Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127286 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ulung Windupati Bisrie
"Dewasa ini organisasi-organisasi beroperasi dalam suatu lingkungan yang sarat dengan perubahan, turbulensi, dan ketidakpastian. Cara perubahan yang terjadi juga berbeda dibandingkan dengan era sebelumnya. baik dalam arah dan pola, maupun magnitude-nya. Akibatnya organisasi tidak dapat mengandalkan pada jenis tindakan terencana yang disusun berdasarkan asumsi yang lama. Terkait dengan konstelasi ini, pengembangan organisasi yang selama ini ditempuh tidak lagi dapat menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup organisasi (Huseini; 1999;19).
Akibat tingginya permintaan baja di pasar global, kenaikan harga pun tidak bisa dibendung lagi. Hal ini mengakibatkan banyaknya proyek-proyek lokal yang mengalami penundaan bahkan pembatalan pengerjaan yang memerlukan produk pipa baja.
Sebagai salah satu produsen pipa baja nasional, PT Bakrie Pipe Industries (BPI) adalah perusahaan yang mempunyai kapasitas produksi terbesar di Indonesia dengan kapasitas terpasang 303.000 ton. BPI telah melakukan pemasaran intemasional dengan cara ekspor seoara reguler ke negara Amerika Serikat dengan melakukan penunjukan keagenan kepada saiah satu perusahaan Iokal yaitu kepada DSL Corporation, perusahaan perdagangan berlokasi di Houston, Texas. Perusahaan ini melakukan pemesanan setiap kuartal dengan kontrak pemesanan dari tahun 2000 sampai tahun 2005.
Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif ini dibuat suatu analisis terhadap aktifitas ekspor perusahaan, sehingga didapat juga faktor yang berpengaruh terhadap pemasaran internasional perusahaan.
Metode penelitian skenario digunakan untuk mengembangkan alternatif dan pilihan kebijakan dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan yang akan terjadi. Metode pembuatan scenario penelitian dersifat kualitatif berupa pendekatan intuitive logic (Wilson; 1998: 81-108), yaitu menentukan fokus keputusan, mengidentitikasi fantor keputusan kunci, mengidentifikasi dan mengkaji faktor kunci eksternal, membangun logika skenario, menseleksi dan mengelaborasi skenario serta menginterpretasikan scenario.
Dari Skenario yang dikembangkan didapatkan tiga kemungkinan skenario pemasaran internasional dalam persaingan global. Skenario A "Bakrie Pipe Go Giobal" terjadi apabila kondisi sosial, ekonomi dan politik Indonesia semakin stabil, pemerintah mendorong ekspor barang jadi berupa pipa baja yang bermutu dan dapat bersaing secara internasional serta dari sisi internal perusahaan, posisi keuangan perusahaan dalam keadaan baik, bahan baku tersedia dengan baik dengan harga yang stabil dan cenderung turun. Skenario B ?Bakrie Pipe Sustainable? terjadi jika kondisi- sosial ekonomi dan poiitik Indonesia masih belum menunjukkan perubahan yang berarti meskipun telah terjadi pergantian kepemimpinan, pemerintahan tidak dapat menghapuskan sistem birokrasi, tidak dapat menunjukkan kinerja yang baik, KKN belum dapat dikikis yang menyebabkan investasi tetap tidak masuk ke Indonesia serla secara internal perusahaan kesulitan dengan pencarian sumber alternatif bahan baku, tingginya harga bahan baku berpengaruh terhadap skenario ini. Masih ada peluang dari agen luar negeri untuk dapat mencari sumber bahan baku alternatif. Skenario C "Bakrie Pipe Survival" terjadi jika secara eksternal perusahaan kesulitan dengan pencarian sumber alternatif bahan baku, kelangkaan dan tingginya harga bahan baku dengan ketidakpastian yang tinggi dapat membuat perusahaan tidak dapat berproduksi, serta secara internal perusahaan kesulitan keuangan daiam hal account receiveble yang berakibat terganggunya posisi cashflow, diakibatkan antara lain proyek yang tertunda dan ketiadaan penjualan.
Berdasarkan hasil peneiitian disarankan agar dikaji Iebih lanjut faktor kelangkaan bahan baku dan produk pengganti. Alternatif produk pengganti pipa fiber sebaiknya menjadi fokus persaingan BPI apakah harus beralih memproduksi pipa fiber atau tetap memproduksi pipa baja. Skenario-skenario alternatif yang dibentuk berdasarkan pengamatan dan analisa lingkungan sebaiknya bersifat dinamis.

Most of the corporations, nowadays, run their business in the atmosphere that is full of changes, turbulence, and uncertainties. The ways of change are also different compare to those of previous era, either in the direction and the pattern as well as the magnitude. Hence, the corporation could not rely on the kind of action plan that were organized based on conventional assumption. In relation to this constellation, the organization development that has been conducted could not guarantee the success and the continuity of the corporation (Huseini; 1999; 19).
Due to the high demand of steel in global market, price rising could not be held out any longer. This caused many local projects to delay, even to cancel any projects requiring steel pipes.
