Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186736 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audri Meilani
"Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana struktur jaringan modal sosial berdampak pada
perilaku konsumen showrooming dimana konsumen mencoba sesuatu produk di toko fisik lalu
membelinya di toko online dan webrooming dimana konsumen melakukan pencarian di online lalu
membelinya di toko of line. Studi sebelumnya melihat bahwa e-WOM (Word Of Mouth) memiliki
berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen. Penelitian ini menggunakan kerangka berfikir
structural holes dan modal sosial Burt dikombinasikan dengan struktur jaringan nilai betweeness
centrality. Penelitian ini menggunakan metode campuran yaitu melalui Social Network Analysis (SNA)
sebagai metode primer dan wawancara mendalam sebagai metode sekunder. Hasil dari penelitian ini
ialah modal sosial pada aspek trust dan involvement beauty influencer perpengaruh langsung pada
perilaku showrooming dan webrooming serta berpengaruh secara tidak langsung mengurangi structural
holes yang ada dengan cara structural equivalence.

This article discusses how the structure of social networks has an impact on consumer behavior of
showrooming and webrooming. showrooming is when consumers try something on a physical store and
then buy it at an online store and webrooming is when consumers search online and buy it in an offline
store. Previous studies sees Electronic Word of Mouth (e-WOM) has significant effects for consumers
behavior. This article uses the social networking and Burt social capital frameworks and combined it with
the value of betweeness centrality using the Social Network Analysis (SNA). This study uses
mix-methods through Social Network Analysis (SNA) and in-depth interviews. This studies found that
social capital of beauty influencer on the aspects of trust and Involvement has a direct influence on
showrooming and webrooming behavior and indirectly influence both behaviour by reducing structural
holes through structural equivalence
"
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adrieka Ferisko Muzzaki
"Fenomena sport influencer di media sosial telah menjadi strategi pemasaran digital yang efektif dalam memengaruhi perilaku konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memengaruhi efektivitas sport influencer di media sosial melalui tinjauan 10 jurnal yang relevan. Temuan memperlihatkan adanya lima aspek utama yang memengaruhi keterlibatan audiens : parasocial relationships (PSR), source credibility, content quality, engagement metrics, dan team identification. Dari kelima aspek tersebut, dua variabel utama, yaitu exercise intention dan purchase intention, muncul sebagai indikator keberhasilan konten yang diunggah oleh sport influencer di media sosial. Temuan juga menunjukkan adanya peran platform media sosial seperti, Instagram dan YouTube dalam penyampaian konten visual yang interaktif. Serta pengaruh yang berbeda terhadap gender perempuan dan laki-laki. Studi ini tidak hanya memberikan wawasan strategis bagi pemasaran digital berbasis influencer, tetapi juga mendorong eksplorasi lebih lanjut mengenai pengaruh gender, platform baru seperti TikTok, dan peran emosional dalam interaksi audiens dengan sport influencer

The phenomenon of sport influencers on social media has become an effective digital marketing strategy in influencing consumer behavior. This study uses a literature review approach to identify the aspects that affect the effectiveness of sport influencers on social media through a review of 10 relevant journals. The findings reveal five key aspects that influence audience engagement: parasocial relationships (PSR), source credibility, content quality, engagement metrics, and team identification. Among these aspects, two main variables, exercise intention and purchase intention, emerge as indicators of content success uploaded by sport influencers on social media. The findings also highlight the role of social media platforms such as Instagram and YouTube in delivering interactive visual content, as well as the different influences on male and female audiences. This study not only provides strategic insights for influencer-based digital marketing but also encourages further exploration of the impact of gender, new platforms like TikTok, and the emotional role in audience interaction with sport influencers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Andriana Vaharani
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh customer involvement on a brand's social media terhadap Purchase Intention, serta variabel mediasi attitude toward the brand's social media. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna Instagram dan/atau TikTok berusia 18-34 tahun yang mengetahui dan pernah berinteraksi dengan konten media sosial dari brand kecantikan lokal di Instagram atau TikTok. Data diolah dengan menggunakan metode Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (SEM PLS). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa customer involvement on a brand's social media berpengaruh negatif terhadap purchase intention, yang terutama dipengaruhi oleh information quality dari konten yang disediakan. Brand familiarity tidak memiliki dampak signifikan terhadap keterlibatan pelanggan. Selain itu, customer involvement on a brand's social media menghasilkan sikap positif attitude toward the brand's social media page, yang memengaruhi purchase intention di masa mendatang dari merek tersebut.

