Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Resyana Putri Nugraheni
"Usia menars penting untuk diketahui karena berpengaruh pada kondisi kesehatan saat dewasa. Anak dengan usia menars dini (<12 tahun) memiliki tekanan darah yang lebih tinggi, intoleransi glukosa, penyakit kardiovaskular, dan peningkatan mortalitas akibat kanker. Sementara usia menars lambat (> 14 tahun) berhubungan dengan rendahnya densitas mineral tulang yang meningkatkan risiko osteoporosis. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010, angka menars dini di Indonesia sebesar 22,5% dan angka menars lambat sebesar 24,3%. Massa lemak tubuh memengaruhi usia menars melalui peran leptin pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi massa lemak tubuh dan distribusinya dengan usia menars. Studi ini merupakan studi potong lintang analitik terhadap 32 anak perempuan usia 10-15 tahun di Jakarta Pusat yang mengalami menars dalam tiga bulan terakhir pada bulan Juli-September 2019. Pengambilan data usia menars dengan metode recall. Pengukuran massa lemak tubuh dilakukan dengan antropometri dan bioelectrical impedance analyzer (BIA). Analisis statistik menggunakan SPSS versi 22. Uji korelasi menunjukkan korelasi sedang antara IMT/U dengan usia menars (r = - 0,45; p = 0,01) dan korelasi lemah antara RLPTB dengan usia menars (r = - 0,37; p = 0,03), sementara uji korelasi pada variabel lainnya tidak bermakna. Peneliti menarik kesimpulan tidak terdapat korelasi antara massa lemak tubuh dan distribusinya dengan usia menars, tetapi terdapat korelasi lemah hingga sedang antara IMT/U dan RLPTB dengan usia menars.

Age at menarche related to health conditions in adult life. Early menarche is associated with higher blood pressure, glucose intolerance, cardiovascular risk, and increase cancer mortality. While late menarche is associated with lower bone mineral density and osteoporosis. Data from Indonesian basic health research 2010 showed the prevalence of early menarche was 22,5% and late menarche was 24,3%. The link of body fat mass and age at menarche was mediated by leptin action on hypothalamic-pituitary-ovarian axis. The aim of this study is to find the correlation of body fat mass and its distributions with age at menarche. This study is a cross-sectional analytic research of 32 girls age 10 to 15 years old who attained menarche within three months prior to measurement in a period of July to September 2019. Menarcheal date obtained with recall method. Body fat mass was measured with anthropometry and bioelectrical impedance analysis (BIA). Statistical analysis performed with SPSS version 22 to determine correlation of body fat mass and its distribution with age at menarche. There was middle-powered inverse correlation between body mass index (BMI) for age and age at menarche (r = - 0,45; p = 0,01) and weak-powered inverse correlation between waist to height ratio (WHtR) and age at menarche (r = - 0,37; p = 0,03), no correlation was found between other variables of fat mass with age at menarche. The researcher concluded that there was no correlation between body fat mass and its distribution with age at menarche, but there were low to middle-powered correlations between BMI for age and WHtR with age at menarche."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Oktavianto
"Usia menarche yang semakin dini dari tahun ke tahun menunjukkan adanya suatu tren pada usia menarche remaja putri. Penurunan pada usia menarche diduga berkaitan dengan faktor internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan). Semakin cepat usia menarche maka semakin cepat pula remaja putri bersinggungan dengan kehidupan seksual aktif yang akan berdampak path resiko terjadinya kehamilan remaja, HIV-AIDS & penyakit menular seksual lainnya. Tujuan peneIitian ini adalah diketahuinya rata-rata usia menarche mahasiswi FIK UI dan hubungan usia menarche dengan indeks massa tubuh dan usia menarche ibu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif (deskriptif-korelatif) dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata usia menarche mahasiswi FIK Ul adalah 12,52±1,24 tahun dan rata-rata usia menarche ibu adalah 13,61±1,55 tahun. DaIam penelitian ini disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia menarche mahasiswi FIK UI dengan indeks massa tubuh dan usia menarche ibu, terIihat pula tren usia menarche yang semakin muda pada wanita di Indonesia. Maka dari itu diharapkan sasaran pelayanan kesehatan terkait kesehatan reproduksi wanita diarahkan pada usia yang lebih muda yaitu sekitar usia SD dan SMP. Dengan demikian remaja putri mernperoleh pengetahuan terkait kesehatan reproduksi mereka pada saat yang tepat.

