Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novalda Yogaswari
"ABSTRAK
Korban body shaming kadang memerlukan terapi khusus untuk mengurangi dampak negatif body shaming yang disebabkan menurunnya apresiasi terhadap tubuh sehingga korban merasa depresi atau menurun kebahagiaan hidupnya. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa kedekatan alam dapat meningkatkan apresiasi tubuh dan juga kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, penulis menduga apresiasi tubuh memediasi hubungan kedekatan alam dan kebahagiaan hidup korban body shaming. Penelitian ini dilakukan secara online, dan melibatkan 314 partisipan dewasa muda pengguna Instagram yang pernah mengalami body shaming. Temuan utama penelitian adalah hubungan kedekatan alam dan kebahagiaan hidup korban body shaming dimediasi sebagian apresiasi tubuh. Dengan demikian, kedekatan dengan alam dapat menjadi alternatif terapi untuk mengurangi dampak negatif body shaming.

ABSTRACT
The victims of body shaming need special therapies to reduce its negative impact due to declining body appreciation that makes them feel depressed or that decrease their happiness. Previous research has proved that nature relatedness can increase body appreciation and happiness. Thus, the author suspects that body appreciation mediates the relationship between nature relatedness and happiness of body shaming victims. The present research is conducted online and involves 314 young adults who have experienced body shaming and are Instagram users. The main finding is that relationship between nature relatedness and happiness partially mediated by body appreciation. Therefore, nature relatedness can be an alternative therapy to reduce the negative impact of body shaming."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Novitasari
"

Masalah citra tubuh menjadi hal penting bagi remaja ketika berjuang mencari jati diri sesuai tugas perkembangannya. Body shaming atau ejekan orang lain merupakan bagian dari faktor sosiokultural yang sedang popular di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra tubuh, self-efficacy,dan strategi koping serta mengetahui hubungan antara citra tubuh, self-efficacy, dan strategi koping pada remaja korban body shaming. Penelitian dengan metode kuantitatif jenis deskriptif-korelasi dengan menggunakan pendekatan cross-sectional ini melibatkan 168 siswa yang dipilih melalui screening body shaming, dengan teknik pusposive sampling. Alat ukur pada penelitian ini yaitu Body Shape Questionnaire-16 (BSQ-16), General Self-Efficacy, dan The Ways of Coping yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan self-efficacy (p value: 0.000). Selain itu, terdapat hubungan yang bermakna antara self-efficacy dengan strategi koping (p value: 0.001). Namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan strategi koping  (p value: 0.124). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan ialah pentingnya mengefektifkan peran bimbingan konseling untuk memperhatikan perkembangan remaja. Penelitian ini merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan, dan orang tua untuk memberikan edukasi secara tatap muka mengenai citra tubuh dan pengenalan terkait perubahan yang dialami remaja.

 


Problem concerning body image is crucial for teenagers during their stage of developmental to search their identity. Body shaming is part of sociocultural factors affecting adolescent’s body image. This study aims to analyze the relationship between body image, self-efficacy, and coping strategies in adolescent victims of body shaming. The research used descriptive-correlation quantitative method with a cross-sectional approach involving 168 high school students, which was obtained through screening body shaming, with a purposive sampling technique. Measuring instruments in this study are Body Shape Questionnaire-16 (BSQ-16), General Self-Efficacy, and The Ways of Coping that have been tested for validity and reliability. The results of bivariate analysis using the Chi Square test revealed that there were a significant relationship between body image and self-efficacy (p value: 0.000). In addition, there is a significant relationship between self-efficacy and coping strategies (p value: 0.001). The results of the research analysis also showed that there was no significant relationship between body image and coping strategies (p value: 0.124). The implication of this study is the importance of streamlining the role of counseling to pay attention to adolescent development. It’s recommended to provide face-to-face education about body image and introduction to change experienced by adolescents.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Putri Hapshari
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kedekatan dengan alam dan kecerdasan emosional saling berhubungan dengan kebahagiaan. Hanya saja, belum ada penelitian lanjutan yang meneliti tentang bagaimana sesungguhnya hubungan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk melihat peran kecerdasan emosional sebagai variabel moderator dalam hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain korelasional yang melibatkan 228 responden dewasa muda. Hasil yang di dapat menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dapat memoderatori hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup pada dewasa muda. Secara spesifik penelitian ini membuktikan bahwa individu dengan tingkat kedekatan alam yang tinggi akan memiliki kebahagiaan hidup yang tinggi pula jika memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Previous research has shown that nature relatedness and emotional intelligence are both related with happiness. However, there has been no further research that examines how the relationship really is. Therefore, this study was conducted with the aim of looking at the role of emotional intelligence as a moderating variable in the relationship between nature relatedness and happiness. This research is a correlational research design involving 228 young adult respondents. The results shows that emotional intelligence can moderate the relationship between nature relatedness and happiness in young adults. Specifically this research proves that a person with a high level of natural relatedness will have a high happiness in life if they have a high level of emotional intelligence."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Tri Yuniarti
"Stres menjalani kehidupan kampus dapat mempengaruhi kebahagiaan mahasiswa. Penelitian sebelumnya membuktikan kedekatan dengan alam yang tinggi membantu individu mengelola stres, secara tidak langsung akan mempengaruhi kebahagiaan hidupnya. Sejauh ini masih sedikit penelitian yang meneliti bagaimana hubungan ketiga variabel tersebut. Oleh karena itu penelitian ini ingin membuktikan apakah kedekatan dengan alam berperan sebagai moderator dalam hubungan stres kehidupan kampus dan kebahagiaan hidup pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen kuesioner untuk mengukur ketiga variabel penelitian pada 277 mahasiswa. Hasil menunjukkan kedekatan dengan alam tidak memoderasi hubungan antara stres kehidupan kampus dan kebahagiaan hidup mahasiswa.