The purpose of this study is to examine the impact of customer involvement on a brand's social media on purchase intention, as well as the mediating variables of attitude toward the brand's social media. The participants in this study are 18-34-year-old Instagram and/or TikTok users who are aware of and have interacted with social media content from a local beauty brand on Instagram or TikTok. The data was processed using the Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (SEM PLS) method. The findings of this study indicate that customer involvement on a brand's social media has a negative effect on purchase intention, which is primarily influenced by the information quality of the content provided. Brand familiarity has no significant impact on customer involvement. Furthermore, involvement in a brand's social media page resulted in a positive attitude toward the brand's social media page, which influences future purchase intention from the brand."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Setiaputri
"Peran kehumasan menjadi hal yang penting dalam brand kecantikan terutama dalam menjaga hubungan dengan para konsumen sebagai stakeholder utama. Peran humas dalam brand kecantikan perlu membuat suatu strategi agar dapat bersaing dengan kompetitor dengan cara menyesuaikan diri dengan tren kecantikan di kalangan masyarakat. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah melalui kampanye public relations. Wardah dalam hal ini menjadi brand kecantikan yang memerlukan strategi kampanye public relations mengingat Wardah merupakan pionir brand kecantikan halal di Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui strategi Wardah dalam melakukan kampanye public relations Beauty Moves You periode 2021 untuk meningkatkan brand image. Strategi kampanye public relations ini dilakukan dengan menggunakan tools kampanye yaitu media sosial, kerja sama influencer, dan event public relations. Kampanye public relations ini berhasil meningkatkan brand image Wardah sebagai brand kecantikan yang peduli dengan perempuan.

The role of public relations is important in beauty brands, especially in maintaining relationships with consumers as the main stakeholders. The role of public relations in beauty brands need to create a strategy in order to compete with competitors by corresponding to beauty trends in the society. One strategy that can be done is through a public relations campaign. Wardah in this case is a beauty brand that needs a public relations campaign strategy as Wardah is the pioneer of halal beauty brands in Indonesia. This paper aims to find out Wardah's strategy in conducting the public relations campaign Beauty Moves You for the 2021 period to improve brand image. This public relations campaign strategy is carried out using campaign tools, namely social media, influencer collaboration, and public relations events. This public relations campaign has succeeded in increasing Wardah's brand image as a beauty brand that cares about women."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Salsabila Asmara
"Laporan ini menyelidiki efektivitas pemasaran influencer untuk promosi produk di media sosial, dengan fokus khusus pada identifikasi tingkat influencer optimal untuk mencapai tujuan pemasaran secara hemat biaya. Penelitian ini menggunakan analisis data dan praktik yang digunakan oleh PT. IND, platform pemasaran influencer terkemuka di Indonesia. PT. IND menghubungkan merek dengan jaringan influencer yang luas, dikategorikan berdasarkan jumlah pengikut (micro-influencer, macro-influencer, dan mega-influencer). Analisis ini meneliti metrik biaya per jangkauan (Cost-per-Reach/CPR), biaya per interaksi (Cost-per-Interaction/CPI), dan biaya per tayang (Cost-per-View/CPV) yang terkait dengan kolaborasi influencer untuk menentukan tingkat paling hemat biaya untuk berbagai tujuan kampanye. Berdasarkan teori pemasaran yang relevan dan pengalaman praktis PT. IND, tesis ini membahas pertimbangan antara jangkauan, engagement, dan biaya yang terkait dengan tingkat influencer yang berbeda. Selain itu, penelitian ini menekankan pentingnya pengambilan keputusan berbasis data dalam pemilihan influencer, menganjurkan pendekatan holistik yang mempertimbangkan faktor-faktor di luar jumlah pengikut, seperti demografi audiens dan keselarasan konten dengan citra merek.