As one of national steel pipe producers, PT. Bakrie Pipe Industries (BPI) is actually a corporation that has the highest production capacity in Indonesia with the total capacity of 303.000 tons. BPI has penetrated international market by exporting its products regularly to the USA and appointing DSL Corporation as a local agency, a trading company located in Houston, Texas. This agency settles purchase orders as well as repeat orders quarterly based on contract orders from 2000 up to 2005.
The thesis has been composed based on research using qualitative-descriptive method, i.e. the analysis on export activities done by the corporation in order to obtain factors affecting international marketing of the corporation.
The method of scenario-research was utilized in the effort of developing the alternatives and choices of policy in order to face future changes. The formulation of scenarios was carried out qualitatively, that is using logic intuitive approach (Wilson; 1998: 81-108), those are determining the focus of decision, identifying the factors of key decision, identifying and analyzing the factors of external key, developing the logic of scenario, selecting and elaborating as well as interpreting the scenario.
Having developed those scenarios, three possible scenarios of international marketing in global competition are concluded. Scenario A, namely "Bakrie Pipe Go Global", is happening when social, economic, and political conditions of Indonesia are getting more stable; the government encourages the export of ready-products such as good quality and internationally competitive steel pipes; and from the corporation point of view: financial position of the corporation is well-established and raw materials are available with stable price, tending to decline. Scenario B, namely "Bakrie Pipe Sustainable", is happening when social, economic, and political conditions of Indonesia are still showing insignificant changes, even though the national succession has been through, the government has not been able to burnish the bureaucracy, to perform a good outcomes, to fight against corruption, causing the foreign investments has not been put in Indonesia; and from the corporation point of view: it is quite difficult to find any alternatives of raw material, and high price of raw materials. However, there are opportunities for foreign agencies to find the alternative sources of raw material. Scenario C, namely "Bakrie Pipe Survival", is happening when the corporation is externally difficult to find the alternatives of raw material; the scarce and high price of raw material with high uncertainty could make the corporation to stop the production; and from the corporation point of view: financial difficulties in account receivable causing any disturbance on cash-flow position due to delayed projects and lack of sales.
According to this study, it is then recommended that the scarce factors of raw material have to be examined to find its substitutions. The alternative of this substitution product, such as fiber pipe, should be considered whether to shift the production to this new kind of product or to keep producing steel pipe. The alternative scenarios formed based on observation and business-atmosphere analysis are dynamical."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Saut
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kekuasaan paksaan (Coersive Power) terhadap konflik, mengkaji pengaruh kekuasaan non paksaan ( Non Coersive Power ) terhadap meningkatnya kerjasama atas penetapan produk, harga, promosi, tempat/pendistribusian dari persepsi Produsen dan Para Saluran Pemasaran/Distributor.
Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor yang dominan menimbulkan konflik sebagai akibat kekuasaan paksaan dan faktor yang dominan meningkatkan kerjasama sebagai akibat kekuasaan non paksaan dari persepsi Produsen dan
Saluran Pemasaran.
Hasil analisis yang mengacu kepada konsep statistik dengan model regresi linear , penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa pengaruh kekuasaan paksaan terhadap terjadinya konflik balk dari persepsi Produsen maupun Saluran Pemasaran tidak signifikan pada α 5% , sedangkan pengaruh kekuasaan non paksaan terhadap meningkatnya kerjasama bail( dari persepsi Produsen maupun persepsi Saluran Pemasaran sangat signifikan pada
Untuk menyelesaikan konflik, Produsen dan Saluran Pemasaran dapat memilih interpenetration strategy, exchange of personal strategy, serta untuk meningkatkan kerjasama yang berkelanjutan dapat dilakukan melalui group /earning, share vision dan dialog."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nangoi, Ronald
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996
658.8 RON m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sadji
"Berdasarkan Undang-undang nomor 8 tahun 1971 PT. Pertamina (Persero) mendapat penugasan untuk memproduksi dan mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan hasil olahan minyak dan gas bumi ke seluruh pelosok tanah air termasuk produk minyak pelumas. Pada tahun 1988, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Keppres nomor 18 yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk mengimpor pelumas dari jenis sintetis yang belum diproduksi oleh PT. Pertamina (Persero).
Semenjak kebijakan tersebut, telah mengakibatkan penurunan pertumbuhan pasar pelumas Pertamina. Gejala tersebut semakin dirasakan setelah keluarnya Keppres RI nomor 21/2001 dan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 1693 K/34 M.PE/2001 yang membuka kesempatan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perusahaan swasta, perusahaan milik asing dan Koperasi untuk melaksanakan penyediaan dan pelayanan pelumas di dalam negeri. Perkembangan tersebut merupakan konsekuensi logis dalam pasar global yang berlaku pada setiap negara pada dekade terakhir ini.
