Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192902 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heinrich Agustinus
"Industri Sewa Guna Usaha (SOU) di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan ditandai oleh peningkatan nilai kontrak iease dari tahun ke tahun. Iklim perkembangan yang pesat ini menimbulkan persaingan yang sentakin tajam di antara perusahaan SG-U yang ada. Untuk menunjang keberhasilan operasi perusahaan SGU ini diperlukan kemampuan untuk dapat beradaptasi secara cepat dengan perubahan lingkungan dunia usaha. Adaptasi dengan lingkungan usaha ini diwujudkan dengan mengimplenentasikan pereneanaan strategis, yang dikembangkan melalui penyusunan sistem anggaran. Oleh karena itu, sistem yanggaran menoadi salah satu alat yang penting bagi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah dicanangkan.
Dari beberapa studi diketahui bahwa penganggaran meru-pakan bagian dari dari proses manajemen. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa sebagai bagian dari rangkaian siklus manajemen, penganggaran memiliki fungsi sebagai alat peren-canaan, karena lebih berorientasi pada masa yang akan da-tang dari pada masa larapau. Namun demikian, penganggaran juga berfungsi sebagai alat pengendalian dan evaluasi atas hasil yang dicapai serta membantu dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Secara ideal, penganggaran dapat dite-rapkan pada setiap alur produk dan setiap pusat pertang-gungjawaban (responsibility center) yang sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
Untuk raenunjang efektifitas pelaksanaan suatu peng-anggaran sebagai alat perencanaan, koordinasi, pengendalian dan evaluasi sangat ditentukan oleh beberapa aspek yang fundamental. Pada dasarnya aspek-aspek ini mengaou pada sistem pengendalian manajemen. Berikut ini merupakan beberapa aspek fundamental yang mendasari studi kasus yang di-lakukan pada perusahaan leasing PT "X", yaitu:
1. Struktur organisasi dan gaya kepemimpinan;
2. Partisipasi dari manajemen puncak;
3. Motivasi;
4. Komunikasi;
5. Kewajaran.
Tujuan dari studi kasus yang dilakukan pada PT "X" adalah untuk mengetahui dan menganalisa proses penyusunan anggaran sebagai alat implementasi dari perencanaan strate-gis manajemen dengan mendasarkan pada aspek-aspek fundamental di atas. Adanya aspek-aspek fundamental ini secara me-madai merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi agar memungkinkan proses penyusunan anggaran dapat dilakukan secara cermat, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi keseluruhan organisasi. Berkaitan dengan tujuan studi tersebut, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut: "Penyusunan anggaran yang cermat akan dapat meningkatkan prestasi keseluruhan organisasi dan mengakibat-kan tercapainya perencanaan laba (profit planning) yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai tujuan studi di atas, maka beberapa pertanyaan dikembangkan dalam studi kasus yang dilakukan pada perusahaan leasing PT "X" ini, yaitu:
1. Bagaimana manajemen perusahaan leasing PT "X" menyusun sistem anggaran untuk mengimplementasikan perencanaan strategis yang akan dicapai oleh manajemen ?
2. Bagaimana manajemen perusahaan leasing PT "X" mengguna-kan sistem anggaran sebagai alat bantu untuk merencana-kan dan mengendalikan serta mengevaluasi prestasi dari mas ing-masing pusat pertanggungjawaban ?
3. Bagaimana pengaruh penerapan sistem anggaran terhadap rencana jangka pendek terhadap pada masing-masing pusat pertanggungjawaban ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas dan menguji hipotesa penulis, maka dalam studi ini digunakan pendekatan studi kepustakaan, dan penelitian lapangan dengan melakukan wawancara dengan pimpinan dan staf PT "X", serta dilakukan metode penelitian deskriptif-analisis.
Dengan menggunakan analisa SWOT dan analisa key success factors maka PT "X" dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan usaha. Dengan didukung oleh kemampuan ini, maka manajemen PT "X" dapat memformulasikan perencanaan strategis perusahaan secara ceroat. Perencanaan strategis ini dituangkan ke dalam suatu perencanaan laba yang kemudian dikembangkan ke dalam rencana operasi secara lebih rinci. Kecermatan perencanaan strategis yang dilaku-kan manajemen FT "X" ini ternyata sangat menunjang kewajar-an dari perencanaan laba yang dilakukan sehingga dengan demikian perencanaan laba ini lebih mudah untuk direalisa-sikan.
Dalam proses penyusunan anggaran PT "X", nampak bahwa partisipasi dari manajemen puncak sangat berperan. Peranan dari manajemen puncak ini tercermin dari tugasnya untuk memotivasi kegiatan seluruh divisi, dan melakukan koordina-si melalui mekanisme anggaran yang ditetapkan.
Berdasarkan karakteritik dari kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan ini, maka mekanisme anggaran yang diterapkan mengacu pada pedoman spread yang ditetapkan oleh manajemen (management guidelines'). Pedoman spread memung-kinkan manajemen untuk mengevaluasi performansi dari ma-sing-masing divisi. Pedoman ini juga memungkinkan setiap divisi termotivasi untuk mencapai target anggaran yang te-lah ditetapkan. Sedang untuk menerapkan pengendalian, mana-jemen PT "X" mengembangkan sistem laporan secara periodik dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
Dengan demikian implikasi umum dari studi kasus ini adalah bahwa dengan ditunjang oleh beberapa aspek yang fundamental dalam penganggaran akan cemungkinkan dilakukan proses penyusunan anggaran secara cermat sebagai implemen-tasi perencanaan strategis manajemen sehingga dapat diting-katkan prestasi keseluruhan organisasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osriman Oesman
"ABSTRAK
Sektor kelistrikan merupakan salah satu bidang usaha yang tergolong
atraktif, selain sifatnya yang dapat dikatakan vital bagi suatu negara juga termasuk
sektor ekonomi yang mendukung sektor-sektor lainnya. Bagi Indonesia sendiri
sektor ini menjadi salah satu prioritas yang harus terus dibangun, agar mampu
mengimbangl lajunya pembangunan nasional.