Menarche age that is early from year to year showed existence of a trend by menarcheal age of young girls. Decreasing at menarcheal age is assumed relating to internal factor (genetic) and external factor (environment). Trend of menarcheal age is earlier with active sexual life that will affect to risk the happening of adolescent pregnancy, HIV-AIDS & others sexual transmition dissease. The objectives of this research are to know the average of menarcheal age of FIK UT's coed and relationship between menarcheal age with body mass index and menarcheal age of the mother. The type of this research is the quantitative (deskriptive-korelative) by using cross sectional research design. This research result shows that the average of menarcheal age of FIK UI's coed is 12,52 ±1,24 year and the average of menarcheaI age of the mother is 13,61±1,55 year. This research concluded that there is no significant correlation between menarcheal age of FIK UI's coed with body mass index and menarcheal age of the mother, seen also trend of menarcheal age that growing young at woman in Indonesia. From the result that expected health care target relates health of woman reproduction is aimed at younger age which is about age elementary and junior high school. So That they will be getting the knowledge which relates with their reproduction health at the right time."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5748
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andhini Wulandari Leksono
"Menarche didefinisikan sebagai awal dari terjadinya menstruasi yaitu waktu dimana seorang perempuan mengalami menstruasi pertamanya. Usia menarche cenderung mengalami percepatan selama 100 tahun terakhir, disamping itu terjadi peningkatan persentase remaja yang mengalami menarche dini dari tahun ke tahun. Usia menarche dini berdampak pada kesehatan psikososial dan kesehatan fisik.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menarche pada remaja putri. Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni 2022 di SMP PGRI 3 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan dan microtoise, serta pengisian kuesioner untuk mengetahui data usia menarche, tingkat stres, kualitas tidur, keterpaparan media elektronik dan internet, keterpaparan lawan jenis, uang jajan, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36,2% responden yang sudah menarche mengalaminya pada usia dini. Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche pada remaja putri ialah status gizi, keterpaparan lawan jenis, pendapatan orang tua, dan pendidikan ayah sebagai variabel confounding. Status gizi menjadi faktor paling dominan yang mempengaruhi usia menarche. Disarankan agar lebih memperhatikan asupan gizi siswi karena status gizi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi usia menarche.

Menarche is defined as the beginning of menstruation, which is when a woman experiences her first menstruation. The age of menarche tends to accelerate in the last 100 years. Furthermore, the percentage of adolescents experiencing early menarche was increased. Early age of menarche can have an impact on psychosocial and physical health.
This study aims to determine the factors associated with the age of menarche. This study took place in June 2022 at SMP PGRI 3 Jakarta. This study is a quantitative study using cross sectional study design. The data collection were process is conducted with anthropometric measurements using weight scales and microtoise, and self-administrered questionnaire to collect information about age of menarche, stress level, sleep quality, electronic media and internet exposure, boyfriend exposure, pocket money, parental education, and parental income.
The results showed that 36.2% of respondents who had menarche experienced it at an early age. The factors associated with age of menarche are nutritional status, boyfriend exposure, parental income, and father's education as confounding variables. The factor that has the highest association with age of menarche is nutritional status. It is recommended to monitor the nutritional intake of students because nutritional status is the dominant factor that affects the age of menarche.