Untuk mampu bersaing dalam pasar global, PT. Pertamina (Persero) dituntut mampu merumuskan strategi pemasaran pelumas yang tepat dalam rangka mempertahankan pangsa pasar yang telah dimiliki serta berusaha merebut pangsa pasar yang sudah dikuasai oleh produsen pelumas merek lain. Peneiitian ini disusun berdasarkan konsep keunggulan bersaing (Porter : 1994) dengan menggunakan empat pendekatan analisis, yaitu : analisis regresi linear berganda (Wibisono : 2003) untuk mengetahui sejauh mana pangsa pasar pelumas Pertamina dan perkembangannya; analisis SWOT (Purnomo dan Zulkieflimansyah : 1999) untuk membuat pemetaan posisi perusahaan dalam persaingan industri pelumas; analisis matriks General Electric (Kotler : 2000) untuk mengetahui posisi bisnis PT. Pertamina (Persero); serta analisis kepuasan pelanggan untuk mendeteksi customer gap dan mengetahui posisi kepuasan dan harapan pelanggan (Zeithaml dan Bitner : 2000).
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data intern PT. Pertamina (Persero) dan BPS (Biro Pusat Statistik), serta data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner khususnya untuk analisis kepuasan pelanggan. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dilakukan terhadap dimensi berwujud (tangible), keandalan (reliability), Jaya tanggap (responsiveness), keyakinan (assurance), dan empati (empathy) dengan mengajukan 23 set pernyataan yang ditanyakan kepada para pelanggan yang dipilih berdasarkan metode cluster sampling (area sampling tertentu) dan purposive sampling (sampling berdasarkan pertimbangan tertentu). Hasil kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan diagram Kartesius.
Dari hasil penelitian dapat disarankan kepada PT. Pertamina (Persero) untuk melakukan penelitian kepuasan pelanggan secara periodik dan terpola dengan baik; mempunyai akses data penunjang (data sekunder) yang up to date dan berkesinambungan untuk keperluan analisis pasar dan lingkungan eksternal; melakukan pembenahan serta memperluas jaringan pemasaran pelumas Pertamina; penjajagan ekspor dengan melakukan langkah antara lain labeling pembungkus dalam dwi bahasa (Inggris dan Indonesia); menjaga ketersediaan produk agar tidak sampai kosong; mengubah budaya kerja dan budaya perusahaan; serta meningkatkan efisiensi dalam rangka mencapai cost leadership.

Marketing Strategy Of Pertamina Lubricant Facing Global CompetitivePursuant to code law number 8 year 1971 PT. Pertamina (Persero) get assignation to produce and distribute Fuel Oil and result of processed gas and oil to entire of fatherland including lubricant oil product. in the year 1988, Republic Government Of Indonesia release Keppres number 18 giving opportunity to private sector importing synthetic lubricant which not been yet produced by PT. Pertamina (Persero).
Eversince that Policy, have resulted degradation of growth market lubricant of Pertamina. The Symptom progressively felt after the release of Keppres Ri number 21/2001 and Ministerial Decree of Energy and Resource Mineral number 1693 K/34 M.Pe/2001 which is opening opportunity to institute of Effort Public Ownership (BUMN), Institute of Effort Property of Area (BUMD), private company, foreign company and Co-Operation to execute lubricant supplying and services in country. The growth represent logical consequence in global market which go into effect in each state at this last decade.
In order to compete in global market, PT. Pertamina (Persero) claimed can formulate the correct marketing strategy of lubricant to maintaining market compartment which have been owned and also try to grab market compartment which have been mastered by producer lubricant of other brand. This research is compiled pursuant to excellence concept compete (Porter : 1994) by using four approach methods of analysis, those are : doubled linear regression analysis (Wibisono : 2003) to know how far market compartment lubricant of Pertamina and its growth; analysis of SWOT (Pumomo and Zulkieflimansyah : 1999) to make mapping of company position in competitive of lubricant industry; analysis of Matrix General Electric (Kotler : 2000) to know business position of PT. Pertamina (Persero); and also analyze customer satisfaction to detect customer gap and knowing customer satisfaction position also customer expectation (Zeithaml and Bitner : 2000).
Data which is used in this research come from data of intern PT. Pertamina (Persero) and BPS (Statistical Bureau Center), and also obtained primary data through spreading of questioner specially for the analysis of customer satisfaction. The measurement of level customer satisfaction conducted to extant dimension tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy by raising 23 setting asked statement to all selected customer choosing by method of cluster sampling (certain sampling area) and purposive sampling (sampling pursuant to certain consideration). Afterwards the result of questioner is analyzed by using diagram of Kartesius.
