscles, reduce fatigue and increase vital capacity of the lung. This deep breath relaxation technique action will be more visible if done purely without medical intervention such as drug delivery and performed when clients are calm and cooperative.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian Ade Chandra
"Gagal Jantung Kongestif GJK merupakan salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh perilaku masyarakat yang beresiko tinggi bagi kesehatan seperti merokok, konsumsi alkohol, dan pola hidup sedentari. Dyspnea merupakan gejala khas yang ditemukan pada klien dengan CHF. Dyspnea menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Dyspnea dapat muncul saat aktivitas atau pun saat istirahat. Intervensi positioning dan breathing exercise dapat dilakukan untuk mengatasi dyspnea dengan tujuan untuk mengurangi dyspnea dan agar kebutuhan oksigen terpenuhi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan melalui pendekatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan KKMP pada klien CHF dengan gejala dyspnea. Intervensi ini diterapkan pada klien selama 6 hari, klien diberikan edukasi untuk melakukannya tiga kali dalam satu hari dan pada saat dyspnea memberat. Tindakan breathing exercise dilakukan selama 5 menit dengan posisi semi fowler. Hasil evaluasi didapatkan adanya penurunan skor Modified Borg Scale dari 7 menjadi 2 pada akhir intervensi. Intervensi positioning dan breathing exercise sangat direkomendasikan untuk diterapkan di pelayanan keperawatan khususnya di ruang rawat inap sebagai tindakan mandiri yang dapat perawat lakukan.

Congestive Heart Failure CHF is one of diseases that can be caused by some risk factor such as smoking, alcohol abuse, and sedentary life style. Dyspnea in client with CHF which can diminish the ability of client in performing daily activities. Intervention of positioning and breathing exercise can be carried out to relieve dyspnea in order to meet oxygen needs. This paper aimed to describe nursing care through urban health nursing clinical practice approach on client CHF with symptoms of dyspnea. This intervention was applied on client for 6 days, client was informed well to do it three times a day and when dyspnea burden. Client undertake the breathing exercise for 5 minutes in semi fowler rsquo;s position. The evaluation results showed the decreased score of modified borg scale from 7 to 2 in the end of intervention. This intervention is highly recommended to be applied in nursing care, especially inpatient ward as an independent intervention. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Sajida Maharani
"Perilaku kekerasan merupakan salah satu penyebab utama pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa. Perilaku kekerasan merupakan perilaku individu yang berupa tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Analisis dilakukan pada pengelolaan klien di Ruang Arimbi Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Klien diberikan intervensi teknik relaksasi napas dalam selama 6 kali interaksi. Implementasi pada klien dilakukan pada 29 April 2022 – 6 Mei 2022. Tujuan penulisan ini untuk melihat penerapan teknik relaksasi napas dalam bagi klien skizofrenia dengan masalah keperawatan risiko perilaku kekerasan. Klien merasa tenang dan mudah fokus saat diberikan intervensi relaksasi napas dalam selama 10 menit dengan jeda 2 menit. Penerapan intervensi generalis teknik relaksasi napas dalam menunjukkan penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada klien skizofrenia. Klien juga mengalami peningkatan kemampuan mengontrol risiko perilaku kekerasan. Intervensi relaksasi tarik napas dalam 10 menit dengan jeda 2 menit penting untuk dilakukan, dan diharapkan supaya dapat diterapkan di Rumah Sakit Jiwa sebagai salah satu intervensi dalam mengatasi Risiko Perilaku Kekerasan.