"
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Media massa adalah pengantar pesan untuk masyaxakat umum yang dibedakan menjadi 3 jenis yaitu media cetak, media elektronik dan media online. Isi dari media massa mampu menimbulkan rangsangan psikologis yang akan memacu kelja horrnon sehingga tetjadi percepat/an dalam pencapaian usia menarche.
Menarche adalah menstmasi pertama. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan media massa dengan usia menarche pada siswi SMP. Jenis penelitian deskriptif korelatif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 96 siswi yang telah mengalami menarche. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square.
Rata-rata usia menarche yaitu 11.52 1: 0.754 tahun. Usia menarche termuda yaitu 10 tahun dan tertua adalah 13 tahun. Usia menarche terbanyak adalah pada umur l I tahun (51%), Sebagian besar responden menggunakan media elektronik dibandingkan media massa lain. Tidak ada hubungan yang bermakna antara televisi dengan usia menarche (p va1uc= l.000; a=0.05).
Tidak ada hubungan yang bermakna amara film VCD,DVD, dan bioskop dengan usia menarche (p value=0.l 81; a=0.05). Tidak ada hUbl1l'lg3.I\ yang bermakna antara media cetak dengan usia menarche (p value=0.638; a=0.05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara media online dengan usia rnenaxche (p value=0.282; a=0.05)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5850
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ginarhayu
"Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor eksogen, yaitu status sosial ekonomi keluarga, status gizi, keadaan keluarga, tempat tinggal, kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa.
Lebih dari setengah abad ini rata-rata usia menarche mengalami perubahan dari usia 17 tahun menjadi 13 tahun (0,3 tahun untuk setiap dekade). Trend usia menarche yang semakin dini mempunyai implikasi antara lain bahwa resiko terjadinya kehamilan pada usia lebih muda menjadi lebih besar, usia menarche yang terlalu cepat pada sebagian remaja putri dapat menimbulkan keresahan, karena secara mental mereka belum siap. Menstruasi juga berarti pengeluaran Fe rata-rata pada setiap periode adalah kurang lebih 4 mg yang berarti apabila seorang remaja putri mengalami menarche I tahun Iebih awal maka dia akan kehilangan Fe sebanyak lebih kurang 48 mg dalam 1 tahun. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa resiko terjadinya kanker payudara lebih tinggi pada wanita yang mengalami menarche dibawah usia 12 tahun.
Penelitian ini bertujuan diperolehnya informasi tentang rata-rata usia menarche dan faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan status menarche dan usia menarche remaja putri usia (9-15) tahun pada siswi Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Jakarta Timur. Sampel diambil dari SDN 07 Petang dan SLTPN 258 Cibubur, SDN 03 Petang Pinang Ranti Jl. Taman Mini Indonesia Indah, dan SLTPN 20 Kramat Jati yang dianggap sebagai sekolah dengan status sosial ekonomi kurang. Kemudian dari SD dan SLIP Islam Al-Ma'ruf Cibubur dan SDN IMP Jakarta dengan SLIP Lab School Rawamangun yang dianggap mewakili sekolah dengan status sosial ekonomi tinggi. Faktor-faktor yang diteliti adalah status gizi (IMT), konsumsi makanan (sumber energi, karbohidrat, protein dan lemak), aktifitas olahraga, keterpaparan terhadap media informasi orang dewasa, usia menarche ibu dan status sosial ekonomi orang tua (pendidikan, pekerjaan, pendapatan orang tua), uang jajan siswi dan jumlah anggota keluarga yang hidup.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Besar sampel sebanyak 344 remaja putri yang diambil secara random dari 8 sekolah tersebut diatas. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat untuk melihat distribusi dan hubungan setiap variabel dan analisis multivariat untuk melihat distribusi hubungan dan faktor apa paling dominan yang berhubungan dengan usia menarche.