From the result of research can be suggested to PT. Pertamina (Persero) to conduct research of customer satisfaction periodical and better pattern; having supported data access (secondary data) which is up to date and continual for market analysis and external environment; conducting correction and also extend marketing network of Pertamina lubricant; attempt of exporting by doing step for example package labeling in bilingualism (English and Indonesian); taking care the availability of product in order not to be empty; altering work and company culture; and also improve efficiency in order to reaching cost leadership."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Yudo Asmoro
"Dari hasil analisis SWOT diperoleh peta posisi bisnis PT Krakatau Steel berada pada kuadran I, yang berarti PT Krakatau Steel harus melakukan Strategi Pertumbuhan. Dari hasil pemetaan dengan GE Matrik diperoleh posisi bersaing tiap segmen pasar antara lain : Segmen Paku/Kawat berada pada elemen II GE Matrik , maka strateginya growth and build dengan pilihan srategi pengembangan produk dan pengembangan pasar. Untuk segmen Wire Mesh/Distributor dan High End berada pads elemen V, maka strateginya Hold and maintain dengan strategi pilihan untuk Wire Mesh/Distributor adalah membina hubungan dengan pelanggan, untuk High End strateginya pengembangan produk dan pengembangan pasar. Segmen lain-lain berada pada elemen VII, maka strateginya adalah Harvest of divest, dengan strategi pilihan penciutan produk. Untuk dapat menunjang keberhasilan strategi perusahaan, dikembangkan teknik bauran pemasaran, dengan dititik beratkan pada strategi harga dan strategi distribusi langsung."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Priyono
"Kebijakan Pemerintah dalam pembangunan ekonomi dengan menempatkan agribisnis sebagai penggerak ekonomi nasional merupakan daya tarik industri dan dimanfaatkan sebagai peluang pasar yang menarik. Potensi sumber daya alam yang dimiliki serta jumlah tenaga kerja yang berada pada sektor ini merupakan kekuatan potensial yang dapat dikembangkan untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi.
Bagi dunia bisnis di satu sisi bidang alat mesin pertanian, merupakan peluang pasar yang sangat besar. Namun di sisi lain perusahaan mekanisasi pertanian, antara lain PT. Yanmar Agriculture Machinery Manufacturing belum sepenuhnya mampu memanfatkan peluang lni. Berbagai upaya peningkatan kinerja pemasaran telah dilakukan untuk memenangkan persaingan. Untuk menetapkan strategi pemasaran yang tepat PT. Yanmar Agriculture Manchinery Manufacturing perlu diidentifikasi posisi bersaing dan strategi pemasaran yang sesuai didasarkan pada kekuatan bisnis yang dimiliki serta kekuatan daya tarik Industri alat mesin pertanian di Indonesia.
Dengan menggunakan perencanaan pemasaran strategik, maka penelitian diawali dengan melakukan identifikasi faktor-faktor lingkungan internal perusahaan yang berpengaruh. Posisi bersaing diketahui dengan menggunakan analisis matriks General Elektrik, sedangkan untuk mengukur derajat kepentingan masing-masing faktor yang berpengaruh maka digunkan metode Proses Hierarki Analisis dan dibantu dengan alat pemerosesan data Expert Choice.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa daya tarik industri alat mesin pertanian dominan dipengaruhi faktor politik dan kebijakan pemerintah yang kondusif. Disamping itu, adanya pengelolaan perusahaan yang mendukung peningkatan perolehan laba sangat berpengaruh.
Agar mampu meningkatkan pangsa pasar, maka perlu menerapkan strategi Market Leader dan didukung dengan penggarapan pasar melalui peningkatan keunggulan produk. Strategi pemasaran yang diterapkan berdasarkan bauran pemasaran adalah meningkatkan investasi guna mempertahankan keunggulan produk dan variasi jenis alat mesin yang dipasarkan. Pengembangan pemasaran diarahkan dengan mengembangkan jaringan distribusi dan pemasaran pada wilayah-wilayah sentra produksi. Peningkatan kerjasama dengan industri komponen dalam negeri yang didukung kebijakan "direct marketing" perlu diterapkan sehingga lebih efektif mendukung peningkatan kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djohar Lusdi; Ignatius Harry Masmuri
"ABSTRAK
Karya akhir ini membahas tentang strategi pemasaran Suzuki Vitara pada PT Indomobil
Suzuki international untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam industri otomotif.
Pembahasan strategi pemasaran produk suatu perusahaan tidak mungkin dilepaskan dan
pengaruh dari peranan berbagai faktor eksternal, yaitu lingkungan dimana perusahaan
tersebut berada yang terdiri dan remote environment yang meliputi faktor-faktor ekonomi,
teknologi, ekologi, sosial dan politik; industry environment yang meliputi faktor-faktor
struktur industri, hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli; substitute avail
ability dan competitive rivalry; serta operating environment yang meliputi faktor-faktor
competitor creditors, customers, labors dan suppliers.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian serius dalam environment analysis adalah:
Dari segi remote environment terlihat terjadinya defisit neraca transaksi berjalan, DSR
yang tinggi (34%) menyebabkan pemerintah harus memacu ekspor agar lebih besar. Hal
itu menjadi tantangan bagi ATPM untuk dapat mengalihkan basis produksi prinsipal ke
Indonesia dan pendalaman tingkat lokalisasi, tetapi tentunya untuk ini diperlukan dana
investasi yang besar. Padahal tingkat bunga pinjaman komersil luar negeri cukup tinggi,
lebih kurang 3,5 % diatas LIBOR. Keadaan itu merupakan dilema tersendiri bagi
ATPM. Penggabungan (merger) beberapa perusahaan dalam Indomobil Group menjadi
PT Indomobil Suzuki International merupakan salah satu pemecahannya.