Stress in college life can affect student happiness. Previous research proves that nature relatedness is high, helping individuals manage stress, which will indirectly affect their happiness in life. So far, only a few studies have examined how these three variables relate. Therefore this study wants to prove whether nature relatedness acts as a moderator in the relationship between college life stress and happiness among college students. This study used three questionnaire instruments to measure the three research variables on 277 students. The results showed that nature relatedness did not have a significant effect on the college life stress and happiness life college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Rizki Putri
"Bullying verbal merupakan jenis bullying yang sering terjadi pada remaja karena kritik negatif pada penampilan fisik atau dikenal dengan perilaku body shaming. Penelitian sebelumnya mengungkapkan kebanyakan orang pernah mengalami perilaku body shaming hingga berdampak pada persepsi citra tubuh yang negatif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian cross-sectional analitik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perilaku body shaming dengan citra tubuh pada remaja SMA Negeri di Jakarta Selatan. Pengambilan data penelitian menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini adalah 288 orang remaja SMA Jakarta. Penelitian ini menggunakan tiga kuesioner yaitu data responden, Internalized Shame dan Objectified Body Consciousness Scales, dan Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBRSQ-AS). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku body shaming dengan citra tubuh dengan nilai hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0,002 (p < 0,05). Rekomendasi pada penelitian ini adalah perlunya edukasi kesehatan kepada remaja, keluarga, dan pihak sekolah mengenai penerimaan diri guna meminimalkan perilaku body shaming.

Verbal bullying is a type of bullying that often occurs in adolescents because of negative criticism on physical appearance or known as body shaming behavior. Previous research showed that mostly people have experienced body shaming behavior  has an impact on negative body image perception. In this study, researchers used a cross-sectional analytic research design. The purpose of this study was to determine the relationship of body shaming behavior with body image in  senior high school adolescents in South Jakarta. Retrieval of research data using total sampling techniques. The sample of this study were 288 teenagers from Jakarta High School. This study uses three questionnaires namely respondent data, Internalized Shame and Objectified Body Consciousness Scales, and Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBRSQ-AS). The results showed that there was a significant relationship between body shaming behavior with body image with the value of the chi square test results showed the value of p=0.002 (p <0.05). The recommendation in this study is the need for health education for adolescents, families, and schools regarding self-acceptance in order to minimize body shaming behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemma Michelia Junior
"Penggunaan internet dan media sosial saat ini telah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian orang. Fenomena tersebut membuat remaja menjadi terlalu sering menggunakan internet dan media sosial sehingga berisiko mengalami cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cyberbullying khususnya body shaming dengan tingkat depresi pada remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik-korelasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan secara online dengan melibatkan 209 remaja di SMA Muhammadiyah 04 Depok dan SMAITP Nururrahman Depok. Instrumen yang digunakan yaitu Sociocultural Attitudes towards Appearance Questionnaire (SATAQ) untuk mengukur tingkat body shaming dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) untuk mengukur tingkat depresi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara cyberbullying: body shaming dengan tingkat depresi dengan nilai p value 0,001. Pemberian edukasi kesehatan terkait cyberbullying: body shaming dan bahayanya perlu dilakukan untuk menekan angka depresi pada remaja.