Diperoleh hasil bahwa dari 344 sampel 52.3 % (180 responden) sudah menarche sisanya 47.7 % (164 responden) belum menarche. Rata-rata usia menarche remaja putri adalah 147.3 ± 114 bulan 112.3 ± 1.1 tahun. Berdasarkan status sosiai ekonomi yang termasuk kedalam SES kurang (n = 105) rata-rata usia menarche 151.06 ± 35.9 bulan 1 12.6 ± 3 tahun. Yang termasuk dalam SES tinggi (n = 75) rata-rata usia menarche 141.96 ± 24.04 bulan 1 11,8 ± 2 tahun. Sedangkan dari variabel yang diteliti ternyata hasil uji bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara status gizi, konsumsi energi, konsumsi protein, usia menarche ibu, pendidikan bapak, pendidikan ibu, pekerjaan bapak, pendapatan keluarga, dan uang jajan dengan usia menarche remaja putri, dan variabel status gizi, konsumsi protein, konsumsi energi, frekuensi konsumsi makanan lain, aktifitas olahraga, keterpaparan dengan media informasi, pendidikan bapak, pekerjaan bapak, dan uang jajan berhubungan bermakna dengan usia menarche.
Dari hasil uji multivariat terdapat 4 variabel yang berhubungan bermakna dengan usia menarche yaitu variabel, status gizi (IMT), jumlah anak hidup, umur menarche ibu, dan frekuensi konsumsi protein nabati. Dari ke 4 variabeI tersebut status gizi (IMT) merupakan faktor yang paling dominan.
Karena status gizi atau IMT adalah variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian menarche dan usia menarche maka yang berkaitan dengan status gizi adalah konsumsi makanan sebagai asupan gizi remaja putri perlu mendapat perhatian yang utama. Oleh karena itu disarankan untuk memasyarakatkan pedoman umum gizi seimbang (PUGS) melalui sekolah-sekolah dan Kiat cara memilih makanan yang sehat (pengetahuan gizi) dan pengetahuan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja perlu diberikan sedini mungkin.

Some previously observation findings, indicated that some decreasing of menarche age which is assumed relating to endogen factor that is genetic and exogenous factor, specifically family's social economic status, nutrient status, family condition, residence, physical activities and explanted with adult mass media. More than a half of this century average menarche age is experiencing alteration of 17 years age become 13 years (0.3 for each decade). Trend menarche age is earlier has implication are among others that the risk of pregnancy occurred at the younger age become grower, the age of menarche is too speed of some young girls, it may bring about restlessness, because mentally they have not ready yet. Menstruation is also means release of Fe, the average of Fe of each period is about 4 mg that means, if one of young girls has menarche 1 year earlier, she will suffer from a loss of Fe of approximately 48 mg in 1 year. The last progress shown that the risk of breast cancer is higher to women experiencing of menarche less than 12 years old.
This research aims to have some information regarding approximately the age menarche and the assumed that factor relation to menarche status and menarche age of young girls (9 - 15 years old) to student girl of Elementary School and Junior High School in East Jakarta. The samples are taken from SDN 07 Petang and SLTPN 258, Cibubur. SDN 03 Petang Pinang Ranti Jalan Taman Mini Indonesia Indah, and SLTPN 20 Kramat Jati that considered, as school with a status economy social is less. Then, from SD and SLTP Islam Al-Ma'ruf Cibubur and SDN IKIP Jakarta as well as SLTP Lab School Rawamangun considered as represent the school with high economy social status. The factor is examined that is nutrient status (IMT), foods consumption (energy resource, carbohydrate, protein and fat), sports activities, explanted of in information of the adult's mass media, the age of menarche of maternal and economy social status of parents (education, occupation, income of parents), the students girl's snack cost and the number of part of family is still being life.
The type of this research is quantitative with research design was applied is Cross Sectional. The number of samples as many of 344 young girls is taken randomly from 8 the school above. The data analysis including univariate analysis, bivariate analysis to observe distribution and correlation both variable and multivariate analysis to observe distribution of correlation and what the factor is the most dominant correlating with the age of menarche.