Kenaikan BBM dan tarif listrik akhir-akhir ini berdampak besar terhadap peningkatan
inflasi, yang berakibat menurunkan daya beli masyarakat. Sebenarnya meningkatnya
laju inflasi tidak akan menjadi masalah jika diimbangi dengan ?real growth? yang tinggi.
Akan tetapi kalau diperhatikan kecenderungan beberapa tahun yang lalu, tampaknya
tingkat inflasi tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonorni, sebaliknya tingkat
pertumbuhan industri otoinotif berkorelasi erat dengan pertumbuhan ekonomi.
Perkiraan menurunnya pertumbuhan ekonomi pada 1992-1993 berarti tingIat pertum
buhan otomotifpun akan menurun pula. Hal itu memaksa ATPM-ATPM melakukan
terobosan-terobosan untuk dapat meraih pangsa pasar yang berarti dan pasar yang tidak
besar.
Menghadapi keadaan seperti tersebut diatas, PT Indomobil Suzuki International telah
melakukan terobosan yang cemerlang dengan Suzuki Vitara-nya.
Perkembangan teknologi yang pesat terutama di bidang transportasi dan komunikasi
menyebabkan daur hidup produk semakin bertambah pendek, mutu semakin tinggi, dan
pelayanan pelanggan semakin bertambah baik, serta bergesernya prinsip perdagangan
dan ?comparative advantage? ke ?competitive advantage?. Tantangan itu harus dijawab
dengan mengadakan inovasi-inovasi dari segi produk dan peningkatan mutu sumber daya
manusia. Dalam rangka ini PT Indomobil Suzuki International mengantisipasinya dengan
mendirikan pabrik terpadu di Tambun, Bekasi.
Dari segi industry environment dan operating environment tergambar jelas bahwa
dalam industri otomotif pelaku dominan adalah prinsipal, Agen Tunggal Pemegang
Merk (ATPM), pabrik komponen, pemerintah dan konsumen. PT Indomobil Suzuki
International sebagai ATPM tentunya harus mempertimbangkan sebaik-baiknya faktor
faktor tersebut di atas dalam membuat strategi usaha (business strategy) dan strategi
pemasarannya (marketing strategy).
Pola dasar industri otomotif antara lain menyangkut tiga hal, yaitu: volume, teknologi,
dan investasi. Volume akan berkembang jika ekonomi tumbuh, yang berarti meningkat
nya kegiatan dan daya beli masyarakat. Tetapi kecenderungannya pertumbuhan ekonomi
akan menurun, padahal industri otomotif di Indonesia terdiri dan 21 ATPM yang me
nguasai 26 merk dan 17 perakit dan kapasitasnya 530.400 unit per tahun. Sedangkan
volume pasar hanya sebesar lebih kurang 200.000 unit sehingga berarti ada kapasitas
idle yang sangat tinggi dan juga pertumbuhan industrinya sendiri hanya sebesar 2.04%
per tahun untuk periode 1988-1992.
Kenyataan itu menunjukkan bahwa entry barriers tinggi, tetapi masih ada pendatang
baru yang akan masuk. Hal ini merupakan tanda tanya besar yang mungkin perlu
ditelaah lebih lanjut.
Dalam rangka pemilihan strategi usaha (business strategy) yang tepat, tentunya selain
mengevaluasi faktor-faktor eksternal, penting juga dievaluasi faktor-faktor internal atau
profil perusahaan untuk melakukan analisa SWOT dalam rangka menentukan arah dan
strategi usaba yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang sekaligus meminimalkan
ancaman dan kelemahan perusahaan. PT Indomobil Suzuki International memiliki kekuatan
yang cukup memadai disamping ancaman yang cukup besar. Untuk itu perlu dilakukan
strategi diversifikasi dan segi produk dan perusaliaan penlu melakukan grand strategy
yang berorierktasi pada concentrated growth, yang didalamnya termasuk market and
product development.
Sesuai dengan business strategy yang telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah mene
tapkan strategi pemasaran. Untuk ini PT Indomobil Suzuki International tentunya harus
secara konsekuen dan konsisten melaksanakan stmtegic marketing planning process yang
meliputi:
- Marketing Situation Analysis and Designing Marketing Strategy (analyzing market,
market segmentation, analyzing competition, market targeting and positioning).
Dan analisa situasi pasar terlihat bahwa tezjadi peningkatan drastis pangsa pasar mobil
kategori IV dan sekitar 2,5% menjadi 5,88% pada periode tahun 1992. Peningkatan ini
bahkan lebih besar dan peningkatan mobil kategori I yang selama ini mempunyai pangsa
pasar terbesar yaitu rata-rata diatas 60%; hal ini mungkin disebabkafl karena bergeser
nya image masyarakat tentang kendaraan serba guna ini, dan sekedar ?mobil kebun?
menjadi kendaraan bergengsi. untuk memanfaatkan peluang ini perlu ditelaah segmen
mana yang menjadi trend serter dan mana yang menjadi follower. Dalam hal ini
strategi market segmentation, market targeting dan product positioning sangatlah
berperan.