The use of the internet and social media must be a primary need for some people. This phenomenon makes teenagers use the internet and social media too often so they are at risk of experiencing cyberbullying. This study aims to find out the correlation of cyberbullying specifically to body shaming with depression rates in adolescents. The research method used is a correlational analytic cross-sectional research design conducted online involving 209 teenagers at Muhammadiyah Senior High School 04 Depok and Nururrahman Islamic Senior High School. The instrument used was the Sociocultural Attitude towards Appearance Questionaire (SATAQ) to measure embarrassing bodily levels and the Beck Depression Inventory-II (BDI-II) to measure depression levels. Analysis of the data used in the univariate analysis and bivariate analysis using the Chi-Square test. The results obtained showed that there was a significant correlation between cyberbullying: body shaming with depression levels with p values obtained 0.001. Provision of health education related to cyberbullying: body shaming and the dangers that need to be done to prevent depression in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidal Masrura
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ada kebutuhan dasar psikologis harus terpenuhi, yakni keterhubungan (connectedness/relatedness). Umumnya keterhubungan hanya dibahas dalam konteks hubungan sosial saja, padahal keterhubungan ini juga dapat berupa keterhubungan/kedekatan dengan lingkungan alam (nature relatedness), terlebih orang yang memiliki kedekatan dengan alam beradaptasi dengan baik selama pandemi. Walaupun kedekatan dengan alam secara konsistens memprediksi kebahagiaan, namun ada perbedaan individu dan situasi yang dinilai memoderasi hubungan kedekatan dengan alam dan kebahagiaan. Melalui penelitian ini, peneliti meneliti faktor kelekatan lingkungan yang terjadi di era digital saat ini. Kelekatan lingkungan menjadi semakin nyata di saat pandemi, yang mana ada kecenderungan untuk merasa terhubung pada lingkungan berbasis tempat (place-based) dan berbasis internet (cyber-based) dan dinilai dapat memoderasi hubungan kedekatan dengan alam dan kebahagiaan. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan sampel masyarakat umum warga negara Indonesia yang berusia 18-65 tahun (N=3938). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kelekatan lingkungan (CB) tidak memoderasi hubungan kedekatan dengan alam dan kebahagiaan psikologis secara negatif, melainkan secara positif.

Previous research has shown that basic psychological need of connectedness/relatedness that must be fulfilled in order to achieve happiness. Generally, relatedness is only discussed in the social context, despite this could be in the form of connectedness/closeness to the natural environment (nature relatedness). Besides, people who have nature relatedness adapt well during the pandemic period. Although closeness to nature consistently predicts happiness, there are individual and situational differences that are considered as moderator in the relations of nature relatedness and happiness. This paper aims to examine environmental attachment factors that occur in the digital era and profoundly become more salient during pandemic which are considered as the moderator between nature relatedness and happiness. Environmental attachment is the tendency to feel connected to place-based and internet-based (cyber-based). This research is a correlational study with general population sampel of Indonesian citizens aged 18-65 years (N=3938). The results showed that the environmental attachment dimension (CB) did not moderate the relationship between nature relatedness and happiness negatively, but in a positive way."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elyska Imardini
"Situasi yang menekan dapat dialami oleh siapapun. Individu dapat mengalami stres akibat peristiwa hidup yang besar dan masalah hidup sehari-hari, dan stres yang bersifat kumulatif pada kehidupan seseorang dapat memprediksi hasil buruk pada kesehatan mental. Dalam mengatasi efek negatif dari kesulitan, kedekatan dengan alam dan makna hidup dapat berperan penting dalam membantu individu beradaptasi dan memperoleh hasil yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran makna hidup serta dimensi-dimensinya yakni accomplished life, exciting life, principled life, purposeful life, dan valued life dalam memediasi hubungan antara kedekatan dengan alam dan resiliensi pada 175 partisipan dengan rentang usia 18–63 tahun (M = 25,00). Analisis data dilakukan dengan menggunakan PROCESS Macro Model 4 dari Hayes. Penulis menemukan bahwa makna hidup secara keseluruhan, maupun dimensi accomplished life, dan dimensi exciting life memediasi secara penuh hubungan antara kedekatan dengan alam dengan resiliensi. Sementara itu, peran mediasi dari dimensi principled life, purposeful life, dan valued life tidak signifikan.