Dunla usaha terutama kalangan swasta mengalami terjadinya perubahan
kebijakan pemerintah dalam pengaturan masalah kelistrikan ini, momentum penting
yang terjadi adalah diijinkannya swasta menggarap proyek-proyek yang kita kenal
sebagai listrik swasta. Berbagai peraturan dan kebijakan diterbitkan pexnerintah
untuk mendorong pertumbuhan sektor ini dan menanggulangi masalah kekurangan
daya yang terjadi selama ini.
Kondisi ini merubah lingkungan usaha dan pasar yang makin terbuka
mernaksa para pelaku pasar untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
sategi bisnisnya, agar tetap mampu bersaing dan survive.
PTSI sebuah perusahaan joint venture yang bergerak dalam industri peralatan
kelistrikan ini menjadi obyek yang dianalisa, situasi perusahaan ini yang sedang
tumbuh dan mengembangkan usahanya tidak lepas dan terpaan ketatnya
persaingan dan gejolak perubahan lingkungan usaha yang digeluti.
Analisa karya akhlr ini dimulal dan analisa lingkungan usaha/ industri,
Ingkungan internal, analisis SWOT dan anailsis pemilihan strategi balk secara
korporasi ¡naupun unit bisnis. Data-data dan informasi yang dijadikan dasar dalam
pembahasan yang dilakukan merupakan data dan informasi resmi balk dan instarisi
pemerintah ataupun swasta serta dan para nana sumber perusahaan.
Pasar Indonesia merupakan sebagian pasar regional atau pasar ASEAN, atau
pasar Asia, yang pada dekade ini dan juga untuk dekade depan diramalkan tetap
menjadi pusat gravitasi pasar dunia, karena pertumbuhaninya yang pesat jauh diatas
negara-negara industri dan negara lainnya.
Mengelola penyesuaian dalam strategi merupakan tantangan tersendiri bagi
PTSI yang merencanakan untuk menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam
sektor kelistrikan ini di Indonesia. Pada bagian akhir tulisan ini disajilcan beberapa
kesimpulan serta saran-saran yang dapat menjadi pilihan bagi pengambilan
keputusan lebth lanjut.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartantya Sadana Ganda Ismaya
"ABSTRAK
perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi informasi yang cepat dan sema-
kin canggih serta meningkatnya kebutuhan informasi, mengakibatkan kebutuhan media informasi meningkat dan makin beragam
sehingga timbul persaingan tajam antar media. Meski demikian
peranan media cetak khususnya suratkabar masih tetap dominan,
karena murah, informasinya lengkap dan mudah membawanya.
Di Indonesia suratkabar telah menjadi kebutuhan utama
masyarakat terutama di perkotaan sehingga mereka makin kritis
dalam memilih yang terbaik. Selain itu kecenderungan masyara
kat dan dunia usaha menuju ke arah global yang menjadikan ke
butuhan informasi juga secara global. Sehingga suratkabar harus bersaing dalam mendapat berita internasional terbaik.
Jawa Pos
Persaingan makin tajam dengan masuknya pengusaha be
sar dalam industri jasa pers ini dan kecenderungan perusahaan
pers membentuk konglomerasi perusahaan pers. Diantaranya Jawa
Pos yang menjadì obyek penulisan ini.
Jawa Pos termasuk suratkabar tua Indonesia yang per
nah mengalami kejayaan tahun 1950?an dan akhirnya mengalami
penurunan drastis hingga tahun 1982 hanya beroplah 6.700 eks.
Tetapi era baru dengan diambil?aIihnya manajemen oleh Grafiti
Pers sejak April 1982 telah berhasil kembali menjadi suratkabar nasional bahkan termasuk 3 besar.
Keunggulan Jawa Pos
Meski terbit di Surabaya, Jawa Pos mampu bersaing de
ngan suratkabar Ibukota karena Surabaya sebagai pusat pener
bangan ke wilayah Indonesia Timur yang menjadi keunggulannya.
Bahkan Jawa Pos sekarang membentuk kelompok perusahaan pers
di luar induknya Grafiti Pers Group dengan membeli penerbitan
darah Suara Indonesia Malany, Cahaya Siang Menado, Manuntung
Balikpapan, Fajar Ujungpandang dan Liberty Surabaya.
Perjuagan keras dengan strategi yang tepat dan ber-
tahap dapat. meningkatkan oplah 40 kali lipat lebih dalam 7
tahun menjdi 300.000 eks. Karena itu dreams pemilik mening
kat dan menginginkan oplah 1.000.000 eks. Guna mencapai tar
get itu satu-satunya jalan dengan melakukan ekspansi pasar
ke wilayah Indonesia Barat dan bertarung langsung dengan
suratkabar Ibukota. Tetapi karena Jawa Pos tidak memiliki
keungguIan bersaing pada wilayah itu, maka dipikirkan menggu
nakan teknologi baru sebagal keunggulannya.
Sistem Cetak Terpadu Jarak Jauh
Teknologi baru yang telah berkembang lama di negara
maju untuk menghubungkari beberapa tempat adalah Sistem Cetak
Terpadu Jarak Jauh (Computer Aided Publishing System) itu
yang diinginkan Jawa Pos. Jadi masalah yang dihadapi adalah
evaluasi strategis atas pemanfaatan SCTJJ sebagal keunggulan
bersaing.
Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah yang dilakukan pertama pada aspek
strategis mulai dari analisa lingkungan makro hingga analisa
pemanfaatan sistem itu sendiri.
o Analisa Lingkungan Makro dan Tujuannya
Lingkungan rnakro industri jasa pers Indonesia terbatas pada
wilayah Indonesia karena penggunaan bahasa Indonesia, meski
tak tertutup kemungkinan produk pers Indonesia ke luar
negeri tetapi hanya sejumlah kecil. Tujuan dan analisa ini
adalah untuk mengetahui peluang serta tantangan yang diha
dapi balk oleh industri jasa pers secara keseluruhan maupun
oleh Jawa Pos sendiri. Analisa ini lebih dititik-beratkan
pada peluang dan tantangan atas pemanfaatan SCTJJ
Lingkungan makro ini terdiri dari lingkungan tak langsung
(remote environment) dan lingkungan operasional. Lingkungan
tak langsung dianalisa dengan melihat dan mendeteksi terjadinya perubahan yang meliputi perubahan politik, perubahan
teknologi, perubahan sosio?ekonomi dan perubahan sosio?kultural.
o Analisa Lingkungan Tak Langsung dan Hasilnya
Analisa itu menghasilkan bahwa pemanfaatan SCTJJ merupakan
peluang untuk memiliki keunggulan bersaing sedang tantangan
yang dihadapi terutama adanya kesepakatan dalam SPS untuk
menunda pemanfaatan SCTJJ itu serta belum adanya kebijaksa
naan pemerintah yang mengaturnya.
Tantangan ini berlangsung sementara karena pasti dalam
waktu dekat akan berubah dengan adanya desakan dan masya
rakat pers sendiri terutama sejak adanya ancaman Garuda
Indonesia.
o Ancaman Garuda Indonesia
Garuda Indonesia sebagai andalan jasa pengangkutan bagi
perusahaan pers melakukan pemboikotan terhadap Suara Pembaruan.
Peristiwa itu pasti mengancam perusahaan pers bila terulang
lagi, sehingga perlu alternatif lain untuk mengatasìnya.
Alternatif yang mungkin adalah pemanfaatan SCTJJ, sehingga
SPS pasti mengubah kesepakatannya, karena pemerintah sebe
narnya telah menyerahkan kepada industri Jasa pers sendiri.
o Analisa Lingkungan Operasional
Dalam analisa lingkungan operasional dengan menggunakan
pendekatan model Porter yaitu menganalisa perubahan karak
teristik industri yang meliputi tantangan dan pendatang
baru, tantangan substitusi, tantangan pemasok, tantangan
konsumen dan distribusi serta aspek persaingan dalam indus
tri jasa.
Kesimpulan Analisa Lingkungan Makro
Kesimpulan analisa di atas adalah peluang pemanfaatan
SCTJJ bagi Jawa Pos sangat besar khususnya dalam menghadapi
persaingan tajam dengan masuknya pemodal kuat dan adanya
kecenderungan konglomerasi pers serta mengatasi masalah dis
tribusi.
Selanjutnya analisa terhadap kondisi dan lingkungan di
dalam Jawa Pos untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya,
yang meliputi sistem dan organisasi, keuangan, tenaga kerja
dan kemampuan, produk dan teknologi serta pemasaran dan dis
tribusi.
Analisa Kekuatan dan Kelemahan
Dalam analisa kekuatan dan kelemahan itu didapat
kesimpulan bahwa Jawa Pos memlilki kekuatan utama pada ke
mampuan menghimpun modal, kemampuan manajemen yang tinggi dan
keunggulan distribusi di wilayah Indonesia Timur. Sebaliknya
kelemahan utamanya pada distribusi di wilayah Indonesia Ba
rat. Melihat kelemahan dan kekuatannya itu, maka SCTJJ itu
tidak akan mengalami kesulitan pemanfaatannya karëna SCTJJ
ini tujuannya untuk menghilangkan kelemahannya tersebut.
Analisa SWOT
Analisa lingkungan makro serta perubahan karakteris
tik industri itu disebut sebagai analisa kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan (SWOT Analysis), setelah itu baru dila
kukan perancangan strateginya. Teknik perancangan strategi
Jawa Pos dalam pemanfaatan SCTJJ ini sesuai dengan konsep
Bottom-Up Marketing yakni menetapkan pemanfaatan SCTJJ seba
gai taktik, barulah rnenyusun strategi yang mendukungnya.
Strategi Jawa Pos
Kesimpulan strategi yang diambil sesuai dengan dreams
pemilik adalah meningkatkan penjualan, melakukan ekspansi
pasar baru ke wilayah Indonesia Barat, serta melakukan pemi
sahan usaha percetakan dan menggabungkan percetakan di ling
kungan Jawa Pos Group maupun di lingkungan Grafiti Pers Group.
Perancangan Sistem
Selanjutnya dilakukan perancangan sistem, tetapi
karena terbatasnya waktu dan data yang diperoleh maka tidak
dapat dibahas masalah teknis detailnya. Kesimpulan yang di
peroleh karena Jawa Pos telah menggunakan teknologi komputer,
maka hanya memerlukan pengintegrasian dan penyesuaian terha
dap sistem yang ada. Meski demikian masih banyak dìbutuhkan
perangkat keras dan perangkat lunak baru dengan biaya besar.
Analisa Strategi Pembiayaan
Tahap akhir evaluasi ini yaitu menganalisa pembiayaan?
nya yang menghasilkan kesimpulan bahwa pemanfaatan SCTJJ ter
nyata menguntungkan Jawa Pos karena dengan hanya menyisihkan 5%
dari hasil pertumbuhan penjualan 28% pertahun selama 5 tahun
dapat mengembalikan investasi termasuk bunga flat 21% pertahun.