The findings of result are found that of 344 samples of 52.3% (180 respondents) have menarche and the remaining of 47.7% (164 respondents) have not yet menarche. The average of the age of menarche of young girls is 147.3 ± 13.4 months 1 12.3 ± 1.1 years. Based on economy social status including into SES is less (n = 105), The average of the age of menarche is 151.06 ± 35.9 months 1 12.6 ± 3 years. The including into high SES (n = 75) average of age of menarche of 141.96 ± 24.04 months 1 11,8 ± 2 years. Temporarily from the researched variable is appeared that the result of vicariate test represented the significant correlation of nutrient status, energy consumption, frequency of the other foods, sports activities, explanted to media information, paternal education, occupation and snack cost is significant correlation with the age of menarche. From the findings of multivariate test, there are 4 variables which significant correlation with the age of menarche that are variables, nutrient status (IMT), the number of the infants was being alive, the age of maternal menarche, the frequency of vegetables protein consumption. From the four variables, the nutrient status is a most dominant factor.
Because of nutrient status or IMT is a dominant variable is correlating with occurring of menarche and the age of menarche, then it is relating to nutrient status is foods consumption as the nutrient intake of the young girl is needed to obtain the main attention. As a result, suggest that socialize the equal nutrient (PUGS) through the schools and key of how to choose the health foods (nutrient knowledge) and health knowledge concerning with reproduction health of teenager it is necessary to give as early as possible.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marhamatunnisa
"Menarche merupakan istilah untuk menstruasi pertama kali. Dewasa ini, banyak anak yang mengalami menarche pada usia 9 tahun. Tujuan umum penelitian ini adalah menggambarkan respon psikologis saat menarche pada anak usia sekolah. Penelitian dilaksanakan dengan desain kuantitatif pada bulan April hingga Mei 2012 di 4 Sekolah Dasar di Kelurahan Pondok Cina, Kota Depok. Kriteria sampel penelitian ini adalah murid kelas 4,5, dan 6 SD yang sudah mengalami menarche. Total sampel penelitian adalah 58 anak yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Gambaran respon psikologis saat menarche dilihat dari setiap variabel respon, yakni bahagia, takut, cemas, malu, biasa saja, sedih, dan marah yang kemudian dikategorikan menjadi positif dan negatif. Hasil nalisis univariat menunjukkan bahwa 53,4% responden menunjukkan respon positif dan 46,6% menunjukkan respon negatif terhadap menarche.

Menarche is the onset of menstruation. Nowadays, many children has period of menarche at age 9 years. The general objective of this research was to describe the psychological response at first menstruation (menarche) of female school age children. The research was conducted using quantitative design from April to May 2012 in 4 Elementary School and 1 in Pondok Cina, Depok. Sample criteria was: post menarche students in 4,5, and 6 grade of Elementary School. A total of 58 students was choosen by purposive sampling. Psychological response at menarche was described with some variables, happy, fear, anxiety, shame, neutral, sad, and angry, that was categorized by positive and negative. Univariate analysis shows that 53,4% sample has positive response and 46,6% has negative response at menarche."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43390
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Swasti Setyorini
"Beberapa studi menunjukkan adanya penurunan rata-rata usia menarche di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Rata-rata usia menarche wanita di Amerika menurun sebesar 0,9 tahun dari tahun 1920 hingga 1980an (McDowell, 2007). Berdasarkan survei nasional pada tahun 1992 – 1995 rata-rata usia menarche remaja putri di Indonesia adalah 12,96 tahun dengan prevalensi menarche dini sebesar 10,3 % dan menarche terlambat sebesar 8,8 % (Batubara, 2010). Faktor determinan dari menarche dini dan menarche terlambat adalah status gizi, lemak tubuh, asupan makronutrien, asupan mikronutrien, sosial ekonomi, rangsangan psikis, hormonal, umur menarche ibu, outcome kelahiran, dan aktivitas fisik. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2010 dan mengikutsertakan 5358 remaja putri (10-19 tahun) diseluruh wilayah Indonesia sebagai populasi eligible. Studi ini menggunakan metode penarikan sampel non simple random sampling, strata, dan cluster sehingga menggunakan desain complex sample dalam analisisnya. Analisis model akhir menggunakan regresi logistik multinomial. Pada hasil multivariat, faktor risiko untuk menarche dini adalah kegemukan/obesitas (POR 3.03, 95% CI 2.39-3.83), hormonal banyak (POR 1.57, 95% CI 1.21-2.05), umur menarche ibu cepat (POR 1.74, 95 % CI 1.39 – 2.19) dan jumlah anak dalam keluarga sedikit (POR 1.64, 95 % CI 1.21-2.23). Sementara itu faktor protektif untuk menarche dini adalah asupan energi kurang (POR 0.73, 95 % CI 0.56-0.94). Faktor risiko untuk menarche terlambat adalah usia menarche ibu yang lambat (POR 2.1 95 % CI 1.68-2.61). Sementara itu faktor protektif untuk menarche terlambat adalah kegemukan/obesitas (POR 0.42, 95% CI 0.27 to 0.63), hormonal banyak (POR 0.7, 95% CI 0.62-0.95), asupan protein rendah (POR 0.68, 95% CI 0.51-0.91), asupan lemak tinggi (POR 0.75, 95 % CI 0.59- 0.95), umur menarche ibu yang lebih muda (POR 0.6, 95 % CI 0.44 – 0.84), pendidikan bapak yang tinggi (POR 0.73, 95 % CI 0.57-0.92) dan jumlah anggota keluarga yang besar (POR 0.75, 95 % CI 0.57-0.99). Pentingnya upaya meningkatkan program pencegahan kegemukan/obesitas anak dan remaja serta meningkatkan program penyuluhan kesehatan reproduksi dengan sasaran usia yang lebih muda yaitu murid sekolah dasar (SD) dan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) baik di unit pemerintah maupun swasta.

Several studies have shown a decrease mean age of menarche in the world, including in Indonesia. The mean age of menarche in U.S. women declined by 0.9 years from 1920 to the 1980s (McDowell, 2007). Based on National Suveys conducted in 1992-1995, the mean age of menarche in Indonesian girls was 12.96 years with prevalence of early menarche was 10.3% and late menarche was 8.8% (Batubara, 2010). Determinant factors of early and late menarche was nutritional status, body fat, macronutrient intake, micronutrient intake, social economy, psycological stimulate, height/hormonal, maternal age of menarche, birth outcome, family structural, and phisical activity. This study used data of Basic Health Survey 2010 and include 5358 girls (10-19 years) in all region of Indonesia as eligible population. This study used non simple random sampling, strata, and cluster sampling method so that the analysis using complex sample design. In multivariate, this study using multinomial logistic regression. The risk factors of early menarche is overweight/obesity (POR 3.03, 95% CI 2.39-3.83), more height girls (POR 1.57, 95% CI 1.21-2.05), early maternal age of menarche (POR 1.74, 95 % CI 1.39 – 2.19), small number of children in families (POR 1.64, 95 % CI 1.21-2.23). Meanwhile the protective factors of early menarche is low energy intake (POR 0.73, 95 % CI 0.56-0.94). The risk factors of late menarche is late maternal age of menarche (POR 2.1 95 % CI 1.68-2.61). Meanwhile the protective factors of late menarche is overweight/obesity (POR 0.42, 95% CI 0.27 to 0.63), more height girls (POR 0.7, 95% CI 0.62-0.95), low protein intake (POR 0.68, 95% CI 0.51-0.91), high fat intake (POR 0.75, 95 % CI 0.59-0.95), early maternal age of menarche (POR 0.6, 95 % CI 0.44 – 0.84), high level of father education (POR 0.73, 95 % CI 0.57-0.92), small number of families (POR 0.75, 95 % CI 0.57-0.99). So, this is important to improve prevention programs of child/adolescent obesity and reproductive health education for elementary and junior high school students both in government and private sectors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kolopaking, Risatianti
"Tujuan penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi sosial yang menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan permisifitas dalam pergaulan seksual di kalangan remaja di Indonesia. Dalam pandangan psikologi perkembangan, masa remaja dinilai sebagai masa transisi perkembangan seksualitas, mengingat pada masa ini terjadi proses kematangan seksual. Kondisi ini berkaitan dengan mulai munculnya perilaku seksual seperti minat terhadap lawan jenis. Nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat kita menempatkan pernikahan sebagai bentuk legalisasi perilaku seksual yang sehat. Namun, kondisi budaya saat ini, memandang pernikahan harus ditunda hingga masa awal dewasa.. Sehingga, pada periode ini, remaja memiliki kesempatan melakukan ekplorasi dengan seksualitasnya. Dalam pergaulan seksual yang lebih permisif, remaja putri dinilai merupakan pihak yang rentan dan lemah menjadi korban secara fisik dan mental.