Anyone can experience stressful situations. Individuals can experience stress from major life events and everyday life problems, and stress that is cumulative in a person's life can predict adverse outcomes for mental health. In overcoming the negative effects of adversity, nature relatedness and the meaning in life can play an important role in helping individuals adapt and achieve positive results. The purpose of the present research is to investigate the role of meaning in life and its dimensions, namely accomplished life, exciting life, principled life, purposeful life, and valued life, in mediating the relationship between nature relatedness and resilience in 175 participants with an age range of 18–63 years (M = 25,00). Data analysis was performed using Process Macro Model 4 from Hayes. This study found that meaning in life in general, along with the accomplished life dimension, and the exciting life dimension fully mediated the relationship between nature relatedness and resilience. Meanwhile, the mediating role of the dimensions of principled life, purposeful life, and valued life was not significant"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bartolomeus Yofana Adiwena
"ABSTRAK

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lingkungan alami berkontribusi positif terdahap kebahagiaan hidup (wellbeing) individu. Namun demikian, sebagian besar penelitian tentang lingkungan alami dan kebahagiaan hidup masih terpusat pada faktor-faktor situasional, seperti kontak atau paparan lingkungan alami, dan mengabaikan faktor-faktor disposisional, seperti tingkat kedekatan dengan alam (nature relatedness). Penyelidikan tentang peran lingkungan alami terhadap kebahagiaan hidup sebaiknya mempertimbangkan kedua faktor tersebut. Melalui penelitian ini, penulis menguji peran faktor disposisional (kedekatan dengan alam) dan faktor-faktor situasional (kontak dengan alam dan persepsi kerusakan lingkungan) dalam meningkatkan kebahagiaan hidup masyarakat urban di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan sampel individu dewasa dari berbagai kota di Indonesia yang berjumlah 596 orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan Structural Equation Modeling (SEM). Penelitian ini terdiri dari dua studi; studi pertama bertujuan mempersiapkan instrumen penelitian, dan studi kedua bertujuan menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kedekatan dengan alam memprediksi kebahagiaan hidup individu secara positif. Hubungan tersebut dimediasi secara parsial oleh intensitas kontak atau paparan individu dengan lingkungan alam di sekitarnya. Namun demikian, penulis tidak berhasil membuktikan bahwa persepsi kerusakan lingkungan memoderasi hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup. Penelitian ini membuktikan mekanisme dibalik hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup, serta menunjukkan faktor situasional, seperti keberadaan ruang terbuka hijau dan kondisi lingkungan yang berkualitas, dan faktor disposisional, seperti tingkat kedekatan dengan alam, sama-sama berperan penting bagi kebahagiaan hidup masyarakat urban.


ABSTRACT

 

 


Previous studies have shown that the natural environment has positive contribution to wellbeing. However, most studies on the natural environment and wellbeing are focused on situational factors, such as contact or exposure to the natural environment, and tend to ignore the dispositional factors, such as nature relatedness. Investigations about natural environment and wellbeing should consider those two factors. Through this research, author examines the role of dispositional factor (i.e. nature relatedness) and situational factors (i.e. contact with nature and perceptions of environmental degradation) to enhance wellbeing with sample of urban communities in Indonesia. This research use correlational design with sample of adult man from various cities in Indonesia numbered 596 people. The data is analyzed with Structural Equation Modeling (SEM). This research consisted of two studies; The first study aims to prepare the research instruments, and the second study aims to test the research hypothesis. The results show that level of nature relatedness predicts individual wellbeing positively. That relationship is partially mediated by the intensity of contact or exposure of individuals to the natural environment. However, the author failed to prove that perception of natural degradation moderates the relationship between nature relatedness and wellbeing. This research proves the mechanism behind the relationship between nature relatedness dan wellbeing empirically, and show that both situational factors, such as the existence of green space, and dispositional factors such as the level of nature relatedness have important role for the wellbeing of urban communities.

 

"
2019
T53415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eneng Khairun Nisa
"Penelitian ini tentang komitmen religius dan apresiasi terhadap tubuh pada perempuan berhijab dan tidak berhijab. Sebanyak 753 perempuan muslim berusia 12-40 tahun telah melengkapi instrumen penelitian, di antaranya Religious Commitment Inventory-10, Body Appreciation Scale-2, serta sebagian dari Hijab Index. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara komitmen religius apresiasi tubuh dan pada perempuan muslim berhijab dan tidak berhijab.
Hasil lain juga menunjukkan bahwa perempuan yang berhijab memiliki skor komitmen religius yang lebih tinggi dibandingkan perempuan tidak berhijab. Di sisi lain, tidak ditemukan adanya perbedaan antara kelompok usia remaja dan dewasa muda pada variabel komitmen religius dan apresiasi tubuh.

This research examined religious commitment and body appreciation among Muslim female with and without hijab. A total of 753 Muslim female were completed research instrument assessing religious commitment (Religious Commitment Inventory-10), body appreciation variable (Body Appreciation Scale-2), and the frequency of hijab use (part of Hijab Index).
Results showed that religious commitment and body appreciation were significantly correlated among muslim female with and without hijab. Female with hijab had greater religious commitment score than female without hijab. However, there were no significant differences between adolescents and young adults muslim female in religious commitment and body appreciation."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>