Sedang alternatif sumber dana pembiayaan selain kre
dit bank dapat diperoleh dan sewa guna atau pengeluaran
saham dan obligasi. Dari beberapa alternatif itu yang paling
menguntungkan adalah menjual saham baru di pasar modal, kare
na dapat mengeruk laba penjualan saham hingga 7 kali lipat
dari nilai nominalnya. Selain itu dapat menilai kembali akti
vanya sehingga kekayaan perusahaan menjadi tinggi. Dengan
demikian performansinya meningkat serta memperoleh kepercaya
an masyarakat.
Kesimpulan Akhir
Dan analisa secara keseluruhan di atas didapat
kesimpulan akhir dan penulis berkeyakinan bahwa sistem Cetak
Terpadu Jarak Jauh bagi Jawa Pos harus dilakukan agar memi
Jiki keunggulan bersaing sehingga tercapai tujuan dan target
perusahaan.
;;"
1989
T3008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Lismanto
"ABSTRAK
Di dunia yang semakin berkembang ini, produk elektronik sangatlah bermanfaat bagi
manusia karena dapat membantu mempermudah pekerjaan. Hal ini juga berlaku bagi
penduduk Indonesia yang juga merasakan kemudahan atas hadirnya produk elektronik ini.
Tetapi untuk memperkenalkannya dibutuhkan suatu strategi tersendiri dari pihak perusahaan
untuk dapat memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan dan juga keuntungan bagi
semua pihak.
Dalam usaha mencapai hasil yang maksimal, perlu adanya suatu penganalisaan atas
kinerja perusahaan dari berbagai segi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apa kelemahan
dan juga kekuatan dari perusahaan, serta kesempatan dan ancaman yang mungkin timbul
sebelum keputusan mengenai penentuan strategi perusahaan oleh pihak manajemen dilakukan.
Penganalisaan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melihat data-data internal
maupun eksternal perusahaan. Kesemuanya itu ditujukan agar strategi yang diputuskan oleh
pihak manajemen perusahaan benar-benar tepat sesuai keaRn yang dihadapi.
Strategi manajemen yang telah diputuskan ini harus mendapat dukungan kuat dari
seluruh pihak yang terkait, yaitu pihak yang melaksanakan aktivitas utama dan juga
pendukungnya, yang dapat dimulai dari pemilihan sumber daya manusia yang andal serta
kemampuan pihak manajemen dalam mengarahkannya. Tujuan akhirnya adalah
memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan dan mensejahterakan karyawan-karyawannya
serta memberikan kepuasan bagi semua pihak yang terkait.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Susatyo Kuncoro
"ABSTRAK
Saat ini perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi telekomunikasi
mengalami kemajuan yang sangat pesat, perkembangan ini ditunjang pula oleh kemajuan
teknoIogi inovasi di berbagai bidang, sehingga dipastikan bahwa era masyarakat inforrnasi
akan terjadi. Di Indonesia dengan adanya deregulasi di bidang telekomunikasi pada tahun
1989, menjadikan perusahaan swasta boleh berperan aktif dalam pembangunan prasarana
dan sarana telekomunikasi yang menjanjikan masa depan yang cerah.
PT LA yang menjadi obyek penelitian penulis dalam karya akhir ini, dengan adanya
deregulasi pemerintah di bidang telekomunikasi, ikut serta membantu program pemerintah
dalam membangun prasarana dan sarana telekomunikasi di Indonesia, dimana perusahaan ini
memiliki kegiatan bisnis utamanya yaitu pelayanan jasa aplìkasi jaringan dan komunikasi
data, yang membantu pelanggan mengkomunikasikan data atau informasi penting kepada
pihak yang diinginkannya melalui suatu jaringan komunikasi yang dirancang oleh PT LA.
Jasa yang diberikan kepada pelanggan adalah membangun sistem komunikasi secara total,
dalam arti PT LA dapat membuatkan program atau aplikasi komputer bagi pelanggsn,
menyediakan perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan dan sekaligus juga menyewakan
saluran komunikasi yang dimilikinya sesuai dengan kecepatar) transfer data yang diinginkan
pelanggan.
Kemajuan-kemajuan yang diperoleh PT LA tidak terlepas dari kemajuan teknologi
dalam bidang komputer dan telekomunikasi yang penuh dengan inovasi dan juga dibantu
pula oleh kebutuhan pasar yang pada saat tu sangat mengharapkan dapat mengirim dan
mengakses data-data perusahaan ke pihak lain secara cepat dan murah.
Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan PT LA penulis
mengadakan analisis terhadap strategi bisnis yang dijalankan perusahaan dalarn beradaptasi
terhadap lingkungan usaha yang selalu berubah. Setelah penulis mengetahui strategi bisnis
yang dijalankan perusahaan, maka penulis juga harus menganalisis laporan keuangannya
yang merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan perusahaan. Salah satu
cara untuk melihat kondisi keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis laporan
keuangan melalui analisa rasio dan arus kas perusahaan.
Setelah mengevaluasi dan menganalisa perkembangan perusahaan selama 5 tahun
dari tahun 1992 sampai 1996 termasuk didalamnya strategi differentiated yang dijalankan PT
LA dan juga kondisi keuangan perusahaan, maka penulis menyimpulkan PT LA telah
memiliki kekuatan internal yang merupakan competitive advantage perusahaan, yaitu:
? Memiliki hak konsesi khusus yang diberikan oleh pemegang saham yaitu pemanfaatan
jaringan terestrial dan pelayanan jasa aplikasi perbankan yang membuat pesaing sulit
untuk bersaing langsung.