Violent behavior is one of the main causes of patients being taken to mental hospitals. Violent behavior is individual behavior that harms oneself, others, and the environment. This analysis was carried out on client management in the Arimbi Room, Mental Hospital, Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. The clients were given the intervention of deep breathing relaxation techniques for 6 interactions. The implementation on clients is carried out on April 29, 2022 - May 6, 2022. The purpose of this paper is to see the application of this deep breathing relaxation technique on schizophrenic clients with nursing problems who were at risk of violent behavior. The client felt calm and easy to focus when given a deep breath relaxation intervention for 10 minutes with a pause of 2 minutes. The application of generalist interventions with deep breathing relaxation techniques had shown a reduction in signs and symptoms of risk of violent behavior in schizophrenic clients. The clients also experienced an increased ability to control the risk of violent behavior. This deep breathing relaxation intervention was 10 minutes with 2 minutes rest and this is important to do. It is also hoped that it can be applied in Mental Hospitals as an intervention in overcoming the Risk of Violent Behavior"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aat Djanatunisah
"Penyakit Covid-19 atau SARS CoV-2 menyebabkan kejadian darurat kesehatan secara global. Gejala yang sering ditemukan kepada pasien Covid-19 diantaranya hipoksemia, dimana pada pasien tidak mengalami sesak dan bisa beraktivitas seperti biasa. Salah satu penanganan non farmakologi adalah dengan pengaturan posisi pasien. Adapun posisi yang dapat direkomendasikan adalah posisi tripod. Posisi ini dapat meningkatkan aktifitas otot-otot utama pernapasan yang dapat memperbesar volume rongga dada sehingga paru dapat mengembang maksimal untuk meningkatkan proses difusi dan perfusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas posisi tripod dalam meningkatkan saturasi oksigen pada pasien Covid-19. Design penelitian ini menggunakan one group pre and post test design untuk melihat efektifitas satu perlakuan suatu tindakan, dengan responden sebanyak 67 dengan menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan pada analisa bivariat didapatkan perbedaan nilai saturasi oksigen yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan posisi tripod (p 0,000; ɑ 0,05). Analisa multivariat menunjukkan bahwa menunjukkan kemungkinan terjadinya saturasi oksigen normal pada terapi oksigen dengan menggunakan nasal kanul sebesar 25,16 kali lebih besar dibandingkan terapi oksigen menggunakan NRM setelah dikontrol dengan usia. Posisi tripod merupakan salah satu alternatif terapi non farmakologi untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien Covid-19 yang mengalami desaturasi atau hipoksemia

Covid-19 disease or SARS CoV-2 causes a global health emergency. Symptoms that are often found in Covid-19 patients include hypoxemia, where the patient does not experience tightness and can carry out activities as usual. One of the non-pharmacological treatments is by adjusting the patient's position. The position that can be recommended is the tripod position. This position can increase the activity of the main muscles of breathing which can increase the volume of the chest cavity so that the lungs can expand optimally to improve the process of diffusion and perfusion. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the tripod position in increasing oxygen saturation in Covid-19 patients. The design of this study used one group pre and post test design to see the effectiveness of one treatment of an action, with 67 respondents using observation sheets. The results showed that in the bivariate analysis, a significant difference in oxygen saturation values was obtained between before and after the tripod position action (p 0.000; ɑ 0.05). Multivariate analysis showed that the probability of normal oxygen saturation in oxygen therapy using nasal cannula was 25.16 times greater than oxygen therapy using NRM after being controlled with age. The tripod position is an alternative to non-pharmacological therapy to increase oxygen saturation in Covid-19 patients who experience desaturation or hypoxemia"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarwoto
"Slow deep breathing (SDB) merupakan teknik pernapasan dengan frekuensi bernapas kurang dari 10 kali permenit dan fase inhalasi yang panjang. Latihan slow deep breathing dapat meningkatkan suplai oksigen ke otak dan dapat menurunkan metabolisme otak sehingga kebutuhan oksigen otak menurun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan SDB terhadap nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen pre post test dengan kelompok kontrol terhadap 21 responden kelompok intervensi dan 21 responden kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan tindakan SDB pada hari pertama 3 kali dan pada hari kedua 1 kali masing-masing selama 15 menit.
Hasil penelitian diperoleh ada perbedaan yang bermakna rerata intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan latihan SDB (p=0,000, α = 0,05. Terdapat hubungan jenis kelamin dengan intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan (p= 0,046), tetapi tidak ada hubungan antara usia dan suku responden terhadap intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan (berturut-turut p= 0,079 dan p=0,834; α = 0,05). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah SDB dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan dengan nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan.