Data demografi dan psikografi merupakan salah satu kerangka dasar bagi penyusunan
strategi segmentasi pasar (market segmentation) dan strategi pasar sasaran (market
targeting) yang memiliki arti penting, karena fenomena demografi dan psikografi akan
menimbulkan perubahan-perubahan mendasar secara cepat dan perilaku konsumen.
Dari analisa data tersebut terlihat banyak peluang dalain rangka penelitian segmen pasar
yang dituju, sehingga dapat diperoleh manfaat karena bergerak lebih dahulu atau ?first
mover advantage?. Dalam hal ini PT Indomobil Suzuki International menerapkan selec
tive segment strategy. Dan fenomena yang terjadi saat ini adalah meningkatnya golongan
usia produktif terutama di Jakarta, yaitu 65,67% dan total penduduknya tahun 1992.
Sebagian besar diharapkan sebagai profesional dan eksekutif muda yang membutuhkan
kendaraan yang dapat tetap mencerminkan status sosial tapi ?trendy? dan ?sporty?,
dimana kelas atas sebagai ?trend setter? yang memakai mobil serba guna ?built up?
untuk kendaraan keduanya, sedang ?follower? -nya inilah yang dimanfaatkan oleh PT
Indomobil Suzuki International dengan menampilkan Vitara sebagai kendaraan ke
duanya.
Dalam rangka positioning strategy, jelas yang diterapkan oleh PT Indomobil Suzuki
International adalah positioning for user category. Dari hasil analisa peta persepsi terli
hat bahwa penempatan Suzuki Vitara sebagai mobil prestige dan sporty adalah tepat,
sesuai dengan segmen pasar yang ditujunya yaitu eksekutif dan profesional muda.
Marketing program development and implementation (product portfolio strategy, dis
tribution strategy, price strategy and promotion strategy)
Berdasarkan analisa product life cycle, daur hidup Suzuki Vìt.ara yang pada tahapan
meningkat saat ini, tepat bersarnaan dengan pertumbuhan produk-produk Suzuki lainnya
yang sedang dalam keadaan menurun, terutama pada kategori IV. Sehingga Vitara
memberikan koritribusi keuntungan yang berarti bagi perusahaan secara keseluruhan.
Dengan demikian, dengan dikeluarkannya Suzuki Vitara berarti PT Indomobil Suzuki
International berusaha memperpanjang product line (kategori IV) dalam penerapan
strategi produk portofolio-riya, dan ini perlu dilanjutkan dengan perubahan prioritas
product line dalam rangka produc mix strategy, dimana sampai sekarang Kategori I
masihtetap dipertahankan sebagai prioritas utama.
Untuk dapat mempertahankan posisi Vitara sesuai dengan peta persepsínya, maka tentu
nya perlu pula ditunjang dengan strategi harga yang tepat, yaitu dengan mengubaii dan
yang sekarang diterapkan yaitu ?mic up pricing strategy? yang berorientasi pada per
saingan (competition oriented) ke ?perceived value pricing? atau ?high active strategy?.
Strategi promosi merupakan bagian vital dari positioning strategy, oleh karenanya PT
Indomobil Suzuki International dalam hal ini menggunakan campuran media (media
mix) dengan komposisi yang ideal karena masing-masing media mempunyai karakter
sendiri-sendiri. Tetapi menurut estimasi tahun 1993 anggaran belanja promosi akan
banyak dialokasikan ke media TV (sekitar 43%). Tampaknya iklan melalui TV lebih
banyak diminati. Dengan memperhatikan hal ini, terutama untuk Vitara yang pene
kanannya pada gaya hidup eksekutif maka strategi promosi yang sekarang diterapkan
perlu dikaji ulang agar didapat komposisi yang benar-benar optimal sesuai prioritas
management terhadap masing-masing produk Suzuki.
Untuk strategi distribusi perlu diterapkan vertical marketing system dengan penekanan
pada pengendallan dealer-dealer dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan. Untuk ini
diperlukan penambahan cabang-cabang dengan menempatkan tenaga penjual yang profe
sional
Strategi pemasaran Suzuki Vilara yang tepat diharapkan akan menjadi awal bagi keber
hasilan PT Indomobil Suzuki International untuk menjadi market leader seperli yang
pernah dicapainya pada tahun 1986.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukadiah
"Bagi perusahaan yang bergerak dalam pasar global di era hiperkompetitif seperti scat ini, tantangan yang dirasakan semakin lama semakin kompleks. Kondisi seperti ini menyebabkan banyak perusahaan menghadapi permasalahan strategis. Perusahaan saling berusaha untuk memiliki keunggutan bersaing serta dituntut untuk meningkatkan aktivitas pemasarannya. Efektivitas pemasaran sangat tergantung pada formulasi strategi pemasaran yang dibuat.