? Ragam layanan produk / jasa yang lengkap dan cakupan wilayah usaha yang luas
membuat PT LA sanggup memberikan solusi secara total.
? Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kecendrungan yang baik, terlihat dan angka
rasio yang semakin mernbaik. PT LA juga dapat mempertahankan tingkat ROE dan
sustainable growth yang relatif stabil.
Sedangkan kelemahan-keIemahan internal yang ada pada PT LA adalah:
? ketergantungan infrastrukiur dengan badan penyelenggara(PT Telkom) membuat PT
LA sulit untuk mengkontrol kualitas yang diberikan kepada pelanggan.
? Diversifikasi produk mengkaburkan bisnis inti perusahaan. Jika tidak diwaspadai oleh
perusahaan, maka dengan adanya aneka ragam jasa yang ditawarkan membuat PT LA
tidak memiliki bisnis inti yang menjadi handalan PT LA.
? Kurangnya kegiatan pemasaran perusahaan. Hal ini terlihat selama 5 tahun nilai biaya
pemasaran rata-rata hanya 2 % dari total biaya usaha.
Walaupun PT LA memiliki kelemahan, PT LA juga menghadapi peluang-peluang
yang ada. Peluang-peluang tersebut adalah:
? Kebutuhan pokok akan teknologi informasi. Pada era informasi seperti sekarang ini
kemajuan bisnis usaha diperlukan sistem komunikasi yang dapat mentransfer data
secara cepat dan murah.
Pada akhirnya, ancaman yang perlu diwaspadai oleh perusahaan adalah:
? Kompetisi yang semakin meningkat Dengan munculnya era perdagangan bebas,
kemungkinan masuknya perusahaan asing dalam bentuk merger, joint Venture atau
global alliances akan mengancam pertumbuhan perusahaan. Juga jika hak konsesi
dihapus oleh Badan Penyelenggara maka akan menjadi ancaman yang serius bagi PT LA.
? PT LA masih memerlukan dana dari pihak pemegang saham untuk menyetor dana baik
dalam bentuk penjaman maupun setoran modal Para pemegang saham sudah pasti
memiliki keterbatasan dalam menyediakan dana yang dibutuhkan PT LA di masa
mendatang. Kondisi tersebut akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk
mengembangkan bisnisnya.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Marina Julanita
"ABSTRAK
Perusahaan ritel adalah organisasi bisnis yang kegiatannya menjual barang maupun jasa
kepada konsumen pemakai akhir. Dengan demikian kegiatan ritel adalah semua kegiatan yang
menjamin ketersediaan produk mulai dari proses transfer produk tersebut dari supplier hingga
produk tersebut sampai di tangan konsumen.
Kegiatan utama PT X sebagai perusahaan ritel adalah kegiatan pembelian
merchandise, kegiatan penanganan logistik untuk barang masuk maupun pendistribusiannya,
kegiatan pemasaran dan penjualan serta kegiatan pelayanan puma jual. Untuk menunjang
kelancaran kegiatan utama tersebut, PT X juga melaksanakan kegiatan-kegiatan pendukung
antara lain kegiatan manajemen dan sumberdaya manusia, membangun infrastruktur
perusahaan, menggunakan teknologi-teknologi penunjang pelaksanaan perkerjaan serta
melakukan berbagai kegiatan - kegiatan keuangan.
Dari analisa internal perusahaan diidentifikasi memiliki kekuatan maupun keunggulan
dibanding pesaing pada kegiatan pembelian berkaitan dengan kepemilikan hak distributorship
produk, keunggulan dalam kegiatan pemasaran & penjualan dikaitkan dengan lokasi-lokasi
toko yang strategis, keunggulan dalam kegiatan pelayanan puma jual dikaitkan dengan citra
perusahaan dalam persepsi konsumen. Namun demikian perusahaan juga diidentifikasi
memiliki kelemahan dalam hal penanganan logistik dikaitkan dengan masalah ketepatan
waktu, tingginya biaya penanganan logistik, harga jual produk yang sedikit lebih mahal
dibanding pesaing serta biaya operasional yang tinggi.
Untuk mempertahankan keunggulan bersaing maka perusahaan perlu mempertahankan
dan memperkuat semua faktor kekuatan yang telah dimilikinya. Perusahaan juga perlu
mengatasi kelemahan- kelemahannya dengan melakukan hal-hal berikut, mencari berbagai .
altematif yang dapat menurunkan biaya penanganan logistik, memberikan standar kerja waktu
untuk semua kegiatan penanganan logistik serta melakukan pengetatan biaya untuk bidang-bidang yang tidak secara langsung mempengaruhi rangkaian kegiatan kerja.
Dari analisa posisi strategik perusahaan disimpulkan bahwa perusahaan memiliki
peluang yang lebih besar dibanding pesaing serta memiliki kekuatan bersaing yang lebih besar dibanding pesaingnya. Perusahaan diidentifikasi menjalankan misi bertumbuh dan melakukan strategi diferensiasi dalam menghadapi persaingan. Kedua strategi yang diambil merupakan perpaduan strategi yang serasi dikaitkan dengan sistem pengendalian perusahaan.
Dari analisa pemicu biaya dihasilkan bahwa faktor-faktor pemicu biaya adalah faktor
waktu dalam penangaoan logistik barang, penyebaran lckasi toko-toko penjualan, luas dan
desigc. toko penjualan, manajemen pengaturan inventori serta fluktuasi kurs mata uang.