This report investigates the effectiveness of influencer marketing for social media product promotion, with a specific focus on identifying the optimal influencer tier for achieving marketing objectives on a cost-effective basis. The research utilizes an analyzing data and practices employed by PT. IND, a leading Indonesian influencer marketing platform. PT. IND connects brands with a vast network of influencers categorized by follower count (micro, macro, and mega-influencers). The analysis examines cost-per-reach (CPR), cost-per-interaction (CPI), and cost-per-view (CPV) metrics associated with influencer collaborations to determine the most cost-effective tier for various campaign goals. Drawing upon relevant marketing theories and the practical experience of PT. IND, this thesis explores the trade-offs between reach, engagement, and cost associated with different influencer tiers. Furthermore, the research emphasizes the importance of data-driven decision making in influencer selection, advocating for a holistic approach that considers factors beyond follower count, such as audience demographics and content alignment with the brand voice."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alif Farhan
"Perkembangan teknologi dan digitalisasi mendorong berbagai inovasi, inisiatif dan strategi baru dalam berbagai hal. Salah satunya dalam hal pemasaran. Media sosial sebagai salah satu media dalam komunikasi juga merupakan bentuk inovasi teknologi yang juga digunakan dan dimanfaatkan sebagai media dalam pemasaran. Salah satu bentuknya adalah influencer marketing dimana pemasaran dilakukan dengan melibatkan kehadiran influencer dalam memasarkan dan mempromosikan produk atau jasa. Influencer marketing menjadi salah strategi yang banyak dimanfaatkan oleh berbagai brand dan perusahaan dalam memasarkan produk atau jasa karena dianggap memiliki efektivitas dan keberhasilan yang tinggi, khususnya dalam hal perilaku pembelian konsumen. Hal itu membuat influencer kerap dikaitkan dengan meningkatkan intensi pembelian dari suatu produk atau jasa yang dipasarkan. Namun hal tersebut tak terlepas dari pentingnya kredibilitas yang dimiliki oleh influencer, kedekatan hubungan dengan audiens, serta kesesuaian antara atribut produk dengan karakteristik influencer. Dengan begitu, penelitian ini berupaya untuk melihat hubungan antara influencer dengan intensi pembelian konsumen melalui perantara kredibilitas serta hubungan parasosial dengan studi pada food influencer. Penelitian kuantitatif ini menggunakan data primer dengan kuesioner online kepada masyarakat Indonesia yang menggunakan media sosial Instagram, mengikuti akun food influencer serta pernah melihat promosi produk makanan yang dilakukan oleh food influencer dengan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan desain penelitian konklusif deskriptif untuk memberikan penjelasan mengenai hubungan pengaruh antara food influencer dengan intensi pembelian konsumen dengan metode PLS-SEM (Partial Least Square - Structural Equation Modelling). Penelitian ini menemukan bahwa kredibilitas food influencer dipengaruhi oleh bagaimana audiens menganggap adanya kesesuaian antara dirinya dengan produk. Audiens akan merasa percaya pada seorang food influencer dan merasa dekat dengannya saat food influencer tersebut dianggap kredibel. Selain itu, intensi pembelian dari audiens dipengaruhi oleh bagaimana audiens merasakan suatu kedekatan tersendiri dengan food influencer tersebut dan bagaimana seorang food influencer dianggap dapat dipercaya dan menarik. Melalui adanya penelitian ini, harapannya temuan yang didapatkan dapat membantu menambah wawasan serta mengembangkan dunia keilmuan pemasaran, khususnya terkait influencer marketing serta dapat membantu pengembangan inisiatif pemasaran pada perusahaan mengenai penggunaan influencer marketing dalam memasarkan produk maupun jasa.

The development of technology and digitalization have encouraged various innovations, initiatives and new strategies in various aspects. One of them is in terms of marketing. Social media as one of the media in communication is also a form of technological innovation that is also used and utilized as a medium in marketing. One of the forms is influencer marketing where marketing is done by involving the presence of influencers in marketing and promoting products or services. Influencer marketing is a strategy that becomes widely used by various brands and companies in marketing products or services because it is considered to have high effectiveness and success, especially in terms of consumer purchasing behavior. This makes influencers often associated with increasing the purchase intention of a marketed product or service. However, this is inseparable from the importance of the credibility of the influencer, the closeness of the relationship with the audience, and the match between product attributes and influencer characteristics. Thus, this study seeks to examine the relationship between influencers and consumer purchase intentions through the intermediaries of credibility and parasocial relationships with a study on food influencers. This quantitative research uses primary data by online questionnaires to Indonesians who use Instagram social media, follow food influencer accounts and have seen food product promotions carried out by food influencers with purposive sampling method. This research uses a descriptive conclusive research design to provide an explanation of the influence relationship between food influencers and consumer purchasing intentions by utilizing the PLS-SEM (Partial Least Square - Structural Equation Modeling) method. This study found that the credibility of food influencers is influenced by how audiences perceive the compatibility between the food influencers and the product. Audiences will trust the food influencer and feel close to him/her when the food influencer is perceived as credible. In addition, the purchase intention of the audience is influenced by how the audience feels a certain closeness to the food influencer and how a food influencer is considered trustworthy and attractive. Through this research, the findings obtained hopefully might help increase knowledge and insight and develop the marketing science, especially related to influencer marketing. Hopefully this research can also help develop marketing initiatives in companies regarding the use of influencer marketing in marketing products and services."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Krishna Triwardhana
"Konsumen semakin beralih ke platform media sosial untuk berpartisipasi dalam komunitas merek sebagai cara memperoleh informasi tentang merek dan mendapatkan wawasan dalam keputusan pembelian mereka secara keseluruhan. Hipotesis kami adalah bahwa hubungan antara aktivitas pemasaran media sosial (SMM) dan ekuitas merek berbasis konsumen (CBBE) di kalangan Milenial dimediasi oleh keuntungan konsumen yang muncul dari keterlibatan dalam komunitas tersebut dan pengalaman merek. Secara khusus, kami fokus pada hubungan antara aktivitas SMM dan dua faktor ini. Selain itu, gagasan penggunaan dan kepuasan, serta pengalaman merek, menjadi dasar konsep ini. Untuk menguji model penelitian, digunakan ukuran sampel sebanyak 202 orang yang mengikuti Gucci di media sosial. PLS, yang merupakan singkatan dari partial least squares path modeling, diterapkan.