Dalam memformulasikan strategi pemasaran yang sesuai, perusahaan perlu membuat suatu perencanaan pemasaran yang baik, karena tanpa adanya perencanaan yang balk maka perusahaan tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan pemasaran yang dijalankannya. Untuk itu diperlukan informasi yang lengkap tentang iingkungan ekternal dan internal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Informasi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi ofeh perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses formulasi strategi pemasaran dan apa yang mendasari pemilihan strategi yang dilakukan oleh PT. XYZ yang bergerak dalam industri jasa konstruksi, Penulis mencoba memahami apa yang menyebabkan pemasaran menjadi begitu panting dalam suatu organisasi bisnis, karena sampai seat ini masih banyak yang berpendapat bahwa pemasaran adalah menjual atau melangkah lebih jauh lagi yaitu promosi. Padahal pemasaran bukan hatiya sekedar menjual atau promosi, tetapi juga suatu perencanaan (planning) yang matang dan pelaksanaan (implementing) yang baik.
Tipe penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan penelitian studi kasus. Unit penelitian adalah PT. XYZ, anak Perusahaan "W" yang berkantor pusat di Eropa, yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dan memfokuskan diri pada pembuatan jembatan baja. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi atau studi pustaka untuk memperoleh data sekunder dan metode wawancara terhadap beberapa responden pada tingkat managerial untuk memperoleh data primer.
Hasil dari penelitian ini menunjukan tahap-tahap proses perencanaan pemasaran yang dilakukan oleh PT. XYZ dalam rangka memformulasikan strategi pemasaran yang tepat. Proses formulasi strategi pemasaran PT, XYZ diawali dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan marketing audit yang diikuti dengan analisis SWOT. Hal ini dilakukan agar formulasi strategi pemasaran yang dipilih dapat memaksimalkan peluang yang ada serta meminimalisir ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Selain itu juga dapat kita ketahui bahwa strategi yang dipilih didasari oleh somber daya dan kapabilitas yang dimiliki oleh perusahaan.

For a company which moves in hyper competitive global market like today, challenges which are available gain to be more complicated. This condition causes a lot of companies have to face strategic problems. Companies try to be better to compete also are expected to improve their marketing activities. The effectively of marketing really depend on the marketing strategy formulation which the company made.
In formulating marketing strategy, the company has to make a good planning, because without that, there will be no maximal results from the marketing activities. That's why, complete information about external and internal environment which influence company success is needed. This information is useful to identification the strength, weakness, opportunity and threat which the company has to face.
This research aimed to know regarding the formulation process of marketing strategy and served as a basis for the selection of strategy done by PT. XYZ which is active in construction service industry. The writer try to understand what caused marketing become so important in a business organization, because up to now there are many people who still thinking is selling or further more that is promotion. Though, marketing is not just selling or promotion, but it is also a good planning and implementing.
The type of study is analysis descriptive, a case study. The research unit is PT. XYZ, the sub company of "VII company, where the head quarter is located in Europe, one of construction service companies, focus on its steel bridge building project. Method of data gathering used was documentation or literature study to obtain secondary data, and interview with some managerial respondents to get primary data.
The result of this study showed the steps of marketing planning process conducted by PT. XYZ in the framework of formulating appropriate marketing strategy. The process of formulation marketing strategy is started with deciding the goal of the company. Then, continue by doing marketing audit which is followed by SWOT analysis. The purpose are to maximally the opportunity and to minimalist the threat. Beside that, we can also know that strategy which is chosen based on the resources and capability which the company has.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T19934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wellyanto Herry Kuswantono
"ABSTRAK
Karya akhir yang berjudul Peningkatan Pangsa Pasar Melalui Strategi Pemasaran Komponen Bangunan: Studi Kasus Pada PT Bakrie Building Industries, Jakarta dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Pada akhir tahun 1971 James Hardie, investor dan Australia, bersama dengan investor dalam negeri, yaitu Tandiono Manoe dan Santoso Harsokusumo, mengambil alih PT Kriya Jaya, suatu perusahaan asbes semen milik pemerintah Daerah DKI yang terletak di Kebayoran Lama, dan kemudian mengubah namanya menjadi PT Hartlex Asbes Semen (HAS). Selanjutnya, pada tahun 1973 investor yang sama mendirikan pabrik asbes semen di Jalan Daan Mogot, Tangerang dengan nama PT James Hardie Indonesia (JHI). Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1976. Pada akhir tahun 1984 pabrik dan karvawan dan RAS dipindahkan ke JHI.
Pada tanggal 30 November 1985 seluruh saham IHI dijual kepada PT Bakrie & Brothers (BB). Pada tanggal 7 Januari 1988 dilakukan perubahan nama perusahaan PT James Hardie Indonesia (JHI) menjadi PT Jaya Harfiex Indonesia (JHI). Pada tanggal 5 April 1991 nama perusahaan diubah menjadi PT Bakrie Building Industries (PT BBI), berdasarkan akta dan Notaris Muhani Salim, S.H., Nomor 24 tanggal 5 April 1991, dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Rl Nomor C2-2715 HT.01.04.Th.91 tanggal 3 Juil 1991.