Untuk mengontol pemicu biaya tersebut maka perusahaan perlu memperhatikan hal-hal
antara lain, memberikan standar waktu penanganan logistik disetiap bagian yang berkaitan
dengan penanganan logistik, mengefisienkan biaya pengiriman barang melalui pengaturan
waktu, jumlah pengiriman maupun negosiasi harga. Melihat altematif pengurangan biaya
dengan mengganti perusahaan pengangkutan yang sekarang digunakan, merubah design toko
yang sekarang ada untuk tujuan memperkecil ratio nilai inventori yang harus disediakan toko
dengan nilai penjualan yang dihasilkan, melakukan pembelian produk berdasarkan
perencanaan pembelian serta melakukan lindung nilai untuk pembelian mata uang-mata uang
pembayaran. "
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsani Kurniati
"Saat ini penerapan Balanced Scorecard telah berkembang dan digunakan dalam organisasi nirlaba. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang Balanced Scorecard Yayasan Kinarya Relawan Indonesia (YKRI) sebagai landasan strategi untuk mencapai visi dan misi. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi SWOT yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Langkah kedua, faktor-faktor yang telah diidentifikasi tersebut diberi bobot dalam Matriks EFE dan IFE. Langkah ketiga, skor total dari Matriks EFE (sumbu y) dan IFE (sumbu x) dapat menentukan posisi diantara sembilan sell dalam Matriks IE. Sembilan sell tersebut terdiri dari strategi-strategi yang telah ditentukan oleh David (2009). Langkah keempat, strategi-strategi alternatif yang muncul dalam Matriks IE kemudian diberi bobot untuk mengetahui strategi alternatif yang paling tepat digunakan oleh YKRI. Langkah kelima, identifikasi strategi-strategi dalam Matriks SWOT yang mengacu kepada strategi alternatif yang terpilih dalam Matriks IE. Langkah keenam, strategi yang telah didientifikasi dalam Matriks SWOT dirancang hubungan sebab-akibatnya dalam Strategy Map dalam lima perspektif yaitu pelanggan, nilai sosial, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, dan keuangan. Langkah terakhir, merancang Balanced Scorecard (BSC) yang isinya terdiri dari tujuan strategis, ukuran-ukuran, inisiatif, dan target.

Nowadays the application of Balanced Scorecard has developed and is now used in non-profit organisations. The purpose of this research is to design Yayasan Kinarya Relawan Indonesia (YKRI) Balanced Scorecard as a strategy basis to achieve its vision and mission. The first step is done by identifying SWOT, which consists of internal and external environment. In the second step, the identified factors are given weights in EFE & IFE Matrix. In the third step, the total scores of EFE (y axis) and IFE (x axis) Matrix can determine the positions between the nine cells inside IE Matrix. Those nine cells consist of strategies determined by David (2009). In the fourth step, the alternative strategies that appear in IE Matrix are weighted to find the most appropriate alternative strategy to be used by YKRI. In the fifth step, strategies in SWOT Matrix that refer to the alternative strategy chosen in IE Matrix are identified. In the sixth step, the cause-and-effect relationship is designed inside the Strategy Map for the identified strategy in SWOT Matrix in five perspectives: customers, social value, internal business process, learning and growth, and finance. In the last step, the Balanced Scorecard (BSC) is designed, containing strategic objectives, sizes, initiatives, and targets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasrul Ruslim
"ABSTRAK
Industri tekstil di Indonesia telah rnemperlihatkan
pertumbuhan dan prospek yang menggembirakan. Hal ini dipe
ngaruhi oleh per-tumbuhan yang cukup tinggi pada pasar domes
tik dan ekspor. Pada tahun 1990, industri tekstil telah
berhasil memperkuat posisinya sebagai andalan utama ekspor
dan telah menghasilkan devisa sebanyak US $ 2,9 milyar.
Semakin mahalnya upah buruh di negar-a maiu, kurangnya
lahan, mahalnya harga tanah untuk pabrik serta beban biaya
bahan bakar yang relatil tinggi, menyebabkan teriadinya
relokasi industri, khususnya industri tekstil, dan negara
maju seperti Jepang, Taiwan, dan Hongkong ke negar-a berkem?
bang termasuk Indonesia. Adanya paket kebijaksanaan deregu?
lasi yang dikeluarkan oleh pemeriritah, semakin mendorong
ekspor tekstil kita.
Dalam era globalisasi ini batasan perekonomian antara
negara semakin kabur. Perubahan yang terjadi di negara
negara lain dapat mempengaruhi industri di Indonesia.
Disamping itu makin bertambah banyaknya perusahaan yang
berlomba meraíh dan menguasai pangsa pasar dalam industri
tekstil, menyebabkan persaingan yang timbul semakin tajam.
PT AP sebagai salah satu pelaku di dalam industri
tekstil, yang merupakan pabrik pemintalan terbesar di Indo
nesia, harus menerapkan manajemen strategis dalam menghadapi
persaingan tersebut. Dengan menggunakan manajemen strategis
yang tepat diharapkan perusahaan ini mampu meningkatkan labanya.
Sesuai dengan misi perusahaan serta didukung oleh peluang yang ada di lingkungan dan kekuatan perusahaan dilakukan arah pengusahaan dan sasaran jangka panjang yang meliputi kemampulabaan, produktivitas, posisi bersaing, pengembangan sumber daya manusia, kepemimpinan dalam teknologi, dan tanggung jawab pada masyarakat."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elan Dewatono
"ABSTRAK
1. Kebijakan deregulasi pemerintah yang dilakukan pada sektor perhubungan laut
ditujukan untuk mendukung peningkatan ekspor non migas disamping meningkatkan
ikiim usaha dibidang jasa angkutan laut. Kebijakan terselautberhasil dan sejak
deregulasi sejumlah besar perusahaan jasa angkutan laut atau perusahaan pelayaran
baru muncul dan seiring dengan itu penggunaan peti-kemas meningkat pesat.