Consumers are increasingly turning to social media platforms to participate in brand communities as a means of acquiring information about brands and gaining insight into their overall purchasing decisions. Our hypothesis is that the relationship between social media marketing (SMM) activities and consumer-based brand equity (CBBE) among Millennials is mediated by the consumer advantages that emerge from involvement in such communities and brand experience. Specifically, we are focusing on the relationship between SMM activities and these two factors. Additionally, the idea of uses and gratifications, in addition to brand experience, serves as the foundation for this concept. In order to test the study model, a sample size of 202 people who follow Gucci on social media was used. PLS, which is an acronym that stands for partial least squares path modeling, was applied."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Susi Sakti Andarini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media sosial dalam kampanye pemasaran sosial oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia di era New Wave Marketing, dengan memperhatikan social media marketing dan model adopsi yang sesuai, sehingga diharapkan proses adopsi produk sosial semakin besar. Menggunakan metode kualitatif dan strategi studi kasus, penelitian ini menunjukkan elemen social media marketing yang diterapkan yaitu communitization, confirming, clarifying, commercialization, co-creation, coding, caring, character, dan collaboration. Jenis media sosial yang dimanfaatkan dan sesuai dengan model adopsi learn-feel-do yaitu website, facebook dan mailing list; model do-feel-learn yaitu facebook, website, mailing list, twitter dan youtube; dan model adopsi learn-do-feel yaitu facebook.

This research conducted to understand social media utilisation in social marketing campaign by Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia in New Wave Marketing Era, using social media marketing and adoption model of social product. The study was conducted with qualitative methods using a case study as strategy. Research shows that social media marketing which is used by organization are communitization, confirming, clarifying, commercialization, co-creation, coding, caring, character, and collaboration. Social media types which is used learn-feeldo model are website, facebook, and mailing list; learn-feel-do model is used by facebook, website, mailing list, twitter and youtube; and learn-feel-do model is used by facebook."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Novelyna Anansi
"Tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak telah menyebabkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menciptakan Kampanye Three Ends, yang terdiri dari tiga program: menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, menghentikan perdagangan manusia, dan menghentikan kesenjangan ekonomi bagi perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pemanfaatan media sosial dalam kampanye pemasaran sosial ini. Kerangka penelitian berasal dari elemen pemasaran media sosial: Content, Context, Connectivity, Conversation, and POST (People, Objectives, Strategy, and Technology). Analisis dilakukan pada konten yang diposting dan tanggapan pada media sosial, untuk empat media sosial yang digunakan dalam kampanye (Instagram, Twitter, YouTube, dan Facebook).
Penelitian ini menemukan bahwa lebih banyak masyarakat yang memberikan tanggapan di akun media sosial Facebook KPPPA, akan tetapi beberapa bulan terakhir justru akun media sosial Instagram KPPPA lebih banyak menarik perhatian masyarakat. Minat pengguna media sosial meningkat ketika KPPPA memposting informasi infografis tentang statistik kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Komunikasi hanya bersifat satu arah yaitu ketika kementerian mengunggah sesuatu, kemudian publik memberikan tanggapan berupa menyukai foto atau merespon melalui kolom komentar; tidak ada interaksi antara kementerian dan publik di media sosial yang digunakan dalam kampanye ini.

The high rate of violence on women and children has caused the Ministry of Women Empowerment and Child Protection (MoWECP) to create Three Ends Campaign, consisting three programs: stop violence toward women and children, stop trafficking, and stop economic disparity for women. This research aims to evaluate the effectiveness of social media utilization in this social marketing campaign. The research framework derives from the element of social media marketing: Content, Context, Connectivity, Conversation; and POST (People, Objectives, Strategy, and Technology). Analysis were conducted on content of social media posting and responses, for four social media used in the campaign (Instagram, Twitter, YouTube, and Facebook).
This research found that more people response on Facebook compare to other social media, but in the recent months Instagram attracts more attention. The interest of social media users is increasing when KPPPA post infographic information about statistic of violence against women in Indonesia. The direction of communication is only one way that the ministry posting something, then the public giving likes or comments; there is no interaction between the ministry and the public in the social media used in this campaign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>