PT BBI memproduksi berbagai jenis produk asbes semen dan arcon panel (architecture concrete panel). Produk asbes semen, adalah asbes gelombang besar dan kecil, asbes rata, sirap asbes, plafonarium, haiflex prima, septick tank-harflex, AC pipe (asbes cement pipe) untuk saluran air minum, drainase, saluran pengairan, saluran tambak udang, dan komponen bangunan lainnya.
Posisi terakhir permodalan perusahaan adalah sebanyak 21.677 lembar saham milik PT Bakrie & Brothers @ Rp 500.000,00 dengan total sebesar Rp 10.838.500.000,00. Kepengurusan perusahaan pada saat ini adalah sebagai berikut.
Direktur : Joseph W. Inkiriwang
Komisaris Utama : Hamizar Hamid
Komisaris : Rizal Irwan
Misi korporat yang pertama adalah penumbuhan dan pengembangan grup ke sektor pertanian, industri, dan informasi. Kedua adalah penyediaan lapangan kerja sebanyak 25.000 orang pada tahun 2000. Berkenaan dengan itu, misi PT BBI mendukung misi korporat, yakni pertama, menjadikan PT BBI sebagai Unit Usaha Strategis (SBU) untuk pengembangan building product. Kedua adalah memberikan kontribusi penyediaan lapangan pekerjaan sebanyak 200 orang.
Analisis terhadap Lingkungan Usaha PT BBI.
Usaha yang berpengaruh terhadap usaba PT BBI terbagi dua, yaitu lingkungan makro yang terdiri atas demografi, teknologi, ekonomi, pemerintah, politik dan sosial- budaya serta lingkungan mikro, yang meliputi publik, pesaing, pemasok, jaringan distribusi, dan pembeli.
Analisis internal PT BBI dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan kinerja perusahaan dengan memperlihatkan kekuatan (strength) dan prestasi atas pekerjaan yang telah dicapai. PT BBI telah melakukan analisis kekuatan (strengthness) dan analisis kelemahan (weakness) yang dicantumkan dalam rencana operasi (operadonal plan); sedangkan prestasi kerjanya antara lain, berupa proyek yang dicantumkan dalam laporan manajemen.
Analisis terhadap industri asbes semen. Di dalam industri asbes semen, PT BBI menduduki posisi ke dua dengan pangsa pasar sebesar 25 % setelah Djabesmen yang menduduki posisi pertama dengan pangsa pasar sebesar 50 %. Dalam industri ini ada empat perusahaan besar yaitu Djabesmen, Bakrie Building Industries, Etemit (resik, dan Atrisco. Kesemuanya itu bernaung dalam asosiasi asbes semen FICMA (Fibre Cement Manufacturer Association) Terhadap kondisi perusahaan perlu dilakukan analisis kekuatan (strengthnes), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peluang yang dapat diraih serta ancaman yang dapat dihindari atau diminimalisasi berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang ada dalam faktor produksi perusahaan.
Pemangsaan pasar dan target pasar. Langkah yang dilakukan meliputi pemangsaan pasar dengan cara memilah pasar menurut golongan pendapatan (lower, middle dan upper), besar bangunan (proyek dan perorangan), saluran distribusi (toko dan penyedia barang), pelaksana pembangunan (Perum Perumnas, developer dan Real Estate Indónesia) serta tujuan (lokal dan ekspor). Kemudian ditentukan target pasar, yaitu untuk produk ashes semen yang ditujukan kepada golongan kelas menengah kebawah (lower-middle), sedangkan arcon panel ditujukan kepada golongan kelas menengah keatas (middle-upper).
Dalam pemposisian produk, PT BBI akan mengarah kepada produk berkualitas tinggi (high-quality pro duct). Berdasarkan analisis-analisis di atas, PT BBI akan memilih Grand Strategy Concentric Diversification, maksudnya adalah perusahaan memfokuskan usahanya pada industri komponen bangunan dengan diversifikasi tidak hanya pada produk yang menggunakan bahan baku asbes semen, tetapi juga pada produk semen dan kayu (cement and wood base).
Program pemasaran yang dilakukan PT BBI adalah program penjualan produk, program rancang bangun dan rekayasa, program subkontrak, dan manajemen proyek.
Strategi fungsional bagi pemasaran produk adalah bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi strategi produk strategi saluran distribusi, promosi penjualan, strategi advertensi, dan strategi harga. Organisasi departemen pemasaran PT BBI masih belum mendukung operasional departemen tersebut karena beberapa kelemahan, antara lain, belum ada subbagian departemen yang menangani permintaan produk yang disenangi pelanggan, belum dilaksanakan riset pemasaran dan market intelligence. Adapun tugas yang telah dilaksanakan adalah melayani penjualan produk secara sistem.
Evaluasi dan pengendalian pemasaran dilakukan melalui pengendalian rencana tahunan (annual plan control), pengendalian profitabilitas (profitability control), pengendahan efisiensi (efficiency control), dan pengendalian strategis (strategic control). Upaya meningkatkan pangsa pasar yang perlu diperhatikan adalah keunggulan produk, harga yang relatif murah, pelayanan yang baik dan ketepatan"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rewoldt, Stewart H.
Jakarta: Bina Aksara, 1988
658.8 REW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>