2. Dari segi teknologi, kapal-kapal peti-kemas berkembang sangat pesat dan saat ini
telah mencapai generasi ke-4, dan dari segi kondisi lingkungan, jasa angkutan laut
dengan menggunakan kapal-peti-kemas termasuk dalam karagori ?turbulence
environment?, dimana perubahan sangat cepat dan sulit diramalkan.
3. Armada kapai peti-kemas semakin diminati karena memiiki keunggulan antara lain
dalam kecepatari transportasi dan sistim pengangkutan intermodal. Demand terhadap
kapal-kapal peti-kemas meningkat dan banyak perusahaan pelayaran merubah
armada kapalnya dari general cargo menjadi semi peti-kemas, termasuk diantaranya
PT Angkutan Pertambangan.
Sementara itu dengan adanya deregulasi maka ikiim persaingan semakin meningkat
karena tidak ada lagi hambatan masuk (barrier to enny) bagi pendatang baru.
4. Iklim persaingan yang sangat ketat dan menjurus kearah persaingan yang tidak sehat
(pure competition), mengakibatkan banyak perusahaan pelayaran goyah dan merubah
pola operasi dan regular liners menjadi tramper atau dari operasi sendiri menjadi
time charter. Sebagian perusahaan berhasil memperbaiki atau mempertahankan
eksitensinya sedang lainnya tidak.
5. PT Perusahaan Pelayaran Angkutan Pertambangan dibawah Departemen Pertambangan Dan Energi, termasuk salah satu diantara banyak perusahaan yang
mengalami hal tersebutdiatas, dimana selain memiliki armada kapal semi peti-kemas
yang merupakan modifikasi kapal general cargo , juga memiliki dan mengoperasikan
kapal angkutan curah (bulk) dan muatan umum (general cargo).
6. Menghadapi situasi persaingan yang semakin keras tersebut disamping armada kapal
yang sudah cukup tua dan menurunnya ¡ntegritas sebagian pimpinan yang bertang
gung jawab terhadap pemasaran jasa angkutan peti-kemas, perusahaan berada dalam
posisi yang gawat.
7. Guna mengatasi hal tersebut pimpinan perusahaan harus mengambil langkah
strategis agar perusahaan tetap dapat dipertahankan; untuk itu perlu dilakukan
Analisa Lingkungan internal perusahaan yang ditujukan khusus meneliti prospek
unit usaha peti-kemas, menentukan Profil Perusahaan, selanjutnya menentukan
pilihan srraregis usaha berdasarkan hasil analisa tersebut.
8. Analisa Lingkungan Eksternal menunjukkan situasi yang cenderung netral, artinya
Iingkungan luar perusahaan tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk bagi
pengembangan armada kapal peti-kemas, sedangkan Profil Perusahaan secara
singkat menurtjukkan bahwa:
- Unggulan bersaing (Competitive Advantage) PT Angkutan Pertambangan adalah
bidang pemasaran, terutama karena dukungan nama yang cukup dikenal.
- Tuntutan Dasar Bisnis (Basic Business Requirements) dimana tingkat industri jasa
angkutan laut saat ini sedang berkembang (growth stage), sulit dipenuhi
perusahaan.
- Fakror-fakror Internal Strategis perusahaan secara umum cenderung Iemah.
9. Analisa SWOT menunjukkan bahwa, karena Kelemahan Internal adalah Kritis
sedangkan Peluang yang ada sekaligus Ancaman cukup besar maka alternatif langkah
strategis yang dapat dipilih adalah turnaround atau defensive.
Penggunaan Matrik Strategi induk (Grand Strategy Matriks) menunjukkan bahwa
karena Pasar berkembang cepat, sedarigkan posisi bersaing lemah maka alternatif
langkah strategis perusahaan (corporate strategy) adalah mulai dari ilkuidasi sampai
concentrated growth. Hal ini mendukung hasil analisa SWOT diatas.
10. Concentrated growth adalah strategi yang memusatkan perhatian kepada bidang
usaha/bisnis yang benar-benar dikuasai perusahaan; untuk mengetahui bisnis mana
yang akan dipiih dilakukan analisa portfolio dengan menggunakan pendekatan model
General Electric Nine Cell Planning Grid.
Hasilnya adalah Jasa angkutan muatan curah yang relatif bersifat ?potential winner?
terhadap unit usaha bisnis Iainnya) merupakan pemusatan perhatian perusahaan yang
dapat dipertahankan.
11. Untuk dapat berhasil melakukan strategi bertahan (defensive) ataupun balik arah
(turnaround), maka perusahaan harus melakukan 2 hal yaitu, pertama Pengurangan
Biaya (Cost Reduction), kedua adalah Pengurangan Asset (Assets Reduction); pra
kondisi lain yang diperlukan adalah pembenahan manajemen puncak agar mampu
melaksanakan strategi diatas.
Selain itu, keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan yaitu bidang marketing
perlu dikembangkan agar tidak lagi mengandalkan ?nama? perusahaan tetapi lebih
kepada sumber daya manusia, serta terus-menerus membenahi kelemahan-kelemahan
internal yang bersifat kritis, dan mengembangkan ?market niche? yang telah
dikuasai.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanafi Moeharjo
"ABSTRAK
Manajemen strategik merupakan suatu seni dan ilmu dalam pembuatan
(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan
strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa
datang. Formulasi strategi merupakan salah satu tahapan penting dalam proses strategic
management. Pada tahap formulasi strategi ini akan dikembangkan, dianalisa dan akhimya
dipilih strategi yang akan diterapkan pada suatu organisasi. Agar dapat melakukan
formulasi strategi yang baik maka diperlukan tiga hal penting yang berhubungan dengan
keadaan organisasi itu sendiri. Yang pertama adalah posisi perusahaan pada saat ini, kedua
posisi yang dikehendaki dimasa yang akan datang dan yang terakhir adalah keadaan
lmgkungan bisnis organisasi tersebut dimasa yang akan datang.