Penelitian-penelitian sebelumnya telah banyak membaha-s permasalah psikologis terutama pada remaja putri yang telah melakukan hubungan seksual pranikah.. Namun, dalam pendekatan penelitian ini aspek seksualitas pada remaja putri dipandang sebagai salah satu aspek perkembangan yang secara normatif terjadi dalam proses perkembangan dirinya. Perkembangan seksualitas dinilai sebagai proses kompleks yang melibatkan interaksi atas kondisi psikologis, kematangan biologis dan kondisi sosial yang meliputi batasan nilai-nilai sosial-budaya ataupun agama.
Pada remaja putri kematangan seksual ditandai dengan diperolehnya menstruasi. Proses menstruasi menyebabkan aktifitas hormon seksual meningkat mempengaruhi hasrat dan perilaku seksualnya, sedangkan ajaran dan nilai-nilai agama mengatur tata cara perilaku seksual yang dilarang dan dianjurkan pada masa remaja. Dalam kondisi sosial saat ini, para remaja putri harus menghadapi dilema antara nilai ideal dari ajaran agama tentang seksualitas dengan situasi pergaulan sehari-hari yang terkadang saling bertentangan. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui perkembangan evaluasi remaja pada aspek seksualitasnya dengan melihat profit konsep seksualitas dirinya sebagai pengaruh dari: (i) status menarche , yaitu kondisi dialaminya menstruasi pertama kali, sebagai aspek kematangan biologis; dan (ii) penghayatan religiusitas, yaitu tingkat penghayatan terhadap ajaran-ajaran agamanya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Untuk mengukur konsep seksualitas diri digunakan kuestioner yang mengukur 20 dimensi konsep seksualitas diri dari William E. Snell (2001). Pengukuran status menarche digunakan kuestioner dari Cauffinan & Steinberg (1996) yang membagi status dalam 3 periode yaitu premenarche (remaja yang belum mengalami menstruasi), menarche (remaja yang telah mengalami menstruasi kurang dari setahun) dan postmenarche (remaja yang telah mengalami menstruasi selama lebih dari satu tahun). Pengukuran religiusitas digunakan skala orientasi nilai religius ekstrinsik intrinsik dari Allport & Ross (1968); religiusitas intrinsik menunjukkan pada kualitas penghayatan seseorang dalam melaksanakan ajaran agama karena kesadaran diri dalam hubungannya dengan Allah dan religiusitas ekstrinsik menunjukkan pada penghayatan ajaran agama karena dorongan dari luar diri seperti tuntuan atau harapan sosial.
Penelitian ini difokuskan pada remaja putri muslim pada tahapan remaja awal yaitu mereka yang berusia usia 12 -15 tahun. Subyek penelitian terdiri dari 229 remaja putri dari 5 SLTP di 5 wilayah kotamadya Jakarta.