Slow deep breathing (SDB) is a breathing technique with breathing frequency of less than 10 times per minute and a long phase of inhalation. Slow Deep Breathing exercises relaxation can increase the supply of oxygen to the brain and may decrease the metabolism of the brain so the brain needs of oxygen will decrease. The purpose of this study to determine the effect of SDB relaxation of headache in patients with acute mild head injury. The study design was quasiexperimental pre-post test with a control group of 21 respondents intervention group and control group. The intervention group is given SDB intervention on the first day 3 times and on the second day of rehearsals SDB 1 each for 15 minutes.
The results obtained there are significant differences in mean intensity of headache pain in patients with acute mild head injury between the intervention group and control group after exercise SDB (p= 0.000; α = 0.05). There is a relationship of sex with pain intensity in patients with acute head injury lightheadedness (p= 0.046), but there was no association between respondent?s age and ras with the intensity of acute headache in patients with mild head injury (perspectively p = 0,079 and p=0,834; α = 0,05). Recommendation of this study is SDB can be applied as a nursing intervention with acute headache in patients with mild head injury.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulhaeriah
"Fatigue adalah salah satu masalah yang paling sering terjadi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Berbagai terapi nonfarnakologi disarankan untuk mengurangi fatigue salah satunya adalah Relaxation Breathing Exercise (RBE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas RBE pada fatigue penderita kanker ginekologi yang menjalani kemoterapi. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment with pre-post test control group. Sebanyak 42 pasien yang diperoleh secara consecutive berpartisipasi dalam penelitian ini, 21 dimasukkan dalam kelompok RBE 4 kali dan 21 dalam kelompok 2 kali. Skor fatigue pasien akan diukur dengan menggunakan kuesioner Piper Fatigue Scale. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Repeated-ANOVA dan Independent t-test dengan tingkat kemaknaan  < 0,01. Penelitian ini menemukan penurunan yang signifikan (p < 0,01) pada skor fatigue rata-rata di kedua kelompok (kelompok RBE 4 kali 3,29 ± 0,59 dan kelompok RBE 2 kali 4,19 ± 0,61) pada hari terakhir intervensi. Namun kelompok 4 kali RBE menunjukkan penurunan yang lebih besar dibandingkan kelompok 2 kali RBE (Selisih mean = 0,91; 99%CI = 0,41 - 1,41; p = 0,001). RBE yang dilakukan 4 kali sehari lebih efektif mengurangi fatigue pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Peran perawat diperlukan untuk membantu pasien meminimalkan fatigue yang dialami salah satunya dengan mengajarkan terapi nonfarmakologi yang efektif seperti RBE.