Keadaan Iingkungan bisnis dimasa yang akan datang bersifat sangat dinamis,
mudah berubah dan penuh dengan ketidakpastian. Dan hal ini terjadi di Indonesia pasca
krisis ekonomi, dimana segala sesuatu dapat berubah dengan cepat. Dengan demikian
diperlukan suatu perangkat analisa yang bisa mengakomodasi keadaan lingkungan yang
dinamis. Scenario Planning merupakan salah satu perangkat analisa yang mampu
mengakomodasi perubahan ? perubahan keadaan lingkungan yang berubah dengan cepat
dan penuh dengan ketidakpastian. Karya akhir ini menganalisis formulasi strategi pada
PT. ?X? dengan menggunakan Scenario Planning.
PT. ?X? adalah distributor alat-alat industri HITACHI di Indonesia. Pemilik selaku
pengambil keputusan perusahaan memahami bahwa masa depan penuh dengan
ketidakpastian sehingga terus mencoba-coba (trial & error). Keputusan yang dibuat hanya
berdasarkan perkiraan harapan mereka saja. Sebagai akibatnya perusahaan saat ini tidak
mampu memperoleh market share yang signifikan walaupun brand yang dimiliki cukup
dìkenal ketangguhannya. Pertumbuhan perusahaan juga mandeg sehingga terkesan strategi
yang digunakan adalah survival strategy.
Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai posisi perusahaan
pada saat ini maka dibuat analisis remote environment, analisis key succes factors & audit
internal perusahaan.
Dalam analisis remote environment dianalisa vektor ? vektor perubahan yaitu
ekonorni (global & nasional), politik, teknologi dan sosial budaya. Dari analisis diperoleh
bahwa situasi politik di Indonesia pasca krisis ekonomi yang tidak stabil sangat banyak
mempengaruhi keadaan perekonomian pada umumnya dan bisnis khususnya.
Dalam perdagangan alat ? alat industri di Indonesia ternyata country of origin
memegang peranan peranan dalam mempengaruhi keputusan untuk membeli pelanggan.
Hal ini diperoleh dalam analisis key success factors yang diperlukan oleh perusahaan untuk
dapat masuk dan bertahan dalam persaingan. Semua key success factors dimiliki oleh PT
?X? namun belum digunakan secara intensif sehingga terlihat bahwa PT. ?X? hanya sebagai
follower saja.
Dari hasil audit internal terdapat kelemahan dalain struktur modal sehingga
mempengaruhi unjuk kerja keseluruhan PT.?X. Beberapa kompetitor sudah go public
sehingga dan segi ukuran PT. ?X? tertinggal dibandingkan dengan kompetitornya. Dengan
adanya keterbatasan modal ini maka ada beberapa segmen pasar dan service yang
seharusnya dapat ditangkap namun tidak terlayani. Dengan adanya persetujuan pasar bebas
yang ditandatangani pemerintah Indonesia maka terdapat ancaman yang berasal dari
distributor alat industri semerek dan negara tetangga atau malah dan prinsipal sendiri.
Variabel kestabilan politik merupakan variabel eksternal yang dominan dan sangat
berpengaruh terhadap variabel lainnya. Dari situasi internal menjadi variabel internal yang
utama. Hal ini terungkap dalam tahap pertama pembuatan skenario yaitu menentukan
variabel yang dominan. Kemudian dengan membuat kisaran ? kisaran asumsi dan variabel
internal dan eksternal serta operasi kombinasi dan masing ? masing kisaran asumsi maka
terbentuk empat buah skenario. Skenario ? skenario tersebut adalah Flight of Flaminggoes
(kestabilitan politik positif dan situasi internal menguntungkan), Lame Duck (kestabilan
politik positif dan situasi internai kurang menguntungkan), Icarus (kestabilan politik
kurang positif dan situasi internal menguntungkan) dan Ostrich (kestabilan politik kurang
positif dan situasi internal kurang menguntungkan).
Langkah selanjutnya dengan memperhatikan masing ? masing skenario dipilihlah
beberapa strategi generik yang sesuai dengan situasi. Dan pada akhirnya dipilih beberapa
strategi generik saja yang sesuai dengan situasi dan kondisi PT. ?X? pada saat itu. Seperti
market development dan market pene tration pada skenario flight of the Flaminggoes;
stabilitas, market penetration dan joint venture paLia skenario Lame Duck, stabilitas pada
skenarlo Icarus; serta likuidasi pada skenanio Ostrich.
Melihat perkembangan situasi politik yang membaik setelah pergantian presiden
yang baru lalu maka skenario Flight of the Flamingoes merupakan skenario yang paling
mungkin menjadi kenyataan setidaknya sampai dengan tahun 2004. Dengan demikian
strategi yang dipilih dan diterapkan pada PT. ?X? adalah market development dan market
penetration. Sebagai konsekuensi dan dipilihnya strategi ini maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti rnemperkuat jaringan distribusi yang ada dan adanya pasar yang
belum terjamah pada market development Menanibah tenaga penjual dan teknisi,
meningkatkan biaya ikian dan meningkatkafl promosi penjualan pada market penetration.
"
2001
T4766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>