Data dianalisa dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa status menarche, religiusitas dan pengaruh bersama kedua variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap profil konsep seksualitas diri remaja putri muslim. Status menarche sebagai aspek biologis dalam perkembangan seksualitas pada remaja putri, mempengaruhi profit konsep seksualitas diri yang meliputi evaluasi diri pada aspek kognitif aspek afektif, aspek motivasi seksual. Sedangkan, religiusitas tampaknya hanya mempengaruhi profit konsep seksualitas diri pada dimensi yang berkaitan dengan aspek kognitif dan aspek afektif saja, tidak ditemukan pengaruh berarti pada aspek motivasi seksual. Pengaruh bersama antara kondisi status menarche dan religiusitas, menunjukkan bahwa interaksi hanya signifikan pada status premenarche dan postmenarche, dan pada penghayatan religius hanya signifikan pada penghayatan religius intrinsik saja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T10705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamnah Tsabitah
"Menarche adalah salah satu fase penanda pubertas pada perempuan. Usia seorang perempuan saat mengalami Menarche sangat bervariasi akan tetapi apabila seorang perempuan mengalami Menarche pada usia yang dini dapat berdampak pada kesehatan salah satunya, yaitu meningkatkan faktor risiko terjadinya kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Menarche dini. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan mengumpulkan data-data primer berupa berat badan, tinggi badan, asupan makan, aktivitas fisik, serta kebiasaan terkait penggunaan media cetak ataupun elektronik. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 130 siswi yang mencangkup siswi kelas VII dan VIII di salah satu sekolah menengah swasta di Depok.
Hasil penelitian menunjukkan dari seluruh siswi n = 130 yang telah mengalami menstruasi, sebesar 69,2 siswi masuk ke dalam kategori Menarche dini. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik, keterpaparan media elektronik, dan keterpaparan lawan jenis dengan kejadian Menarche dini. Peneliti menyarankan kepada pemerintah ataupun instansi kesehatan agar bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mengadakan program pemantauan status gizi serta edukasi terkait kesehatan reproduksi. Kata Kunci: Menarche dini, siswa perempuan.

Menarche is one of the phases of puberty markers in women. The age of a woman during menarche is very varied, but if a woman has menarche at an early age can affect her health in a bad way, one of the effect is early menarche can increasing a risk factors of breast cancer. This study aims to determine the factors associated with early menarche. This study using cross sectional design by collecting a primary data such as body weight, height, feed intake, physical activity, and a habits related of media using. Total of respondents in this study is 130 female students from seventh and eighth grade in one of the private junior high schools in Depok.
The results showed that from all students n 130 who had experienced menstruation, 69.2 of female students is categorized as early menarche. The result show that there i a significant relationship between physical activity, electronic media exposure, and exposure of the opposite sex with early menarche. The researcher suggested to government or health agency to cooperate with school party to conduct program of monitoring nutrition status and education related to reproduction health. Keyword early menarche, adolescent school girls.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Amelia
"Menarche merupakan peristiwa yang normal terjadi pada anak perempuan, yang merupakan tanda bahwa anak tersebut sudah memasuki masa pubertas. Namun dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa respon emosional yang dialami sebagian besar anak perempuan saat menarche adalah negatif salah satunya yaitu kecemasan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan pada anak perempuan usia 9-16 tahun saat mengalami menarche.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan anak perempuan saat mengalami menarche. Tujuan khusus adalah (1) mengidentifikasi tingkat pengetahuan anak perempuan tentang menarche. (2) mengkaji perbedaan tingkat kecemasan yang dialami saat menarche. (3) mengidentifikasi usia rata-rata anak perempuan mengalami menarche. (4) mengidetifikasi respon emosional lain selain kecemasan. (5) mengidentifikasi faktor utama yang menimbulkan kecemasan saat menarche."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5385
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>