Fatigue is one of the most common problem experienced by patients undergoing chemotherapy. Some non-pharmacological therapies have been suggested to alleviate the problem such as Relaxation Breathing Exercise (RBE). This research aimed to determine the effectiveness of the RBE on the fatigue suffered by gynecological cancer patients undergoing chemotherapy. This study used a quasy randomized-controlled trial with pre- and post-test design. Forty two patients were consecutively sampled, 21 were assigned to RBE four times a day group and 21 to RBE two times a day group. Fatigue score were measured every day for seven days from both groups using Piper Fatigue Scale. The data obtained were analyzed using repeated-ANOVA and independent t-test with significant level α<0.01. This study found significant decreases (p < 0.01) of mean fatigue scores on both groups (RBE four times in a day group = 3.29 ± 0.59 and RBE two times in a day group = 4.19 ± 0.61) after the completion of the intervention. However, the RBE four times a day group shown a larger decrease on fatigue score compared to the RBE two times a day group (Mean Difference = 0.91; 99%CI = 0.41 - 1.41; p=0.001). Four times RBE in a day is more effective in relieving fatigue on cancer patients undergoing chemotherapy. Nurses' role is necessary to help patients in minimizing their fatigue by guiding the patient to perform an effective non-pharmacological therapy such as the RBE."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Priyanto
"Intervensi keperawatan deep breathing exercise merupakan salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan status pernapasan pada pasien yang mengalami masalah di sistem respirasi. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan compliance paru untuk melatih kembali otot pernapasan berfungsi dengan baik serta mencegah distress pernapasan. Tujuan dari studi kasus ini yaitu melihat efektivitas deep breathing exercise pada lansia dengan COVID-19. Hasil menunjukan adanya peningkatan fungsi ventilasi oksigenasi paru pada saat diterapkan pada pasien, membuktikan bahwa deep breathing exercise memberikan efek positif dan melengkapi prosedur perawatan yang ada dan telah diterapkan selama ini. Dibuktikan dengan perbaikan nilai tingkat saturasi oksigen, frekuensi pernapasan, uapaya pernapasan, dan respon subjektif pasien setelah dilakukan intervensi. Pencapaian tersebut akibat efek positif peningkatan kemampuan otot-otot inspirator. Kekuatan otot inspirator yang terlatih akan meningkatkan compliance paru dan mencegah alveoli kolaps. Deep breathing exercise sangat efektif untuk memperbaiki pola pernafasan. Latihan menghirup dan menghembuskan udara secara perlahan dan dalam yang dilakukan secara periodik/terus-menerus merupakan kegiatan yang terpola antara kontrol pusat pernafasan dengan kombinasi kemampuan kinerja otot pernafasan, compliance paru dan struktur rangka dada yang dapat menghasilkan adaptasi terhadap ritme dan

Deep Breathing Exercise towards Respiratory Status Improvement on Older Adult with COVID-19. Deep breathing exercise nursing intervention is one of the interventions that can be used to improve respiratory status in patients who experience problems in the respiratory system. This intervention aims to increase lung compliance to retrain the respiratory muscles to function properly and prevent respiratory distress. The purpose of this case study is to see the effectiveness of deep breathing exercise in elderly people with COVID-19. An increase in pulmonary oxygenation ventilation function when applied to patients proves that deep breathing exercise has a positive effect and complements existing treatment procedures that have been applied so far. Evidenced by the improvement in the value of oxygen saturation level, respiratory rate, respiratory effort, and subjective response of the patient after the intervention. This achievement is due to the positive effect of increasing the ability of the inspiratory muscles. Trained inspiratory muscle strength will increase lung compliance and prevent alveoli from collapsing. Deep breathing exercise is very effective for improving breathing patterns. Inhaling and exhaling air slowly and deeply which is carried out periodically/continuously is an activity that is patterned between the control of the respiratory center with a combination of respiratory muscle performance, lung compliance and chest structure that can result in adaptation to the rhythm and speed of breathing."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Rachma Sari
"CHF merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di masyarakat perkotaan. CHF dapat menimbulkan terjadinya masalah pernapasan seperti dyspnea, napas cepat, kelemahan otot napas, serta masalah pernapasan lainnya. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah teknik bernapas siklus aktif. Intervensi teknik bernapas siklus aktif yang dilakukan terhadap pasien kelolaan terbukti dapat menurunkan keparahan dyspnea meskipun tidak signifikan serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Hasil yang didapatkan dari intervensi ini masih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui keefektifan intervensi dalam mengatasi masalah pernapasan pada pasien dengan CHF.

CHF is one of the leading cause of death in urban society. CHF may cause respiratory problems such as dyspnea, rapid breathing, weakness of the breathing muscles, and other respiratory problems. One of the interventions that can be done to overcome the problem is Active Cycle Breathing Technique ACBT. ACBT conducted on the underlying patient has been proved to decrease the severity of dyspnea although not very significant. In addition, ACBT can also improve the quality of life of patients. The results obtained from this intervention still need further research to determine the effectiveness of ACBT in overcoming respiratory problems in patients with CHF."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>